Minggu3 - JKGB - Tri Hadi Warsono Sitanggang - 44342 PDF
Minggu3 - JKGB - Tri Hadi Warsono Sitanggang - 44342 PDF
DI SUSUN OLEH :
Tri Hadi Warsono Sitanggang (16/395050/TK/44342)
FAKULTAS TEKNIK
YOGYAKARTA
2019
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya ucapkan kahadirat Allah SWT, karena dengan karunia, rahmat,
dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan ringkasan makalah mengenai Optimalisasi
Jaring Kontrol Horizontal dengan lancar sebagai penunjang proses pembelajaran.
Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi, terutama Dosen Pembimbing mata kuliah Jaring Kontrol Geodesi,
Ibu Leni Sophia H., ST., M.Sc., D.Sc, dan semua pihak yang memberikan sumbangan
materi dan pemikiran.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Jaring Kontrol Geodesi
(Kelas B). Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan dan
menambah wawasan bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PEBDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami optimalisasi jaring kontrol horizontal serta dapat
mengaplikasikannya dalam pekerjaan pengembangan jaring kontrol geodesi di Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kasus ini, akan dibahas solusi A-optimality yang homogen dan
menunjukkan tingkat kepresisian pengukuran, dan juga dengan membahas
solusi E-optimality yang berdampak pada jaring kontrol yang bersifat
homogen. Untuk melakukan minimalisasi tingkat kesalahan ketelitian jaring,
kita menggunakan optimasi jarung tingkat FOD (First Order Design),
dengan menggunakan paramater yang bebas dan tetap(fixed)
5
2.2. Optimasi Kriteria Jaring Kontrol Geodesi
2.2.1. Kualitas Jaring Kontrol Horizontal Berdasarkan Kriteria Akurasi
Nilai kepresisian suatu jaringan mendeskripsikan pengaruh terhadap
hasil estimasi melalui konfigurasi baseline jaring kontrol, yang menyatakan
karakteristik dari jaring kontrol horizontal dalam perambatan kesalahan acak
suatu pengukuran, dengan mengasumsikan bahwa data ukuran sudah terbebas
dari kesalahan kasar dan sistematik. Kepresisian dari suatu jaring digambarkan
dari faktor kekuatan jaringan dengan mempertimbangkan matriks varian-
kovarian pengamatan.
Tabel.1 Kriteria akurasi jaring kontrol horizontal (Yalcinkaya & Teke, 2012)
6
(a) A-Optimality
A-Optimality adalah sebuah kriteria optimasi jaring yang didasarkan pada
meminimalkan varian rata–rata matriks trace, yang dihitung berdasarkan
penjumlahan dai nilai-nilai eigen (λ) dari matriks kofaktor (Kuang, 1996).
Nilai trace dibandingkan dengan nilai trace pada jaring yang lain. Suatu
desain jaring dikatakan paling optimal diantara desain lainnya apabila hasil
perbandingan nilai trace-nya paling minimum. Menurut Kuang (1996)
rumus untuk mencari A-Optimality dengan persamaan:
(b) D-Optimality
D-Optimality adalah sebuah kriteria optimasi jaring yang didasarkan pada
determinan dari nilai eigen pada proses perataan suatu jaring titik kontrol
(Kuang, 1996). Suatu desain jaring dikatakan paling optimal diantara desain
lainnya apabila memiliki nilai D-Optimality yang paling kecil. Menurut
Kuang (1996) rumus untuk mencari D-Optimality dengan persamaan:
(c) E-Optimality
E-Optimality adalah sebuah kriteria optimasi jaring yang didasarkan pada
nilai minimum untuk nilai eigen maksimum dari matriks kofaktor (Kuang,
1996). Suatu desain jaring dikatakan paling optimal diantara desain lainnya
apabila memiliki nilai E-Optimality yang paling kecil. Menurut Kuang
(1996) rumus untuk mencari E-Optimality dengan persamaan:
[QXX] = minimum
Dalam hal ini :
[QXX] = nilai norm dari matriks QXX
7
(d) S-Optimality
S-Optimality adalah sebuah kriteria optimasi jaring yang didasarkan pada
selisih antara nilai maksimum dari nilai eigen dengan nilai minimumnya
(Kuang, 1996). Suatu desain jaring dikatakan paling optimal diantara desain
lainnya apabila memiliki nilai S-Optimality yang paling kecil. Menurut
Kuang (1996) rumus untuk mencari S-Optimality dengan persamaan:
(λmaksimum - λminimum) = minimum
8
Tabel 3. Nilai batas bawah dengan kekuatan uji 1- β0 (Kuang,1996)
Pada penelitian ini menggunakan dua buah persamaan yang berbeda untuk
menghitung kehandalan dalam. Perbedaan antara perhitungan kehandalan dalam
menurut Seemkooei (2001) merujuk pada Baarda (1968) yang disajikan pada
persamaan (I.9) dan menurut Yalçinkaya dan Teke (2006) yang disajikan pada
Tabel (I.2) terletak pada penggunaan bobot ukuran. Persamaan pada Tabel (I.2)
menggunakan standar deviasi unit bobot ukuran dan bobot ukuran, sedangkan
pada persamaan (I.9) tidak menggunakan standar deviasi unit bobot ukuran dan
bobot ukuran, melainkan standar deviasi ukuran. Kehandalan dalam dihitung
dengan nilai batas bawah 80% dengan level signifikan 0,01 (Kuang,1996).
9
2.3. Desain Jaring Kontrol Geodesi (Aplikasi)
Dalam studi ini, kampus Universitas Teknis Karadeniz dan bagian dari bandara
Trabzon adalah dipilih sebagai area studi untuk merancang jaring kontrol geodesi
GNSS. Ukuran jaringan sekitar 1x1.5 km, dan jaring tersebut terdiri dari 11 titik.
Untuk menentukan komponen vektor dari baseline dasar untuk sesi perencanaan diperlukan
skema observasi, perhitungan titik koordinat dalam WGS84. Oleh karena itu, baseline vektor
dihitung sebelum optimalisasi jaring kontrol geodesi.
10
Setiap skema pengamatan jaring diproses secara iterasi, tergantung pada nilai-
nilai kriteria fungsi dan kriteria presisi lokal.
Gambar 4. Hasil dari penambahan baseline pada fungsi objektif saat menggunakan desain solusi E- dan
A- Optimality
11
ii) Desain jaringan A- dan E- Optimality dimulai dari baseline maksimum
Pengamatan dengan skema baseline maksimal dirancang dengan asumsi
menggunakan tiga sinyal penerima dan dibentuk berdasarkan semua kemungkinan
baseline yang pada setiap sesinya. Baseline yang memiliki hasil minimum dihilangkan
dari skema observasi.
Gambar 5. Hasil dari penghilangan baseline pada fungsi objektif saat menggunakan desain solusi E- dan A- Optimality
Seperti yang terlihat pada Gambar 5, setelah skema pengamatan keempat nilai
fungsi objektif pada solusi E-Optimality dan setelah skema pengamatan keenam nilai
fungsi objektif dari solusi A- Optimality meningkat secara signifikan yang disebabkan
oleh dihapusnya baseline tertentu. Ketika efek dari hilangnya baseline fungsi objektif
tersebut sangat besar, dapat disimpulkan bahwa jaring kontrol geodesi menggunkan
solusi E- Optimality tercapai pada skema pengamatan keempat dan solusi pada A-
Optimality dicapai pada skema pengamatan keenam.
Gambar 6. Solusi pada E- and A- Optimality menggunakan jaring kontrol geodesi dengan maximum baselines
12
2.3.2 Skema Observasi dalam Optimasi Kriteria Kehandalan
Arti dari kehandalan jaringan bisa dibagi dalam dua hal yaitu :
a. Berhubungan dengan kemampuan kontrol dari pengukuran yang menunjukan
bahgaimana sensitifitaseknik deteksi kesalahan jika digunakan pada jaringan.
b. Berhubungan dengan bagaimana sensitifitas jaringan itu sendiri terhadap
adanya kesalahan kasar minor pada pengukuran.
Perbedaan fokusnya dibandingkan kriteria analisa presisi jaringan yang lebih
menitik beratkan pada pendeteksian kesalahan acak pada jaringan. Kehandalan jaringan
yang tinggi menunjukan bahwa respon jaringan tidak signifikan terhadap kesalahan
kasar yang tidak terdeteksi.
Gambar 7. Redundansi di setiap baseline yang terjadi pada skema pengamatan pertama
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Terdapat beberapa saran yang dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut dari
proses pengaplikasian optimalisasi jaring kontrol horizontal , yaitu:
a) Titik kontrol yang dijadikan sebagai titik ikat, sebaiknya memiliki orde yang
lebih tinggi, atau titik kontrol yang terpilih diikatkan ke jaring kontrol nasional
maupun internasional.
b) Pengamatan jaring GNSS yang dilakukan sebaiknya pada doy yang sama agar
memiliki besaran geometri satelit yang sama.
c) Pada pengolahan data sebaiknya tidak menggunakan software komersil yang
mempunyai nilai kestabilan tidak stabil.
14
DAFTAR PUSTAKA
Yalcinkaya, M., & Teke, K. (2012). Designing Geodetic GPS Networks With High
Reliability And Accuracy.
15