Anda di halaman 1dari 13

Pembelajaran Drama...

(Muhammad) 37

PEMBELAJARAN DRAMA PADA TEATER SEKOLAH


SMA NEGERI 10 FAJAR HARAPAN BANDA ACEH

oleh:
Muhammad*

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan pembelajaran, pelaksa-


naan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran drama pada teater sekolah SMA Negeri
10 Fajar Harapan Banda Aceh. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini
meliputi pengumpulan data, penyajian data, deskripsi dan analisis data. Metode yang
digunakan adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan
dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah satu
orang guru Bahasa dan Sastra Indonesia pada SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh,
satu orang pelatih teater pada Teater Sekolah SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh
serta siswa yang anggota Teater Sekolah SMA Negeri 10 Fajar Harapan. Pengolahan data
dilakukan dengan menganalisis data-data yang dikumpulkan yakni lembaran observasi
dan RPP pembelajaran drama, hasil wawancara serta dokumentasi langkah pementasan
drama. Berdasarkan dari hasil analisis data, perencanaan pembelajaran drama yang
dilaksanakan oleh guru sudah sesuai dan perencanaan pembelajaran drama oleh pela-
tih teater sekolah juga sudah sesuai. Pelaksanaan pembelajaran drama yang dilakukan
guru di kelas belum sepenuhnya maksimal sesuai dengan pementasan drama, sedangkan
pelaksanaan pembelajaran drama yang dilaksanakan pelatih teater di teater sekolah SMA
Negeri 10 Fajar Harapan sudah sesuai. Evaluasi pembelajaran drama yang dilaksanakan
guru di kelas sudah sesuai sedangkan evaluasi pembelajaran drama yang dilaksanakan
oleh pelatih teater di teater sekolah belum sepenuhnya sesuai.

Kata Kunci: Pembelajaran, drama, teater sekolah

ABSTRACT

This study aimed to learn the teaching and learning process, its execution and evaluation
at the school theater of the State High School 10 of Fajar Harapan, Banda Aceh. The study
went through a series of steps i.e. mining, presenting, descripting and analyzing the data.
The descriptive analysis method with qualitative approach was favored for its study design.
The data were collected through observation, interview and documentation to the Indonesian
and Indonesian Literature teacher, theater coach and theatrical students at the school in
question. The data in the form of observation sheets, teaching plan, interviews, documenta-
tion and drama performance were later analyzed. The results indicated that the teaching
plan of drama teaching and learning carried out both by the subject teacher and drama
coach has been in accordance with drama guidelines. Interestingly, the implementation of
the drama teaching and learning by the drama coach has been in accordance to the drama
*Mahasiswa MPBSI PPs Unsyiah
38 Master Bahasa Vol. 6 No. 1; Januari 2018:37−49

performance guidelines while the one carried out by subject teacher was vice versa. On the
other hand, while the evaluation given by the subject teacher has been in accordance to the
guidelines, the one delivered by the coach has not fully complied with the guidelines.

Keywords: Teaching and learning, drama and school theater

Pendahuluan Teater sekolah menjadi media dan


Secara umum, penelitian terkait pembela- wadah bagi keberlangsungan seni bagi
jaran drama di sekolah banyak mengarah sekolah di tempatnya berada, hal-hal yang
pada strategi pembelajaran di kelas, semen- terkait pengurusan teater sekolah secara
tara penelitian terkait penerapan pembela- sederhana dan mudah tidak akan menjadi
jaran drama sehingga mampu dipentaskan problema bagi pembelajaran drama. Guru
secara lengkap sebagaimana teater dalam dituntut mampu membina teater sekolah
arti kesenian yang lebih luas dan kompleks sebagai upaya menciptakan pembelajaran
masih sangat minim dilakukan oleh para Bahasa dan Sastra Indonesia yang kreatif,
peneliti. Hal yang terkait analisis pembela- ekspresif dan bergairah. Tidak lagi menja-
jaran sastra secara umum di lembaga pen- dikan pembelajaran drama sebagai bagian
didikan seperti sekolah selanjutnya dapat dari materi mata pelajaran Bahasa dan
digambarkan sebagai sebuah usaha guna Sastra Indonesia yang menjemukan bagi
mendorong pelaksanaan pembelajaran sas- dirinya dan terutama bagi siswanya.
tra secara lebih komprehensif. Model pem- Melalui teater sekolah, siswa dapat
belajaran sastra yang diterapkan di sekolah pula melakukan tahapan langkah-langkah
masih belum menyebutkan teater sekolah pementasan drama, semua hal yang terkait
sebagai wadah pembelajaran drama se- dari mulai persiapan sampai produksi (pe-
cara langsung, padalah teater sekolah ke- mentasan) drama dapat dipelajari secara
beradaannya jelas ada. mendalam melalui kelompok-kelompok pe-
Terdapat anggapan bahwa pengajaran mentasan siswa masing-masing. Hal demiki-
sastra dan bahasa di sekolah harus seim- an sulit ditemukan jika pembelajaran drama
bang, agar pemahaman siswa terhadap hanya semata diterapkan oleh guru di ruang
kedua bidang tersebut bisa berjalan baik. kelas saat pembelajaran Bahasa dan Sastra
Melalui keseimbangan pembelajaran an- Indonesia berlangsung. Keterbatasan waktu
tara bahasa dan sastra tersebut, kemung- dan ketidaksesuaian tempat berupa kelas
kinan bagi guru untuk dapat mengajar yang dipenuhi bangku dan meja siswa, juga
secara lebih kreatif dapat terjadi, namun usaha yang seadanya dilakukan oleh guru
untuk dapat mengajarkan kesusastraan tidak akan cukup menjadikan pembelaja-
dengan baik para guru perlu memiliki ket- ran drama dapat berlangsung sesuai yang
erampilan berbahasa sekaligus keterampi- diharapkan kurikulum sekolah.
lan bersastra, hal ini dimaksudkan agar Secara khusus penelitian ini dimak-
siswa memperoleh pengalaman sastra me- sudkan untuk:
lalui daya ekspresi maupun daya apresiasi. (1) Menggambarkan perencanaan pembe-
(Damono, 1993:12). lajaran drama pada teater sekolah SMA
Sasaran penerapan kurikulum secara Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh.
nasional termasuk menumbuhkan siswa (2) Mengetahui bagaimana pelaksanaan
sebagai warga negara Indonesia serta ba- pembelajaran drama pada teater seko-
gian dari masyarakat dunia yang berkara- lah SMA Negeri 10 Fajar Harapan Ban-
kter dan bertaqwa melalui kurikulum na- da Aceh.
sional yang utuh. Untuk mencapai sasaran (3) Menggambarkan evaluasi pembelajaran
tersebut yang juga bertitik fokus membina drama pada teater sekolah SMA Negeri
karakter siswa di sekolah, maka kehadiran 10 Fajar Harapan Banda Aceh.
teater sekolah diharapkan mampu mendo-
rong pengayaan materi dan alat ajar pendu- Kajian Pustaka
kung kurikulum yang bermutu dan bera- Aristoteles (dalam Aminuddin, 1990:214)
gam. Kegiatan latihan pembelajaran drama menyebutkan bahwa drama adalah imi-
melalui teater sekolah memberikan ruang tation of life in action (imitasi kehidupan
bagi pengembangan pembelajaran Bahasa dalam aksi), berdasarkan hal tersebut
dan Sastra Indonesia secara lebih strategis. dapat ditentukan adanya unsur inti dalam
Pembelajaran Drama... (Muhammad) 39

