Anda di halaman 1dari 3

Asal Usul Buleleng dan Singaraja

{ Karya : Yulia.S. setiawati }

Di Bali, hidup seorang raja yang bergelar Sri Bagening. Sang Raja memiliki
banyak istri, dan istri terakhirnya bernama Ni Luh Pasek. Ni Luh Pasek
berasal dari desa Panji dan masih keturunan Kyai Pasek Glombeng. Suatu
waktu, Ni Luh Pasek mengandung. Oleh suaminya, ia dititipkan kepada Kyai
Jelentik Bogol. Tak beberapa lama, anaknya pun lahir. Anak itu diberi nama
I Gede Pasekan. I Gede Pasekan mempunyai wibawa besar sehingga sangat
dicintai dan dihormati oleh pemuka masyarakat maupun masyarakat biasa.

Suatu hari, ketika usianya menginjak 20 thn, ayahnya berkata padanya,’’


Anak ku, sekarang pergilah engkau ke Den Bukit di daerah Panji.’’

‘’ Mengapa ayah ?’’

‘’ Karena disana kelahiran ibumu.’’

Sebelum berangkat, ayah angkatnya memberikan 2 buah senjata bertuah,


yaitu sebuah kris bernama Ki Baru Semang dan sebatang tongkat bernama
Ki Tunjung Tutur. Dalam perjalanan, I Gede Pasekan diiring oleh 40
pengawal yang dipimpin oleh Ki Dumping dan Ki Sodot. Ketika sampai da
daerah yang disebut Batu Menyan, meraka bermalam dengan dijaga ketat
para pengawal secara bergantian.

Saat tengah malam, tiba – tiba datang makhluk ajaib penghuni hutan. Dia
mengangkat I Gede Pasekan ke atas pundaknya sehingga I Gede Pasekan
ke atas pundaknya sehingga I Geda Pasekan dapat melihat pemandangan
lepas ke lautan dan daratan yang terbentang dihadapannya. Ketika dia
memandang ke arah timur dan barat laut, ia melihat pemandangan pulau
yanh amat jauh. Ketika melihat ke arah selatan pemandangannya dihalangi
oleh gunung. Setelah makhluk itu pergi kemudian terdengar bisikan.

‘’ I Gusti, sesusungguhnya apa yang telah engkau lihat akan menjadi daerah
ke kuasaanmu.’’
Keesokan harinya rombongan itu melanjutkan perjalanan. Mesti sulit dan
penuh rintangn akhirnya rombongan I Geda Pasekan berhasil mencapai
tujuan yaitu Desa Panji, tempat kelahiran ibunya. Suatu hari, ada sebuah
perahu Bugis yang terdampar di pantai Penimbangan. Warga setempat yang
diminta tolong tak mampu mengangkatnya. Keesokan harinya orang Bugis
pemilik perahu itu meminta tolong pada I Gede Pasekan. ‘’ Tolong kami,
tuan. Jika tuan berhasil mengangkat perahu kami sebagaian muatan itu
akan kami serahkan kepada tuan sebagai upahnya.’’

‘’ Kalau itu keinginan kalian saya akan berusaha mengangkat perahu itu,
jawab I Gede Pasekan.’’

I Gede Pasekan segera memusatkan pikirannya.

Sebagai ungkapan rasa terimakasih, orang Bugis itu memberikan hadiah


berupa setengah dari isi perahu itu kepada I Gede Pasekan. Di antara
hadiah itu terdapat dua gong besar. Sejak saat itu I Gede Pasekan
menjadi orang kaya dan bergelar I Gust Panji Sakti. Kekuasaan I Gede
Pasekan mulai meluas dan menyebar sampai kemana – mana, dia pun
mendirikan Kerajaan baru di Den Bukit. Kira – kira abad ke-17, Ibu Kota
Kerajaan itu disebut orang dengan nama Sukasada. Kerajaan I Gede
Pasekan itu berkambang hingga ke utara. Daerah itu banyak ditumbuhi
pohon Buleleng. Oleh karena itu, pusat Kerajaan berali kewilayah itu.
Wilayah itu pun diberi nama Buleleng

Di Buleleng di bangun sebuah istana megah yang yang di beri nama


Singaraja. Nama ini manunjukkan bahwa penghuninya adalan seseorang raja
yang gagah perkasa laksana singa. Namun, ada pendapat yang mengatakan
bahwa nama singaraja artinya tempat persinggahan raja. Berangkali ketika
sang raja masih di Sukasada, sering singgah disana. Jadi, kata Singaraja
berasala dari kata Singgah raja.
TUGAS

BHS. INDONESIA

NAMA : NIKEN KUSUMAWARDANI

KELAS : VII G

Anda mungkin juga menyukai