Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASKEP KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

BLEFARITIS

DI SUSUN OLEH

Noviana fajarsari
PO.71.20.3.16.038

Dosen Mata Kuliah :Ns. ANDRA SAFERI WIJAYA,S.KEP, M.KEP

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

TAHUN AKADEMIK 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala


rahmatNYA sehingga kami dapat menyusun makalah askep keperawatan
medikal bedah tentang “BLEFARITIS.”

Dan harapan kami semoga makalah askep ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,


Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah askep ini, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lubuklinggau, APRIL 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mata adalah salah satu organ penting pada manusia dalam sistem
pengindraan yang tepatnya pada indra penglihatan. Mata digunakan untuk
melihat. Masalah kesehatan yang terjadi pada mata ada banyak
diantaranya yang disebabkan karena peradangan, neoplasma, trauma,
dan degeneratif.
Beberapa contoh gangguan pada mata yang disebabkan karena
infeksi (peradangan) yaitu blefaritis dan endoftalmitis.
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. sering mengenai
bagian kelopak mata dan tepi kelopak mata. Pada beberapa kasus
disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata. bisanya melibatkan
folikel dan kelenjar rambut
Blefaritis biasanya dilaporkan sekitar 5% dari keseluruhan penyakit
mata yang ada pada rumah sakit (sekitar 2-5% penyakit blefaritis ini
dilaporkan sebagai penyakit penyerta pada penyakit mata). Blefaritis lebih
sering muncul pada usia tua tapi dapat terjadi pada semua umur. Dalam
banyak kasus, Kebersihan dan rajin membersihkan kelopak mata bisa
mencegah blefaritis. Termasuk sering keramas dan mencuci muka. Pada
beberapa kasus yang disebabkan karena bakteri, penggunaan antibiotic
dapat digantikan dengan hanya menjaga kebersihan kelopak mata.
Pentinganya membersihkan kelopak mata sebelum tidur, karena proses
infeksi terjadi saat sedang tidur.
Selain blefaritis gangguan mata akibat infeksi (peradangan) adalah
endoftalmitis. Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata
yang biasa disebabkan oleh infeksi. Terdapat 2 tipe endoftalmitis,
endogen dan eksogen. Endoftalmitis endogen diakibatkan penyebaran
bakteri dari tempat lain di tubuh kita melalui aliran darah. Endoftalmitis
eksogen dapat terjadi akibat trauma tembus atau infeksi pada tindakan
pembedahan yang membuka bola mata. Endoftalmitis endogen sangat
jarang, hanya 2-15% dari seluruh endoftalmitis.
Salah satu penyebab dari endoftalmitis ini yaitu katarak. Karena
orang yang setelah melakukan operasi katarak beresiko terkena penyakit
endoftalmitis. Berdasarkan data yang ditemukan, angka kebutaan di
Indonesia (1,5 persen) tertinggi di Wilayah Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) Asia Tenggara. Hal itu terutama disebabkan ketidakseimbangan
antara insiden (kejadian baru) katarak yang besarnya 210.000 orang per
tahun dengan jumlah operasi katarak yang hanya 80.000 orang per tahun.
Akibatnya, terjadi backlog (penumpukan penderita) katarak yang cukup
tinggi. Berdasarkan data, di seluruh dunia insiden EPB yang dilaporkan
0,04-4 %. Di india EPB bervariasi : 0,07 -0,3%.
Maka dari itu perlunya kita untuk menjaga kesehatan mata agar
terhindar dari penyakit / gangguan pada mata

