Anda di halaman 1dari 33

i

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA


BAHASA INDONESIA PESERTA DIDIK KELAS V(LIMA)
SDN GUNUNGSARI MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF

PROPOSAL PTK

oleh :
EVI NUR KHOTIMAH
NPM 09.141.079
PGSD / VII B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
2012

i
ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini dengan judul “Upaya Peningkatan
Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas V(Lima) SDN
Gunungsari Melalui Media CD Interaktif”. Proposal Penelitian Tindakan Kelas
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas.
Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi, namun dengan
ketekunan dan kesabaran kami dapat menyelesaikan penyusunan Proposal
Penelitian Tindakan Kelas ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini tidak mungkin dapat
terselesaikan oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Parji, M. Pd selaku Rektor IKIP PGRI Madiun
2. Bapak Susilo, S.Pd selaku Kepala SDN Gunungsari
3. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Penelitian Tindakan Kelas di IKIP PGRI Madiun.
4. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu
dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan Proposal
Penelitian Tindakan Kelasini.
Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian Tindakan Kelasini jauh dari
kriteria sempurna baik dalam penulisan maupun penyusunan, maka untuk itu
penulis mohon atas kritik dan saran yang membangun demi terciptanya
kesempurnaan Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini. Penulis berharap semoga
Proposal Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

ii
iii

membutuhkan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan Proposal Penelitian Tindakan Kelasini.
Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya serta memberikan maaf atas segala kesalahan penulis dan semoga Proposal
Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Madiun, Desember 2012


Penyusun

iii
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Fokus Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ........................... 6

A. Kajian Pustaka........................................................................................... 6
1. Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas V .... 7
2. Media Pembelajaran CD Interaktif ..................................................... 10
B. Hipotesis Tindakan.................................................................................... 15

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 16

A. Tanggal dan Waktu Penelitian .................................................................. 16


B. Subyek Penelitian ...................................................................................... 16
C. Prosedur Penelitian.................................................................................... 16
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 24
E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... v

iv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan dengan berbagai

kegiatan yang menuntut keterampilan berbicara. Diantaranya dialog dalam

lingkungan keluarga antara anak dan orang tua, antara ayah dan ibu, antara

anak-anak menuntut keterampilan berbicara. Dalam Al-Qur’an, Allah juga

memerintahkan manusia untuk berbicara yakni “Qul” yang berarti

“katakanlah” yang terdapat pada awal ayat dari QS Al-Ikhlas, QS Al-Falaq,

QS An-Naas, QS Al-Kafirun.

Setiap hari, mulai bangun tidur hingga akan tidur kembali, anak normal

selalu melakukan aktivitas berbicara. Peran keluarga sangat penting dalam

mewujudkan keterampilan berbicara. Keluarga harus aktif mengajak

berbicara dan menciptakan kegiatan yang memancing aktivitas berbicara.

Jangan sampai anak dibiarkan diam membisu terus menerus karena akan

menghambat keterampilan berbicaranya.

Pendidikan di Sekolah Dasar bertujuan untuk memberikan bekal

kemampuan dasar, pengetahuan dan keterampilan dasar untuk memberikan

bekal kemampuan dasar pada peserta didik sesuai dengan tingkat

perkembangannya dan untuk mempersiapkan mereka mengikuti pendidikan di

sekolah yang lebih tinggi tingkatannya.

1
2

Berbicara merupakan hal yang paling kodrati dilakukan oleh semua

orang. Di luar lingkungan keluarga juga terjadi percakapawn, diskusi diantara

teman dengan teman, tetangga dengan tetangga, kawan sepermainan, rekan

sekerja, teman satu sekolah, satu fakultas, dan sebagainya. Mungkin pula

terjadi percakapan di pasar, di pertemuan-pertemuan, dan sebagainya.

Salah satu dampak dari kurangnya pemanfaatan media secara optimal,

(khususnya dalam pembelajaran berbicara) adalah masih rendahnya minat

peserta didik. Keadaan ini mengakibatkan keterampilan peserta didik dalam

berbicarapun masih rendah.

