Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS TEKNIS PENYEBAB TERJADINYA FALSE COURSE

PADA PANCARAN ILS LOCALIZER


DI BANDAR UDARA KUALANAMU MEDAN

Sabdo Purnomo,S.SiT,MSi(1), Muh.Wildan,ST.MT(2), Dion Faisal Rizali(3)

Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug, Tangerang.

Abstrak : Analisis teknis penyebab terjadinya False Course pada pancaran


ILS Localizer digunakan untuk mengetahui faktor – faktor apa saja
yang menyebabkan False Course pada pancaran Localizer serta cara
mengurangi dan menanggulangi terjadinya penyimpangan pancaran
tersebut.

Analisis ini disusun dengan data – data yang menunjang untuk


menemukan penyebab terjadinya False Course pada pancaran
Localizer. Data tersebut yaitu Data hasil Flight Commissioning, Data
laporan bulanan pada tahun 2014, Data hasil Groundcheck Localizer,
serta data hasil Kalibrasi Periodic.

Diharapkan analisis ini dapat membantu para teknisi Bandara


Kualanamu Medan dalam memahami dan mencegah penyebab
terjadinya false course pada pancaran Localizer.

Kata Kunci : False Course , ILS Localizer, Flight Commissioning, Groundcheck


Localizer, Periodic

111
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

PENDAHULUAN Menteri Perhubungan saat itu,


berkata bahwa demi keselamatan
1.1 Latar Belakang penerbangan, bandara akan dipindah
Bandar Udara adalah ke luar kota. Persiapan pembangunan
suatu area yang di tentukan di diawali pada tahun 1997, namun
daratan atau di perairan (termasuk krisis moneter yang dimulai pada
semua bangunan, instalasi dan tahun yang sama kemudian memaksa
peralatan), dimaksudkan untuk rencana pembangunan ditunda. Sejak
digunakan baik sebagian maupun saat itu kabar mengenai bandara ini
secara keseluruhan untuk jarang terdengar lagi, hingga muncul
kedatangan, keberangkatan dan momentum baru saat terjadi
pergerakan darat pesawat udara. kecelakaan pesawat Mandala
Salah satu contohnya yang berada di Airlines pada September 2005 yang
Indonesia adalah Bandar Udara jatuh sesaat setelah lepas landas dari
Internasional Kualanamu yang mana polonia. Kecelakaan yang merenggut
sebuah bandar udara baru untuk kota nyawa Gubernur Sumatera Utara
Medan, Indonesia. Lokasinya
Tengku Rizal Nurdin tersebut juga
merupakan bekas areal perkebunan menyebabkan beberapa warga yang
PT. Perkebunan Nusantara II tinggal di sekitar wilayah bandara
Tanjung Morawa, terletak di meninggal dunia akibat letak bandara
Kualanamu, Desa Beringin, yang terlalu dekat dengan
Kecamatan Beringin, Kabupaten pemukiman. Hal ini menyebabkan
Deli Serdang. munculnya kembali seruan agar
Bandar Udara bandar udara di medan segera
Internasional Kualanamu merupakan dipindahkan ke tempat yang lebih
pengganti Bandar Udara Polonia sesuai. Selain itu, kapasitas Polonia
yang sudah berusia lebih dari 70 yang telah melebihi batasnya juga
tahun. Saat selesai dibangun, merupakan salah satu faktor
Kualanamu yang diharapkan dapat direncanakannya pemindahan
menjadi bandara pangkalan transit bandara. Begitu bandara ini
Internasional untuk kawasan Sumatra beroperasi pada tanggal 25 Juli 2013,
dan sekitarnya, akan menjadi Bandara Polonia akan ditutup untuk
bandara terbesar kedua di Indonesia penerbangan komersial dan hanya
setelah Bandara Soekarno – Hatta. akan dipakai untuk penerbangan
Bandara ini mulai beroperasi sejak militer oleh TNI – AU.
25 Juli 2013 meskipun ada fasilitas Seiring
yang belum sepenuhnya selesai berkembangnya Bandar Udara
dikerjakan. Internasional Kualanamu, dunia
Pemindahan Bandara penerbangan juga mengalami
ke Kualanamu telah direncanakan perkembangan khususnya di wilayah
sejak tahun 1991. Dalam kunjungan sisi darat (land side) dan sisi udara
kerja ke Medan, Azwar Anas, (air side). Dimana sisi darat (land

112
Analisis Teknis Penyebab Terjadinya False Course … (Sabdo Purnomo, S.SiT, M.Si)

side) di Bandara Kualanamu secara Glide Path, dan Marker Beacon.


