Hitung Lalu Lintas Harian
Hitung Lalu Lintas Harian
BAB IV
ANALISIS DATA
Dari Tabel 4.1 di atas LHR dikelompokkan menurut jenis kendaraan jalan
perkotaan berdasarkan buku MKJI 1997 menjadi sebagai berikut :
Jumlah Kendaraan
2002 2003 2004 2005 2006 2007
Jenis Kendaraan EMP Kend SMP Kend SMP Kend SMP Kend SMP Kend SMP Kend SMP
1 Kendaraan Ringan (LV) 1 978 978 914 914 945 945 1015 1015 1005 1005 1125 1125
Kendaraan Berat
2 Menengah (MHV) 1.3 67 87.1 105 136.5 102 132.6 142 184.6 194 252.2 200 260
3 Sepeda Motor (MC) 0.5 1455 727.5 1117 558.5 1398 699 1017 508.5 1514 757 1728 864
Jumlah - 1793 - 1609 - 1777 - 1708 - 2014 - 2249
Dari hasil perhitungan dengan metode eksponensial didapat angka pertumbuhan (i)
sebesar 5,18 %.
Y
x x . y
Tahun X
2002 1 1793 -2.5 -65.33 6.25 163.325
2003 2 1609 -1.5 -249.33 2.25 373.995
2004 3 1777 -0.5 -81.33 0.25 40.665
2005 4 1708 0.5 -150.33 0.25 -75.165
2006 5 2014 1.5 155.67 2.25 233.505
2007 6 2249 2.5 390.67 6.25 976.675
Σ 21 11150 0 0 17.5 1713
Σx 21
Xr = = = 3,5
n 6
Σy 11150
Yr = = = 1858,33
n 6
Σy = na + bΣx
11150 = 6.a +b.0
11150
a= = 1858,33
6
PERENCANAAN JEMBATAN GANTUNG TUGU SOEHARTO
KELURAHAN SUKOREJO, KECAMATAN GUNUNGPATI, SEMARANG
IV- 4
_ _ _2
Σ x y = aΣ x + b Σ x
1713 = a.0 + b.17,5
1713
b= = 97,88
17,5
b
i= x100%
a
97,88
i= x100% = 5,27 %
1858,33
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode regresi linier didapat angka
pertumbuhan (i) sebesar 5,27 %. Hasil kedua metode di atas angka pertumbuhan (i)
pertahun yang diambil adalah angka pertumbuhan terbesar yaitu 5,27 %.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Survey Bulan April 2008 di Jalan Menoreh
Pukul Motor Mobil Truk Bus Pukul Motor Mobil Truk Bus
06.00 - 06.15 19 7 5 5 07.00 - 07.15 20 8 4 4
06.15 - 06.30 18 6 5 5 07.15 - 07.30 19 7 6 4
06.30 - 06.45 18 6 3 5 07.30 - 07.45 19 7 4 4
06.45 - 07.00 17 8 3 4 07.45 - 08.00 18 7 2 5
Jumlah
Jumlah (kend/jam) 72 27 16 19 76 29 16 17
(kend/jam)
Jumlah
Jumlah (smp/jam) 36 27 20,8 24,7 38 29 20,8 22,1
(smp/jam)
Total (smp/jam) 108,5 Total (smp/jam) 109,9
Pukul Motor Mobil Truk Bus Pukul Motor Mobil Truk Bus
12.00 - 12.15 19 7 3 3 13.00 - 13.15 18 6 4 4
12.15 - 12.30 18 6 5 5 13.15 - 13.30 17 5 4 4
12.30 - 12.45 18 6 3 5 13.30 - 13.45 17 5 4 6
12.45 - 13.00 17 6 3 6 13.45 - 14.00 18 5 2 5
Jumlah
Jumlah (kend/jam) 72 25 14 19 70 21 14 19
(kend/jam)
Jumlah
Jumlah (smp/jam) 36 25 18,2 24,7 35 21 18,2 24,7
(smp/jam)
Total (smp/jam) 103,9 Total (smp/jam) 98,9
Pukul Motor Mobil Truk Bus Pukul Motor Mobil Truk Bus
17.00 - 17.15 19 7 5 3 18.00 - 18.15 18 6 6 4
17.15 - 17.30 18 6 5 3 18.15 - 18.30 17 7 6 4
17.30 - 17.45 18 4 5 5 18.30 - 18.45 19 5 4 4
17.45 - 18.00 19 4 2 4 18.45 - 19.00 18 3 1 3
Jumlah
Jumlah (kend/jam) 74 21 17 15 72 21 17 15
(kend/jam)
Jumlah
Jumlah (smp/jam) 37 21 22,1 19,5 36 21 22,1 19,5
(smp/jam)
Total (smp/jam) 99,6 Total (smp/jam) 98,6
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Survey Bulan April 2008 di Jalan Simongan