Kemampuan untuk memanfaatkan teknologi modern dalam upaya

pengembangan pendidikan tentu saja sangat tergantung pada jumlah dan

kemampuan para ahli dalam bidang Teknologi Pendidikan. Kadang-kadang di

suatu lembaga mampu membuat atau bahkan membeli sejumlah peralatan

media. Namun pada kenyataannya pembelajaran berbicara di sekolah-sekolah

belum bisa dikatakan maksimal, sehingga keterampilan peserta didik dalam

berbicara pun masih rendah. Permasalahan dalam berbicara juga terjadi pada

peserta didik kelas V SDN Gunungsari Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun

Jawa Timur.

Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas

yang menyatakan bahwa rendahnya kemampuan berbicara peserta didik kelas

V SDN Gunungsari Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun Jawa Timur,

tampak dari beberapa tugas berbicara peserta didik pada semester 1. Mereka

2
3

cenderung diam ketika diajak berbicara ataupun berpendapat. Mereka kurang

bisa nyambung saat berkomunikasi. Dari data yang ada juga menunjukkan

bahwa pada hasil penilaian tersebut hanya sebagian kecil peserta didik 6 siswa

yang mendapat nilai 70 ke atas (batas ketuntasan dari guru), sedangkan sisanya

mendapat nilai di bawah 70. Di antara tugas pertama, kedua, dan selanjutnya

tidak ada peningkatan

Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama kemampuan berbicara,

diperlukan media pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas belajar

dan kreativitas para peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

Peneliti akan menerapkan media CD Interaktif yang terangkum dalam

komputer dan ditayangkan dengan LCD (Liquid Crustal Display) pada

pembelajaran berbicara. Sejumlah materi dan tugas-tugas pembelajaran

terangkum dalam CD yang berupa tulisan dan video. Dengan multimedia ini,

peserta didik yang bertipe auditori, visual, maupun kinestetis dapat teratasi.

Mereka dapat melaksanakan pembelajaran melalui sesuatu yang didengar,

dilihat, maupun digerak-gerakkan.

Dalam pengembangan kemampuan berbicara anak, seharunya guru lebih

dominan pada penugasan-penugasan anak agar mampu berbicara, sesuai

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini bisa dilakukan dalam

bentuk individual maupun kelompok.

Bukan hanya masalah penguasaan bahasa yang menentukan kompetensi

berbahasa peserta didik, melainkan juga penguasaan terhadap materi yang

3
4

dibahasakan. Kemampuan peserta didik mempergunakan bahasa untuk

membahasakan materi penuturan secara tepat adalah tujuan akhir

pembelajaran.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, diajukan

beberapa permasalahan sebagai berkut:

1. Apakah penerapan pembelajaran melalui media CD Interaktif dapat

meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia peserta didik kelas

V SDN Gunungsari ?

2. Bagaimanakah penerapan pembelajaran dengan media CD Interaktif dapat

meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia peserta didik kelas

V SDN Gunungsari ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan hakikat penelitian tindakan kelas yang bermaksud memperbaiki

proses pembelajaran, maka yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia peserta didik kelas

V SDN Gunungsari melalui media CD Interaktif

2. Mendiskripsikan penerapan pembelajaran dengan media CD Interaktif dapat

meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia peserta didik kelas

V SDN Gunungsari

4
5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis.

Mengetahui peningkatan kemampuan berbicara peserta didik dengan

penerapan media CD Interaktif

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi peserta didik

Penerapan media CD Interaktif dalam pembelajaran kemampuan

berbicara dapat meningkatkan minat dan keaktifan peserta didik

sehingga kemampuan berbicaranya dapat meningkat.

b. Bagi guru

Melalui penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada

guru-guru untuk dapat mengembangkan pembelajaran Bahasa

Indonesia dengan media CD Interaktif yang lebih inovatif dan lebih

berorientasi pada proses sehingga kualitas pembelajarannya dapat

meningkat.

c. Bagi sekolah

Memberi sumbangan positif pada sekolah dalam rangka perbaikan

pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Gunungsari

d. Bagi peneliti

Dengan melakukan penelitian ini, peneliti memperoleh wawasan dan

pengalaman mengenai penerapan media pembelajaran yang inovatif.

5
6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas V

a. Karakteristik peserta didik kelas V

Anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang

menngalami pertumbuhan baik perkembangan intelektual, emosional

maupun pertumbuhan badaniyah, dimana kecepatan pertumbuhan

anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi

berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini

suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada

anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama.

Piaget dalam Muchtar (2012 : 06 ) mengidentifikasi “tahap

perkembangan anak yaitu : 1) tahap sensori motor anak usia 0 – 2

tahun, 2) tahap praoperasional anak usia 2 – 6 tahun, 3) tahap

operasional konkrit anak usia 7 – 12 tahun, 4) tahap operasional

formal usia 12 keatas.

Syaiful Bahri Djamarah (2008 : 125) mengatakan bahwa

masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa sifat khas antara

lain :

1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang

kongkrit.
6
7

2) Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar.

3) Ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.

4) Sebelum berumur 11 lebih anak masih membutuhkan guru atau

orang-orang dewasa lainnya.

5) Anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya,

biasannya untuk bermain bersama.

Peserta didik kelas V SDN Gunungsari pada tahun

2011/2012 sebagian besar berumur 11 sampai 12 tahun. Dari uraian di

atas dapat disimpulkan bahwa pada usia ini Peserta didik berada pada

tahap perkembangan operasional formal. Pada tahap ini siswa sudah

mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal – hal yang

abstrak dan mengunakan logika. Siswa mampu berfikir abstrak,

menalar dengan logis dan menarik kesimpulan dari informasi yang

tersedia.

b. Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek keterampilan,

yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek

keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan erat satu sama lain.

Keterampilan berbahasa biasanya diperoleh melalui suatu hubungan

urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak

bahasa, kemudian berbicara, membaca, dan menulis.

7
8

Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan berbahasa

lisan. Dua-duanya berkaitan dengan bunyi bahasa. Berbicara dan

menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan.

Pembicara dan penyimak berganti peran secara spontan, mudah, dan

lancar. Dalam menyimak seseorang mendapat informasi melalui

ucapan atau suara. Dalam berbicara seseorang menyampaikan

informasi melalui suara atau bunyi bahasa. Namun pada penulisan ini

kami lebih mengkhususkan pembahasan pada keterampilan berbicara.

Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang

berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh

keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah keterampilan

berbicara atau berujar dipelajari (Henri Guntur Tarigan, 2008: 3).

Gagne dan Berliner (dalam Dimyati & Mujiono, 2010: 208)

mengemukakan bahwa kemampuan berbicara merupakan kemampuan

yang berhubungan dengan komunikasi secara lisan. Siswa harus

mampu menunjukkan kemahirannya memilih dan menggunakan kata

atau kalimat sehingga informasi, ide, atau yang dikomunikasikannya

dapat diterima secara mudah oleh pendengarnya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat

diambil kesimpulan bahwa berbicara adalah kegiatan berbahasa lisan

yang dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Bunyi bahasa yang diucapkan berupa kata-kata maupun kalimat.

8
9

Keterampilan berbicara yaitu keterampilan tertentu untuk

dapat menyampaikan gagasan-gagasannya dengan baik kepada lawan

bicaranya. Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

perlu dikuasai dengan baik. Dengan penguasaan keterampilan

berbicara yang baik, siswa dapat mengomunikasikan ide-ide mereka,

baik di sekolah maupun dengan penutur asing, dan juga menjaga

hubungan baik dengan orang lain.

c. Pembelajaran Aspek Berbicara di Sekolah Dasar

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2006 tentang “Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah” memuat aspek berbicara yang dijabarkan dalam beberapa

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), khususnya

kelas V Sekolah Dasar sebagai berikut: 1) SK 2. Mengungkapkan

pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi

suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara,

meliputi KD 2.1 Menanggapi penjelasan nara sumber (petani,

pedagang, nelayan, karyawan, dan lain-lain) dengan memperhatikan

santun berbahasa; 2.2 Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan

dengan bahasa runtut, baik, dan benar; 2.3 Berwawancara sederhana

dengan nara sumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dan lain-

lain) dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa; 2) SK

6. Mengungkapkan pikiran dan persaan secara lisan dalam diskusi dan

9
10

bermain drama, meliputi KD 6.1 Mengomentari persoalan faktual

disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata

dan santun berbahasa; 6.2 Memerankan tokoh drama dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi yang tepat (Depdiknas, 2008: 117-119).

