Renstra Dinas Kes Kab Pandeglang 2011-2016 PDF
Renstra Dinas Kes Kab Pandeglang 2011-2016 PDF
(RENSTRA)
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 2011-2016
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
nikmat sehat serta kekuatan pada kami, sehingga dengan segala keterbatasan kemampuan yang
dimiliki Renstra Pembangunan Kesehatan Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016 dapat
tersusun.
Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016 ini merupakan
kelanjutan dari Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2006-2010 yang dibutuhkan untuk mempercepat
pambangunan kesehatan di Kabupaten Pandeglang. Namun mudah-mudahan Renstra ini dapat
dijadikan acuan oleh para pemegang program dan penanggungjawab kesehatan masyarakat di
Kabupaten Pandeglang. Dalam melakukan penilaian dan mencari terobosan lain untuk
mempercepat pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016.
Dengan ini kami, mudah-mudahan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Tahun
2011-2016 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dan atas kritik serta saran yang
diberikan kepada kami untuk penyempurnaan di tahun-tahun mendatang kami ucapkan
terimakasih.
Drs. H. Iskandar, MM
NIP. 19630303 198402 1 001
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KESEHATAN ... 63
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan 63
3.2 Analisis SWOT .................................................................................. 68
Kesehatan adalah Hak dari semua individu, karena menurut UU RI No. 36Tahun 2009, Kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Keadaan sehat maupun sakit sangatlah penting
mengingat kita harus dapat menentukan ada atau tidaknya permasalahan/penyakit diantara individu dan
seberapa banyak. Secara umum keadaan sakit itu dinyatakan sebagai penyimpangan dari keadaan normal,
baik struktural maupun fungsinya atau juga keadaan dimana tubuh atau organisme/bagian dari
organisme/populasi yang diteliti tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dilihat dari keadaan
patologisnya.
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi Departemen Kesehatan
“Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan” Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Pandeglang
diperlukan indikator . indikator tersebut yaitu Indikator Millenium Development Goals 2015 dan indikator
kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang meliputi :
a. Indikator Derajat Kesehatan (Mortalitas, Mobiditas dan Status Gizi)
b. Indikator Keadaan Lingkungan (Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan)
c. Indikator Pelayanan Kesehatan (Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi
Sektor Terkait)
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang ini adalah dokumen
kerja Dinas/SKPD untuk masa kerja mendatang. Dokumen ini menjadi penting karena SKPD berkewajiban
untuk mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai dengan dokumen perencanaan ini. Selain itu urgensi
penyusunan Renstra SKPD ini adalah:
Renstra SKPD dapat juga dijadikan sebagai bahan evaluasi yang penting agar pembangunan dapat
berjalan secara lebih sistematis, komprehensif dan tetap fokus pada pemecahan masalah-masalah mendasar
yang dihadapi Kabupaten Pandeglang khususnya di bidang kesehatan.
Dokumen Renstra ini mengacu kepada visi misi Kabupaten Pandeglang sehingga rumusan visi, misi
dan arah kebijakan pembangunan bidang kesehatan Kabupaten Pandeglang untuk masa mendatang dapat
bersinergi dengan arah pembangunan Kabupaten Pandeglang.
Dokumen Renstra juga dipakai untuk memperkuat landasan penentuan program dan kegiatan
tahunan daerah secara strategis dan berkelanjutan. Rencana Strategis SKPD dapat dikategorikan sebagai
dokumen manajerial wilayah yang bersifat komprehensif karena mampu memberikan program-program
strategis sesuai dengan kebutuhan masing-masing bidang dalam lingkup SKPD.
Keberhasilan usaha pemerintah daerah untuk mempertemukan antara keinginan masyarakat
dengan fakta kondisi daerah diukur melalui indikator perencanaan strategis dari program dan kegiatan yang
tercantum di dalam Renstra yang dievaluasi melalui evaluasi kinerja Kepala daerah sesuai dengan PP No.
108 tahun 2000, dengan memperhatikan indikator evaluasi kinerja yang disosialisasikan secara nasional
melalui modul pelatihan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP merupakan
penjelasan dari Inpres No. 7 tahun 1999 tentang AKIP.
Dalam mendukung usaha ini, indikator perlu disepakati bersama antara pemerintahan. Hal ini
menjadi penting karena indikator pengukuran kinerja akan digunakan oleh DPRD untuk mengukur kinerja
tahunan Bupati di akhir masa jabatannya.
Adapun prinsip-prinsip dalam pembuatan perencanaan strategik yang juga digunakan sebagai
dasar penyusunan Renstra adalah sebagai berikut :
3. Visioner
Perencanaan strategik yang dibuat harus berorientasi pada masa depan, sehingga memungkinkan
organisasi untuk memberikan komitmen pada aktivitas dan kegiatan di masa mendatang.
Usaha mewujudkan visi, misi dan arah kebijakan yang tertuang dalam dokumen renstra ini perlu
didukung dengan strategi umum, yang kemudian diterjemahkan ke dalam program-program pembangunan
kemudian diuraikan kedalam kegiatan-kegiatan yang mendukung masing-masing program tersebut.
Dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Dinas
Kesehatan Kabupaten Pandeglang ini, peraturan-peraturan yang dugunakan sebagai landasan hukum antara
lain:
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang – undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4010);
3. Undang–undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – undangan;
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
8. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
Adapun maksud dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang adalah sebagai
berikut. Tersedianya dan tersusunnya dokumen perencanaan kesehatan, sedangkan tujuan penyusunan
Renstra SKPD ini adalah tersedianya suatu dokumen yang strategik dan komprehensif yang menjamin
adanya konsistensi perumusan kondisi atau masalah daerah, perencanaan arah kebijaksaan, pembuatan
strategi hingga pemilihan program strategis yang sesuai dengan kebutuhan daerah di bidang kesehatan.
Dengan demikian ini dapat dijadikan acuan dan pegangan Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang
serta seluruh penyelenggara pemerintahan daerah dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan
pembangunan.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra-SKPD) Kabupaten Pandeglang, Landasan Hukum Renstra-SKPD Kabupaten Pandeglang,
Maksud dan Tujuan penulisan Renstra-SKPD, serta Sistematika Penulisannya.
BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN
RPJMD
Bab ini berisi Indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukan kinerja yang akan dicapai
SKPD dalam lima tahun mendatang.
LAMPIRAN- LAMPIRAN
Dalam Surat Keputusan Bupati Pandeglang Nomor 14 Tahun 2008 tertanggal 03 November tahun 2008
tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, diuraikan
sebagai berikut :
DINAS KESEHATAN
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 33
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari:
a. Unsur Pimpinan adalah Kepala Dinas Kesehatan;
b. Unsur Pembantu Pimpinan adalah Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub.Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub.Bagian Keuangan;
3. Sub.Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Unsur Pelaksana adalah Bidang, terdiri dari :
1. Bidang Sumber daya Kesehatan, terdiri dari :
a) Seksi Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan;
b) Seksi Promosi Kesehatan.
2. Bidang Penanggulangan Penyakit, terdiri dari :
a) Seksi Pengamatan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
b) Seksi Kesehatan Lingkungan.
3. Bidang Pelayanan Kesehatan Umum, terdiri dari :
a) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan;
b) Seksi Sarana Kesehatan dan Farmamin.
4. Bidang Kesehatan Khusus, terdiri dari :
a) Seksi Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja, Anak, dan Remaja;
b) Seksi Gizi dan Usia Lanjut.
c) Unit Pelaksana Teknis Dinas.
d) Kelompok Jabatan Fungsional.
Bagian Kedua
Kedudukan Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas
Pasal 34
(1) Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di Bidang Kesehatan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
(3) Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimanan di maksud pada ayat (2), menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyusunan perencanaan bidang kesehatan;
b. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;
c. Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan;
d. Pembinaan kooordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang pengembangan
sumber daya kesehatan, penanggulangan penyakit, pelayanan kesehatan umum dan kesehatan
khusus;
e. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Kesehatan;
f. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai degan tugas dan fungsinya.
Paragraf 1
Sekretariat
Pasal 35
(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan bertangung jawab kepada
Kepala Dinas Kesehatan.
(2) Sekretariat mempunyai tigas pokok menyelenggarakan pengelolaan keuangan serta urusan umum
dan kepegawaian, serta penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan.
(3) Sekretariat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan;
b. Penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi keuangan dan
administrasi kepegawaian;
c. Penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan, keprotokolan dan hubungan masyarakat;
d. Penyelenggaraan ketatalaksanaan, kearsipan dan perpustakaan;
e. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan unit kerja;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberika oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Renstra Dinas Kesehatan 8
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2011 - 2016
Pasal 36
(1) Subbagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di
bawah dan beranggung jawab kepada Sekretaris Dinas Kesehatan.
(2) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan umum dan
pengelolaan administrasi kepegawaian.
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian Umum dan
Kepegawaian mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian;
b. Penyelennggaraan urusan umum dan pengelolaan administrasi kepegawaian;
c. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan urusan umum dan pengelolaan adminstrasi
kepegawaian.
Pasal 37
Rincian tugas Subbagian Umum dan Kepegawaian adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat, penyiapan rapat-rapat dinas dan
pendokumentasian kegiatan dinas;
b. Melaksanakan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dinas;
c. Melaksanakan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan kebersihan di lingkungan kerja;
d. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas, peralatan dan perlengkapan kantor
dan asset lainnya;
e. Melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan dinas;
f. Melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi barang-
barang inventaris;
g. Melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran;
h. Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan pemeliharaan data dan kartu
kepegawaian di lingkungan dinas;
i. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang aka pension, serta pemberian penghargaan;
j. Melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat, daftar penilaian pekerjaan, daftar urut
kepangkatan, sumpah/janji pegawai, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai;
k. Melaksanakan penyiapan pegawai untuk mengikuti pendidikan/pelatihan kepemimpinan, teknis
dan fungsional;
l. Melaksanakan penyiapan rencana pegawai yang akan mengikuti ujian dinas;
m. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kepegawaia dan disiplin pegawai;
n. Melaksanakan penyiapan bahan standa kompetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional;
o. Melakukan evaluaasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Subbgian umum dan kepegawaian;
p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 39
Rincian tugas Subbagian Keuangan adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan keuangan anggaran belanja langsung
dan belanja tidak langsung;
b. Melaksanakan penyusunan laporan realisasi keuangan;
c. Melaksanakan penyusunan laporan keuangan semesteran;
d. Melaksanakan penyusunan laporan leuangan akhir tahun;
e. Melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan dalam pengelolaan keuangan;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fngsinya.
Pasal 40
(1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi da Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di
bawah dan bertanggun jawab kepada Sekretaris Dinas Kesehatan.
(2) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas pokok menyusun perencanaan
program dan kegiatan Dinas.
(3) Dalam menyelenggarkan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Subbagian Perencanaan, Evaluasi
dan Pelaporan mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan program dan kegiatan dinas;
b. Pelaksanaan penyusunan rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran;
c. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan perencanaan.
Pasal 41
Rincian tugas Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana strategis dinas;
b. Mengumpulkan bahan-bahan dalam penyusunan program dan kegiatan dinas,
c. Mengoordinasikan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan daerah dibidang kesehatan;
d. Melaksanakan pengolahan data dalam penyusunan program dan kegiatan tahunan dinas;
Paragraf 2
Bidang Sumber Daya Kesehatan
Pasal 42
(1) Bidang Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.
(2) Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan
teknis peningkatan mutu tenaga kesehatan dan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Sumber Daya Kesehatan
mempunyai fungsi :
a. Perumusan konsep kebijakan teknis peningkatan mutu tenaga kesehatan , promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat;
b. Penyusunan program dan kegiatan Bidang Sumber Daya Kesehatan;
c. Pelaksanaan peningkatan mutu tenaga kesehatan, promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat;
d. Penyelenggaraan peningkatan mutu tenaga kesehatan, promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat;
e. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu tenaga kesehatan, promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 43
(1) Seksi Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di
bawah dan bertanggung jawab keoada Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan.
(2) Seksi Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan peningkatan
mutu tenaga kesehatan.
Pasal 44
Rincian tugas Seksi Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Menyususn rencana kerja Seksi Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan;
b. Menyiapkan bahan untuk penyususnan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan
peningkatan mutu tenaga kesehatan;
c. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dan informasi penyelenggaraan peningkatan mutu
tenaga kesehatan;
d. Mmengoordinasikan dan melaksanakan penilaian serta pemilihan dokter, paramedic dan bidan
desa teladan;
e. Mengoordinasikan dan menyusun kebutuhan pelatihan dan konsultasi teknis program;
f. Menerbitkan surat izin tenaga profesi kesehatan dan membina organisasi profesi skala kabupaten;
g. Menganalisa kebutuhan tenaga medis, paramedis dan tenaga fungsional lain di puskesmas dan
jejaringnya;
h. Mengoordinasikan pelaksanaan diklat fungsional dan teknis bidang kesehatan;
i. Menyusun kebutuhan tenaga kesehatan skala kabupaten;
j. Melaksanakan penyelenggaraan pelayanan akreditasi institusi pendidikan kesehatan;
k. Memberikan rekomdasi perizinan tenaga asing;
l. Melaksanakan penyelenggaraan pelayanan akreditasi tenaga kesehatan fungsional;
m. Melakukan koordinasi yag berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan;
n. Mengupayakan berbagai sumber anggaran sesuai dengan tupoksinya;
o. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan peningkatan mutu tenaga kesehatan;
p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 45
(1) Seksi Promosi Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan.
(2) Seksi Promosi Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan promosi kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Promosi Kesehatan
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan pengembangan promosi kesehatan;
Pasal 46
Rincian tugas Seksi Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kerja Seksi Promosi Kesehatan;
b. Menyusun konsep petunjuk teknis kegiatan penyebarluasan informasi kesehatan, promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan;
c. Melaksanakan penyebarluasan informasi kesehatan dan promosi kesehatan;
d. Melaksanakan pengembangan sumberdaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan;
e. Mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan mengevaluasi data pendukung sebagai bahan
penunjang perencanaan dan pelaksanaan program promosi kesehatan;
f. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian teknis promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh lintas
program, lintas sektoral, masyarakat dan swasta;
g. Melaksanakan kegiatan dan pembinaan dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menjamin pemeliharaan kesehatan/JPKM;
h. Menyelenggarakan pembinaan , monitoring dan evaluasi upaya kesehatan institusi dan upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat;
i. Melaksanakan pembinaan dalam promosi kesehatan, pengembangan sumberdaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat ke Puskesmas.
j. Melaksanakan program Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan Desa Siaga;
k. Menyusun kebutuhan, pelatihan dan konsultasi teknis;
l. Mengupayakan berbagai sumber anggaran sesuai dengan tupoksinya;
m. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan;
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugs dan fungsinya.
Paragraf 3
Bidang PenanggulanganPenyakit
Pasal 47
(1) Bidang penanggulangan penyakit dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.
(2) Bidang Penanggulangan Penyakit mempunyai tugas pokok merumuskan dan melaksanakan
kebijakan teknis pengamatan, pencegahan dan pengendalian penyakit serta kesehatan lingkungan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), bidang Penanggulangan Penyakit
mempunyai fungsi :
Pasal 51
Rincian tugas Seksi Kesehatan Lingkungan sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kerja Seksi Kesehatan Lingkungan;
b. Membuat rencana kegiatan pelaksanaan program penyehatan lingkungan;
c. Mengumpulkan, mengolah menganalisa, dan mengevaluasi data pendukung sebagai penunjang
perencanaan dan pelaksanaan program penyehatan lingkungan;
d. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis dan pembinaanpetugas dalam peningkatan
penyehatan lingkungan;
e. Memberikan petunjuk tentang tata cara pembuatan sarana kesehatan masyarakat pada tempat-
tempat umum dan lingkungan pemukiman;
f. Pelaksanaan penilaian grading, tempat-tempat umum dan uji laik sehat sarana angkutan umum;
g. Menilai dan melaksanakan penanggulangan masalah sanitasi pada kejadian bencana;
h. Melaksanakan koordinasi dengan sektor terkait dalam kegiatan analisis dampak lingkungan ;
i. Melaksanakan pembuatan dan peningkatan kualitas dan kuantitas penyehatan linhkungantempat-
tempat umum dan lingkungan pemukiman;
j. Menyusun, merencanakan dan melaksanakan hyperkes;
k. Menyusun kebutuhan, pelatihan dan konsultasi teknis.
l. Mengupayakan berbagai sumber anggaran sesuai dengan tupoksinya;
m. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan kesehatan ligkungan;
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 53
(1) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bidang Pelayanan Kesehatan Umum.
(2) Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan
teknis pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
dan rujukan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;
b. Penyusunan program dan kegiatan Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan;
c. Penyusunan bahan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi kegiatan pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan;
d. Pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;
e. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
Pasal 55
(1) Seksi Sarana Kesehatan dan Farmamin dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Umum.
(2) Seksi Sarana Kesehatan dan Farmamin mempunyai tugas pokok melaksanakan kebijakan teknis
sarana kesehatan , kefarmasian, makanan dan minuman serta jaminan kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Sarana Kesehatan dan
Farmamin mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana kegiatan sarana kesehatan, kefarmasian, makanan dan minuman;
b. Pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana kesehatan;
Sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. yang
memuat berbagai program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Kementerian
Kesehatan untuk kurun waktu tahun 2010-2014, dengan penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas
Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Millenium Development Goals (MDG’s). Untuk Program
Sumber Daya Manusia Kesehatan, rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk belum memenuhi target.
Sampai dengan tahun 2008, rasio tenaga kesehatan masih belum mencapai target per 100.000 penduduk
sesuai tahun 2008, seperti untuk dokter spesialis 7,73 per 100.000 penduduk (target 9 per 100.000
penduduk), dokter umum sebesar 26,3 per 100.000 penduduk (target 30 per 100.000 penduduk), dokter
gigi sebesar 7,7 per 100.000 penduduk (target 11 per 100.000 penduduk), perawat sebesar 157,75 per
100.000 penduduk sudah mendekati target 158 per 100.000 penduduk, dan bidan sebesar 43,75 per
100.000 penduduk jauh dari target 75 per 100.000 penduduk. Masih terdapat kekurangan tenaga
kesehatan, seperti dokter umum pada tahun 2007-2010 sebanyak 26.218 orang, dokter spesialis sebanyak
8.860 orang, dokter gigi sebanyak 14.665 orang, perawat sebanyak 63.912 orang, bidan sebanyak 97.802
orang, apoteker sebanyak 11.027 orang, kesehatan masyarakat sebanyak 9.136 orang, sanitarian sebanyak
13.455 orang, tenaga gizi sebanyak 27.127 orang, terapi fisik sebanyak 4.148 orang, dan teknis medis
sebanyak 3.838 orang. Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan untuk daerah terpencil, tertinggal dan
perbatasan tahun demi tahun diupayakan untuk ditingkatkan.
Dalam pembangunan kesehatan, SDM Kesehatan merupakan salah satu isu utama yang
mendapat perhatian terutama yang terkait dengan jumlah, jenis dan distribusi, selain itu juga terkait dengan
pembagian kewenangan dalam pengaturan SDM Kesehatan (PP No. 38 tahun 2000 dan PP No. 41 tahun
2000). Oleh karena itu, diperlukan penanganan lebih seksama yang didukung dengan regulasi yang
memadai dan pengaturan insentif, reward-punishment, dan sistim pengembangan karier.
Kompetensi tenaga kesehatan belum terstandarisasi dengan baik. Hal ini disebabkan karena
saat ini baru ada satu standar kompetensi untuk dokter umum dan dokter gigi serta job deskripsi tenaga
kesehatan. Kerangka hukum dalam pendidikan tenaga kesehatan di Indonesia, terutama dalam hal sertifikasi
dan akreditasi di Indonesia perlu diperkuat, dalam kaitan dengan Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun
2003 dan Undang-Undang Dosen No. 14 Tahun 2005. Perekrutan tenaga kesehatan oleh daerah masih
rendah karena keterbatasan formasi dan dana ( Renstra Kementrian Kesehatan Tahun 2009).
1. Puskesmas
Di Kabupaten Pandeglang distribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sebagai unit pelaksana
teknis Dinas Kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dasar terhadap masyarakat dapat
dikategorikan merata, terlihat dari pemekaran jumlah Puskesmas per Kabupaten yang ada sampai
akhir tahun 2010, yaitu sebanyak 36 Puskesmas (DTP 6 Unit, TTP 30 Unit). Dengan demikian
rata-rata rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk adalah 3,14, hal ini menggambarkan setiap
100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 3 – 4 Puskesmas.
2. Pustu
Puskesmas Pembantu di Kabupaten Pandeglang sampai akhir tahun 2010 tercatat sebanyak 58 Unit
yang tersebar di beberapa desa wilayah binaan Puskesmas, jika berdasarkan ratio Puskesmas
Pembantu terhadap desa adalah 0,17, dengan demikian setiap Puskesmas Pembantu rata-rata
melayani 5 – 6 Desa.
Fasilitas yang memberikan layanan rujukan dan rawat inap di Kabupaten Pandeglang pada tahun
2010 sebanyak 1 Unit yaitu Rumah Sakit Umum Pemerintah Daerah, jika ditinjau dari letak RSUD
Kabupaten Pandeglang yang berada di Ibu Kota Kabupaten dengan luas wilayah maka dapat
dikatakan tidak strategis, mengingat jarak tempuh mayarakat di wilayah selatan (Kec. Sumur)
sekitar 101 Km ke RSUD, sehingga diperlukan pembangunan sarana pelayanan rujukan (Rumah
Sakit) yang tempatnya strategis dan dapat diakses cepat oleh masyarakat setempat pada umumnya
dan khususnya masyarakat wilayah selatan.
Klasifikasi RS
No Nama Rumah Sakit
A B Pendidikan B C D Khusus Swasta
1 RSUD Berkah √
JUMLAH 1
Sarana Gudang Farmasi di Kabupaten Pandeglang sebanyak 1 Unit dan Laboratorium Kesehatan
Daerah sebanyak 1 Unit, serta jumlah Puskesmas Keliling atau Ambulans sebanyak 35 Unit, jika
dilihat dari proporsi pusling/ ambulans terhadap puskesmas sebesar 97,22% dan rata-rata
puskesmas yang memiliki pusling/ambulans standar minimalnya sebanyak 1 unit, namun jumlah
pusling/ambulans masih kurang, mengingat jumlah puskesmas lebih banyak dibandingkan jumlah
pusling/ambulans yang ada.
Dalam pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kesehatan yang
memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang mengutamakan upaya
peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Tenaga kesehatan yang terampil
dilaksanakan melalui pendidikan dan pengembangan serta pelatihan oleh pemerintah maupun swasta.
Dalam pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kesehatan yang
memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang mengutamakan upaya
peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Tenaga kesehatan yang terampil
dilaksanakan melalui pendidikan dan pengembangan serta pelatihan oleh pemerintah maupun swasta.
1. Ketenagaan Medis
Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996, tentang Tenaga
Kesehatan, yang dimaksud dengan tenaga medis, meliputi Dokter dan Dokter Gigi.
Tenaga medis adalah Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis, Dokter Gigi Spesialis baik lulusan
dalam negeri maupun luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Grafik 2.1
Ketenagaan Medis (Puskesmas & RS)
Di Kabupaten Pandeglang Tahun 2009 - 2010
Berdasarkan data yang tertera diatas jumlah tenaga Medis tahun 2010 meningkat dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, ini menandakan proses rekruitmen Tenaga Medis di Kabupaten
Pandeglang berjalan dengan baik, namun untuk proses penempatan tenaga medis, masih
membutuhkanpenelaahan atau kajian lebih lanjut, sehingga untuk perencanaan ketenagaan
kedepan lebih proporsional, sesuai dengan kebutuhan.
2. Ketenagaan Perawat
Perawat adalah tenaga profesional di bidang perawatan kesehatan yang terlibat dalam kegiatan
perawatan, perawat bertanggungjawab untuk perawatan, perlindungan dan pemulihan orang
yang luka atau pasien penderita yang akut atau kronis dan penanganan kegawatdaruratan yang
mengancam jiwa dalam berbagai jenis perawatan.
Grafik 2.3
Situasi Tenaga Perawat
Di Kabupaten Pandeglang Tahun 2010
Adapun jumlah tenaga Perawat gigi di kabupaten pandeglang sebanyak 36 orang (RSUD 2 dan
Puskesmas 34) yang tersebar di wilayah kabupaten pandeglang baik di RSUD maupun
Puskesmas. Namun demikian berdasarkan hasil analisis kebutuhan ketenagaan kesehatan dari 35
Kabupaten atau 36 Puskesmas masih membutuhkan tenaga perawat gigi sebanyak 11 orang, serta
sarana dan prasarana penunjang kegiatan keperawatan gigi.
3. Ketenagaan Kebidanan
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian
sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Fungsi ketenagaan di Bidang kebidanan tidak jauh
berbeda dengan fungsi keperawatan. Ketenagaan kebidanan lebih banyak bekerja di spesialisasi
masa hamil, persalinan sampai dengan perawatan pasca melahirkan.
Grafik 325
Situasi Tenaga Bidan
Di Kabupaten Pandeglang Tahun 2010
Dapat kita simpulkan pada grafik diatas, dari total keseluruhan tenaga bidan yang ada di
Kabupaten Pandeglang, perlu diadakannya peningkatan SDM pada jenjang pendidikan
kebidanan, karena masih minimnya Bidan lulusan DIV dan S 1 Kebidanan, begitupun D 1
Kebidanan.
Dari total Bidan yang ada di Kabupaten Pandeglang sejumlah 473 bidan, + 91,54% Bidan yang
bekerja di Puskesmas, 7,61% Bidan yang bekerja di RSUD dan 1,06% Bidan yang bekerja pada
Dinas Kesehatan.
4. Ketenagaan Kefarmasian
Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker, merupakan salah satu
dari sekian banyak tenaga kesehatan, tenaga farmasi sampai saat ini masih terbatas, melihat dari
masih rendahnya jumlah tenaga yang ada dibanding dengan totalitas sarana pelayanan yang ada,
jika dilihat dari jumlah tenaga kefarmasian yang ada sekitar 68,74% tenaga sudah terpenuhi,
namun dilihat dari segi penempatan dan sebaran tenaga yang ada hanya 21% sarana pelayanan
tersedia tenaga kefarmasian, adapun total tenaga kefarmasian dapat kita lihat pada tabel d bawah
ini :
Tabel 2.1
Tenaga Kefarmasian
TENAGA KEFARMASIAN
Tenaga Teknis Kefarmasian Apoteker
TOTAL
Dokter Farmasi
D-III
NO UNIT KERJA Sarjana
Apoteker
Megister
Farmasi
Farmasi/
SMF
Farmasi
D-III
D-III
Analisis Farmakologi
Farmasi Kimia
JUMLAH 6 15 0 2 11 0 0 30
Dokter Kesmas
D-III Kesmas
NO UNIT KERJA
Sib Total
Megister
Kesmas
SKM
1 Dinas kesehatan kab. Pandeglang 9 3 12
2 Puskesmas 0 8 2 0 10
3 Rumah sakit 16 3 19
4 Uptd kesehatan kab/kota 2 2
JUMLAH 0 35 8 0 44
Tabel 2.3
Tenaga Sanitarian
KESEHATAN MASYARAKAT
Sanitarian
Megister Kesling
Dokter Kesling
Lulusan SPPH
D-IV Kesling
D-III Kesling
JUMLAH 4 32 1 0 0 37
6. Ketenagaan Gizi
Dewasa ini tenaga-tenaga profesi ahli gizi, kesehatan gigi dan kesehatan lingkungan merupakan
tenaga kesehatan yang terbesar dilihat dari jumlahnya dan lembaga pendidikannya. Mereka
Pada tahun 2010 jumlah tenaga gizi baik di Dinas Kesehatan, RSUD dan Pusat Kesehatan
Masyarakat tercatat sebanyak 29 orang,
1. Puskesmas : 25 Orang
2. Dinas Kesehatan : 1 Orang
3. RSUD : 3 Orang
Evaluasi Kinerja Dinas Kesehatan yang diukur dari pencapaian indikator hasil antara dan
indikator Proses dan Masukan dapat di uraikan sebagai berikut :
Program Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) merupakan program yang paling
strategis, sebab program ini mengoptimalkan seluruh sumberdaya atau kemampuan yang di miliki
Dinas Kesehatan baik perencanaan, Evaluasi maupun Pelaporan di dalam Dinas Kesehatan sendiri
maupun perencanaan, Evaluasi maupun Pelaporan di luar kesehatan, yang menjadi target sasaran
program ini pada tahun 2010 antara lain :
Pelayanan informasi kesehatan yang terdiri dari :
Profil kesehatan merupakan sumber informasi, pada tahun 2010 profil kesehatan dapat
terealisasikan sampai mencapai (100%).
Ketersedian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan untuk mengukur sejauh
mana kinerja Dinas Kesehatan selama kurun satu tahun, ketersediaan LAKIP ini dapat
terealisasikan mencapai (100%).
Terciptanya pemahaman yang jelas tentang arah kebijakan, Tupoksi masing–masing unit
kerja di lingkungan Dinas Kesehatan yaitu adanya rencana kerja tahunan di setiap unit kerja
Terciptanya pelayanan informasi kesehatan di seluruh unit kerja berupa bank data yang
diaplikasikan kedalam sebuah Sistem Excel Report yang mencakup + 85% data seluruh
program Dinas Kesehatan, dengan dukungan sumber daya yang memadai sehingga
tersedianya sistem pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan satu pintu yang dapat di
pertanggung jawabkan dan dimanfaatkan sebagai sumber informasi yang up to date.
a. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI & balita gizi buruk mendapat perawatan.
Secara umum masalah balita gizi buruk masih cukup tinggi, dapat dihitung pada
indikator Berat Badan/ Tinggi Badan yang menggambarkan status gizi yang sifatnya akut sebagai
akibat dari keadaan yang berlangsung dalam waktu yang pendek, seperti menurunnya nafsu
makan akibat sakit, atau karena menderita diare.
