Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM HIPERKES

ANTHROPOMETRI

Oleh :
KELOMPOK 2

Vio Anifa D11.2016.02213


Husna Amalia D11.2016.02166
Ines Diyah P D11.2016.02157
Muhammad Iqbal D11.2016.02183
Putri Rahayu D11.2016.02195
Theresia Intyas D11.2016.02200
Atok abdul kholiq F D11.2015.02065

FAKULTAS KESEHATAN
PROGDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2019
RINGKASAN

Antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh


manusia. Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti berat
badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang
tungkai, dan sebagainya. Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan,
seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh
ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota tubuh manusia yang
akan menggunakannya.

Pengukuran antropometri dilakukan di Lab K3 Universitas Dian Nuswantoro.


Pengukuran dilakukan oleh 6 orang mahasiswa untuk memperoleh data rata-rata
ukuran tubuh. Setelah diperoleh data rata-rata ukuran tubuh, maka dilakukan
pengukuran terhadap sarana kerja yang dimiliki yaitu peralatan yang ada di
Laboratorium Kesehatan, seperti meja, kursi, dan lemari penyimpanan bahan –
bahan kimia Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro untuk kemudian
dilakukan analisis kesesuaian antara ukuran tubuh manusia dengan sarana kerja
tersebut.

Nilai persentil yang digunakan untuk membandingkan tinggi siku dan panjang
siku ke pergelangan tangan dengan meja adalah persentil 5 dikarenakan tinggi siku
orang Indonesia berbeda-beda dan meminimalisir orang-orang yang pendek untuk
dapat menjangkau meja praktikum. Hasil hitung nilai persentil 5 sebesar 94,417 cm
untuk tinggi siku dan 20,9667 cm untuk panjang siku ke pergelangan tangan. Hal ini
menandakan bahwa tinggi meja sudah ergonomis dan sesuai dengan rata-rata
orang Indonesia. Tinggi tempat duduk 54 cm tidak ergonomis karena panjang paha
duduk lebih pendek. Panjang alas duduk atau diameter duduk sebesar 29 cm
sehingga kurang ergonomis bagi mahasiswa karena nilai rata-rata lebar pinggul
duduk lebih besar dari diameter kursi. Tinggi pijakan ke alas kursi sebesar 30 cm
dan sudah ergonomis karena sesuai dengan tinggi poptieal duduk.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap aktivitas manusia memerlukan berbagai fasilitas yang
menunjangnya. Untuk memenuhi semua itu, perlu adanya desain yang tepat agar
fasilitas tersebut dapat digunakan dengan nyaman dan aman. Seiring dengan
perkembangan zaman, teknologi dan peralatan saat ini juga berkembang begitu
pesat. Manusia menjadi semakin kreatif dalam menciptakan sebuah produk
fasilitaskerja yang mampu bersaing di pasar. Produk yang mampu bersaing di
pasar tentunya tidak hanya dari segi penampilan yang menarik, tetapi haruslah
memenuhi rasa nyaman dan aman saat digunakan.
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal membuat manusia merasa
nyaman dalam bekerja sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Salah satu
ilmu ergonomi adalah antropometri. Antropometri adalah cabang ilmu ergonomi
yang membahas tentang dimensi tubuh manusia. Hasil dari pengukuran
antropomeri digunakan dalam merancang suatu sistem kerja maupun desain
peralatan untuk memudahkan pemakaian, menunjang keamanan dan
kenyamanan dari suatu pekerjaan. Hasil dari pengukuran ini juga kemudian dapat
di aplikasikan pada sistem kerja yang melibatkan manusia saat melakukan
interaksi dengan komponen sistem keja tersebut baik secara langsung maupun
tidak langsung. Melalui pendekatan antropometri dapat diperoleh rancangan
sistem kerja yang lebih ergonomis yang disesuaikan dengan ukuran tubuh
manusia, sehingga diperoleh suatu sistem kerja yang mendukung pekerja untuk
beraktivitas secara lebih efektif dan efisien.
Antropometri merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang
pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri akan memberikan penjelasan
jika manusia akan bervariasi dalam berbagai macam dimensi ukuran tubuh
tergantung usia, latar belakang pendidikan, jenis kelamin, dan sebagainya.
Sehingga desain fasilitas kerja akan berbeda. Data antropometri dapat dijadikan
sebagai dasar dalam mendesain fasilitas kerja dalam hal ini khususnya yang
berkaitan fasilitas perkuliahan seperti meja dan kursi. Dengan memiliki data
antropometri yang tepat, maka seorang perancang fasilitas kerja mampu
menyesuaikan bentuk dan geometris ukuran dari produk rancangannya.
Oleh karena itu, pada praktkum kali ini kita mengukur dimensi tubuh
mahasiswa dari mulai duduk hingga berdiri. Praktikum ini dinilai penting dalam
upaya menunjang proses perkuliahan dengan baik sehingga para mahasiswa
merasa nyaman dalam kegiatan perkuliahan.

B. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengenal peralatan untuk mengukur anthropometri.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan ukuran-ukuran tubuh manusia yang berkaitan


dengan alat kerja.

3. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran anthropometri.

4. Mahasiswa mampu menganalisis kesesuaian antara ukuran tubuh manusia


dengan sarana kerja.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Anthropometri
Istilah Antropometri berasal dari anthro‖ yang berarti manusia dan metri‖
yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu
studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada
dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar,dsb) berat dan lain-lain yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan
sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan
(design) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia.
Manusia pada umumnya akan berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi
ukuran tubuhnya.

B. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Anthropometri


1. Umur
Digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu: balita, anak-anak,
remaja, dewasa serta lanjut usia. Hal ini jelas berpengaruh terutama jika
desain diaplikasikan untuk antropometri anak-anak. Antropometrinya akan
cenderung meningkat sampai batas usia dewasa. Namun setelah menginjak
usia dewasa, tinggi badan manusia mempunyai kecenderungan untuk
menurun yang antara lain disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang
belakang (intervertebral discs) Selain itu juga berkurangnya dinamika gerakan
tangan dan kaki.
2. Jenis kelamin
Secara distribusi statistik ada perbedaan yang signifikan antara dimensi
tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi pria dan wanita ada
perbedaan yang signifikan diantara mean (rata-rata) dan nilai perbedaan ini
tidak dapat diabaikan begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi
segmen badannya daripada wanita. Oleh karena itu data antropometri untuk
kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah. Dimensi ukuran
tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan dengan wanita,
terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti pinggul, dan
sebagainya.

3. Suku/bangsa (ethnic)
Setiap suku, bangsa ataupun kelompok etnik akan memiliki karakter fisik
yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.

4. Posisi Tubuh (posture)


Sikap (posture) ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran
tubuh oleh sebab itu, posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei
pengukuran. Dalam kaitan dengan posisi tubuh dikenal 2 cara pengukuran
yaitu:

a Pengukuran dimensi tubuh struktur tubuh.


b Pengukuran dimensi fungsional tubuh,
5. Pakaian
Hal ini merupakan sumber variabilitas yang disebabkan oleh bervariasinya
iklim/musim yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lainnya terutama
untuk daerah dengan empat musim.
6. Faktor kehamilan pada wanita
Kondisi ini jelas akan mempengaruhi bentuk dan ukuran tubuh. Hal ini jelas
memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang.
7. Cacat tubuh secara fisik
Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu
dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi
untuk penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta
merasakan ―kesamaan dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi
didalam pelayanan masyarakat.

C. Jenis pengukuran antropometri


Secara umum pengukuran antropometri dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu pengukuran antropometri statis dan antropometri dinamis. Dalam tulisan ini
hanya disajikan jenis pengukuran antropometri statis. Pemilihan mata ukur
antropometri baik statis maupun dinamis dapat ditentukan berdasarkan fungsi
dan kegunaannya (sebagian atau keseluruhan mata ukur antropometri). Alat ukur
yang harus digunakan untuk mengukur antropometri adalah antropometer.

Antrophometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah satu


kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh
manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk
penanganan masalah desain. Penerapan data antropometri akan dapat dilakukan
jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi
normal.

Percentil adalah suatu nilai yang dinyatakan bahwa persentase tertentu dari
sekelompok orang yang dimensinya lebih besar atau sama dengan nilai tersebut.

95 percentil ≥ 95 % ukuran (anggota tubuh), ini menunjukkan ukuran tubuh


besar.