Dalam penelitian ini, guru dan peserta didik melakukan

pembelajaran KD 6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan

yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun

berbahasa. Guru meminta peserta didik mengidentifikasi dan

menanggapi beberapa permasalahan yang disajikan guru. Aspek-aspek

yang dinilai mencakup keaktifan dan keterampilan peserta didik

dalam mengungkapkan ide-idenya secara lisan selama proses

pembelajaran.

2. Media Pembelajaran CD Interaktif

a. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau

pengantar. Menurut Sumanto (2011 : 38) media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan

pelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan

perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran tertentu.

10
11

Menurut Miarso (dalam Sumanto, 2012: 4) media adalah

segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si peserta didik

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja,

bertujuan, dan terkendali. Susilana (dalam Sumanto, 2012:5)

menyatakan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang

dapat dimanfaatkn untuk keperluan pembelajaran.

Ibrahim (dalam Abdul Majid, 2006:112) berpendapat bahwa

media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat

merangsang perhatian , minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam

kegiatan belajar untuk mencapai pembelajaran tertentu.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses

komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media

pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu

komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan

terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak

11
12

akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah

komponen integral dari sistem pembelajaran.

b. CD Interaktif

Menurut Wikipedia CD (Cakram Digital) adalah sebuah

piringan optikal yang digunakan untuk menyimpan data secara digital.

Berdasarkan kamus komputer dan teknologi informasi interaktif

adalah Kemampuan sistem atau program yang bisa menanyakan

sesuatu pada pengguna (mengadakan tanya jawab), kemudian

mengambil tindakan berdasarkan respon tersebut.

Pengembangan media pembelajaran CD Interaktif umumnya

ada tampilan gambar diam, gambar gerak, teks, audio suara dan

instrumen musik yang sesuai dengan isi materi ajarnya. Media CD

interaktif merupakan sebuah produk pembelajaran berbantuan

komputer yang mampu mengabungkan teks, audio, animasi dan vidio

secara dinamis dan iteraktif. Media CD Interaktif mampu

memindahkan sesuatu pengetahuan dari buku teks yang statis kepada

suatu corak pembelajaran baru yang lebih menarik, dinamis dan

interaktif dengan bantuan media-media tambahan selain teks seperti

audio, video dan animasi.

Jadi CD Interaktif merupakan sebuah media yang

menegaskan sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah

CD (Compact Disk) dengan tujuan aplikasi interaktif di dalamnya

12
13

c. Kelebihan dan kekurangan CD Interaktif sebagai Media Pembelajaran

Media pembelajaran saat ini sudah semakin beragam, mulai

dari media konvensional seperti buku dan alat peraga tradisional

sampai dengan media modern audio visual berupa kaset tape, VCD

(Video Compact Disk), maupun alat paraga modern lainnya. Dengan

beragam media tersebut, maka suatu system pembelajaran yang dapat

menghadirkan suasana menyenangkan mutlak diperlukan. Oleh karena

itu tidak salah jika CD Interaktif merupakan salah satu alternatif

media yang dapat menjawab kebutuhan tersebut.

Menurut Miarso (Sumanto, 2010:51) CD Interaktif

menpunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan CD interaktif antara

lain:

1) Penggunanya bisa berinteraksi dengan program computer.

Maksudnya bahwa dalam CD Interaktif terdapat menu-menu

khusus yang dapat diklik oleh user untuk memunculkan informasi

berupa audio, visual maupun fitur lain yang diinginkan oleh

pengguna.

2) Menambah pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud adalah

materi pelajaran yang disajikan CD Interaktif

3) Tampilan audio visual yang menarik. Menarik di sini tentu saja

jika dibandingkan dengan media konvensional seperti buku atau

media dua dimensi lainnya. Kemenarikan di sini utamanya karena

13
14

sistem interaksi yang tidak dimiliki oleh media cetak (buku)

maupun media elektronik lain (film TV, audio).

Sedangkan kekurangan CD interaktif antara lain;

1) Medium yang digunakan hanya computer

2) Membatasi target audience karena hanya pemakai komputer saja

yang dapat mengaksesnya.

