Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di era globalisasi ini masalah kesehatan yang berdampak negative
semakin meningkat dengan berbagai macam situasi yang berhubungan
dengan masalah kesehatan, kesehatan yang meliputi bio, psiko, sosial dan
spiritual.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanann kesehatan yang
diberikan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit yang tidak dapat melakukan perawatan sendiri.
Pelayanan kesehatan ini diberikan untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal, untuk mencapainya perlu ditingkatkan untuk pelayanan dalam
meningkatkan pelayanan, petugas kesehatan perlu memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang baik dan benar dalam melakukan tindakan
keperawatan.
Personal hygiene atau kebersihan diri merupakan satu tindakan mandiri,
keperawatan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental (
pisikis ), yang termaksud personal hygiene adalah memandikan pasien,
membersihkan mulut dan gigi, mencuci rambut dan menyisir rambut
memotong kuku dan perawatan genetalia. Kebutuhan personal hygiene
merupakan kebutuhan yang paling penting dalam kehudupan sehari-hari,
sehingga pasien merasa nyaman, segar, sehat, dan akan terhindar dari
berbagai penyakit.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah pengertian personal Hygiene?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene?
3. Apa macam-macam personal hygiene ?
4. Apa tujuan personal hygiene ?
5. Apa dampak yang sering muncul akibat terabaikannya personal
hygiene?

1
6. Apa defenisi memandikan pasien?
7. Apa tujuan memandikan pasien?
8. Apa saja indikasi untuk tindakan memandikan pasien?
9. Apa saja kontra indikasi untuk tindakan memandikan pasien?
10. Apa akibat tidak melakukan tindakan memandikan pasien?
11. Bagaimana prosedur memandikan pasien?

C. Tujuan pembuatan makalah


1. Untuk memberikan informasi bagaimana pengertian personal Hygiene.
2. Untuk memberikan informasi apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene.
3. Untuk memberikan informasi apa macam-macam personal hygiene.
4. Untuk memberikan informasi apa tujuan personal hygiene.
5. Untuk memberikan informasi apa dampak yang sering muncul akibat
terabaikannya personal hygiene.
6. Untuk memberikan informasi apa defenisi memandikan pasien.
7. Untuk memberikan informasi apa tujuan memandikan pasien.
8. Untuk memberikan informasi apa saja indikasi untuk tindakan
memandikan pasien.
9. Untuk memberikan informasi apa saja kontra indikasi untuk tindakan
memandikan pasien.
10. Untuk memberikan informasi apa akibat tidak melakukan tindakan
memandikan pasien.
11. Untuk memberikan informasi bagaimana prosedur memandikan
pasien.
D. Manfaat pembuatan makalah
1. Pembaca mampu memahami bagaimanakah pengertian personal
Hygiene?
2. Pembaca mampu memahami apa faktor-faktor yang mempengaruhi
personal hygiene?
3. Pembaca mampu memahami apa macam-macam personal hygiene ?

2
4. Pembaca mampu memahami apa tujuan personal hygiene ?
5. Pembaca mampu memahami apa dampak yang sering muncul akibat
terabaikannya personal hygiene?
6. Pembaca mampu memahami apa defenisi memandikan pasien?
7. Pembaca mampu memahami apa tujuan memandikan pasien?
8. Pembaca mampu memahami apa saja indikasi untuk tindakan
memandikan pasien?
9. Pembaca mampu memahami apa saja kontra indikasi untuk tindakan
memandikan pasien?
10. Pembaca mampu memahami apa akibat tidak melakukan tindakan
memandikan pasien?
11. Pembaca mampu memahami bagaimana prosedur memandikan
pasien?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian personal hygiene


Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.
Pengertian personal hygiene menurut beberapa ahli :
1. Sjarifuddin
Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau
perseorangan. Sjarifudin. 1979 (dalam Basyar.2005)
2. Efendy
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan halyang sangat
penting dan harus diperhatikan karena kebersihanakan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihanitu sendiri dangat
dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal-hal yang sangat
berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,sosial, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
(dalam Astutiningsih, 2006)
3. Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalammemenuhi kebutuhannya guna memepertahankan
kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
4. Nurjannah
Definisi perawatan diri adalah gangguankemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,makan, toileting)
5. Poter. Perry

4
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatutindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah
kondisidimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 )

Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal


ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah
sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi
kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya setiap orang selalu berusaha
supayapersonal hygiennya dipelihara dan ditingkatkan. Kebersihan
dankerapian sangat penting dan diperlukan agar seseorang disenangidan
diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan agar
seseorang dapat hidup secara sehat.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
1. Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene
pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang
tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah.
Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika
seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbaagkan rincian
kerapian ketika merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada
klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana memberikan
peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat
pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu
usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene.
2. Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan
dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-
kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua
mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan

5
air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang
mempengaruhi perawatan kebersihan.
3. Status sosio-ekonomi
sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat
praktik kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah
klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant,
sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika
penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social
yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.
4. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian,
pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi
untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang
penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene.
Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan
dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk
memenuhi perawatan yang perlu.
5. kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi
perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda
mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia
kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa,
bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali
dalam seminggu.
6. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang
kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien
memilih produk yang berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan
pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
7. kondisi fisik.

