Anda di halaman 1dari 12

Nurhaida Br Kaban, Inisiasi Menyusui Dini, Hal 35 - 46

INISIASI MENYUSUI DINI


Nurhaida Br Kaban*)
Surel: mumunrieto@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the level of knowledge of primigravida
pregnant women about early breastfeeding initiation at the Sundari General Hospital
Medan. The research design used is descriptive. The sample technique used is
probability simple random sampling with the number of samples is 65 people. Data
were obtained by using questionnaires that were distributed and filled directly by the
respondents. The data analysis used is univariate analysis that is to know systematically
picture of pregnant primigravida mother about Initiation of Early Breastfeeding at
Sundari General Hospital Medan. The results showed that most of primigravida
mother's knowledge about early initiation of breastfeeding was less that of 42 people
(64,6%) and small knowledge of primigravida mother about early initiation of
breastfeeding is 10 people (15,4%). It is advisable to health agencies should as often as
possible to counseling related to mother and child health, especially about the
importance of early breastfeeding initiation to pregnant women in order to improve the
knowledge of pregnant women about the benefits of early breastfeeding initiation.

Keywords: Knowledge of Pregnant Women, Early Breastfeeding Initiation.

P
PENDAHULUAN Angka Kematian Bayi (AKB) dan
emeliharaan kesehatan bayi Angka Kematian Balita (AKABA)
dan anak harus ditujukan (Profil Kesehatan Indonesia, 2013).
untuk mempersiapkan Hasil Survei Demografi dan
generasi yang akan datang yang Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
sehat, cerdas, dan berkualitas serta 2012, secara nasional AKN pada
untuk menurunkan angka kematian tahun 2012 sebesar 19 per 1000
bayi dan anak. Upaya pemeliharaan kelahiran hidup (KH). Angka ini
kesehatan anak dilakukan sejak janin menurun dibandingkan tahun 2007
masih dalam kandungan, dilahirkan, yaitu 20 per 1000 KHdan di tahun
setelah dilahirkan, dan sampai 2002yaitu 23 per 1000 KH. AKB
berusia 18 (delapan belas) tahun. juga mengalami penurunan
Upaya pemeliharaan kesehatan anak dibandingkan hasil SDKI tahun 2007
antara lain diha1rapkan untuk dapat dan 2002 dimana AKB tahun 2012
menurunkan angka kematian anak. adalah 32 per 1000 KH sedangkan
Indikator angka kematian yang pada tahun 2007 sebesar 35 per 1000
berhubungan dengan anak adalah KH dan tahun 2002 sebesar 45 per
Angka Kematian Neonatal (AKN), 1000 KH. AKABA juga mengalami
penurunan dimana hasil SDKI tahun
*
Nurhaida Br Kaban, SST, M.Kes, Dosen 2012 AKABA 40 per 1000 KH,
STIKES Flora Medan

35 p-ISSN: 1693-1157, e-ISSN: 2527-9041


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 (30) Desember 2017
p-ISSN: 1693-1157, e-ISSN: 2527-9041