operasional masuk ke dalam Instrument Landing System (ILS)
manajemen PT. Angkasa Pura II mempunyai fungsi sebagai alat
(Persero). Sedangkan di wilayah sisi bantu pendaratan yang dapat
udara (air side) masuk ke dalam memberikan panduan pendaratan
manajemen Perum LPPNPI dengan tepat dan presisi,
(Lembaga Penyelenggara diperlukan untuk menunjang
Pelayanan Navigasi Penerbangan keselamatan dan keamanan
Indonesia) yang biasa disebut penerbangan. Dengan adanya
Airnav Indonesia. Terpisahnya sisi peralatan tersebut maka dapat
udara didasari oleh peraturan menghindari atau mencegah
pemerintah UU No 1 Tahun 2009 terjadinya gagal landing di
Tentang Penerbangan. Ini adalah bandara.
awal dari terbentuknya Perum Instrument Landing
LPPNPI (Lembaga Penyelenggara System (ILS) yang berada di
Pelayanan Navigasi Penerbangan Bandar Udara Kualanamu Medan
Indonesia) dalam dunia berjumlah dua set (enam
penerbangan Indonesia dimana peralatan), yang berada di runway
pelayanan Navigasi penerbangan 23 dan runway 05. Dua set itu
dilayani oleh single provider terdiri dari dua Localizer, dua
sehingga diharapkan pelayanan Glide Path, dan dua Marker
navigasi penerbangan Beacon. Alat tersebut diinstalasi
terselenggara dengan baik. pada awal tahun 2013, dengan
Tantangan kedepan akan lebih merek Thales. Khususnya
berat karena dibutuhkan SDM peralatan Localizer Runway 23
yang berkualitas dan fasilitas yang (LLZ 23) yang beroperasi pada
terjamin untuk pelayanan navigasi frekuensi 110.90 MHz dengan
penerbangan yang aman dan Identifikasi kode morse “IDEL”.
nyaman. Peralatan Localizer senantiasa
Oleh sebab itu diusahakan dapat selalu
sistem pelayanan keselamatan memberikan panduan pendaratan
penerbangan harus ditunjang presisi kelurusan pesawat terbang
dengan peralatan yang handal terhadap landasan (Runway).
untuk mendukung operasional Sekitar tujuh bulan
keselamatan penerbangan. Salah setelah Flight Commissioning,
satu peralatan penunjang terdapat adanya beberapa
keselamatan penerbangan yang komplain yang dilaporkan oleh
dimaksud adalah Instrument pesawat terbang terkait adanya
Landing System (ILS) yang penyimpangan pada pancaran
berfungsi sebagai alat bantu Localizer Runway 23 (LLZ 23).
pendaratan pesawat. Komponen Adanya False Course pada jarak 7
peralatan terdiri dari Localizer, NM (Nautical Mile) dari

113
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

Threshold Runway 23 (RWY 23). 1.3 Pembatasan


Dimana False Course adalah Masalah
terjadinya zero DDM (Difference Berdasarkan pada
Depth Modulation) atau Centre uraian identifikasi masalah
Line lain, diluar zero DDM atau tersebut diatas dan dengan
Centre Line yang semestinya. Hal mempertimbangkan keterbatasan
ini berakibat pada menurunnya waktu maupun kemampuan yang
tingkat keselamatan penerbangan penulis miliki, maka penulis
karena penyimpangan pancaran membatasi permasalahan hanya
peralatan tersebut. Didasari oleh pada penyebab terjadinya False
hal tersebut maka penulis ingin Course pada pancaran Localizer di
menganalisis secara teknis apa Bandar Udara Kualanamu Medan.
yang menjadi permasalahan pada
peralatan ILS Localizer yang 1.4 Perumusan
berada di Bandar Udara Masalah
Kualanamu Medan. Berdasarkan
identifikasi dan pembatasan
1.2 Identifikasi masalah di atas maka untuk
Masalah menemukan penyebab terjadinya
Berdasarkan uraian False Course pada pancaran
latar belakang masalah diatas, Localizer di Bandar Udara
maka dapat diidentifikasi Kualanamu Medan, penulis
permasalahan sebagai berikut: membuat perumusan masalah:
1. Bagaimana hasil “Apakah analisis penyebab
pancaran Localizer (hasil dari terjadinya False Course pada
pelaksanaan Flight Commisioning, pancaran Localizer dapat
Flight Inspection Calibration digunakan di Bandar Udara
Periodic) serta hasil maintenance Kualanamu Medan?”.
groundcheck tiap bulannya?
2. Faktor – faktor apa 1.5 Tujuan Penulisan
saja yang dapat menyebabkan Dalam penyusunan
terjadinya False Course pada Tugas Akhir ini penulis
pancaran Localizer di Bandar mempunyai maksud untuk
Udara Kualanamu Medan? meningkatkan pelayanan navigasi
3. Apakah sudah ada kepada pilot di Perum LPPNPI
analisis yang dilakukan untuk Cabang Medan. Adapun tujuan
penyebab terjadinya False Course yang ingin dicapai dari
pada pancaran Localizer di Bandar penyusunan tugas akhir ini adalah
Udara Kualanamu Medan? sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui
faktor – faktor yang dapat

114
Analisis Teknis Penyebab Terjadinya False Course … (Sabdo Purnomo, S.SiT, M.Si)

menyebabkan False Course pada mengurangi atau menghilangkan


pancaran Localizer. False Course pancaran Localizer.
2. Menganalisis hasil 3. Hasil analisis ini
dari Flight Commissioning, Flight diharapkan berguna bagi teknisi
Calibration (periodic check), dan dalam memahami dan mencegah
Groundcheck bulanan sehingga penyebab terjadinya False Course
dapat ditemukan solusi, untuk pada pancaran Localizer.

METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian


A. Data Penelitian
Agar penelitian yang
dilakukan lebih terarah maka akan
digunakan suatu metode. Langkah
yang dilakukan dimulai dengan
mengumpulkan data penelitian
dengan melakukan pengamatan dan
pelaksanaan ground inspection pada Lokasi penelitian
pancaran peralatan Localizer RWY dilakukan di Perum LPPNPI Cabang
23, Data laporan bulanan tahun 2014, Medan Bandar Udara Kualanamu,
dan data Flight Inspection Kalibrasi. Desa Deli Serdang Sumatera Utara
Metode yang peneliti gunakan dalam yaitu Instansi dimana penulis
penelitian ini adalah metode analisis bekerja.
deskriptif (Fishbone Analisys).
Pemilihan metode ini didasari oleh C. Penentuan Obyek
maksud dari peneliti yang ingin Penelitian
menganalisis secara Teknis Peralatan ILS khususnya
Penyebab Terjadinya False Course peralatan yang akan dibahas yaitu
pada pancaran ILS Localizer di Localizer yang berada di ujung RWY
Bandar Udara Kualanamu Medan. 23 di Bandar Udara Kualanamu
Medan bermerk Thales 421 yang
B. Waktu dan Lokasi diinstalasi pada tahun 2012.
Penelitian Peralatan ILS Localizer di RWY 23
Waktu penelitian yang bekerja pada frekuensi 110.90 MHz,
diperlukan secara keseluruhan yaitu dengan Power Consumption input
dari bulan Juni sampai dengan 660 Watt dan Power Output 25 Watt
November 2015, dengan tahapan dan serta identifikasi kode morse
waktu penelitian yang dibutuhkan “IDEL”.
adalah sebagai berikut: Berdasarkan pengamatan
penulis bahwa terdapat adanya

115
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

beberapa komplain yang dilaporkan 2. Teknik Lapangan atau


oleh pesawat terbang terkait adanya Observasi
penyimpangan pada pancaran Penelitian Lapangan ini dilakukan
Localizer di Runway 23 (LLZ 23). penulis dengan cara melakukan
Adanya False Course pada jarak 7 pengamatan secara langsung di
NM (Nautical Mile) dari Threshold lapangan untuk memperoleh data.
Runway 23. Hal ini berakibat pada 3. Teknik Penelitian melalui
menurunnya tingkat keselamatan Bimbingan
penerbangan karena penyimpangan Penelitian melalui Bimbingan ini
pancaran Localizer tersebut. Karena dilakukan penulis dengan cara
alasan tersebut penulis mencoba berkonsultasi tentang materi dan hal
melakukan penelitian tentang – hal teknis dalam penelitian, kepada
penyimpangan pancaran False dosen pembimbing dan narasumber
Course Localizer di Runway 23, lainnya.
sehingga dapat membantu teknisi
dalam mengatasi permasalahan di 4. Teknik Analisis
Bandar Udara tersebut. Penelitian ini dilakukan penulis
dengan menggunakan analisis teknis
D. Teknik Pengumpulan dalam bentuk deskriptif dengan hasil
Data penelitian menyimpulkan faktor –
Data – data yang dibutuhkan faktor penyebab terjadinya False
dalam penelitian ini antara lain: Course pada pancaran Localizer
1. Data laporan bulanan Runway 23 serta menghasilkan solusi
peralatan Localizer Runway 23. penyelesaian penyimpangan
2. Data hasil Groundcheck peralatan ILS Localizer Thales 421
bulanan peralatan Localizer Runway Runway 23 di Perum LPPNPI
23. Cabang Medan Bandar Udara
3. Data hasil Kalibrasi dari awal Kualanamu.
muncul permasalahan sampai hasil
Kalibrasi terakhir peralatan E. Teknik Analisis Data
Localizer Runway 23. Analisis yang dimaksud
Dalam penelitian ini, dalam penulisan ini adalah berupa
teknik pengumpulan data yang akan kajian teknis dari permasalahan
dilakukan adalah sebagai berikut: dengan didasarkan pada aturan, yang
1. Teknik Kepustakaan dilengkapi dengan data – data
Teknik kepustakaan yaitu dengan pendukung yang telah dikumpulkan,
mengumpulkan data dari buku berupa data komplain laporan
manual peralatan, membaca buku – bulanan peralatan ILS Localizer
buku yang menyangkut kerangka Runway 23.
teori serta konsep – konsep yang Data yang digunakan
relevan dengan masalah yang akan berupa data kuantitatif, yaitu data
dibahas. yang sudah berbentuk angka, dan