3) Pemeliharannya harus lebih hati-hati daripada buku (tidak boleh

kena panas, tergores berat atau pecah).

Dari beberapa keunggulan CD Interaktif, dapat disimpulkan

bahwa “CD Interaktif dapat membantu mempertajam pesan yang

disampaikan dengan kelebihannya menarik indera dan menarik minat,

karena merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan.

d. Jenis CD Interaktif

Saat ini di Indonesia banyak sekali dijual CD Interaktif. CD

tersebut ada yang buatan asing dan ada pula yang buatan lokal (dalam

negeri). Ada CD Interaktif untuk anak-anak balita, yang tujuannya

merangsang aspek kognitif anak. Ada juga untuk pelajar SD, yang

isinya antara lain mengenal huruf, belajar membaca dan berhitung,

dan yang berisi aneka gambar. Sedangkan untuk sekolah menengah

ada CD Interaktif berbagai mata pelajaran, seperti mengenal organ

tubuh manusia (Sa’adun, 2012: 22). Selain itu, Propinsi Bali telah

menggunakan CD Interaktif dalam mempromosikan pariwisatanya.

14
15

Perusahaan, baik pemerintah maupun swasta telah banyak memakai

media ini untuk menginformasikan profilnya pada calon-calon

investor.

Jenis CD Interaktif dengan asumsi menurut tujuannya dapat

dibagi menjadi:

1) Komersial, seperti CD Interaktif tutorial maupun pembelajaran

untuk anak-anak.

2) Non-Komersial, seperti CD Interaktif profil pemerintahan, wisata,

kota, maupun profil perusahaan.

B. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan dari kajian pustaka di atas dapat ditarik hipotesis tindakan


sebagai berikut :
1. Jika peserta didik kelas V SDN Gunungsari dibelajarkan berbicara

Bahasa Indonesia melalui media CD Interaktif maka keakifan

berbicarannya akan meningkat

2. Penerapan pembelajaran dengan media CD Interaktif dapat

meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Indonesia peserta

didik kelas V SDN Gunungsari

15
16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gunungsari , Kecamatan Madiun

Kabupaten Madiun, Propinsi Jawa Timur.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama delapan bulan September 2012

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Gunungsari , Kecamatan

Madiun Kabupaten Madiun dengan jumlah 18 anak, yang terdiri dari 10 anak

laki-laki dan 8 anak perempuan.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V

semester I, Aspek Berbicara, Standar Kompetensi “2. Mengungkapkan pikiran,

pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan,

menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara” dengan Kompetensi

Dasar “6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung

dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Peneliti menerapkan

16
16
17

media CD Interaktif pada pembelajaran tersebut dengan pendekatan

konstruktivisme model individual learning tipe examples non examples.

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research (CAR). Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi

(dalam Mulyasa, 2011:10-11) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata

yang tergabung di dalamnya, yakni: Penelitian + Tindakan + Kelas , dengan

paparan sebagai berikut:

1. Penelitian, menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu sutu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam

bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas

adalah sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut, dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya

mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta anak didik dengan

17
18

memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Penelitian

Tindakan Kelas merupakan suatu cermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas

secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2006: 3). Prosedur pelaksanaan tindakan

yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu :

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Adapun model tahap-tahap penelitian itu sebagai berikut :

Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan
n
Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1 Tahap-tahap penelitian

Sumber (Suharsimi Arikunto, 2006:16)

Dalam pelaksanaan penelitian, dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Tahap Awal atau Tahap Perencanaan. Kegiatan pada tahap perencanaan

antara lain: Penyusunan proposal, pengajuan perijinan, penyusunan

instrumen penelitian, dan pelaksanaan survei atau penelitian awal.

18
19

2. Tahap Pengumpulan Data

Sesuai jenis penelitian yang dilakukan, pengumpulan data dilaksanakan

dengan melakukan tindakan pembelajaran. Pengumpulan data melalui

penelitian awal dan tindakan yang dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-

masing tahapan melalui kegiatan perencanaan, tindakan, observasi dan

refleksi.

Sebagai gambaran, prosedur penelitian dalam pengumpulan data

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Penelitian Awal

1) Perencanaan; perencanaan dilakukan dengan membuat persiapan-

persiapan untuk memperoleh data awal, yakni dengan mengajukan

permohonan ijin, membuat proposal, membuat pedoman wawancara,

membuat lembar pengamatan. Pelaksanaan penelitian awal ini dimulai

dengan mengamati proses pembelajaran, dengan mengisi lembar

pengamatan, membuat catatan lapangan, dan melakukan wawancara,

mencatat daftar nilai hasil pembelajaran berbicara, dan membuat

dokumen berupa foto-foto kegiatan.

2) Pelaksanaan; dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap

tindakan pembelajaran berbicara, membuat catatan lapangan,

mengadakan tes atau penilaian praktik berbicara, dan memberi tugas

untuk berbicara.

19
20

b. Kegiatan Siklus I

1) Perencanaan tindakan pembelajaran siklus I ini dilaksanakan setelah

peneliti memeroleh gambaran utuh masalah pembelajaran dan faktor

penyebabnya yang didasarkan pada hasil identifikasi masalah

pembelajaran dan analisis faktor penyebab masalah. Selain itu,

perencanaan tindakan pembelajaran ini juga dirancang oleh guru

setelah guru sebagai peneliti menemukan tindakan pembelajaran yang

tepat untuk mengatasi masalah kelas. Dalam upaya menemukan

tindakan pembelajaran yang dipandang tepat untuk diterapkan dalam

mengatasi masalah kelas, peneliti melakukan kajian teori.

Setelah peneliti menemukan masalah kelas dan tindakan

pembelajaran yang akan diterapkan, langkah pertama yang dilakukan

peneliti dalam perencanaan ini adalah mencari mitra yang seprofesi

untuk secara kolaboratif terlibat dalam peneltian, khususnya sebagai

pengamat dalam aktivitas pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti

meminta bantuan Erwin Desi Lestari selaku mahasiswa PPL SDN

Gunungsari untuk menjadi pengamat dan pelaksanaan tindakan

pembelajaran.

Setelah ada kesepahaman dengan guru mitra, peneliti secara

kolaboratif melakukan hal-hal sebagai berikut:

20
21

a) Melakukan analisis standar isi untuk mengetahui Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan diajarkan

kepada peserta didik

b) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

dengan memerhatikan indikator-indikator hasil belajar

c) Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media pembelajaran

yang menunjang pembentukan SK-KD dalam rangka implementasi

PTK

d) Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah yang sesuai

dengan kondisi pembelajaran

e) Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

f) Menyusun lembar penilaian untuk mengetahui hasil performansi

yang dilaksanakan siswa. Lembar penilaian ini disusun menjadi

dua yaitu untuk guru dan siswa.

g) Mempersiapkan checklist pelaksanaan pembelajaran dan

pencapaian indikator sebagai pedoman observasi

h) Menyusun angket untuk menanyakan pendapat siswa mengenai

pembelajaran yang telah dilaksanakan

i) Menyusun pedoman wawancara untuk guru

2) Tindakan / pelaksanaan

Pada pelaksanaan tindakan ini mencakup prosedur dan tindakan

yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran, serta proses

21
22

perbaikan yang akan dilakukan. Kegiatan pembelajaran siklus I ini

dimulai dengan salam dan presensi kehadiran siswa. Setelah siswa

siap untuk pembelajaran, guru melanjutkan kegiatan proses

pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Guru memberikan apersepsi sesuai dengan materi

b) Guru menjelaskan tentang SK, KD, indikator, tujuan, metode,

serta materi pembelajaran

c) Guru menayangkan CD Interaktif lewat LCD.

d) Peserta didik memperhatikan / mengamati tayangan LCD

e) Peserta didik menjelaskan masalah / peristiwa pada tayangan

LCD kemudian mengidentifikasi, menanggapi atau memberi

komentar serta mengungkapkan alasan yang logis.

f) Peserta didik dibimbing guru menarik kesimpulan materi.

g) Refleksi dan penguatan

h) Peserta didik mencatat tugas dari guru yakni membuat kliping

tentang beberapa peristiwa atau permasalahan aktual dari berbagai

media.