5 percentil ≥ 5 % ukuran (anggota tubuh), ini menunjukkan ukuran tubuh kecil .


BAB III

METODE PENGUKURAN

A. Alat dan Bahan


1. Alat ukur (meteran)
2. Penggaris
3. Sarana kerja (meja dan kursi)

B. Lokasi dan Waktu


Kegiatan pengukuran kelelahan kerja dilakukan pada :
a Hari/tanggal : Kamis, 28 Maret 2019
b Tempat : Lab. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
(Gedung D lantai 3 Universitas Dian Nuswantoro )
c Waktu : 13.00 – 16.00 (180 menit)

C. Cara Kerja

1. Catat identitas individu yang diukur dengan alat ukur


2. Lakukan pengukuran dengan batasan-batasan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Pengukuran Posisi Berdiri


No. Data Yang Diukur Cara Pengukuran
1. Tinggi badan tegak Jarak vertikal telapak kaki sampai ujung
kepala yang paling atas. Sementara subjek
berdiri tegak dengan mata memandang lurus
ke depan.
2. Tinggi mata berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung
mata bagian dalam (dekat pangkal hidung).
Subjek berdiri tegak dan memandang lurus
ke depan.
3. Tinggi bahu berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu
yang menonjol pada saat subjek berdiri
tegak.
4. Tinggi siku berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai ke titik
pertemuan antara lengan atas dan lengan
bawah. Subjek berdiri tegak dengan kedua
tangan tergantung secara wajar.
5. Tinggi pinggang Ukur jarak vertikal lantai sampai pinggang
berdiri pada saat subjek berdiri tegak.
6. Tinggi lutut berdiri Ukur jarak vertikal lantai sampai lutut pada
saat subjek berdiri tegak.
7. Lebar bahu Diukur dari bagian luar lengan atas kiri
sampai bagian luar lengan atas kanan dan
diambil yang paling luar
8. Lebar pinggul Diukur dari pinggul kiri sampai pinggul kanan
dan diambil yang paling lebar dalam keadaan
berdiri
9. Lebar siku Diukur dari siku sebelah kanan sampai siku
sebelah kiri dalam posisi tangan ditekuk ke
dada
10. Jangkauan tangan Tangan menjangkau ke atas setinggi-
ke atas tingginya. Ukur jarak vertikal lantai sampai
ujung jari tengah pada saat subjek berdiri
tegak.
11. Panjang lengan Diukur dari ketiak sampai siku
atas
12. Panjang lengan Subjek berdiri tegak, tangan disamping, ukur
bawah jarak dari siku sampai pergelangan tangan.
13. Panjang Depa Diukurdari ujung tengah kiri sampai ujung jari
yang paling panjang
Tabel 3.2 Pengukuran Posisi Duduk

No Data Yang Diukur Cara Pengukuran


1. Tinggi duduk tegak Ukur jarak vertikal dari permukaan alas
duduk sampai ujung atas kepala. Subjek
duduk tegak dengan memandang lurus ke
depan, dan lutut membentuk sudut siku-siku.
2. Tinggi duduk normal Ukur jarak vertikal dari permukaan alas
duduk sampai ujung atas kepala Subjek
duduk normal dengan memandang lurus ke
depan dan lutut membentuk sudut siku-siku.
3. Tinggi mata duduk Ukur jarak vertikal dari permukaan alas
duduk sampai ujung mata bagian dalam.
Subjek duduk tegak dan memandang lurus
ke depan.
4. Tinggi bahu duduk Ukur jarak vertikal dari permukaan alas
duduk sampai ujung tulang bahu yang
menonjol pada saat subjek duduk tegak.
5. Tinggi siku duduk Ukur jarak vertikal dari permukaan alas
duduk sampai ujung bawah siku kanan.
Subjek duduk tegak dengan lengan atas
vertikal di sisi badan dan lengan bawah
membentuk sudut siku-siku dengan lengan
bawah.
6. Tinggi sandaran Subjek duduk tegak, ukur jarak vertikal dari
punggung permukaan alas duduk sampai pucuk belikat
bawah.
7. Tinggi pinggang Subjek duduk tegak, ukur jarak vertikal dari
permukaan alas duduk sampai pinggang.
10. Tinggi popliteal Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian
bawah paha.
11. Pantat politeal Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal
dari bagian terluar pantat sampai lekukan
lutut sebelah dalam (popliteal). Paha dan kaki
bagian bawah membentuk sudut siku-siku.
12. Pantat ke lutut Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal
dari bagian terluar pantat sampai ke lutut.
Paha dan kaki bagian bawah membentuk
sudut siku-siku (No. 11 + tebal lutut)