116
Analisis Teknis Penyebab Terjadinya False Course … (Sabdo Purnomo, S.SiT, M.Si)

merupakan data sekunder yaitu data ditempatkan dalam kotak yang


yang diperoleh dalam bentuk sudah dihubungkan ke arah garis panah
jadi. Adapun teknik pengumpulan utama.
data yang digunakan adalah dalam
bentuk tabel. Selanjutnya data Faktor – faktor penyebab atau
tersebut dianalisis dengan metode kategori – kategori utama dapat
analisis deskriptif dan Fishbone dikembangkan melalui Stratifikasi
Analisys. (tingkatan – tingkatan) ke dalam
Berikut ini tahapan – tahapan pengelompokan dari faktor – faktor:
yang akan dilakukan penulis dalam manusia, mesin, peralatan, metode
proses analisis deskriptif: kerja, lingkungan kerja, dll. Atau
1. Mengklarifikasi dan Stratifikasi melalui langkah –
mengeksplorasi masalah; langkah aktual dalam proses. Faktor
2. Mengambil dan – faktor penyebab atau kategori –
mengumpulkan data sebagai bahan kategori dapat dikembangkan
yang akan dianalisis; melalui gagasan – gagasan yang
3. Melakukan analisis terhadap cemerlang.
data – data yang telah dikumpulkan; c. Tuliskan penyebab
4. Mengambil kesimpulan dari kecil disekitar penyebab utama dan
hasil analisis; menghubungkannya dengan
Adapun langkah – langkah penyebab utama.
yang akan dilakukan penulis dalam
penganalisaan dengan menggunakan Beberapa hal pokok yang
Fishbone Analisys yaitu: perlu diingat dalam membuat isi dari
1. Menyusun Diagram diagram Fishbone adalah:
Fishbone  Perlu adanya data dan
Cara menyusun Diagram informasi yang akurat didalam
Fishbone dalam rangka menganalisis penyebabnya.
mengidentifikasi penyebab suatu  Harus didapatkan banyak ide
keadaan yang tidak diharapkan penyebabnya.
adalah sebagai berikut:  Proses pelaksanaan
a. Mulai dengan pernyataan mengeluarkan ide secara bebas
masalah – masalah utama penting berdasar.
dan mendesak untuk diselesaikan.  Tidak diperkenankan untuk
Gambarkan garis horizontal dengan mengkritik.
tanda panah pada ujung sebelah  Penyebab harus terkumpul
kanan dan suatu kotak di depannya dulu sebelum mengambil tindakan
yang berisi masalah yang di teliti. pemecahan.
b. Tuliskan faktor – faktor  Memberi tanda atau memilih
penyebab utama (sebab – sebab) penyebab yang dirasakan penting.
yang mempengaruhi masalah
kualitas sebagai tulang besar, juga

117
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

2. Menganalisis Dengan b. Mengidentifikasi akibat atau


Diagram Fishbone masalah.
Dalam hal melakukan c. Mengidentifikasi
Analisis Fishbone, ada beberapa berbagai kategori sebab utama dan
tahapan yang harus dilakukan, yakni: menemukan sebab – sebab potensial.
a. Menyiapkan sesi analisis d. Mengambil
Fishbone. kesimpulan atas sebab – sebab yang
paling mungkin.

A. Gambaran Umum Objek (Lembaga Penyelenggara Pelayanan


Penelitian Navigasi Penerbangan Indonesia)
Bandar Udara yang biasa disebut Airnav Indonesia.
Kualanamu merupakan sebuah Terpisahnya sisi udara
Bandar Udara baru untuk kota didasari oleh peraturan pemerintah
Medan, Indonesia. Lokasinya UU No 1 Tahun 2009 Tentang
merupakan bekas areal perkebunan Penerbangan. Ini adalah awal dari
PT. Perkebunan Nusantara II terbentuknya Perum LPPNPI
Tanjung Morawa, terletak di (Lembaga Penyelenggara
Kualanamu, Desa Beringin, Pelayanan Navigasi Penerbangan
Kecamatan Beringin, Kabupaten Indonesia) dalam dunia
Deli Serdang. Bandar udara penerbangan Indonesia dimana
Internasional Kualanamu merupakan pelayanan Navigasi penerbangan
pengganti Bandar Udara Polonia dilayani oleh single provider
yang sudah berusia lebih dari 70 sehingga diharapkan pelayanan
tahun. Bandara ini mulai beroperasi navigasi penerbangan
sejak 25 Juli 2013 meskipun ada terselenggara dengan baik.
fasilitas yang belum sepenuhnya Pelayanan keselamatan
selesai dikerjakan. penerbangan harus ditunjang dengan
Seiring berkembangnya peralatan yang handal, salah satu
Bandar Udara Internasional peralatan penunjang keselamatan
Kualanamu, dunia penerbangan juga yang dimaksud adalah Instrument
mengalami perkembangan Landing System (ILS), dalam
khususnya di wilayah sisi darat (land pembahasan ini khususnya peralatan
side) dan sisi udara (air side). Localizer. Peralatan ILS Localizer
Dimana sisi darat (land side) di Bandar Udara Kualanamu terletak di
Bandara Kualanamu secara ujung Runway 05 dan Runway 23.
operasional masuk ke dalam Localizer Runway 23 terletak pada
manajemen PT. Angkasa Pura II koordinat 03˚39'06.23136''N dan
(Persero). Sedangkan di wilayah sisi 098˚53'03,73421"E. Peralatan ILS
udara (air side) masuk ke dalam Localizer Runway 23 di Bandar
manajemen Perum LPPNPI Udara Kualanamu bermerk Thales