Pukul Motor Mobil Truk Bus Pukul Motor Mobil Truk Bus
06.00 - 06.15 19 7 5 4 07.00 - 07.15 20 8 6 5
06.15 - 06.30 18 6 5 5 07.15 - 07.30 19 7 6 5
06.30 - 06.45 18 6 3 5 07.30 - 07.45 19 7 4 6
06.45 - 07.00 18 8 2 4 07.45 - 08.00 19 8 3 6
Jumlah
Jumlah (kend/jam) 73 27 15 18 77 30 19 22
(kend/jam)
Jumlah
Jumlah (smp/jam) 36,5 27 19,5 23,4 38,5 30 24,7 28,6
(smp/jam)
Total (smp/jam) 106,4 Total (smp/jam) 121,8
Pukul Motor Mobil Truk Bus Pukul Motor Mobil Truk Bus
12.00 - 12.15 19 7 5 4 13.00 - 13.15 18 6 6 5
12.15 - 12.30 18 6 5 6 13.15 - 13.30 17 5 4 5
12.30 - 12.45 18 6 3 7 13.30 - 13.45 17 5 4 8
12.45 - 13.00 18 7 4 7 13.45 - 14.00 19 6 3 6
Jumlah
Jumlah (kend/jam) 73 26 17 24 71 22 17 24
(kend/jam)
Jumlah
Jumlah (smp/jam) 36,5 26 22,1 31,2 35,5 22 22,1 31,2
(smp/jam)
Total (smp/jam) 115,8 Total (smp/jam) 110,8
Pukul Motor Mobil Truk Bus Pukul Motor Mobil Truk Bus
17.00 - 17.15 19 7 7 4 18.00 - 18.15 18 6 8 5
17.15 - 17.30 18 6 5 4 18.15 - 18.30 17 7 6 5
17.30 - 17.45 18 4 5 7 18.30 - 18.45 19 5 4 6
17.45 - 18.00 20 5 3 5 18.45 - 19.00 19 4 2 4
Jumlah
Jumlah (kend/jam) 75 22 20 20 73 22 20 20
(kend/jam)
Jumlah
Jumlah (smp/jam) 37,5 22 26 26 36,5 22 26 26
(smp/jam)
Total (smp/jam) 111,5 Total (smp/jam) 110,5
Dari hasil survey didapat arus jam puncak di jalan Menoreh terjadi pada pukul
07.00 - 08.00 sebesar 109,9 smp/jam dengan persentase arah tujuan kendaraan 47%,
sedangkan arus jam puncak di jalan Simongan sebesar 121,8 smp/jam dengan persentase
arah tujuan kendaraan 60%.
Arus Jam Puncak = (47% x 109,9) + (60% x 121,8)
= 125 smp/jam
Berdasarkan MKJI 1997 untuk jalan dalam kota, faktor k diambil 0,06.
⎛ Arus jam puncak ⎞
Jadi, LHRT =⎜ ⎟
⎝ k ⎠
⎛ 125 ⎞
=⎜ ⎟ = 2079 smp/hari
⎝ 0,06 ⎠
LHRT yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan data primer adalah 2079
smp/hari. Masa pembangunan selama 1 tahun, umur rencana 50 tahun. Maka LHR tahun
rencana ( LHR 2059 ) :
LHR 2059 = 2079 x (1 + 0,0527)51
= 28534 smp/hari
< 10000 2
< 20000 2
< 500 4
Sumber : Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, 2004
Berdasarkan perhitungan LHR Tahun Rencana bahwa ruas jalan tersebut
digolongkan pada jalan Arteri Sekunder kelas 1 (LHRT rencana = 28534 smp/hari) >
20000 smp/hari.
Tabel 4.8 Penentuan Kecepatan Rencana
Kecepatan Rencana
Tipe Kelas
(km/jam)
Kelas 1 100 ; 80
Tipe I
Kelas 2 80 ; 60
Kelas 1 60
Kelas 2 60 ; 50
Tipe II
Kelas 3 40 ; 30
Kelas 4 30 ; 20
Sumber : Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, 2004
Berdasarkan tabel di atas, maka kecepatan rencana yang disarankan untuk jalan
tipe II kelas 1 adalah 60 km/jam.
Direncanakan lebar lajur 3,25 meter 2/2UD. Rumus yang digunakan untuk
menghitung kapasitas jalan perkotaan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 1997, adalah sebagai berikut :
C = Co x FCw x FCSP x FCSF x FCCS
= 2900 x 0,93 x 1,00 x 0,94 x 1,00
= 2548 smp/jam
Dimana :
C = kapasitas (smp/jam).