3. Ukurlah panjang, lebar, dan tinggi sarana kerja seperti ; meja praktikum, meja
tempat alat, meja wastafel, dan kursi.
BAB IV

HASIL PENGUKURAN

A. Data Pengukuran

Data pengukuran dilakukan pada kelima mahasiswa UDINUS, Fakultas


Kesehatan. Pengukuran dilakukan di ruangan laboratorium K3 dengan dibantu
oleh asisten lab. Data pengukuran sebagai berikut :

Table 4.1. Posisi Berdiri

Penguku Mahasiswa Rata-


ran Iqbal Putri Tyas Ines Vio Husna Rata
TJT 220 196 192 197 195 205 200,83
TGG 217,8 193,8 189,8 194,8 192,8 202,8 198,63
TBB 181 157 155 160 152 164 963
TBH 147 123 121 126 118 130 86,5
TSB 110 95 98 101 93 100 99,5
TPG 105 94 93 91 92 97 95,3
TPL 91 89 84 82 87 89 87
TGT 81 75 77 80 69 74 76
TTR 75 68 69 70 60 67 68,16
TUJ 65 55 57 60 52 57 57,66
LPB 42 46 34 35 34 36 37,83
BB 90 90 44,8 55,4 44,1 62,8 64,51
TMB 147 123 121 126 118 130 127,5
PST 29 20 21 21 24 26 23,5
Table 4.2. Posisi Duduk

Penguku Mahasiswa Rata-


ran Iqbal Putri Tyas Ines Vio Husna Rata
TPD 43 44 41 42 40 40 41,6
PPD 59 56 43 57 44 50 51,5
THD 23 25 15 18 15 19 19,16
PLB 88 86 82 85 80 83 84
TGD 135,8 110,8 111,8 115,8 109,8 121,8 117,63
TDT 138 113 114 118 112 124 119,83
TMD 104 79 80 84 78 126 91,83
TBD 104 100 97 98 92 99 98,3
TSD 67 77 67 62 64 65 67
LKP 12 13 14 12 13 13 12,83
LBA 47 41 39 36 34 36 38,83
LBD 45 39 37 34 32 34 36,83
LPD 42 46 34 35 34 36 37,8
PGD 89 81 81 81 79 87 83
PRS 94 81 78 72 68 76 78,16
PRT 184 147 139 137 147 145 149,83
BKS 37 23 30 36 28 34 31,3

Table 4.3. Wajah

Penguku Mahasiswa Rata-


ran Iqbal Putri Tyas Ines Vio Husna Rata
PKH 26 27 25 28 29 27 27
TKP 21 19 20 22 24 20 21
TDM 9 10,5 10 11 10 10 10,08
LMM 7,5 7 7 7 6,5 6 6,83

B. Data Pengukuran Sarana Tempat Kerja Di Laboratorium Kesehatan


Universitas Dian Nuswantoro

Berikut ini merupakan data pengukuran sarana tempat kerja di


Laboratorium Kesehatan UDINUS yang berada di gedung D :
1. Meja praktikum

a. Lebar meja = 70 cm

b. Panjang meja = 150 cm

c. Tinggi meja = 79 cm

2. Kursi praktikum
a. Pijakan bawah = 4 cm
b. Pijakan pertama = 30 cm
c. Diameter = 29 cm
d. Tinggi kursi = 54 cm

C. Hasil Perhitungan

Dari data diatas maka dapat dilakukan perhitungan pada pengukuran meja
praktikum dengan data antropometri mahasiswa praktikan dengan menggunakan
perhitungan persentil 5 dan persentil 95

𝑋1+𝑋2+𝑋3+⋯+𝑋6
Rumus mencari X, x = 𝑁

Rumus mencari Standardisasi (SD)

√𝜀 (𝑋1−𝑋)2 +(𝑋2−𝑋)2 +⋯+(𝑋6−𝑋)²


σ = 𝑁−1

Rumus mencari persentil 5

P’5 = X – (1,645 x SD)

Rumus encari persenti 95

P’95 = X + (1,645 x SD)

Sandarisasi data :

a. Tinggi siku berdiri = 3,09 cm


b. Panjang siku ke pergelangan tangan = 1,54 cm
c. Lebar pinggul duduk = 2,99 cm
d. Tinggi popliteal duduk = 0,69 cm
e. Tinggi siku duduk = 3,76 cm
f. Panjang paha duduk = 2,23 cm
g. Tinggi jangkauan tangan = 6,66 cm

Persentil 5

a. Tinggi siku berdiri


P’5 = X – (1,645 x SD)
= 99,5 – (1,645 x 3,09)
= 99,5 – 5,0830
= 94,417 cm
b. Panjang siku ke pergelangan tangan
P’5 = X – (1,645 x SD)
= 23,5 – (1,645 x 1,54)
= 23 – 2,5333
= 20,9667 cm
c. Tinggi popliteal duduk
P’5 = X – (1,645 x SD)
= 41,6 – (1,645 x SD)
= 41,6 – 1,1350
= 40,465 cm
d. Tinggi siku duduk
P’5 = X – (1,645 x SD)
= 67 – (1,645 x 3,76)
= 67 – 6,1852
= 60,8148 cm

e. Panjang paha duduk


P’5 = X – (1,645 x SD)
= 51,5 – (1,645 x SD)
= 51,5 – (1,645 x 2,23)
= 47,8317 cm
f. Lebar jangkauan tangan
P’5 = X – (1,645 x SD)
= 200,83 – (1,645 x 6,66)
= 200,83 – 10,9557
= 189,8743 cm

Persentil 95

a. Lebar pinggul duduk


P’95 = X + (1,645 x SD)
= 37,8 + (1,645 x 2,99)
= 37,8 + 4,9185
= 42,7185 cm
BAB V

PEMBAHASAN

Praktikum Anthropometri dilakukan pada hari Kamis, 28 Maret 2019 pada


pukul 13.00 – 16.00 WIB yang bertempat di Laboratorium K3 Fakultas Kesehatan
Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Praktikum ini dilakukan oleh enam
mahasiswa Fakultas Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat peminatan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Satu kelompok terdiri dari satu mahasiswa
laki-laki dan lima mahasiswa perempuan.

Pada praktikum kali ini melakukan pengukuran anthropometri statis dalam


posisi berdiri, duduk, dan mengukur bagian wajah. Diposisi berdiri hal-hal yang
diukur antara lain tinggi tubuh, tinggi jangkauan tangan, tinggi genggam tangan,
tinggi mata badan, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggang, tinggi pinggul, tinggi
pergelangan tangan, tinggi ruas tangan, tinggi ujung jari, lebar pinggul berdiri, dan
panjang siku ke pergelangan tangan. Posisi duduk yang diukur antara lain tinggi
poptieal duduk, panjang paha duduk, tebal paha duduk, panjang lengan bawah
duduk, tinggi genggam keatas duduk, tinggi duduk tegak, tinggi mata duduk, tinggi
bahu duduk, tinggi siku duduk, lebar kepala, lebar bahu atas, lebar bahu duduk,
lebar pinggul duduk, panjang genggam tangan, panjang rentangan siku, panjang
rentangan tangan, dan panjang bahu ke siku. Sedangkan bagian wajah yang diukur
antara lain panjang kepala, tinggi kepala, tinggi dagu mata, dan lebar mata ke mata.

Pada praktikum kali ini, selain mengukur posisi tubuh pada saat berdiri dan
duduk mahasiswa juga mengukur sarana kerja yaitu meja praktikum dan kursi.
Praktikum pengukuran sarana kerja dilakukan pada hari Jum’at 29 Maret 2019
bertempat di Laboratorium Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Praktikum ini dilakukan oleh ke enam mahasiswa dengan menggunakan alat ukur
berupa meteran untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi dari sarana kerja yang
disediakan. Dalam pengukuran sarana kerja, sebagian mahasiswa ada yang
bertugas untuk mengukur sarana kerja dan sebagiannya lagi mencatat dan
mendokumentasikan hasil pengukuran selama praktikum berlangsung. Semua hasil
pengukuran dicatat dalam selembar kertas yang berisikan table pengukuran. Setelah
semua data didapat, barulah menghitung ukuran tubuh rata-rata mahasiswa dan
kemudian menganaisis hasil perhitungan tersebut dengan sarana kerja yang telah
tersedia di laboratorium kesehatan sehingga dapat diketahui apakah sarana kerja
tersebut ergonomis atau tidak ergonomis.