drama, yaitu “lakuan” sehingga dapat diru- yang langsung itu, lazimnya sebuah karya
muskan pula bahwa drama adalah suatu drama juga memperlihatkan adanya sema-
cerita dalam bentuk cakapan, diproyeksi- cam petunjuk pemanggungan yang akan
kan melalui dialog dan lakuan dalam pen- memberikan gambaran tentang suasana,
tas yang disajikan untuk penonton. lokasi, atau apa yang dilakukan oleh tokoh.
Poerwadarminta (dalam Thompson, Pengertian umum mengenai karya drama
2010:9) mencatat istilah drama berasal dari ini mengikuti batasan sebagaimana pernah
Eropa, diartikan dengan: (a) cerita sandi- dikemukakan oleh Sir John Pollock (dalam
wara yang mengharukan; lakon sedih, (b) Budianta, 2006:95-96) bahwa “a play as a
merupakan kiasan peristiwa yang ngeri atau work of art composed of work spoken, or mo-
menyedihkan. Drama disimpulkan sebagai tion performed, by imagined characters and
cerita lakon dan lakon cerita, menggam- having a subject, action, development, climax
barkan suatu peristiwa menyedihkan atau and conclusion”. Maksudnya bahwa ber-
mengerikan. Drama bertolak dari sebuah main drama sebagai suatu karya seni yang
bentuk cerita, dituliskan sebelum dilakonk- terdiri dari perbuatan yang diucapkan atau
an. Jadi, ada drama yang disebut sebagai gerak yang dilakukan, oleh karakter mem-
naskah dan ada juga yang dianggap sebagai bayangkan dan memiliki subyek, tindakan,
lakon itu sendiri berdasarkan naskah. pengembangan klimaks dan kesimpulan.
Kennedy (dalam Gani, 1988:262) me- Hakekat drama menurut Gani
nyebut kata drama berasal dari kata Yu- (1988:262-263) adalah bentuk yang paling
nani; dran, artinya melakukan sesuatu. konkret yang secara artistik dapat mencip-
Dari akar kata Yunani ini dapat dihimpun takan kembali situasi kemanusiaan, dan
beberapa definisi, antara lain: “komposisi hubungan kemanusiaan. Kekongkretan ini
literer yang menyampaikan sebuah cerita, bersumber dari fakta, bahwa kalau dalam
umumnya mengenai konflik kemanusiaan, komunikasi berbentuk cerita cenderung
dengan menggunakan dialog dan gerak se- menghubungkan peristiwa-peristiwa yang
bagai alat, untuk dipertunjukkan oleh para terjadi di masa lampau yang kini telah be-
aktor di atas pentas”. rakhir, maka dalam bentuk drama, peristi-
Drama adalah cerita mengenai kon- wa-peristiwa itu abadi, di sini dan sekarang.
flik dalam kehidupan manusia. Sebab itu Karenanya, drama mengandung segala
tidak mengherankan apabila drama juga kualitas kehidupan nyata, situasi sesung-
lazim disebut sebagai “seni konflik”. Drama guhnya yang ditemukan dalam kehidupan
merupakan pernyataan dari kemauan ma- sehari-hari, tetapi dengan perbedaan yang
nusia dalam menghadapi tantangan atau sangat menentukan: dalam kehidupan se-
oposisi dalam kehidupannya, pertentangan hari-hari, manusia berhadapan dengan ke-
atau “clash” antarkecenderungan-kecende- nyataan, namun dalam drama, semuanya
rungan manusia yang oposisional sifatnya. itu hanyalah gerak-laku yang meyakinkan,
Dalam drama bisa saja pelaku, ciri lakuan, drama hanyalah simulasi realitas.
tempat, waktu, dan tema berbeda-beda. Menurut Gani (1988:263), drama me-
Tetapi semua itu senantiasa ada adalah kon- miliki keutamaan tidak hanya yang terletak
flik. Hal itu sesuai dengan kenyataan bahwa pada kekongkretan peniruan artistiknya
“lakon” berakar pada perjuangan manusia terhadap perilaku kemanusiaan yang ses-
yang berkaitan dengan motif, kebutuhan, ungguhnya, tetapi juga pada kekongkretan
kecenderungan maupun harapan insan ber- bentuk, yang memungkinkan para penik-
nama manusia. Perjuangan inilah yang leb- matnya mampu memikirkan segala ses-
ih lanjut mampu mengetengahkan konflik uatu tentang situasi kemanusiaan.
dalam berbagai bentuk sehingga menjadi Kamus Webster’s News Dictionary se-
landasan pengembangan nilai dramatiknya bagaimana yang dikutip Rahmanto (dalam
(Ikcsan dalam Aminuddin, 1990:214-215). Mardianto, 2012:152) dijumpai kata “dra-
Terlepas dari apakah sebuah karya ma”. Drama diartikan sebagai a literary
drama itu nantinya dipentaskan atau han- composition that tell a story, usually of hu-
ya sekadar dibaca saja, pada intinya apa man conflict, by means of dialogue and ac-
yang disebut dengan drama adalah sebuah tion, to be performed bay actor atau ‘suatu
genre sastra yang penampilan fisiknya karangan yang mengisahkan suatu cerita
memperlihatkan secara verbal adanya dia- yang mengandung konflik yang disajikan
logue atau cakapan di antara tokoh-tokoh dalam bentuk dialog atau laga, dan diper-
yang ada. Selain didominasi oleh cakapan tunjukkan oleh para aktor di atas pentas’.
40 Master Bahasa Vol. 6 No. 1; Januari 2018:37−49

Dalam kamus yang sama tersebut, kata “dran” yang berarti berbuat, berlaku, atau
“theater” diartikan sebagai a place where beraksi. Pengertian laku di sini tidak selalu
plays, operas, films, etc. Are presented, atau merupakan pertunjukan atau sebuah ben-
‘suatu tempat di mana drama, opera, film, tuk tontonan. Mungkin berarti sebuah cer-
dan sebagainya dipertunjukkan’. tia tentang pergulatan kehidupan manusia
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa atau yang sering disebut sebagai lakon.
Indonesia (KBBI) yang dikutip Rahmanto Dalam hal ini, drama lebih cenderung me-
(dalam Mardianto, 2012:152) istilah teater miliki pengertian seni sastra daripada seni
memiliki dua macam arti: pertama, ‘ge- pertunjukan. Di dalam seni sastra, drama
dung atau ruangan tempat pertunjukan setaraf dengan jenis puisi, prosa atau esai.
film, sandirwara’, dan sebagainya; kedua, Drama juga berarti suatu peristiwa tentang
‘pementasan drama sebagai suatu profesi; manusia. Apabila peristiwa atau cerita ten-
sandiwara’. Sedangkan dalam pemakaian tang manusia ini diangkat ke atas pentas
dua istilah (drama dan teater) tersebut se- sebagai suatu bentuk pertunjukan, maka
lama ini sering sekali salah menempatkan ia menjadi sebuah peristiwa teater.
pemakaiannya, padahal dari dua kamus Padmodarmaya (1990:3) me-nyampai-
yang telah dikutipkan di atas jelas sekali kan, bahwa pada mata pelajaran Kesenian
mengutarakan persamaan sekaligus per- (Seni Budaya) di sekolah, drama dalam
bedaan antara drama dengan teater. pengertian seni sastra tidak selalu dibahas.
Jika dalam penjelasan tentang “dra- Pembahasan lebih lanjut bisa dilakukan
ma” disebutkan unsur: ‘suatu karangan pada mata pelajaran bahasa (Bahasa dan
berisi kisahan’ tetapi dalam penjelasan ten- Sastra Indonesia), hal ini karena pada seni
tang” teater” mengarah kepada pengertian drama dalam pelajaran Kesenian merupak-
unsur: ‘suatu tempat di mana drama, op- an suatu bentuk penyajian pertunjukan,
era, film, dan sebagainya dipertunjukkan. oleh karena itu sangat erat hubungannya
Oleh karena itu, jika ada contoh kalimat dengan seni teater. Seni drama dalam ben-
seperti ‘Kita diajak teman untuk bermain tuk penyajian di atas pentas ini juga sering
teater dan menonton drama” maka ter- disebut sandiwara. Namun pada umumnya,
dapat kesalahkaprahan dari penggunaan penyajian sandiwara lebih cenderung meru-
kata “teater” dalam kalimat tersebut. Unsur pakan cerita mengenai kenyataan hidup
makna “suatu tempat pertunjukkan” yang sehari-hari yang diangkat ke atas pentas.
terkandung dalam pengertian “teater” me- Sedangkan drama tidak selalu demikian,
nyebabkan klausa ‘bermain teater’ menjadi misalnya drama tari. Di sini drama men-
salah penempatan, karenanya sebaiknya gandung pengertian yang dinyatakan den-
dalam klausa yang salah makna tersebut gan tari. Drama tari juga merupakan salah
diganti kata “teater” menjadi “drama” se- satu bentuk seni teater dengan unsur gerak
hingga terbentuklah penyebutan yang te- tari (mengambil peranan yang besar). Begi-
pat berupa klausa “bermain drama”, dan tu pula dengan drama nyanyi atau musik,
penempatan kata “teater” lebih tepat pada ia juga merupakan salah satu bentuk seni
klausa “menonton teater”. teater dengan unsur bunyi/suara musik.
Thompson (2010:9) menyampaikan Dengan demikian pengertian teater
bahwa drama dan teater tidak dibedakan menurut Padmodarmaya (1990: 3) diru-
dalam praktik, namun secara teoritis dan muskan sebagai berikut.
sejarah, keduanya harus dibedakan. Dra-
ma dipentaskan di sebuah teater sehingga “Teater adalah salah satu bentuk
teater merupakan bagian yang dibutuhkan kegiatan manusia yang secara sadar
oleh drama. menggunakan tubuhnya sebagai un-
Padmodarmaya (1990:2) mem-berikan sur utama untuk menyatakan dirinya
pengertian seni teater dan drama sebagai yang diwujudkan dalam suatu karya
berikut: “Kata teater dan drama memiliki (seni pertunjukan) yang ditunjang den-
arti yang sama tetapi berbeda ungkapan- gan unsur gerak, suara, bunyi, dan
nya. Teater berasal dari kata Yunani lama rupa yang dijalin dalam cerita pergu-
“theatron” yang secara harfiah berarti ge- latan tentang kehidupan manusia”,
dung atau tempat pertunjukan. Dengan
demikian, maka kata teater selalu men- Pada akhirnya teater sebagai hasil
gandung arti pertunjukan atau tontonan. karya (seni) merupakan satu kesatuan
Drama berasal juga dari kata Yunani lama yang utuh antara manusia sebagai unsur
Pembelajaran Drama... (Muhammad) 41