sedangkan tahun 2007 AKABA 45 provinsi Sumatera Utara tetapi masih


per 1000 KH dan tahun 2002 lambat dan masih jauh dari target
AKABA 58 per 1000 KH. Menurut MDGs 2015. Untuk mencapai target
laporan SDKI 2012, untuk Propinsi penurunan AKB pada MDGs 2015
Sumatera, AKN dan AKB di yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran
Propinsi Sumatera Utara menduduki hidup maka peningkatan akses dan
posisi kedua tertinggi setelah Aceh, kualitas pelayanan bagi bayi baru
sedangkan AKABA menduduki lahir (neonati) menjadi prioritas
peringkat pertama. Dimana AKN 26 utama. Komitmen global dalam
per 1000 KH, AKB 40 per 1000 KH MDGs menetapkan target terkait
dan AKABA 54 per 1000 KH kematian anak yaitu menurunkan
(Laporan SDKI, 2012). angka kematian anak hingga dua per
Berdasarkan hasil Suvey tiga dalam kurun waktu 1990-2015
Demografi Kesehatan Indonesia (Profil Kesehatan Indonesia, 2013).
(SDKI) yang dilakukan oleh BPS Upaya untuk mencegah
setiap 5 (lima) tahunan, diperoleh kematian bayi baru lahir yang sudah
hasil bahwa AKB di Sumatera Utara disosialisakan di Indonesia sejak
mengalami penurunan dari tahun Agustus 2007 yaitu melalui Inisiasi
1994 sebesar 61/1.000 KH, turun Menyusu Dini (IMD). Pemberian Air
menjadi 42/1.000 KH pada SDKI Susu Ibu (ASI) sejak dini dapat
tahun 2002. Namun pada tahun 2007 memberikan efek perlindungan pada
mengalami kenaikan menjadi bayi dan balita dari penyakit infeksi.
46/1.000 KH dan ada tahun 2012, Oleh karena itu, disarankan untuk
menurun kembali menjadi sebesar memberi ASI bagi bayi segera
40/1.000 KH (Profil Kesehatan mungkin yaitu dalam waktu 1 jam
Sumatera Utara, 2012). sesaat setelah bayi lahir (Roesli,
Pola SDKI 2012 sama dengan 2008).
pola SDKI 2007 yaitu lebih dari ¾ Dua puluh empat jam pertama
dari semua kematian balita terjadi setelah ibu melahirkan adalah saat
dalam tahun pertama kehidupan anak yang sangat penting untuk
dan mayoritas kematian bayi terjadi keberhasilan menyusui selanjutnya.
pada periode neonatus. Perhatian Pada jam-jam setelah melahirkan
kepada upaya penurunan Angka dikeluarkan hormon oksitoksin yang
Kematian Neonatal (1-28 hari) bertanggung jawab terhadap
menjadi penting karena kematian produksi ASI.Waktu pertama kali
neonatal memberi konstibusi mendapatkan ASI segera setelah
terhadap 56% kematian bayi lahir secara bermakna meningkatkan
(Laporan SDKI, 2012). kesempatan hidup bayi. Jika bayi
Walaupun terjadi penurunan mulai menyusu dalam waktu 1 jam
AKB baik secara nasional maupun setelah lahir, 22 % bayi yang

PUSDIBANG – KS UNIMED 36
Nurhaida Br Kaban, Inisiasi Menyusui Dini, Hal 35 - 46

meninggal dalam 28 hari pertama Dengan melakukan Inisiasi


(setara dengan sekitar satu juta bayi Menyusu Dini, bayi belajar
baru lahir setiap tahun di dunia) beradaptasi dengan kelahirannya di
sebenarnya dapat dicegah. Jika dunia. Bayi yang baru saja keluar
proses menyusui ini dimulai dalam dari rahim ibu, tentu merasa trauma
satu jam hari pertama, maka 16 % ketika harus berada di dunia luar.
bayi yang dapat diselamatkan (Profil Selain itu perpisahan antara ibu
Kesehatan Indonesia, 2013). dengan bayinya bisa mengakibatkan
Inisiasi menyusu dini daya tahan tubuh bayi menurun
merupakan proses bayi menyusu sehingga 25% sedangkan bila bayi
segera setelah dilahirkan, dimana bersama ibu, daya tahan bayi akan
bayi dibiarkan mencari puting susu berada dalam kondisi prima (Lusi,
ibunya sendiri (tidak disodorkanke 2008).
puting susu).Menyusui sejak dini Hasil penelitian Sose dkk
mempunyai dampak yang positif (1978) menyatakan bahwa terdapat
baik bagi ibu maupun bayinya, bagi hubungan antar kontak kulit ibu-bayi
bayi kehangatan saat menyusu pertama kali terhadap lama
menurunkan resiko kematian karena menyusui. Bayi yang diberi
hypothermia (kedinginan). Selain itu kesempatan menyusu dini dengan
juga, bayi memperoleh bakteri tak meletakkan bayi kontak kulit ke kulit
berbahaya dari ibu, menjadikannya ibu setidaknya satu jam pertama dua
lebih kebal dari bakteri lain di kali lebih lama menyusui hasilnya
lingkungan. Dengan kontak pertama, 59% dan 38% menyusu sampai usia
bayi memperoleh kolostrum, yang 6 bulan dan setahun sedangkan bayi
penting untuk kelangsungan yang tidak diberi kesempatan
hidupnya, dan bayi memperoleh ASI menyusu dini tidak terlalu lama
(makanan awal) yang tidak menyusui hanya 29% dan 8% yang
mengganggu pertumbuhan, fungsi masih disusui dengan usia yang
usus, dan alergi sehingga bayi akan sama. Penelitian Fika dan Syafiq
lebih berhasil menyusu ASI eksklusif (2003) melaporkan bahwa bayi
dan mempertahankan diberi kesempatan untuk menyusu
menyusu.Sedangkan manfaat bagi dini hasilnya delapan kali lebih
ibu adalah menyusu dapat berhasil melakukan ASI Eksklusif
mengurangi morbiditas dan (Roesli, 2008).
mortalitas karena proses menyusu Direktur Bina Gizi Masyarakat
akan merangsang kontraksi uterus Departemen Kesehatan, dr. Ina
sehingga mengurangi perdarahan Hernawati MPH, menyatakan bahwa
pasca melahirkan (postpartum) Inisiasi Menyusu Dini penting agar
(Profil Kesehatan Indonesia, 2013). bayi mendapatkan kekebalan. Sebab
saat bayi bersentuhan langsung

