CRITICAL REVIEW BAB 13 LIABILITAS LANCAR, PROVISI, DAN KONTINJENSI
1. Terkait dengan liabilitas kontinjensi, bagaimana pengaruhnya terhadap perusahaan?
Pengaruhnya tergantung bagaimana perusahaan menangani (mengungkapkan) liabilitas kontinjensi dalam laporan. Sebagaimana praktek yang berlaku umum, adanya liabilitas adalah sesuatu yang normal dan wajar. Tidak berarti bahwa perusahaan yang liabilitasnya tinggi akan dinilai buruk. Liabilitas kontinjensi dalam satu sisi justru dapat dijadikan alat promosi bagi perusahaan bahwa laporan keuangan yang disajikan memenuhi prinsip full disclosure. Adanya liabilitas kontinjensi mengakibatkan adanya tindakan preventif yang dilakukan perusahaan sehingga ketika liabilitas tersebut benar-benar terjadi, sudah tersedia sumber daya yang dipakai untuk menyelesaikannya. Contoh kasus pada perseteruan PT. Pertamina dan Karaha Bodas Company (KBC). Pertamina mengalami kekalahan dalam arbitrase internasional tetapi Pertamina belum menyerah dengan mengajukan banding pada peradilan di Indonesia. Meskipun pengadilan di Indonesia memenangkan Pertamina, namun aset pertamina di luar negeri termasuk dana beku yang ada di perbankan Amerika Serikat akhirnya dipakai untuk membayar ganti rugi kepada KBC. 2. Bagaimana pelaporan/pengungkapan liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi? Pengungkapan kontinjensi baik liabilitas maupun aset, murni ditentukan oleh penilaian manajemen berdasarkan derajat kemungkinan terjadinya. Aset kontinjensi disajikan jika kemungkinan besar terjadi (51% s.d. 89%), sedangkan liabilitas kontinjensi diungkapkan jika kemungkinan kecil terjadi (5% s.d. 50%). Di atas 50%, liabilitas kontinjensi berubah derajatnya menjadi provisi dan perlu dilaporkan dalam neraca. 3. Terkait dengan liabilitas kontinjensi, apa yang menyebabkan kewajiban sekarang (current liabilities) tidak dapat diakui? (Apa sebab dari adanya liabilitas kontinjensi?) Penyebab utamanya adalah adanya ketidakpastian terjadinya. Untuk liabilitas kontinjensi, berkisar antara 5 s.d. 50 % (kemungkinan kecil). Ketidakpastian ini bisa terkait waktu Nama: Sudi Harnowo NIM: I2F01820 terjadinya, berapa jumlahnya, siapa pelanggannya, atau kasus hukum yang belum dapat dipastikan siapa yang akan menang. Jika terjadinya saja masih belum pasti, maka sumber daya perusahaan yang akan dipakai untuk menyelesaikannya juga belum pasti. Hal ini saling terkait. 4. Mengapa perusahaan tidak memisahkan antara jumlah penjualan dengan pajak penjualan? Bagaimana dengan potensi adanya penggelapan pajak? Pajak penjualan dihitung berdasarkan omzet total penjualan dalam satu tahun pajak. Berbeda dengan Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut dari konsumen berdasarkan transaksi yang terjadi (per transaksi). Sehingga, berapa pajak penjualan terutang yang wajib disetorkan baru diketahui belakangan. Potensi penggelapan pajak mungkin saja terjadi namun manajemen wajib menyadari bahwa setiap tindakan kecurangan akan menimbulkan konsekuensi logis baik dari sisi hukum maupun bisnis. Manajemen hanya diperkenankan mengelola pendapatan untuk mengurangi pajak yang harus dibayar. 5. Apakah liabilitas jangka pendek dapat digunakan untuk mengukur kesehatan perusahaan? Liabilitas jangka pendek dapat dipakai untuk menilai kinerja perusahaan. Dengan membandingkan antara total aset lancar dan total liabilitas lancar (rasio lancar/current ratio) dapat diketahui kemampuan perusahaan menggunakan aset dalam rangka menghasilkan pendapatan. Dengan demikian, para pemegang saham tidak perlu menambah investasi agar mendapatkan return yang lebih banyak. Tentu saja, utang yang dilakukan perusahaan harus digunakan pada kegiatan produktif dan memperhitungkan kemampuan dalam melunasi utangnya. 6. Bagaimana dasar perhitungan wesel bayar tak berbunga? Wesel bayar adalah janji tertulis peminjam untuk melakukan pembayaran dalam jangka waktu tertentu. Motivasi peminjam dalam menerbitkan wesel bayar adalah meningkatkan kepercayaan kreditur dan menjaga nama baiknya di dunia bisnis. Di samping itu, membuat wesel bayar juga memperpanjang jangka waktu utang sehingga peminjam memiliki lebih banyak waktu untuk menyiapkan dana guna pelunasan kewajibannya. Dalam praktek dikenal dua jenis wasel bayar yaitu wesel bayar berbunga yang mana tingkat bunga tertulis dalam dokumen. Biasanya pelunasannya dilakukan secara bulanan. Nama: Sudi Harnowo NIM: I2F01820 Adapun wesel bayar tak berbunga tidak mencantumkan berapa persen tingkat suku bunga yang harus ditanggung peminjam. Meski demikian, jumlah yang dibayar akan lebih besar dibandingkan dengan jumlah yang diterima karena pada saat peminjaman, jumlah yang diterima adalah present value dari jumlah yang nanti dibayar. Hitungan yang dipakai tetap menggunakan suku bunga juga, biasanya suku bunga yang berlaku di pasar saat itu. Hanya saja besaran bunga tidak tercantum dalam dokumen.