utamanya dengan unsur-unsur penunjang gan yang berkumpul akan menjadi bahan
dan penjalinnya. Dengan demikian, maka masukan bagi pengajar sastra dan pengem-
seni teater sebenarnya merupakan suatu bangan sastra yang akan datang (Endras-
perpaduan segala macam pernyataan seni. wara, 2008:189-190).
Teater berasal dari bahasa Yunani/ Penelitian ini merupakan penelitian
Greek: theatron. Mula-mula berarti pang- studi kasus yang merupakan salah satu
gung tempat penonton. Yaitu sebuah ban- jenis strategi dalam melakukan penelitian
gunan yang dibangun untuk menjadi berjenis kualitatif. Penelitian studi kasus
tempat berlangsungnya sebuah peristiwa adalah suatu penelitian yang dilakukan
tontonan, dengan pemahaman atas se- secara intensif terinci dan mendalam terh-
buah tempat pertunjukan yang kemudian adap suatu organisasi, lembaga atau gejala
dinamakan teater. Tempat pertunjukan itu tertentu yang pada intinya adalah meneliti
mungkin berupa lapangan terbuka (out- kehidupan satu atau beberapa komuni-
door) atau stadion, akhirnya dapat mencak- tas, organisasi atau perorangan yang dija-
up sebuah gedung (in-door) seperti bioskop dikan unit analisis (Given dalam Halimi,
atau gedung khusus yang dirancang untuk pascasarjana-halimi,blogspot.co.id) diak-
tempat pertunjukkan (Thompson, 2010:9). ses 23 Desember 2016). Pendekatan kuali-
Dalam perjalanan selanjutnya, teater leb- tatif yang digunakan dalam penelitian
ih merujuk pada pertunjukan seni drama ini terdiri dari tiga tahap proses (1) tahap
atau kelompok drama (Wijaya, 2007:1). deskriptif, (2) tahap reduksi, dan (3) tahap
Pengertian teater secara etimologi seleksi. Tujuan penelitian kualitatf lebih
adalah gedung pertunjukan (auditorium). menekankan pada makna dan proses dar-
San (2015:21) me-ngutarakan teater adalah ipada hasil suatu aktivitas.
cabang dari seni pertunjukan yang berkai- Cresweell (2016:18) meng-anggap
tan dengan akting/seni peran di depan pe- bahwa studi kasus adalah pula satu je-
nonton dengan menggunakan gabungan nis penelitian yang dapat menjadi salah
dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, satu hal yang memadai dalam melakukan
boneka, musik, tari dan lain-lain. Becker- penelitian kualitatif. Stake (dalam Cre-
man (dalam San, 2015:21) dalam bukunya sweell, 2016:19) menjelaskan bahwa studi
Dynamics of Drama, mendefinisikan teater kasus merupakan rancangan penelitian
sebagai “yang terjadi ketika seorang manu- yang ditemukan di banyak bidang, khu-
sia atau lebih, terisolasi dalam suatu wak- susnya evaluasi, di mana peneliti mengem-
tu/atau ruang, menghadirkan diri mereka bangkan analisis mendalam atas suatu
pada orang lain”. kasus, sering kali program, peristiwa, akti-
Pengertian teater dalam arti luas vitas, proses, atau satu individu atau lebih.
adalah segala tontonan yang dipertunjuk- Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan ak-
kan di depan orang banyak. Misalnya: way- tivitas, dan peneliti mengumpulkan infor-
ang orang, ketoprak, reok, ludruk, dagelan, masi secara lengkap dengan menggunakan
sulapan, akrobat, dan lain-lain. Sedang- berbagai prosedur pengumpulan data ber-
kan pengertian teater dalam arti sempit dasarkan waktu yang telah ditentukan.
adalah kisah hidup dan kehidupan ma- Studi kasus umumnya bernilai ketika
nusia yang diceritakan di atas pentas, di- evaluasi berupaya untuk menangkap per-
saksikan orang banyak (penonton), dengan bedaan individual atau variasi unik dari
media: percakapan, gerak dan laku dengan satu latar persoalan program ke yang lain-
tanpa dekor (layar dsb.), didasarkan pada nya, atau dari satu pengalaman program
naskah tertulis (hasil seni sastra) dengan ke yang lain (Patton, 2009:24). Suatu ka-
atau tanpa musik, nyanyian, tarian. sus bisa berupa orang, peristiwa, program,
periode waktu, insiden kritis, atau komuni-
Metode Penelitian tas. Mengesampingkan unit analisis, studi
Dari segi metodologi penelitian, penelitian kasus kualitatif berupaya menggambarkan
ini dapat dikelompokkan ke dalam jenis unit dengan mendalam, detil, dalam kon-
penelitian pengajaran sastra, sebab pene- teks, dan secara holistik. Lebih banyak
litian ini akan mengaitkan tiga hal yaitu program bertumpu pada pencapaian hasil
penelitian, pengajaran, dan sastra (drama). individual, kelayakan yang lebih besar dari
Lebih jauh diterangkan pula, penelitian metode kasus kualitatif.
pengajaran sastra yang baik harus bersifat Bondan dan Taylor (dalam Molo-
empirik. Pengalaman-pengalaman lapan- eng, 2005:4) menyebutkan bahwa pene-
42 Master Bahasa Vol. 6 No. 1; Januari 2018:37−49

