Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Pembelajaran
Kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar
dan mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih
dominan pada siswa, sementara mengajar secara intruksional dilakukan
oleg guru. Jadi, istilah pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan
mengajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata
belajar dan mengajar (BM), proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan
belajar mengajar (KBM).
Kata atau istilah pembelajaran dan penggunaannya masih tergolong
baru, yang mulai populer semenjak lahirnya Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003. Menurut undang-undang ini,
pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut
pengertian ini, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan,
kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta
didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Namun dalam
implementasinya, sering kali kata pembelajaran ini diidentikkan dengan
kata mengajar. (Susanto, 2013, hlm. 18-19)
Soemanto dalam bukunya mengemukakan definisi pembelajaran
menurut para ahli bahwa pembelajaran dapat didefinisikan sebagaai proses
dimana tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui pelatihan atau
pengalaman. “Learning may be defined as the process by which behavior
originates or is altered through training or experience.” Dengan demikian,
perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan,
kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah tidak termasuk
sebagai pembelajaran.
Menurut Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi karyawan dan instruktur, material
(buku teks, white board, spidol, laptop, infocus dan alat belajar lainnya),
fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Munandar (dalam Suyono dan Hariyanto, 2011:207) yang
menyatakan bahwa pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong
kreativitas anak secara keseluruhan, membuat peserta didik aktif, mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan berlangsung dalam kondisi
menyenangkan.
Kondisi lingkungan sekitar dari siswa sangat berpengaruh terhadap
kreativitas yang akan diciptakan oleh siswa. Disaat ketika siswa merasa
nyaman, maka tujuan pembelajaran akan lebih mudah untuk dicapai.
Adapula pernyataan oleh Winataputra (2007: 1) yang menyatakan
bahwa arti pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas
belajar pada diri peserta didik.
Berdasarkan hal tersebut, maka pembelajaran adalah upaya
sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi dan
meningkatkan proses belajar, oleh karena kegiatan pembelajaran sangat
berkaitan erat dengan jenis hakikat serta jenis belajar dan prestasi belajar
tersebut.
Adapun menurut pendapat Aqib (2013: 66) menyatakan bahwa
proses pembelajaran adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru
untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien
yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh instruktur sedemikian rupa, seperti
interaksi antara siswa dengan guru dan juga beserta seluruh sumber belajar
yang lainnya yang menjadi sarana belajar guna mencapai tujuan yang
diinginkan dalam rangka untuk perubahan akan sikap serta pola pikir siswa
sehingga tingkah laku peserta berubah ke arah yang lebih baik. (Chaerudin,
2019, hlm. 218)

B. Pengertian IPA
Rutherford and Ahlgren (1990) yang mengemukakan bahwa sains
merupakan proses untuk memproduksi pengetahuan. Proses ini sangat
tergantung pada proses melakukan pengamatan yang cermat dari fenomena-
fenomena yang ada dan menemukan teori-teori untuk membuat keputusan
dari hasil pengamatan tersebut. Perubahan dalam pengetahuan tidak bisa
dihindari karena pengamatan baru bisa menantang teori yangberlaku. Tidak
peduli seberapa baik satu teori menjelaskan serangkaian hasil pengamatan.
Carin and Sund (1993) mengemukakan bahwa sains merupakan
pengetahuan yang sistematis, berlaku secara umum, serta berupa kumpulan
data hasil observasi atau pengamatan dan eksperimen. Ini menunjukkan
bahwa semua aktivitas dalam sains berhubungan dengan observasi dan
eksperimen. Secara sederhana, sains juga dapat didefinisikan sebagai apa
yang dilakukan oleh para ilmuwan. Dengan kata lain,sains bukan hanya
merupakan kumpulan pengetahuan mengenai benda, atau makhluk hidup,
melainkan menyangkut cara kerja, cara berfikir, serta cara memecahkan
masalah.
Pengertian lain mengenai sains yang sangat bermakna dikemukakan
oleh Trowbridge & Baybee (1990), yaitu science as a way of knowing. Ini
mengeandung makna bahwa sains merupakan proses yang sedang
berlangsung dengan titik focus pada pengembangan dan pengorganisasian
pengetahuan. Hal senada dikemukakan oleh Abruscato (1992) bahwa sains
dapat dipandang dari tiga sudut, yaitu (1) sains merupakan sejumlah proses
kegiatan mengumpulkan informasi secara sistematik mengenai alam sekitar
(2) sains merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses kegiatan
tertentu serta (3) sains mempunyai ciri nilai-nilai dan sikap para ilmuwan
dalam menggunakan proses ilmiah untuk memperoleh pengetahuan.
Dalam Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi
dikemukakan mengenai pengertian IPA, yaitu IPA merupakan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan alam atau sains merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai alam semesta isinya, serta
peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya yang dikembangkan oleh para
ahli melalui serangkaian proses ilmiah yang dilakukan secara teliti dan hati-
hati. Oleh karena itu, sains selalu berlandaskan pada observasi, baik
dilakukan secara sistematik yang didukung oleh teori-teori sebelumnya
maupun dengan spekulasi tanpa dukungan teori lainnya.sebagai contoh,
hukum gravitasi meskipun ditemukan dengan tidak sengajaoleh Newton
namun karena dapat difalsifikasi maka dapat diterima sebagai ilmu
pengetahuan. (Sujana, 2014, hlm. 2-4)
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta:Prenadamedia Group.
Chaerudin, Ali. 2019. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan SDM. Sukabumi:
CV Jejak.
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung : Yrama Widya.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Surabaya : Rosda.
Udin S. Winataputra. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Sujana, Atep. 2014. Dasar-Dasar IPA: Konsep dan Aplikasinya. Bandung: UPI
Press.

Anda mungkin juga menyukai