3) Observasi/pengamatan

Observasi dilaksanakan untuk mengamati dan merekam gejala-

gejala yang muncul baik berupa gejala positif yang mendukung

pembelajaran, maupun gejala negatif yang menghambat

pembelajaran. Keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk

22
23

catatan lapangan, angket, hasil wawancara, dan dengan

memanfaatkan format panduan observasi/pengamatan. Untuk

menilai keterampilan berbicara perlu dilakukan observasi terhadap

aktifitas siswa dalam merespon pertanyaan-pertanyaan guru,

bertanya ketika ada istilah/materi yang kurang dipahami, antusias

dalam mengamati tayangan, menanggapi peristiwa yang sisajikan

guru, mempunyai ide yang tepat dalam menyampaikan alasan

pendapatnya. Penilaian pada tahap ini dilaksanakan selama proses

pembelajaran berdasarkan lembar observasi keterampilan berbicara.

4) Refleksi.

Setelah satu siklus berakhir maka dilakukan refleksi bersama

guru mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagai

acuan dari refleksi ini adalah hasil penilaian keterampilan berbicara

siswa. Dari hasil penilaian refleksi, dapat diketahui ketercapaian

indikator kinerja. Apabila terdapat kekurangan dalam proses

pembelajaran yang telah berlangsung dicari solusi untuk

mengatasinya dan dilaksanakan pada proses pembelajaran

berikutnya. Apabila terdapat kelebihan pada proses pembelajaran

yang telah berlangsung akan dipertahankan pada proses

pembelajaran berikutnya.

c. Kegiatan Siklus II

23
24

Seperti halnya siklus I. Pada siklus dua ini kegiatan mencakup

kegiatan perencanaan, pelaksanakan tindakan, dan observasi, refleksi

dan perbaikan rencana.

Kegiatan pada siklus II ini akan disesuaikan dengan masalah-

masalah proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada Siklus I,

apa yang belum dicapai pada siklus I akan dilanjutkan dan diatasi

pada siklus II, sehingga pada rancangan penelitian ini peneliti belum

bisa mendeskripsikan kegiatan-kegiatan dan perbaikan-perbaikan

apa saja yang akan dilakukan pada siklus II ini.

3. Teknik Analisis Data

Pada tahap ini, data yang telah dikumpulkan dikelompokkan,

kemudian dianalisis. Penganalisisan dengan cara mendeskripsikan dan

membandingkan data dari tahap awal hingga tahap akhir. Penelitian ini

penelitian kualitatif, sehingga analisis data dilakukan dengan

mendeskripsikan data awal dan data siklus I. Jika perkembangan

kemampuan siswa telah mencapai indikator yang ditetapkan, maka

penelitian diakhiri pada siklus I.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

24
25

a. Wawancara; yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang telah disusun dalam pedoman wawancara untuk memeroleh data

tentang proses pembelajaran dan keterampilan berbicara terhadap subjek

penelitian. Pedoman wawancara dan hasilnya terlampir pada bagian akhir

laporan ini, sedang analisis dan pembahasannya terdapat pada bab IV.

b. Observasi

Teknik observasi ini dilaksanakan untuk mengamati gejala-gejala yang

tampak pada proses pembelajaran. Keseluruhan hasil pengamatan

direkam dalam bentuk catatan lapangan, angket, hasil wawancara, dan

dengan memanfaatkan format panduan observasi/pengamatan. Untuk

menilai keterampilan berbicara perlu dilakukan observasi terhadap

aktifitas siswa dalam merespon pertanyaan-pertanyaan guru, bertanya

ketika ada istilah/materi yang kurang dipahami, antusias dalam

mengamati tayangan, menanggapi peristiwa yang sisajikan guru,

mempunyai ide yang tepat dalam menyampaikan alasan pendapatnya.