Dalam keadaan demikian berat badan anak akan cepat turun sehingga proposional lagi
dengan tinggi badan dan anak menjadi kurus.
Disamping mengidentifikasikan masalah gizi yang bersifat akut dengan tinggi badan
tidak seimbang, dapat juga dilihat dari anak yang kegemukan, dalam hal ini berat badan anak
melebihi proporsi normal terhadap tinggi badannya, kegemukan ini dapat terjadi sebagai akibat
dari pola makan yang kurang baik atau juga karena keturunan, masalah kekurusan dan kegemukan
pada usia dini dapat berakibat pada rentannya terhadap berbagai penyakit degeneratif pada usia
dewasa (teori Barker).
Secara umum, prevalensi balita bawah garis merah (BGM/D) tahun 2010 adalah
2,73% dari balita ditimbang 81.085 dan BGM 2.213 balita dan berada dibawah batas kondisi yang
dianggap serius 15% (ambang batas). Semua balita di Kabupaten Pandeglang yang naik berat
badannya (N/D) sekitar 62.681 balita menurut hasil capaian yang didapat sebesar 77,30% dari
target 80% dan (N/S) sebesar 45,88%.
Cakupan Kabupaten bebas rawan gizi tahun 2010 di Kabupaten Pandeglang sebesar
88,57%, dari 35 Kabupaten hanya 4 Kabupaten yang dapat dikategorikan rawan gizi dan 24
Kabupaten bebas rawan gizi dengan kriteria Kabupaten <15% penduduknya kurang gizi.
1. Dilihat dari faktor kepercayaan KK terhadap tenaga kesehatan masih kurang, sehingga
permasalahan kesehatan tidak menjadi prioritas utama bagi KK terhadap Nakes.
2. Dipandang dari barometer prilaku KK masih didapat ketidak pahaman terhadap kesehatan
baik terhadap lingkungan maupun dirinya sendiri.
3. Ditinjau dari jangkauan pelayanan kesehatan terhadap KK miskin masih terhitung jauh,
sehingga pengeluaran biaya sudah tidak bisa menutupi kebutuhan perawatan (Bagi KK
miskin yang tidak tercover JPS).
4. Menurut pekerjaan utama KK, jelas terlihat bahwa pada keluarga memiliki pekerjaan
tidak tetap, prevalensi masalah Gizi Buruk meningkat.
5. Ditinjau dari pendidikan KK, terlihat kecenderungan semakin minim tingkat pendidikan
KK, maka semakin tinggi masalah Balita Gizi buruk yang tidak mendapat perawatan.
b. ASI Eksklusif
Air susu ibu merupakan anugerah yang tak ternilai harganya, hanya seorang ibu yang
dapat memberikan anugerah tersebut kepada bayinya.
Menyusui secara eksklusif merupakan cara yang aman, baik dan selalu tersedia untuk
pemberian makanan bayi dalam 6 (enam) bulan pertama kehidupannya. Dan penting untuk
diteruskan lebih dari 6 (enam) bulan, sebagaimana WHO dan UNICEF merekomendasikan bahwa
menyusui harus berlanjut bersama makanan pendamping ASI yang benar sampai 2 (dua) tahun
atau lebih.
Gangguan Akibat Kurang Yodium adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh
seseorang kekurangan unsur Yodium secara terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama.
Yang dimaksud dengan Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah
maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup. Kita membutuhkan Yodium agar badan tumbuh sehat dan mental berkembang
dengan baik. Yodium dapat membentuk hormon Tiroksin yang diperlukan oleh tubuh untuk
mengatur pertumbuhan dan perkembangan mulai dari janin sampai dewasa. Organ kita yang
mengolah yodium adalah kelenjar gondok. Letaknya di dalam leher, di bagian depannya.
Kebutuhan yodium rata-rata per orang dewasa perhari hanya sekitar 150 mikrogram.
Akan tetapi yodium diperlukan tubuh setiap harinya, sehingga yodium harus menjadi
bagian dari konsumsi makanan sehari-hari. Gangguan Akibat Kurang Yodium ( GAKY )
merupakan masalah gizi yang menonjol dibanyak Negara sedang berkembang termasuk Indonesia.
Gondok dan kretin (badan kerdil ) merupakan luaran dari keadaan kurang yodium yang umumnya
dijumpai di daerah yang kekurangan yodium. Upaya penanggulangan jangka panjang terhadap
masalah akibat kurang yodium adalah perbaikan perilaku pola konsumsi masyarakat termasuk di
dalamnya berbagai bahan makanan yang mengandung yodium dan peningkatan konsumsi bahan
makanan yang di fortivikasi dengan yodium yang secara masal telah di produksi yaitu garam
beryodium. Cakupan garam beryodium di kab. Pandeglang pada tahun 2009 mencapai (77,61%)
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan
dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar, berfungsi untuk
penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Sumber Vitamin A terdapat pada Air Susu Ibu (ASI), bahan makanan hewani seperti hati,
kuning telur, ikan, daging, ayam, dan bebek. Buah – buahan berwarna kuning dan jingga seperti
pepaya, mangga masak, alpukat, jambu biji merah, pisang. Sayuran yang berwarna hijau tua dan
berwarna jingga seperti bayam, daun singkong, kangkung, daun katuk, tomat, woetel.
Akibat dari kekurangan vitamin A bagi balita salah satunya dapat menyebabkan buta
senja yang ditandai dengan kesulitan melihat dalam cahaya remang atau senja hari.
Upaya yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan akibat kekurang
vitamin A yaitu :
1. Pemberian kapsul vitamin A warna biru untuk bayi (6-11 bulan), diberikan 1 kali
setahun, setiap bulan Pebruari atau Agustus.
2. Pemberian kapsul vitamin A warna merah untuk anak balita diberikan 2 kali setahun,
setiapa bulan Februari dan Agustus
3. Pemberian kapsul vitamin A warna merah untuk ibu nifas diberikan 2 kapsul, kapsul
pertama diberikan segera setelah lahir dan kapsul kedua diberikan 24 jam sesudah kapsul
pertama.
Hasil dari pemberian kapsul vitamin A 2 kali per tahun pada bayi 6 – 11 bulan di
posyandu pada tahun 2008 mencapai 79,7% dari target 85%, sedangkan tahun 2009 pelayanan
pemberian Vitamin A 2 kali per tahun sebesar 89.2% dan tahun 2010 mencapai 66,7% dari target
90%, dapat kita lihat pemberian vitamin A 2 kali per tahun mengalami kenaikan secara bertahap
setiap tahunnya, pada balita 12 – 59 mencapai 74,49% dari target 90% persentase pencapaian
82,77%, dan pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas sebanyak 10.380 bufas dari 25.831 bufas yang
ada sehingga capaian pemberian vitamin A pada bufas sebesar 40,18% dari target 90% persentase
pencapaian sebesar 44,65%.
Anemia gizi yang disebabkan karena kekurangan zat besi merupakan salah satu
masalah gizi utama di Indonesia. Salah satu kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia
gizi adalah Wanita Usia Subur (WUS) termasuk ibu hamil, remaja putri dan kelompok lainnya.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel
tubuh maupun sel otak. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan perdarahan dan
kematian. Cakupan pemberian tablet fe I pada ibu hamil pada tahun 2010 mencapai 49,55%,
persentase capaian cakupan fe III mencapai 39,26% ,sehingga pencapaian Fe1 dan Fe3 sebesar
66,2%.
Grafik 2.7
Persentase Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil
Di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2006-2010
Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal
(pemeriksaan kehamilan sebelum persalinan) empat kali sesuai standar di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Pada tahun 2010 dari rencana capaian 85% dan hasil capaian sebesar
78,9%, sehingga presentasi tingkat capaian target 92,82%, namun bila di banding dengan
indikator K1 ternyata masih di temukan adanya ketidaksinambungan program dimana kontak
pertama ibu hamil ( K1 ) jauh lebih tinggi yaitu 96% dari target 95% sehingga capian target
sebesar 101,05%.
Pergeseran Paradigma :
Fokus utama APN adalah terjadinya komplikasi, beberapa contoh menunjukan adanya
pergeseran paradigma tersebut :
Mencegah perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri.
Laserasi Episiotomi (tidak merupakan tindakan rutin).
Ratensio Plasenta, penatalaksanaan aktif kala tiga dan melakukan
penegangan tali pusat terkendali.
Mencegah partus lama (APN mengandalkan penggunaan partograf).
Mencegah asfiksi bayi baru lahir.
Dengan membersihkan muka dan jalan nafas sesaat setelah ekspulsi kapala, kemudian
dilakukan penghisapan lender secara benar segera mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi,
mekanisme ini dapat mencegah terjadinya hipotermi.
Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu ibu bersalin yang mendapat
pertolongan persalinan oleh bidan/tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.
Pada tahun 2010 pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 21,951 bulin
dari rencana sasaran bumil sebanyak 25.831, sehingga capaian sasaran sebesar 84,98%, dari
Kesehatan ibu merupakan salah satu wujud hak asasi perempuan, tetapi masih banyak ibu
hamil yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu untuk memeriksakan
kandungan dan pelayanan persalinan yang sehat dan aman. Pada tahun 2010 cakupan Ibu Hamil
resiko tinggi yang ditangani dari rencana sebesar 80%, realisasinya mencapai 57,4 % sehingga
presentasi tingkat capaian 71,75%. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan program ini
antaralain rendahnya kontak tenaga kesehatan dengan Ibu hamil risiko tinggi yang disebabkan
karena jangkauan/ penyebaran pemukiman bumil risti yang tidak merata, di samping sosial budaya
masyarakat yang relative masih rendah dalam pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan serta faktor
pengetahuan masyarakat yang menjadi permasalahan tersebut.
Pelayanan Ibu Nifas yang telah dilakukan sebagai salah satu usaha untuk menekan angka
kematian ibu dan penurunan angka kesakitan merupakan tantangan yang harus diupayakan, adapun
hasil cakupan pelayanan nifas (Kf Lengkap) tahun 2010 sebesar 81,95% dari rencana target 90%,
sehingga capaian pelayanan ibu nifas (Kf 1) sebesar 91,05%.
j. Kunjungan Bayi
Presentase cakupan kunjungan bayi sebagai salah satu indikator Standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang kesehatan, yang merupakan pelayanan dasar yang minimal dilaksanakan di
Puskesmas, Tahun 2010 capaian kunjungan bayi tercatat 78,2% dari target 90%, dari sasaran
kunjungan bayi (data real) sebesar 24,601 bayi yang berkunjung kesarana pelayanan kesehatan baik
Puskesmas, pustu maupun posyandu sebanyak 19,238 kunjungan bayi. Cakupan kunjungan
neonatal lengkap (Kn Lengkap) sebesar 91,8% dari rencana target 90%, sehingga capaian target
sebesar 102%.
Upaya keluarga berencana yang dikoordinir oleh BKKBN pada tahun 2009 menunjukan
pencapaian pelayanan kepada peserta KB Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 206.537 pasangan,
dengan jumlah peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi MKJP sebanyak 25.750 peserta atau
a. Pengamatan Penyakit
Kegiatan pengamatan penyakit merupakan salah satu kegiatan penting dalam memberikan
informasi tentang gambaran suatu penyakit secara epidemiologi. Pendekatan epidemiologi suatu
penyakit dapat menjadi suatu acun dalam menentukan rencana kegiatan program intervensi,
sehingga dalam mengintervensi suatu masalah kesehatan menjadi efektif dan efisien.
Ruang lingkup operasional pengamatan penyakit meliputi Sistem Kewaspadaan Dini
penyakit potensial KLB/Wabah, penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan pelaksanaan
Surveilans Acut Flacid Paralisis (AFP). Penyakit dibagi 2 (dua) katagori Penyakit Menular dan
Tidak Menular, Penyakit menular biasanya ditularkan melalui Vektor, penyakit yang ditularkan
melalui udara atau percikan air liur, dan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air,
penyakit yang ditularkan oleh vektor adalah filariasis, demam berdarah dengue (DBD), dan
malaria.
Penyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liur adalah penyakit infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA), pneumonia dan campak, sedangkan penyakit yang ditularkan
melalui makanan atau air adalah penyakit tifoid, hepatitis, diare, dll. Sedangkan Penyakit tidak
menular meliputi penyakit sendi, asma, stroke, jantung, DM, hipertensi, tumor/kanker, ganguan
jiwa berat, buta warna, glaukoma, bibir sumbing, dermatitis, rinitis, talasemia dan hemofilia, dll.
a) Eradikasi Polio
Eradikasi Polio merupakan salah satu komitmen global yang harus dicapai pada tahun
2008 dengan membuktikan tidak ditemukannya virus polio liar di muka bumi. Kegiatan
penemuan kasus polio liar ini dilaksanakan dengan pelaksanaan surveilans AFP.
Untuk melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan surveilans AFP adalah dengan
menggunakan Indikator kinerja surveilans AFP. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat
tahun 2010 yang tertuang dalam Rencana Kerja Pembangunan Kesehatan Kabupaten
Pandeglang, indikator penilaian Eradikasi Polio adalah dengan melihat AFP rate yaitu sebesar
b) Campak
Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus campak, penyakit ini
merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Penyakit ini sangat mudah menular khususnya kepada anak yang berusia 1 - 5 tahun,
penularanya melalui percikan droplet pada saat batuk atau bersin. Proses penularan ini dimulai
1-3 hari setelah muncul demam. Di Kabupaten Pandeglang penyakit campak masih menjadi
masalah kesehatan, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir penyakit campak selalu menjadi
penyebab timbulnya wabah, sedangkan frekuensi wabah yang terjadi di Kabupaten Pandeglang
berkisar antara 10 sampai dengan 15 kali setiap tahunnya, tahun 2010 tidak terjadi kasus
campak.
Berdasarkan hasil kajian epidemiologi penyakit campak, karakteristik penderita
campak lebih banyak menyerang pada kelompok balita, sehingga kelompok ini menjadi
kelompok yang rentan, sedangkan daerah yang pernah mengalami wabah penyakit campak
dalam kurun waktu 3 tahun terakhir menyerang pada daerah yang terbilang tertinggal yang
jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil investigasi bahwa biasanya penderita campak yang meninggal
mempunyai status gizi yang buruk dan mengalami keterlambatan dalam mengambil keputusan
untuk mencari pengobatan. Dengan melihat kejadian yang telah ada menggambarkan bahwa di
Kabupaten Pandeglang, masih mempunyai banyak kelompok-kelompok yang rentan terhadap
penyakit campak yang disebabkan karena tidak mempunyai riwayat status imunisasi campak
sebelumnya, Sehingga diharapkan seluruh lapisan masyarakat harus lebih memahami akan
manfaat imunisasi campak yang diberikan. Pada dasarnya memang benar bahwa imunisasi
campak memberikan efek demam pada bayi yang diimunisasi, tetapi demam tersebut
merupakan reaksi pembentukan daya tahan tubuh (antibodi) dan proses tersebut tidak lama.
Harapan yang dapat diambil dengan mencermati kejadian ini adalah Imunisasi merupakan salah
satu pencegahan yang paling baik untuk melindungi generasi penerus bangsa, sehingga di masa
yang akan datang bangsa Indonesia mempunyai generasi yang sehat dan cerdas dan mampu
mengadapi persaingan global, tentunya keberhasilan imunisasi tidak terlepas dari peran aktif
aparat pemerintah, tokoh masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat.
Sistem kewaspadaan dan respon dini wabah dimaksudkan untuk mengantisipasi atau
mendeteksi semua penyakit yang berpotensi wabah/KLB dengan kecenderungan penyakit
berdasarkan pemantauan mingguan Puskesmas, sehingga setiap peningkatan kasus (Epidemi)
dapat terdeteksi sedini mungkin. Sehingga setiap puskesmas khususnya mempunyai gambaran
kondisi lingkungan dan kelompok populasi yang rentan terhadap penyakit tertentu.
Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan salah satu proses alam yang terjadi karena
terganggunya keseimbangan antara agent, host dan environtment (lingkungan). Pada
prinsipnya KLB dapat terjadi pada daerah yang mempunyai kelompok populasi yang rentan
sangat tinggi atau daerah yang mempunyai kondisi rawan penyakit.
Selama tahun 2010 kejadian KLB penyakit menular di Kabupaten Pandeglang
frekuensinya cukup tinggi. Adapun jenis penyakit yang terjadi pada tahun 2010 adalah Tetanus
Neonatorum, Campak, Demam Berdarah, diare.
b. Pencegahan Penyakit
Pencegahan penyakit merupakan salah satu tindakan antisipasi dalam menekan jumlah
kelompok rentan terhadap penyakit tertentu yang diwujudkan dengan pemberian imunisasi pada
bayi, balita, anak sekolah calon pengantin dan ibu hamil. Pemberian imunisasi yang dilakukan
selama ini digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit TBC, Dipteri, Pertusis, Tetanus, Polio,
Hepatitis dan Campak.
Angka pencapaian Desa/ Kelurahan UCI (Universal Child Immunization) di Kabupaten
Pandeglang tahun 2010, yang diharapakan dari rencana tingkat capaian target adalah 100% dari
b) Program TBC
Program pemberantasan penyakit TBC/TB Paru merupakan program nasional dalam
mengeliminasi penderita TBC/TB Paru. Indikator penting yaitu angka penemuan kasus baru,
angka konversi angka kesembuhan dan angka kesalahan laboratorium.
Pemberantasan TBC yang berjalan menggunakan Strategi Direcly Oserved
Treatment Shourtcourse (DOTS) yaitu pengobatan penderita dalam jangka pendek melalui
pengawasan langsung oleh pengawas minum obat, total penderita TBC yang diobati tahun
2010 sebanyak 1.119 jiwa, persentase kesembuhan sebesar 92,41%, meninggal 1.22% atau
kasus TBC yang meninggal sebanyak 6 jiwa.
Hasil kegiatan pemberantasan penyakit TBC :
Cakupan penemuan pasien baru TB BTA positif sebanyak 947 kasus, dari sasaran
perkiraan 1.242 kasus, capaian 76%.
c) P2 DIARE
Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Kabupaten Pandeglang, beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare
disebabkan oleh kuman melalui kontaminasi makanan/ minuman yang tercemar tinja dan/
atau kontak langsung dengan penderita, sedangkan faktor-faktor lainnya meliputi faktor
penjamu dan faktor lingkungan.
Secara proporsional penyakit diare yang ditemukan oleh kader ataupun yang terjaring
di sarana kesehatan di Kabupaten Pandeglang terjadi pada seluruh golongan usia sebanyak
62.094 jiwa dari sasaran perkiraan kejadian kasus diare sebanyak 50.458 jiwa realisasi capaian
123,1%.
d) P2 Filariasis
Salah satu indikator yang digunakan dalam pemberantasan penyakit filariasis adalah
jumlah penderita yang diobati Tahun 2010 sebesar 100% dan angka mikrofilaria sebesar
<1/1000
Keterbatasan-keterbatasan dalam penanggulangan penyakit Filariasis di Kabupaten
Pandeglang akan memberikan dampak yang cukup signifikan dalam penyebaran dan penularan
penyakit yang lebih luas.
Jumlah kasus filariasis yang diobati tahun 2010 adalah sebanyak penderita dengan 3
penderita (100%).
f) Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum terjadi di 10 Kabupaten. Kabupaten Jiput, Kabupaten Bojong,
Kabupaten Menes, Kabupaten Cibaliung, Kabupaten Pagelaran, Kabupaten Saketi, Kabupaten
Mandalawangi, Kabupaten Picung, Kabupaten Cimanggu dan Kabupaten Pandeglang, dengan
penemuan kasus TN 10 kasus (meninggal 6 penderita).
h) Malaria
Penyakit Malaria mejadi permasalahan yang krusial hal ini disebabkan bahwa di
Kabupaten Pandeglang masih terdapat 12 wilayah Puskesmas Reseptif malaria artinya
Puskesmas tersebut memiliki tempat-tempat perindukan yang sangat potensial sebagai tempat
perindukan vektor nyamuk anopheles, terutama daerah-daerah pesisiran pantai.
d. Kesehatan Lingkungan
Out Come hasil interaksi ini, yang menyebabkan apakah status manusia sakit atau sehat.
Inilah yang merupakan wilayah kajian Program Kesehatan lingkungan.
Perlindungan terhadap sarana air bersih dan sanitasi dasar, agar tidak menjadi ancaman
terhadap kesehatan masyarakat dirasa mutlak diperlukan, perlindungan ini ditujukan pada
pengamanan sumber air, sarana sanitasi dasar, sampah, salah satu upaya untuk melindunginya
adalah pengawasan kualitas air dan penyehatan lingkungan permukiman.
Dan permasalahan yang bersifat ekstern seperti kurangnya dukungan dan kebijakan
politis pemerintah daerah dalam pembangunan sektor kesehatan.
Berdasarkan data program Kesling Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang pada tahun
2010 target dan hasil cakupan sarana kesehatan lingkungan sebagai berikut :
Tabel 2.4
Indikator program kesehatan lingkungan
Berdasarkan target dan realisasi
Tahun 2010
Sebagai implikasi dari kurang baiknya kondisi sanitasi lingkungan masyarakat, maka penyakit
yang muncul adalah penyakit menular (comunicable diseases) atau penyakit tradisional (tradisional
Tingginya angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan adalah salah satu masalah yang
menjadi pekerjaan rumah kita semua, para stake holder pembangunan Pandeglang. Masalah kualitas
lingkungan bukan merupakan tanggung jawab sektor kesehatan semata tetapi sudah merupakan
tanggung jawab semua stake holder mulai dari lintas sektor, legislatif, swasta, media masa, dunia usaha
dan masyarakat luas secara umum. Transisi Epidemiologi juga memperberat situasi yang ada, dengan
munculnya penyakit berbasis lingkungan dan perilaku sebagai akibat perkembangan aktifitas
pembangunan (Modern Hazzards).
Jadi saat ini kita dihadapkan kepada persoalan penanganan kondisi penyakit ganda (Double
Burden of Diseases) bahkan Triple Burden of Deseases (Penyakit Infeksi, Re-Emerging Infectious Deseases (REID),
New Emerging Infectious Deseases (NEID).
Pelayanan pengobatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan Puskesmas Pembantu ( Pustu )
merupakan pelaksanaan kegiatan kesehatan dasar, untuk menghitung persentase penduduk Kabupaten
Pandeglang yang memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan baik pelayanan kesehatan keluarga miskin
maupun masyarakat non miskin, diperlukan adanya penelitian dan perhitungan khusus mengingat
sistem pencatatan dan pelaporan rawat jalan belum optimal.
Indikator lain yang dipakai untuk mengukur keberhasilan pelayanan oleh Puskesmas
antara lain :
Ratio Puskesmas terhadap Kabupaten telah mencapai 1.19 dari target 1.51 sehingga
pencapaian kinerja sebesar 82 %
Ratio Pustu terhadap Puskesmas 2.32 dari target 3.3 sehingga pencapaian kinerja sebesar
70,30 %
Cakupan Rawat Jalan terhadap Kunjungan ke Pelayanan Kesehatan Puskesmas sebesar 43,8%
per bulan dari target 15% per bulan.
a. Untuk tahun 2010 masih belum terpenuhinya sarana kesehatan dengan kemampuan UGD, hanya
11 puskesmas dari 36 puskesmas yang memiliki UGD, sehingga mencapai 33,33% dari target
45%.
b. Terpenuhinya sarana puskesmas dengan kemampuan Laboratorium Kesehatan sederhana sebesar
13,89%, dari 36 Puskesmas baru 5 puskesmas dengan laboratorium kesehatan sederhana, dan
puskesmas dengan lab malaria sebanyak 12 puskesmas atau 33.33%, serta puskesmas dengan lab
pemeriksaan TB Paru sebanyak 36 puskesmas dengan capaian sebesar 100%.
c. Terpenuhinya ketersediaan obat sesuai kebutuhan di Puskesmas untuk tahun 2010 dengan rencana
target 90% dan capaian 90%, Obat generik berlogo dalam persediaan 100% dari target 100%,
pengadaan obat essensial 100% dari 100% dan penulisan resep obat generik tercapai 100% dari
target 100%.
Target Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
Target IKK Indikator
Lainnya 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010
-4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20
36 pkm 36 pkm 36 pkm 36 pkm 36 pkm 36 pkm 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Kpts kpts kpts kpts kpts kpts 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
48.000 48.000 48.000 48.000 48.000 48.000
12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 12 bln 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
335 ds 335 ds 335 ds 335 ds 335 ds 335 ds 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
52
Target Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
Target IKK Indikator
Lainnya 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010
5 kl 1 kl 2 kl 3 kl 4 kl 5 kl 75 80 100
20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 50,00 66,67
25 kl 15 kl 20 kl 22 kl 23 kl 25 kl 96 92 100
60,00 80,00 88,00 92,00 100,00 75,00 90,91
73 87 94 97 99 100 95 100
73,00 87,00 94,00 94,00 99,00 83,91 92,55
65 kl 45 kl 47 kl 60 kl 63 kl 65 kl 95 97 100
69,23 72,31 92,31 96,92 100,00 95,74 78,33
53
Target Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
Target IKK Indikator
Lainnya 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010
54
Target Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
Target IKK Indikator
Lainnya 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010
5 kl 1 kl 2 kl 2 kl - 50 100 100
- - 20,00 40,00 40,00 -
55
Target Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
Target IKK Indikator
Lainnya 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010
20 22 24 27 30 100 80 100
50,00 55,00 60,00 60,00 75,00 90,91 91,67
195 kk 20 kk 23 kk 26 kk 45 kk 81 kk 58 56 100
10,26 11,79 13,33 23,08 41,54 86,96 88,46
70 73 81 83 85 100 95 100
77,78 81,11 90,00 90,00 94,44 95,89 90,12
45 57 76 82 84 100 90 100
45,00 57,00 76,00 76,00 84,00 78,95 75,00
55 63 74 86 93 100 80 100
55,00 63,00 74,00 74,00 93,00 87,30 85,14
56
Target Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
Target IKK Indikator
Lainnya 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010
75 85
65 70 75 75 80 100 94 100
81,25 87,50 93,75 93,75 100,00 92,86 93,33
55 60 65 79 75 100 87 100
73,33 80,00 86,67 86,67 100,00 91,67 92,31
45 50 58 81 90 100 64 100
50,00 55,56 64,44 64,44 100,00 90,00 86,21
80 80 80 84 80 100 100 100
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
76 76 78 45 90 100 87 100
84,44 84,44 86,67 86,67 100,00 100,00 97,44
6 bh 6 bh - - - - 100
- - - - 100,00
57
Tabel 2.6
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan
Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang tahun 2010
2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010
-2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11
567.787.000 565.712.098
554.529.000 554.529.000
91.200.000 91.199.400
58
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010
-2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11
30.000.000 0
4.599.843.000 4.597.693.000
akat
150.000.000 13.967.500
100.000.000 99.950.000
30.000.000 4.685.000
150.000.000 0
59.650.000 59.650.000
59
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010
-2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11
n gizi masyarakat
17.500.000 17.500.000
15.148.000 15.148.000
kit menular 65.500.000 50.000.000 95.000.000 50.000.000 65.500.000 49.175.000 94.050.000 35.426.500
e) pencegahan dan pemberantasan penyakit 87.500.000 50.000.000 50.000.000 87.500.000 49.550.000 50.000.000
60
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010
-2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11
n penyakit serta penyehatan lingkungan
38.850.000 38.824.400
37.530.000 37.530.000
107.120.000 256.797.000
74.616.000 74.616.000
100.120.000 221.850.000 229.500.000 200.000.000 440.250.000 98.453.300 219.035.406 130.051.500 172.481.600 176.862.700
97.070.000 77.760.000 105.000.000 64.050.000 93.190.000 71.095.000 28.959.000 47.971.000
112.291.000 112.320.000 155.000.000 12.075.000 109.876.000 111.624.000 78.793.000 11.187.000
mas /RSUD
178.693.000 178.689.500
128.064.000 127.847.000
61
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010
-2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11
50.000.000 0
anak
75.000.000 41.228.900
148.957.500 147.857.500
50.000.000 49.722.100
62
BAB III
ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan
A. Gambaran Umum
1. Letak Geografis
Kabupaten Pandeglang secara geografis terletak pada 6021‘ - 7010’ Lintang Selatan dan 104048’’-
106011’ Bujur Timur, memiliki luas 2.747,89 Km2 (274.689,91 ha), atau 29,98% dari luas Provinsi
Banten.
Kota Pandeglang sebagai Ibukota Kabupaten terletak pada jarak 23 km dari Ibukota Propinsi
Banten (Serang) dan 111 km Ibu kota negara, Jakarta.
Sejak bulan juli 2007 Kabupaten Pandeglang dibagi menjadi 35 Kecamatan dengan dua tambahan
Kecamatan yaitu Kecamatan Majasari dan Kecamatan Sobang. Kecamatan Cikeusik merupakan Kecamatan
terluas sekitar 322,76 km2 sedangkan Kecamatan Labuan merupakan Kecamatan terkecil dengan luas
sekitar 15,66 km2.
Secara umum keadaan morfologi Kabupaten Pandeglang terbagi atas empat kelompok besar,
yaitu :
1. Morfologi Mendatar
2. Morfologi Lembah
3. Morfologi Perbukitan
35 35 35
33
35 31
30 28 28
26
25
20
15
10 Kecamatan
5
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Gambar 3.1
Peta Sarana Puskesmas Kabupaten pandeglang
Cadasari
Mandalawangi Bangkonol
Carita Pulosari
Kd.
SukaratuPagadung
k Cikole
Jiput
Hej BaKado
an
Cimanu
njar
Labuan Menes cang mas
Cipeuo
Cikedal Saketi
Cisata Mekarjaya
Pagelaran
Bojong
PanimbangPatia
Picung
Perdana
Sindangresmi
Sobang
Angsana
Cigeulis
Munjul
Sumur
Cimanggu
Cibaliung
Cikeusik
Cibitung
Sumber Data : Sub. Bag. Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Tahun 2010
2. Derajat Kesehatan
Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Pandeglang yang dapat diukur dari angka kematian
Ibu dan Angka Kematian Bayi sampai saat ini masih belum dapat di uraikan secara jelas dan akurat, hal
ini di sebabkan karena pendataan kelahiran dan kematian di luar kewenangan Dinas kesehatan.
Renstra Dinas Kesehatan 64
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2011 - 2016
a. Kematian (Mortalitas)
Adapun jumlah kematian Ibu bersalin, jumlah kematian bayi dan kematian neonatal yang
selama ini di kumpulkan melalui pencatatan dan pelaporan puskesmas dan rumah sakit hanyalah
salah satu upaya untuk menilai effisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan bukan sebagai ukuran
Derajat Kesehatan.
Grafik 3.2
Jumlah Kematian Ibu Maternal
Di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2006-2010
30
24 24 23
25 22
19
20
15 13 13 12 12
11 10 11 Ibu Hami l
9
10 6
5 Ibu B ersalin
5 Ibu N ifas
0
2006 2007 2008 2009 2010
Adapun penyebab kematian ibu di Kabupaten Pandeglang tahun 2010 adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Penyebab Kematian Ibu Maternal
Di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2010
NO SEBAB KEMATIAN IBU JUMLAH
1. Perdarahan 17
2. Hipertensi dlm kehamilan 11
3. Infeksi 0
4. Partus Lama 3
5. Lain-lain 7
JUMLAH 38
Sumber Data : Bidang Kesga
Tabel 3.3
Jumlah dan Jenis Penyebab Kematian Neonatal (0 hari - 28 hari)
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2010
NO SEBAB KEMATIAN BAYI JUMLAH
1. TN 2
2. BBLR 37
3. Asfiksia 55
4. Infeksi 3
5. Ikterus 2
6. Lain-lain 44
JUMLAH 143
Sumber Data : Bidang Kesga
c. Kesakitan (Morbiditas)
10 (Sepuluh) Besar Penyakit
Kasus penyakit yang diamati di Puskesmas menunjukan penyakit pada semua golongan
umur, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4
Kasus 10 Besar Penyakit Di Kabupaten Pandeglang
Tahun 2008 -2010
Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010
No
Kasus Jumlah Kasus Jumlah Kasus Jumlah
Infeksi Sal Nafas Atas Infeksi Sal Nafas Atas Infeksi Sal Nafas Atas
1. 111.948 153.088 151.167
Akut Ytt Akut Ytt Akut Ytt
Gastritis & Gastritis &
2. 49.914 78.898 Gastritis & Duodenitis 71.021
Duodenitis Duodenitis
3. Batuk 42.991 Dermatitis 49.948 Batuk 50.498
Diare &
4. Dermatitis 41.436 44.225 Dermatitis 43.825
Gastroenteritis
Diare & Diare &
5. 38.249 Batuk 43.941 42.194
Gastroenteritis Gastroenteritis
Demam yg sebab Demam yg sebab Demam yg sebab
6. 34.393 38.427 39.276
tidak diketahui tidak diketahui tidak diketahui
Influenza karena Influenza karena virus Influenza karena virus
7. 32.134 30.686 31.521
virus Ytt Ytt Ytt
Hipertensi Essensial Hipertensi Essensial Hipertensi Essensial
8. 23.003 25.763 24.223
(Primer) (Primer) (Primer)
9. Sakit Kepala 20.574 Sakit Kepala 23.354 Sakit Kepala 22.457
Gangg lain kulit & Gangg lain kulit & Jar
10. 14.165 Artitis Lainnya 21.012 18.312
Jar Subkutan Ytt Subkutan Ytt
Sumber Data : Rekapitulasi SP3
Dari tabel tersebut, menunjukan bahwa penyakit terbanyak yang tercatat di sarana
pelayanan kesehatan yaitu penyakit infeksi saluran nafas atas akut ytt, dimana hal ini
menunjukan bahwa tingkat kesehatan lingkungan dan perilaku masyarakat serta kesadaran
untuk memanfaatkan Sarana Pelayanan Kesehatan secara oftimal masih belum baik.
Analisis lingkungan baik internal maupun eksternal organisasi merupakan hal yang penting
dalam menentukan faktor-faktor penentu keberhasilan bagi suatu organisasi. Dengan mengetahui konfisi
internal maupun eksternal organisasi dengan memperhatikan kebutuhan Renstra Dinkes Kab. Pandeglang
stakeholders, akan dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang menghadang
organisasi. Analisis lingkungan sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam
merespon setiap perkembangan zaman. Lingkungan internal mencakup struktur organisasi, komunikasi
antar bagian dalam organisasi, sumberdaya yang semuanya akan mendukung kelangsungan hidup
organisasi. Pemahaman terhadap lingkungan internal akan memberikan pemahaman kepada organisasi
akan kondisi dan kemampuan organisasi. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi situasi dan kondisi di
sekeliling organisasi yang berpengaruh pada kehidupan organisasi. Salah satu metode yang dipergunakan
untuk melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal adalah metode SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, dan Threats). Dengan metode SWOT ini, identifikasi lingkungan yang ada di Dinas
Kesehatan Kabupaten Pandeglang.
A. Analisis Eksternal
Namun disamping itu ada kecenderungan yang positif di sektor kesehatan, antara lain: Semakin
meningkatnya perhatian pemerintah terutama untuk masyarakat miskin dan penanggulangan masalah
Milennium Development Goal; Semakin meningkatnya peran masyarakat dan swasta. Lembaga-lembaga
pelayanan kesehatan swasta semakin berkembang; Semakin meningkatnya gerakan mutu pelayanan
kesehatan, Semakin meningkatnya sarana pelayanan kesehatan, dan studi banding sektor kesehatan.
Kecenderungan semakin meningkatnya wewenang Dinas Kesehatan dalam sistem kesehatan. Hal
ini ditandai dengan kebijakan desentralisasi yang menetapkan berbagai UU dan PP seperti PP 38 tahun
2007, dan UU No. 5 tahun 2005 tentang Praktek Kedokteran.
Analisis internal menggunakan konsep value chain. Dalam model ini keadaan internal Dinas
Kesehatan dinilai dengan menggunakan fungsi manajemen dan sistem pendukung manajerial (Lihat
Gambar)
Hasil Analisis:
Fungsi manajemen:
Kekuatan: mempunyai minat dan motivasi kuat untuk meningkatkan perencanaan dalam rangka
menjalankan misi dan visi Dinas Kesehatan.
Manajemen SDM
Kelemahan : Penyebaran SDM yang kurang merata di berbagai UPTD; Belum ada sistem
penilaian kinerja; Pengkaderan masih lemah; Kurangnya motivasi dan etos kerja ; Belum
optimalnya pelaksanaan rotasi dan mutasi petugas
Kekuatan : Kualitas SDM yang bagus; Adanya komitmen, loyalitas dan integritas yang
tinggi; Adanya koordinasi lintas program
Sistem Keuangan dalam Pelayanan
Kelemahan : Sistem Keuangan UPT Puskesmas masih menggunakan pola birokrasi, Tarif
Perda UPTD sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang; Sistem Manajemen Keuangan Dinas
Kesehatan belum baik.
Berdasarkan hasil analisis eksternal dan internal diatas maka isue-isue Strategis yang dapat
dikembangkan adalah sebagai berikut:
1. Dinas Kesehatan sebagai lembaga regulator
2. Dinas Kesehatan berfungsi dalam hal pembiayaan kesehatan
3. Dinas Kesehatan menjadi lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan yang berorientasi standar
mutu.
4. Dinas Kesehatan leading unit penyelenggaraan pembangunan sector kesehatan.
Terdapat 2 (dua) strategi : Pertumbuhan dalam Misi Dinas Kesehatan dan Strategi dalam fungsi
pendukung manajemen.
Dalam konteks Prolegda perlu disiapkan berbagai Peraturan Daerah, SK Bupati untuk
usaha peningkatan status kesehatan masyarakat dan pengurangan risiko. Berbagai Peraturan Daerah
dan SK Bupati yang perlu disusun antara lain :
1. Regulasi dalam hal perijinan sarana dan Tenaga kesehatan
2. Regulasi dalam peningkatan mutu pelayanan: Perijinan tenaga dan fasilitas kesehatan yang
terkait dengan mutu.
3. Regulasi dalam pendanaan: Peraturan daerah dalam pendanaan kesehatan.
4. Regulasi dalam perubahan perda retribusi kesehatan.
Manajemen SDM
- Memperbaiki sistem manajemen SDM, mulai dari proses sampai dengan pensiun
termasuk menyusun pola karier, penilaian kinerja dan pengembangan tenaga.
- Mengembangkan tenaga-tenaga fungsional.
- Melakukan pelatihan-pelatihan : Memperkuat kemampuan komunikasi staf Dinas
Kesehatan.
Manajemen Informatika
- Menyusun sistem informasi kesehatan dan Sistem Informasi Manajemen Dinas Kesehatan.
- Mengembangkan LAN untuk infrastruktur sistem informasi di Kantor Dinas Kesehatan
- Melatih staf Dinas Kesehatan untuk informasi kesehatan.
Manajemen Surveilans
- Menyusun Sistem Surveilans di Dinas Kesehatan
- Menyusun Sistem Surveilans yang berhubungan dengan Respon
Budaya Organisasi
- Memperkuat Budaya bekerja
Dalam menyikapi perubahan lingkungan strategis yang ada di Kabupaten Pandeglang, Dinas
Kesehatan menyadari sepenuhnya akan peran di masa yang akan datang sebagai tumpuan dan harapan
masyarakat Kabupaten Pandeglang untuk mengatasi masalah kesehatan yang timbul akibat perubahan
pola hidup masyarakat Masalah kesehatan yang disadari antara lain masalah lingkungan pemukiman,
penanggulangan penyakit menular, gizi, kesehatan Ibu dan Anak maupun prilaku masyarakat
Misi Dinas Kesehatan disusun berdasarkan mandat yang diemban Dinas Kesehatan dari
Pemerintah Kabupaten Pandeglang, dan dari Pemerintah pusat melalui PP No. 38 tahun
2007. Pernyataan misi tersebut adalah:
Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, maka tujuan
yang akan dicapai adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-
guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Sesuai dengan
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan kesepakatan Millenium Development Goals (MDGs)
bahwa Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran sampai tahun 2015, namun sesuai
dengan periode pemerintahan terpilih sampai dengan 2011 – 2016, maka tujuan pembangunan
kesehatan ditetapkan sampai tahun 2016, yaitu :
1. Mengembangkan sumber daya kesehatan baik sumber daya manusia, fasilitas pelayanan kesehatan
termasuk sarana prasarana yang mendukung terhadap peningkatan pelayanan kesehatan yang
optimal
B. Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan yaitu berupa result (hasil)
yang ingin dicapai dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan. Sasaran harus
menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan. Sasaran memberikan fokus pada penyusunan program dan kegiatan, sehingga harus
bersifat SMART yaitu :
S = Specific : sasaran seharusnya jelas tentang apa, dimana, kapan, dan bagaimana situasi
yang diharapkan.
M = Measurable : sasaran seharusnya dapat diukur dan dinilai.
A = Achievable : sasaran seharusnya bisa dicapai (berdasarkan pengetahuan tentang sumber daya
dan kapasitas yang dimiliki).
R = Result : sasaran seharusnya berorientasi hasil.
T = Time-bound : sasaran seharusnya dapat dicapai pada periode waktu tertentu.
Sasaran umum pembangunan kesehatan Kabupaten Pandeglang sejalan dengan sasaran
pembangunan kesehatan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional / RPJMN (Perpres No.7 Tahun 2005) dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2011 – 2016.
Meningkatkan
Keterlibatan
Lintas sektor dan
masyarakat 4 Cakupan Desa Siaga Aktif % 70 73 75 77 80 85
dalam
pembangunan
kesehatan
Meningkatkan
Sarana dan
6 Obat generik disarana kesehatan % 100 100 100 100 100 100
Prasarana
Kesehatan
7 Rasio Puskesmas 1:15000 1:15000
8 Cakupan Sistem Informasi Kesehatan 90 95 100 100 100 100
Rasio Puskesmas Pembantu dengan Penduduk 1 : 1.500, 1 : 1.500,
Rasio Poskesdes dengan Penduduk 1 ;1000 1 ;1000
Rasio Posyandu dengan anak Balita 1 ; 100 1 ; 100
Meningkatnya
Pelayanan Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien
9 % 96 97 98 99 100 100
Kesehatan Masyarakat Miskin
Khusus
Renstra Dinas Kesehatan 78
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2011 - 2016
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Meningkatnya
Pencegahan dan Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
10 % 80 85 90 95 100 100
Pemberantasan Immunization (UCI)
Penyakit
Cakupan Penemuan dan Penanganan
11
Penderita Penyakit
A. Penemuan Penderita pneumonia balita % 100 100 100 100 100 100
B. Penemuan Pasien baru TB BTA positif % 100 100 100 100 100 100
C. Penderita DBD yang ditangani % 100 100 100 100 100 100
D. Penemuan Penderita Diare % 100 100 100 100 100 100
E. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per
2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000
100.000 penduduk <15 tahun
Meningkatnya Cakupan Pemberian Makanan Pendamping
Status Gizi 12 ASI pada Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga % 100 100 100 100 100 100
Masyarakat Miskin
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat
13 % 100 100 100 100 100 100
Perawatan
3. Memantapkan fungsi-fungsi Meningkatnya
manajemen kesehatan sehingga Kualitas
tercipta suatu sistem pengelolaan Pelayanan
data yang akurat, yang mampu Kantor
mendukung terlaksananya proses
perencanaan yang sesuai dengan Tingkat Pelayanan Administrasi perkantoran % 100 100 100 100 100 100
permasalahan yang dihadapi,
penggerakan sasaran, evaluasi
program yang kontinue serta
koordinasi pembangunan kesehatan
yang terarah dan terpadu.
Tingkat Ketersediaan Sarana dan Prasarana
% 100 100 100 100 100 100
Aparatur
Renstra Dinas Kesehatan 79
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2011 - 2016
TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dokumen perencanaan dan dokumen
% 100 100 100 100 100 100
pelaporan yang disusun tepat waktu
Strategi dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan Misi Dinas Keshatan kabupaten
Pandeglang.
Berdasarkan hasil analisis eksternal dan internal maka isue-isue Strategis yang dapat dikembangkan
adalah sebagai berikut:
Terdapat 2 (dua) strategi : Pertumbuhan dalam Misi Dinas Kesehatan dan Strategi dalam fungsi
pendukung manajemen.
Dalam konteks Prolegda perlu disiapkan berbagai Peraturan Daerah, SK Bupati untuk
usaha peningkatan status kesehatan masyarakat dan pengurangan risiko. Berbagai Peraturan Daerah
dan SK Bupati yang perlu disusun antara lain :
2. Regulasi dalam peningkatan mutu pelayanan: Perijinan tenaga dan fasilitas kesehatan yang
terkait dengan mutu.
Manajemen SDM
- Memperbaiki sistem manajemen SDM, mulai dari proses sampai dengan pensiun
termasuk menyusun pola karier, penilaian kinerja dan pengembangan tenaga.
Manajemen Informatika
- Menyusun sistem informasi kesehatan dan Sistem Informasi Manajemen Dinas Kesehatan.
- Mengembangkan LAN untuk infrastruktur sistem informasi di Kantor Dinas Kesehatan
- Melatih staf Dinas Kesehatan untuk informasi kesehatan.
Manajemen Surveilans
- Menyusun Sistem Surveilans di Dinas Kesehatan
- Menyusun Sistem Surveilans yang berhubungan dengan Respon
Budaya Organisasi
Diarahkan pada tersedianya akses kesehatan dasar yang murah dan terjangkau terutama pada
kelompok menengah ke bawah guna mendukung pencapaian MDG’s pada tahun 2015; dengan sasaran
pembangunan kesehatan adalah peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan antara lain
ditandai oleh meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan kematian ibu
melahirkan, dengan di dukung kebijakan yang disepakati dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pandeglang yaitu :
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas, Pustu
dan jaringannya
- Pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya (DAK)
- Pengadaan, peningkatan, Perluasan dan oftimalisasi infrastruktur kesehatan
- Percepatan infrastruktur Daerah bidang kesehatan
- Pengadaan lahan sarana kesehatan
- Pembangunan Sarana Sanitasi Kesehatan
- Penunjang DAK
89
Indikatir Kienrja Program dan Kegiatan Kinerja Program
kapitasi
48.000 493 48.000 518 48.000 544 48.000 571 48.000 599 48.000 629 288.000 3.353
90
Indikatir Kienrja Program dan Kegiatan Kinerja Program
02 xx xx xx ASKESKIN/ASKES
SOSIAL
02 xx xx xx Operasional UPT
Gudang Farmasi
Pandeglang
02 xx xx xx Pengadaan peralatan
dan perbekalan
kesehatan (Reagent/
Zat Kimia)
02 xx xx xx Peningkatan Pelayanan
dan penanggulangan
masalah kesehatan
02 xx xx xx dst....
91
Indikatir Kienrja Program dan Kegiatan Kinerja Program
Peningkatan desa/
Kualtas kelurahan 335 30 335 100 335 105 335 110 335 116 335 122 2.010 583
Lingkungan
dan
Pengawasan
Obat,
Makanan serta
Minuman
sesuai Standar
Kesehatan
Peningkatan Keg.
Upaya 2 200 1 230 1 265 1 278 1 292 1 306 7 1.570
pelayanan
kesehatan
02 xx xx xx Revitalisasi sistem
kesehatan
02 xx xx xx Pengawasan Kualitas
air dan Lingkungan
(PKAL)
92
Indikatir Kienrja Program dan Kegiatan Kinerja Program
02 xx xx xx Peningkatan
pengawasan
keamanan pangan,
obat, bahan berbahaya
dan pemberdayaan
masyarakat
02 xx xx xx Peningkatan
Pemberdayaan
Konsumen/Masyarakat
di Bidang Obat dan
Makanan
02 xx xx xx Penyehatan
Lingkungan dan
Pemukiman dan
Tempat Tempat Umum
02 xx xx xx Pembinaan sarana
pelayanan kesehatan
dasar swasta
02 xx xx xx Pelayanan kesehatan
penduduk miskin
dipuskesmas dan
jaringannya
02 xx xx xx Peningkatan
Kesehatan Masyarakat
93
Indikatir Kienrja Program dan Kegiatan Kinerja Program
94
Indikatir Kienrja Program dan Kegiatan Kinerja Program
Siswa SD 2.961 75 3.109 83 3.257 91 3.405 100 3.553 110 3.701 121 19.987 579
95
Indikatir Kienrja Program dan Kegiatan Kinerja Program
02 xx xx xx Penyemprotan /
Fogging Sarang
Nyamuk
02 xx xx xx Pelayanan vaksinasi
bagi balita dan anak
sekolah
02 xx xx xx Pelayanan
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
02 xx xx xx Pencegahan Penularan
Penyakit Endemik/
Epidemik
02 xx xx xx Peningkatan Imunisasi
dan Kampanye campak
02 xx xx xx Peningkatan
surveillance
Epidemiologi dan
Penanggulangan
wabah
02 xx xx xx Peningkatan
Komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE)
Pencegahan dan
Pemberantasan
penyakit
96
Indikatir Kienrja Program dan Kegiatan Kinerja Program
02 xx xx xx Operasional Tim
Epidemiologi
02 xx xx xx dst....
Terbangunya website
Sistem - - - - 1 100 36 105 36 110 36 116 109 431
Informasi
kesehatan
yang evidence
Base.
02 xx xx xx Evaluasi dan
pengembangan standar
pelayanan kesahatan
97
Indikatir Kienrja Program dan Kegiatan Kinerja Program
02 xx xx xx Sistem Informasi
Kesehatan
02 xx xx xx dst…
Dokumen
1 70 1 74 1 77 1 81 1 85 1 89 6 476
unit
- - - - 8 30 9 32 10 33 10 35 37 129
02 xx xx xx Akreditasi tenaga
RSUD dan Dinas
Kesehatan
02 xx xx xx Kajian analisis
kebutuhan sumberdaya
dan pencapaian
indikator kesehatan
98
Indikatir Kienrja Program dan Kegiatan Kinerja Program
02 xx xx xx Akreditasi Laboratorium
Kesehatan Daerah
02 xx xx xx dst…
seluruh Desa/
Desa/Kel yang Kelurahan 335 75 335 158 335 174 335 191 335 210 335 231 2.010 1.040
menjadi
Desa/Kel
Siaga aktif.
02 xx xx xx Pengembangan media
promosi dan informasi
sadar hidup sehat
02 xx xx xx Penyuluhan
masyarakat pola hidup
sehat
02 xx xx xx Peningkatan Peran
Serta Masyarakat
02 xx xx xx dst....
99
Indikatir Kienrja Program dan Kegiatan Kinerja Program
02 xx xx xx Perbaikan Gizi
Masyarakat
02 xx xx xx Penyusunan Peta
Informasi Masyarakat
Kurang Gizi
02 xx xx xx Penanggulangan
kurang energi protein
(KEP), anemia gizi
besi, gangguan akibat
kurang yodium (GAKY),
kurang vitamin A dan
kekurangan zat gizi
mikro lainnya
02 xx xx xx Pemberdayaan
Masyarakat untuk
pencapaian keluarga
sadar gizi
02 xx xx xx dst....
100
Indikatir Kienrja Program dan Kegiatan Kinerja Program
02 xx xx xx Penyuluhan kesehatan
bagi ibu hamil dari
keluarga kurang
mampu
02 xx xx xx Bimbingan Teknis
Manajemen KIA
02 xx xx xx dst....
101
Renstra Dinas Kesehatan 102
Kabupaten Pandeglang
Tahun 2011 - 2016
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Tabel 6.1
Indikator Kinerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang
Guna mengoptimalkan kinerja Dinas Kesehatan dalam pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan kesehatan agar lebih efektif dan efisien, Rencana Strategis lima tahunan ini merupakan acuan
bagi seluruh pengelola program yang berada di jajaran kesehatan serta bahan pertimbangan bagi seluruh
stakeholders terkait dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Pandeglang.
Oleh karena itu seluruh pengelola program dan penanggungjawab pembangunan kesehatan di
lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang perlu bersungguh-sungguh melaksanakan program dan
berbagai kegiatan pembangunan sebagaimana yang tertuang di dalam Rencana Strategis Pembangunan
Kesehatan Kabupaten Pandeglang 2011-2016, agar mampu memberikan kontribusi pembangunan yang
berdaya guna dan tepat guna, sehingga pembangunan kesehatan dapat dinikmati secara adil dan merata oleh
seluruh lapisan masyarakat dalam mewujudkan “Masyarakat sehat mandiri melalui pelayanan
prima”.
Setiap program wajib menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan, akuntabel dan
partisipatif dalam melaksanakan program dan kegiatannya sesuai dengan kebijakan yang telah di tetapkan
untuk pencapaian tujuan, sasaran pada program serta kegiatan pembangunan kesehatan Kabupaten
Pandeglang selama tahun 2011 -2016.
Pelaksanaan semua kegiatan, baik dalam kerangka anggaran maupun kerangka regulasi,
mensyaratkan pentingnya keterpaduaan dan sinkronisasi antar program dan kegiatan, baik diantara kegiatan
dalam satu program maupun kegiatan dengan bidang lainnya.
Dengan tersusunnya Rencana Strategi 2011-2016 ini diharapkan dapat di jadikan pedoman dan
dasar evaluasi serta laporan pelaksanaan atas kinerja lima tahunan dan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten
Pandeglang serta sebagai dasar untuk mencari upaya -upaya terobasan dalam mempercepat pencapaian
“Masyarakat sehat mandiri melalui pelayanan prima”.
Drs. H. Iskandar, MM
NIP. 19630303 198402 1 001
Kondisi
Tujuan/Sasaran
awal Target
Indikator Satuan
periode
RPJMD 2010
2011 2012 2013 2014 2015 2016
(2) (3) 4 5 6 7 8 9 10
66,16
17,43
70,03
75,35
26,26
97,51
75,79
55,44
70,01
100
98,02
72,67
122,22
10,64
82,50
100
106,09
6,56
1,34
27,03
100
42,69
NO. JENIS CAKUPAN 2010
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1 cakupan kunjungan ibu hamil k4 85
2 cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80
3 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 75
4 cakupan pelayanan nifas 90
5 cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani 80
6 cakupan kunjungan bayi 90
7 cakupan desa/kelurahan universal child immunization (uci) 100
8 cakupan pelayanan anak balita 90
9 cakupan pemberian makanan pendamping asi pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 100
10 cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100
11 cakupan penjaringan kesehatan siswa sd dan setingkat 100
12 cakupan peserta kb aktif 70
cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun 2/100.000
b. Penemuan Penderita pneumonia balita 10%
c. Penemuan Pasien baru TB BTA positif 70
d. Penderita DBD yang ditangani 100
13 e. Penemuan Penderita Diare 10
14 cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 83
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
15 cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien maskin 83
16 cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (rs) di kab/ kota 83
C. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA/ KLB
17 cakupan desa /kelurahan mengalami klb yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100
D. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
18 cakupan desa siaga aktif 40
RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN KABUPATEN PANDEGLANG 2011 - 2016
1. Menjamin terselenggaranya Pelayanan 1.Mengembangkan sumber daya kesehatan baik sumber daya manusia, Meningkatnya Indeks 1. Mengoftimalkan Pengembangan Sumberdaya Kesehatan melalui 1. Program Obat dan Perbekalan
“Masyarakat sehat Kesehatan pemerintah dan swasta untuk fasilitas pelayanan kesehatan termasuk sarana prasarana yang mendukung Pembangunan Manusia (IPM) pendidikan formal dan pel;atihan teknis bagi tenaga kesehatan serta Kesehatan
mandiri melalui seluruh penduduk terhadap peningkatan pelayanan kesehatan yang optimal Bidang Kesehatan mengupayakan pelayanan kesehatan yang tejangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat.
pelayanan prima ”.
2. Meningkatkan kompetensi SDM 2.Memantapkan fungsi-fungsi manajemen kesehatan sehingga tercipta suatu Meningkatkan Keterlibatan Lintas 2. Mengembangkan Sistim Informasi bagi para pengambil kebijakan 2. Program Upaya Kesehatan
kesehatan di Kabupaten Pandeglang. sistem pengelolaan data yang akurat, yang mampu mendukung sektor dan masyarakat dalam termasuk tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok potensial dan Masyarakat
terlaksananya proses perencanaan yang sesuai dengan permasalahan yang pembangunan kesehatan Lembaga – lembaga sosial kemasyarakatan.
dihadapi, penggerakan sasaran, evaluasi program yang kontinue serta
koordinasi pembangunan kesehatan yang terarah dan terpadu.
3. Menyelenggarakan pengawasan dan 3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penurunan Angka Meningkatkan Sarana dan 3. Memantapkan upaya – upaya pemberdayaan kesehatan keluarga dan 3. Program Pencegahan dan
perijinan tenaga dan sarana Kesehatan. Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka kesakitan terutama penyakit Prasarana Kesehatan perbaikan gizi masyarakat. Penanggulangan Penyakit
penyakit yang sering menimbulkan kejadian yang bersifat luar biasa serta Menular
menurunkan jumlah balita di bawah garis merah.
4. Melaksanakan Pembinaan, 4.Meningkatkan kualitas lingkungan pemukiman, tempat-tempat umum, Meningkatnya Pelayanan 4.Mengembangkan Sistem Pengamatan, pencegahan dan penurunan 4. Program Standarisasi
Pengawasan dan Pengendalian mutu lingkungan pendidikan, tempat kerja baik formal maupun informal sesuai Kesehatan Khusus angka kematian serta pemberantasan penyakit dan mengupayakan Pelayanan Kesehatan
pelayanan kesehatan standar kesehatan. setiap pembangunan agar berorientasi pada peningkatan kwalitas
lingkungan.
5. Menyelenggarakan surveilans dan 5.Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di Masyarakat Kabupaten Meningkatnya Pencegahan dan 5.Memantapkan fungsi dan peran puskesmas sebagai pusat 5. Program Pengembangan
sistem informasi kesehatan Pandeglang. Pemberantasan Penyakit pengembangan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu dan Sumber Daya Kesehatan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
6. Memberdayakan masyarakat, lembaga Meningkatnya Status Gizi 6. Program Promosi Kesehatan
swasta, dan lintas sektor dalam Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat
mengembangkan perilaku hidup sehat.
7. Menurunkan risiko kesakitan dan kematian. Meningkatnya Kualitas Lingkungan 7. Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
8. Program Peningkatan
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Keselamatan Ibu melahirkan dan
Kantor anak
TABEL 2
RENCANA STRATEGIS DAN PENDANAAN
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2011-2016
4.3 Meningkatnya Tersedianya pelayanan % 1.Mengembangkan sumber daya Meningkatnya Indeks Umur Harapan Hidup 4.3.1 Meningkatkan kesehatan
kualitas dan kesehatan yang merata dan kesehatan baik sumber daya Pembangunan masyarakat
aksesibilitas berkualitas manusia, fasilitas pelayanan Manusia (IPM)
kesehatan bagi kesehatan termasuk sarana Bidang Kesehatan
seluruh prasarana yang mendukung
masyarakat terhadap peningkatan pelayanan
kesehatan yang optimal
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 % 85 85 86 87 90 95 2. Meningkatkan derajat kesehatan Meningkatnya Status Angka Kematian Ibu 4.3.1.1 Diarahkan pada 1 02 xx URUSAN KESEHATAN
masyarakat melalui penurunan Gizi Masyarakat penyediaan obat dan
Angka Kematian Ibu, Angka perbekalan kesehatan
Kematian Bayi, Angka kesakitan
terutama penyakit penyakit yang
sering menimbulkan kejadian yang
bersifat luar biasa serta
menurunkan jumlah balita di bawah
garis merah
Cakupan Komplikasi Kebidanan % 80 80 80 80 80 85 Meningkatkan Angka Kematian Bayi 1 02 xx xx Program Obat dan PPU Meningkatnya pelayanan Peningkatan - keg 3 389 4 589 4 618 4 649 4 682 4 716 23 3,644 DINAS
yang Ditangani Sarana dan Perbekalan Kesehatan masalah kesehatan dan pelayanan KESEHATAN
Prasarana penyediaan obat masalah
Kesehatan perbekalan kesehatan kesehatan dan
ketersediaan obat
sesuai dengan
kebutuhan
Cakupan Pertolongan Persalinan % - Cakupan Kunjungan Ibu - kapitasi 48,000 493 48,000 518 48,000 544 48,000 571 48,000 599 48,000 629 ###### 3,353
Meningkatnya
oleh Tenaga Kesehatan yang Hamil K4
75 76 78 79 80 85 Pelayanan
Memiliki Kompetensi Kebidanan
Kesehatan Khusus
Cakupan Pelayanan Nifas % Meningkatnya - Cakupan Komplikasi
Pencegahan dan Kebidanan yang Ditangani
90 90 90 95 95 100
Pemberantasan
Penyakit
Cakupan Neonatal dengan % - Cakupan Pertolongan 1 02 xx xx xx Pengadaan obat dan
Komplikasi yang Ditangani Persalinan oleh Tenaga perbekalan kesehatan
80 80 80 80 80 85
Kesehatan yang Memiliki
Kompetensi Kebidanan
Cakupan Kunjungan Bayi % - Cakupan Pelayanan Nifas 1 02 xx xx xx ASKESKIN/ASKES
80 80 80 85 85 90
SOSIAL
Cakupan Desa/Kelurahan % - Cakupan Neonatal dengan 1 02 xx xx xx Operasional UPT Gudang
Universal Child Immunization 80 85 90 95 100 100 Komplikasi yang Ditangani Farmasi Pandeglang
(UCI)
Cakupan Pelayanan Anak Balita % - Cakupan Kunjungan Bayi 1 02 xx xx xx Pengadaan peralatan dan
80 83 85 87 90 95 perbekalan kesehatan
(Reagent/ Zat Kimia)
Cakupan Pemberian Makanan % - Cakupan Peserta KB Aktif 1 02 xx xx xx Peningkatan Pelayanan
Pendamping ASI pada Anak Usia dan penanggulangan
80 80 85 85 90 95
6-24 Bulan Keluarga Miskin masalah kesehatan
Tingkat Ketersediaan Sarana 1 02 xx xx Program Pencegahan PPU Meningkatkan derajat Mengurangi - % 80 350 80 368 80 386 85 405 85 425 95 447 505 2,381 DINAS
dan Prasarana Aparatur dan Penanggulangan kesehatan masyarakat angka kematian KESEHATAN
Penyakit Menular melalui penurunan Ibu, Bayi dan
Angka Kematian Bayi, angka kesakitan
Angka kesakitan serta menurunkan
terutama penyakit Balita dibawah
penyakit yang sering Garis Merah
menimbulkan kejadian (BGM)
yang bersifat luar biasa
Rasio dokumen perencanaan - keg 65 80 70 84 75 88 80 93 85 97 90 102 465 544
dan dokumen pelaporan yang
disusun tepat waktu
- Siswa SD 2,961 75 3,109 83 3,257 91 3,405 100 3,553 110 3,701 121 19,987 579
Meningkatkan kualitas lingkungan Meningkatnya Tempat - tempat Umum Yg - puskesm 36 140 36 170 36 187 36 206 36 226 36 249 216 1,178
pemukiman, tempat-tempat umum, Kualitas Lingkungan memenuhi syarat kesehatan as
lingkungan pendidikan, tempat
kerja baik formal maupun informal
sesuai standar kesehatan.
Tempat Pengolahan Makanan 1 02 xx xx xx Penyemprotan / Fogging
yang memenuhi syarat Sarang Nyamuk
kesehatan
Air Bersih Rumah Tangga 1 02 xx xx xx Pelayanan vaksinasi bagi
balita dan anak sekolah
1 02 xx xx xx Pelayanan Pencegahan
dan Penanggulangan
Penyakit Menular
1 02 xx xx xx Pencegahan Penularan
Penyakit Endemik/
Epidemik
1 02 xx xx xx Peningkatan Imunisasi dan
Kampanye campak
1 02 xx xx xx Peningkatan surveillance
Epidemiologi dan
Penanggulangan wabah
1 02 xx xx xx Peningkatan Komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE)
Pencegahan dan
Pemberantasan penyakit
1 02 xx xx xx Peningkatan Capasity
Building Epidemiologi
Penyakit Menular
1 02 xx xx xx Operasional Tim
Epidemiologi
1 02 xx xx xx dst....
(1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)
1 02 xx xx Program Standarisasi PPP Memantapkan fungsi- - Terukurnya - kegiatan - - 1 50 1 53 1 55 1 58 1 61 5 276 DINAS
Pelayanan Kesehatan fungsi manajemen standar KESEHATAN
kesehatan sehingga pelayanan
tercipta suatu sistem kesehatan
pengelolaan data yang
akurat
- Terbangunya - website - - - - 1 100 36 105 36 110 36 116 109 431
Sistem Informasi
kesehatan yang
evidence Base.
1 02 xx xx xx Evaluasi dan
pengembangan standar
pelayanan kesahatan
1 02 xx xx xx Pembangunan dan
pemutakhiran data dasar
standar pelayanan
kesehatan
1 02 xx xx xx Sistem Informasi
Kesehatan
1 02 xx xx xx dst…
1 02 xx xx Program Pengembangan PPP Meningkatnya kualitas Pemerataan - Orang - - - - 252 490 252 515 252 540 252 567 1,008 2,112 DINAS
Sumber Daya Kesehatan dan kuantitas sumber Tenaga KESEHATAN
daya serta sarana Kesehatan serta
pelayanan kesehatan pembangunan
pelayananan
kesehatan yang
menjangkau
kebutuhan
masyarakat
- Dokumen 1 70 1 74 1 77 1 81 1 85 1 89 6 476
- unit - - - - 8 30 9 32 10 33 10 35 37 129
1 02 xx xx xx Akreditasi tenaga RSUD
dan Dinas Kesehatan
1 02 xx xx xx Kajian analisis kebutuhan
sumberdaya dan
pencapaian indikator
kesehatan
1 02 xx xx xx Pendidikan formal dan
pelatihan teknis bagi
tenaga kesehatan
1 02 xx xx xx Akreditasi Laboratorium
Kesehatan Daerah
1 02 xx xx xx dst…
1 02 xx xx Program Promosi PPU Meningkatkan perilaku - Jumlah kerjasama - Stasiun 3 50 3 55 3 61 3 67 3 73 3 81 18 386 DINAS
Kesehatan dan hidup bersih dan sehat diseminasi Radio KESEHATAN
Pemberdayaan kesehatan di
Masyarakat stasiun radio
- seluruh Desa/Kel - Desa/ 335 75 335 158 335 174 335 191 335 210 335 231 2,010 1,040
yang menjadi Keluraha
Desa/Kel Siaga n
aktif.
1 02 xx xx xx Pengembangan media
promosi dan informasi
sadar hidup sehat
1 02 xx xx xx Penyuluhan masyarakat
pola hidup sehat
1 02 xx xx xx Peningkatan Peran Serta
Masyarakat
1 02 xx xx xx dst....
1 02 xx xx Program Perbaikan Gizi PPU Peningkatan Status Gizi Mengurangi Orang 120 75 200 100 210 105 220 110 230 116 240 122 1,220 628 DINAS
Masyarakat Masyarakat angka kematian KESEHATAN
Ibu, Bayi dan
angka kesakitan
serta menurunkan
Baita BGM
1 02 xx xx xx Penanggulangan kurang
energi protein (KEP),
anemia gizi besi, gangguan
akibat kurang yodium
(GAKY), kurang vitamin A
dan kekurangan zat gizi
mikro lainnya
1 02 xx xx xx Pemberdayaan Masyarakat
untuk pencapaian keluarga
sadar gizi
1 02 xx xx xx dst....
(1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)
1 02 xx xx Program Peningkatan PPU Meningkatkan derajat Menurunkan puskesm 36 60 36 150 36 165 36 182 36 200 36 220 216 976 DINAS
Keselamatan Ibu kesehatan masyarakat angka kematian as KESEHATAN
melahirkan dan anak melalui penurunan ibu, bayi dan
Angka Kematian Ibu dan balita
Angka Kematian Bayi
dan Balita.
1 02 xx xx xx Penyuluhan kesehatan
bagi ibu hamil dari keluarga
kurang mampu
1 02 xx xx xx Perawatan berkala bagi ibu
hamil dari keluarga kurang
mampu
1 02 xx xx xx Kemitraan bidan, paraji dan
kader
1 02 xx xx xx Bimbingan Teknis
Manajemen KIA
1 02 xx xx xx dst....
2,137 2,827 3,642 3,858 4,088 4,334 20,887
TOTAL
(1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)
Ke
ter
an
ga
n:
-
kol
om
14
:
Jik
a
Pr
og
ra
m/
ke
gia
tan
bel
um
ter
ak
om
odi
r
da
pat
dit
am
ba
h/d
ise
su
aik
an
se
su
ai
-
kol
om
16
s.d
27
:
Hit
un
g
ke
but
uh
an
an
gg
ara
n
se
su
ai
de
ng
an
tar
get
ya
ng
ak
an
dic
ap
ai
pa
(1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)
-
kol
om
28
s.d
29
:
Hit
un
g
tot
al
ke
but
uh
an
an
gg
ara
n
se
su
ai
de
ng
an
ak
um
ula
si
tar
get
ya
ng
KETE
RAN
GAN:
KATE
GORI
PRO
GRA
M/KE
GIAT
AN/S
UB
KEGI
ATAN
PPU Progr
am
Priorit
as
Utam
a
PPP Progr
am
Priorit
as
Pend
ukung
KPU Kegiat
an
Priorit
as
Utam
a
KPP Kegiat
an
Priorit
as
Pend
ukung
SKPU Sub
Kegiat
an
Priorit
as
Utam
a
SKPP Sub
Kegiat
an
Priorit
as
Pend
ukung
(1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)
SKPD Sub
Kegiat
an
Priorit
as
Daera
h
PRO
GRA
M
KEGI
ATAN
INDIK
ASI
SUB
KEGI
ATAN
#REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
#REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
#REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
#REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
#REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
(1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)
(1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)
(1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)
(1) (2) (3) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)
A.1 Persentase koperasi aktif 70% 80% 90% 100% 1. Pembinaan koprasi
Pemberdayaan
masyarakat
1.1 Urusan UMKM
1.1.1 Rp. 200 300 400 500 600 700 DKUMKM
Pemberian bantuan
permodalan bagi UMKM
SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANDEGLANG
kesehatan (TTU)
19 Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi syarat
kesehatan (TPM)
6 Meningkatnya kualitas
lingkungan
20 Air Bersih Rumah Tangga
Kinerja Sasaran
Capaian
Tujuan/Sasaran
Target Target 2011
Indikator Satuan
2011 2012 2013 2014 2015 2016
(2) (3) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Cat: Capaian Tersebut disampaikan dengan Data - data capaian Program Tersebut
Urusan/Program/Kegiatan
Kebijakan/Arah Kebijakan
Sasaran Indikator Satuan
Kode Nama Kategori
(9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 02 xx xx xx Pengadaan
obat dan
perbekalan
kesehatan
1 02 xx xx xx ASKESKIN/
ASKES
SOSIAL
1 02 xx xx xx Operasional
UPT Gudang
Farmasi
Pandeglang
1 02 xx xx xx Pengadaan
peralatan
dan
perbekalan
kesehatan
(Reagent/
Zat Kimia)
1 02 xx xx xx Peningkatan
Pelayanan
dan
penanggulan
gan masalah
kesehatan
1 02 xx xx xx dst....
4.3.1.3 Diarahkan 1 02 xx xx Program PPU Meningkatny - Tertatanya -
pada Upaya a derajat sistem
pencegahan Kesehatan kesehatan kesehatan
dan Masyarakat masyarakat,
pemberantas melalui
an penyakit peningkatan
serta kualitas
mengupayak lingkungn
an setiap sesuai
pembanguna standar
n agar kesehatan
berorientasi
pada
peningkatan
kualitas
lingkungan
- Peningkatan -
Kualtas
Lingkungan
dan
Pengawasan
Obat,
Makanan
serta
Minuman
sesuai
Standar
Kesehatan
Peningkatan
Upaya
pelayanan
kesehatan
1 02 xx xx xx Revitalisasi
sistem
kesehatan
1 02 xx xx xx Pengawasan
Kualitas air
dan
Lingkungan
(PKAL)
1 02 xx xx xx Peningkatan
pengawasan
dan
pengendalia
n keamanan
& kesehatan
makanan
1 02 xx xx xx Peningkatan
pengawasan
keamanan
pangan,
obat, bahan
berbahaya
dan
pemberdaya
an
masyarakat
1 02 xx xx xx Peningkatan
Pemberdaya
an
Konsumen/
Masyarakat
di Bidang
Obat dan
Makanan
1 02 xx xx xx Penyehatan
Lingkungan
dan
Pemukiman
dan Tempat
Tempat
Umum
1 02 xx xx xx Pembinaan
sarana
pelayanan
kesehatan
dasar
swasta
1 02 xx xx xx Pelayanan
kesehatan
penduduk
miskin
dipuskesma
s dan
jaringannya
1 02 xx xx xx Peningkatan
Kesehatan
Masyarakat
1 02 xx xx xx dst....
1 02 xx xx Program PPU Meningkatka Mengurangi -
Pencegaha n derajat angka
n dan kesehatan kematian
Penanggula masyarakat Ibu, Bayi
ngan melalui dan angka
Penyakit penurunan kesakitan
Menular Angka serta
Kematian menurunkan
Bayi, Angka Balita
kesakitan dibawah
terutama Garis Merah
penyakit (BGM)
penyakit
yang sering
menimbulka
n kejadian
yang bersifat
luar biasa
-
-
-
1 02 xx xx xx Penyemprot
an / Fogging
Sarang
Nyamuk
1 02 xx xx xx Pelayanan
vaksinasi
bagi balita
dan anak
sekolah
1 02 xx xx xx Pelayanan
Pencegahan
dan
Penanggula
ngan
Penyakit
Menular
1 02 xx xx xx Pencegahan
Penularan
Penyakit
Endemik/
Epidemik
1 02 xx xx xx Peningkatan
Imunisasi
dan
Kampanye
campak
1 02 xx xx xx Peningkatan
surveillance
Epidemiologi
dan
Penanggula
ngan wabah
1 02 xx xx xx Peningkatan
Komunikasi,
informasi
dan edukasi
(KIE)
Pencegahan
dan
Pemberanta
san penyakit
1 02 xx xx xx Peningkatan
Capasity
Building
Epidemiologi
Penyakit
Menular
1 02 xx xx xx Operasional
Tim
Epidemiologi
1 02 xx xx xx dst....
1 02 xx xx xx Pembangun
an dan
pemutakhira
n data dasar
standar
pelayanan
kesehatan
1 02 xx xx xx Sistem
Informasi
Kesehatan
1 02 xx xx xx dst…
- seluruh -
Desa/Kel
yang
menjadi
Desa/Kel
Siaga aktif.
1 02 xx xx xx Pengemban
gan media
promosi dan
informasi
sadar hidup
sehat
1 02 xx xx xx Penyuluhan
masyarakat
pola hidup
sehat
1 02 xx xx xx Peningkatan
Peran Serta
Masyarakat
1 02 xx xx xx dst....
1 02 xx xx xx Perbaikan
Gizi
Masyarakat
1 02 xx xx xx Penyusunan
Peta
Informasi
Masyarakat
Kurang Gizi
1 02 xx xx xx Penanggula
ngan kurang
energi
protein
(KEP),
anemia gizi
besi,
gangguan
akibat
kurang
yodium
(GAKY),
kurang
vitamin A
dan
kekurangan
zat gizi
mikro
lainnya
1 02 xx xx xx Pemberdaya
an
Masyarakat
untuk
pencapaian
keluarga
sadar gizi
1 02 xx xx xx dst....
1 02 xx xx xx Kemitraan
bidan, paraji
dan kader
1 02 xx xx xx Bimbingan
Teknis
Manajemen
KIA
1 02 xx xx xx dst....
Kinerja Program
kapitasi 48,000 493 48,000 518 48,000 544 48,000 571 48,000 599 48,000
dok/ 114 50 114 100 114 105 114 110 114 116 114
Laporan
Bulanan
desa/ 335 30 335 100 335 105 335 110 335 116 335
kelurahan
keg 65 80 70 84 75 88 80 93 85 97 90
Siswa SD 2,961 75 3,109 83 3,257 91 3,405 100 3,553 110 3,701
puskesmas 36 140 36 170 36 187 36 206 36 226 36
kegiatan - - 1 50 1 53 1 55 1 58 1
Dokumen 1 70 1 74 1 77 1 81 1 85 1
unit - - - - 8 30 9 32 10 33 10
Stasiun 3 50 3 55 3 61 3 67 3 73 3
Radio
Desa/ 335 75 335 158 335 174 335 191 335 210 335
Kelurahan
Orang 120 75 200 100 210 105 220 110 230 116 240
puskesmas 36 60 36 150 36 165 36 182 36 200 36
n
2016 Kondisi Kinerja
Rp. Juta pada Akhir Rp.
Target Periode
Juta
(27) (28) (29)
716 23 3,644
306 7 1,570
447 505 2,381
89 6 476
35 37 129
81 18 386
Target
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Target Renstra SKPD Tahun ke-
NO Target SPM Target IKK Indikator
SKPD
Lainnya
ra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010
-9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20
36 pkm 36 pkm 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
12 org 13 org 11.54 19.23 21.15 23.08 25.00 60.00 90.91 92 92 100
48,000 kpts 48,000 kpts 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
12 bln 12 bln 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
335 ds 335 ds 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
36 dok 36 dok 55.56 69.44 83.33 100.00 100.00 80.00 83.33 83 100 100
36 PKM 36 PKM 83.33 94.44 100.00 100.00 100.00 88.24 94.44 100 100 100
334 ds 335 Ds 98.51 99.10 99.40 99.70 100.00 99.40 99.70 100 100 100
99 100 85.00 88.00 98.00 98.00 100.00 96.59 89.80 100 98 100
100 100 86.00 89.00 97.00 97.00 100.00 96.63 91.75 100 97 100
2958 SD 2961 SD 85.44 85.58 99.73 99.90 100.00 99.84 85.81 100 100 100
856 ks 900 ks 50.78 64.00 87.33 95.11 100.00 79.34 73.28 92 95 100
33 pkm 36 pkm 69.44 75.00 83.33 91.67 100.00 92.59 90.00 91 92 100
36 pkm 36 pkm 83.33 88.89 94.44 100.00 100.00 93.75 94.12 94 100 100
17 org 20 org 50.00 65.00 75.00 85.00 100.00 76.92 86.67 88 85 100
36 pkm 36 pkm 83.33 91.67 100.00 100.00 100.00 90.91 91.67 100 100 100
2 keg 1 keg - 20.00 20.00 40.00 20.00 - 100.00 50 200 100 11.49064
100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100 100 100
70 70 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100 100 100
100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100 100 100
100 100 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100 100 100
36 dok 36 dok 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100 100 100
5 pkm 7 pkm - 15.00 25.00 25.00 35.00 - 60.00 100 71 100
6 keg 6 keg 8.00 20.00 24.00 24.00 24.00 40.00 83.33 100 100 100
Ponpes,
Ponpes,m
12 12 mjlis, - 12.50 27.50 30.00 30.00 - 45.45 92 100 100
jlis, sklah
sklah
27 30 50.00 55.00 60.00 60.00 75.00 90.91 91.67 100 80 100
100 100 95.00 97.00 99.00 99.00 100.00 97.94 97.98 100 99 100
26 org 35 org 8.33 20.00 20.83 21.67 29.17 41.67 96.00 96 74 100
36 pkm 36 pkm 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100 100 100
6 bh - - - - 100.00 - - - - 100
21 bh 21 bh 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100 100 100
Anggaran pada Tahun ke-
Uraian 2006 2007 2008
-2 -3 -4
1 Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat 75,000,000 50,000,000
2 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
Program penyuluhan kesehatan masyarakat
1 Peningkatan promosi kesehatan 100,000,000
Program perbaikan gizi masyarakat
1 Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi 30,000,000
2 Perbaikan gizi masyarakat 150,000,000
Penanggulangan kurang energi protein (kep) anemia gizi besi,
3 gangguan akibat kurang yodium (gaky), kurang vitamin a dan 20,000,000
kekurangan gizi mikro lainnya
1 Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu 84,800,000 90,000,000
Program pengembangan sumber daya kesehatan
1 Akreditasi tenaga rsud
Kajian analisis kebutuhan sumber daya dan pencapaian indikator
2
kesehatan
Program pengembangan sumber daya kesehatan
1 Pengadaan web server dan updating data base 148,957,500
2 Pelatihan teknis kesehatan 50,000,000
ran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran
2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007
-5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13
50,000,000
834,168,000 407,187,500
30,000,000 0
49,895,000
80,137,500
4,597,693,000
208,159,600
50,000,000 34,381,500
75,000,000 34,395,000
150,000,000 13,967,500
99,950,000
4,685,000
0
20,000,000
59,650,000
50,000,000
17,500,000
15,148,000
25,000,000
49,540,000
49,970,000
24,300,000 17,312,000
75,000,000 56,081,000
38,824,400
37,530,000
256,797,000
74,616,000
50,000,000 7,809,000
12,335,000
50,000,000 17,265,000
12,522,687,000 3,051,290,000 6,629,378,273 9,100,511,600 8,516,203,950 12,504,512,950 166,310,800
178,689,500
127,847,000
50,000,000 0
75,000,000 41,228,900
50,000,000 21,041,800
147,857,500
49,722,100
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan
2008 2009 2010 Anggaran Realisasi
-14 -15 -16 -17 -18
SKPD
1 : 1.500, 1 : 1.500,
Rasio Puskesmas Pembantu dengan Penduduk
1 ;1000 1 ;1000
Rasio Poskesdes dengan Penduduk
1 ; 100 1 ; 100
Rasio Posyandu dengan anak Balita
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien
Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Khusus % 96 97 98 99 100 100
9 Masyarakat Miskin
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
Meningkatnya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 10 (UCI) % 80 85 90 95 100 100
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
11 Penyakit
A. Penemuan Penderita pneumonia balita % 100 100 100 100 100 100
B. Penemuan Pasien baru TB BTA positif % 100 100 100 100 100 100
C. Penderita DBD yang ditangani % 100 100 100 100 100 100
D. Penemuan Penderita Diare % 100 100 100 100 100 100
E. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000
2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000
penduduk <15 tahun
Meningkatnya Status Gizi Masyarakat Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada
12 Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin % 100 100 100 100 100 100
13 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan % 100 100 100 100 100 100
2.Memantapkan fungsi-fungsi manajemen kesehatan Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kantor Tingkat Pelayanan Administrasi perkantoran
sehingga tercipta suatu sistem pengelolaan data yang akurat,
yang mampu mendukung terlaksananya proses perencanaan
yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, % 100 100 100 100 100 100
penggerakan sasaran, evaluasi program yang kontinue serta
koordinasi pembangunan kesehatan yang terarah dan
terpadu.
Tingkat Ketersediaan Sarana dan Prasarana Aparatur
% 100 100 100 100 100 100
Dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan yang
% 100 100 100 100 100 100
disusun tepat waktu
Meningkatkan kualitas lingkungan pemukiman, tempat-tempat Tempat - tempat Umum Yg memenuhi syarat kesehatan
umum, lingkungan pendidikan, tempat kerja baik formal Meningkatnya Kualitas Lingkungan % 85 90 95 100 100 100
maupun informal sesuai standar kesehatan. 14
Tempat Pengolahan Makanan yang memenuhi syarat
15 kesehatan % 78 80 85 90 95 100
16 Air Bersih Rumah Tangga % 74 81 85 90 95 100
SKPD Indikatir Kienrja Program dan Kegiatan Kinerja Program
Urusan/Program/Kegiatan Capaian dan Kebutuhan Pendanaan SKPD
Tujuan sasaran Indikator Sasaran Penanggung
Sasaran Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Kondisi Kinerja Jawab
Target Rp. Juta Target Rp. Juta Target Rp. Juta Target Rp. Juta Target Rp. Juta Target Rp. Juta pada Akhir Rp.
Target Periode
Juta
Kode Nama Kategori
(10) (11) (12) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30)
1 02 xx xx xx Revitalisasi sistem
Rasio Puskesmas kesehatan
Cakupan Sistem Informasi 1 02 xx xx xx Pengawasan Kualitas air
Kesehatan dan Lingkungan (PKAL)
Cakupan Desa/Kelurahan 1 02 xx xx xx Peningkatan pengawasan
Universal Child Immunization dan pengendalian
(UCI) keamanan & kesehatan
makanan
Cakupan Penemuan dan 1 02 xx xx xx Peningkatan pengawasan
Penanganan Penderita keamanan pangan, obat,
Penyakit bahan berbahaya dan
pemberdayaan
masyarakat
Siswa SD 2,961 75 3,109 83 3,257 91 3,405 100 3,553 110 3,701 121 19,987 579
Meningkatkan kualitas Meningkatnya Kualitas Tempat - tempat Umum Yg puskesmas 36 140 36 170 36 187 36 206 36 226 36 249 216 1,178
lingkungan pemukiman, Lingkungan memenuhi syarat kesehatan
tempat-tempat umum,
lingkungan pendidikan,
tempat kerja baik formal
maupun informal sesuai
standar kesehatan.
Tempat Pengolahan Makanan 1 02 xx xx xx Penyemprotan / Fogging
yang memenuhi syarat Sarang Nyamuk
kesehatan
Air Bersih Rumah Tangga 1 02 xx xx xx Pelayanan vaksinasi bagi
balita dan anak sekolah
1 02 xx xx xx Pelayanan Pencegahan
dan Penanggulangan
Penyakit Menular
1 02 xx xx xx Pencegahan Penularan
Penyakit Endemik/
Epidemik
1 02 xx xx xx Peningkatan Imunisasi dan
Kampanye campak
1 02 xx xx xx Peningkatan surveillance
Epidemiologi dan
Penanggulangan wabah
1 02 xx xx xx Peningkatan Komunikasi,
informasi dan edukasi
(KIE) Pencegahan dan
Pemberantasan penyakit
1 02 xx xx xx Peningkatan Capasity
Building Epidemiologi
Penyakit Menular
1 02 xx xx xx Operasional Tim
Epidemiologi
1 02 xx xx xx dst....
1 02 xx xx Program Pengembangan PPP Meningkatny Pemerataan Orang - - - - 252 490 252 515 252 540 252 567 1,008 2,112 DINAS
Sumber Daya Kesehatan a kualitas Tenaga KESEHATAN
dan Kesehatan serta
kuantitas pembangunan
sumber pelayananan
daya serta kesehatan yang
sarana menjangkau
pelayanan kebutuhan
kesehatan masyarakat Dokumen 1 70 1 74 1 77 1 81 1 85 1 89 6 476
unit - - - - 8 30 9 32 10 33 10 35 37 129
1 02 xx xx xx Akreditasi tenaga RSUD
dan Dinas Kesehatan
1 02 xx xx xx Kajian analisis kebutuhan
sumberdaya dan
pencapaian indikator
kesehatan
1 02 xx xx xx Pendidikan formal dan
pelatihan teknis bagi
tenaga kesehatan
1 02 xx xx xx Akreditasi Laboratorium
Kesehatan Daerah
1 02 xx xx xx dst…
seluruh Desa/Kel Desa/ 335 75 335 158 335 174 335 191 335 210 335 231 2,010 1,040
yang menjadi Kelurahan
Desa/Kel Siaga
aktif.
1 02 xx xx xx Pengembangan media
promosi dan informasi
sadar hidup sehat
1 02 xx xx xx Penyuluhan masyarakat
pola hidup sehat
1 02 xx xx xx Peningkatan Peran Serta
Masyarakat
1 02 xx xx xx dst....
1 02 xx xx Program Perbaikan Gizi PPU Peningkatan Mengurangi angka Orang 120 75 200 100 210 105 220 110 230 116 240 122 1,220 628 DINAS
Masyarakat Status Gizi kematian Ibu, Bayi KESEHATAN
Masyarakat dan angka
kesakitan serta
menurunkan Baita
BGM
1 02 xx xx xx Penyusunan Peta
Informasi Masyarakat
Kurang Gizi
1 02 xx xx xx Penanggulangan kurang
energi protein (KEP),
anemia gizi besi,
gangguan akibat kurang
yodium (GAKY), kurang
vitamin A dan kekurangan
zat gizi mikro lainnya
1 02 xx xx xx Pemberdayaan
Masyarakat untuk
pencapaian keluarga
sadar gizi
1 02 xx xx xx dst....
1 02 xx xx Program Peningkatan PPU Meningkatka Menurunkan puskesmas 36 60 36 150 36 165 36 182 36 200 36 220 216 976 DINAS
Keselamatan Ibu n derajat angka kematian KESEHATAN
melahirkan dan anak kesehatan ibu, bayi dan
masyarakat balita
melalui
penurunan
Angka
Kematian
Ibu dan
Angka
Kematian
Bayi dan
1 02 xx xx xx Penyuluhan kesehatan Balita.
bagi ibu hamil dari
keluarga kurang mampu
1 02 xx xx xx Perawatan berkala bagi
ibu hamil dari keluarga
kurang mampu
1 02 xx xx xx Kemitraan bidan, paraji
dan kader
1 02 xx xx xx Bimbingan Teknis
Manajemen KIA
1 02 xx xx xx dst....
2,137 2,827 3,642 3,858 4,088 4,334 20,887