37 p-ISSN: 1693-1157, e-ISSN: 2527-9041


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 (30) Desember 2017
p-ISSN: 1693-1157, e-ISSN: 2527-9041

dengan ibunya, bayi tertular kuman kadang-kadang ibu keberatan untuk


dan karena ibu telah memiliki menyusui bayinya dengan alasan
kekebalan, kekebalan itu kemudian ASI belum keluar. Dalam hal ini ibu
disalurkan ibu pada bayinya melalui harus diberi penjelasan sebaik-
pemberian ASI. Inisiasi Menyusu baiknya tentang maksud dan tujuan
Dini juga bermanfaat agar ibu lebih pemberian ASI sedini mungkin
mudah terstimulus menyusu. Bayi (Sumarah dkk, 2009).
yang menyentuh dada ibu lebih Jarangnya pelaksanaan Inisiasi
mendapatkan rangsangan sensorik Menyusu Dini, dan kesalahan-
yang kemudian memerintahkan otak kesalahan dalam pelaksanaan
untuk memproduksi hormon kegiatan Inisiasi Menyusu Dini
oksitosin dan prolaktin. Jadi, secara menyebabkan keberhasilan menyusui
otomatis semua ibu sebenarnya bisa tidak optimal karena Inisiasi
menyusui (Ririn, 2007). Menyusu Dini (IMD) dapat
Pemerintah Indonesia mengetahui apakah bayi akan
mendukung kebijakan WHO dan mendapat cukup ASI atau tidak.
UNICEF yang merekomendasikan Hasil Riskisdes 2013 mengatakan
inisiasi menyusu dini sebagai bahwa persentase proses mulai
tindakan “penyelamatan kehidupan’’, mendapatkan ASI kurang dari satu
karena inisiasi menyusu dini dapat jam (inisiasi menyusu dini) pada
menyelamatkan 22 % dari bayi yang anak umur 0-23 bulan di Indonesia
meninggal sebelum usia satu bulan. pada tahun 2013 sebesar 34,5%.
Maka diharapkan semua tenaga Persentase proses mulai mendapat
kesehatan di semua tingkat ASI antara 1- 6 jam sebesar 35,2%,
pelayanan kesehatan dapat persentase proses mulai mendapat
mensosialisasikan program tersebut ASI 7 - 23 jam sebesar 3,7%,
(Profil Kesehatan Indonesia, 2013). sedangkan persentase proses mulai
Pada kenyataannya dilapangan mendapat ASI antara 24 –47 jam
sulit sekali untuk melaksanakan sebesar 13,0% dan persentase proses
inisiasi menyusu dini. Kesulitan ini mulai mendapat ASI lebih dari 47
terletak pada aspek sosial yang jam sebesar 13,7%. Sumatera Utara
meliputi belum banyak yang menduduki peringkat ke-4 terendah
mengetahui inisiasi menyusu dini dari 33 provinsi di Indonesia untuk
terutama ibu hamil primigravida dan persentase proses mulai
rumah sakit atau klinik beserta mendapatkan ASI kurang dari satu
tenaga penolong pesalinan yang jam (inisiasi menyusu dini) yaitu
belum mengenal lebih jauh inisiasi sebesar 22,9 % (Profil Kesehatan
menyusu dini, serta keengganan Indonesia, 2013).
tenaga kesehatan untuk melakukan Menyusu bayi di Indonesia
inisiasi menyusu dini.Selain itu sudah menjadi budaya namun