litian kualitatif adalah salah satu prose- Pembahasan Penelitian


dur penelitian yang menghasilkan data Mengapa pembelajaran drama harus dilak-
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan sanakan, apakah drama bermanfaat un-
perilaku orang-orang yang diamati. Ber- tuk siswa dalam kemampuan bahasa mer-
dasarkan ciri-ciri yang telah dikemuka- eka? Jawaban atas pertanyaan ini dapat
kan dalam metode penelitian, penelitian beragam, namun yang esensial menurut
ini digolongkan sebagai penelitian deskrip- Endraswara (2003:251) perlunya pembela-
tif, yaitu mendeskripsikan pembelajaran jaran drama adalah untuk mengungkap-
drama pada teater sekolah SMA Negeri kan hal ihwal tentang kemanusiaan. Pen-
10 Fajar Harapan Banda Aceh mulai dari gajaran drama bagaimana pun muaranya
tahap perencanaan pembelajaran drama, ialah agar siswa memperoleh pengetahuan
tahap pelaksanaan pembelajaran drama dan pengalaman sastra ungkap Rusyana
hingga tahap evaluasi pembelajaran dra- (dalam Aminuddin, 1990:223). Pengalaman
ma tersebut. sastra terdiri atas dua hal, yakni pengala-
Yang menjadi data dalam penelitian man apresiatif dan pengalaman ekspresif.
ini adalah berupa data primer yakni guru Pendidikan yang baik dan berba-
Bahasa dan Sastra Indonesia, pelatih teat- siskan pengalaman memang perlu mem-
er dan siswa, sedangkan data sekunder perhatikan minat, bakat, keinginan, rasa
berupa dokumen pembelajaran drama yai- ingin tahu, inisiatif dan kebebasan indi-
tu data telaah RPP pembelajaran drama, vidu siswa sebagai realitas subjek/internal,
data observasi pelaksanaan pembelajaran tetapi tidak berarti lalu mengabaikan tun-
drama di kelas dan di teater sekolah, data tutan berdasarkan kondisi objektif/ekster-
wawancara guru dan pelatih teater sekolah nal yang menurut para guru sebagai orang
serta data wawancara siswa. dewasa layak diberikan. Untuk menilai
Selanjutnya, untuk memperoleh apakah suatu pengalaman bersifat mendi-
data yang berkenaan dengan data primer dik atau tidak adalah apakah pengalaman
yakni guru Bahasa dan Sastra Indone- itu menjamin terjadinya interaksi antara
sia, deskripsi perencanaan pelaksanaan realitas subjektif/internal dalam diri siswa
pembelajaran drama oleh guru dilaku- dan realitas objektif/eksternal yang men-
kan berdasarkan perangkat pembelajaran jadi kondisi nyata bagi siswa untuk hidup
yang disusun guru berupa Rencana Pelak- di tengah masyarakat dan zamannya.
sanaan Pembelajaran (RPP) sedangkan Satu-satunya jenis sastra anak yang
deskripsi perencanaan pelaksanaan pem- kurang diminati adalah drama. Drama seb-
belajaran drama oleh pelatih teater dilaku- agai alat untuk langsung mengekspresikan
kan berdasarkan pendjadwalan pemen- diri dan sebagai sarana pengenalan diri,
tasan drama yang berisi struktur uraian karena melalui drama, seseorang dapat
kegiatan pementasan teater dan struktur mendalami tokoh, mengikuti pergumulan-
perencanaan pementasan teater. Berikut- nya yang sangat pribadi, menjadi satu den-
nya dalam mendeskripsikan pelaksanaan gannya dan bila perlu meneladaninya. Se-
pembelajaran drama, data observasi terha- buah objek, pemikiran, atau pengalaman
dap pelaksanaan pembelajaran drama di menjadi kongkret dan terpahami melalui
kelas dan di teater sekolah dipakai sebagai dramatisasi. Sarumpaet (2010:34-35).
penghimpun deskripsi. Pembelajaran drama pada bagian pe-
Pelaksanaan evaluasi pem-belajaran mentasan tidak selayaknya dilakukan guru
drama dideskripsikan berdasarkan data secara asal jadi. Masalah sering muncul
observasi pembelajaran drama guru Ba- pada saat pementasan drama berlangsung
hasa dan Sastra Indonesia berikut format akibat guru kurang bertanggung jawab
penilaian drama pelajaran Bahasa dan untuk mempersiapkan sejak awal pemen-
Sastra Indonesia yang pula menghimpun tasan drama yang hendak dilangsungkan.
deskripsi pementasan drama berdasarkan Sebenarnya dikehendaki agar setiap pe-
tugas akhir pembelajaran drama kepada mentasan drama senantiasa juga diawali
siswa, sedangkan pelaksanaan evalu- dengan seperangkat latihan. Tidak dipen-
asi pembelajaran drama di teater sekolah taskan hanya sekedarnya saja sebab hal
dideskripsikan dari keseluruhan langkah- itu akan menyebabkan hilangnya identitas
langkah pementasan drama pada teater pertunjukkan drama yang sesungguhnya.
sekolah berdasarkan apa yang telah ditu- Oleh karena itu, untuk mengatasi hal terse-
gaskan kepada siswa oleh pelatih teater. but, siswa perlu dibekali dengan sejumlah
Pembelajaran Drama... (Muhammad) 43

pengetahuan dan keterampilan bermain berkenaan dengan kemampuan Kognitif,


drama. Untuk maksud ini diadakan lati- mulai dari reading, menghafal naskah, dan
han-latihan terbatas, latihan yang bersi- lain sebagainya sampai kepada kemam-
fat pemahaman naskah drama dapat saja puan bedah naskah dan analisis pemeran-
dilakukan di saat jam pelajaran Bahasa an. Berkenaan dengan kemampuan Afektif,
dan Sastra Indonesia sedang berlangsung, mulai dari olah rasa, kontemplasi, observa-
namun latihan yang bersifat psikomotorik si dan lain sebagainya sampai kepada ke-
dapat dilakukan pada saat siswa berada mampuan menghayati tokoh cerita dalam
dalam teater sekolahnya yaitu di luar jam naskah. Demikian juga kemampuan Psiko-
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. motorik, mulai dari pemanasan, olah tubuh,
Di dalam setiap pembelajaran, khu- olah vokal, mimik, pose, gesture, pantomim,
susnya pembelajaran drama tentu memi- moving, grouping dan lain sebagainya sam-
liki tujuan yang hendak dicapai baik itu pai kepada blocking pementasan.
secara berkelompok maupun secara indi-
vidu. Pembelajaran sastra di sekolah, khu- Drama Sebagai Naskah
susnya drama merupakan suatu pembela- dan Drama Sebagai Teater
jaran yang membutuhkan tindakan atau Drama ditinjau dari segi sebagai naskah
kegiatan yang dilakukan secara beren- mengandung 5 (lima) unsur utama menurut
cana. Sebagai suatu kegiatan yang diren- Junaedie (1994:122) yaitu: 1. Plot, 2. Karak-
canakan, tentu mempunyai tujuan yang ter, 3. dialog, 4. latar, dan 5. amanat.
ingin dicapai. Pendalaman dan pemaha- Unsur-unsur pe-mentasan drama menurut
man tujuan tersebut ikut menentukan baik Endraswara (2003:260) terdapat 7 (tujuh)
tidaknya pembelajaran drama di sekolah. hal, yaitu: 1). Sutradara, 2). Pemeran/aktor,
Namun, pada kenyataannya pembelajaran 3). Naskah, 4). Penataan Panggung, 5). Pena-
sastra tidaklah seindah yang dibayang- taan musik, 6). Penataan lampu, 7). Penata
kan, oleh karena banyaknya tenaga pen- busana/penata rias. Dalam pembelajaran di
gajar yang tidak mampu untuk mengajar- kelas, guru sering sangat terfokus pada pen-
kan sastra dan dengan berlandaskan atas genalan drama sebagai naskah, karenanya
dasar ketidaktersedianya media ataupun menjadi sebab betapa pemahaman siswa
sarana serta metode untuk pembelajaran terhadap drama cenderung men-sejajarkan
sastra, sehingga harapan terhadap keber- karya sastra drama sebatas karya tulis fik-
hasilan pembelajaran sastra sulit untuk si dan anggapan tersebut kian menjadi-jadi
terpenuhi. Hal ini perlu mendapatkan per- sehingga pembelajaran drama semakin pa-
hatian khusus sebab dapat mengganggu sif akibat siswa tidak melihat drama secara
proses pembelajaran sastra, khususnya di kompleks jika saja dipentaskan dalam are-
Sekolah Menengah Atas. na/pentas pertunjukan teater.
Bentuk pembelajaran drama yang Guru, dengan anggapan drama se-
diterapkan pada teater sekolah, sangat mata-mata ditinjau dari fungsinya sebagai
tergantung upaya seluruh pihak di seko- naskah tidak melaksanakan pembelajaran
lah yang mengadakan /membentuk teater secara lengkap, padahal jelas kurikulum
sekolah, terutama guru Bahasa dan Sastra Bahasa dan Sastra Indonesia menerakan
Indonesia maupun guru Seni Budaya yang empat Kompetensi Pengetahuan dan Kom-
di dalam kedua mata pelajaran tersebut sa- petensi Keterampilan secara lengkap yak-
ma-sama memiliki bahan materi pembela- ni: Kompetensi Dasar (KD): KD 3.18, KD 4.
jaran drama maupun teater dalam arti seni 18, KD 3.19 dan KD 4.19.
drama pentas. Karenanya, agar pembela- Endraswara (2003:251-252) me-
jaran drama dapat dilaksanakan secara nyatakan bahwa pembelajaran drama, se-
lengkap dan baik dari setiap ranah baik cara garis besar dapat dibagi menjadi dua
kognitif, afektif dan juga psikomotorik, pi- golongan besar, yaitu: (1). Mempelajari teks
hak sekolah juga membutuhkan satu mod- drama, yang mengandalkan apresiasi dan
el terapan bahan pembelajaran drama yang interpretasi, (2). Pementasan drama seb-
dilaksanakan di teater sekolah mereka. agai sebuah skill yang menarik.
Manfaat pembelajaran drama melalui Golongan pertama, lebih menekank-
media pendidikan teater sekolah ditinjau an kajian analitis terhadap teks menggu-
dari seluruh unsur pembelajaran dikemu- nakan kaidah kesastraan. Ukuran-ukuran
kakan oleh San (2012:58) bahwa, pelati- estetika didasarkan pada kajian teoritik.
han drama sejak dari pelatihan dasar yang Berbeda dengan golongan kedua, yakni pe-
44 Master Bahasa Vol. 6 No. 1; Januari 2018:37−49