Penilaian pada tahap ini dilaksanakan selama proses pembelajaran

berdasarkan lembar observasi keterampilan berbicara.

c. Pengamatan; pengamatan dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan

pembelajaran keterampilan berbicara. Dalam melakukan pengamatan,

peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk memeroleh data,

membuat catatan lapangan sebagai perekam data yang berupa tulisan,

serta mendeskripsikan pembicaraan peserta didik dan guru selama proses

25
26

pembelajaran. Lembar pengamatan, catatan lapangan yang telah diisi dan

dibuat selama penelitian, dikumpulkan, kemudian dianalisis.

d. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan data tentang

proses pembelajaran yang mengambarkan langkah-langkah konkrit yang

dipraktekkan guru (peneliti) dalam proses pembelajaran. Data fokus

masalah tentang keterampilan berbicara siswa yang dikumpulkan dengan

teknik dokumentasi. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini

mencakup dokumentasi foto dan rekaman keterampilan berbicara peserta

didik. Peristiwa-peristiwa yang tampak dan sesuai fokus penelitian

misalnya ketika siswa mengajukkan jari, siswa membacakan tugas yang

diberikan dan lain-lain akan didokumentasikan

e. Teknis tes

Teknik tes dilakukan dengan tes unjuk kerja (performance) dalam

keterampilan berbicara yaitu untuk mengetahui keterampilan berbicara

peserta didik dengan menerapkan CD Interaktif.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang diperlukan adalah :

a. Pedoman wawancara/daftar pertanyaan

b. Lembar pengamatan

c. Catatan lapangan

d. Hasil wawancara

26
27

e. Rekaman keterampilan berbicara peserta didik

f. Daftar nilai terhadap keterampilan berbicara

g. Gambar/foto kegiatan

E. Teknik Analisis Data

1. Model Pengelompokan Data

Data yang telah diperoleh baik dari hasil wawancara, lembar

pengamatan, catatan lapangan, penilaian terhadap kegiatan keterampilan

berbicara, hasil karya siswa dan foto-foto dikelompokkan sesuai dengan

tingkatan pemerolehan data. Pengelompokan data ini dimaksudkan agar

penganalisisan data lebih mudah. Baik menggolongkan sesuai tingkat

pencapaian, maupun membandingkan antar tingkat perolehan, yakni data

awal dan data siklus I yang diharapkan sekaligus sebagai data akhir.

Sehingga pengelompokannya menjadi :

a. Data penelitian awal : 1) Hasil pengamatan, 2) Hasil wawancara, 3)

catatan lapangan, 4) Nilai dari guru mata pelajaran, dan 5) Foto-foto

kegiatan.

b. Data siklus I : 1) Hasil pengamatan, 2) Nilai praktik berbicara, 3) Catatan

lapangan/rekaman keterampilan berbicara peserta didik, dan 4) Nilai

keterampilan berbicara, 5) Foto-foto kegiatan.

2. Teknik Analisis Data

27
28

Penganalisisan data yang dilakukan dengan teknik deskripsi kualitatif

dan komparatif, yakni dengan mendeskripsikan hasil pengamatan, hasil

wawancara, hasil penilaian, dan catatan lapangan pada setiap tahap

membandingkan data antar tahap untuk mengetahui perkembangannya.

a. Pada tahap awal, dideskripsikan data hasil pengamatan pada lembar

pengamatan, hasil wawancara, catatan lapangan dan daftar nilai

keterampilan berbicara peserta didik.

b. Pada siklus I, dideskripsikan data yang diperoleh dari hasil tindakan

siklus I, dan dibandingkan dengan data pada tahap awal. Perbedaan hasil

dari tahap awal dengan hasil dari siklus I, merupakan hasil tindakan pada

siklus I.

c. Jika hasilnya belum mencapai indikator kinerja atau tujuan yang

diharapkan, maka tindakan akan dilanjutkan pada siklus II.

28
29

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Muchtar. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran SD. Malang : PSG Rayon


115 Universitas Negeri Malang

Mulyasa, E. 2011. Praktik Penelitin Tindakan Kelas. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Sa’adun. 2012. Penelitian Tindakan Kelas dan Karya Ilmiah. PSG Rayon 115
Universitas Negeri Malang

Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT Bumi Aksara.

Sumanto. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran SD. Malang : PSG


Universitas Negeri Malang

Sumanto. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran SD. Malang : PSG Rayon


15 Universitas Negeri Malang

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Penelitian Tindakan Kelas : Malang :Universitas


Negeri Malang

v 29

Anda mungkin juga menyukai