PUSDIBANG – KS UNIMED 38
Nurhaida Br Kaban, Inisiasi Menyusui Dini, Hal 35 - 46

praktek pemberian ASI masih jauh Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi
dari yang diharapkan. Persentase dengan kulit ibunya, setidaknya
pemberian ASI ekskusif pada bayi 0- selama satu jam segera setelah lahir.
6 bulan di Indonesia pada tahun 2013 Cara bayi melakukan inisiasi
sebesar 54,3%, sedikit meningkat menyusu dini ini dinamakan the
bila dibandingkan dengan tahun breast crawl atau merangkak
2012 yang sebesar 48,6%. Sumatera mencari payudara (Ambarwati &
Utara menduduki peringkat ke-4 Wulandari, 2009).
terendah dari 33 provinsi di Menurut Depkes 2010 dalam
Indonesia untuk persentase Maryunani (2012) menyatakan
pemberian ASI eksklusif pada bayi bahwa Inisiasi Menyusu Dini
usia 0 - 6 bulan yaitu sebesar 41,26 merupakan proses dimana bayi mulai
%. Padahal pemerintah menargetkan menyusu sendiri segera setelah lahir.
pencapaian ASI eksklusif sebesar 80 Pada satu jam pertama bayi harus
% (Dirjen Gizi dan KIA Kemenkes disusukan pada ibunya, bukan untuk
RI, 2014). pemberian nutrisi saja melainkan
Setelah dilakukan studi untuk belajar menyusu atau
pendahuluan di RSU Sundari membiasakan menghisap puting susu
Medanpada bulan Februari 2015 dan mempersiapkan ibu agar mulai
didapatkan data jumlah ibu hamil memproduksi ASI kolostrum.
primigravida yang melakukan
pemeriksaan ANC sebanyak 80 Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
orang. Dari hasil wawancara yang Menurut Anik Maryunani
dilakukan oleh peneliti pada10 orang (2012) manfaat Inisiasi Menyusu
ibu hamil primigravida di Rumah Dini dapat dijelaskan secara umum
Sakit Umum Sundari Medan dan khusus yaitu:
didapatkan data hanya 2 orang (20%)
yang mengetahui tentang Inisiasi Manfaat Inisiasi Menyusu Dini
Menyusu Dini dan 8 orang yang lain Secara Umum
(80%) tidak mengetahui tentang 1) Mencegah hipotermia karena
Inisiasi Menyusu Dini. dada ibu menghangatkan bayi
dengan tepat selama bayi
PEMBAHASAN merangkak mencari payudara.
Insiasi Menyusu Dini (early 2) Bayi dan ibu menjadi lebih
initiation) atau permulaan menyusu tenang, tidak stres, pernapasan
dini adalah bayi mulai menyusu dan detak jantung lebih stabil,
sendiri segera setelah lahir. Jadi dikarenakan oleh kontak antara
sebenarnya bayi manusia seperti juga kulit ibu dan bayi.
bayi mamalia lain mempunyai 3) Imunisiasi Dini. Mengecap dan
kemampuan untuk menyusu sendiri. menjilat permukaan kulit ibu