mentasan drama, justru ke arah permain- an. Kemampuan ini didorong oleh asumsi
an. Siswa akan diajak bermain, menyelami bahwa competence is concerned with what
drama sungguhan, belajar menjadi pemain, people can do rather. Maksudnya, diband-
belajar menyutradarai dan belajar men- ing tahu tentang dram, tahu tentang seluk
gelola produksi (Endraswara, 2003: 252). beluk drama, lebih baik mampu melaku-
Kedua-duanya sama-sama penting karena kan drama. Hal ini tak berarti bahwa pen-
memiliki kompetensi yang berbeda satu getahuan drama tidak perlu, melainkan
sama lain. Pengajaran drama akan sema- melengkapi keterampilan bermain drama.
kin bermanfaat jika diarahkan ke bentuk Kompetensi pementasan drama menu-
pementasan. Melalui pementasan, siswa rut Endraswara (2003:254) me-liputi ranah:
justru akan akrab dengan teks, menyelami 1. Pengetahuan, yaitu hal ihwal yang ber-
perwatakan dan melakukan pendalaman hubungan dengan istilah drama seper-
serta melakukannya, jadi, berdrama bu- ti: blocking, casting, akting, aside,
kan hanya bermain imajinasi melulu, teta- monolog, epilog dst. Kemampuan terha-
pi lebih ke arah memberi pengalaman. dap istilah ini hanya sebagai peleng-
Kunci bermain drama dalam konteks kap, bukan untuk dihafal mati-matian.
kompetensi pembelajaran tidak berarti ha- Namun semuanya akan direfleksikan
rus pentas dalam skup besar, namun san- ke dalam pementasan. Istilah tersebut
gat tergantung kapasitas dan kondisi serta akan membantu seorang pemain berla-
dukungan yang tersedia di sekolah. Pemen- tih lebih suntuk.
tasan drama dapat pula digabung dengan 2. Sikap, adalah bentuk abstrak yang
materi karya sastra lain seperti prosa, teks merupakan dampak psikologis ber-
prosa dapat dipentaskan sebagai bahan main drama. Siswa setelah bermain
sosiodrama. Begitu pula puisi, teks puisi drama diharapkan memiliki sikap
dapat didramatisasikan. Dengan kata lain, tanggung jawab terhadap perannya, ju-
pementasan drama dapat menempel pada jur dan ada keseimbangan emosional.
materi lain yang senada. Paling tidak mereka akan mampu ma-
Terkait dengan kompetensi sastra was diri terhadap kekurangan dan
(Endraswara, 2003:252-253) menyatakan kelebihan diri. Kesombongan juga akan
bahwa pementasan drama akan membawa lenyap, nafsu ingin menang, ingin
peserta didik agar dapat: tampil sehebat-hebatnya akan terkend-
a. Berlatih menjadi aktor atau pemain alikan oleh seorang sutradara. karena
peran yang handal, dapat menangis, itu akan berkembang sikap mau
marah, gembira dan segala keseim- menerima kenyataan secara total.
bangan emosi. 3. Keterampilan ekspresi, yaitu inti pe-
b. Siswa akan semakin paham dengan mentasan drama. Dalam kelas, siswa
orang lain, apa yang dirasakan pihak akan bermain ekspresi sejalan dengan
lain dalam drama dan bagaimana mer- kreatifitas masing-masing. Dari sini
eka harus bertindak, serta bagaimana bakat dan kemampuan akan diuji keti-
harus berdialog. ka bermain peran. Mereka akan
c. Melalui pementasan, siswa akan sema- menunjukkan seluruh kemampuan
kin percaya diri, dan dirinya berekspresi drama. Jadi, keter-
d. Siswa akan semakin terampil berek- ampilan ekspresi ini ditandai oleh ke-
spresi sehingga dapat menjadi aktor mampuan memainkan tokoh sejalan
apa saja. dengan teks, arahan sutradara dan da-
ya kreatifitasnya.
Secara umum pula, fungsi pemen-
tasan demikian berarti bagi kehidupan Hasil Penelitian
siswa. Siswa tidak sekedar menelaah teks Berdasarkan analisis data penelitian, peren-
drama, tetapi diajak mengikuti pengala- canaan pelaksanaan pembelajaran drama
man bermain drama. Siswa semakin arif, di kelas yang disiapkan oleh guru maupun
bijaksana menanggapi kehidupan. Kreati- perencanaan pelaksanan pembelajaran dra-
vitas dan kesimbangan emosional siswa ma di teater sekolah yang diatur oleh pelatih
akan terlatih perlahan-lahan melalui pe- teater pada siswa SMA Negeri 10 Fajar Hara-
mentasan drama. pan Banda Aceh secara umum sudah cukup
Kompetensi bermain drama adalah sesuai, walaupun belum dapat dikatakan
kemampuan siswa memainkan sebuah per- maksimal.
Pembelajaran Drama... (Muhammad) 45