118
Analisis Teknis Penyebab Terjadinya False Course … (Sabdo Purnomo, S.SiT, M.Si)

421 yang beroperasi pada frekuensi Power Output 25 Watt serta


110.90 MHz, dengan Power identifikasi kode morse “IDEL”.
Consumption input 660 Watt dan
ANTENA ANTENA
LOC LOC
(20) (20)

300 M

60 METER
O5

23
RUNWAY

3750 METER
75 M

SHELTER SHELTER

Gambar 4.1: Penempatan Localizer di Bandara Kualanamu

Antena pemancar Localizer berlokasi Thales 421 dengan frekuensi 110.90


di ujung landasan pacu pada jarak MHz, dengan Power Consumption
300 meter dari threshold. Antena input 660 Watt dan Power Output 25
pemancar berjumlah 20 buah pasang Watt serta identifikasi kode morse
secara berderet. Dan pemancar “IDEL”. Di bawah ini diperlihatkan
Localizer tersebut bermerk Thales tabel frekuensi kanal – kanal sinyal
421. pembawa (carrier) dari ILS, yaitu
suatu pasangan frekuensi dari setiap
B. Frekuensi ILS Localizer stasiun pemancar dari Localizer dan
Localizer di Bandar pemancar Glide Path.
Udara Kualanamu Medan bermerk
Tabel 4.1: Kanal – kanal frekuensi dari Localizer dan Glide Path

No. Kanal Frekuensi Localizer Frekuensi Glide Slope

1. 110.3 MHz 335,0 MHz


2. 109.9 MHz 333,8 MHz
3. 109.5 MHz 332,6 MHz
4. 110.1 MHz 334,4 MHz
5. 109.7 MHz 333,2 MHz
6. 109.3 MHz 332,0 MHz

119
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

7. 109.1 MHz 331,4 MHz


8. 110.9 MHz 330,8 MHz
9. 110.7 MHz 330,2 MHz
10. 110.5 MHz 329,6 MHz
11. 108.1 MHz 334,7 MHz
12. 108.3 MHz 334,1 MHz
13. 108.5 MHz 329,9 MHz
14. 108.7 MHz 330,5 MHz
15. 108.9 MHz 329,3 MHz
16. 111.1 MHz 331,7 MHz
17. 111.3 MHz 332,3 MHz
18. 111.5 MHz 332,9 MHz
19. 111.7 MHz 333,5 MHz
20. 111.9 MHz 331,1 MHz

C. Perhitungan Width Localizer di Bandar Udara Kualanamu

Untuk tiap bandara nilai widthnya tidak sama, tergantung panjang

landasan dan jarak antena Localizer dengan threshold landasan tersebut.

Gambar 4.2: Lebar Width Bandar Udara Kualanamu

120
Analisis Teknis Penyebab Terjadinya False Course … (Sabdo Purnomo, S.SiT, M.Si)

A Maka: tg =
tg  W  2 x
X Y

0,155 0,155
A   107
DS 0,00145  = 1,513˚

W= 2 x  = 2 x 1,513˚ = 3.03˚
Bandar Udara Kualanamu dengan
dimana :
panjang landasan 3750 m dan jarak

antena dengan threshold 300 m, A = jarak width terluar terhadap


maka untuk mendapatkan lebar width garis tengah landasan.
bandara, dapat dihitung dengan
DS = Displacement Sensitivity (
rumus:
sensifitas pergeseran )

0,00145 DDM/meter.
Diketahui : X = 300 m, Y = 3750 m

dan A = 107 m (pembulatan)

sisi kiri threshold runway, seperti

D. Faktor – faktor yang yang terlihat pada gambar 2.15,

dapat mempengaruhi hasil karena dikhawatirkan akan

pancaran Localizer mempengaruhi kualitas sinyal

Ada beberapa faktor panduan Localizer yaitu:

yang dapat mempengaruhi hasil  Bangunan, bangunan apapun

pancaran antenna Localizer dan ini itu harus berada diluar dari daerah

harus ditiadakan atau dihilangkan kritis sensitive untuk localizer, pagar

pada daerah kritis dan sensitive yaitu dari metal atau spanduk – spanduk

minimal 110 m dari sisi kanan dan yang penyangganya dari metal.

121
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

 Benda tumbuh baik berupa Commissioning yang dilakukan pada

pohon – pohon, semak belukar atau 27 – 28 Februari 2013 meliputi

rumput juga harus dihilangkan dari pemeriksaan parameter, yaitu:

daerah ini. a. Pemeriksaan

 Gundukan tanah pada daerah Modulasi

kritis pun tidak diperbolehkan, jadi Hasil modulasi

harus rata. yang didapat saat Flight

Di Bandar Udara Commissioning di Bandar Udara

Kualanamu Medan untuk standar Kualanamu Medan yaitu TX 1 =

teknis penempatan Localizer, baik 40% dan TX 2 = 40%. Hasil ini

penempatan antena atau shelter telah merupakan nilai modulasi yang ideal

sesuai dengan aturan yang dan sesuai dengan standart parameter

seharusnya pada SKEP 113, begitu modulasi.

juga permukaan lahan dan

lingkungan juga telah disesuaikan b. Pemeriksaan Centre Line

dengan SKEP. Hasil pemeriksaan

Centre Line atau Alignment di

E. Deskripsi Data dan Bandar Udara Kualanamu Medan

Kriteria saat Flight Commissioning adalah

1. Data Hasil Flight TX 1 = 0,06 μA dan TX 2 = 0,80 μA.

Commissioning Hasil ini merupakan nilai Centre

Penulis menyajikan Line (DDM=0) yang masuk dalam

data hasil Flight Commissioning toleransi dan sesuai standart

penerbangan. Pelaksanaan Flight

122
Analisis Teknis Penyebab Terjadinya False Course … (Sabdo Purnomo, S.SiT, M.Si)

parameter untuk Centre Line c. Pemeriksaan Width Normal

(DDM=0). Untuk Pemeriksaan width, toleransi

yang diperkenankan sebesar ±17%

dari nilai width bandara Kualanamu

Medan pada saat Flight

Commissioning

Toleransi =

= ± 0,515

Batas Atas = + 0,515

= 3,545º

Batas Bawah = - 0,515

= 2,515º

width bandara Kualanamu Medan sebesar 3,03º maka toleransi yang

diperkenankan antara 2,515º s/d 3,545º.