39 p-ISSN: 1693-1157, e-ISSN: 2527-9041


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 (30) Desember 2017
p-ISSN: 1693-1157, e-ISSN: 2527-9041

sebelum mulai mengisap puting


adalah cara alami bayi
mengumpulkan bakteri-bakteri
baik yang ia perlukan untuk Manfaat secara Psikologis
membangun sistem kekebalan 1) Adanya ikatan emosi (emotional
tubuhnya. bonding)
a) Hubungan ibu – bayi lebih erat
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini dan penuh kasih sayang.
Secara Khusus b) Ibu merasa lebih bahagia.
1) Manfaat untuk Ibu c) Bayi lebih jarang menangis.
a) Meningkatkan hubungan d) Ibu berperilaku lebih peka
khusus ibu dan bayi (affectionately).
b) Merangsang kontraksi otot e) Lebih jarang menyiksa bayi
rahim sehingga mengurangi (child abused).
resiko perdarahan sesudah
melahirkan 2) Perkembangan: anak
c) Memperbesar peluang ibu menunjukkan uji kepintaran yang
untuk memantapkan dan lebih baik di kemudian hari.
melanjutkan kegiatan
menyusui selama masa bayi Langkah – Langkah Inisiasi
d) Mengurangi stres ibu setelah Menyusu Dini
melahirkan Menurut Anik Maryunani
e) Mencegah kehamilan (2012) langkah – langkah Inisiasi
f) Menjaga kesehatan ibu Menyusu Dini dapat dilakukan pada
persalinan spontan maupun seksio
2) Manfaat untuk Bayi sesar bahkan dapat juga pada bayi
a) Mempertahankan suhu bayi yang lahir kembar dan prematur.
tetap hangat Langkah – langkahnya adalah
b) Menenangkan ibu dan bayi sebagai berikut :
serta meregulasi pernafasan
dan detak jantung Langkah-Langkah Inisiasi
c) Kolonisasi bakteri dan usus Menyusu Dini pada Persalinan
bayi dengan bakteri badan ibu Spontan
yang normal (bakteri yang 1) Dianjurkan suami atau keluarga
berbahaya dan menjadikan mendampingi ibu di kamar
tempat yang baik bagi bakteri bersalin. Dalam menolong ibu
yang menguntungkan) dan melahirkan disarankan untuk
mempercepat pengeluaran mengurangi/tidak menggunakan
kolostrum sebagai antibody obat kimiawi.
bayi.

PUSDIBANG – KS UNIMED 40
Nurhaida Br Kaban, Inisiasi Menyusui Dini, Hal 35 - 46

2) Bayi lahir, segera dikeringkan


secepatnya terutama kepala,
kecuali tangan, tanpa Langkah-Langkah Inisiasi
menghilangkan vernix mulut dan Menyusu Dini pada Bayi Kembar
hidung bayi dibersihkan, tali (Gemelli)
pusat diikat. 1) Dianjurkan suami atau keluarga
3) Bila bayi tidak memerlukan mendampingi ibu dikamar
resusitasi, bayi ditengkurapkan bersalin.
di dada – perut ibu dengan kulit 2) Bayi pertama lahir, segera
bayi melekat pada kulit ibu dan dikeringkan secepatnya terutama
mata bayi setinggi puting susu. kepala, kecuali tangannya, tanpa
Keduanya diselimuti, bayi dapat menghilangkan vernix, mulut
diberi topi. dan hidung bayi dibersihkan, tali
4) Anjurkan ibu menyentuh bayi pusat diikat.
untuk merangsang bayi. Biarkan 3) Bila bayi tidak memerlukan
bayi mencari puting sendiri. resusitasi, bayi ditengkurapkan
di dada-perut ibu dengan kulit
Langkah-Langkah Inisiasi bayi melekat pada kulit ibu di
Menyusu Dini pada Persalinan mata bayi setinggi puting susu.
melalui OperasiSeksio Caesaria. Keduanya diselimuti, bayi dapat
1) Dianjurkan suami atau keluarga diberi topi.
mendampingi ibu dikamar 4) Anjurkan ibu menyentuh bayi
operasi atau dikamar pemulihan. untuk merangsang bayi. Biarkan
2) Begitu bayi lahir diletakkan di bayi mencari puting sendiri.
meja resusitasi untuk dinilai,
dikeringkan secepatnya terutama Langkah-Langkah Inisiasi
kepala tanpa menghilangkan Menyusu Dini pada Bayi
vernix; kecuali tangannya. Prematur.
Dibersihkan mulut dan hidung 1) Segera berikan ASI secepatnya
bayi, tali pusat diikat. setelah periode postpartum.
3) Kalau bayi tak perlu diresusitasi; 2) Tetapkan jadwal pemberian ASI,
bayi dibedong, dibawa ke ibu. 8-10 kali dalam 24 jam, dengan
Diperlihatkan kelaminnya pada interval tidak lebih dari 6 jam.
ibu kemudian mencium ibu. 3) Gunakan sumber non-kimiawi
4) Tengkurapkan bayi di dada ibu untuk mengoptimalkan produksi
dengan kulit bayi melekat pada ASI, misalnya massage
kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit payudara, hand expression,
serong/melintang menghindari kontak kulit ke kulit.
sayatan operasi. Bayi dan ibu
diselimuti. Bayi diberi topi.