Dari hasil analisis data yang telah di- naskah drama mestinya mengandung nilai
kumpulkan, guru Bahasa dan Sastra Indo- Interse, artinya naskah drama tersebut cuk-
nesia di SMA Negeri 10 Fajar Harapan Ban- up menarik perhatian, menyedot minat dan
da Aceh telah membuat RPP pembelajaran penuh tantangan. Naskah yang menarik
drama, dengan memenuhi unsur-unsur jauh lebih enak dipelajari dan diperankan
kelengkapan RPP. Ini dapat disimpulkan ketimbang naskah yang baik tetapi tidak
bahwa guru mata pelajaran Bahasa dan menarik. Daya tarik naskah bisa ditinjau
Sastra Indonesia di SMA Negeri 10 Fajar dari tema dan bahasanya. Tema-tema yang
Harapan Banda Aceh telah sepenuhnya selaras dengan kehidupan siswa jauh lebih
membuat RPP yang memenuhi unsur-un- menarik. Begitu pula bahasa yang digunak-
sur kelengkapan RPP dan dengan demiki- an, tidak terlalu berbelit-belit, tentu akan
an dapat disimpulkan bahwa perencanaan mempengaruhi ketertarikan peserta didik
pembelajaran drama di kelas yang dilaku- untuk bermain.
kan guru Bahasa dan Sastra Indonesia Terkait seleksi naskah drama bagi
telah terlaksana dengan baik dan lengkap. pembelajar, Gani (1988:333) telah lama
Dalam RPP guru, penerapan RPP di kelas menyatakan bahwa pembelajaran drama
dapat dikatakan sesuai. hendaknya benar-benar merupakan kajian
Pada kegiatan inti di kelas, siswa tentang aspek-aspek dan masalah-masalah
mengekspresikan dialog dalam sebuah kehidupan masyarakat dari sudut pan-
naskah drama sebagai contoh yang diba- dang literer dan estetika. Guru hendaknya
cakan oleh salah seorang teman, berdis- benar-benar memilih dan menggunakan
kusi menentukan ketepatan ekspresi dialog strategi pembelajaran drama dan bahan
tokoh dari kelompok lain setelah sebelum- pembelajaran yang benar-benar mampu
nya mereka memperoleh latihan-latihan mencerminkan tujuan-tujuan yang ingin
yang dijelaskan guru untuk mengek- dicapai. Guru harus mencari titik temu an-
spresikan dialog tokoh drama dengan tara problema yang akan diangkat dalam
baik, membacakan hasil diskusinya, dan pembelajaran drama itu dengan pengala-
menanggapi hasil mengekspresikan dia- man rohani dan pengalaman sastra siswa.
log drama dari kelompok lain. Kemudian, Penajaman persepsi siswa Selay-
dalam implementasinya di kelas, siswa se- aknya ditingkatkan melalui latihan-latihan
cara bergiliran seluruhnya mengekspresi- penghayatan tema secara intensif. Dalam
kan dialog para tokoh drama dengan bebas latihan-latihan ini peranan membaca es-
tanpa menggunakan naskah, setelah se- tetik sangatlah menentukan. Sebab tidak
belumnya melaksanakan latihan mengua- mungkin siswa meningkatkan penghayatan
sai naskah masing-masing untuk mampu perannya tanpa persepsi yang mendasar;
mengekspresikan dialog yang diperank- keterampilan membaca eferen saja tidak
annya. Pada akhir pembelajaran drama, menjamin kemantapan penghayatan yang
siswa melaksanakan pementasaan drama bersangkutan; apalagi jika drama yang di-
sebagaimana yang telah disepakati selama angkat dalam proses belajar-mengajar itu
durasi waktu 3 minggu dengan melengkapi merupakan drama yang muskil dan absurd.
segenap unsur pementasan drama melalui Guru hendaknya penghayat dan penikmat
bimbingan dan arahan terus menerus guru drama yang mengerti dengan pasti kriteria-
yang bersangkutan. kriteria pilihan strategi dan sumbernya.
Siswa oleh guru umumnya diperke- Perencanaan pengajaran sesung-
nankan lebih memilih jenis naskah absurd, guhnya bertujuan untuk mempermudah
naskah sejarah, bahkan naskah legenda proses belajar mengajar agar menjadi lebih
untuk mereka pentaskan, hal ini selanjut- bermakna, sesuai dengan pandapat Is-
nya menjadi momok dan menyulitkan ke- mawati (2011:239). Terkait kebermaknaan
mampuan ekspresifitas siswa dalam men- tersebut, apa yang dirancang guru dalam
guasai pemeranan. perencanaan pembelajaran drama di kelas
Sebaiknya guru justru menganjurkan masih terlihat lebih mengemuka dari segi
naskah-naskah realis terlebih dahulu ke- pola pembelajaran dengan menempatkan
pada siswanya sebab sebagai pemain teater guru sebagai pengajar dan sekaligus siswa
pemula, siswa jauh lebih mudah untuk men- sebagai pembelajar ke dalam suasana for-
guasai dan menghayati peran-peran realis malitas sehingga membuat siswa masih
yang demikian sesuai anjuran Endraswara mengalami kesulitan mengekspresikan
(2003:256) dalam menetapkan dan memilih dialog peran mereka secara lebih maksi-
46 Master Bahasa Vol. 6 No. 1; Januari 2018:37−49

mal pula. Dengan demikian, perancangan ya saja di antara siswa ada yang mengala-
perencanaan pembelajaran drama di ke- mi kerumitan dalam menguasai isi naskah
las yang dilakukan oleh guru sebaiknya drama, hal itu dikarenakan mereka lebih
dapat lebih disempurnakan. suka berperan daripada berurusan dengan
Proses perencanaan pem-belajaran penulisan naskah tetapi apabila drama di-
drama di teater sekolah SMA Negeri 10 Fa- pentaskan dan ditampilkan secara utuh,
jar Harapan Banda Aceh telah pula dibuat barulah mereka paham bagaimana naskah
oleh pelatih teater sekolah, dengan meny- drama tersebut.
ertakan keseluruhan langkah-langkah Di dalam pementasan drama oleh
proses pementasan teater dalam bentuk teater sekolah, pelatih teater melakukan
managemen produksi secara sederhana, prinsip pementasan yang sesuai dengan
mulai dari penjadwalan pementasan den- pendapat Waluyo (2003:193) yang mengan-
gan menyusun struktur uraian kegiatan jurkan agar dipilih naskah-naskah yang
pentas teater dan menyusun struktur per- komunikatif, mudah dipahami, mempun-
encanaan pementasan teater. Pelatih teater yai konflik yang kuat, dan atraktif. Dialog
sebelum melaksanakan pembelajaran dra- tidak membosankan dan berkepanjangan.
ma di teater sekolah juga terlebih dahulu Meskipun terdapat kekurangan dalam as-
melakukan inventarisasi urutan kegiatan pek teknis atau properti dalam pemen-
pementasan teater dengan lama alokasi tasan, namun yang terpenting penghay-
waktu (durasi) keseluruhan yang ditetap- atan secara batiniah dapat dijiwai secara
kan adalah selama 12 (dua belas) minggu seksama sehingga memungkinkan pemen-
atau 3 (tiga) bulan. tasan drama berlangsung cukup menarik.
Penjadwalan kegiatan pementasan Saat pelaksanaan pementasan teater
dan pelaksanaan pementasan teater SMA di teater sekolah, siswa terlihat lebih ses-
Negeri 10 Fajar Harapan pun telah diran- uai dalam mengekspresikan dialog dan
cang dan direncanakan sebaik mungkin olah tubuh juga penguasaan panggung, ini
oleh pelatih teater. Sehingga dapat di- disebabkan waktu berlatih mementaskan
katakan bahwa perencanaan pembelajaran drama mereka lebih banyak yakni selama
drama pada teater sekolah SMA Negeri 10 3 (tiga) bulan. Siswa juga dapat mempela-
Fajar Harapan Banda Aceh telah sepenuh- jari dan melaksanakan pementasan drama
nya sesuai karena telah memenuhi unsur- secara lebih leluasa di teater sekolah sebab
unsur kelengkapan dari langkah-langkah pelatih teater selain melatih siswa menjadi
pementasan teater sekolah. aktro drama juga mengarahkan siswa un-
Berdasarkan data dokumentasi obser- tuk mampu menjadi sutradara, penata ar-
vasi dan wawancara yang telah dilakukan, tistik, dan lainnya untuk memperkaya pen-
dalam pelaksanaan pembelajaran drama galaman siswa selama ikut serta sebagai
di kelas, siswa masih membutuhkan pem- anggota teater sekolah.
bimbingan untuk pelaksanaan pementasan Pelaksanaan pembelajaran drama
drama di kelas mereka. Kesempatan untuk yang dilakukan oleh guru bersama siswa
menguasai dialog drama secara ekspresif di kelas dapat pula dikatakan belum
dan mewakili karakter tokoh/pelaku yang sepenuhnya sesuai dengan apa yang telah
diperankan siswa sangat terbatas akibat ditetapkan pada perencanaan pembelaja-
alokasi waktu dari pelaksanaan pembelaja- ran drama. Siswa terlihat antusias melak-
ran drama hanya berlangsung selama tiga sanakan proses bermain drama seperti
minggu. Demikian juga kemampuan vokal mengekspresikan dialog tokoh juga secara
siswa saat memerankan drama masih be- berkelompok mereka berdiskusi untuk
lum sepenuhnya sesuai dan memenuhi kri- menanggapi hasil pengekspresian dialog to-
teria pemain drama, mereka masih membu- koh yang dimainkan kelompok lain namun
tuhkan latihan olah vokal, olah tubuh juga kemampuan siswa melaksanakan pemen-
lainnya agar tugas mementaskan drama tasan teater dalam arti kelayakan standar
dapat terlaksana lebih baik dan maksimal. pementasan drama masihlah perlu pen-
Berdasarkan data hasil wawancara guatan dan pembimbingan guru.
dengan siswa (responden), secara umum Adapun kendala umum yang diha-
mereka menyukai pembelajaran drama dapi guru dan siswa dalam melaksanakan
dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indo- pembelajaran drama di kelas adalah dari
nesia, karena dianggap menyenangkan dan segi kurangnya kesempatan untuk berla-
tidak monoton serta mudah dipahami, han- tih menguasai unsur-unsur pementasan
Pembelajaran Drama... (Muhammad) 47