d. Pemeriksaan Width Alarm normal. Bila width suatu bandara

Untuk Pemeriksaan width Kualanamu sebesar 3,03º dengan

alarm, akan dilakukan Pemeriksaan toleransi ±17%, maka nilai Width to

Width to Narrow (width paling Narrow antara 3,03º s/d 2,515º dan

sempit) dan Pemeriksaan Width to nilai Width to Wide antara 3,03º s/d

Wide (width paling lebar) yang masih 3,545º.

diperkenankan dari nilai width

123
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

Hasil yang didapatkan untuk Serta hasil clearance 90 Hz

Width to Narrow saat Flight yang di dapat saat Flight

Commissioning TX 1 = 2,70º dan TX Commissioning adalah TX 1 =

2 = 2,70º, Hasil ini merupakan nilai 194/5.7 dan TX 2 = 203/8.9, nilai

ideal yang masuk dalam standart tersebut mempunyai pengertian

parameter Width to Narrow Alarm. bahwa nilai clearance 150 Hz pada

Hasil yang didapatkan untuk TX 1 = 194 μA di 5,7º dan TX 2 =

Width to Wide saat Flight 206 μA di 8,9º ini merupakan nilai

Commissioning TX 1 = 3,50 dan TX yang ideal dan memenuhi standart di

2 = 3,43º, Hasil ini merupakan nilai sector I.

ideal yang masuk dalam standart

parameter Width to Narrow Alarm. f. Pemeriksaan Symmetri

Hasil modulasi yang didapat

e. Pemeriksaan Clearance saat Flight Commissioning di Bandar

Hasil pemeriksaan clearance Udara Kualanamu Medan yaitu TX 1

150 Hz yang di dapat saat Flight = 49,32% dan TX 2 = 49,63%. Hasil

Commissioning adalah TX 1 = - ini merupakan nilai symmetry yang

194/5.7 dan TX 2 = -206/5.9, nilai ideal dan sesuai dengan standart

tersebut mempunyai pengertian parameter symmetry.

bahwa nilai clearance 150 Hz pada

TX 1 = -194 μA di 5,7º dan TX 2 = - g. Hasil Flight Commissioning

206 μA di 5,9º ini merupakan nilai Di Bandar Udara Kualanamu

yang ideal dan memenuhi standart di Medan dipasang ILS Localizer

sector I. bermerk Thales 421. Localizer ini

124
Analisis Teknis Penyebab Terjadinya False Course … (Sabdo Purnomo, S.SiT, M.Si)

dioperasikan dengan power tentang pedoman pemeliharaan dan

maksimal 25 watt dengan coverage pelaporan peralatan fasilitas

jarak pancaran sekitar 25 Nautical elektonika dan listrik penerbangan

Mile. bahwa setiap pemeliharaan fasilitas

Flight Commissioning ILS elektronika dan listrik dan

Localizer dilaksanakan pada tanggal penerbangan dilaporkan kepada

27 – 28 Februari 2013. Hasil yang Direktorat Navigasi Penerbangan

diperoleh adalah peralatan ILS secara berkala. Salah satu laporan

Localizer dapat dioperasikan dalam tersebut adalah Laporan Bulanan

menunjang keselamatan penerbangan Unjuk Hasil (Performance). Berikut

di Bandar Udara Kualanamu Medan. adalah rekapitulasi Laporan Bulanan

Unjuk Hasil (Performance) peralatan

2. Data Laporan Bulanan ILS Localizer di Bandar Udara

Peralatan ILS Localizer Kualanamu Medan, dimana:

Sesuai Surat O = Operasi Normal

Keputusan Direktur Jenderal X = Operasi Terputus


I = Operasi Menurun
Perhubungan Udara
V =Gangguan pada
SKEP/157/IX/03 Tahun 2003
peralatan pendukung

Tabel 4.2: Rekapitulasi Laporan Bulanan Localizer Runway 23 (2014)

OPERASI DALAM
NO BULAN HARI KETERANGAN
O X I V PERMASALAHAN
1 JANUARI 31 0 0 0 -
2 FEBRUARI 28 1 0 24 Feb, QZ665 offside left
6 Mar,MAS 840-LNI210-
3 MARET 31 0 1 0 AXM1350 False LLZ

125
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

4 APRIL 30 0 0 0 -
5 MEI 31 0 0 0 -
6 JUNI 30 0 0 0 -
7 JULI 31 0 1 0 30 Juli, MAS840 False LLZ
8 AGUSTUS 31 0 0 0 -
9 SEPTEMBER 30 0 0 0 -
10 OKTOBER 31 0 0 0 -
11 NOPEMBER 30 0 0 0 -
12 DESEMBER 31 0 0 0 -
JUMLAH 365 0 3 0 -