6
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut)
atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau
ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.
C. Macam-macam personal hygiene.
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan
dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya.
Seseorang dikatakanmemiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut
dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi
dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia,
serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya.Menurut Potter dan Perry
(2005) macam-macam personal hygiene dan tujuannya adalah:
1) Perawatan kulit
kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung
dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur
temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat
dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama
yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika pasien tidak mampu atau
melakukan perawatan kulit pribadi maka perawat memberikan bantuan
atau mengajarkan keluarga bagaimana melaksanakan personal higiene.
Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit
akan beresiko terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang
tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya
matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi
sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan
dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit merupakan media
pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel
epidermis, dan dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat, urine,
material fekal berair, dan drainase luka dapat mengakumulasikan pada
permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan
infeksi. Pasien yang menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada
kulit seperti gips, baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik

7
dapat menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit
sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit
adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien
dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera,
serta dapat berpartisifasi dan memahami metode perawatan kulit.
2) Mandi
Memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi
dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi
ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan
ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total. Keluasan
mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan
pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkathygiene yang
dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam pemenuhan
kebutuhan personal higiene, terbaring ditempat tidur dan tidak mampu
mencapai semua anggota badan dapat memperoleh mandi sebagian di
tempat tidur. Tujuan memandikan pasien di tempat tidur adalah untuk
menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor,
memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan
pasien. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta
sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi
darah ke kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar.
Pasien dapat dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit
pasien kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali seminggu
sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering. Perawat atau
anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien berjalan ke kamar
mandi atau kembali dari kamar mandi. Perawat atau anggota keluarga
harus ada untuk membantu pasien mengguyur atau mengeringkan bila
perlu atau mengganti pakaian bersih setelah mandi. Kadang pasien
dapat mandi sendiri di tempat tidur atau mereka memerlukan bantuan
dari perawat atau anggota keluarga untuk memandikan bagian

8
punggung atau kakinya. Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan
perawat atau anggota keluarga memandikan pasien di tempat tidur.
3) Hygiene mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan
mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi
dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat
penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus
dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut pasien.
Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan
kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat
masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan
mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari
partikel – partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi, dan
mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang
tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat
perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang
gusi), dan sariawan.Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat
dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan
perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa
mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran
penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis),
mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh,
mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan mampu
melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar.
4) Perawatan mata, hidung, dan telinga
Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung,
dan telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak ada perawatan
khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus – menerus
dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah
masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak
terlalu memerlukan pembersihan. Namun, pasien dengan serumen yang

9
terlalu banyak telinganya perlu dibersihlkan baik mandiri pasien atau
dilakukan oeh perawat dan keluarga.Hygiene telinga mempunyai
implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul
pada kanal telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara.
Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature
dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel
asing ke dalam sistem pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan
mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk
melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan
mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ sensorik
yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan bebas
dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata,
hidung, dan telinga sehari – hari.
5) Perawatanrambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung
dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau
ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan
rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-
cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat
menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress
emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau
obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut
merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi
serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri
dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien
tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien
immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir,
dan bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien.
Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasien
yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk
memelihara perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien

10
yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat
atau keluarga pasien dalam melakukan higyene rambut. Tujuan
perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala
yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga
diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik
perawatan rambut.
6) Perawatankaki dan kuku
Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk
mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali
orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau
ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam
mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat
masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya
tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan
selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki
dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit
yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan
memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan
benar.
7) Perawatan genitalia
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap.
Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien
yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu
melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri.
Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan
genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat
membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan
pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia.
Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi,
mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan
serta mempertahankan personal higiene.

11
D. Tujuan personal hygiene.
Tujuan Personal Hygiene yaitu:
1. Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit
yang mati dan bakteri
2. Menghilangkan bau badan yang berlebihan
3. Memelihara integritas permukaan kulit
4. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
5. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
6. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi
kulit klien.
7. Meningkatkan percaya diri seseorang
8. Menciptakan keindahan
9. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang
E. Dampak yang sering muncul akibat terabaikannya personal hygiene.
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yangsering terjadi adalah:Gangguan intergritas kulit,gangguan
membranemukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga,dan gangguan
fisik padakuku.
2. Dampak Psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri,dan gangguan interaksisosial.
F. Di dalam makalah personal hygiene ini secara khusus akan dibahas
mengenai memandikan pasien.
a. Defenisi memandikan pasien.
Defenisi memandikan pasien adalah membersihkan tubuh pasien
dengan air bersih dan sabun.
b. Tujuan memandikan pasien.
1. Menghilangkan kotoran yang melekat pada kulit