41 p-ISSN: 1693-1157, e-ISSN: 2527-9041


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 (30) Desember 2017
p-ISSN: 1693-1157, e-ISSN: 2527-9041

4) Cadangan ASI yang kurang Saat bayi siap dan menyadari


harus diperhatikan setidaknya ada makan disekitarnya, bayi mulai
sampai hari ke-10. mengeluarkan liur.
Tahapan Perilaku (Preefeding Bayi Mulai Bergerak Ke Arah
Behavior) Sebelum Bayi Menyusu Payudara:
Menurut Maryunani (2012), 1) Areola payudara akan menjadi
bayi baru lahir yang mendapatkan sasarannya dengan kaki bergerak
kontak kulit ke kulit segera setelah menekan perut ibu
lahir, akan melalui 5 (lima) tahapan 2) Bayi akan menjilat kulit ibu,
perilaku sebelum ia berhasil menghentakkan kepala ke dada
menyusu. Lima tahapan tersebut ibu, menoleh ke kanan dan kiri,
yaitu: serta menyentuh dan meremas
Dalam 30-45 menit Pertama: daerah puting susu dan sekitanya
1) Bayi akan diam dalam keadaan dengan tangannya.
siaga
2) Sesekali matanya membuka Menyusu:
lebar dan melihat ke arah ibunya Akhirnya bayi menemukan,
3) Masa ini merupakan masa menjilat, mengulum puting,
peralihan dari keadaan dalam membuka mulut lebar-lebar, dan
kandungan dan merupakan dasar melekat dengan baik serta mulai
pertumbuhan rasa aman bayi menyusu.
terhadap lingkungannya
Faktor yang Mendukung Inisiasi
Antara 45-60 menit Pertama: Menyusu Dini
1) Bayi akan mengerakkan Kesiapan fisik dan psikologi
mulutnya seperti mau minum, ibu sudah harus dipersiapkan sejak
mencium, kadang mengeluarkan awal kehamilan. Hal yang menjadi
suara, dan menjilat tangannya faktor pendukung bagi kelancaran
2) Bayi akan mencium dan proses pemberian Inisiasi Menyusu
merasakan cairan ketuban yang Dini sesaat setelah lahir, harus
ada ditangannya dipersiapkan sejak masa ibu hamil.
3) Bau ini sama dengan cairan yang Menurut Maryunani (2012) ada 5 hal
dikeluarkan payudara ibu dan yang dapat menjadi faktor
bau serta rasa ini yang akan pendukung inisiasi menyusu dini
membimbing bayi untuk yaitu sebagai berikut:
menemukan payudara dan
puting susu ibu. Pengetahuan yang Diperoleh Ibu
Mengenai Inisiasi Menyusu Dini
Mengeluarkan Liur: Informasi sangat penting dalam
memberikan pengetahuan bagi ibu

PUSDIBANG – KS UNIMED 42
Nurhaida Br Kaban, Inisiasi Menyusui Dini, Hal 35 - 46

dalam melakukan inisiasi menyusu hendak melahirkan tentang


dini pada bayinya sesaat sesudah pentingnya informasi mengenai
lahir. Menurut Rogers (1974) dalam menyusukan bayi sesaat setelah lahir
Sunaryo (2004), informasi yang (Rukiyah, 2012).
diperoleh akan dapat mengubah
perilaku seseorang dengan suatu Sarana Kesehatan
proses sebagai berikut: Ketika bayi dilahirkan sangat
1) Awareness (kesadaran) : dibutuhkan sarana kesehatan yang
individu menyadari adanya mencukupi, tetapi untuk kegiatan
stimulus. inisiasi menyusu dini dapat
2) Interest (tertarik) : individu menghemat ruangan untuk perawatan
mulai tertarik pada stimulus. ibu dan bayi, karena ibu dan bayi
3) Evaluation (menimbang- berada di ruangan yang sama dalam
nimbang) : individu menimbang- melakukan inisiasi menyusu dini.
nimbang tentang baik atau
tidaknya stimulus tersebut bagi Dukungan Keluarga
dirinya. Dalam kegiatan untuk inisiasi
menyusu dini diperlukan dukungan
Sikap Ibu keluarga. Keberhasilan inisiasi
Sikap merupakan respon menyusu dini didukung oleh peranan
seseorang terhadap stimulus atau keluarga dalam memberikan arahan
objek tertentu, yang sudah dan bimbingan yang positif dari
melibatkan faktor pendapat dan tercapai kegiatan inisiasi menyusu
emosi yang bersangkutan dini ibu dan bayinya sesaat sesudah
(Notoadmodjo, 2012). Oleh sebab lahir.
itu, sikap dapat mempengaruhi
perilaku ibu dalam melakukan Pengetahuan
inisiasi menyusu dini kepada Pengetahuan adalah hasil
bayinya. pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui
Tenaga Kesehatan indra yang dimilikinya (mata,
Setiap ibu yang hendak hidung, telinga, dan sebagainya).
melahirkan harus diinformasikan dan Dengan sendirinya pada waktu
membimbing ibu-ibu mengenai hal pengindraan sehingga menghasilkan
kebutuhan atau hal yang pengetahuan tersebut sangat
kemungkinan akan terjadi dalam dipengaruhi oleh intensitas perhatian
proses persalinan. Peran tenaga dan persepsi terhadap objek.
kesehatan yaitu memberikan Sebagian besar pengetahuan
informasi dan bimbingan tersebut seseorang diperoleh melalui indra
harus bekerja sama dengan ibu yang pendengaran (telinga), dan indra

43 p-ISSN: 1693-1157, e-ISSN: 2527-9041


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 (30) Desember 2017
p-ISSN: 1693-1157, e-ISSN: 2527-9041

penglihatan (mata)(Notoadmodjo S,
2010).
Tingkat Pengetahuan Aplikasi (Application)
Menurut Notoadmodjo Aplikasi diartikan sebagai
(2012), pengetahuan seseorang kemampuan untuk menggunakan
terhadap objek mempunyai intensitas materi yang telah dipelajari pada
atau tingkat yang berbeda-beda. situasi atau kondisi yang
Secara garis besar dibagi dalam 6 sebenarnya (nyata).
tingkat pengetahuan, yaitu :
Sintesis (Syntesis)
Tahu (Know) Sintesis artinya kemampuan
Tahu diartikan sebagai suatu untuk melakukan atau
kemampuan untuk mengingat menggabungkan bagian– bagian di
kembali (recall) suatu materi yang dalam suatu bentuk keseluruhan
sebelumnya, yakni mengingat yang baru. Dengan kata lain sintesis
kembali secara spesifik dari adalah ulusan yang merupakan suatu
seluruh bidang yang dipelajari kemampuan untuk menyusun
atau yang dirangsang kemudian formulasi yang baru dari formulasi
diterimanya. Oleh sebab itu, yang ada.
“tahu” merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan
Memahami (Comprehention) untuk melakukan penelitian
Memahami diartikan sebagai terhadap suatu materi atau objek.
suatu kemampuan untuk Penilaian-penilaian itu didasarkan
menjelaskan secara benar tentang pada kriteria yang ditentukan
objek yang diketahui dan dapat sendiri atau menggunakan kriteria
menyimpulkan, menjelaskan dan yang ada.
sebagainya dari objek yang
dipelajari. Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Pengetahuan
Analisis (Analysis) Menurut (Mubarak, 2007) ada
Analisis adalah suatu tujuh faktor-faktor yang
kemampuan untuk menjabarkan memengaruhi pengetahuan
materi atau objek ke dalam seseorang, yaitu :
komponen tetapi masih ada a. Pendidikan
kaitannya satu sama lain, misalnya Pendidikan berarti bimbingan
dapat menggambarkan, yang diberikan seseorang pada orang
membedakan, memisahkan dan lain terhadap sesuatu hal agar mereka
sebagainya. dapat memahami. Tidak dapat

PUSDIBANG – KS UNIMED 44
Nurhaida Br Kaban, Inisiasi Menyusui Dini, Hal 35 - 46

dipungkiri bahwa makin tinggi pada akhirnya diperoleh pengetahuan


pendidikan seseorang semakin yang lebih mendalam.
mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin Pengalaman
banyak pula pengetahuan yang Pengalaman adalah suatu
dimilikinya. Sebaliknya, jika kejadian yang pernah dialami
seseorang tingkat pendidikannya seseorang dalam berinteraksi dengan
rendah, akan menghambat lingkungannya. Ada kecenderungan
perkembangan sikap seseorang pengalaman yang kurang baik
terhadap penerimaan, informasi dan seseorang akan berusaha untuk
nilai-nilai yang baru diperkenalkan. melupakan, namun jika pengalaman
terhadap obyek tersebut
Pekerjaan menyenangkan maka secara
Lingkungan pekerjaan dapat psikologis akan timbul kesan yang
menjadikan seseorang memperoleh membekas dalam emosi sehingga
pengalaman dan pengetahuan baik menimbulkan sikap positif.
secara langsung maupun secara tidak
langsung. b. Kebudayaan Lingkungan
Sekitar
Umur Apabila dalam suatu wilayah
Dengan bertambahnya umur mempunyai budaya untuk menjaga
seseorang akan terjadi perubahan kebersihan lingkungan maka sangat
pada aspek psikis dan psikologis mungkin masyarakat sekitarnya
(mental). Pertumbuhan fisik secara mempunyai sikap untuk selalu
garis besar ada empat kategori menjaga kebersihan lingkungan.
perubahan yaitu: perubahan ukuran,
perubahan proporsi, hilangnya ciri- Informasi
ciri lama, timbulnya ciri-ciri baru. Ini Kemudahan memperoleh
terjadi akibat pematangan fungsi informasi dapat membantu
organ. Pada aspek psikologis dan mempercepat seseorang
mental taraf berfikir seseorang untukmemperoleh pengetahuan yang
semakin matang dan dewasa. baru.

Minat PENUTUPAN
Minat sebagai suatu Kesimpulan
kecenderungan atau keinginan yang Berdasarkan hasil penelitian
tinggi terhadap sesuatu. Minat yang dilakukan di Rumah Sakit
menjadikan seseorang untuk Umum Sundari Medan dapat
mencoba dan menekuni suatu hal dan disimpulkkan mayoritas pengetahuan
ibu primigravida tentang inisiasi

45 p-ISSN: 1693-1157, e-ISSN: 2527-9041


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 (30) Desember 2017
p-ISSN: 1693-1157, e-ISSN: 2527-9041

menyusu dini kurang yaitu sebanyak inisiasi-menyusu-dini-


42 orang (64,6%) dan minoritas immd/html.
pengetahuan ibu primigravida
tentang inisiasi menyusu dini baik
yaitu sebanyak 10 orang (15,4%).

DAFTAR PUSTAKA
Profil Kesehatan Indonesia, (2013).
Kesehatan Anak dan Status
Gizi. Jakarta: Kemkes RI.

Nursalam, (2008). Konsep dan


Penerapan Metodologi
Penelitoian Ilmu
Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rhineka Cipta.
Hidayat, A A, (2009). Metode
Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisi Data. Jakarta:
Pustaka Belajar.
Hidayat, A. A, (2010). Metode
Penelitian Kebidanan dan
Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
SDKI, (2012).Badan Pusat Statisik
Kependudukan dan Keluarga
Bencana Nasional
Kementrian Kesehatan.
Jakarta.
Setiadi, (2007). Konsep dan
Penulian Riset Keperawatan.
Yogyakarat: Graha Ilmu..
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Dwilistyowati, Lita. (2010). Manfaat
dan Penghambat Inisiasi
Menyusu Dini. Diambil tanggal
26 Desember 2014 dari
http://sahabatperawat.com/201
2/07/manfaat-dan-penghambat-

PUSDIBANG – KS UNIMED 46

Anda mungkin juga menyukai