3. Data Ground Inspection Localizer pada titik – titik yang telah

Peralatan ILS Localizer ditentukan (check point) dengan

Setelah mendapatkan acuan garis tengah landasan,

permasalahan dari laporan bulanan sehingga apabila di tiap – tiap derajat

yaitu adanya komplain dari Pesawat pada titik – titik tersebut ditemukan

Komersil tentang False Course nilai yang tidak semestinya, dapat

peralatan ILS Localizer di Runway segera dilakukan pengecekan oleh

23, maka para teknisi melakukan teknisi. Pengecekan titik – titik

pelaksanaan ground inspection tersebut dilaksanakan pada saat

bulanan untuk memastikan hasil ground inspection peralatan. Titik-

pancaran peralatan Localizer titik pengecekan di bandara

tersebut. Kualanamu Medan dilakukan pada

Peralatan ILS dilengkapi titik 0º, 5º, 10º ,15º, 20º, dan 25º

dengan PIR (Portable ILS Receiver) untuk sektor kiri dan sektor kanan

yang berfungsi untuk memonitor landasan.

sinyal pancaran dari pemancar

126
Analisis Teknis Penyebab Terjadinya False Course … (Sabdo Purnomo, S.SiT, M.Si)

Pada saat melaksanakan ground inspection bulanan, salah satu hasil yang di

dapatkan sebagai berikut:

GROUND INSPECTION LLZ 23 (IDEL 110.90 Mhz) 22 Februari 2014

Tabel 4.3: Hasil Ground Inspection ILS Localizer Runway 23 (TX 1)


Sumber: Data Unit Telnav Kualanamu Medan
Check DDM
No
Point DDM μA
1 25 0.430 416,13
2 20 0.427 413,23
3 15 0.323 312
4 10 0.206 199,36
5 5 0.104 100,65
6 0 -0.003 2,9
7 -5 -0.100 -96,78
8 -10 -0.213 -206,13
9 -15 -0.338 -327,1
10 -20 -0.389 -376,45
11 -25 -0.378 -365,81

Grafik DDM
500 20 0.427
400
300 25 0.430 15 0.323
200 10 0.206
100 5 0.104
Axis Title

0 0 -0.003
DDM μA
-100 0 2 4 6 8 10 12
-200 -5 -0.100
-10 -0.213
-300
-15 -0.338 -25 -0.378;
-400
-500 -20 -0.389
Axis Title

Gambar 4.4: Grafik Hasil Ground Inspection Localizer (TX 1)

127
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-149

Tabel 4.4: Hasil Ground Inspection ILS Localizer Runway 23 (TX 2)


Sumber: Data Unit Telnav Kualanamu Medan
Check DDM
No
Point DDM μA
1 25 0.434 420
2 20 0.432 418,1
3 15 0.332 321,29
4 10 0.212 205,16
5 5 0.105 101,61
6 0 0.002 1,93
7 -5 -0,102 -98,71
8 -10 -0,215 -208,06
9 -15 -0,346 -334,84
10 -20 -0,397 -384,19
11 -25 -0,388 -375,48

Grafik DDM
500 25; 420
400 20; 418,1
300 15; 321,29
200 10; 205,16
100 DDM μA
Axis Title

5, 101.61
0 0; 1,93
-100 0 2 4 6 8 10 12
-200 -5; 98,71
-10; 208,06
-300
-400 -15; 334,84 -25; 375,48
-20; 384,19
-500
Axis Title

Gambar 4.5: Grafik Hasil Ground Inspection Localizer (TX 2)

128
Analisis Teknis Penyebab Terjadinya False Course … (Sabdo Purnomo, S.SiT, M.Si)

Hasil yang didapatkan saat Penerbangan Kalibrasi yang

pelaksanaan ground inspection, diperlukan untuk menjamin standart,

menyatakan bahwa Localizer akurasi dan keselamatan operasi

Runway 23 dalam kondisi NORMAL penerbangan sesuai standart ICAO

dengan nilai Centre Line = - (International Civil Aviation

0,003DDM atau -2,9 μA (TX 1) dan Organisation)

nilai Centre Line = 0,002DDM atau Dalam hal ini penulis

1,93 μA (TX 2), sehingga dapat menyajikan data flight Inspection

digunakan sebagai peralatan kalibrasi periodic ILS yang

pendaratan pesawat. dilaksanakan di Bandar Udara

4. Data Flight Inspection Kualanamu Medan pada 10 Juli

Kalibrasi 2014. Hasilnya adalah sebagai

Flight Inspection Kalibrasi, berikut:

Flight Test atau Flight Check adalah Hasil flight Inspection kalibrasi

kegiatan penerbangan yang bertujuan periodic ILS Localizer pada 10 Juli

untuk pengujian dan peneraan sinyal 2014 yang ditunjukkan pada gambar

– sinyal pancaran dari alat bantu 4.6 menunjukkan hasil kalibrasi yang

navigasi udara, alat bantu berupa pancaran signal clearance.

pendaratan, komunikasi penerbangan Yaitu pada sector I pesawat

serta prosedur penerbangan di menerima signal 175µA. Ini

seluruh wilayah Indonesia baik merupakan batas minimum dari nilai

Commissioning, Periodic maupun pancaran signal clearance pada

Special Check oleh suatu Badan sector I.

