Anda di halaman 1dari 3

Nama: Sudi Harnowo

NIM: I2F01820

CRITICAL REVIEW
BAB 13
LIABILITAS LANCAR, PROVISI, DAN KONTINJENSI

1. Terkait dengan liabilitas kontinjensi, bagaimana pengaruhnya terhadap perusahaan?


Pengaruhnya tergantung bagaimana perusahaan menangani (mengungkapkan) liabilitas
kontinjensi dalam laporan. Sebagaimana praktek yang berlaku umum, adanya liabilitas
adalah sesuatu yang normal dan wajar. Tidak berarti bahwa perusahaan yang liabilitasnya
tinggi akan dinilai buruk.
Liabilitas kontinjensi dalam satu sisi justru dapat dijadikan alat promosi bagi perusahaan
bahwa laporan keuangan yang disajikan memenuhi prinsip full disclosure. Adanya liabilitas
kontinjensi mengakibatkan adanya tindakan preventif yang dilakukan perusahaan sehingga
ketika liabilitas tersebut benar-benar terjadi, sudah tersedia sumber daya yang dipakai untuk
menyelesaikannya.
Contoh kasus pada perseteruan PT. Pertamina dan Karaha Bodas Company (KBC).
Pertamina mengalami kekalahan dalam arbitrase internasional tetapi Pertamina belum
menyerah dengan mengajukan banding pada peradilan di Indonesia. Meskipun pengadilan di
Indonesia memenangkan Pertamina, namun aset pertamina di luar negeri termasuk dana beku
yang ada di perbankan Amerika Serikat akhirnya dipakai untuk membayar ganti rugi kepada
KBC.
2. Bagaimana pelaporan/pengungkapan liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi?
Pengungkapan kontinjensi baik liabilitas maupun aset, murni ditentukan oleh penilaian
manajemen berdasarkan derajat kemungkinan terjadinya. Aset kontinjensi disajikan jika
kemungkinan besar terjadi (51% s.d. 89%), sedangkan liabilitas kontinjensi diungkapkan jika
kemungkinan kecil terjadi (5% s.d. 50%). Di atas 50%, liabilitas kontinjensi berubah
derajatnya menjadi provisi dan perlu dilaporkan dalam neraca.
3. Terkait dengan liabilitas kontinjensi, apa yang menyebabkan kewajiban sekarang
(current liabilities) tidak dapat diakui? (Apa sebab dari adanya liabilitas kontinjensi?)
Penyebab utamanya adalah adanya ketidakpastian terjadinya. Untuk liabilitas kontinjensi,
berkisar antara 5 s.d. 50 % (kemungkinan kecil). Ketidakpastian ini bisa terkait waktu
Nama: Sudi Harnowo
NIM: I2F01820
terjadinya, berapa jumlahnya, siapa pelanggannya, atau kasus hukum yang belum dapat
dipastikan siapa yang akan menang.
Jika terjadinya saja masih belum pasti, maka sumber daya perusahaan yang akan dipakai
untuk menyelesaikannya juga belum pasti. Hal ini saling terkait.
4. Mengapa perusahaan tidak memisahkan antara jumlah penjualan dengan pajak
penjualan? Bagaimana dengan potensi adanya penggelapan pajak?
Pajak penjualan dihitung berdasarkan omzet total penjualan dalam satu tahun pajak.
Berbeda dengan Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut dari konsumen berdasarkan
transaksi yang terjadi (per transaksi). Sehingga, berapa pajak penjualan terutang yang wajib
disetorkan baru diketahui belakangan.
Potensi penggelapan pajak mungkin saja terjadi namun manajemen wajib menyadari
bahwa setiap tindakan kecurangan akan menimbulkan konsekuensi logis baik dari sisi hukum
maupun bisnis. Manajemen hanya diperkenankan mengelola pendapatan untuk mengurangi
pajak yang harus dibayar.
5. Apakah liabilitas jangka pendek dapat digunakan untuk mengukur kesehatan
perusahaan?
Liabilitas jangka pendek dapat dipakai untuk menilai kinerja perusahaan. Dengan
membandingkan antara total aset lancar dan total liabilitas lancar (rasio lancar/current ratio)
dapat diketahui kemampuan perusahaan menggunakan aset dalam rangka menghasilkan
pendapatan. Dengan demikian, para pemegang saham tidak perlu menambah investasi agar
mendapatkan return yang lebih banyak. Tentu saja, utang yang dilakukan perusahaan harus
digunakan pada kegiatan produktif dan memperhitungkan kemampuan dalam melunasi
utangnya.
6. Bagaimana dasar perhitungan wesel bayar tak berbunga?
Wesel bayar adalah janji tertulis peminjam untuk melakukan pembayaran dalam jangka
waktu tertentu. Motivasi peminjam dalam menerbitkan wesel bayar adalah meningkatkan
kepercayaan kreditur dan menjaga nama baiknya di dunia bisnis. Di samping itu, membuat
wesel bayar juga memperpanjang jangka waktu utang sehingga peminjam memiliki lebih
banyak waktu untuk menyiapkan dana guna pelunasan kewajibannya.
Dalam praktek dikenal dua jenis wasel bayar yaitu wesel bayar berbunga yang mana
tingkat bunga tertulis dalam dokumen. Biasanya pelunasannya dilakukan secara bulanan.
Nama: Sudi Harnowo
NIM: I2F01820
Adapun wesel bayar tak berbunga tidak mencantumkan berapa persen tingkat suku bunga
yang harus ditanggung peminjam. Meski demikian, jumlah yang dibayar akan lebih besar
dibandingkan dengan jumlah yang diterima karena pada saat peminjaman, jumlah yang
diterima adalah present value dari jumlah yang nanti dibayar. Hitungan yang dipakai tetap
menggunakan suku bunga juga, biasanya suku bunga yang berlaku di pasar saat itu. Hanya
saja besaran bunga tidak tercantum dalam dokumen.

Anda mungkin juga menyukai