Anda di halaman 1dari 17

BANGUNAN UTAMA

HEADWORKS
BANGUNAN UTAMA
Bangunan air (hydraulic stucture) yang terdiri dari
bagian bagian
1. Bendung (Weir structure)
2. Bangunan Pengelak (Diversioan structure)
3. Bangunan Pengambilan (Intake Structure)
4. Bangunan Pembilas (Flushing structure)
5. Bangunan Kantong Lumpur (sediment trap
structure)
Fungsi bangunan utama adalah untuk meninggikan
elavasi muka air sungai yang dibendung sehingga air
bisa disadap dan dialirkan ke saluran melalui
Bangunan pengambilan
Bendung

Bangunan melintang sungai yang berfunsi


mempertinggi elevasi air dan membelokkannya agar
dapat mengalir melalui saluran dan masuk ke sawah
untuk keperluan irigasi

Secara umum bendung dibatasi:


1. Beda tinggi muka air hulu hilir 6-7 m
2. Daerah aliran sungai 500 km2
3. Pengambilan ir irigasi 25 m3/dt
4. Diluar batasan tersebut harus dikasi oleh tenaga
ahli
Jenis-jenis bendung

• Bendung tetap (fixed wier)


Bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi
pembendungannya tidak dapat diubah sehingga muka
iar hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang
dikehendaki
• Bendung Gerak (Gated weir)
Jenis bendung yang tinggi pembendungannya dapat
diubah sesuai yang dikehendaki, pada bedung gerak
elevasi muka air di hulu bendung dapat dikendalikan
naik atau turun sesuai yang dikehendaki dengan
membuka atau menutup pintu air (gate). Biasanya
dibangun pada daerah hilir sungai atau muara
Contoh bendung

Bendung Tetap Jangkok Bendung Gerak


Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi:
(a) Pilih bagian sungai lurus, tidak ada gerusan;
(b) Pilih lembah yang sempit (biaya murah);
(c) Fondasi bendung kokoh;
(d) Keperluan elevasi muka air;
(e) Pelaksanaan mudah;
(f) Ketersediaan bahan bangunan.
Keperluan elevasi muka air tergantung luas sawah yang
diairi. Semakin naik ke hulu sawah terairi lebih luas,
turun ke hilir luas areal sawah terairi berkurang.
Data yang diperlukan untuk
perencanaan Bendung
(1) Topografi:
(a) Peta dasar 1: 25.000 atau 1: 50.000 dengan kontur 25
m, untuk gambaran DAS,
(b) Peta situasi sungai 1: 2.000, kontur 0.5 m -1.0 m, 1 km
ke hulu dan ke hilir sungai, 250 m ke kanan dan ke kiri
tebing sungai. Untuk pemilihan lokasi bendung dan
kompleks bangunan,
(c) Potongan memanjang dan melintang tiap 50 m,skala
1:200,
(d) Pengukuran detail situasi bendung 1: 200 atau 1:500,
kontur 0.25 m seluas 50 Ha (1000 x 500 m).
(2) Data Hidrologi:
• Debit banjir, diperlukan untuk Perhitungan banjir
rencana,
• Perhitungan debit rendah andalan, Perhitungan neraca
air. Debit banjir dihitung dgn periode ulang ( th ) : 1000,
100, 50, 25, 5. Bangunan pengelak Q 100, Tanggul
banjir Q 1000, Elevasi tanggul hilir Q 5-25, Saluran
pengelak atau bangunan kofer dam Q 5-25,
• Usahakan data aliran sungai (AWLR), tapi sering kali
tidak ada. Data hujan dikonversi ke debit.
• Debit andalan: Dihitung dengan keandalan 80%, artinya
80% terpenuhi dan 20% gagal. Sehingga perhitungan
Q5 yakni debit banjir dengan periode ulang 5 tahunan.
Idealnya data dari aliran sungai (AWLR), kalau tidak ada
memakai curah hujan untuk mempredksi debit.
• Neraca Air: Dihitung untuk rencana alokasi air untuk
berbagai keperluan, dihitung dengan keandalan 80%.
Hak atas air, penyadapan hulu dan hilir, keperluan air
hilir untuk lingkungan harus dipertimbangkan.
(3) Data Morfologi sungai
• Bangunan melintang sungai akan mempunyai 2 akibat:
(a) Perubahan sungai ke arah horisontal terhambat,
(b) Air dan sedimen dibelokkan, sehingga konsentrasi
sedimen berubah.
• Data fisik yang diperlukan:
(a) Kandungan dan ukuran sedimen,
(b) Tipe dan ukuran sedimen,
(c) Distribusi ukuran butir,
(d) Banyak sedimen,
(e) Pembagian sedimen secara vertikal dalam sungai,
(f) Data historis degradasi dan agradasi sungai.
(4) Data Geologi Teknik
• Peta Geologi : (a) Peta daerah skala 1 : 100.000
atau 1 : 50.000, (b) Peta semi detail 1 : 25.000
atau 1 : 5.000, (c) Peta detail 1 : 2.000 atau 1 :
100. Kalau perlu dilakukan pemboran untuk
mengetahui lapisan dan tipe batuan. Biasanya
paling tidak lima titik berupa salip. Kedalaman
sampai batuan atau sekitar 15 ~ 20 m.
• Penyelidikan tambahan adalah: (a) mencari
bahan material: batu, kerikil, pasir; (b) dimana,
kualitas, jumlahnya; (c) Penyelidikan Mekanika
Tanah perlu dilakukan untuk mengetahui sifat
fisik tanah : sudut geser, kohesi, kelulusan air,
sifat konsolidasi tanah.
(5) Sungai.
• Faktor yang dipertimbangkan: (a) Kemiringan dasar
sungai, (b) Sedimen/bahan yang terangkut, (c) Jumlah
air dan distribusi sepanjang tahun, (d) Morfologi sungai
dan geologinya.
• Faktor Kemiringan. Upper reach, pegunungan, terjal,
batuan sedang dan besar dalam jumlah besar, kolam
olak sering pecah, degradasi, batuan terjun bebas
dibenturkan dasar sungai.
• Pengambilan bebas atau bendung tetap. Lower reach,
dekat pantai, hampir datar, endapan pasir halus,
agradasi, kolam olak aman, genangan banjir luas,
tanggul mahal, dilengkapi pintu (barrage). Middle reach,
lokasi diantaranya, keadaan transisi, bisa bendung tetap
atau barrage, lihat situasi lapangan. Barrage biaya OP
nya mahal. Semua yang bergerak OP nya mahal.
• A : membawa batu, dasar sungai kuat, batu
diterjunkan langsung; B : endapan pasir krikil,
dasar sungai tidak kuat; C : endapan batu besar,
di rolling, loncat ke hilir; D : beda tinggi > 7
m,dibuat double jump
Morfologi sungai
• Sungai stabil: tebing dari batuan kokoh, dasar
sungai ada outcrop (batuan), atau batubatuan
• besar. Sungai labil: penuh kerikil dan pasir,
tebing tidak kokoh, tidak ada
• outcrop, alur berpindah (semi braiding). Sungai
bermeander: berkelok, berpindahpindah,
• melewati aluvial, konsentrasi endapan tinggi,
sungai melebar, degradasi tinggi.
• Pengecekan untuk bangunan utama:
(a) Terjadi degradasi atau agradasi,
(b) Terjadi meandering atau tidak,
(c) Apakah terjadi perubahan sungai ke arah
horisontal atau vertikal,
(d) Kestabilan tebing bagaimana.
Muka air