Co = kapasitas dasar (smp/jam).
FCw = faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas.
FCSP = faktor penyesuaian pemisah arah.
FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping.
FCCS = faktor penyesuaian ukuran kota.
QDH = k x LHRT
= 0,06 x 28534 = 1712 smp/jam
Dimana :
QDH = Arus jam rencana.
k = 0,06 (MKJI 1997 untuk jalan dalam kota).
LHRT = lalu lintas harian rata-rata tahunan.
Dari hasil perhitungan nilai parameter tingkat kinerja jalan di atas, besarnya DS
memenuhi persyaratan (DS ideal adalah ≤ 0,75), maka kondisi jalan dengan 2/2 UD
masih layak dipergunakan sampai umur rencana hingga tahun 2059.
Klasifikasi Perencanaan Jembatan Gantung Tugu Soeharto kelurahan Sukorejo
kecamatan Gunungpati Semarang, dipergunakan jalan 2 lajur 2 arah tanpa median (2/2
UD) dengan kelas jalan arteri sekunder kelas 1, dan kecepatan rencana 60 km/jam.
Lebar Lajur = 2 x 3,25 m = 6,5 m
Lebar Trotoar = 2 x 1,50 m = 3,0 m
Lebar Bahu = 2 x 0,50 m = 1,0 m +
Lebar Jembatan = 10,5 m
1. 1998 2368 1972 2134 2206 1768 946 724 473 0 9 32 1880 2368
2. 1999 1828 1864 1612 1540 1864 974 920 352 146 50 328 2098 2098
3. 2000 1738 1576 1324 1432 1208 806 0 66 34 41 144 1414 1738
4. 2001 1792 1828 1900 1360 1160 820 666 0 6 29 376 1450 1900
5. 2002 2656 2206 2296 2422 1400 1352 1338 451 132 65 576 2278 2656
6. 2003 1558 3034 1828 2458 1160 1142 1296 0 48 0 512 2296 3034
7. 2004 2350 1990 1558 1864 1752 1170 1296 0 6 15 80 2296 2350
8. 2005 1630 1864 1666 1558 1304 1380 498 132 26 5 80 1450 1864
9. 2006 1612 2278 1324 1324 1144 960 1310 209 20 58 416 1846 2278
10. 2007 2171 1954 1270 1324 1480 0 0 242 0 8 152 1990 2171
Total 22457
Rata-rata 2245,70
Deviasi 389,729
k 2,590
XT (mm) 3255,099
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika
1. 1998 2845 1653 2010 720 1474 362 1082 129 0 0 576 721 2845
2. 1999 2773 1546 2310 480 1173 216 842 274 243 124 548 664 2773
3. 2000 2380 1427 900 1260 810 845 90 690 216 1230 1203 1025 2380
4. 2001 2190 967 1140 960 968 513 180 548 694 726 816 332 2190
5. 2002 1418 1256 1290 1050 274 630 750 190 395 843 1082 1242 1418
6. 2003 1114 2680 360 570 546 936 540 0 124 67 1262 1560 2680
7. 2004 1904 2862 900 1050 573 157 0 0 217 187 621 1583 2862
8. 2005 2590 2260 870 1170 548 307 314 0 304 243 182 245 2590
9. 2006 2176 2053 1080 810 326 210 523 235 124 1026 546 1524 2176
10. 2007 2375 2140 1140 1110 360 846 364 236 0 0 504 639 2375
Total 24289
Rata-rata 2428,90
Deviasi 436,701
k 2,590
XT (mm) 3559,956
Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika
2078,11 + 2241,12
R50 diambil = = 2159,615 mm
2
0, 6
⎡H ⎤
Kecepatan aliran (V) = 72. ⎢ ⎥
⎣L⎦
0,6
⎡ 87,3 ⎤
= 72. ⎢ = 1,95 m/det
⎣ 35700 ⎥⎦
L
Time concentration (TC) =
V
35700
= = 18307,69 detik = 5,09 jam
1,95
0 , 67
R ⎡ 24 ⎤
Intensitas hujan (I) = x⎢ ⎥
24 ⎣ TC ⎦
0 , 67
2159,615 ⎡ 24 ⎤
= x⎢ ⎥ = 254,33 mm/jam
24 ⎣ 5,09 ⎦
Debit banjir (QTr) = 0,278 (C.I.A)
= 0,278 (0,6 x 254,33 x 22,38)
= 949,22 m3/det
Q1 Q6 Q7
Q2 Q4 Q5
Q3 h
4700
3810
3555
3544
2059
n2 = 0,017
1
A2 = (2h − 4,7 ). 7 = 3,5 ( 2h – 4,7 )
2
P2 = 8,5
1
(2h − 4,7). 7
R2 = 2 = 0,41 ( 2h – 4,7 )
8,5
S2 = 0,00244
1 2
. {0,41 (2h − 4,7 )}3 . 0,00244 2 . {3,5 (2h − 4,7)}
1
Q2 =
0,017
n3 =
0,017
A3 =
19 h
P3 =
19
R3 =
h
S3 =
0,00244
1 2
. {h}3 . 0,00244 2 . {19h}
1
Q3 =
0,017
n4 = 0,017
1
A4 = (2h − 2,05). 2,5 = 1,25 ( 2h – 2,05 )
2
P4 = 3,3
R4 = 0,38 ( 2h – 2,05 )
S4 = 0,00244
1 2
. {0,38 (2h − 2,05)}3 . 0,00244 2 . {1,25 (2h − 2,05)}
1
Q4 =
0,017
n5 = 0,017
1
A5 = (2h − 5,6). 7
2
P5 = 7,155
R5 = 0,49 ( 2h – 5,6 )
S5 = 0,00244
1 2
. {0,49 (2h − 5,6 )}3 . 0,00244 2 . {3,5 (2h − 5,6)}
1
Q5 =
0,017
n6 = 0,017
1
A6 = (2h − 7,35). 15,6
2
P6 = 15,58
R6 = 0,5 ( 2h – 7,35 )
S6 = 0,00244
1 2
. {0,5 (2h − 7,35)}3 . 0,00244 2 . {7,08 (2h − 7,35)}
1
Q6 =
0,017
n7 = 0,017
1
A7 = (2h − 7,36) 18,3 = 9,15 ( 2h – 7,36 )
2
P7 = 18,4 + h – 7,36
9,15 (2h − 7,36)
R7 =
18,4 + h − 7,36
S7 = 0,00244
2
1 ⎧ 9,15 (2h − 7,36) ⎫ 3
⎬ . 0,00244 2 . {9,15 (2h − 7,36)}
1
Q7 = . ⎨
0,017 ⎩ 18,4 + h − 7,36 ⎭
melalui pondasi. Dalam proyek bangunan sipil, hampir tidak ada dua tempat yang
memiliki karakteristik tanah yang persis sama. Oleh karena itu, untuk bangunan-
bangunan yang dikategorikan sebagai bangunan berat adalah mutlak dilakukan
penyelidikan tanah untuk memastikan agar bangunan tersebut nantinya dapat berfungsi
dengan baik dan stabil.
Pekerjaan sondir yaitu pekerjaan untuk mengetahui tahanan conus (conus
resistance) yaitu dengan menggunakan alat sondir berupa sebuah kerucut dari besi yang
ditekan ke dalam tanah pada titik-titik tertentu yang sudah ditentukan dengan gaya
tertentu yang dapat dibaca skalanya untuk setiap jenis dan kedalaman tanah. Pekerjaan
sondir dilakukan pada dua titik sondir. Pada pekerjaan sondir alat yang dipergunakan
adalah sondir mesin hidrolis tipe Dutch Cone Penetrometer dengan kapasitas 10,00 ton
dan tahanan konus (cone resistance) maksimum qc = 700,00 kg/cm 2 . Penyelidikan
tanah dilakukan empat titik uji sondir yaitu S1, S2, S3, dan S4.
Tabel 4.11 Nilai Conus Resistance dan Total Friction pada Pekerjaan Sondir
Total Kedalaman Conus Resistance Total Friction
No Titik 2
(m) ( kg/cm ) ( kg/cm )
S1 - 2,00 0,0 s/d 250,0 265,00
S2 - 2,00 0,0 s/d 250,0 265,00
S3 - 4,40 0,0 s/d 230,0 240,00
S4 - 4,40 0,0 s/d 240,0 250,00
Sumber : Lab. Mektan Unika Soegijopranoto
Penentuan jenis pondasi dilihat dari kedalaman lapisan tanah pendukung. Bentuk
alternatif pondasi tertera pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.12 Jenis–jenis Pondasi
Jenis Pondasi Kedalaman Lapisan Pendukung
Pondasi langsung 0–2m
Pondasi sumuran 2 – 15 m
Pondasi tiang beton 15 – 60 m
Pondasi tiang baja 7-~m
Sumber : Buku Pegangan Kuliah Rekayasa Pondasi 2, Undip
Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tanah keras pada S1 dan S2
terletak pada kedalaman - 2,00 m, sedangkan tanah keras pada S3 dan S4 terletak pada
kedalaman - 4,40 m, maka sebaiknya pondasi yang digunakan yaitu pondasi sumuran.