drama yang lebih mendalam, hal tersebut ini praktik pementasan drama. Ismawati
dapat dianggap wajar akibat rancangan (2011:76) menyebutkan bahwa performans
RPP dan alokasi waktu pembelajaran khu- (unjuk kerja) dalam mata pelajaran Baha-
susnya materi drama pada mata pelajaran sa dan Sastra Indonesia umumnya berupa
Bahasa dan Sastra Indonesia sangat ter- bermain peran, diskusi, berpidato, berceri-
batas. Tetapi dengan adanya pelaksanaan ta, wawancara dan lain-lain.
pembelajaran drama yang dilangsungkan Di dalam pelaksanaan evaluasi pem-
di teater sekolah, siswa SMA Negeri 10 Fajar belajaran drama oleh pelatih teater di
Harapan Banda Aceh dapat lebih maksimal teater sekolah SMA Negeri 10 Fajar Hara-
dalam mengembangkan bakat dan kemam- pan Banda Aceh, pelatih teater diketahui
puannya bermain drama terlepas dari tun- kurang memberikan evaluasi hasil pe-
tutan penguasaan kurikulum Bahasa dan mentasan teater. Evaluasi pembelajaran
Sastra Indonesia semata. drama yang dilaksanakan pelatih teater
Pelaksanaan pembelajaran drama sekolah SMA Negeri 10 Fajar Harapan
di teater sekolah SMA Negeri 10 Fajar Ha- Banda Aceh tidak dalam bentuk pembe-
rapan Banda Aceh yang dilakukan oleh rian nilai ataupun lainnya namun, ini di-
pelatih teater bersama para siswa ang- karenakan bahwa proses pelatihan drama
gota teater sekolah tersebut sudah sesuai yang dilaksanakan di teater sekolah lebih
dengan perencanaan pembelajaran drama mengarah kepada pengembangan bakat
yang telah ditetapkan oleh pelatih. Siswa dan minat berkesenian sebagai salah satu
melalui teater sekolah mereka dapat mengi- bentuk ekstrakurikuler sekolah, pelatih
kuti pelatihan yang diadakan sebagai keg- teater tidak dianjurkan oleh pihak seko-
iatan ekstrakurikuler teater pada sore hari lah melaksanakan evaluasi pembelajaran
Sabtu dan malamnya setiap minggu sejak drama tersebut.
program dimulai. Untuk upaya pengem- Evaluasi pembelajaran drama yang
bangan bakat bermain teater, pelatih dilaksanakan oleh pelatih teater di teater
melaksanakan pula latihan rutin elementer sekolah seharusnya dilakukan pada ba-
bermain drama di samping latihan teater gian evaluasi hasil pementasan, bagian ini
yang sudah diprogramkan sesuai jangka merupakan bagian terakhir dari langkah-
waktu yang telah disepakati bersama guru langkah pementasan teater yang telah
Bahasa dan Sastra Indonesia. disiapkan dalam manajemen produksi
Berdasarkan data observasi terlihat pementasan teater. Dalam hal ini, pela-
bahwa bentuk evaluasi pembelajaran dra- tih teater di teater sekolah SMA Negeri 10
ma yang diterapkan guru Bahasa dan Sas- Fajar Harapan Banda Aceh tidak dituntut
tra Indonesia di SMA Negeri 10 Fajar Ha- memberikan nilai kepada masing-masing
rapan Banda Aceh adalah evaluasi hasil siswa sebagai tagihan yang dibebankan
belajar. Guru memberikan evaluasi hasil terhadap siswa atas proses pembelaja-
belajar mengajar berupa penugasan me- ran drama sebagai salah satu kompetensi
mentaskan drama serta berupa penugasan psikomotor.
mengomentari drama yang dipentaskan ke- Selain karena keikutsertaan para
lompok lain sebagai bagian evaluasi pembe- siswa dalam teater sekolah sebagai salah
lajaran yang terencana baik sesuai isi RPP. satu kegiatan ekstrakurikuler sekolah,
Evaluasi hasil belajar merupakan evalu- pelatih teater justru lebih diperankan un-
asi hasil ketika proses pembelajaran dan tuk menyeleksi para pemain drama agar
setelah proses pembelajaran berlangsung. dapat dipersiapkan sewaktu-waktu apa-
Guru juga menggunakan rubrik penilaian bila sekolah mereka mengirim anggota
untuk menilai hasil kerja siswa yang leb- teater untuk mengikuti even perlombaan
ih sesuai untuk digunakan dalam meni- maupun undangan pementasan drama.
lai pementasan drama yang dilaksanakan Evaluasi pembelajaran drama oleh pelatih
siswanya secara berkelompok. teater lebih merupakan evaluasi terhadap
Rubrik penilaian yang digunakan oleh pementasan, bertujuan untuk mengeta-
guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA hui kelemahan-kelemahan seluruh tim
Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh beru- pementasan yang akhirnya dapat dipakai
pa unjuk kerja (Performans) sebab jenis untuk memperbaikinya di kemudian hari.
evaluasi tersebut sesuai untuk digunakan Demikian pula halnya, evaluasi pemen-
dalam mengukur kompetensi siswa yang tasan oleh seluruh tim bermanfaat pula
berhubungan dengan praktik, dalam hal untuk mengetahui kelebihan-kelebihan pe-
48 Master Bahasa Vol. 6 No. 1; Januari 2018:37−49