Berdasarkan hasil pengukuran tubuh enam orang mahasiswa Fakultas


Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang didapatkan hasil pengukuran
antara perempuan dan laki-laki terdapat perbedaan yang signifikan antara dimensi
tubuh perempuan dan laki-laki tersebut. Pengukuran anthropometri dalam bidang K3
digunakan sebagai pendukung prinsip perancangan fasilitas. Prinsip ini berdasarkan
individu dan digunakan apabila kita mengharapkan fasilitas yang akan dirancang
tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh orang yang akan
memakainya. Dari data yang diperoleh, nilai rata-rata tinggi siku keenam mahasiswa
adalah 99,5 cm dan nilai rata-rata panjang siku kepergelangan tangan adalah 23,5
cm, sedangkan tinggi meja praktikum adalah 79 cm. Nilai persentil yang digunakan
untuk membandingkan tinggi siku dan panjang siku kepergelangan tangan dengan
meja adalah persentil 5 dikarenakan tinggi siku orang Indonesia berbeda-beda dan
meminimalisir orang-orang yang pendek untuk dapat menjangkau meja praktikum.
Hasil hitung nilai persentil 5 sebesar 94,417 cm untuk tinggi siku dan 20,9667 cm
untuk panjang siku ke pergelangan tangan. Hal ini menandakan bahwa tinggi meja
sudah ergonomis dan sesuai dengan rata-rata orang Indonesia. Nilai rata-rata lebar
pinggul duduk keenam mahasiswa adalah 37,8 cm, rata-rata tinggi poptieal duduk
41,6 cm, rata-rata tinggi siku duduk 67 cm dan rata-rata panjang paha duduk 51,5
cm. Tinggi tempat duduk 54 cm tidak ergonomis karena panjang paha duduk lebih
pendek. Panjang alas duduk atau diameter duduk sebesar 29 cm sehingga kurang
ergonomis bagi mahasiswa karena nilai rata-rata lebar pinggul duduk lebih besar
dari diameter kursi. Tinggi pijakan ke alas kursi sebesar 30 cm dan sudah ergonomis
karena sesuai dengan tinggi poptieal duduk.
BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan diatas diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Praktikum pengukuran anthropometri dilakukan statis dalam posisi berdiri,
duduk, dan mengukur bagian wajah.
2. Pengukuran dilakukan oleh enam mahasiswa Fakultas Kesehatan Program
Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro yang terdiri dari
satu mahasiswa laki-laki dan lima mahasiswa perempuan.
3. Hasil hitung nilai persentil 5 sebesar 94,417 cm untuk tinggi siku dan 20,9667
cm, sedangkan tinggi meja praktikum adalah 79 cm. Sehingga tinggi meja
sudah ergonomis dan sesuai dengan rata-rata orang Indonesia.
4. Nilai rata-rata panjang paha duduk 51,5 cm. Sedangkan tinggi tempat duduk
54 cm sehingga tidak ergonomis karena panjang paha duduk lebih pendek.

B. Saran
1. Untuk Praktikan
Sebaiknya seluruh praktikan bisa datang tepat waktu di ruang paraktikum.
Supaya praktikum dapat selesai tepat waktu.
2. Untuk Asisten Laboratorium
Sebaiknya asisten lab lebih teliti dalam melakukan praktikum anthropometri,
supaya praktikan tidak bingung dalam melakukan pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, Ayu. Laporan Praktikum Anthropometri [Internet]. [cited 4 April 2019].


Available from:
https://www.academia.edu/34808098/LAPORAN_PRAKTIKUM_ANTROPOMET
RI

Saepullah, Asep. Laporan Praktikum Anthropometri [Internet]. [cited 4 April 2019].


Available from:
https://www.academia.edu/13117268/Laporan_Praktikum_Antropometri

Martadewi, Dayu. Ergonomi dan Anthropometri [Internet]. [cited 6 Maret 2019].


Available from:
https://www.academia.edu/18687076/ERGONOMI_DAN_ANTROPOMETRI
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai