Dermatitis Numularis
Dermatitis Numularis
I. EPIDEMIOLOGI
II. ETIOLOGI
1
Penyakit ini umumnya cenderung meningkat pada musim dingin, juga
dihubungkan dengan kondisi kulit yang kering dan frekuensi mandi yang sering
dalam sehari akan memperburuk kondisi penyakit ini.
III. PATOFISIOLOGI
2
Penelitian lain telah menunjukkan bahwa adanya mast cell pada dermis
dari pasien dermatitis numular menurunkan aktivitas enzim chymase,
mengakibatkan menurunnya kemampuan menguraikan neuropeptida dan
protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan enzim
untuk menekan proses inflamasi.
** Gambar 2 : Lesi yang khas berbentuk koin dari dermatitis numularis pada
tangan dari penderita.
Gambaran diatas dapat disimpulkan ada 3 bentuk klinis dermatitis numular yaitu;
3
Kelainannya terdapat pada punggung tangan serta di bagian sisi atau punggung
jari-jari tangan. Sering dijumpai sebagai plak tunggal yang terjadi pada sisi
reaksi luka bakar, kimia atau iritan. Lesi ini jarang meluas.
Bentuk ini merupakan bentuk yang lebih sering dijumpai. Pada sebagian kasus,
kelainan sering didahului oleh trauma lokal ataupun gigitan serangga.
Umumnya kelainan bersifat akut, persisten dan eksudatif. Dalam
perkembangannya, kelainan dapat sangat edematous dan berkrusta, cepat
meluas disertai papul-papul dan vesikel yang tersebar. Pada Dermatitis numular
juga sering dijumpai penyembuhan pada bagian tengah lesi, tetapi secara klinis
berbeda dari bentuk lesi tinea. Pada kelainan ini bagian tepi lebih vesikuler
dengan batas relatif kurang tegas. Lesi permulaan biasanya timbul di tungkai
bawah kemudian menyebar ke kaki yang lain, lengan dan sering ke badan.
Bentuk ini jarang dijumpai dan berbeda dari dermatitis numular umumnya
karena di sini dijumpai lesi diskoid berskuama ringan dan multipel pada tungkai
atas dan bawah serta beberapa papul dan vesikel kecil di bagian tepinya di atas
dasar eritematus pada telapak tangan dan telapak kaki. Gatal minimal yang
berbeda sekali dengan bentuk dermatitis numular lainnya. Menetap bertahun-
tahun dengan fluktuasi atau remisi yang sulit diobati.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
4
patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak. Pemeriksaan KOH
untuk membedakan tinea dengan dermatitis numular yang mempunyai gambaran
penyembuhan di tengah. Jika ada kondisi lain yang sangat mirip dengan penyakit ini
sehingga sulit untuk menentukan diagnosisnya (contohnya pada tinea, psoriasis)
dapat dilakukan biopsi.
VI. DIAGNOSIS
Biasanya jarang, lesinya kering berupa plak yang likenifikasi dengan distribusi
tertentu.
5
2. Dermatitis kontak alergi.
6
*Gambar 6 : Bentuk lesi pada pitiriasis rosea dengan lesi awalnya lebih
besar dan mengikuti garis kulit yang berbentuk seperti
pohon cemara.
4. Dermatitis atopik
Umumnya pada pasien dengan lesi pada tangan. Patch test dan prick test
dapat membantu jika terdapat riwayat dermatitis atopik.
VIII. PENATALAKSANAAN
7
Karena pada jenis ini biasanya berawal dari trauma kulit minor. Jika ada
trauma pada tangan, gunakan sarung tangan supaya tidak teriritasi.
2. Emollients.
3. Steroid topikal.
5. Antihistamin oral.
6. Fototerapi.
7. Steroid sistemik.
8
diturunkan secara perlahan-lahan. Hanya berguna dalam beberapa minggu,
dermatitis yang belum sembuh sempurna, dapat ditangani dengan
pemberian krim steroid dan emolilients.
IX. PROGNOSIS
X. KESIMPULAN