12
2. Melemaskan otot-otot
3. Mencegah infeksi pada kulit
4. Merangsang peredaran darah dan saraf
5. Menghilangkan bau keringat dan memberi rasa nyaman
c. Indikasi untuktindakan memandikan pasien.
Indikasinya yaitu :
2. Pada pasien yang tidak dapat melekukan sendiri
3. Pada pasien yang keadaan umumnya memungkinkan
4. Pada pasien yang hygienenya rendah
5. Ibu pasca melahirkan
6. Pasien dengan balutan gips
d. Kontra indikasi untuk tindakan memandikan pasien.
Kontra indikasinya yaitu:
a. Tidak boleh dilakukan pada pasien panas tinggi (suhu badan lebih
dari 37,5°c).
b. Tidak boleh dilakukan pada pasien yang pendarahan.
c. Tidak boleh dilakukan pada pasien DBD ( demam berdarah ).
d. Tidak boleh dilakukan pada pasien patah tulang.
e. Tidak boleh dilakukan pada pasien syok hipofilek.
e. Akbat tidak melakukan tindakan memandikan pasien.
Akibatnya yaitu :
1. Terjadi ifeksi pada kulit
2. Tidak memberikan rasa nyaman
3. Tidak terpeliharanya kesehatan
4. Tidak dapat menghilangkan kotoran dan bau badans
f. Prosedur memandikan pasien.
1. Persiapan perawat
2. Persiapan Pasien
Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Persiapan Lingkungan
a. Menutup pintu dan jendela

13
b. Memasang sampiran
4. Persiapan alat
a. Pakaian bersih 1 stel
b. Baskom mandi 2 buah
c. Air panas dan dingin
d. Waslap 2 buah
e. Perlak dan handuk kecil 1 buah
f. Handuk besar 2 buah
g. Selimut mandi/kain penutup
h. Celemek plastic
i. Tempat tertutup untuk pakaian kotor
j. Sabun mandi
k. Bedak
l. Sarung tangan bersih
m. Pispot/urinal dan pengalas
n. Botol cebok
5. Prosedur pelaksanaan
a. Tahap pra interaksi
1) Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2) Mencuci tangan
3) Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
b. Tahap orientasi
1) Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
3) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
c. Tahap kerja
1) Menjaga privacy
2) Mencuci tangan
3) Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
4) Melepas pakaian atas klien

14
Membasuh muka
(a). Membentangkan perlak kecil dan handuk kecil di
bawah kepala
(b). Menawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak
(c). Membersihkan muka, telinga dengan waslap lembab
lali di keringkan
(d). Menggulung perlak dan handuk
Membasuh lengan
(a). Menurunkan selimut mandi kebagian perut klien
(b). Memasang handuk besar diatas dada klien secara
melintang dan kedua tangan klien diletakkan diatas
handuk
(c). Membasahi tangan klien dengan waslap air bersih,
disabun, kemudian dibilas dengan air hangat (lakukan
mulai dari ekstremitas terjauh klien)
Membasuh dada dan perut
(a). Melepas pakaian bawah klien dan menurunkan selimut
hingga perut bagian bawah, kedua tangan diletakkan
diatas bagian kepala, membentangkan handuk pada sisi
klien
(b). Membasuh ketiak dan dada serta perut dengan waslap
basah, disabun
(c). Kemudian dibilas dengan air hangat dan dikeringkan,
kemudian menutup dengan handuk
Membasuh punggung
(a). Memiringkan pasien kearah perawat
(b). Membentangkan handuk di belakang punggung hingga
bokong
(c). Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap,
disabun, kemudian dibilas dengan air hangat dan
dikeringkan

15
(d). Memberi bedak pada punggung
(e). Mengembalikan ke posisi terlentang, kemudian
membantu pasien mengenakan pakaian
Membasuh kaki
(a). Mengeluarkan kaki pasien dari selimut mandi dengan
benar
(b). Membentangkan handuk dibawah kaki tersebut,
menekuk lutut
(c). Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai
pangkal paha, disabun, dibilas dengan air bersih,
kemudian dikeringkan
(d). Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain
Membasuh daerah lipat paha dan genital
(a). Membentangkan handuk dibawah bokong, kemudian
selimut mandi bagian bawah dibuka
(b). Membasahi daerah lipat paha dan genital dengan air,
disabun, dibilas, kemudian dikeringkan
(c). Mengangkat handuk, membantu mengenakan pakaian
bawah klien
(d). Merapikan klien, ganti selimut mandi dengan selimut
tidur
d. Tahap Terminasi
1) Mengevaluasi hasil tindakan
2) Berpamitan dengan pasien
3) Membereskn dan kembalikan alat ke tempat semula
4) Maencuci tangan
5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

16
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personalyang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan
dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan
kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri. Macam personal hygiene adalah perawatan
yang mencakup seluruh bagian tubuh. Jenis-jenisnya yaitu, perawatan pagi
hari, siang hari, menjelang tidur, dan dini hari.
2. Saran
Kami sebagai penulis dari makalah ini sangat membutuhkan
masukan-masukan yang bisa membangun penulisan makalah ini menjadi
lebih baik, untuk itu kami berharap agar para pembaca bisa memberikan
kritikan setelah membaca makalah ini.

17

Anda mungkin juga menyukai