mentasan teater yang telah dilaksanakan miliki peranan penting dalam proses be-
agar di masa berikutnya dapat tetap diper- lajar mengajar yang membangkitkan akti-
tahankan dan ditingkatkan. vitas siswa, dengan demikian guru harus
Berhasil tidaknya suatu pembelajaran mampu menciptakan suasana belajar dra-
di sekolah, sangat bergantung pada po- ma yang menyenangkan dengan menggu-
tensi guru dalam melaksanakan tugasnya, nakan strategi pembelajaran drama yang
itulah mengapa guru harus terus menerus sesuai dan terpadu antara belajar sastra
mengembangkan potensi dan wawasan un- di kelas dan belajar teater di teater seko-
tuk memberikan inovasi-inovasi pembela- lah.Sebaiknya guru menerapkan RPP yang
jaran yang dapat meningkatkan kualitas telah dirancang pada pembelajaran drama
pendidikan di sekolah. sehingga rancangan yang sudah dipersiap-
kan sebelumnya dapat berjalan lancar se-
Penutup bagaiman mestinya. Evaluasi pembelaja-
Berdasarkan hasil analisis terhadap data ran yang diberikan sebaiknya tidak hanya
observasi dan dokumentasi yang telah di- menggunakan evaluasi hasil belajar men-
lakukan dalam penelitian ini, pembelajaran gajar, tetapi juga evaluasi dalam pekerjaan
drama pada teater sekolah baik yang dilak- rumah sehingga siswa dapat lebih men-
sanakan di kelas oleh guru maupun di teater gasah keterampilan berdrama mereka.
sekolah oleh pelatih teater telah sama-sa- Teater sekolah perlu diberikan dorongan
ma menyiapkan perencanaan pelaksanaan pertimbangan dan upaya pengayaan ma-
pembelajaran drama yang memadai dan teri pembelajaran drama dari apa yang
sesuai. Guru telah membuat RPP pembela- telah disampaikan guru di kelas, caranya
jaran drama dan pelatih teater telah melaku- dapat saja dengan menyelaraskan program
kan perencanaan pementasan teater sesuai pelatihan teater dengan jadwal pembelaja-
langkah-langkah pementasan teater yang ran drama di kelas.
menunjukkan managemen pelaksanaan
proyek kesenian secara memadai. Saran
Pelaksanaan pembelajaran drama Berdasarkan hasil penelitian dan pemba-
yang dilaksanakan oleh guru Bahasa dan hasan penelitian ini, beberapa saran yang in-
Sastra Indonesia di SMA Negeri 10 Fajar gin penulis sampaikan adalah sebagai beri-
Harapan Banda Aceh dalam menerapkan kut. Pertama, di dalam merancang RPP pada
pembelajaran drama telah sesuai dengan pembelajaran drama, guru sebaiknya mem-
RPP yang telah dirancang. Perencanaan perhatikan unsur-unsur kelengkapan RPP
pembelajaran drama yang telah dibuat oleh dan langkah- langkah kegiatan yang dapat
pelatih teater sekolah SMA Negeri 10 Fajar meningkatkan minat siswa untuk belajar
Harapan Banda Aceh telah sesuai dengan drama dengan memberikan aktivitas yang
langkah-langkah pementasan teater teru- langsung melibatkan siswa. RPP harus lebih
tama pada segi pengaturan alokasi waktu. menarik sehingga dapat memiliki peranan
Pelaksanaan pembelajaran drama yang penting dalam proses belajar mengajar yang
dilaksanakan oleh pelatih teater sekolah membangkitkan aktivitas siswa, dengan
SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh demikian guru harus mampu menciptakan
telah sesuai dengan langkah-langkah pe- suasana belajar drama yang menyenangkan
mentasan teater yang telah dirancang. dengan menggunakan strategi pembelajaran
Berdasarkan bentuk evaluasi dari hasil drama yang sesuai dan terpadu antara bela-
pengamatan terlihat bahwa bentuk evalu- jar sastra di kelas dan belajar teater di teater
asi pembelajaran drama yang diterapkan sekolah. Kedua, sebaiknya guru menerap-
pelatih teater sekolah SMA Negeri 10 Fajar kan RPP yang telah dirancang pada pembe-
Harapan Banda Aceh adalah evaluasi hasil lajaran drama sehingga rancangan yang su-
pementasan teater. dah dipersiapkan sebelumnya dapat berjalan
Dalam merancang RPP pada pem- lancar sebagaiman mestinya. Ketiga,evaluasi
belajaran drama, guru sebaiknya mem- pembelajaran yang diberikan sebaiknya ti-
perhatikan unsur-unsur kelengkapan dak hanya menggunakan evaluasi hasil be-
RPP dan langkah- langkah kegiatan yang lajar mengajar, tetapi juga evaluasi dalam
dapat meningkatkan minat siswa untuk pekerjaan rumah sehingga siswa dapat lebih
belajar drama dengan memberikan aktivi- mengasah keterampilan berdrama mereka.
tas yang langsung melibatkan siswa. RPP Keempat, teater sekolah perlu diberikan do-
harus lebih menarik sehingga dapat me- rongan pertimbangan dan upaya pengayaan
Pembelajaran Drama... (Muhammad) 49

materi pembelajaran drama dari apa yang Ismawati, Esti. 2011. Perencanaan Pengaja-
telah disampaikan guru di kelas, caranya ran Bahasa. Surakarta: Yuma Pustaka.
dapat saja dengan menyelaraskan program
Junaedie, Moha. 1994. Apresiasi Sastra
pelatihan teater dengan jadwal pembelajaran
Indonesia. Ujung Pandang: FPBS IKIP
drama di kelas.
Ujung Pandang.
Mardianto, Herry (ed.). 2012. Proses Kreatif
Daftar Pustaka Penulisan dan Pemanggungan: Bergelut
dengan Fakta dan Fiksi. Yogyakarta:
Aminuddin. 1990. Sekitar Masalah Sastra: Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa
Beberapa Prisnsip dan Model Pengem- Yogyakarta.
bangannya. Malang: Yayasan Asih Moloeng, Lexy J. 2005. Metode Penelitian
Asah Asuh Malang. Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda-
Budianta, Melani dkk. 2006. Membaca Sas- karya.
tra: Pengantar Memahami Sastra untuk Padmodarmaya, Pramana.1990. Pendidi-
Perguruan Tinggi. Magelang: Indonesia kan Seni Teater: Studi dan Pengajaran-
Tera. nya. Jakarta: Departemen Pendidikan
Creswell. John W. 2016. Search Design: dan Kebudayaan.
Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantita- Patton, Michael Quinn. 2009. Metode Eval-
tif, dan Campuran. Yogyakarta: Pusta- uasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pe-
ka Pelajar. lajar.
Damono, Sapardi Djoko. 9 Juni, 1993. Pen- San, Suyadi. 2012. Strategi Pembelajaran
gajaran Sastra dan Bahasa di Sekolah Seni Teater di Sekolah. Ceudah II (2):
Harus Seimbang. Kompas, hlm. 12. 52-58.
Endraswara, Suwardi. 2003. Membaca, San, Suyadi. 2013. Drama: Konsep Teori
Menulis, Mengajarkan Sastra: Sastra dan Kajian. Medan: CV. Partama Mitra
Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Kota Sari.
Kembang.
San, Suyadi. 2015. Berkenalan dengan
Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Teater. Medan: Generasi.
Penelitian Sastra: Epistemologi, Model,
Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Med- Thompson, Hs. 5 Desember, 2010. Perspe-
Press. ktif Bermain Drama dan Teater. Harian
Analisa, hlm. 9.
Gani, Rizanur. 1988. Pengajaran Sastra In-
donesia: Respon dan Analisis. Padang: Waluyo, Herman. 2003.  Drama: Teori dan
Dian Dinamika Press. Pengajarannya. Yogyakarta : PT Hanin-
dita Graha Widya.
Halimi. 2014. Penelitian Studi Kasus:
Desain&Metode. Pascasarjana Halimi Wijaya, Putu. 2007. Teater: Buku Pelajaran
Blogspot. (http://pascasarjana-halimi. Seni Budaya. Jakarta: Lembaga Pendi-
blogspot.co.id/2004/12/penelitian- dikan Seni Nusantara.
studi-kasus-desain-metode.html?m=1.
Diakses 23 Desember 2016).

Anda mungkin juga menyukai