129
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-

Hasil yang didapatkan pada sector 150µA begitu juga sector

seharusnya seperti gambar 4.7, pada I lebih dari 175µA, tidak ada yang

semua sector ditiap titik diperoleh melewati garis merah.

hasil yang sesuai, signal clearance

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 4. antara 175µA, Ini


Berdasarkan hasil merupakan batas minimum
penelitian di atas penulis dari nilai pancaran signal
mengambil kesimpulan bahwa: clearance pada sector I.
1. Penempatan antena dan Hasil ini dapat
shelter, serta kondisi mempengaruhi pancaran
permukaan lahan dan peralatan Localizer, yang
lingkungan peralatan ILS mengakibatkan False
Localizer merk Thales 421 Course.
di Bandar Udara Kualanamu
Medan sudah sesuai dengan
SKEP 113/VI/2002 tentang 5. Dari hasil data recorder
Kriteria Penempatan paper pesawat kalibrasi
Fasilitas Elektronika dan pada 10 Juli 2014 terdapat
Listrik Penerbangan. signal yang tidak stabil di
atas sector I dan sector II.
Dan nilai pada sector I,
termasuk dalam kondisi
kritis di 175µA.

2. Dari hasil penelitian, pada 6. False Course muncul ketika


tanggal 10 Juli 2014 Localizer beroperasi di
diperoleh Transmitter 2 dan pada saat
pesawat melakukan
3. nilai pancaran clearance pendekatan pendaratan di
pada sector I yang diterima jarak 7 NM dari touchdown
di pesawat kalibrasi berkisar landasan.

130
Analisis Teknis Penyebab Terjadinya False Course … (Sabdo Purnomo, S.SiT, M.Si)

a. Ukur menggunakan
B. Saran Oscilloskope pada
1. Perlu menjaga lingkungan Transmitter.
sekitar peralatan Localizer b. Ukur Antena dengan
Runway 23 agar tidak ada menggunakan Watt
benda tumbuh dan Meter.
bangunan yang melebihi c. Bersihkan Connector –
batas, supaya peralatan connector Coaxial kabel.
dapat beroperasi dengan d. Setting parameter
optimal. Clearance saat
pelaksanaan Periodic
2. Lakukan Groundcheck kalibrasi.
dengan cara:
a. Memancarkan course 4. Saat pelaksanaan Periodic
saja dan diukur pada 0º kalibrasi, teknisi meminta
dari titik pengecekan. print out kalibrasi, dan dapat
b. Memancarkan clearance melakukan request
saja dan diukur pada 0º (permintaan) agar pesawat
dari titik pengecekan. pesawat kalibrasi masuk ke
c. Dicurigakan kedua pendekatan pendaratan dari
pemancar (course dan 7 NM left dan 7 NM right.
clearance) tidak Setelah itu cek performance
symmetri. pancaran dari data recorder
paper saat pelaksanaan
3. Agar pancaran signal kalibrasi selesai.
clearance pada sector I
mencapai nilai diatas 5. Apabila belum mencapai
175µA, maka perlu nilai clearance diatas
dilakukan pengaturan 175µA, maka perlu
(setting) parameter dilakukan penggantian
clearance, serta pengecekan modul Power Amplifier
pada peralatan dengan cara: clearance

131
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol.10 No.3 Oktober 2015 : Hlm. 1-

DAFTAR PUSTAKA

Thales ATM, 2008, ILS 420 ICAO; Annex 10, Sixth Edition, July
Instrument Landing System 2008, Tentang Aeronaturical
Localizer 421, Technical Manual, Telecomunication CHAPTER 3
Stuttgart – Germany. Spesifikasi ILS hal 3-1

Keputusan Direktur Jenderal ICAO; Doc 8071 – Manual On


Perhubungan Udara, Testing OF Radio Navigation Aids,
SKEP/157/IX/03 tanggal 17 Fourth Edition, 2000, Volume I.
September 2003, Tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Pelaporan Undang – Undang Republik
Indonesia, Nomor 1 Tahun 2009,
Peralatan Fasilitas Elektronika dan
Listrik. Tentang Penerbangan

Keputusan Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Navigasi Udara,


TCC Handbook ILS, 2014
Perhubungan Udara ,
SKEP/113/VI/2002 tanggal 12 Juni Faidi, M. “Gambaran Umum
2002, Tentang Kriteria Penempatan Instrument Landing System Bagian
Fasilitas Elektronika dan Listrik II”
Penerbangan. http://www.gloopic.net/prasarana/ga
mbaran-umum-instrument-landing-
Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara, system-ils- bagian-ii (diakses tanggal
SKEP/83/VI/2005 tanggal 20 Juni 23 April 2013.
2005, Tentang Prosedur Pengujian
Di Darat (Ground Inspection)
Peralatan Fasilitas Elektronika Dan
Listrik Penerbangan.

Peraturan Direktur Jenderal


Perhubungan Udara,

SKEP/116/VII/2010 tanggal 07 Juli


2010, Tentang Petunjuk dan Tata
Cara Penyelenggaraan Kalibrasi
Fasilitas Navigasi Dan Prosedur
Penerbangan (Advisory Circular Part
171 – 5).

132

Anda mungkin juga menyukai