Anda di halaman 1dari 14

PERTEMUAN 1

1. Definisi dan fungsi


2. Jenis
3. Penentuan lokasi
4. Data yang dibutuhkan
5. Faktor yang harus dipertimbangkan
6. Pemilihan tipe bendung
7. Penentuan elevasi puncak bendung/elevasi
puncak pelimpah

PERTEMUAN 1

1
1. Bangunan Utama (Headworks):
• Definisi Bendung:
bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk
meninggikan muka air sungai agar bisa disadap.

• Fungsi utama
meninggikan elevasi muka air dari sungai yang
dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke
saluran lewat bangunan pengambilan (intake
structure).

1. Bangunan Utama (Headworks):


Secara umum bendung dibatasi:
(a) Beda tinggi muka air hulu hilir 6 -7 m,
(b) Daerah aliran sungai 500 km2,
(c) Pengambilan air irigasi 25 m3/dt.

Diluar batasan itu, harus dikaji spesialis ahli.

2
Hydraulic Structure c

b
a. bendung (weir a
structure),
b. bangunan
pengelak
d
(diversion
structure),
e
c. bangunan
pengambilan
(intake structure),
d. bangunan
pembilas (flushing d
structure)
e. bangunan kantong
lumpur (sediment
trap structure).

TETAP (fixed weir, GERAK/BERPINTU(gated weir,


uncontrolled weir) barrage)
Tinggi tidak dapat diubah dapat diubah
pembendungan
Elevasi muka tidak dapat diatur dapat dikendalikan naik atau
air di hulu sesuai yang turun sesuai yang dikehendaki
bendung dikehendaki. dengan membuka atau menutup
pintu air (gate).
Lokasi dibangun pada daerah dibangun pada daerah hilir
hulu sungai. Pada sungai atau muara. Pada daerah
daerah hulu sungai hilir sungai atau muara sungai
kebanyakan tebing- kebanyakan tebing-tebing sungai
tebing sungai relative relative lebih landai atau datar
lebih curam dari pada dari pada di daerah hilir. Pada
di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi
saat kondisi banjir, muka air sisi hulu bendung gerak
maka elevasi muka air yang dibangun di daerah hilir
di bendung tetap (fixed bisa diturunkan dengan
weir) yang dibangun di membuka pintu-pintu air (gate)
daerah hulu tidak sehingga air tidak meluber
meluber kemana-mana kemana-mana (tidak membanjiri
(tidak membanjiri daerah yang luas) karena air
daerah yang luas) akan mengalir lewat pintu yang
karena terkurung oleh telah terbuka kearah hilir
tebing-tebingnya yang (downstream).
curam

3
JENIS BENDUNG

Indramayu

PENENTUAN LOKASI BENDUNG:

Lokasi bendung harus dipilih di tempat yang


optimum dengan memperhatikan :
1. Bagian sungai yang lurus dengan
bentang terpendek ( jarak antara
tebing kiri-tebing kanan).
2. Terdapat alur yang stabil di dekat
lokasi bangunan pengambilan
(intake structure).
3. Air sungai yang akan disadap mencukupi meskipun
pada saat musim kemarau

4. Sedikit sedimen yang masuk pada saat penyadapan

4
PENENTUAN LOKASI BENDUNG:

Lokasi bendung harus dipilih di tempat yang optimum


dengan memperhatikan :
5. Dampak pembangunan bendung
adalah kecil baik ke arah hulu dan
hilir
6. Stabilitas bendung bisa tercapai
seiring dengan biaya yang ekonomis

7. Mudah dalam saat pelaksanaan operasi dan


pemeliharaan

DATA YANG DIBUTUHKAN


1. Topografi:
a) Peta dasar 1: 25.000 atau 1: 50.000 dengan
kontur 25 m, untuk gambaran DAS
b) Peta situasi sungai 1: 2.000, kontur 0.5 m -
1.0 m, 1 km ke hulu dan ke hilir sungai, 250
m ke kanan dan ke kiri tebing sungai. Untuk
pemilihan lokasi bendung dan kompleks
bangunan

c) Potongan memanjang dan melintang tiap 50


m, skala 1:200,
d) Pengukuran detail situasi bendung 1: 200 atau
1:500, kontur 0.25 m seluas 50 Ha (1000 x
500 m).

5
DATA YANG DIBUTUHKAN
2. Data Hidrologi:
a) Debit banjir, diperlukan untuk perhitungan banjir
rencana. Dihitung dgn periode ulang ( th ) :
1000, 100, 50, 25, 5.
• Tanggul banjir Q 1000,
• Elevasi tanggul hilir Q 5-25,
• Saluran pengelak atau bangunan coffer dam Q
5-25,

b) Perhitungan debit rendah andalan


• Debit andalan, dihitung dengan keandalan
80%, artinya 80% terpenuhi dan 20% gagal.
• Idealnya data dari aliran sungai (AWLR), kalau
tidak ada memakai data curah hujan yang
dikonversi ke debit.

DATA YANG DIBUTUHKAN


2. Data Hidrologi:
c) Perhitungan neraca air.
• Neraca Air: Dihitung untuk rencana alokasi air
untuk berbagai keperluan, dihitung dengan
keandalan 80%.
• Hak atas air, penyadapan hulu dan hilir,
keperluan air hilir untuk lingkungan harus
dipertimbangkan.

6
DATA YANG DIBUTUHKAN
3. Data Morfologi sungai
a)Bangunan melintang sungai akan mempunyai 2
akibat:
• Perubahan sungai ke arah horisontal terhambat
• Air dan sedimen dibelokkan, sehingga
konsentrasi sedimen berubah.
b)Data fisik yang diperlukan:
• Kandungan dan ukuran sedimen,
• Tipe dan ukuran sedimen,
• Distribusi ukuran butir,
• Banyak sedimen,
• Pembagian sedimen secara vertikal dalam
sungai,
• Data historis degradasi dan agradasi sungai.

DATA YANG DIBUTUHKAN


4. Data Geologi Teknik
a)Peta Geologi :
• Peta daerah skala 1 : 100.000 atau 1 :
50.000,
• Peta semi detail 1 : 25.000 atau 1 : 5.000,
• Peta detail 1 : 2.000 atau 1 : 100.
• Kalau perlu dilakukan pemboran untuk
mengetahui lapisan dan tipe batuan. Biasanya
paling tidak lima titik berupa salip. Kedalaman
sampai batuan atau sekitar 15 ~ 20 m.

7
DATA YANG DIBUTUHKAN
4. Data Geologi Teknik
b) Penyelidikan tambahan adalah:
• mencari bahan material: batu, kerikil, pasir;
dimana, kualitas, jumlahnya;
• Penyelidikan Mekanika Tanah perlu dilakukan
untuk mengetahui sifat fisik tanah : sudut
geser, kohesi, kelulusan air, sifat konsolidasi
tanah.

FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN

1. Kemiringan dasar sungai

2. Sedimen/bahan yang terangkut

3. Jumlah air dan distribusi sepanjang tahun

4. Morfologi sungai dan geologinya.

8
1. KEMIRINGAN DASAR SUNGAI

a) Upper reach, pegunungan, terjal, batuan sedang


dan besar dalam jumlah besar, kolam olak sering
pecah, degradasi, batuan terjun bebas dibenturkan
dasar sungai (Gambar 6). Pengambilan bebas atau
bendung tetap.
b) Lower reach, dekat pantai, hampir datar,
endapan pasir halus, agradasi, kolam olak aman,
genangan banjir luas, tanggul mahal, dilengkapi
pintu (barrage).

c) Middle reach, lokasi diantaranya, keadaan


transisi, bisa bendung tetap atau barrage, lihat
situasi lapangan. Barrage biaya OP nya mahal.
Semua yang bergerak OP nya mahal.

• A : membawa batu, dasar sungai kuat, batu


diterjunkan langsung;
• B : endapan pasir krikil, dasar sungai tidak kuat;

• C : endapan
batu besar, di
rolling, loncat
ke hilir;
• D : beda
tinggi > 7 m,
dibuat double
jump

9
3. JUMLAH AIR DAN DISTRIBUSI SEPANJANG TAHUN

3.1 Batasan penentuan elevasi muka air:


a) Keperluan irigasi untuk lokasi/elevasi sawah
paling tinggi,
b) Beda tinggi energi untuk membilas pada
kantong lumpur,
c) Beda tinggi energi untuk membilas sedimen
dekat pintu pengambilan,
d) Beda tinggi energi untuk meredam energi
pada kolam olak.

3. JUMLAH AIR DAN DISTRIBUSI SEPANJANG TAHUN

3.2 Untuk keperluan irigasi perlu diperhatikan:

a) elevasi sawah tertinggi yang akan diairi,


kedalaman air di sawah,
b) kehilangan tinggi di bangunan dan saluran,
c) variasi muka air dalam eksploitasi,
d) kehilangan tinggi di bendung.

10
4. MORFOLOGI SUNGAI, TOPOGRAFI DAN GEOLOGI.

4.1 MORFOLOGI SUNGAI


a) Sungai stabil:
• tebing dari batuan kokoh, dasar sungai ada
outcrop (batuan), atau batu-batuan besar

b) Sungai labil:
• penuh kerikil dan pasir, tebing tidak kokoh, tidak
ada outcrop, alur berpindah (semi braiding).

c) Sungai bermeander:
• berkelok, berpindah pindah, melewati aluvial,
konsentrasi endapan tinggi, sungai melebar,
degradasi tinggi.

4. MORFOLOGI SUNGAI, TOPOGRAFI DAN GEOLOGI.

4.1 MORFOLOGI SUNGAI


d) Pengecekan untuk bangunan utama:
• Terjadi degradasi atau agradasi,
• Terjadi meandering atau tidak,
• Apakah terjadi perubahan sungai ke arah
horisontal atau vertikal,
• Kestabilan tebing bagaimana.

11
4. MORFOLOGI SUNGAI, TOPOGRAFI DAN GEOLOGI.

4.2 TOPOGRAFI
Pertimbangan yang diperlukan:

a) Pilih lembah berbentuk V atau sempit


karena dapat menghemat biaya material,
b) Perhatikan keperluan lokasi untuk
bangunan pelengkap (kantong lumpur,
tanggul banjir, tanggul penutup, rumah
jaga),
c) Perhatikan arah saluran primer apakah
lewat tebing, galian tinggi, atau
terowongan.

4. MORFOLOGI SUNGAI, TOPOGRAFI DAN GEOLOGI.

4.3 GEOLOGI
Pertimbangan yang diperlukan:

a) Daya dukung pondasi harus kuat,


b) Jangan terletak pada daerah sesar atau patahan,
c) Kekuatan fondasi terhadap erosi air,
d) Fondasi apakah rapat air atau tidak,
e) Kestabilan tebing kanan dan kiri,
f) Ketersediaan bahan bangunan.

12
PEMILIHAN TIPE BENDUNG
1. Pemilihan tipe bendung ( bendung tetap ataupun
bendung gerak) didasarkan pada pengaruh air balik
akibat pembendungan (back water).

2. Jika pengaruh air balik akibat pembendungan


tersebut berdampak pada daerah yang luas maka
bendung gerak (bendung berpintu) merupakan
pilihan yang tepat.

3. Jika pengaruh air balik akibat pembendungan


tersebut berdampak pada daerah yang tidak
terlalu luas (misal di daerah hulu ) maka
bendung tetap merupakan pilihan yang tepat.

PEMILIHAN TIPE BENDUNG

4. Jika sungai mengangkut batu-


batuan bongkahan pada saat
banjir, maka peredam energi
yang sesuai adalah tipe bak
tenggelam.

5. Jika sungai tidak


mengangkut batu-batuan
bongkahan pada saat banjir,
maka peredam energi yang
sesuai adalah tipe kolam
olakan (stilling basin).

13
PENENTUAN ELEVASI PUNCAK BENDUNG/
ELEVASI PUNCAK PELIMPAH

Elevasi puncak pelimpah direncanakan dengan


mempertimbangkan :
1. Elevasi muka air rencana di bangunan bagi paling
hulu
2. Kehilangan tinggi energi pada alat ukur,
3. Kehilangan tinggi energi pada pengambilan saluran
primer,
4. Kehilangan tinggi energi pada pengambilan

5. Faktor keamanan dan kemiringan saluran antara


bangunan intake dengan bangunan bagi paling hulu

PENENTUAN ELEVASI PUNCAK BENDUNG/


ELEVASI PUNCAK PELIMPAH

Contoh untuk ilustrasi penentuan elevasi puncak


pelimpah :
No Uraian Ketinggian (m)
1 Sawah yang akan diairi X
2 Tinggi air di sawah 0.10
3 Kehilangan tekanan;
- dari sal. tersier ke sawah 0.10
- dari sal. sekunder ke tersier 0.10
- dari sal. induk ke sekunder 0.10
- akibat kemiringan saluran 0.15
- akibat bangunan ukur 0.40
- dari intake ke sal. induk/kantong sedimen 0.20
- bangunan lain antara lain kantong sedimen 0.25
4 Eksploitasi 0.10
Elevasi mercu bendung X + 1.5

14

Anda mungkin juga menyukai