Ada 4 batasan penentuan elevasi muka air:


(a) Keperluan irigasi untuk lokasi/elevasi sawah
paling tinggi,
(b) Beda tinggi energi untuk membilas pada
kantong lumpur,
(c) Beda tinggi energi untuk membilas sedimen
dekat pintu pengambilan,
(d) Beda tinggi energi untuk meredam energi
pada kolam olak. Untuk keperluan irigasi perlu
diperhatikan: elevasi sawah tertinggi yang akan
diairi, kedalaman air di sawah, kehilangan tinggi
di bangunan dan saluran, variasi muka air dalam
eksploitasi, kehilangan tinggi di bendung.
Topografi
• Pertimbangan yang diperlukan:
(a) Pilih lembah berbentuk V atau sempit karena
dapat menghemat biaya material,
(b) Perhatikan keperluan lokasi untuk bangunan
pelengkap (kantong lumpur, tanggul banjir,
tanggul penutup, rumah jaga),
(c) Perhatikan arah saluran primer apakah lewat
tebing, galian tinggi, atau terowongan.
Geologi teknik
• Hal yang perlu dipertimbangkan:
(a) Daya dukung fondasi harus kuat,
(b) Jangan terletak pada daerah sesar
atau patahan,
(c) Kekuatan fondasi terhadap erosi air,
(d) Fondasi apakah rapat air atau tidak,
(e) Kestabilan tebing kanan dan kiri,
(f) Ketersediaan bahan bangunan.
• Bendung gerak dapat dipertimbangkan jika:
(a) Kemiringan sungai kecil/relatif datar,
(b) Daerah genangan luas dan harus dihindari,
(c) Debit banjir besar, kurang aman dilewatkan
pada bendung tetap,
(d) Fondasi untuk pilar harus betul-betul kuat,
kalau tidak pintu terancam macet.

Anda mungkin juga menyukai