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah mahasiswa belum
mengetahui:
a. Pengertian blefaritis dan endoftalmitis?
b. Etiologi blefaritis dan endoftalmitis?
c. Patofisiologi blefaritis dan endoftalmitis?
d. Manifestasi klinis blefaritis dan endoftalmitis?
e. Pemeriksaan penunjang blefaritis dan endoftalmitis?
f. Penatalaksanaan blefaritis dan endoftalmitis?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Untuk lebih mengetahui dan memberikan gambaran secara lebih
dalam mengenai gangguan pada mata khususnya penyakit blefaritis
dan endoftalmitis.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam makalah ini, adalah mahasiswa mengetahui:
1. Pengertian blefaritis dan endoftalmitis.
2. Etiologi blefaritis dan endoftalmitis.
3. Patofisiologi blefaritis dan endoftalmitis.
4. Manifestasi klinis blefaritis dan endoftalmitis.
5. Pemeriksaan penunjang blefaritis dan endoftalmitis.
6. Penatalaksanaan blefaritis dan endoftalmitis.
1.4 Manfaat
a. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan makalah ini institusi pendidikan berhasil menjadikan
mahasiswa lebih mandiri dalam membuat suatu karya tulis dan
menambah wawasan mereka untuk pengetahuannya.
b. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan mahasiswa serta dapat memandirikan mahasiswa
dalam mempelajari Keperawatan Medikal Bedah III.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Blefaritis
A. Pengertian
Menurut Brooker Christine (2001) blepharitis adalah
inflamasi palpebra.
Blefaritis adalah inflamasi batas kelopak mata dan margo
palpebra yang umum. Blefaritis sering disertai konjungtifitis atau
keratitis (Tamsuri Anas, 2010).
Blefaritis adalah peradangan bilateral subakut atau menahun
pada tepi kelopak mata (margo palpebra). Ciri khasnya bersifat
remisi dan eksaserbasi. Biasanya, blefaritis terjadi ketika kelenjar
minyak di tempat tumbuhnya bulu mata mengalami gangguan.
Ketika kelenjar minyak ini terganggu, akan terjadi pertumbuhan
bakteri yang melebihi biasanya, menyebabkan peradangan kelopak
mata Terdapat dua macam blefaritis yaitu blefaritis ulseratif dan
blefaritis seboreik (Istiqomah, 2004).
Blefaritis ulseratif merupakan peradangan tepi kelopak atau
blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus. Pada blefaritis
ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan yang bila
diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah
disekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang terbentuk
bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan terjadi luka
dngan disertai pendarahan. Pengobatan dengan antibiotik dan
higiene yang baik sedangkan pada blefaritis ulseratif dapat dengan
sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Apabila ulseratif
mengalami peluasan, pengobatan harus ditambah antibiotik
sistemik dan diberi roboransia. Sedangkan blefaritis seboreik
Merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya.
Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun), dengan
keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah
sekret yang keluar dari kelenjar meiborn, air mata berbusa pada
kantus lateral, hiperemia, dan hipertropi pupil pada konjungtiva.
Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis,
poliosis, dan jaringan keropeng. Pengobatannya adalah dengan
membersihkan menggunakan kapas lidi hangat. Kompres hangat
sela 5-10 menit. Kelenjar meibom ditekan dan dibersihkan dengan
shampo bayi. (Danu .2008)

B. Etiologi
Blefaritis ulseratif disebabakan oleh infeksi bakteri Staphylococcus
aureus atau stafilikokus epidermidis (Istiqomah, 2004)
Blefaritis seboreik/skuamosa (non ulseratif) merupakan peradangan
tepi kelopak mata terutama mengenai kelenjar kulit di daerah akar bulu
mata dan sering terdapat pada orang yang memiliki kulit berminyak.
Penyebabnya adalah kelainan metabolic atau jamur yang kadang-
kadang pada penderita dengan higiene yang buruk akan dapat
bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.
(Tamsuri Anas, 2010)

C. Patofisiology
Blefaritis terjadi dimulai dari invasi jamur pitirusporum (b.seboreik) ,
stafilokokus (b.ulseratif) di area kelopak mata dan adanya kelainan
metabolic (b.seboreik) pada sekitar kelopak mata yang merusak system
imun dan menginfeksi kelopak mata. Akibatnya pada blefaritis seboreik
terjadi pelepasan lapisan tanduk di kulit dan daerah kelopak mata,
gangguan folikel rambut menyebabkan bulu mata cepat jatuh dan terjadi
trikiasis menggesek kornea menyebabkan gangguan kornea. Sedangkan
pada blefaritis ulseratif terjadi hyperemia, pelepasan krusta berwarna
kuning kering terasa gatal, destruksi folikel rambut yang menyebabkan
bulu mata cepat jatuh dan tidak diganti dengan yang baru, dapat pula
menyebabkan gangguan pada kornea, serta terbentuk ulkus kecil-kecil
yang mudah berdarah (Istiqomah, 2004).

D. Manifestasi Klinis
Gejala utama adalah adanya iritasi, mata terasa lelah dan nyeri
serta rasa terbakar, gatal pada batas tepi kelopak terutama pada pagi
hari, dan mata merah. Terdapat banyak sisik (krusta) dan kotoran atau
granulasi pada bulu mata (Tamsuri Anas, 2010).
Pada blefaritis ulseratif bulu mata rontok tidak diganti oleh yang
barukarena ada destruksi folikel rambut, terdapat krusta berwarna kuning
pada bulu mata, palpebra merah (Istiqomah, 2004).
Pada blefaritis seboreik sisik dan granulasi mudah dikupas, tanpa
disertai perdarahan (Tamsuri Anas, 2010).

E. Pemeriksaan
1. Uji Endrofonium (pemeriksaan fungsi kelopak) untuk mengetahui
adanya miastenia gravis (Ilyas Sidarta, 2008)
2. Pemeriksaan tajam penglihatan (Maheswari Dayu, 2010)
3. Palpasi : odema kelopak mata, kejang kelopak mata (Maheswari
Dayu, 2010)

F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Dilakukan tindakan pemberian steroid topical maupun salep
antibiotic seperti sulfacetamide, gentamycin, dan bacitracin
(Tamsuri Anas, 2010).
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pengakajian keperawatan menurut Tamsuri Anas (2010)
Pemeriksaan khusus mata:
1) Pembengkakan struktur kelopak mata, lokal ataupun menyebar
2) Perubahan warna kulit (kemerahan, hiperpigmentasi)
3) Perubahan struktur pertumbuhan bulu mata (trikiasis,
ditrikiasis)
4) Ektropion, entropion
5) Jika ada luka: strabismus, diplopia, penurunan visus
6) Gejala subjektif: nyeri, nyeri tekan, rasa mengganjal, rasa
panas pada mata

b. Diagnosa dan intervensi keperawatan


Dp 1 : gangguan rasa nyaman: nyeri yang berhubungan dengan efek
inflamasi kelopak mata.
Tujuan : nyeri berkurang
Kriteria hasil:
1) Klien mampu mengidentifikasi berbagai tindakan untuk mengurangi
nyeri
2) Klien mengatakan nyeri berkurang
Intervensi Rasional
Kaji derajat nyeri setiap Nyeri dapat ditentukan dengan
hari menggunakan skala nyeri 1-10

Nyeri dapat meningkat karena


Kaji factor yang dapat pengaruh infeksi, manipulasi fisik
meningkatkan nyeri terhadap lokasi mata, perubahan
posisi atau reaksi terhadap bahan
iritan

Berikan kompres hangat Selain menurunkan nyeri, kompres


atau aplikasi topical pada hangat dapat meningkatkan
daerah mata sirkulasi darah dan kelenjar
(TamsuriAnas,2010).
Dp 2 : risiko tinggi infeksi yang b.d pajanan mata terhadap benda tidak
steril
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil:
1) Klien memperlihatkan perilaku penjagaan daerah luka
2) Tidak terdapat tanda infeksi selama fase perawatan
Intervensi Rasional
Kaji perilaku sehari-hari yang Berbagai tindakan mungkin
memungkinkan timbulnya tidak disadari oleh klien
infeksi mata sebagai hal yang dapat
menyebabkan infeksi, seperti
menggosok atau memegang
Ajarkan perilaku yang baik mata.
untuk mengurangi risiko infeksi
Meningkatkan pemahaman
klien akan pentingnya perilaku
Anjurkan klien untuk pencegahan infeksi
melaporkan sesegera mungkin
apabila mengenali tanda infeksi Meningkatkan rasa percaya
dan kerjasama perawat-klien
(TamsurIAnas,2010)
.

Dp 3 :ansietas yang b.d perjalanan penyakit


Tujuan :klien tidak cemas lagi dan dapat beradaptasi terhadap
penyakitnya
Intervensi Rasional
Kaji tingkat ansietas, Ansietas, pengalaman dan
pengalaman dan pengetahuan pengetahuan dapat
klien tentang kondisi saat ini mempengaruhi persepsi klien
terhadap penyakit, penerimaan
klien dan upaya klien untuk
mengontrol penyakit
Berikan informasi yang akurat
dan jujur tentang penyakitnya Mengurangi ansietas dan
dan beritahu bahwa memberikan dasar fakta untuk
pengawasan dan pengobatan menerima informasi tentang
dapat mencegah gangguan pengobatan.
penglihatan tambahan
(Istiqomah, 2004).
KESIMPULAN

Jadi blefaritis merupakan peradangan bilateral subakutan atau


menahun pada kelopak mata yang biasanya ditepi dan pangkal bulu mata
yang disebabkan oleh infeksi alergi jamur maupun virus dan dapat
menjadi radang yang tertukak , bleparitis pada dasarnya disebabkan oleh
empat hal bakteri yaitu ; bakteri , virus , jamur , dan alergi . bakteri yang
biasa menginfeksi adalah streptococcus
Virus menyebabkan blefaritis adalah herpes zospes dan herpes
simpleks . untuk blefaritis jamur disebabkan oleh infeksi superrfisial atau
sismetik . dan bleparitis karena alergi dapt disebabkan oleh debu asap
bahan kimia iritatiuf atau bahan kosmetik . bleparitis dapat dibagi
penyebabnya da 4 jenis yaitu blefaritis bekterial , bleparitis virus ,
bleparitis jamur , dan bleparitis alergi
DAFTAR PUSAKA
Istiqoma , dkk. 2004. Asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit
mata . EGC;jakarta
Tamsuri, Anas.2010. klien gangguan mata dan penglihatan keperawatan
medikal bedah.jakarta ;EGC
Liyas, sidarta.2004.ilmu penyakit mata .jakarta
Liyas,sidarta.2005.penuntun ilmu penyakit mata edisi ketiga . jakarta
Wilkinson M.judith . buku saku diagnosa keperawatan.jakarta;EGC

Anda mungkin juga menyukai