Anda di halaman 1dari 16

SIKAP DAN PELAYANAN KESEHATAN PADA BALITA

DISUSUN OLEH:

DWI MANCA ANGGORO S.Kep.,NS

BENTENG, 9 FEBRUARI 2014


TUJUAN PEMBELAJARAN
 TUJUAN UMUM
SISWA DAPAT MENJELASKAN SIKAP DAN PELAYANAN KESEHATAN PADA BALITA

 TUJUAN KHUSUS
 SISWA DAPAT MENJELASKAN DEFINISI PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA
 SISWA DAPAT MENJELASKAN PELAYANAN YG DI BERIKAN PADA BALITA
 SISWA DAPAT MENJELASKAN UPAYA KEGIATAN YG DILAKUKAN DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
A. DEFINISI DEFINISI PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA

 Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan di bidang kesehatan


yang menyangkut kesehatan anak balita usia 1-5 tahun.
 Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala, meliputi:
 Pemantauan tumbuh kembang untuk meningkatkan kualitas tumbuh
kembang anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang.
 Pencegahan kecelakaan
 Kesehatan pola tidur
 Penyuluhan yg di berikan pada orang tua:
 Kebersihan anak
 Perawatan gigi
 Perbaikan gizi/pola pemberian makan anak
 Kesehatan lingkungan.
Cont....
 Pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal
identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan)
 Perawatan anak sakit
 Jauhkan anak dari bahaya
 Cara menstimulasi perkembangan anak
 Sasaran pelayanan:
 Sasaran primer,
Sasaran primer dalam promosi kesehatan adalah masyarakat pada
umumnya sesuai dengan masalah kesehatan anak balita maka sasaran
ini ditujukan orang tua(bapak dan ibu)
 Sasaran sekunder
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan menganai pelayanan
kesehatan anak balita yaitu tokoh masyarakat,tokoh agama, tokoh
adat.
Cont....
 Sasaran tersier
Sasaran Tersier dalam promosi kesehatan adalah para pembuat keputusan
dangan kebijakan- kebijakan yang dibuat oleh kelompok, kelompok tersier
ini diharapkan akan berdampak pada tokoh masyarakaat dan juga kepada
ibu sehingga dapat meningkatkan kesehatan anak balita.
 UPAYA KEGIATAN YG DILAKUKAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
 Upaya promotif
Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk
meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya
adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar
masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya, kelompok orang
sehat meningkat dan kelompok orang sakit menurun. Bentuk
kegiatannya adalah pendidikan kesehatan tentang cara memelihara
kesehatan.
B. Upaya Preventif
Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah
terjadinya penyakit. Sasarannya adalah kelompok orang resiko tinggi.
Tujuannya untuk mencegah kelompok resiko tinggi agar tidak jatuh/
menjadi sakit (primary prevention). Bentuk kegiatannya seperti imunisasi.
 Upaya Kuratif
 Upaya kuratif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah
penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah
kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis. Tujuannya
kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah
(secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
 Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara
dan memulihkan kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannya adalah
kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah
pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention)
BENTUK PELAYANAN KESEHATAN PADA BALITA

1. Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS


KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan
pertumbuhan anak
 Manfaat KMS yaitu:
 Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan
balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan,
pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul
vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.
 Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan
anak
 Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas
untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan
kesehatan dan gizi.
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat
melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan
daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya
campak, diare dan infeksi lain.
 Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
 Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11
bulan satu kali dalam satu tahun
 Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia (mata kering).
Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami
pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau
konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
3. Pelayanan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
 Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk
balita mencakup
 Penimbangan berat badan
 Penentuan status pertumbuhan
 Penyuluhan
 Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila
ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas.
4. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh
Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar
(Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).
 Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan,
yaitu:
1. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam
tatalaksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan
non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien
asalkan sudah dilatih)
Cont....
 Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak
program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS).
 Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di
rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit
(meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan
kesehatan).
5. Pelayanan Immunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan
vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi
akan terlindung dari infeksi penyakit-penyakit: sebagai berikut: TBC, Difteri,
Tetanus, Pertusis (batuk rejan), Polio, Campak dan Hepatitis B. Imunisasi
bermanfaat untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak sehingga
tidak mudah tertular penyakit:TBC, tetanus, difteri, pertusis (batuk rejan),
polio, campak dan hepatitis. Imunisasi dapat diperoleh di Posyandu,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Praktek dokter atau
bidan, dan di Rumah sakit.
6. Konseling pada keluarga balita
 Konseling yang dapat diberikan adalah :
1. Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita
2. Pemberian makanan bayi
3. Mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
4. Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita
5. Peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan
seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal idenitasnya sebagai
laki-laki atau perempuan.
7. Kunjungan anak balita
 Kunjungan ini dilakukan pada minggu pertama setelah persalinan. Untuk
selanjutnya bayi bisa dibawa ke tempat bidan bekerja
 Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan
Cont...
 Kemudian pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak
berumur 12 bulan
 Setelah itu pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak bet
umur 24 bulan
 Pemeriksaan kehatan umum pada balita:
1. Pemeriksaan fisik anak ditakukan termasuk penimbangan berat badan
2. Penyuluhan atau nasehat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan
anak dan perbaikan gizi serta hubungan psiko sosial antar anak, ibu dan
keluarga. Ibu diminta memperhatikan tumbuh kembang anak, pola
makan dan tidur serta perkembangan prilaku dan sosial anak.
3. Penjelasan tentang Keluarga Berencana
4. Dokumentasi pelayanan.
8. PEMERIKSAAN FISIK

Beberapa hal yang perlu dilakukan pada pemeriksaan fisik adalah


sebagai berikut:
1. Anak diperiksa dalam keadaan tanpa pakalan kecuali popok atau
celana dalam
2. Bila anak gelisah, pemeriksaan dilakukan di atas pangkuan ibu
3. Ibu diminta membantu proses pemeriksaan agar berjalan lancer
4. Berikan pengertian pada anak yang sudah besar dan mengerti tentang
pemeriksaan
5. Denyut nadi, suhu napas jangan lupa diperiksa
“ Bukan kurangnya pengetahuan yang menghalangi
keberhasilan, tetapi tidak cukupnya tindakan,
bukan kurang cerdasnya pemikiran,
yang melambatkan perubahan hidup,
tetapi kurangnya penggunaan pikiran dan
kecerdasan,,,!!!!
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai