id
SKRIPSI
Oleh
Desinta Prihatini
K1207011
Oleh
Desinta Prihatini
K1207011
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan 1) tema dan amanat dalam puisi-
puisi yang terdapat dalam buku teks bahasa dan sastra Indonesia sehingga cocok
digunakan sebagai materi ajar apresiasi puisi di kelas X SMA; dan 2) makna
semiotik yang tersirat dalam susunan kata yang terdapat dalam puisi-puisi dalam
buku teks bahasa dan sastra Indonesia kelas X SMA.
Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data berasal dari buku teks
bahasa Indonesia kelas X SMA dari dua penerbit, yaitu Erlangga dan Yudhistira.
Teknik sampling yang digunakan adalah Purpossive Sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka denagn teknik analisis
dokumen dan review informan Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis jalinan atau mengalir (Flow model of analysis)
yang meliputi tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Prosedur penelitian terdiri dari lima tahap, yaitu (1) tahap persiapan
berupa pengumpulan data; (2) menyeleksi serta memilah data; (3) Menganalisis
data; (4) menarik kesimpulan hasil analisis; (5) membuat laporan penelitian.
Simpulan hasil penelitian ini, yaitu (1) Puisi-puisi yang ada di buku teks dari
penerbit Erlangga dan Yudhistira memiliki tema yang hampir sama dan beragam.
Tema kritik sosial banyak peneliti temukan, kemudian ada pula peperangan, ada
pula patah hati dan percintaan, ketuhanan, kekaguman pada sosok ibu, rindu tanah
kelahiran, kegembiraan rakyat jelata pasca panen, ada pula puisi yang bertema
keprihatinan seorang siswa terhadap keberadaan bahasa Indonesia, dan puisi
dengan tema konflik batin atau pertikaian dengan diri sendiri. (2) Makna semiotik
yang digunakan di dua buku teks tersebut banyak yang diungkapkan dengan
bahasa simbol. Bahasa simbol digunakan untuk menandai atau menyimbolkan
suatu maksud yang ingin disamapaikan penyair lewat puisinya. Banyak penyair
puisi dari kedua buku teks yang menggunakan bahasa simbol yang diperoleh dari
alam. Simbol alam digunakan mulai dari judul sampai pemilihan kata pada baris-
baris puisi. Simbol-simbol alam yang banyak digunakan anatara lain air, laut,
gunung, matahari, dan langit. Analisis hermeneutik puisi, peneliti titik beratkan
pada pencarian sebuah kata kunci lalu menerjemahkan kata kunci tersebut dan
mengurainya sehingga mendapat uraian makna yang jelas mengenai isi puisi. Kata
kunci yang peneliti temukan dari 28 puisi yang peneliti analisis banyak yang
menggunakan persimbolan dari alam. Kesimpulannya, penggunaan bahasa simbol
yang diambil dari alam akan mempermudah peserta didik menganalisis puisi.
Simbol alam sangat dekat dengan dunia peserta didik, setiap hari mereka
berinteraksi dengan alam sehingga pemahaman peserta didik terhadap simbol-
simbol alam yang digunakan penyair akan mudah diterjemahkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Atas kehendak-Nya pula skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin
penyusunan skripsi;
2. Drs. Amir Fuady, M.Hum., selaku pembantu dekan III Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
kemudahan pada peneliti dalam perizinan penelitian;
3. Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang memberikan persetujuan dalam penyusunan skripsi ini;
4. Dr. Andayani, M.Pd., ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang memberikan persetujuan juga dalam penyusunan skripsi ini;
5. Drs. Yant Mujiyanto, M.Pd., selaku pembimbing I dan Drs. Purwadi selaku
pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dengan begitu sabar, saran,
dan semangat pada peneliti serta masukan yang tidak ternilai harganya;
6. Dra. Suharyanti, M.Hum., selaku penasehat akademik yang telah banyak
memberikan solusi mengenai persoalan akademik serta banyak memberikan
bantuan dan masukan pada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini;
7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta, khususnya Program Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang dengan tulus memberikan ilmu yang bermanfaat pada peneliti;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8. semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut di atas mendapat
pahala dan imbalan dari Allah swt, amien. Peneliti berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menambah khasanah keilmuan dalam
pelajaran Bahasa Indonesia.
Peneliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
MOTTO ...................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR ISTILAH ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv
BAB I PEDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 8
A. Kajian Teori........................................................................................... 8
1. Hakikat Semiotik .............................................................................. 8
a. Ikonisitas atau Tanda-tanda Ikonis ............................................. 11
b. Hakikat Semiotik Menurut C. S. Peirce (1839-1914) ................. 11
c. Hakikat Semiotik Menurut Charles Morris ................................. 14
d. Hakikat Semiotik Menurut Ferdinan De Saussure
(1857-1913) ................................................................................. 15
e. Hakikat Semiotik menurut Riffaterre .......................................... 17
f. Karya Sastra sebagai Gejala Semiotik ......................................... 20
2. Hakikat Puisi ................................................................................... 22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GEMBAR
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISTILAH
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan suatu bentuk refleksi masyarakat tempat karya sastra
tersebut ada. Seorang pengarang atau penyair secara otomatis akan melibatkan
kondisi sosial budaya yang ada di sekitarnya ketika menciptakan sebuah karya
sastra. Karya sastra juga merupakan ungkapan terselubung yang diwujudkan
dalam bentuk simbol-simbol yang memiliki makna kias.
Sebuah karya sastra harus dipahami secara menyeluruh, bukan hanya sekadar
struktur fisik. Karya sastra diciptakan dengan bahasa figuratif dengan makna kias
yang begitu dalam sehingga membutuhkan suatu analisis atau kajian yang
mendalam pula. Salah satu karya sastra yang memiliki makna kias yang padat
adalah puisi.
Puisi merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk tulisan dan
merupakan kristalisasi kata-kata ungkapan hati penyair atas imajinasi, pikiran, dan
perasaannya. Ensiklopedi Indonesia yang dikutip oleh B. P. Situmorang (1983:
PHQJDWDNDQEDKZDNDWD³SXLVL´EHUDVDOGDULEDKDVD<XQDQL\DQJMXJDGDODP
EDKDVD/DWLQGLVHEXW³poietes´/DWLQ³poeta´'DODPSXLVLXQWXNPHQLPEXONDQ
kesan yang mendalam dan kuat, pemakaian diksi harus memperhatikan berbagai
aspek. Aspek-aspek tersebut, yaitu makna denotasi dan konotasi, aliterasi
(pengulangan konsonan) dan asonansi (pengulangan vokal). Penyair memiliki
otoritas untuk memilih diksi dan memaknai setiap diksi dalam puisi.
Dengan otoritas yang dimiliki oleh penyair, maka dia bebas pula menentukan
bahasa figuratif bagi puisinya (lisensisa puitika). Oleh sebab itu, banyak pembaca
yang mengalami kesulitan untuk memahami maksud puisi. Puisi adalah karya
sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan
bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata betul-betul
dipilih agar memiliki kekuatan pengucapan. Walaupun singkat atau padat, namun
berkekuatan (Herman J. Waluyo, 2003: 1).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Puisi sebagai karya sastra tidak cukup hanya dikaji secara fisik. Puisi dapat
dikaji sampai ke ranah makna yang tersembunyi di balik bahasa yang digunakan
penyair. Banyak makna puisi yang belum terkuak ketika seorang peneliti hanya
mengkaji strukturnya. Analisis semiotik puisi memungkinkan peneliti mengkaji
bahasa simbol yang diwujudkan dalam puisi. Dengan analisis semiotik, makna
terdalam dari sebuah puisi akan terkuak sebab semiotik mengkaji makna suatu
karya sastra. Makna yang terbentuk dalam karya sastra tadi kemudian
dihubungkan dengan penafsiran masyarakat terhadap makna karya tersebut (Dick
dalam Puji Santosa, 1993:4).
Puisi sebagai bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia merupakan pilihan materi
ajar yang variatif agar pembelajaran bahasa dan sastra menarik dan tidak
membosankan. Seorang guru ketika memilih bahan ajar harus sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga materi ajar tersebut sesuai
dengan perkembangan peserta didik. Namun, terkadang dalam penjabaran materi
ajar yang tertera di silabus kurang jelas dan hanya menyebutkan pokok-pokok
materi ajarnya. Guru dalam hal ini harus kreatif dan aktif dalam mencari dan
menentukan bahan ajar yang sesuai. Berikut adalah Kompetensi Dasar di kelas X
SMA yang relevan dengan penelitian ini:
SKKD Semester 1 kelas X SMA
1. Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak langsung
a. mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui rekaman;
b. mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun
melalui rekaman.
SKKD Semester 2 kelas X SMA
2. Mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Peneliti memilih menganalisis puisi yang ada di buku teks sebab buku teks
adalah buku pedoman bagi guru dan siswa dalam pembelajaran. Meskipun buku
teks bukan satu-satunya materi ajar, namun buku teks penulisannya dan pemilihan
materi ajarnya sudah sesuai dengan perkembangan peserta didik. Peneliti
melakukan wawancara dengan beberapa peserta didik di sebuah SMA mengenai
puisi-puisi yang ada di dalam buku teks. Mereka mengaku mengalamai kesulitan
saat menganalisis beberapa puisi yang ada di dalam buku teks.
Peneliti berharap dengan penelitian yang peneliti laksanakan dapat membantu
guru dalam memilih bahan ajar yang tepat untuk pembelajaran sastra.
Pembelajaran sastra yang ideal adalah yang sesuai KTSP yang menuntut peserta
didik aktif dan menguasai setiap kompetensi dasar yang tersedia. Peneliti juga
berharap peserta didik dapat lebih menguasai dan memahami makna puisi yang
ada di buku teks. Peneliti menggunakan teknik analisis semiotik untuk
menemukan makna yang terdapat dalam puisi-puisi yang ada di buku teks bahasa
Indonesia kelas X SMA.
Culler (dalam Rachmat Djoko Pradopo, 2003: 135) mengatakan bahwa
analisis sastra atau mengkritik karya sastra (puisi) adalah usaha menangkap
makna dan memberi makna kepada teks karya sastra (Puisi). Irzanti Susanto
(dalam http://staff.ui.ac.id) menjelaskan bahwa pada tahun 1956, Roland Barthes
yang membaca karya Saussure: Cours de Linguistique Générale melihat adanya
kemungkinan menerapkan semiotik ke bidang-bidang lain. Ia mempunyai pandangan
yang bertolak belakang dengan Saussure mengenai kedudukan linguistik sebagai
bagian dari semiotik. Menurut Roland Barthes sebaliknya, semiotik merupakan
bagian dari linguistik karena tanda-tanda dalam bidang lain tersebut dapat dipandang
sebagai bahasa, yang mengungkapkan gagasan. Tanda merupakan unsur yang
terbentuk dari penanda-petanda, dan terdapat di dalam sebuah struktur.
Pada dasarnya di dalam melakukan suatu penelitian, pendekatanlah yang
terlebih dahulu dipertimbangkan dibandingkan teori dan metode. Maka,
pemahaman mengenai pendekatanlah yang seharusnya diselesaikan lebih dulu,
kemudian diikuti dengan penentuan masalah, teori, metode, dan tekniknya.
Pendekatan yang diselaraskan dengan model situasi kesastraan Abrams (dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
melakukan analisis lainnya (A. Teeuw, dalam Rachmat Djoko Pradopo, 2003).
Selanjutnya analisis struktural tadi disempurnakan dengan menganalisis bahasa-
bahasa simbol yang digunakan penyair dalam puisinya. Hasil analisis bahasa
simbol dengan pendekatan semiotik dapat membantu peserta didik menguasai
kompetensi dasar apresiasi puisi dengan maksimal. Dengan melihat variasi
struktur yang ada dalam karya sastra, maka akan dihasilkan berbagai macam arti.
Oleh sebab itu, hasil penelitian ini peneliti harapkan dapat membantu para guru
bahasa Indonesia untuk memahami unsur-unsur karya sastra baik itu unsur
intrinsik maupun ekstrinsik. Selain kedua unsur tersebut, makna semiotik dari
puisi-puisi yang disajikan dalam buku teks bahasa Indonesia kelas X SMA juga
dapat dipahami secara utuh. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
ajar pembelajaran apresiasi sastra dan meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran apresiasi sastra di kelas X SMA.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, peneliti dapat
merumuskan dua permasalahan sebagai berikut:
1. bagaimanakah tema dan amanat dalam puisi-puisi yang terdapat di buku teks
bahasa Indonesia kelas X SMA dari penerbit Erlangga dan Yudhistira yang
digunakan di wilayah Sragen?
2. bagaimanakah makna yang tersirat dalam puisi-puisi di buku teks bahasa
Indonesia kelas X SMA dari penerbit Erlangga dan Yudhistira yang digunakan
di wilayah Sragen?
C. Tujuan Penelitian
Dari uraian latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka peneliti
dapat menentukan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. menjelaskan tema dan amanat puisi-puisi di buku teks bahasa Indonesia dari
penerbit Erlangga dan Yudhistira sehingga cocok digunakan sebagai materi
ajar apresiasi puisi di kelas X SMA yang digunakan di wilayah Sragen.
2. menjelaskan makna yang tersirat dalam puisi-puisi di buku teks bahasa
Indonesia kelas X SMA dari penerbit Erlangga dan Yudhistira yang
digunakan di wilayah Sragen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang dapat diambil adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini secara teoretis dapat menambah khazanah keilmuan
mengenai telaah karya sastra khususnya tinjauan semiotik. Hasil penelitian ini
juga dapat digunakan sebagai acuan analisis tema dan amanat yang terdapat dalam
puisi-puisi yang terdapat di buku teks bahasa Indonesia kelas X SMA.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
dan memperkaya wawasan dalam pengajaran sastra terutama semiotik dalam
puisi. Guru juga dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai variasi bahan
ajar pembelajaran apresiasi puisi untuk siswa kelas X SMA.
b. Bagi Peserta didik
Bagi peserta didik, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta
didik memahami makna secara lebih mendalam puisi-puisi yang ada dalam buku
teks bahasa Indonesia, khususnya peserta didik kelas X SMA. Hasil penelitian ini
dapat pula meningkatkan kemampuan apresiasi sastra peserta didik kelas X SMA.
c. Pembaca
Hasil penelitian ini, peneliti harapakan dapat memberikan informasi kepada
pembaca yang membutuhkan referensi tentang pendekatan semiotik puisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Semiotik
Secara etimologi semiotik berasal dari bahasa Yunani, yaitu semeion, yang
berarti tanda. Tanda itu sendiri membentang di kehidupan, seperti halnya pada
gerak isyarat, lampu lalu lintas, sesaji dalam upacara pernikahan, dan lain-lain.
Puji Santosa (1993: 2) menyatakan bahwa semiotik berasal dari bahasa inggris
semiotes. Kemudian menurut Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Pembentukan Istilah (Pusat Bahasa) kata
semiotes berubah menjadi semiotik atau semiotika. Semiotik adalah ilmu yang
mencoba menjawab pertanyaan apakah yang dimaksud dengan X? X dapat berupa
apapun baik berupa kata maupun isyarat, hingga keseluruhan komposisi musik
atau film (Marcel Denesi, 2010: 5). Semiotik dapat dikatakan ilmu yang
merepresentasikan makna dari X yang diwujudkan dalam bentuk Y, maka analisis
semiotik akan menjadi jembatan yang mengungkap hubungan bahwa X sama
dengan Y.
Goebel mendefinisikan semiotik sebagai ³D FDWHJRU\ RI VLJQV WKDW LQFOXGHV
both linguistic and non-linguistic signs, such as personas, affective stances, place,
VSDFH HWF´ (Goebel dalam Debbie Cole, 2010). Pernyataan Goebel tersebut
maksudnya, semiotik register adalah kategori tanda-tanda yang meliputi tanda-
tanda linguistik dan non-linguistik, seperti personal, sikap afektif, tempat, ruang,
dan lain-lain. Sejalan dengan pernyataan Goebel, Umberto Eco dalam Yasreaf
Amir Piliang (2003: 44) menyatakan bahwa semiotik pada prinsipnya adalah
sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
berdusta. Maksud dari pernyataan Eco tersebut adalah apabila manusia
menggunakan suatu tanda untuk mengungkapkan sesuatu, artinya manusia itu
berdusta. Terkadang antara tanda, makna dan realitas tidak relevan sehingga
terjadi kedustaan atau kebohongan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mengacu pada sesuatu di luar tanda itu, dan tergantung pada pengenalan oleh
penggunanya sehingga disebut tanda. Misalnya; mangacungkan jempol kepada
seseorang yang berprestasi (http://fahri99.wordpress.com). Dalam hal ini, tanda
mengacu sebagai pujian dari seseorang dan ini diakui seperti itu baik oleh pemberi
pujian maupun orang yang berprestasi tadi. Makna disampaikan dari seseorang
kepada teman yang berprestasi maka komunikasi pun berlangsung.
Daniel Chandler dalam bukunya Semiotik: The Basics (2002: 2) memberikan
pendapatnya sebagai berikut:
Semiotiks involves the study not only of what we refer to as signin
HYHU\GD\VSHHFKEXWRIDQ\WKLQJZKLWFK³VWDQGIRU´VRPHWKLQJHOVH,QD
semiotik sense, sign take teh form of words, images, sounds, gestures, and
objcts. Contenporrary semiotik study signs not in iso;ation but as part of
VHPLRWLNV ³VLJQ V\VWHP´ VXFK DV D PHGLXP RU JHQUH 7HK\ VWXG\ KRZ
meaning are made and how reality is represented.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Semiotik yang pada awalnya memiliki istilah semiologi ini sekarang lebih populer
dengan semiotik.
Semiotik adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), fungsi tanda,
dan produksi tanda. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu
yang lain. Dalam pandangan Aart Van Zoest (dalam Panuti Sudjiman dan Aart
Van Zoest, 1993: 18) memaparkan bahwa segala sesuatu yang dapat diamati
disebut tanda. Oleh sebab itu, tanda tidak terbatas pada benda. Peristiwa,
kebiasaan, adat istiadat, semua ini dapat disebut tanda. Sebuah bendera kecil,
sebuah isyarat tangan, sebuah kata, suatu keheninganm kebiasaan makan, gejala
mode, peristiwa memerahnya wajah, letak bintang tertentu, suatu sikap, setangkai
bunga, sikap diam membisu, berjalan sempoyongan, warna putih, warna merah,
semua itu disebut tanda.
7HRUL 3HLUFH GLVHEXW ´Teori Pan Semiotik´ DUWLQ\D NHVHOXUXKDQ VHPHVWD
sebenarnya terbangun dari tanda. Peirce menambahkan bahwa seluruh
pengetahuan yang ada di semesta ini, pikiran manusia, dan manusia itu sendiri
sebenarnya bersifat semiotik. Pikiran dapat dikatakan sebagai semiotik karena
mengacu pada hal-hal atau sesuatu yang lain. Peirce dalam sebuah jurnal tentang
semiotik, Signs (vol. 3: pp.162 -178, 2010) menyatakan bahwa semesta di bagi
menjadi tiga dimensi.
3HLUFH¶V FDWHJRULHV )LUVtness, Secondness, Thirdness) are logically
conceived as a system of irreducible classes of relations (monadic, dyadic,
triadic). This system is the foundation of his philosophy and of his model of
semiosis (see Murphey 1993: 303-306). Ontologically the categories are
rudiments of the world. Firstness is the mode of being in which something is
as it positively is, with no regard to anything else (MS 460: 5-21, 1903; MS
575,1886; W 5.299). It can be characterized as lacking determination: it is
what it is without regard or relation to anything else (cf. also MS 277,1908).
Therefore, Firstness as a mode of being is related to the modality of
possibility. Secondness is the mode of being that is what it is with respect to
some Second, irrespective of any Third. It is a kind of reaction with some
otehr (CP 6.200). Like Firstness, Secondness can be related to a modality,
namely the modality of actuality.
Lebih jelas keterangan Peirce di atas dapat dijelaskan oleh Kris Budiman 2005:
53-60) semesta dibagi menjadi 3 dimensi, yaitu: 1) Firstness, 2) secondness, 3)
Thirdness).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang berpusat pada hubungan tanda dengan tanda-tanda lain. Semantik Semiotik
merupakan studi tentang tanda yang memusatkan perhatian pada hubungan tanda
dengan acuannya dan dengan interpretasi yang dihasilkan. Pragmatik Semiotik,
uaitu studi tentang tanda yang mementingkan hubungan antara pengirim dan
penerima tanda.
Berdasarkan penjelasan Puji Santosa di atas, peneliti dapat menarik satu
kesimpulan, semiotik merupakan suatu kajian yang tidak dapat dipisahkan dengan
ketiga kajian sintaksis, semantik, dan pragmatik. Untuk menganalisis teks dan
kode visual, metode semiotik bersifat kualitatif-interpretatif. Teori semiotik
dikelompokkan atas teori yang dikotomis dan yang trikotomis.
d. Hakikat Semiotik Menurut Ferdinan De Saussure (1857-1913)
Saussure memiliki pandangan tersendiri terhadap semiotik. Saussure
memandang bahwa semiotik merupakan suatu sistem tanda, dan sebagai suatu
tanda bahasa yang mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna
(http://ummikulsum.Blogspot.com). Saussure menekankan pada aspek sosial pada
penandaan yang dibangun oleh pakar linguistik sebelumnya.
Saussure memperkenalkan konsep semiotik melalui dua dikotomi sistem
tanda, yaitu signifier atau signifie dan significant yang bersifat otomatis (A.
Teeuw, 1984: 46). Konsep ini memiliki maksud bahwa makna muncul ketika
terjadi hubungan antara yang ditandai (signified) dan yang menandai (signifier).
Saussure dalam A. Teeuw (1984:46) menjelaskan bahwa tanda adalah kesatuan
dari suatu bentuk penanda (signifer) dengan suatu ide atau petanda (signified).
Dapat peneliti jelaskan bahwa penanda adalah aspek bahasa yang dapat didengar,
dilihat, dibaca, dan ditulis, sedangkan petanda adalah gambaran dalam pikiran,
masih berupa konsep ide, atau masih berupa angan-angan. Petanda dan penanda
mempunyai hubungan kesalingan. Petanda harus diungkapkan oleh penanda,
sedangkan penanda tidak mempunyai makna apapun tanpa petanda.
Semiotik atau Semiologi bagi Saussure didasarkan pada anggapan bahwa
setiap perbuatan atau tingkah laku manusia mempunyai makna dan tanda. Bagi
Saussure tanda dan penanda tidak dapat dipisahkan. Dimana ada tanda bahasa di
sana ada sistem. Petanda menempati tempat sebagai isi atau gagasan dari apa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diungkapkan oleh penanda (Aart Van Zoest, 1993:42-43). Lebih jelas, perhatikan
contoh berikut!
Lampu merah mengacu pada berhenti berjalan
Lampu hijau mengacu pada terus berjalan.
Apabila tanda dan yang diacu terjadi hubungan yang bermakna dan apabila
hal tersebut terjadi pada manusia, maka akan menimbulkan saling pengertian di
antara manusia yang berkomunikasi dengan menggunakan suatu tanda. Puji
Santosa menyebutkan ada tiga komponen dasar semiotik menurut Saussure, yaitu
tanda, lambang, dan isyarat.
1) Tanda
Puji Santosa memberikan pengertian tentang tanda, yaitu bagian dari ilmu
semiotika yang menandai sesuatu hal atau keadaan untuk menerangkan dan
memberitahukan suatu objek kepada subjek (1993: 4). Sementara Aart Van
Zoest (dalam Panuti Sudjiman, 1996: 15). mendefinisikan tanda sebagai suatu
gejala struktural, baik yang muncul dalam bentuk teks dalam wujud kalimat
maupun wacana. Tentu saja tanda yang dimaksud kedua pakar tersebut bukan
hanya tanda dalam wujud tulisan. Tanda dapat berupa benda, warna, suara,
kejadian, bahasa, tidakan, peristiwa, dan bentuk-bentuk tanda lain. Contoh
konkret antara lain petir. Petir datang setelah kilat. Kilat dan petir adalah tanda
alam. Keduanya saling berhubungan. Apabila ada kilat berarti akan ada petir.
Jadi ada beberapa tanda yang saling berhubungan. Kemudian ada tanda lalu
lintas berupa lampu nerah, dan artinya semua kendaraan harus berhenti.
Dari dua contoh yang peneliti sebutkan di atas, dapat peneliti tarik satu
kesimpulan bahwa tanda adalah sesuattu yang statis, tetap, umum, lugas, dan
objektif. Semua orang memiliki acuan dan makna yang sama terhadap yang
ditandai.
2) Lambang
Lambang merupakan suatu hal atau keadaan yang menuntun si subjek
untuk memahami objek. Puji Santosa (1993: 5) menyatakan bahwa suatu
lambang telah diartikan berdasarkan kultur, situasi tertentu, dan kondisi-
kondisi tertentu. Misalnya warna bendera Indonesia adalah merah dan putih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang merupakan lambang negara Indonesia. Merah dan putih memiliki makna
kultural yang telah disepakai oleh bangsa Indonesia. Misalnya warna merah
berati gagah, berani, dan penuh semangat. Pemberian arti merah tersebut
tergantung pada kultur dan situasi bangsa Indonesia. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa lambang adalah tanda yang bermakna dinamis, khusus,
subjektif, dan kias atau majas.
Kemudian karya sastra, baik puisi, prosa, maupun drama memiliki
lambang-lambang yang bermakna kias dan bermajas. Selain itu di dalam sastra
juga terdapat bermacam-macam lambang, seperti yang diungkapkan Puji
Santosa (1993: 5) lambang warna, lambang bunyi, nada, dan lambang visual,
yaitu tipografi. Lambang dalam karya sastra hanya terbatas pada struktur
fisiknya saja. Struktur fisik yang berbentuk lambang tadi sebenarnya
menyembunyikan makna karya sastra. Penyair menyembunyikan makna
dengan menggunakan lambang yang dapat berwujud struktur fisik.
3) Isyarat
Isyarat adalah suatu hal yang diberikan oleh subjek kepada objek pada
saat itu juga. Isyarat bersifat temporal karena diberikan pada saat sunjek
bertemu objek.
e. Hakikat Semiotik menurut Riffaterre
Mugiyatna dalam makalahnya yang diseminarkan saat Konferensi
Internasional Kesusastraan XIX / HISKI di Batu dengan berjudul Teori Semiotika
Puisi Riffaterre dan Ideologi Penyair, Riffaterre (1978) menjelaskan teorinya
tentang semiotika puisi. Dalam makalahnya, Mugiyatna teori Semiotik Riffaterre
dijelaskan ke dalam lima bagian: 7KH3RHP¶V6LJQLILFDQFH, Sign Production, Text
Production , Interpretant , Textual Semiotics dan Conclusion. Namun peneliti
hanya akan menjelaskan bagian WKH 3RHP¶V 6LJQLILFDQFH dan Interpretant sebab
bagian inilah yang relevan dengan penelitian ini.
1) Makna Puisi
Riffaterre membedakan antara meaning (arti) dan significance (makna). Ciri-
ciri puisi adalah kepaduannya, secara formal dan semantik. Dia menyebut
kepaduan formal dan semantik ini sebagai significance. Reffateree mengatakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mengandaikan dua hipogram sekaligus. Dual sign (tanda ganda) adalah kata
ekivokal yang terletak pada titik di mana dua rangkaian asosiasi semantik atau
formal berinteraksi. Dalam sastra Indonesia, contoh dari lexematic interpretant
adalah judul kumpulan puisi oleh tiga penyair: Chairil Anwar, Rivai Apin, dan
Asrul Sani: Tiga Menguak Takdir. Menguak dapat berarti membuka/menyingkap,
dapat pula berarti meneriaki (seperti sapi menguak). Takdir dapat berarti
ketentuan Tuhan dapat pula berarti Sutan Takdir Alisyahbana. Dengan demikian
judul tersebut dapat berarti tiga penyair menyingkap takdir (ketentuan Tuhan) ,
dapat pula berarti tiga penyari meneriaki Takdir (STA). Dengan demikian dapat
diandaikan bahwa puisi tersebut merupakan derivasi dua hipogram.
Analisis retroaktif (hermeneutic) dengan demikian tampak sebagai metode
untuk decoding dual signs: pertama karena tanda itu merujuk ke paradigma, dan
sebuah paradigma hanya dapat dikenali setelah tanda itu dikembangkan secara
mencukupi dalam ruang sehingga konstan tertentu dapat diamati. Kedua, karena
penghalang akan membuat pembaca bergegas kembali ke belakang untuk mencari
kunci, bergegas ke belakang adalah satu-satunya tempat kembali. Ketiga, karena
koreksi yang dilakukan ke belakang melalui homologue yang berdekatan
menciptakan jiwa (ghost) atau kesejajaran teks yang di dalamnya tugas
(allegiance) semantik yang kedua dari tanda dapat diamati. Textual interpretant
adalah teks mediasi, baik kutipan atau sindiran dalam puisi: textual interpretant
itu sendiri mengandung model ekivalen dan transferal dari satu kode ke kode lain,
dan textual interpretant itu menurunkan aturan idolect puisi, menjamin, dengan
otoritas tatabahsa normatif, sebuah tradisi, atau yang akan dimiliki sebuah
konvensi, praktek semiotik yang khas puisi tertentu. (81). Textual intepretant bisa
berupa kalimat persembahan, seperti kalimat buat sri ayati pada Senja di
Pelabuhan Kecil oleh Khairil Anwar, yang terdapat di luar larik-larik puisi
(biasanya di bawah judul). Textual interpretant memandu pembaca ke dua cara.
Pertama ia membantu memfokuskan pada konflik interteks di mana dua kode
yang berkonflik hadir di pinggirannya. Kedua, textual interperetant berfungsi
sebagai model derivasi hipogramatik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Poetry evokes feelings and provokes thoughts about complex social issues.
Poetry is more than a vehicle for expression; it is also a way of
knowingPoetry both requires and facilitates a concentration of mind or
sustained attention to which our hectic lives have unaccustomed us. The
linking of the strange with the familiar through the image, or even through
well-placed line breaks, is perhaps what makes poetry so powerful. Poetry
transforms the way we see the commonplace through new and fresh
perspectives.
Damico (dalam Janette Hughes, 2008: 155) menyatakan bahwa puisi dapat
membangkitkan perasaan dan menimbulkan pikiran tentang isu-isu sosial yang
kompleks. Puisi tidak hanya sebagai sarana untuk ekspresi, tetapi juga merupakan
cara untuk mengetahui. Puisi yang baik membutuhkan konsentrasi pikiran dan
perhatian yang penuh saat menulisnya. Puisi juga dapat menghubungkan sesuatu
yang umum dengan sesuatu yang aneh. Puisi mengubah cara pandang seseorang
terhadap suatu hal menjadi perspektif yang baru dan segar.
Puisi adalah ragam karya sastra yang dianggap paling mewakili ekspresi
perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu mungkin saja berupa keindahan,
kegelisahan atau pengagungan kepada kekasih, kepada alam, atau kepada sang
khalik. Oleh karena itu, bahasa dalam puisi terasa sangat ekspresif, lebih padat,
kental dan langsung. Puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua. Sejak
kelahirannya, puisi memang sudah menunjukkan cirri-ciri khas seperti yang
dikenal sekarang, meskipun puisi telah mengalami perkembangan dan perubahan
tahun demi tahun. Puisi merupakan penghayatan kehidupan manusia totalitas yang
dipantulkan oleh penciptanya dengan segala pribadinya, pikiran, perasaan,
kemauannya dan lain-lain (B. P. Situmorang (1983: 7).
Reeves (dalam Herman J. Waluyo, 1995: 22) menyatakan bahwa puisi adalah
karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat
konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang (majas).
Dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih bersifat konotatif.
Bahasanya lebih memiliki banyak kemungkinan makna. Hal ini disebabkan
terjadinya pengonsentrasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam
puisi. Stuktur fisik dan struktur batin puisi juga padat. Keduanya bergabung
secara padu. Hal senada juga diungkapkan oleh Herman J. Waluyo (1995: 25)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Pendapat Arnold yang dikutip oleh B. P. Situmorang (1983: 7) menjelaskan
³Poetry is the highly organized form of intellectual activity´-DGLVHPDNLQMHODV
bahwa aktivitas berpikir mempunyai tingkat intensitas yang tinggi bagi penciptaan
puisi. Lebih lanjut, Arnold mengatakan bahwa puisi adalah satu-satunya cara yang
paling indah, impresif, dan yang paling efektif mendendangkan sesuatu. Demikian
pula yang dinyatakan oleh John Dryen dan Isaac Newton (dalam B. P.
Situmorang, 1983: 8-9) puisi adalah musik yang tersusun rapi. Puisi adalah nada
yang penuh keaslian dan keselarasan.
Selanjutnya Shahnon Ahmad (dalam Rachmat Djoko Pradopo, 2009: 7)
menyatakan bahwa garis-garis besar tentang pengertian puisi adalah: emosi,
imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata-kata
kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur. Definisi puisi menurut
para pakar di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa ada tiga unsur pokok
yang ada dalam sebuah puisi, pertama adalah hal yang meliputi pemikiran, ide,
atau emosi, kedua bentuk, dan ketiga ialah kesan.
Rachmat Djoko Pradopo membuat kesimpulan bahwa puisi adalah ekspresi
pikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi pancaindera
dalam susunan yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi
pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan
(2009:7).
Suminto A. Sayuti dalam bukunmya Berkenalan dengan Puisi Indonesia
memberikan pendapatnya tentang puisi. Beliau mengatakan bahwa puisi adalah
suatu bentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan keseimbangan,
keselarasan dan keharmonisan bunyi-bunyi di dalamnya. Tambahanya, puisi
mengungkapkan pengalaman individu penyair yang diungkapkan dengan pilihan
kata tertentu, sehingga puisi tersebut mampu membangkitkan pengalaman tertentu
pula bagi penikmatnya (2002: 3-4)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
di dalam puisi seolah-olah dapat didengar (imaji auditif), didilihat (visual), atau
dirasa (taktil).
5) Irama (Ritme)
Irama atau ritme merupakan pengulangan kata, frase, dan kalimat dalam
puisi. Puisi lama banyak yang mengandung irama atau pengulangan bunyi yang
teratur sehingga tercipta puisi yang indah. Irama juga berarti pergantian keras
lembut, panjang pendek, tinggi rendah kata yang menciptakan gelombang yang
memperindah puisi. Puisi masa pujangga baru misalnya, memiliki keteraturan
EXQ\LFRQWRKSXLVL´0HQ\HVDO´NDUya Ali Hasyim, berikut:
Pagiku hilang/ sudah melayang
Hari mudaku/ telah pergi
Kini petang/ datang membayang
Batang usiaku/ sudah tinggi
Keteraturan bunyi dapat dilihat pada bunyi suku kata terakhir di tiap barisnya,
PLVDOQ\D NDWD ´PHOD\DQJ´ GDQ ´PHPED\DQJ´ NHGXD NDWD WHUVHEXW VDPD-sama
GLDNKLULVXNXNDWD\DQJEHUEXQ\L´\DQJ´
6) Tata Wajah
Puisi yang ditulis pada tahun 1976 merupakan puisi yang mementingkan tata
wajah. Puisi yang menampilkan tata wajah tertentu dianggap mewakili penyair
yang ingin mengungkapkan maksud tertentu pula. Puisi yang memiliki kekuatan
tata wajah yang kuat adalah puisi-puisi karya Sutardji Colzum Bachri. Berikut
salah satu puisi Sutardji yang menampilkan tata wajah yang kuat maknanya:
Tragedi Winka Sihka
Kawin
Kawin
Kawin
Kawin
Kawin
Ka
Win
Ka
Win
...
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam
keseluruhan puisi itu. Selain itu, penyair juga harus mempertimbangkan urutan
kata dan kekuatan daya magis. Kata-kata diberi makna baru dan yang tidak
bermakna diberi makna menurut kehendak penyair, sehingga dapat
menyampaikan maksud penyair. Oleh karena begitu pentingnya kata-kata dalam
puisi, maka bunyi kata juga dipertimbangkan secara cermat dalam pemilihannya
(Herman J. Waluyo, 1995: 72).
Begitu pentingnya kata-kata dalam puisi, bahkan untuk jenis puisi. Seperti
yang diungkapkan Sapardi Djoko Damono (dalam Suminto A. Sayuti, 2002: 143)
bahwa kata-kata tidak sekadar berperan sebagai sarana penghubung gagasan
penyair dengan pembaca, seperti peran kata dalam bahasa sehari-hari. Dalam puisi
imajis, kata-kata juga berperan sebagai alat pendukung dan penghubung antara
pembaca dan dunia intuisi penyair.
Sama halnya dengan Sapardi Djoko Damono, Suminto A. Sayuti pun
mempunyai pandangan tersendiri tentang pentingnya kata dalam puisi. Suminto
A. Sayuti menyatakan bahwa kata adalah dasar bangunan setiap puisi sehingga
diksi atau pilihan kata merupakan faktor penentu kualitas daya cipta penyair
(2009:144). Apabila dilihat sepintas kata-kata yang terdapat dalam puisi pada
umumnya sama dengan kata-kata yang digunakan dalam khidupan sehari-hari.
Artinya, kata-kata dalam puisi dan dalam kehidupan sehari-hari mewakili makna
yang sama. Bahkan bunyi ucapan pun tidak ada bedanya (Henry Guntur Tarigan,
1984: 29).
Dalam memilih kata-kata yang tepat dan untuk menimbulkan makna serta
gambaran yang jelas, penyair harus mengerti denotasi dan konotasi sebuah kata
(Rachmat Djoko Pradopo, 1993: 58). Selain itu, diksi juga merupakan ciri khas
seorang penyair. Antara penyair yng satu dengan penyair yang lain berbeda dalam
pemilihan diksinya, maka jelas bahwa diksi itu sudah menjadi satu dengan
penyair. Penggunaan diksi dalam puisi bisa mengenalkan pembaca pada
penyairnya. Kecakapan seorang penyair dalam menggunakan diksi akan
membangkitkan imaji pada pembacanya (B. P. Situmorang, 1983: 19). Saat
memilih kata-kata, seorang penyair akan mempertimbangkan (1) kosa kata, (2)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pemilihan kata, (3) denotasi dan konotasi, (4) bahasa kias, (5) Citraan (Gambaran-
gambaran Angan), (6) Gaya Bahasa dan Retorika.
(1) Kosa Kata
Penyair dalam memilih kata untuk mengungkapkan idenya ke dalam puisi
tidak boleh sembarangan. W. S. Rendra dalam Rachmat Djoko Pradopo (
2009: 51) menyarankan agar para penyair melihat ke kamus bahasa Indonesia
untuk menemukan arti yang setepat-tepatnya. Menurut Rendra, puisi yang baik
bukanlah puisi yang menggunakan kata-kata kias yang banyak, namun sulit
dipahami. Puisi yang baik adalah puisi yang diciptakan oleh penyair dengan
bahasa sehari-hari yang lazim digunakan masyarakat sehingga amanatnya
dapat tersampaikan sepenuhnya.
Slamet Mulyana dalam Rachmat Djoko Pradopo (2009: 51) menyatakan
bahwa penyair juga dapat menggunakan kata-kata kuno yang telah mati.
Penyair harus berhasil menghidupkan kembali kata itu. Penyair yang mampu
menghidupkan kembali kata-kata kuno yang telah mati adalah Amir Hamzah,
PLVDOQ\DSDGDSXLVLQ\D´%HUGLUL$NX´
Benang raja mencelup ujung
Naik marak menyerak corak
Elang leka sayap tergulung
Dimabuk warna berarak-arak
Kata marak dan leka adalah kata-kata yang sudah mati dan jarang
terdengar di kehidupan sehari-hari. Kata marak berarti cahaya dan leka berarti
lena atau lalai.
(2) Pemilihan kata
Rachmat Djoko Pradopo mengutip pendapat Barfield yang menyatakan
´DSDELOD VHRUDQJ SHQ\DLU PHPLOLK NDWD GDQ PHQ\XVXVQQ\D VHGHPLDQ UXSD
sehingga tercipta imajinasi yang estetis maka kata-kata yang dipilih itu adalah
GLNVL SXLWLV´ 6HRUDQJ SHQ\DLU \DQJ FHUPDW DNDQ PHQJJDQWL NDWD-
kata yang telah digunakan untuk mendapatkan ketepatan makna dan kepadatan
isi, bahkan penggantian tersebut dilakukan meskipun puisi tersebut telah
dipublikasikan. Seperti puisi Chairil Anwar yang pada Kerikil Tajam diberi
judul Semangat sedangkan pada Deru Campur Debu diganti judulnya menjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Aku. Selain penggantian judul, penyair juga mengganti kata-kata pada baris
pertama pada bait pertama. Lihatlah perbandingan kedua puisi di bawah ini!
Semangat
Kalau sampai waktuku
Ku tahu tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
...
Bandingkan dengan puisi berikut:
Aku
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
...
Penggantian kata tersebut tentunya menimbulkan arti baru. Pada puisi
Semangat kata ku tahu memiliki arti bahwa si aku selalu bersemangat dan
berani menghadapi kerasnya hidup walau seorang diri. Kata ku mau
menandakan bahwa si aku telah menyerah, pasrah dan tidak ada orang yang
mempedulikan dia.
(3) Denotasi dan Konotasi
Sebuah kata mempunyai dua aspek arti, yaitu denotasi dan konotasi.
Altenberd (dalam Rachmat Djoko Pradopo, 2009:58) menyebutkan bahwa
denotasi sebuah kata adalah definisi kamusnya atau pengertian yang menunjuk
benda atau hal yang diberi nama dengan kata itu disebutkan atau diceritakan.
Denotasi adalah bahasa yang menunjuk sebuah kata dengan satu arti saja.
Bahasa ilmiah harus menggunakan kata denotatif, namun pada karya sastra
khususnya puisi, sebuah kata tidak hanya mengandung aspek denotatif, tetapi
juga mengandung aspek konotatif atau masih ada arti tambahannya. Konotatif
adalah kata yang mempunyai aspek arti tambahan (Altenberd dalam Rachmat
Djoko Pradopo, 2009: 59).
Rene Wellek menyatakan bahwa bahasa sastra mempunyai arti ganda,
penuh homonim, kategori-kategori, arbitraire, atau irrasional, menyimpan
peristiwa-peristiwa sejarah di dalamnya. Dengan kata lain bahasa sastra
mengandung arti konotatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
puisi. Setiap penyair pasti menggunakan kedua bahasa kias tersebut untuk
mengungkapkan gagasannya.
(c) Perumpamaan Epos
Perumpamaan epos adalah perbandingan yang diperpanjang atau
dilanjutkan, yaitu dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya lebih
lanjut dalam kalimat-kalimat atau frase yang berturut-turt (Rachmat Djoko
Pradopo, 2009: 69).
Contohnya sebagai berikut!
Rustan Efendi
Di Tengah Sunyi
Di tengah sunyi menderu rinduku
Seperti topan, meranggutkan dahan
Mencabutkan akar, meninggalkan kembang kalbuku
(d) Alegori
Alegori ialah cerita kiasan atau pun lukisan kiasan yang mengisahkan hal
lain atau kejadian lain. Alegori banyak ditemukan di sajak-sajak Puajngga
%DUX VHSHUWL SDGD VDMDN ´0HQXMX NH /DXW´ NDU\D 6XWDQ 7DNGLU $OLV\DKEDQD
Sajak itu melambangkan seseorang yang baru berjuang untuk maju. Seseorang
atau orang-orang di jaman itu dilambangkan sebagai air danau yang mengalir
ke laut yang harus melewati berbagai rintangan sebelum sampai ke laut. Laut
yang penuh ombak dan gelombang besar, mengiaskan bahwa hidup ini penuh
dinamika, dan perjuangan yang harus mampu dilewati kaum muda (Rachmat
'MRNR3UDGRSR3HUKDWLNDQNXWLSDQSXLVL´0HQXMXNH/DXW´GLEDZDK
ini!
Kami telah meninggalkan engkau,
Tasik yang tenang tiada beriak
Diteduhi gunung yang rimbun
Dari angin dan topan,
Sebab sekali kami terbangun,
Dari mimpi yang nikmat:
Cahaya
Haripun bercadar, tapi aku tahu, kita akan sampai ke sana.
Dan kita bercinta tanpa batuk yang tersimpan, membiarkan
Gumpal dara di gelas itu menghijau. Dan engaku bertanya
Mengapa udara berserbuk di antara kita?
...
Misalnya kata cahaya pada baris pertama mewakili sinar secara
keseluruhannya. Frase hari pun bercadar mewakili suatu keadaan yang belum
pasti, mungkin kekelaman, mungkin juga ketenangan.
(g) Sinekdok
Sinekdok adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang
penting dari suatu benda atau hal. Sinekdok ada dua macam. Altenberd
menjelaskannya sebagai berikut:
Sinekdok pars pra toto (menyebutkan sebagian untuk mewakili keseluran).
Misalnya sudah lama ia tidak menampakkan batang hidungnya.
Sinekdok totum pro parte (menyebutkan keseluruahn, tetapi yang dimaksud
hanya sebagian.). Indonesia kalah 3-0 dari Malaysia.
(h) Simbol.
Suminto A. Sayuti menambahkan satu jenis bahasa kiasan, yaitu simbol.
Simbol atau lebih dikenal dengan l;ambang merupakan bahasa kiasan yang
paling dasar. Suminto A. Sayuti menyatakan bahwa simbol merupakan sesuatu
yang mempunyai makna lebih banyak daripada ungkapan simbolik itu sendiri
(2002: 237).
Simbol dalam puisi dapat berupa kata, frase, kalimat, bahkan keseluruhan
puisi. Berikut contoh puisi yang banyak menggunakan bahasa simbol:
Burung Hitam
Burung hitam manis dari hatiku
Betapa cekatan dan rindu sebagai syahdu
Burung hitam adalah buah pohonan
Burung hitam di dada adalah kebungaan
Ia minum pada kali yang disayang
Ia tidur di daunan bergoyang
Ia bukanlah dari duka meski ia burung hitam.
Burung hitam adalah cintaku padamu yang terpendam.
(W. S. Rendra)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Subagyo Sastrowardoyo
Pembicaraan
Hari mekar dan bercahaya
Yang ada hanya sorga. Neraka
Adalah rasa pahit di mulut.
Waktu bangun pagi
Citraan gerak
Citraan gerak (movement imagery) menggambarkan sesuatu yang
sebenarnya tidak bergerak, tetapi dilukiskan dapat bergerak. Citraan gerak
membuat gambaran pada puisi menjadi hidup dan dinamis (Rachmat Djoko
Pradopo, 2009: 87). Contoh citraan gerak sebagai berikut:
Chairil Anwar
Senja Di Pelabuhan Kecil
...
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenang (citraan gerak)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
penggunaan bahasa kiasan dan lambang. Bila seorang penyair mahir dalam
memperkonkret kata-kata, maka pembaca seolah dapat melihat, mendengar, atau
merasakan seperti apa yang dilukiskan oleh penyair ( Herman J. Waluyo, 1995:
81). Melalui kata-kata konkret, penyair ingin menggambarkan sesuatu secara lebih
konkret. Oleh karena itu, kata-kata diperkonkret. Bagi penyair mungkin dirasa
lebih jelas karena lebih konkret, namun bagi pembaca sering lebih sulit ditafsirkan
maknanya (Herman J. Waluyo, 2003: 9)
Kata konkret adalah kata yang bila dilihat secara denotatif sama tetapi secara
konotatif tidak sama karena disesuaikan dengan kondisi dan situasi pemakainya.
Misalnya pemakaian kata-NDWD ³VHQMD´ ³VHQ\DS´ ³FDPDU´ ³EDNDX´ ³WHOXN
EHQDQJ UDMD´ GDODP VDMDN $PLU +DP]DK ³%HUGLUL $NX´ PHUXSDNDQ NDWD \DQJ
sesuai untuk mendukung makna dari puisinya (Situmorang, 1983: 20).
Berdasakan uraian di atas jelasalah bahwa yang dimaksud dengan kata konkret
adalah kata yang dapat menyarankan kepada arti yang menyeluruh. Dengan
pengkonkretan kata tersebut, pembaca dapat membayangkan secara jelas
peristiwa, keadaan, maupun sesuatu yang digambarkan penyair sehingga pembaca
dapat memahami arti puisi.
d) Bahasa Figuratif
Bahasa figuratif ialah bahasa yang bersusun atau berpigura. Bahasa figuratif
menyebabkan puisi menjadi prismatis artinya memancarkan banyak makna atau
kaya akan makna. Bahasa ini digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu
dengan dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung
mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya bermakna kias atau makna lambang
(Herman J. Waluyo, 1995: 83). Pendapat tersebut diperkuat dengan pendapat
Rachmat Djoko Pradopo (1993: 80) bahwa bahasa kias dapat menciptakan
gambaran angan atau citraan (imagery) dalam diri pembaca yang menyerupai
gambar yang dihasilkan oleh pengungkapan penyair terhadap objek yang dilihat
mata, syaraf penglihatan, atau daerah otak yang bersangkutan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Situmorang (1983: 22) yang dimaksud
dengan figurative language atau bahasa figurative ialah cara yang dipergunakan
oleh penyair untuk membangkitkan dan menciptakan imagery dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil, berjalan
tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan
lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri saja dan sambil menagis dan tak
ada orang bertanya kenapa.
...
Bentuk asonansi yang mendominasi puisi Sapardi Djoko Damono di atas
adalah vokal /i/ dan /a/. Bunyi aliterasi juga tampak pada puisi Sapardi Djoko
Damano berikut ini:
Hutan Kelabu dalam Hujan
Hutan kelabu dalam hujan
Lalu kembali kusebut kau pun kekasihku
Langit di mana berakhir setiap pandangan
Bermula keperihan rindu itu.
keindahan, timbulnya imajinasi, munculnya daya pukau, dan lebih dari itu ia
dapat memperkuat pengertian. Pengaruh besar semacam itu akan muncul
tentunya bila irama itu terjalin secara padu dengan unsur-unsur lain.
Abdurrosyid berpendapat, rima mencakup:
(1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek
magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi,
asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak
berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya (Herman J.
Waluyo, 187:92) dan (3) pengulangan kata atau ungkapan
(http://abdurrosyid.wordpress.com, 20 November 2009).
(2) Ritme
Ritme yaitu pertentangan bunyi, tinggi rendah, panjang pendek, keras
lemah, yang mengalun dengan teratur dan berulang-ulang sehingga
membentuk keindahan. Situmorang (1983: 22) juga mengatakan bahwa irama
atau ritme merupakan totalitas dari tinggi rendah suara, panjang pendek suara,
cepat lambatnya suara waktu membaca atau mendeklamasikan sanjak. Ritme
terdiri dari tiga macam: (1) andane, yaitu kata yang terdiri dari dua vocal, yang
menimbulkan irama lambat; (2) allegro, yaitu kata bervokal tiga,
menimbulkan irama sedang; (3) motto allegro, yaitu kata yang bervokal empat
yang menyebabkan irama cepat.
(3) Metrum
Metrum, yaitu perulangan kata yang tetap bersifat statis (Herman J.
Waluyo, 1995: 94). Pengertian metrum menurut Rachmat Djoko Pradopo
(1993: 40) adalah irama yang tetap, pergantiannya sudah tetap menurut pola
tertentu. Rachmat Djoko Pradopo juga menambahkan bahwa penggantian
yang sudah tetap itu terjadi karena jumlah suku kata dan tekanannya sudah
tetap, sehingga alun suara yang terbentuk naik turun juga tetap.
f) Tipografi
Salah satu ciri yang membedakan puisi dengan karya sastra lain adalah pada
bentuk tulisannya atau penampilan fisiknya. Jabrohim menambahkan bahwa
tipografi merupakan pembeda yang paling mudah dilihat dalam membedakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berikut adalah contoh puisi dengan wujud visual tanpa pembaitan, karya
Subagyo:
Salju
Asal mula adalah salju
Sebelum tercipta waktu
Sentuhan perawan seringan kenangan
Adalah semua yang diesbut bumi
Dan udara terus bicara
Sebab bicara tak pernah berhenti
Dan salju jatuh seperti mimpi
Angin kutub memanjang selalu
Dan meraba tanpa jari
Dan di ambang anjing belang menggonggong
Sia-sia membuka pagi.
Hanya geliat bayi sudah terasa
Pada dinding tua dekat musim binasa
Dan salju melebati hati
...
(Dari Daerah Perbatasan dalam Suminto A. Sayuti, 2002 :292-293)
Puisi yang dihadirkan penyair dalam bentuk terikat bait, jumlah baris dalam
tiap baitnya pun belum tentu sama. Kadang-kadang bait dalam puisi menunjukkan
kesatuan gagasan atau perasaan tertentu yang ingin dikomunikasikan penyair
kepada pembaca.
g) Pungtuasi
Pungtuasi merupakan bagian dari wujud visual puisi yang berkaitan dengan
ejaan dan tanda baca. Demi kepentingan kejelasan arti, maka banyak penyair yang
menggunakan ejaan sesuai aturan baku. Suminto A. Sayuti (2002: 309)
menyatakan bahwa masalah ejaan yang menjadi sorotan adalah penggunaan huruf
kapital yang tidak biasa atau tidak sesuai dengan aturan baku. Selain masalah
huruf kapital, maslah tanda baca juga sering muncul dalam puisi. Tanda baca yang
sering muncul adalah tanda baca kurung, titik dua, dan tanda penghubung yang
memeiliki makna tertentu.
Penyimpangan ejaan atau disebut deviasi grafologis. Hal ini perlu dijelaskan
karena genre sastra khususnya puisi memang berbeda dengan yang lain. Yang
PHPEHGDNDQDGDODKDGDQ\D³SHQJHGHSDQQDQ´ \DQJWHWDSGDQVLVWHPDWLV 1DPXQ
adanya pengedepanan ini bersifat fungsional dan memabawa berbagai motivasi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
baik yang muncul dari penyair maupun pembaca. Berdasarkan pendapat Suminto
A. Sayuti, penyimpangan, baik penggunaan huruf kapital yang tidak biasa
maupun pemakaian tanda baca akan tetap bermakna selama penyimpangan-
penyimpangan tersebut memilik tiga kriteria sebagai berikut:
(1) penyimpangan tersebut berfungsi sebagai penghubung dengan faktor
lain;
(2) penyimpangan itu masih bisa mewakili gagasan yang disampaikan
penyair;
(3) penyimpangan tersebut dapat membantu pembaca menemukan nilai
estetis dan makna tertentu dari suatu puisi.
Perhatikan puisi Sapardi Djoko Damono berikut ini ditemukan penyimpangan
penggunaan huruf kapital.
Sajak Putih
Beribu saat dalam kenangan
Surut perlahan
Kita dengarkan bumi menerima tanpa mengaduh
Sewaktu detik pun jatuh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bersifat terbuka dalam arti kata itu, tetapi berupa suatu hal sebagai implikasi
tersembunyi dari sesuatu.
Tanpa penghayatan unsur-unsur puisi yang dibangun dari dalam, mustahil
dapat memahami puisi secara benar. Struktur batin puisi merupakan isi atau
makna yang sesungguhnya ingin diekspresikan penyair melalui puisinya karena
truktur batin itu merupakan sesuatu yang tersirat di balik yang tersurat. Oleh
karena itu, pembaca harus terlibat secara mendalam, baik fisik, mental maupun
pikiran untuk mengetahui atau memahami hakikat makna sebuah puisi yang
sesungguhnya.
Menurut Richards sebagaimana yang dikutip Herman J. Waluyo (1995: 106)
menyatakan bahwa struktur batin puisi ada empat yaitu tema (sense), perasaan
penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), amanat
(intention).
a) Tema
Tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan oleh penyair
melalui puisinya. Tema mengacu pada penyair. Pembaca sedikit banyak harus
mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema puisi
tersebut. Oleh karena itu, tema bersifat khusus (diacu dari penyair), objektif
(semua pembaca harus menafsirkan sama), dan lugas bukan makna kias yang
diambil dari konotasinya (Herman J. Waluyo, 2003: 17)
Hal tersebut senada dengan pendapat Situmorang (1983: 12) bahwa setiap
puisi pasti mengandung suatu pokok persoalan (subject matter) yang hendak
dikemukakannya. Walaupun sering penyair menutup-nutupi atau menyelubungi
maksud ciptaannya, hingga pembaca harus bekerja keras untuk menafsirkannya.
Tapi pasti ada sesuatu yang hendak dikemukakannya. Jadi, jelas bahwa dengan
puisinya, penyair ingin mengemukakan sesuatu bagi pembaca. Sang penyair
melihat, mengalami beberapa kejadian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Dia ingin mengemukakan, mempersoalkan, mempermasalahkan hal-hal itu
dengan caranya sendiri. Dengan kata lain, penyair ingin mengemukakan
pengalaman pribadinya kepada para pembaca melalui puisinya (Henry Guntur
Tarigan, 1984: 10).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Perasaan (feeling)
Perasaan (feeling) merupakan sikap penyair terhadap pokok persoalan yang
ditampilkannya. Perasaan penyair dapat dikenal melalui penggunaan ungkapan-
ungkapan dalam puisinya. Ungkapan-ungkapan itu menggambarkan suasana hati
penyair yang diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pambaca (Herman. J.
Waluto, 1995: 121). Hal tersebut sejalan dengan kenyataan bahwa setiap manusia
mempunyai sikap dan pandangan tertentu dalam menghadapi setiap pokok
permasalahan. Sikap-sikap itu mungkin saja bisa berupa kemarahan, kasihan,
simpati, acuh tak acuh, rindu, sedih, gelisah, dan lain sebagainya. Perasaan-
perasaan itulah yang dituangkan oleh penyair dalam puisinya dengan
menggunakan ungkapan-ungkapan tertentu.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu
masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya
bahasa, dan bentuk puisi saja. Kedalaman pengungkapan tema lebih banyak
bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang
terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologis penyair.
(http://endonesa.wordpress.com/2008/09/08/puisi-definisi-dan-unsur-unsurnya/,
20 November 2009).
Jadi, perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan yang
ditampilkan dalam puisinya, yang merupakan gambaran perasaan yang dialami
penyair pada saat menciptakan puisi. Perasaan penyair bisa pengungkapan
perasaan sedih, bahagia, malu, marah, takut, dan lain sebagainya. Perasaan dalam
puisi yang diungkapkan penyair, biasanya diungkapkan dengan bahasa simbol.
Tugas pembaca adalah memberikan makna pada bahasa simbol yang digunakan
penyair.
c) Nada dan Suasana
Nada berhubungan dengan suasana, karena nada menimbulkan suasana
tertentu pada pembacanya. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca, sikap pembaca
setelah membaca atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca
(Herman J. Waluyo, 1995: 125). Hal senada, diungkapkan oleh Henry Guntur
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tarigan (1984: 13) bahwa nada adalah sikap penyair terhadap pembaca puisi yang
berkenaan dengan pokok persoalan yang dikemukakan dalam puisinya.
Mengenai bentuk bahasa atau pengungkapannya Herman J. Waluyo (1995:
125) menjelaskan dalam menulis puisi, penyair memiliki sikap tertentu yang
ditujukan kepada pembacanya, apakah penyair itu bersikap menggurui, angkuh,
membodohkan, rendah hati, mengejek, menyindir atau bersikap lugas hanya
menceritakan sesuatu kepada pembaca.
d) Amanat (pesan)
Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah
pembaca memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Meskipun penyair tidak secara
khusus dan jenaka mencantumkan amanat dalam puisinya. Amanat tersirat di
balik kata dan tema yang diungkapkan penyair Herman J. Waluyo (1995: 130)
amanat adalah maksud yang hendak disampaikan atau imbauan, pesan, tujuan
yang hendak disampaikan penyair melalui puisinya. B. P. Situmorang (1983: 16)
juga menambahkan bahwa tujuan atau amanat yang hendak dikemukakan oleh
penyair banyak bergantung kepada pekerjaan, cita-cita, pandangan hidup dan
keyakinan yang dianut oleh penyair. Sehingga timbullah sanjak-sanjak yang
bersifat didaktis, religius, filosofis dan lain-lain.
3. Analisis Semiotik Puisi
Hadirnya pendekatan struktural semiotik karena adanya ketidakpuasan di
kalangan kritikus sastra terhadap keterbatasan pendekatan struktural yang mutlak
dan statis (A. Teeuw, 1984:103). Analisis struktural yang statis dan mutlak biasa
disebut pendekatan struktural murni. Menurut Rachmat Djoko Pradopo (2009:
124) analisis struktural puisi hanya mengkaji unsur intrinsik puisi saja, tanpa
mengaitkan dengan hal-hal nyata di luar karya sastra.
Munculnya pendekatan strukturalisme dinamis yang berdasar pada semiotik
(A. Teeuw, 1984) karena ketidakpuasan para kritikus sastra pada pendekatan
struturalisme murni. Adalah Jan Mukarovsky dan Felix Vodicka yang mencoba
memahami karya sastra secara utuh dengan pendekatan strukturalisme dinamis
yang berdasar pada analisis semiotik. Suyitno menyatakan bahwa konsep semiotik
yang mendasari pendekatan strukturalisme dinamis tersebut adalah teori C. Sander
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Peirce dan Ferdinad De Saussure. Seperti yang dikutip Suyitno dari Pierce bahwa
ada tiga kelas konsep tanda dalam hubungannya antara arti dan yang memberi arti
suatu hal. Ketiga kelas tersebut antara lain: ikon, indeks, dan simbol.
a. Fungsi ikon, yaitu tanda yang menunjuk dengan hal yang ditandai ada
hubungan persamaan.
b. Indeks, yaitu tanda yang mempunyai hubungan sebab akibat.
c. Simbol, yaitu tanda yang bersifat arbitrer (Suyitno, 2009: 226).
Suyitno (2009: 226) pun mengutip penyataan dari Sausure yang menyebut
studi tentang tanda sebagai semiologi atau ilmu tanda. Tanda merupakan kesatuan
antara dua aspek yang tidak dapat dipisahkan, yaitu antara signifiant (Penanda
atau yang memberi tanda) dan signifie (konsep kemaknaan atau aspek yang
ditandai atau diartikan). Namun, antara kedua pakar semiotik tersebut juga
ditemukan persamaan konsep. Saussure juga menambahkan bahwa konsep
semiotik bersifat arbitrer sama dengan yang diungkapkan Peirce dengan istilah
simbol. Saussure dalam Suyitno (2009: 226) juga menambahakan bahwa tanda
juga bersifat sistematis dan konvesional. Rachmat Djoko Pradopo (2009: 118)
memaparkan bahwa strukturalisem semiotik adalah pendekatan karya sastra yang
merupakan gabungan dari pendekatan struktural dan semiotik. Apabila
pendekatan strukturalis menganalisis unsur-unsur dalam sajak saling
berhubungan, maka analisis semiotik meliha karya sastra sebagai struktur tanda
yang mempunyai makna dan bersistem. Analisis semiotik adalah cara memahami
suatu karya sastra (dalam hal ini puisi) dengan memberi makna kepada teks puisi
dengan menggunakan sistem tanda yang menggunakan bahasa sebagai media
penyampai ide/gagasan penyair (Rachmat Djoko Pradopo, 2009: 118-121).
Berdasarkan pendapat para pakar di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan
atas dasar teori Peirce, bahwa yang terpenting dari analisis semiotik adalah
pengertian tanda itu sendiri, fungsi tanda, dan dan bahasa yang terdapat dalam
puisi.
Kajian SemiRWLN3XLVL³7DPX´.DU\D6XEDJLR6DVWURZDUGR\R
Oleh: Umar Khalid.
Lelaki yang mengetuk pintu pagi hari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9) $NXEHOXPWDKXVLDSD\DQJLDPDNVXGNDQGHQJDQ³GLD´WHWDSLVXGDKELVD
kuduga siapa.
Ketika tamu menyatakan Dia sudah menunggu!, tuan rumah merasa
bahwa ia belum tDKXVLDSD³GLD´\DQJGLPDNVXGNDQROHKWDPX7HWDSLWXDQ
UXPDKVXGDKPHQGXJDVLDSD³GLD´
10) ³7HWDSLDNXSHUOXZDNWXXQWXNEHUSLVDKGHQJDQNHOXDUJD7HUODOXNHMDP
XQWXNPHQLQJJDONDQPHUHNDEHJLWXVDMD0HUHNDDNDQPHQFDUL´
Tuan rumah menyadari bahwa ia akan pergi dengan tamu untuk
EHUWHPX GHQJDQ ³GLD´ 2OHK NDUHQD LWX WXDQ UXPDK PHQJDWDNDQ EDKZD LD
perlu waktu untuk berpisah dengan keluarganya agar keluarganya tidak
mencarinya. Tuan rumah merasa dirinya kejam apabila tidak berpamitan
dahulu kepada keluarganya.
11) Nampaknya tamu itu begitu angkuh seperti tak mau dikecilkan arti.
Menanggapi permintaan tuan rumah untuk berpamitan dengan
keluarganya dahulu, tamu itu merasa tidak mau tahu karena mereka harus
pergi saat itu juga. Tamu itu terlihat angkuh dan seakan-akan memaksa tuan
rumah utntuk segera pergi dengannya.
12) Siapa dapat lolos dari tuntutannya.
Menyadari sikap tamu, tuan rumah merasa bahwa ia tidak bisa menolak
ajakan tamu untuk pergi saat itu juga tanpa ia sempat berpamitan kepada
keluarganya.
13) Sebelum aku sempat berbenah diri ia telah menyeret aku ke
kendaraannya dan aku dibawanya lari entah ke mana.
Sebelum tuan rumah sempat untuk bersiap-siap, tamu itu sudah
menyeretnya, berarti tamu itu memaksa tuan rumah untuk pergi dengannya.
Tuan rumah diajak tamu ke kendaraannya dan ia tidak tahu akan di bawa
kemana.
14) ´NHVRUJDDWDXNHQHUDND"´
Pernyataan terakhir ini merupakan penutup narasi, kata-kata dari tuan
rumah berbentuk pertanyaan, akan dibawa ia oleh tamu itu. Dibawa ke sorga
atau ke neraka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
puisi Mbeling karya Remy Sylado untuk menemukan makna yang terkadung
dalam 13 puisi tersebut.
C. KERANGKA BERPIKIR
Kerangka berpikir merupakan alur berpikir yang dipergunakan dalam
penelitian yang digambarkan secara menyeluruh dan sistematis setelah
mempelajari teori yang mendukung. Karya sastra memiliki unsur intrinsik dan
ekstrinsik serta nilai pendidikan yang bermanfaat bagi manusia. Namun tak hanya
itu, karya sastra adalah sebuah tanda yang memiliki makna yang dilambangkan
dengan simbol, ikon, dan indeks. Unsur intrinsik yang terkandung dalam karya
sastra dapat dikatakan baik apabila antarunsur intrinsik yang meliputi tema,
amanat, persajakan, bahasa yang figuratif, dan lain-lain dapat saling berhubungan
dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Untuk memperoleh makna keseluruhan
dari karya sastra, unsur-unsur pembentuknya harus berhubungan dan
berkesinambungan. Pendekatan semiotik dapat menjadi salah satu cara
menganalisis unsur-unsur intrinsik pada karya sastra dan mendeskripsikan makna
semiotik dari tiap kata yang digunakan penyair dalam menulis karyanya.
Setelah menganalisis unsur intrinsik suatu karya sastra yang berupa tema dan
amanat, maka untuk memperoleh makna karya tersebut secara utuh, peneliti juga
menganalisis puisi dengan teori Riffaterre, yaitu menggunakan analisis secara
heuristik dan analisis retroaktiif (hermeneutik) Analisis heuristic adalah analisis
pada tahap pertama. Pada analisis ini input pembaca adalah kompetensi linguistik,
termasuk asumsi bahasa bersifat referential, kemampuannya mencermati
ketidaksesuaian (incompatibility) antara kata-kata bahwa ada kata atau frase yang
tidak dapat diartikan secara literal sehingga membutuhkan pemahaman secara
kiasan, dan bahwa kompetensi linguistik bukan satu-satunya faktor yang terlibat.
Pada tahap analisis ini mimesis dipahami secara penuh.
Analisis hermeneutik adalah analisis tahap kedua. Pada tahap ini pembaca
meninjau, merevisi, dan membandingkan ke belakang apa yang baru saja
dibacanya. Mugiyatno. 2008 menyatakan
´NHWLGDNJUDPDWLNDODQ\DQJDGDGDODPWHNVVHVXQJJXKQ\DHNXLYDOHQYDULDQ
dari matriks strutkural yang sama. Teks dengan demikian merupakan efek
dari variasi atau modulasi satu strutkur tematik, simbolik, atau apapun dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Analisis Analisis
heuristik hermeneutik
puisi puisi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap hal tersebut (Moleong, 2004: 330).
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan jenis triangulasi sebagai berikut:
1. triangulasi teori, yaitu melakukan penelitian terhadap topik yang sama dan
datanya dianalisis dengan menggunakan teori yang berbeda.
2. review informan digunakan untuk membandingkan data hasil pengamatan pada
puisi-puisi yang ada dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas X SMA dari 2
penerbit, yaitu Erlangga dan Yudhistira dengan data hasil konsultasi dengan
ahli sastra.
H. B. Sutopo (2006: 99) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan review
informan diperlukan suatu diskusi agar kesamaan pemahaman dari peneliti dan
informannya dapat dicapai. Saat peneliti dan informannya berdiskusi, peneliti
tidak boleh menguasai atau mengarahkan pola pikir informannya untuk mengikuti
pemahaman peneliti. Peniliti juga tidak boleh begitu saja mengikuti pola pikir
informnannya. Diskusi mengenai analisis data harus benar-benar jujur dan natural
Peneliti mendiskusikan dan mengonsultasikan hasil analisis yang telah peneliti
selesaikan kepada Bandung Mawardi (Pakar Semiotik) untuk menguji ketepatan
hasil analisis puisi.
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotik yang terdiri atas
analisis heuristik dan hermeneutik.
Analisis heuristik adalah analisis berdasarkan struktur bahasanya atau secara
semiotik berdasarkan konvensi sistem semiotik tingkat pertama (Riffatere
dalam Racmat Djoko Pradopo, 2003: 135). Analisis ini mengacu pada konvensi
kebahasaan. Pembaca melakukan penafsiran struktur kebahasaan (tanda
linguistik) secara referensial. Bahasa yang digunakan merupakan penanda yang
dihubungkan dengan referennya, yaitu hal-hal nyata. Realisasi dari analisis
heuristik adalah parafrase puisi, analisis tanda secara referensial dan gaya
bahasa yang digunakan. Dengan demikian analisis heuristik menghasilkan arti
(meaning).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
REDUKSI DATA
H. Prosedur Penelitian
1. Pengumpulan data yang berupa teks puisi dari buku teks Bahasa Indonesia
kelas X SMA dari 2 penerbit, yaitu Erlangga dan Yudhistira, menyeleksi
serta memilah data yang berupa naskah puisi yang telah dikumpulkan
berdasarkan objek yang akan Dianalisis, yaitu tentang unsur unsur tema dan
amanat, serta makna semiotik yang terkandung dalam puisi-puisi di buku
teks Bahasa Indonesia kelas X SMA dari 2 penerbit, yaitu Erlangga dan
Yudhistira.
2. Menganalisis data yang telah diperoleh.
3. Menarik kesimpulan.
4. membuat laporan penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang menjadi objek penelitian ini adalah semua puisi yang ada di dalam
buku teks bahasa Indonesia kelas X SMA dari penerbit Erlangga dan Yudhistira.
Jumlah puisi yang ada di buku teks bahasa Indonesia penerbit Erlangga adalah
sebelas puisi dengan penyair yang berbeda dan tema yang beragam. Puisi yang
ada di buku teks bahasa Indonesia penerbit Yudhistira berjumlah tujuhbelas
dengan pengarang dan tema yang juga berbeda. Berikut adalah judul-judul puisi
beserta pengarangnya:
1. sebelas puisi dari buku teks bahasa Indonesia penerbit Erlangga
a. Anak-anak Indonesia karya Ahmadun Yosi Herfanda
b. Terjebak Dilema karya Silvia Rianti A.
c. Tanah Kelahiran 1 karya Ramadhan K. H.
d. Perahu Layar karya Darmanto Jatman
e. Stasiun Tugu karya Taufik Ismail
f. Senja di Pelabuhan Kecil (buat: Sri Ajati) Karya Chairil Anwar
g. Potret Tukang Sampah karya Eka Budianta
h. Matahari-matahari! Karya Muchtar Lubis
i. Perempuan-perempuan Perkasa karya Hartoyo Andangjaya
j. Ibunda Tercinta karya Umbu Landu Paranggi
k. Surat dari Ibu karya Asrul Sani
2. tujuh belas puisi dari buku teks bahasa Indonesia penerbit Yudhistira
a. Candi Muara Jambi Karya Dimas Arika Miharja
b. Bantimurung Karya Ras Agaffar
c. Malam Mulai Bercerita oleh Isna
d. Bagaimana karya Oc. Mandank
e. Mandalawangi-Pangrango karya Soe Hok Gie
f. Dalam Pasang karya Abdul Hadi W. M.
g. Daun dan Air Mata karya Ary Andreas Toelle
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Tema
Tema puisi Anak-anak Indonesia di atas adalah kritik sosial, yaitu tentang
perampasan hak asasi manusia untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Tema
kritik sosial tersebut didukung oleh baris puisi yang menyebutkan bahwa anak-
anak Indonesia mendapat perlakuan buruk di tanah kelahiran mereka. Mereka
justru diusi dari kampung tempat mereka tinggal yang masih sah menjadi miliki
mereka. Berikut baris puisi yang mendukung tema kritik sosial puisi Anak-anak
Indonesia.
terusir dari tanah kelahiran (demi bendungan
dan lapangan golf, katanya) anak-anak Indonesia
tercecer di pasar-pasar kota, di kaki-kaki hotel
dan biro-biro ekspor tenaga kerja
....
.DWD ³NDNL-NDNL KRWHO´ PHQ\LPERONDQ NDODX anak-anak Indonesia yang
memiliki keterampilan dan pendidikan yang memadai tetap saja kehidupannya di
bawah garis kemiskinan atau hidup menggelandang. Kemudian baris yang
EHUEXQ\L ³GDQ ELUR-ELUR HNVSRU WHQDJD NHUMD´ PHQDQGDNDQ EDKZD DQDN-anak
Indonesia tadi lebih memilih menjadi TKI ke luar negeri daripada di Indonesia
hanya menganggur. Tema kritik sosial juga didukung oleh pernyataan Bandung
Mawardi yang menyatakan bahwa kritik sosial terkadang dapat diungkapkan
dengan puisi. Bandung Mawardi juga mengatakan bahwa puisi ini merupakan
refleksi kesenjangan antara kaum borjuis dengan kaum buruh. Yang mempunyai
uang dan kecerdasan tentu akan masuk kaum borjuis. Kaum buruh adalah
golongan orang-orang terbelakang secara kualitas pendidikan dan lemah secara
ekonomi.
b. Amanat
Amanat yang ingin disampaikan penyair lewat baris-baris puisi Anak-anak
Indonesia di atas, yaitu agar pemerintah daerah mampu mengembangkan daerah
mereka sehingga anak-anak muda yang tinggal di daerah/kota kecil dapat
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Namun perlu diingat pula
bahwa mencari penghidupan yang layak tidak harus di kota kelahiran mereka,
dalam puisi tersebut adalah daerah pinggiran kota. Justru anak-anak muda dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Puisi Terjebak Dilema ini sangat relevan dengan keseharian siswa SMA.
Puisi ini menggambarkan kesulitan para siswa ketika mempelajarai seluk-beluk
bahasa Inggris, muali dari grammar sampai conversation. Kesluitan itu
menimbulkan dilema tersendiri di hati para siswa, antara menguasai bahasa
Inggris dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia.
Puisi ini dapat dijadikan materi pembelajaran apresiasi puisi sebab temanya
sangat relevan dengan keseharian siswa SMA, tidak hanya siswa kelas X SMA
saja, siswa kelas XI dan XII pun dapat menggunakan puisi ini sebagai bahan
belajar mereka.
3. Tanah Kelahiran 1 karya Ramadhan K. H
Seruling di pasir ipis, merdu
antara gundukan pohon pina
tembang menggema di dua kaki.
Burangrang-Tangkubanprahu
Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di air tipis menurun.
Membelit tangga di tanah merah,
dikenal gadis-gadis dari bukit.
Nyanyian kentang sudah digali,
Kenakan kebaya ke pewayangan
Jamrut di pucuk-pucuk,
jamrut di hati gadis menurun.
kisah para wanita pemetik teh dan buruh pemanen kentang. Pernyataan peneliti
tersebut berdasarkan kutipan baris-baris berikut,
Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di air tipis menurun.
Membelit tangga di tanah merah,
dikenal gadis-gadis dari bukit.
Nyanyian kentang sudah digali,
Kenakan kebaya ke pewayangan
Bandung Mawardi pun sepakat dengan pernyataan peneliti. Beliau
menambahkan bahwa suara seruling menggambarkan kesederhanaan para
penduduk desa di bawah bukit Burangrang dan Tangkubanprahu. Seruling dengan
alunan yang merdu menggambarkan keharmonisan tatanan sosial manyarakat desa
yang selalu menjaga dan berterima kasih pada alam.
b. Amanat
Puisi Tanah kelahiran 1 ini menggambarkan suaana pegunungan yang sejuk
dan penuh hamparan kebun teh yang luas dengan gadis-gadis pemetik teh. Puisi
ini mengisyaratkan agar manusia senantiasa menjaga keindahan dan kelestarian
alam sebab dari sanalah sumber kehidupan manusia. Baris yang mendukung
pernyataan tersebut adalah:
....
Nyanyian kentang sudah digali,
Kenakan kebaya ke pewayangan
Jamrut di pucuk-pucuk,
jamrut di hati gadis menurun.
Para petani kentang mulai memanen kentang. Bagi para petani di daerah
pegunungan, kentang dan kebun teh adalah hasil pertanian yang menjadi sumber
SHQJKDVLODQ PHUHND 0HQXUXW %DQGXQJ 0DZDUGL ´MDPUXW´ DGDODK ODPEDQJ
pucuk-pucuk dau teh yang menjadi sumber pengahsilan bagi para wanta pemetik
teh.
4. Perahu Layar karya Darmanto Jatman
Kembang layar kembang
sibak air, ukir wajah laut.
Kembang layar kembang
tabur langit, remangi langit
a. Tema
Puisi Taufik Ismail ini bertema tentang tragedi kemanusian atau peperangan.
Peperangan yang telah menyebabkan banyak pahlawan yang gugur. Baris puisi
yang menandakan bahwa tema puisi ini peperangan, yaitu:
Wahai ibu muda, seharian atap-atap kota untukmu berbasah
Karena kezaliman militer pagi tadi terjadi di Klender
Seluruh republik menundukkan kepala, nestapa, dan resah
Uap ungu berdesir menyeret gerbong jenazah terakhir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
untuk sejarah akan membuat peserta didik menyukai pelajaran ini. Begitu pun
untuk pelajaran bahasa Indonesia, puisi ini dapat melatih kepekaan hati peserta
didik sebab banyak bahasa simbol yang digunakan penyair. Bahasa simbol itu
contihnya, gerimis, lentera merah, uap ungu, keleneng andong, dan lain-lain.
6. Senja di Pelabuhan Kecil (buat: Sri Ajati) Karya Chairil Anwar
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
diambang batas antara hidup dan mati. Dia hendak berpamitan dengan sang
kekasih (Sri Ajati). Perhatikan kutipan bait di bawah ini!
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
NDOLPDW´*HULPLVPHPSHUFHSDWNHODP´DGDODKNDWDNXQFLXQWXNPHQJXQJNDS
pesan yang ingin disampaikan Chairil. Kata gerimis melambangkan takdir yang
tidak dapat ditolak manusia. Gerimis datangnya dari langit. Tidak seorang pun
yang mampu menolak gerimis. Gerimis bebas saja memilih tempat dia turun.
Seperti itulah takdir Tuhan. Apabila saatnya mati maka manusia tidak bisa
menolak takdir itu.
7. Potret Tukang Sampah karya Eka Budianta
Dengan perut lapar dan harapan kosong
Aku menelanmu, Jakarta
Kukunyah-kunyah sebuah mikrolet tua
Onggokan sampah telah jadi menu utamaku
Roda gerobak adalah sendok dan garpu
anak cucunya tentang Jakarta. Dia ingin anak cucunya di masa yang akan datang
tidak mengalami hal yang dia alami. Dia ingin anak cucunya dapat hidup lebih
baik di kota Jakarta di masa yang akan datang. Penyair ingin membuat pembaca
puisi ini agar lebih peduli dengan orang-orang yang hidup dalam garis
kemiskinan.
Penyair juga hendak menyampaikan pesan kepada manusia agar manusia
tidak mempunya keahlian apapun jangan sekali-sekali pindah ke kota untuk hidup
di sana. Bandung Mawardi mrnambahkan bahwa Hjrah ke kota. Kota adalah
pembunuh. Kota adalah barang konsumtif. Kota adalah penyakit. Pernyataan
Bandung Mawardi tersebut sesuai dengan bait terakhir puisi tersebu.
8. Matahari-matahari! Karya Muchtar Lubis
Engkau yang tiap hari
Menyinari bumi kami
Dan mengatur siang dan malam kami
Engkau bersinar pada saat ini
Ketika kami berkumpul mencari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Tema
Puisi Perempuan-perempuan Perkasa karya Hartoyo Andangjaya ini bertema
kehidupan wanita-wanita desa. Pernyataan tersebut peneliti dasarkan pada kutipan
bait puisi di bawah ini.
Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta
Dari manakah mereka
Ke satsiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
Sebelum peluit kereta pagi terjaga
Sebelum hari bermula dalam pesta kerja
Berdasarkan kutipan bait pertama di atas, peneliti dapat menjelaskan bahwa
penyair menceritakan kehidupan wanita-wanita desa yang perkasa yang setiap
pagi buta berjalan menuruni bukit, membawa bakul-bakul berisi hasil pertanian,
menuju ke kota untuk dijual di pasar. Perempuan-perempuan perkasa tersebut
sudah mulai bekerja sejak sebelum matahari terbit, ketika orang-orang masih
terlelap tidur. Permepuan-perempuan itu berjuang demi keluarga mereka dan
kehidupan seluruh masyarakat di desanya. Perempuan-perempuan itulah yang
menjual kebutuhan-kebutuhan hidup para warga kota dan para warga desa lain.
Pernyataan tersebut peneliti temukan pada kutipan berikut.
....
Akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa
Menghidupi desa demi desa maksudnya adalah menjual hasil pertanian yang
merupakan kebutuhan hidup para warga masyarakat. Puisi ini mengingatkan
manusia atas jasa-jasa permepuan-perempuan yang erjualan di pasar. Mereka
berjuang sejak matahari belum terbit, ketika pada umumnya semua orang masih
terlelap. Ibu-ibu perkasa itu selalu ikhlas menjalankan perannya sebagai ibu-ibu
yang berjualan sayur di pasar demi tercukupinya kebutuhan warga kota.
b. Amanat
Lewat puisi Perempuan-perempuan Perkasa tersebut, penyair ingin
mengingatkan manusia agar selalu mengharagi perjuangan perempuan-perempuan
pembawa bakul yang berjualan di pasar-pasar kota. Sebenarnya mereka memiliki
kehidupan yang berat. Mereka harus bangun pagi-pagi sekali setiap hari. Turun
dari bukit membawa bakul-bakul berisi hasil pertanian untuk dijual di pasar kota.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penyair ingin supaya pembaca tidak meremehkan peran perempuan dalam setiap
aspek kehidupan. Terkadang perempuan memiliki kekuatan yang lebih dibanding
laki-laki.
10. Ibunda Tercinta karya Umbu Landu Paranggi
Perempuan tua itu senantiasa bernama:
Duka derita dan senyum yang abadi
Tertulis dan terbaca jelas kata-kata puisi
Dari ujung rambut sampai telapak kaki
b. Amanat
Penyair lewat puisi ini ingin menyampaikan bahwa jasa, kasih sayang, dan
semua hal yang dilakukan dan diberikan oleh seorang ibu hanya dapat diwakili
dengan satu kata, yaitu ikhlas. Sudah suatu keharusan seorang anak berterima
kasih kepada ibu, menyayangi ibu seperti dia menyayangi anak-anaknya. Namun
hal yang telah anak lakukan kepada ibu, sebanyak apapun materi yang telah
dikorbankan, seberapa besar dan keras usaha seorang anak untuk membuat ibu
bahagia, belum cukup untuk membayar hal-hal yang telah ibu berikan, terutama
ketika ibu mengandung, melahirkan dan mendidik anak-anaknya hingga menjadi
manusia sejati. Ibu tidak akan pernah meminta imbalan apapun dari anak-
anaknya. Kasih sayang ibu sama seperti matahari yang menyinari dunia sesuai
lagu Kasih Ibu. Kasih ibu tak terhingga sepanjang masa dan dia hanya mengharap
dan mendoakan anaknya supaya hidup bahagia.
11. Surat Dari Ibu karya Asrul Sani
Pergi ke dunia luas, anakku sayang
Pergi ke laut bebas!
Selama angin masih angin buritan
Dan matahari menyinari daun-daunan
Dalam rimba dan padang hijau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Namun, setelah sang anak sudah meraih kesuksesan, maka dia boleh kembali
ke daerah asalnya. Sang anak tidak boleh melupakan jasa sang ibu yang selalu
berdoa untuk kesuksesan sang anak. Pernyataan terbut didukung oleh bait puisi
berikut.
Jika bayang telah pudar
Dan elang laut pulang ke sarang
Angin bertiup ke benua
a. Tema
Tema puisi Candi Muara Jambi adalah kritik sosial. Kritik sosial yang
dimaksud adalah keperihatinan penyair melihat situs candi Muara Jambi yang
tidak terurus dan hampir rusak. Bandung Mawaedi juga sependapat dengan
SHUQ\DWDDQSHQHOLWL%DQGXQJ0DZDUGLPHQJDWDNDQEDKZDEDULV³6HEXDKVLWXVWDN
WHUXUXVPHQJJHUXVKDWL´PHUXSDNDQEDULV\DQJPHQMDGLWRORNXNXUSHQHQWXDn tema
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
puisi ini. Situs bersejarah ini tidak diperhatikan oleh pemerintah Jambi sehingga
terbengkalai dan rusak. Pernyataan tersebut didukung oleh kutipan berikut,
Sebuah situs tak terurus menggerus hati
Perjalanan sunyi, sendiri memikul luka diri
Berdasarkan penggambaran penyair lewat puisinya, Candi Muara Jambi
keadaannya sangat memprihatinkan. Arca-arca dan supa-stupa banyak yang
runtuh. Bahkan pemerintah setempat pun tidak peduli dengan kondisi situs candi
tersebut. Pernyataan peneliti tersebut berdasar pada kutipan berikut,
Aku dengar keluh batu-batu runtuh berpeluh
Tak ada arca atau stupa hanya ilalang
Bergoyang terpanggang matahari
...
...
Aku sendiri membangun candi
Dalam mimpi yang sulit diurai
Di kedalaman hati: kau tegar abadi
Kutipan tiga baris terakhir di atas, merupakan ungkapan hati penyair, bahwa
dia masih peduli dengan keberadaan situs candi Muara Jambi. Penyair tidak dapat
berbuat apa pun untuk melestarikan keberadaan candi tersebut. Si penyair hanya
bisa mengaggumi candi tersebut meskipun keadaannya sudah rusak.
b. Amanat
Puisi Candi Muara Jambi ditulis penyair dengan maksud memberikan
teguran pada masyarakat dan pemerintah Jambi agar peduli dengan keberadaan
dan kelestarian situs candi Muara Jambi. Ketidakpedulian pemerintah Jambi
disimbolkan penyair lewat kytipan baris di bawah ini.
Aku sendiri membangun candi
Dalam mimpi yang sulit diurai
...
Penyair bermaksud menyindir pemerintah yang tidak peduli dengan kondisi
candi Muara Jambi yang telah rusak. Seharusnya pemerintah lebih peka. Kalimat
³PLPSL \DQJ VXOLW GLXUDO´ PHQ\LPERONDQ EDKZD VL DNX KDQ\D GDSDW
membayangkan kemegahan candi Muara Jambi hanya di dalam hayalnya tanpa
tahu kapan dapat terwujud menjadi nyata.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Tema
Tema puisi Bantimurung karya Ras Agaffar adalah keindahan alam dan
kebermanfaatan alam bagi kehidupan makhluk hidup. Keindahan alam yang
dimnaksud dalam puisi tersebut adalah air terjun Bantimurung dengan airnya yang
deras menjadi sumber kehiupan bagi ekosistem di sekitarnya. Pernyataan tersebut
dibuktikan dengan kutipan berikut.
Bantimurung
Bumi yang dihuni sang kupu-kupu
Hinggap dan bertebaran
Di antara serangga satwa lindung anugerah Ilahi
Menipukan pesona lagu-simponi kelestarian alami
b. Amanat
Amanat yang ingin disampaikan penyair lewat puisi Bantimurung adalah agar
manusia tetap menjaga kelestarian Taman Nasional Bantimurung. Bantimurung
adalah sebuah Taman Nasional yang di dalamnya terdapat tempat pembudidayaan
berbagai jenis kupu-kupu. Selain itu, kejernihan air adalah sumber air bersih bagi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tahukah kau?
Ketika malam mulai bercerita
Sebenarnya dia mengajak kita untuk kembali...
Pada satu tujuan.
a. Tema
Puisi berjudul Malam Mulai Bercerita karya Isna ini bertema ketuhanan.
Pembaca diajak melakukan perenungan tentang ketuhanan. Saat malam yang
sunyi banyak dimanfaatkan orang yang beriman untuk mengingat Tuhan dan
akhirat. Namun tidak sedikit orang yang memanfaatkan kegelapan malam untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berbuat dosa. Pernyataan peneliti tersebut dibuktikan dengan kutipan baris berikut
ini,
Tahukah kau?
Ketika malam mulai bercerita
Sebenarnya dia mengajak kita untuk kembali...
Pada satu tujuan.
Penyair melambanagkan keindahan malam sebagai wujud keagungan Tuhan.
.DOLPDW³3DGDVDWXWXMXDQ´Pengacu pada Tuhan sebab hidup di dunia ini hanya
memeiliki satu tujuan yaitu kembali pada Tuhan yang Esa.
b. Amanat
Amanat yang ingin disampaikan penyair lewat puisi Malam Mulai Bercerita
ini ditulis oleh Isna dengan tujuan menggambarkan keagungan Tuhan lewat
penggambaran malam yang indah. Pernyataan peneliti tersebut atas dasar tema
puisi yang telah peneliti jelaskan di atas. Penyair secara implisit ingin
menyadarkan manusia bahwa semua yang terjadi saat malam hari ada yang
mengatur, yaitu Tuhan. Penyair bermaksud menyampaikan bahwa satu-satunya
tujuan manusia hidup di dunia ini adalah kembali pada satu tujuan, yaitu Tuhan
yang Esa.
15. Bagaimana karya Oc. Mandank
Kadang-kadang aku benci
Bahkan sampai aku maki
..... diriku sendiri
Seperti aku
Menjadi seteru
.....diriku sendiri
Waktu itu
Aku......
Seperti seorang lain dari diriku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Tema
Tema puisi Bagaimana karya Oc. Mandank ini adalah kemarahan dan
kebimbangan, penghinaan terhadap diri sendiri.. Kemarahan yang dimaksud
adalah kemarahan pada diri sendiri. Pernyataan peneliti tersebut berdasarkan
kutipan baris puisi berikut,
Kadang-kadang aku benci
Bahkan sampai aku maki
..... diriku sendiri
Bentuk tipografi yang zig-zag menandakan suatu perosalan yang pelik. Si aku
sedang mengalami konflik batin yang amat rumit. Liku kehidupan yang dihadapi
si aku tergambar jelas. Sampai persoalan itu menimbulkan konflik dalam dirinya
sendiri.
b. Amanat
Lewat puisi Bagaimana penyair ingin menyampaikan kegalauan dan
kemarahan yang dia alami. Kemarahan dan kekecewaan kepada dirinya sendiri.
Judul Bagaimana menunjukkan bahwa penyair merasa bingung tentang dirinya
sendiri. Dia merasa bersalah dan belum puas atas hal yang terjadi pada dirirnya.
Penyair merasa kecewa pada dirinya sendiri. Pernyataan peneiliti tersebut
berdasarkan kutipan baris puisi berikut.
Aku tak puas
Sebab itu aku menjadi buas
Menjadi buas dan panas
Kata buas dan panas menandakan kalau si aku sangat marah dan emosinya
tidak terkendali. penyair dengan tipografi yang zig-zag bermaksud menyampaikan
bahwa masalah yang dia hadapi sangat rumit.
16. Mandalawangi-Pangrango karya Soe Hok Gie
Senja ini, matahari turun ke dalam jurang-jurangmu
Aku datang kembali
Ke dalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau diterima aku
Aku cinta padamu. Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Tema
7HPD SXLVL NDU\D 6RH +RN *LH LQL DGDODK NHNDJXPDQ VL ´DNX´ DWDX SHQ\DLU
pada keindahan alam sekaligus kemisteriusan alam Pangrango. Si aku adalah
seorang pendaki gunung yang berjiwa pemberani. Pernyataan peneliti tersebut
berdasarkan kutipan baris puisi berikut,
Aku cinta padamu, Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup.
Penyair menceritakan keindahan alam di Gunung Pangrango dan taman
wisata Mandalawangi sekaligus menyebutkan bahaya yang mengancam bila
hendak mendaki ke Pangrango. Keindahan digambarkan dengan alunan sungai
yang bening, kesepian digambarkan dengan hutan yang misterius, dan bahaya
yang diwakili oleh jurang yang mengelilibgi Pangrango. Berikut adalah kutipan
baris puisi yang menjadi dasar pernyataan peneliti.
...
Aku cinta padamu. Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
...
...
Aku terima ini semua
Melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-batas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jurangmu. . .
b. Amanat
Amanat yang ingin disampaikan penyair adalah agar manusia selalu berani
menjalani hidup. Hidup mempunyai tiga hal yang harus dijalani manusia, yaitu
keindahan atau kebahagiaan, misteri, dan bahaya. Ketiga hal tersebut masing-
masing diwakili oleh sungai sebagai lambang keindahan, kebeningan airnya
mewakili hidup yang damai. Misteri diwakili oleh hutan yang sepi, dan bahaya
yang digambarkan dengan hutan yang mengelilingi Pangrango. Pangrango
merupakan lambang kehidupan yang penuh dengan tiga hal tadi. Seorang pendaki
gunung seperti penyair adalah simbol manusia yang berani menantang kehidupan.
Meski berat, namun setelah sampai di puncak, artinya dia sudah menemukan
kebahagiaan.
17. Dalam Pasang karya Abdul Hadi W. M
Dan pasang apalagikah yang akan mengenyahkan
Kita, kegaduhan apa lagi? Sekarat dan terbakar sudah
Kita oleh tahun-tahun penuh pertikaian, ketakutan dan perang
Saudara
Terpelanting dari kebuntuan yang satu ke kebuntuan yang lainnya
Tapi tetap saja kita membisu atau berserakan
Menunggu ketakpastian
a. Tema
Tema puisi Dalam Pasang karya Abdul Hadi W. M ini bertema kritik sosial.
Kritik sosial terhadap pemerintah Indonesia. Pernyataan peneliti tersebut
berdasarkan kutipan baris puisi berikut,
Kita adalah penduduk negeri yang penuh pemimpin
Tapi tak seorang pun kita temukan dapat memimpin
Kita....
Kondisi politik Indonesia yang bergejolak membuat rakyat menderita. Perang
saudara terjadi di berbagai daerah. Pemerintah tidak berusaha menyelesaikan
konflik tersebut. Mereka justru sibuk mengurus kepentingan masing-masing.
Rakyat terluka, terlantar, dan sengsara tidak ada yang peduli. Banyak pemimpin
yang cerdas. Namun kecerdasannya hany digunakan untuk memakmurkan dirinya
sendiri.
b. Amanat
Amanat yang ingin disampaikan penyair lewat puisi ini adalah kritik kepada
pemimpin negeri ini bahwa para pemimpin tidak mampu memimpin republik ini.
Penyair menggambaraka keadaan rakyat indonesia yang hidup sengsara, kelaparan
dan hanya dapat bermimpi ketika ingin menikmati kesejahateraan dan
kemakmuran. Pernyataan peneliti ini didasarkan pada kutipan baris berikut ini.
Raja-raja dan kediaman mereka yang bertangan besi
Kecuali segala bual dan pidato kumal yang berapi-api
Antara kepedihan bila kesengsaraan dan lapar tak
Tertahankan lagi
Kita adalah penduduk negeri yang penuh kesempatan
Dan mimpi
Tapi tak pernah lagi punya kesempatan dan mimpi lagi
Berdasarkan kutipan baris puisi di atas, peneliti juga menyimpulkan bahwa
pemimpin-pemimpin negeri ini hanya dapat berjanji tanpa bisa mewujudkan.
Penduduk Indonesia telah dirampas hak dan kesempatan untuk sejahtera.
18. Daun dan Air Mata karya Ary Andreas Toelle
Gugur daun-daun kering
Bagai mataku yang menetes
Satu per Satu
: siapakah yang kan peduli
Daun-daun kering itu takkan berhenti berjatuhan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dikutip dari Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan Mahasiswa dalam Mahir
Berbahasa Indonesia kelas X SMA ( Yudhistira, 2006: 72-73)
a. Tema
Tema puisi yang berjudul Menyesal adalah penyesalan yang terlambat atas
kesalahan dan perbuatan si aku di masa mudanya. Peneliti sudah dapat
menentukan tema puisi tersebut berdasarkan judulnya. Selain itu peneliti juga
mengambil kesimpulan yang demikian juga berdasarkan kutipan baris puisi
berikut.
Ah, apa guna ku sesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
Sampai kapan pun penyesalan, maka semua hanya sia-sia. Oleh sebab itu
sebelum terlambat, berbuatlah secara maksimal dan jangan pernah menyia-
nyiakan kesempatan dan waktu yang dimiliki.
b. Amanat
Penyair ingin menyampaikan kepada kaum muda untuk memanfaatkan masa
muda dengan bekerja keras dan menuntut ilmu. Bekerja keras dan menuntut ilmu
di masa muda memiliki maksud agar di usia tua tidak menyesal dan dapat
menikmati usia dengan sejahtera, kaya lahir dan batin. Pernyataan peneliti
tersebut peneliti dasarkan pada kutipan baris puisi berikut.
Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju ke arah padang bakti.
20. Perkabungan di Laut Timur karya Hamdy Salad
Burung-burung berkalung hampa
Melipat bendera di laut Timor
Anyir ombak berkejaran sepanjang musim
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dikutip dari Gelas Esai dan Ombak Sajak Anno dalam Mahir
Berbahasa Indonesia kelas X SMA ( Yudhistira, 2006: 73-74)
a. Tema
Puisi yang berjudul Perkabungan di Laut Timor tersebut bertema pertikaian
atau sengketa di pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Sengketa tersebut adalah
saat Jajak Pendapat provinsi Timor-Timor ingin melepaskan diri dari NKRI
Peneliti dapat mengatakan demikian berdasarkan kutipan baris berikut.
Ikan-ikan menggelembungkan rasa perih
Mendorong bangkai ke tepi pantai
Lambang sengketa dan pertikaian
Pemanjat-SHPDQMDWJXQXQJ´0DQDGLDitu
DQELOWDOLGLVDQD´NULVDQ-krisan
menutup telinga tidak tega mendengar
mereka membantu yang jatuh.
´NDXGHQJDUODKVDWXODJLWHUSHURVRN´
Ujar krisan tua. Krisan berputik
Cerlang-cemerlang tiba-tiba wajahnya
Kelam, seperti hari yang menyungkup.
Tampak air mata duka mengalir di
Wajahnya, seperti di wajah-wajah batu-batu padas
Yang diberi tahu lelawa. Dan senja pun
Berangkat setia.
b. Amanat
Amanat yang ingin disampaikan penyair lewat puisi Bunga Krisan tentang
Pemanjat-pemanjat Gunung, yaitu penyair ingin menceritakan hal-hal yang
dialami oleh para pemanjat gunung. Penyair juga ingin menyampaikan kalau
kegiatan memanjat gunung sangat berbahaya. Oleh sebab itu, penyair ingin para
pemanjat itu berhati-hati saat mendaki gunung. Namun, penyair juga menyiratkan
sesuatu bahwa para pemanjat itu adalah simbol manusia-manusia yang berani
menantang kehidupan. Puisi ini juga memberi teguran agar manusia pun berani
menantang hidup untuk memperoleh puncak kebahagiaan dalam hidup. Para
pemanjat yang berhasil mencapai puncak gunung adalah simbol manusia yang
memperleh kebahagiaan sejati karena tidak pernah takut berjuang.
22. Ibu karya K. H. A. Mustofa Bisri
Ibu
Kaulah gua teduh
Tempatku bertapa bersamamu
Sekian lama
Kaulah kawah
Dari mana aku meluncur perkasa
Kaulah bumi
Yang tergelar lembut bagiku
Melepas lelah dan nestapa
Gunung yang menjaga mimpiku
Siang dan malam
Mata air yang tak berhenti mengalir
Membasahi dahagaku
Telaga tempatku bermain
Berenang dan menyelam
(Tuhan
Aku bersaksi
Ibuku telah melaksanakan amanat-Mu
Maka kasihilah ibuku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dikutip dari Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan Mahasiswa dalam Mahir
Berbahasa Indonesia kelas X SMA ( Yudhistira, 2006: 88).
a. Tema
Puisi berjudul Ibu karya Mustofa Bisri di atas bertema cinta kasih kepada ibu.
Si penyair sangat kagum pada sosok ibu. Penyair menggambarkan sosok ibu
dalam berbagai versi mulai dari gua yang teduh, kawah, bumi yang lembut
permukaannya, gunung, telaga, sampai matahari dan bulan. Rasa cinta kasih
terhadap ibu oleh penyair diwujudkan dalam bentuk doa kepada Tuhan. Berikut
ini kutipan baris puisi yang mendukung pendapat peneliti,
(Tuhan
Aku bersaksi
Ibuku telah melaksanakan amanat-Mu
Maka kasihilah ibuku
Seperti Kau mengasihi
Kekasih-keasih-Mu
Amin)
Ibu tidak elalu digambarkan sebagai sook yang memiliki sifat baik. Ibu juga
bisa menjadi sosok yang negatif ketika ibu memaksakan kehendaknya pada sang
anak. Ibu yang membuang anaknya yang maih bayi, ibu yang membunuh bayinya,
dan Namun, seburuk apapun perbuatan yang dilakukan ibu, dia tetap wanita yang
melahirkan dan harus dihormati.
b. Amanat
K. H. A. Mustofa Bisri ingin menyampaikan amanat puisinya tersebut, bahwa
seorang ibu adalah segalanya. Ibu adalah sumber kehidupan, sosok yang selalu
merawat dan melindungi anak-anaknya. Kasih sayang ibu selalu tercurah kepada
anak-anaknya. Ibu adalah seseorang yang dapat mengantarkan anak menuju
Surga. Jadi kasihilah dan cintailah ibu. Hormati ibu. Ibu mungkin memiliki sifat
positif. Namun eorang ibu juga dapat menjadi orang yang akan merampas hidup
hak hidup anaknya. Saat menelantarkan anak yang masih bayi, menjual anak
untuk biaya hidup. Fenomena-fenomena seperti itu adalah nyata dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
masyarakat. Tidak semua ibu adalah sosok yang penuh cinta kaish dan berbudi
baik.
23. Narkotik karya Siti Rohaya
Dia memang membuat kita melayang
Melayang seperti di surga
Yang membuat kita hanyut
Dalam kenikmatan ....
a. Tema
Puisi yang berjudul Narkotik di atas bertema Kritik sosial. Kritik sosial yang
yang dimaksud adalah anjuran agar tidak menggunakan narkotika. Peneliti
menyatakan demikian atas dasar kuti[an baris puisi di bawah ini,
Tapi sadarlah kawan
Dia hanya memperbudak kita
Dia akan menghancurkan hidupmu
Menghancurkan masa depanmu
Narkotik adalah simbol nyata pemberontakan kaum muda terhadap kondisi
sosial yang ada di mayarakat. Kaum muda merasa tidak puas dengan keadaan
ekonomi mereka terpuruk, keluarga berantakan, pergaulan bebas, dan pendidikan
agama yang kurang. Itulah yang menyebabkan banyak generasi muda yang
terjebak dan diperbudak narkotika. Awalnya narkotika diibaratkan kawan yang
dapat membantu melupakan sterss. Namun, kenikmatan narkotik itu adalah tipu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
daya. Narkotika secara perlahan akan membunuh raga manusia. Oleh sebab itu,
hindarilah narkotika.
b. Amanat
Penyair puisi tersebut ingin menyampaikan pesan agar bangsa Indonesia tidak
memakai narkotika sebab narkotika akan menghancurkan masa depan bangsa
Indonesia. Cara menghindari narkotika adalah dengan menanamkan pendidikan
agama yang kuat bagi generasi muda terutama. Penyair juga berpesan untuk
menghindari narkotika. Narkotika adalah racun yang awalnya memang dapat
membawa kenikmatan. Namun, itu adalah kenikmatan semu. Setelahnya,
narkotika akan membunuh badan, hati, dan masa depan.
24. Gaun Burung Gagak karya Dorothea Rosa Herliany
Akhirnya kubaca
Baris-baris sajak yang kau tulis
pada sayap-sayap burung gagak
hanya kehitaman dan kekeh kelaparan
yang mengerikan, bukit-bukit, padang
rumput, dan perkampungan tanpa
penghuni
tanah siapakah ini? Pada penantian
yang tak pernah pasti (aku atau
satwa liar itu?)
a Tema
Tema puisi Gaun Burung Gagak adalah ketidakmampuan seseorang untuk
PHPSHUMXDQJNDQ VHVXDWX \DLWX WDNGLUQ\D 3HQ\DLU PHQJJXQDNDQ LVWLODK ´EXUXQJ
JDJDN´ \DQJ EXOXQ\D EHUZDUQD KLWDP VHEDJDL PDODLNDW SHQFDEXW Q\DZD %DULV
puisi yang mendukung pernyataan peneliti tersebut, yaitu
Burung-burung gagak itu menggugurkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
´VHQ\XPNXDEDGLGLVLWX´WHULDNPXGDULMHQGHODNHUHWDGLSHURQ
Orang-orang bising bercakap.
a. Tema
Tema puisi Kuantar Kau sampai Stasiun Senen karya Aslan A. Abidin adalah
tentang cinta. Lebih tepatnya perpisahan dua manusia yang saling mencintai.
Pernyataan peneliti tersebut berdasarkan kutipan baris puisi di bawah ini.
Tapi kini, kereta berderak menjauh, kau melambai, aku ngungun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Tema
Puisi Insyaf karya Amir Hamzah tersebut bertema keputusasaan dan kesia-
siaan. Si Aku merasa kalau dia putus asa menghadapi tingkah laku anaknya yang
penuh dosa. Si aku insyaf demi anaknya. Namun dia tidak yakin kalau Tuhan akan
memeaafkan dosa-dosa anaknya. Pernyataan peneliti tersebut didasarkan pada
kutipan di bawah ini.
Maju mundur tiada berdaya
Sempit bumi dunia raya
...
a. Tema
Puisi Rindu di Malam Takbiran karya Isna ini bertema kerinduan. Secara
eksplisit tema dapat diketahui dari judulnya. Kerinduan yang penyair maksud
adalah kerinduan kepada suatu malam takniran yang akan mengantarkan seluruh
umat Islam pada hari yang suci. Kerinduan pada hari raya idul fitri. Hari ketika
Allah mengampuni dosa hamba-Nya. Berikut adalah kutipan baris puisi yang
mendasari pendapat peneliti.
Tatkala baru melandas pada kisi-kisi pujian-Mu
Betapa sebenarnya
Kerinduan ini telah lama mendera
Bergelut dalam kesepian dan aliran waktu
Yang nyata tak pernah tersadari
Penyair menulikan kalau dia selama ini belum menyadari rasa rindu itu telah
ada di hatinya. Baru ketika menjelang malam takbiran, rasa rindu semakin terasa.
b. Amanat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Isna sebagai penyair, dia ingin menyampaikan kerinduannya pada hari paling
suci bagi seluruh umat islam di seluruh dunia. Penyair juga ingin agar umat islam
bersuka cita dengan bertakbir menyambut hari yang suci ini. Isna juga ingin
menyampaikan kepada pembaca, meskipun tidak berada di bulan Ramadhan,
jangan pernah melupakan bulan indah ini. Sebagai umat islam, merindukan
malam takbiran adalah keharusan sebab saat itulah umat islam menyambut hari
kemenangan setelah satu bulan berperang dengan hawa Nafsu.
C. Analisis Semiotik Puisi
Buku mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X yang peneliti gunakan sebagai
sumber data adalah dari penerbit Erlangga dan Yudhistira. Dari dua buku ini
peneliti mengambil puisi-puisi yang ada di buku tersebut untuk peneliti analisis
secara semiotik. Puisi-puisi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Anak-anak Indonesia karya Ahmadun Yosi Herfanda
kehilangan ladang di kampung mereka
anak-anak indonesia merangkak
di lorong-lorong gelap kota
berjejal mereka di gerbong-gerbong
kereta api senja
terimpit dalam bus-bus kota
tanpa jendela
anak-anak Indonesia akan digiring
ke manakah mereka
bagai berjuta bebek mereka besuara
menyanyi lagu tanpa syair dan nada
sebelum matahari terbit, anak-anak Indonesia
berderet di tepi-tepi jalan raya, menggapai-gapaikan
tangan mereka ke gedung-gedung berkaca
yang selalu tertutup pintu-pintunya
dari pagi hingga sore mereka antre lowongan kerja
tapi lantas dibuang ke daerah transmigrasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3) ³EHUMHMDOPHUHNDGLJHUERQJ-gerbong NHUHWDDSLVHQMD´
Maksud kalimat di atas, secara denotatif mengandung makna bahwa anak-
anak Indonesia yang berasal dari kampung, hidup berjejalan dan
menggelandang di gerbong-gerbong kereta.
Kereta api senja acuannya adalah kereta api yang tiba di stasiun tiap sore
KDUL .DWD ³NHUHWD´ PHPLOLNL DUWL ³kereta api; kendaraan yang ditarik oleh
lokomotif atau lok, berjalan di atas rel´ .%%, 3HUOX SHQHOLWL
MHODVNDQ SXOD PDNQD NDWD ³VHQMD´ VHFDUD KDUILDK GDODP .%%,
memiliki makna waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat peneliti simpulkan bahwa anak-anak
Indonesia itu juga menggantungkan hidupnya pada kereta api yang beroperasi
pada sore dan petang hari. Kereta api senja, adalah transportasi yang
mengembalikan mereka ke kampung halaman, setelah seharian mereka
PHQFDUL SHQJKDVLODQ \DQJ GLJDPEDUNDQ SDGD EDULV NHGXD ³DQDN-anak
indonesia merangkak di lorong-ORURQJJHODSNRWD´
4) ´WHULPSLWGDODPEXV-bus kota tanpa jendHOD´
´7HUKLPSLWGDODPEXV-EXVNRWD´PHQ\LPERONDQEDKZDGLPDQDSXQDQDN-
anak Indonesia selalu hidup berkelompok, berjejalan, dan berhimpitan bahkan
di bus-bus kota sekalipun.
Secara harfiah dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) ´impit,
EHULPSLW´ EHUDUL ³rapat, berdesakan; bersesakan; berimpitan, dan saling
berimpit.³%HULPSLWDQGLGDODP´EXV´NDWD´EXV´PHQJDFXSDGD
´kendaraan bermotor angkutan umum yang besar yang dapat memuat
SHQXPSDQJEDQ\DN´.%%,%XV-bus itulah yang membawa anak-
DQDN ,QGRQHVLD PHQFDUL SHNHUMDDQ ´%HUMHMDODQ´ PDNVXGQ\D DQDN-anak
,QGRQHVLD ´EHUKLPSLWDQ EHUGHVDN-GHVDNDQ GDQ EHUHEXW´ PHQFDUL SHNHUMDDQ
´%HULPSLWDQ WDQSD MHQGHOD´ PDNVXGQ\D DQDN-anak Indonesia di dalam bus
DNDQ EHUHEXW ´XGDUD VHJDU´ ´8GDUD VHJDU´ \DQJ SHQHOLWL PDNVXG DGDODK
SHNHUMDDQ'LLEDUDWNDQVHSHUWL´XGDUDVHJDU´NDUHQDXGDUDVHJDUDDGDODKXGDUD
yang paling baik untuk kehidupan manusia, yang membuat manusia hidup.
Begitu pun pekerjaan dan penghasilan, mampu menopang hidup manusia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5) ³DQDN-DQDN,QGRQHVLDDNDQGLJLULQJ´
³'LJLULQJ´ VHFDUD OHNVLNDO GDODP .%%, DUWLQ\D DGDODK ³PHQJKDODX
ELQDWDQJNHVXDWX WHPSDWPHQJDQWDUNDQPHPEDZDNHVXDWXWHPSDW´
490). Anak-anak Indonesia akan digiring menuju ke suatu tempat yang tidak
diketahui oleh siapa pun. Secara tidak langsung pula anak-anak Indonesia
diibaratkan seperti binatang.
6) ³NHPDQDNDKPHUHND"´
Kalimat di atas melengkapi kalimat nomor 5, yaitu menanyakan tempat di
manakah anak-anak Indoneis akan digiring. Tanda tanya dalam kurung
merupakan tanda tanya yang peneliti tambahkan untuk menjelaskan bahwa
kalimat tersebut adalah kalimat tanya.
7) ³EDJDL EHUMXWD EHEHN PHUHND EHVXDUD PHQ\DQ\L ODJX WDQSD V\DLU GDQ
QDGD´
Anak-anak Indonesia diibaratkan seperti bebek-bebek yang berisik dan
VXNDEHUVXDUDNHUDV³%HEHN´VHFDUDOHNVLNDO GDODP .%%,EHUDUWLLWLN embik.
³PHQ\DQ\L´ VHFDUD KDUILDK EHUDUWL ³mengeluarkan suara bernada, berlagu
GHQJDQOLULNDWDXWLGDN´
Kalimat nomor tujuh memiliki makna bahwa bebek memang ketika
bersuara tidak ada nada atau syair yang memiliki arti seperi kata-kata yang
diucapkan manusia. kata-kata bagi Seno Gumira Aji Darma sudah kehilangan
makna. Apa pun yang diucapkan anak-anak Indonesia tidak akan dipedulikan
oleh orang-orang yang merampas ladang anak-anak Indonesia. Semua
pembelaan, penjelasan, dan rintihan anak-anak Indonesia yang mencari
penghasilan untuk mempertahankan hidup dianggap tidak bermakna/omong
kosong.
8) ´VHEHOXPPDWDKDULWHUELWDQDN-anak Indonesia berderet di tepi-tepi jalan
raya, menggapai-gapaikan tangan mereka ke gedung-gedung berkaca
yang selalu tertutup pintu-pintunya dari pagi hingga sore mereka antre
ORZRQJDQNHUMD´
a) ³VHEHOXP PDWDKDUL WHUELW´ PHQJDFX SDGD NDWD ³VXEXK´ DWDX ³KDUL PDVLK
JHODS´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) ³EHUGHUHW GL WHSL MDODQ´ PHQJDFX SDGD PDNQD ³EHUGLUL EHUMHMHU GDQ
EHUEDULVGLWHSLMDODQUD\D´
c) ³PHQJJDSDL-JDSDLNDQ WDQJDQ PHUHND´ VHFDUD KDUILDK DFXDQQ\D DGDODK
³menggapai-gapai, mengulur-ulurkan tangan ke atas hendak mencapai,
memegang, berpaut, mencari sesuDWX´.%%,
Kutipan baris puisi pada nomor delapan di atas menjelaskan bahwa anak-
anak Indonesia sudah mulai mencari pekerjaan sejak matahari belum terbit.
Mereka menggapai-gapaikan tangan mereka ke gedung-gedung yang selalu
tertutup kacanya maksudnya mereka selalu mengalami penolakan ketika akan
melamar pekerjaan. Secara nyata gedung-gedung bertingkat yang ada di kota-
kota besar memang selalu tertutup baik pintu maupun jendelanya. Keadaan
gedung-gedung yang selalu tertutup, membuat anak-anak indonesia yang
mencari pekerjaan di gedung-gedung itu merasa ragu untuk masuk dan
melamar pekerjaan ke sana. Kadang mereka menitipkan surat lamaran pada
satpam yang berjaga di pintu masuk gedung-gedung itu.
9) ´tapi lantas dibuang ke daerah transmigrasi³
´'LEXDQJ´ VHFDUD OHNVLNDO EHUDUWL GLFDPSDNNDQ GLOHPSDUNDQ VHVXDWX
NDUHQD WLGDN EHUJXQD ODJL ´7UDQVPLJUDVL´ DGDODK SHUSLQGDKDQ SHQGXGXN GDUL
satu daerah (pulau) yang berpenduduk padat ke daerah (pulau) lain yang
berpenduduk jarang (KBBI, 2008: 1729).
Secara harfiah makna kalimat nomor sembilan di atas yaitu, anak-anak
Indonesia justru dibuang atau dipindahkan ke daerah transmigrasi di luar kota-
kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan lain-lain. Anak-anak
Indonesia disingkirkan ke kota-kota kecil. Alasan para perebut ladang anak-
anak Indonesia adalah mencari kualitas yang baik untuk dijadikan pekerja di
perusahaan mereka.
10) ´WHUXVLU GDUL WDQDK NHODKLUDQ GHPL EHQGXQJDQ GDQ ODSDQJDQ JROI
NDWDQ\D´
´7HUXVLU´ PHPLOLNL PDNQD KDUILDK ´GLVXUXK SHUJL GHQJDQ SDNVD GLVXUXK
VXSD\D PHQLQJJDONDQ WHPSDW´ .%%, 6HPHQWDUD LWX ³WDQDK
NHODKLUDQ´ PHPLOLNL PDNQD KDUILDK WDQDK WHPSDW VHVHRUDQJ GLODKLUNDQ GDUL
rahim ibunya. Anak-anak Indonesia yang memliki hak penuh untuk tinggal di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kampungnya, tetapi justru diusir karena tanah tempat tinggal mereka akan
dijadikan lapangan golf dan bendungan oleh pemerintah dan pengusaha.
11) ³DQDN-anak Indonesia tercecer di pasar-pasar kota, di kaki-kaki hotel dan
biro-ELURHNVSRUWHQDJDNHUMD´
´7HUFHFHU´ PHPLOLNL PDNQD GHQRWDVL ´7HUWXPSDK EHUFHFHUDQ MDWXK
(hilang) dalam perjalanan; tertinggal jauh, ketinggalan (dari teman-temannya
GVE´.%%,
´3DVDU-SDVDU NRWD´ VHFDUD OHNVLNDO EHUDWWL ´tempat orang berjual beli;
pekan; tempat penjual dan pembeli yang ingin menukar barang atau jasa
dengan uang; (KBBI, 2008: 1129)´ ´.DNL-NDNL KRWHO´ GDODP NDPXV EDKDVD
,QGRQHVLD´NDNL´EHUDUWL
a) anggota badan yang menopang tubuh dan dipakai untuk berjalan (dari
pangkal paha ke bawah); b) bagian tungkai (kaki) yang di bawah sekali; c)
bagian suatu benda yang jadi penopang (penyangga) yang berfungsi
sebagai kaki; c) bagian yang di bawah; 6) kata bantu bilangan bagi
payung; 6) ukuran panjang ada 12 inci (dim), ± 0,304 m;
lapangan golf bisa mereka jadikan ladang baru. Anak-anak Indonesia harusnya
tidak mengandalkan ladang lama yang sudah ada sebagai sumber penghasilan
mereka. Mereka harus mengikuti perkembangan zaman. Dengan adanya
lapangan golf dan bendungan justru membantu peningkatan taraf hidup
mereka. Lewat lapangan golf mereka dapat menciptakan lahan usaha seperti
toko-toko yang menyediakan peralatan golf, membuka rumah makan, dan
fasilitas penunjang lain.
2) ´DQDN-DQDNLQGRQHVLDPHUDQJNDN´
3) ´GLORURQJ-ORURQJJHODSNRWD´
%DULVQRPRUGXDGDQWLJDDGDNDWD³PHUDQJNDN´ yang merupakan sebuah
lambang ketidakmampuan anak-anak Indonesia untuk berdiri tegak
menghadapi kemajuan zaman. Anak-anak Indonesia merangkak seperti bayi
yang baru lahir, tidak tahu apa pun, tidak punya kekuatan untuk bertahan
hidup dan bergantung pada orang lain. Bahkan untuk berdiri mereka
membutuhkan benda-benda atau orang lain di sekitarnya. Peneliti mengaitkan
pernyataan peneliti ini pada baris nomor satu sehingga tidak heran apabila
anak-anak Indonesia kehilangan ladang di kampung mereka.
Lorong gelap kota merupakan lambang kehidupan di kota-kota besar yang
jauh dari keadaan sejahtera. Lorong melambangkan penghasilan, mata
pencaharian, dapat pula berarti jalan yang menghubungkan satu bagian ke
bagian lain, jalan yang menghubungkan anak-anak Indonesia pada kehidupan
yang lebih baik. Namun, lorong yang disebutkan penyair adalah lorong gelap.
Gelap tidak selalu berarti kematian, kejahatan, atau keburukan. Gelap padat
SXOD EHUDUWL NHPLVNLQDQ NHVHQJVDUDDQ SHQGHULWDDQ ³/RURQJ JHODS´ JHODS
dapat pula berarti penghasilan yang sedikit yang menyebabkan anak-anak
Indonesia hidup dalam kesengsaraan.
berjejal mereka di gerbong-gerbong
kereta api senja
.DWD³NHUHWDDSLVHQMD´PHUXSDNDQVHEXDKODPEDQJGDULNHKLGXSDQNDXP
EDZDK6HFDUDGHQRWDWLI³NHUHWDDSLVHQMD´PHPLOLNLDUWLDODWWUDQVSRUWDVL\DQJ
ditarik oleh lokomotif, berjalan di rel, dan kereta ini beroperasi saat senja atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sore. Namun, yang dimaksud penyair dengan kereta api senja bukan sekadar
itu. Kereta api senja adalah alat transportasi yang akan membawa mereka
kembali ke kampung halaman mereka, kembali ke ladang-ladang mereka yang
WHODK KLODQJ WDGL .HPEDOL VHWHODK VHKDULDQ PHUHND ³PHUDQJNDN GL ORURQJ-
ORURQJJHODSNRWD´0HUHNDPHQMHMDOLNHUHWDDSLVHQMDNDUHQDNHUHWDLWXDGDODK
rasa puas mereka setelah seharian mencari uang.
terimpit dalam bus-bus kota
tanpa jendela
´%XV NRWD´ DGDODK DODW WUDQVSRUWDVL \DQJ PHPEDZD GDUL VDWX WHPSDW NH
WHPSDW ODLQ ´%XV NRWD´ GDSDW SXOD EHUDUWL WHPSDW PHQFDUL XDQJ EDJL SDUD
pengamen, para pedagang DVRQJDQ ´%XV NRWD´ ELVD PHQMDGL VLPERO
kesewenang-wenangan kebijakan yang salah. Bus Way adalah contoh nyata
NHJDJDODQ SHPHULQWDK PHZXMXGNDQ NHELMDNDQQ\D 0DNQD ´EXV NRWD´ XQWXN
puisi ini adalah tempat mencari uang, bagi para pengamen, pedagang asongan,
GDQ ´NHQHN´ EXV NRWD 0HUHND VDOLQJ EHULPSLWDQ SHQXK SHOXK 1DPXQ ELOD
PHUXMXNSDGDNXWLSDQ´WDQJDQPHUHNDNHJHGXQJ-JHGXQJEHUNDFD´PDNDEXV
kota adalah simbol bursa kerja yang didatangi anak-anak Indonesia melamar
kerja. Di bus kota, mereka berimpitan, berebut tempat duduk. Antre menunggu
giliran duduk. Di bursa kerja pun seperti itu. Mereka antre giliran, dan tempat
duduk artinya pekerjaan yang ditawarkan bursa kerja.
%HULPSLWDQGLEXVNRWDWDQSDDGDMHQGHOD´MHQGHOD´DGDODKOXEDQJNHOXDU
masuknya udara segar. Udara segar adalah sumber kehidupan yang sehat. Jadi
kalau tidak ada jendela bagaimana anak-anak Indonesia dapat hidup sehat? Itu
pengertian heuristiknya. Tetapi, jendela yang dmaksud penyair adalah celah
untuk melihat sesuatu. Apabila di bus kota tidak ada jendela, maka anak-anak
Indonesia tidak dapat melihat peluang/kesempatan untuk bekerja. Mereka akan
terus berimpitan di dalam bus, berebut kursi-kursi yang ada di dalam bus.
Padahal di luar bus masih banyak kendaraan lain yang menawarkan kursi yang
nyaman. Kendaraan yang peneliti maksud adalah tempat lain untuk mencari
pekerjaan.
anak-anak Indonesia akan digiring
ke manakah mereka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
memberhentikan bus itu. Lalu naik bus itu. Bus itu adalah bursa kerja. Lalu
EHUGHUHW DUWLQ\D DQWHDQ VDDW PHODPDU NHUMD ´*HGXQJ-gedung berkaca yang
selalu tertutup pintu-SLQWXQ\D´ DGDODK VLPERO NHDQJNXKDQ SDUD SHPLOLN
perusahan. Pemilik perusahaan menerapkan seleksi ketat ketika memilih
karyawan. Yang berkualitas baik diterima dan yang memiliki kualitas standar
dibuang ke daerah transmigrasi.
dari pagi hingga sore mereka antre lowongan kerja
tapi lantas dibuang ke daerah transmigrasi
.DWD ³SDJL³ PHPLOLNL DUWL NHVHPSDWDQ EDUX EDJL DQDN-anak Indonesia
XQWXN PHQFDUL SHNHUMDDQ ³VRUH³ SXQ PDVLK PHQMDGL NHVHPSDWDQ EDJL DQDN-
anak Indonesia untuk mengais rizki. Jadi, sepanjang hari bagi anak-anak
Indonesia adalah kesempatan mencari pekerjaan.
Daerah transmigrasi, memiliki acuan daerah di luar kota besar yang masih
belum terjamah pembangunan. Daerah transmigrasi tidak selalu di luar pulau
Jawa. Daerah transmigrasi bisa juga berarti lahan baru untuk usaha. Anak-anak
Indonesia yang antre melamar pekerjaan dibawa ke daerah transmigrasi
dengan tujuan mendapatkan kesempatan di daerah transmigrasi tersebut.
Mencari pekerjaan tidak harus di kota besar, di daerah transmigrasi justru
mereka dapat mengembangkan potensi mereka dan daerah-daerah yang belum
terjamah pembangunan.
terusir dari tanah kelahiran (demi bendungan
dan lapangan golf, katanya) anak-anak Indonesia
tercecer di pasar-pasar kota, di kaki-kaki hotel
dan biro-biro ekspor tenaga kerja
.DWD ³WDQDK NHODKLUDQ³ PHQJDFX SDGD NDPSXQJ KDODPDQ UXPDK DWDX
WHPSDW WLQJJDO ´WDQDK NHODKLUDQ´ GDSDW SXOD PHQ\LPERONDQ VHEXDK SLNLUDQ
yang kolot. Sebab anak-anak Indonesia tidak mau pergi dari tanah
kelahirannya, kampung halamannya. Padahal di luar tanah kelahiran banyak
WHUGDSDW NHVHPSDWDQ PHQGDSDW SHNHUMDDQ ³%HQGXQJDQ³ GDQ ³ODSDQJDQ JROI³
adalah simbol kemajuan pola pikir. Para pengusaha membangun bendungan
dan lapangn gokf di daerah pinggiran tentu dengan alasan meratakan
pembangunan. Kalau para investor itu tidak membangun fasilitas di daerah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada bait 1 ini, penyair tidak terlalu banyak menggunakan bahasa kias
sehingga memudahkan pembaca memahami makna puisi ini. Penyair lebih
banyak menggunakan bahasa konkret. Peneliti menambahkan tanda titik yang
ditulis dalam tanda kurung untuk membentuk kalimat yang mempunyai arti.
Penyair menggambarkan dengan jelas keadaan ibu kota yang berlaku kejam
pada para pendatang. Ada majas perumpamaan yang digunakan oleh penyair,
contohnya dapat dilihat pada kutipan di bawah ini:
³EDJDLEHUMXWDEHEHNPHUHNDEHVXDUD´
Anak-anak Indonesia yang adalah pendatang dari kampung diumpakan
seperti bebek yang berbaris dan suka berkotek-kotek saar mencari makan.
Bebek adalah gambaran binatang yang berisik dan bodoh. Seperti itulah
gambaran anak-anak Indonesia di mata para pengusaha itu, saat melamar
pekerjaan. Berdasarkan analisis heuristik bait kedua di atas, makna puisi pada
bait kedua sangat jelas. Penyair juga tidak menggunakan bahasa kias yang
sulit dipahami. Penyair lebih banyak menggunakan kata konkret, seperti pada
kutipan di bawah ini:
terusir dari tanah kelahiran (demi bendungan
dan lapangan golf, katanya) anak-anak Indonesia
tercecer di pasar-pasar kota, di kaki-kaki hotel
dan biro-biro ekspor tenaga kerja
Bait 2 ini menggambarkan anak-anak Indonesia tidak diperlakukan secara
manusaiwi oleh para pengusaha. Para pengusaha ini telah merampas tempat
tinggal anak-anak Indonesia. Mereka mengubah lahan-lahan permukiman
menjadi lahan usaha yang hanya menguntungkan bagi pengusaha-pengusaha
tersebut. Para pengusaha mempunyai cukup alasan menolak anak-anak
Indonesia yang berasal dari kampung itu. Para pengusaha lebih memilih
tenaga kerja yang memiliki kualitas tinggi. Itu juga yang menjadi alasan anak-
anak Indonesia dipindahkan ke daerah transmigrasi. Daerah transmigrasi yang
dimaksud bukan hanya derah dterpencil di luar pulau Jawa. Namun, daerah
terpencil di sekitar kota-kota besar. Tujuan pemerintah mengirim anak-anak
Indonesia ke daerah transmigrasi adalah untuk pemerataan pembangunan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Analisis Heuristik
Untuk memudahkan dalam analisis heuristik, maka peneliti memilih
memparafrase puisi Terjebak Dilema.
Parafrase bait 1
2 jam sepekan (belajar bahasa Inggris di) sekolah. (para siswa) disuapi
English Grammar ... tetek begek subbahasam. (Ada pula) present tense! Past!
Future! Prefect ... plus beberapa(,) formula kalimat positif, negatif, juga
interogatif ... (.) Semua harus dihafal sampai pemakaian to be dan auxiliry-nya(.)
Bait 1 ini, penyair ingin menjelaskan tentang pelajaran bahasa Inggris yang
harus dialami siswa selama 2 jam pelajaran setiap pekan. Materi tentang grammar
yang membuat para siswa kesulitan untuk mempelajarinya. Penyair sengaja
menyebutkan secara detail submateri yang dipelajari dalam grammar untuk
menggambarkan banyaknya jumlah materi dan kesulitan menghafal teori-teori
WHUVHEXW 7DQGD ´WLWLN´ GDODP NXUXQJ VHQJDMD SHQHOLWL WDPEDKNDQ VXSD\D NDOLPDW
menjadi utuh dan jelas unsur-unsurnya (subjek, predikat, objek, dan keterangan).
3HQJJXQDDQWDQGD´WLWLN-WLWLN´\DQJSHQXOLVDQQ\DGLOHWDNNDQVHWHODKLVWLODK-istilah
bahasa Inggris merupakan penanda bahwa masih banyak istilah bahasa Inggris
yang belum disebutkan.
Parafrase Bait 2
2 jam berikutnya masih sepekan sekolah(.) Para siswa masih dijejali English
vocabulary yang serba sulit pelafalannya(,) mulai adjective(!) Noun(!) Verb(!)
Preposition(!) Hingga conjunction(!) Belum lagi idiomatic, exprestion, dan
adverb yang bercabang menjadi adverb of time, frequency, manner cuma adverb
of palce yang mudah semua harus diingat tanpa kecuali(.) (Semua siswa wajib)
memegang kamus panduan Oxford Learner Pocket Dictionary(.)
Parafrase bait kedua sudah cukup memperjelas maksud puisi tersebut. Bait
kedua ini memberi penekanan bahwa siswa harus mengahafal semua teroi bahasa
Inggris. Siswa harus mampu melafalkan kosakata bahasa Inggris dengan tepat.
Parafrase bait 3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Analisis Heuristik
1) ´6HUXOLQJGLSDVLULSLVPHUGXDQWDUDJXQGXNDQSRKRQSLQD´
Kalimat di atas secara leksikal mengandung arti bahwa ada sebuah
seruling yang tergeletak di pasir ipis memiliki suara yang merdu/seruling itu
tergeletak di antara gunduhukan pohon pina.
´VHUXOLQJ´EHUDUWL´DODWPXVLNWLXS\DQJWHUEXDWGDULEXOXKEDPEXORJDP
VXOLQJ´.%%,
2) ³WHPEDQJPHQJJHPDGLGXDNDNL´
Terdengar suara tembang/lagu tradisional yang berasal dari dua kaki
gunung, yaitu Burangrang±Tangkubanprahu. Tembang itu dinyanyikan oleh
VHQLPDQGDULGHVD \DQJDGDGLEXNLW³WHPEDQJ´ VHFDUDKDUILDKEHUDUWL ³V\DLU
yang diberi berlagu (untuk dinyanyikan); nyanyian; 2 SXLVL´
³NDNL´ PDNQD GHQRWDVLQ\D DGDODK ³a) anggota badan yang menopang
tubuh dan dipakai untuk berjalan (dari pangkal paha ke bawah); b) bagian
tungkai (kaki) yang di bawah sekali; c) bagian suatu benda yang jadi penopang
(penyangga) yang berfungsi sebagai kaki; d) bagian yang di bawah; e) kata
bantu bilangan bagi payung; f) XNXUDQSDQMDQJDGDLQFLGLPP´
3) ³-DPUXWGLSXFXN-SXFXN-DPUXWGLDLUWLSLVPHQXUXQ´
Jamrut secara leksikal berarti intan berwarna hijau. Namun jamrut yang
dimaksud dalam puisi ini adalah hamparan perkebunan teh. Dedauanan teh
hijau yang masih muda sedang tumbuh subur di pucuk-pucuk pohon teh dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DGD SXOD VHPDN GDQ UHUXPSXWDQ GL VHNLWDU DLU PHQXUXQ DLU WHUMXQ ´SXFXN´
DUWLQ\D´GDXQPXGDGLSXQFDNSRKRQDWDXGLXMXQJUDQWLQJ´´$LUPHQXUXQ´
maksudnya air yang mengalir turun dari suatu tempat yang tinggi.
4) ³0HPEHOLWWDQJJDGLWDQDKPHUDKGLNHQDOJDGLV-JDGLVGDULEXNLW´
´0HPEHOLW´ VHFDUD KDUILDK EHUDUWL ´PHOLOLW PHOLQJNDU-lingkar; mengikat
(membalut) berlilit-lilit:, melibat; menyangkutkDQ NH GDODP SHUNDUD GVE´
.%%, ´7DQDK PHUDK´ DGDODK WDQDK \DQJ EHUZDUQD PHUDK
´*DGLV´ GDODP NDPXV EDKDVD ,QGRQHVLD EHUDUWL ´a) perempuan yang sudah
akil balig; dara; b) perempuan yang belum kawin; perawan; c) belum beranak
atau bertelur (biQDWDQJ´ ODOX ´EXNLW´ EHUDWL ´WXPSXNDQ WDQDK
\DQJ OHELK WLQJJL GDUL WHPSDW VHNHOLOLQJQ\D OHELK UHQGDK GDUL JXQXQJ´
(KBBI, 2008: 228).
Kebun teh itu menurun dari atas bukit ke bawah. Lalu di antara kebun teh
itu ada jalan setapal menurun yang dipenuhi rumput. Rerumputan itu menjalar
dari tangga-tangga yang terbentuk secara alami dari tanah merah. Biasanya di
sekitar air terjun ada anak tangga yang terbuat dari tanah dan di sekitarnya
tumbuh semak dan rumput. Bila diliha dari atas bukit tampak seperti jamrut.
Terlihat pula gadis-gadis pemetik teh yang sedang memetik pucuk daun teh.
5) ´1\DQ\LDQNHQWDQJVXGDKGLJDOL´
³1\DQ\LDQ´ GDODP .%%, DUWLQ\D ³\DQJ GLQ\DQ\LNDQ DWDX
ODJX´NHPXGLDQ³NHQWDQJ´EHDUWLtumbuhan sayuran yang menghasilkan umbi
\DQJEDQ\DNPHQJDQGXQJSDWL´.%%,
Maksud kalimat tersebut adalah kentang-kentang yang dulu ditanam, kini
bernyanyi kepada para gadis-gadis desa supaya cepat digali dan dipanen.
Kalimat ini juga mengandung arti perayaan panen kentang yang dilakukan
oleh para petani dan gadis-gadis pemanen kentang.
6) ´.HQDNDQNHED\DNHSHZD\DQJDQ´
³.HED\D´GDODP.%%,DUWLQ\D³baju perempuan bagian atas,
berlengan panjang, dan dipakai dengan kain panjang´ 3HQ\air menyebutkan
SDUD JDGXV PHPDNDL NHED\D NH SHZD\DQJDQ ³SHZD\DQJDQ´ DWDX ³ZD\DQJ´
secara harfiah berarti,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
³a) boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu yang
dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukkan drama
tradisional (Bali, Jawa, Sunda, dsb), biasanya dimainkan oleh dalang; b)
pertunjukan wayang (selengkapnya); c) orang suruhan yang harus
bertindak sesuai dengan perintah orang lain; d) bayang-ED\DQJ´ .%%,
2008: 1812).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
merupakan simbol pedesaan yang asri. Sebuah tanah kelahiran yang sejuk,
nyDPDQ GHQJDQ DODP SHGHVDDQ \DQJ PDVLK DVOL .DWD ³MDPUXW´ PHPLOLNL
PDNQD ³SHUNHEXQDQ WHK´ $GD JDGLV-gadis pemetik teh dan buruh pemanen
kentang yang turun dari bukit untuk memetik teh. Puisi tersebut
meenggambarkan suasana perayaan panen kentang yang diisi dengan tarian
dan nyanyian gadis-gadis desa. Dengan mengenakan kebaya yang biasa
dipakai saat pentas wayang, gadis-gadis tadi menari dan menyanyi dengan
diiringi alunan seruling khas Sunda yang ditiup seniman setempat.
Kebaya ke pewayangan melambangkan kesedehanaan para gadis desa itu
EHUSDNDLDQ QDPXQ WHWDS WHUOLKDW FDQWLN ³-DPUXW GL SXFXN-SXFXN´
melambangkan dedaunan teh yang tumbuh menghijau di pucuk-pucuk pohon
yang menandakan bahwa tanah kelahiran sang pengair sangat subur.
Kenyataannya gubung Tangkubanprahu dan Burangrang memang subur.
Hamparan kebuh teh yang disimbolkan dengan jamrut dan memang benar
menjadi intan hijau bagi penduduk setempat. kebun teh itu adalah tempat bagi
para penduduk setempat mendapatkan uang. Kesimpulannya, puisi Tanah
Kelahiran 1 ini menceritakan pesta panen para pemetik teh dan petani kentang
di daerah gunung Tangkubanprahu dan Burangrang.
4. Perahu Layar karya Darmanto Jatman
Kembang layar kembang
sibak air, ukir wajah laut.
Kembang layar kembang
tabur langi, remangi langit
a. Analisis Heuristik
Analisis heuristik bisa dilakukan dengan menambahkan kata tugas atau
tanda baca agar kalimat dalam puisi menjadi kalimat sempurna dan mudah
dipahami. Bisa juga dilakukan dengan memparafrase puisi tersebut menjadi
karangan bebas. Berikut adalah parafrase puisi Perahu Layar.
Parafrase
(Angin) kembang(kan) layar (perahu) (sehingga) mengembang dan pucuk
perahu menyibak air, dan mengukir wajah laut. (Angin) kembang(kan) layar
(perahu) (sehingga) mengembang (dan) (ber)tabur(an) (di) langit, (lalu layar
itu) (me)remangi langit.
Pada nelayan aku berteriak lantang: ai, Abang, Abang pasang layar,
Abang, pasang layar lalu hati(ku) meronta berdoa kepada Tuhan: o, Tuhan,
bawalah manusia ini ke tempat taburan ikan biar hati (mereka) beriak
menyusuri kehidupan. Lalu dengan (meng)alun aku pun menembang:
kembang layar kembang, laju ke ujung bumi, batas langit dan laut.
Setelah parafrase, peneliti akan melakukan analisis secara heuristik pada
tiap baris dalam puisi tersebut. Berikut analisis secara heuristik,
1) ´.HPEDQJOD\DUNHPEDQJVLEDNDLUXNLUZDMDKODXW´
´.HPEDQJ´ PHQJHPEDQJ VHFDUD KDUILDK EHUDUWL ´a) mekar terbuka atau
membentang (barang yang berlipat atau kuncup), b) menjadi besar (luas,
banyak, dsb); memuai: c) menjadi bertambah sempurna (pribadi, pikiran,
pengetahuan, dsb); 4 menjadi banyak (merata, meluas, dsb):´ .%%, 2008:
.DWD ´OD\DU´ DUWLQ\D ´D kain tebal yang dibentangkan untuk menadah
angin agar perahu (kapal) dapat berjalan (laju), b) tabir (tirai) penutup jendela
(pintu); c) tirai; kelir (dipakai pada pertunjukan gambar hidup, drama, wayang
kulit, dsb);´KBBI, 2008: 892).
.HPXGLDQ NDWD ´6LEDN´ GDODP .%%, PHPLOLNL DUWL ´cerai;
pisah (ke kanan dan ke kiri) belah (sisiran rambut dsb);´ 0DNQD GHQRWDVL
´XNLU´ EHUDUWL ´menggores (menoreh, memahat, dsb)´ .%%,
%HULNXWNQ\D DUWL ´:DMDK´ GDODP .%%, DGDODK ´roman muka; muka;´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
'DQ´ODXW´DUWLQ\D´kumpulan air asin (dl jumlah yang banyak dan luas)
yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau-pulau:´
.HVLPSXODQQ\DPDNQDNDOLPDW´.HPEDQJOD\DUNHPEDQg, sibak air, ukir
ZDMDKODXW´DGDODKDJDUSDUDQHOD\DQVHJHUDPHQJHPEDQJNDQOD\DUNDSDO/DOX
ujung perahu akan menyibak laut dan membuat ukiran di laut atau membelah
ombak.
2) ´.HPEDQJOD\DUNHPEDQJWDEXUODQJLWUHPDQJLODQJLW´
Apabila diterjemahkaQ VHFDUD KDUILDK .DWD ´WDEXU´ EHUDUWL VHEDU
menghamburkan; menyiarkan (kabar dsb); menabur (benih dsb); 2 membagi-
EDJLNDQPHQJLULPNDQ.%%,.HPXGLDQNDWD´ODQJLW´PHQJDFX
SDGD ´UXDQJ OXDV \DQJ WHUEHQWDQJ GL DWDV EXPL WHPSDW EHUDGDQ\D bulan,
ELQWDQJPDWDKDULGDQSODQHWODLQ´.%%,.DWD´UHPDQJL´VHFDUD
denotatif berarti,
a) remang n bulu halus di tubuh; bulu roma; meremang v seram; tegak
(bulu badan):
b) meremangkan v menjadikan meremang; menyeramkan:
c) remang ark, meremang v meleleh (air mata); bersimbah (peluh)
d) remang, remang-remang a agak gelap (kelam); keremangan n
kesamaran; keredupan; kekelaman remang, remang-remang a agak
gelap atau kelam: (KBBI, 2008: 1287).
.DOLPDW´.HPEDQJOD\DUNHPEDQJWDEXUODQJLWUHPDQJLODQJLW´EHUPDNQD
supaya nelayan segera mengembangkan layar kapal sehingga seolah layar itu
bertaburan di langit dan membuat langit yang tadinya terang oleh cahaya
matahari, menjadi remang-remang karena sinar matahari tertutup leyar-layar
yang terkembang.
3) ´SDGD QHOD\DQ DNX EHUWHULDN ODQWDQJ ai, Abang, Abang pasang layar,
$EDQJSDVDQJOD\DU³
$SDELOD GLWHUMHPDKNDQ VHVXDL .%%, NDWD ´QHOD\DQ´ EHUDUWL ´RUDQJ \DQJ
PDWDSHQFDKDULDQXWDPDQ\DGDULXVDKDPHQDQJNDSLNDQGLODXW´
.HPXGLDQ NDWD ´WHULDN´ DWDX ´EHUWHULDN´ EHUDUWL ´VHUXDQ \DQJ NHUDV SHNLN
berteriak, EHUVHUX EHUNDWD PHPDQJJLO GVE GHQJDQ VXDUD NHUDV PHPHNLN´
.%%,´3DVDQJ´GDODP.%%,EHUDUWL
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kalimat nomor 3 ini secara harfiah mengacu pada makna si aku berteriak
memberi semangat kepada para nelayan agar para nelayan segera
mengembangkan layar dan segera berlayar mencari ikan.
4) ´ODOXKDWLPHURQWDEHUGRDNHSDGD7XKDQR7XKDQEDZDODKPDQXVLDLQL
NHWHPSDWWDEXUDQLNDQELDUKDWLEHULDNPHQ\XVXULNHKLGXSDQ´
Apabiila diterjemahkan beUGDVDUNDQ .%%, NDWD ´PHURQWD´ EHUDUWL
´EHUJHUDNVHNXDW-NXDWQ\DKHQGDNPHOHSDVNDQGLULGDULLNDWDQSHJDQJDQGVE´
.HPXGLDQNDWD´EHUGRD´EHUDUWL´permohonan (harapan, pujian)
kepada Tuhan;´ .DWD´WDEXUDQ´ DSDELODGLDUWLNDQVHFDUa harfiah
EHUDUWL´VHVXDWX \DQJGLWDEXUNDQ´ ´+DWLEHULDN´EHULDNDUWLQ\D
PHQJDFXSDGD´JHUDNDQPHQJRPEDNGLSHUPXNDDQDLURPEDNNHFLOJHUDNDQ
air yang merupakan lingkaran (seperti apabila batu dijatuhkan NHDLU´.%%,
2008: 1303). Kalimat nomor empat secara harfiah mengacu pada makna bahwa
GDODP KDWL VL ´DNX´ PHQGRDNDQ DJDU SDUD QHOD\DQ LWX ELVD VDPSDL GL WHPSDW
yang bertaburan ikan, tempat ikan-ikan melimpah.
5) ´ODOXGHQJDQDOXQDNXSXQPHQHPEDQJNHPEDQJOD\DUNHPEDQJODMXNH
ujung bumiEDWDVODQJLWGDQODXW´
.DWD ´DOXQ´ DSDELOD GLWHUMHPDKNDQ EHUGDVDUNDQ .%%, DUWLQ\D DGDODK
´JHORPEDQJ \DQJ SDQMDQJ GDQ EHUJXOXQJ- gulung, biasanya lebih rendah dari
RPEDN WHWDSL OHELK EHVDU GDULSDGD ULDN´ ´0HQHPEDQJ´ VHFDUD
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
harfiah berarti menyanyikan sebuah lagu, tentang lau nelayan. Si aku lalu
menembang dengan pelan untuk para nelayan yang sedang melaut.
b. Analisis Hermeneutik
Penyair tidak banyak menggunakan bahasa simbol dalam puisi Perahu
Layar ini. Bahasa kias yang digunakan penyair menandakan bahwa si aku
sangat mengagumi sosok nelayan. Dibuktikan dengan cara si aku memberi
semangat pada nelayan untuk mengembangkan layar dan pergi melaut,
kemudian si aku juga mendoakan para nelayan agar mendapat ikan yang
banyak demi kehidupan nelayan yang lebih baik.
o, Tuhan, bawalah manusia ini ke tempat taburan ikan
biar hati beriak menyusuri kehidupan
.XWLSDQ GL DWDV PHPSXQ\DL PDNQD EDKZD ´WHPSDW WDEXUDQ LNDQ´ DGDODK
ODXW\DQJSHQXKGHQJDQLNDQ´+DWLEHULDN´PDNVXGQ\DKDWLSDUD nelayan tetap
semangat menjalani kehidupan yang berat ini.
lalu dengan alun aku pun menembang:
kembang layar kembang
Tembang yang dinyanyikan si aku itu merupakan doa untuk para nelayan,
agar nelayan-nelayan itu tetap berlayar mencari ikan sampai ke ujung bumi,
maksudnya sampai laut lepas yang jauh. Sebab tempat ikan-ukan yang
nelayan-nelayan itu cari banyak ditemukan di laut lepas. Puisi ini secara garis
besar menggambarkan kekuatan maritim bangsa Indonesia. Nenek moyang
bangsa Indonesia adalah seorang pelaut yang andal. Penyair juga mengagumi
nelayan-nelayan sekarang, dibuktikan dengan kalimat berikut,
³ODMXNHXMXQJEXPLEDWDVODQJLWGDQODXW³
Para pelaut ulung ini tidak pernah takut melawan keganasan ombak lautan
demi hidup dan demi kelangsungan matapencaharian nenek moyang bangsa
Indonesia sebagai pelaut.
5. Stasiun Tugu karya Taufik Ismail
Tahun empat puluh tujuh, suatu malam di bulan Mei
Ketika kota menderai dalam gerimis yang renyai
Di tiang barat lentera merah mengerjap dalam basah
Menunggu perlahan naiknya tanda penghabisan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9) ´%HUKHQWLODKZDNWXGLVWDVLXQ 7XJXPDODPLQL´
³%HUKHQWL´GDULNDWDGDVDU³KHQWL´VHFDUDKDUILDKPHQJDFXSDGD´(1) tidak
bergerak (berjalan, bekerja, dsb.); tidak meneruskan lagi; (2) berakhir; selesai;
tamat: (3) VLQJJDK PDPSLU EHULVWLUDKDW EHUMHGD GVE´ (KBBI, 2008: 536).
Kemudian ³ZDNWX´SDGDNDOLPDWGLDWDVVHFDUDKDUILDKEHUDUWL
(1) seluruh rangkaian saat ketika proses; perbuatan atau keadaan berada
atau berlangsung; (2) lamanya (saat yang tertentu); (3) saat yang tertentu
untuk melakukan sesuatu; (4) kesempatan, tempo, peluang; (5) ketika,
saat; (6) hari (keadaan hari); (7) saat yang ditentukan berdasarkan
SHPEDJLDQERODGXQLD´.%%,
-DGL VHFDUD KDUILDK NDOLPDW ´%HUKHQWLODK ZDNWX GL VWDVLXQ 7XJX PDODP
LQL´ DGDODK -DP \DQJ DGD GL VWDVLXQ 7XJX berhenti berputar pada malam itu,
malam di bulan Mei tahun 1947.
10) ´'LVXDWXPDODP\DQJUHQ\DLWDKXQHPSDWSXOXKWXMXK´
´5HQ\DL´ PHPLOLNL PDNQD GHQRWDVL \DQJ SHQHOLWL NXWLS GDUL .%%,
\DLWX ´WLWLN-titik kecil; tetes-tetes (hujan, peluK GVE´ -DGL ´PDODP
UHQ\DL´DUWLQ\DVDDWPDODPKXMDQWXUXQULQWLN-rintik pada tahun 1947.
11) ´Para penjemput keretD-DNDUWD\DQJSHQJKDELVDQ´
.DWD´SHQMHPSXW´GDULNDWD´MHPSXW´GLWDPEDKDZDODQSH- EHUDUWL´RUDQJ
\DQJPHODNXNDQSHNHUMDDQ´MHPSXW berarti ´(1) pergi mendapatkan orang akan
dibawa (diajak pergi); (2) PHQ\DPEXW PHQ\RQJVRQJ NHGDWDQJDQ RUDQJ´
.%%, -DGL SHQMHPSXW DGDODK ´RUDQJ \DQJ SHUJL PHQJDPELO
PHQ\PEXWGDQPHQ\RQJVRQJPHQMHPSXW´´.HUHWD-DNDUWD´PHQJDFXSDGD
kereta penumpang yang mempunyai jalur perjalanan ke Jakarta.
12) ´+XMDQSXQDQHKGLEXODQ0HLWDNNXQMXQJWHGXK´
.DWD´KXMDQ´SDGDNDOLPDWQRPRUPHQJDFXSDGD´(1) titik-titik air yang
berjatuhan dari udara karena proses pengembunan; (2). ada titik-titik air yang
berjatuhan dari udara; (3) mendapat (datang, dsb.´ .%%,
'LVHEXWNDQSXODNDODXKXMDQWDPSDN´DQHK´NDWD´DQHK´PHQJDFXSDGD´tidak
VHSHUWL \DQJ ELDVD PHQLPEXONDQ NHKHUDQDQ DMDLE JDQMLO´ .%%,
Kemudian disebutkan SXOD NDODX KXMDQ WLGDN NXQMXQJ ´WHGXK´ GDODP NXWLSDQ
EDULV SXLVL LQL NDWD ´WHGXK´ PHQJDFX SDGD ´). reda (angin ribut, ombak);
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
berhenti (hujan); (2). terlindung atau tidak kena panas matahari; lindap: (3)
tidak turun hujan (hari); redup atau tidak memancarkan sinar yang terik
(matahari): (4) WHQDQJ DPDQ´ .%%, Jadi, kesimpulan dari
definisi di atas, yaitu hujan di bulan Mei tahun 1947 tidak juga reda dan itu
membuat orang-orang heran.
13) ´'LWLDQJEDUDWOHQWHUDPHQJHUMDSGDODPEDVDK´
Kalimat nomor 13 yang ada di bait ke-3 ini merupakan pengulangan dari
NDOLPDW QRPRU \DQJ WHUGDSDW SDGD EDLW SHUWDPD .DWD ´WLDQJ´ DSDELOD
diartikan secara harfiah berarti
´(1) tonggak panjang (dari bambu, besi, kayu, dsb) yang dipancangkan
untuk suatu keperluan; (2) tonggak panjang yang dipasang di perahu atau
kapal untuk memasang layar dsb; (3) tonggak panjang untuk menyokong
atau menyangga (atap, lantai, jembatan, dsb.); pilar; (4) ki sesuatu yang
PHQMDGLSRNRNNHNXDWDQSHQJKLGXSDQGVE´.%%,08: 1700)
´%DUDW´GDODPEDULVDSDELODGLWHUMHPDKNDQVHFDUDKDUILDKEHUDUWL´a) nama
mata angin, arah tempat matahari terbenam; b) (URSD .%%, ´
.HPXGLDQ SHQHOLWL MXJD PHQHUMHPDKNDQ NDWD ´OHQWHUD PHUDK´ DWDX ´OHQWHUD´
seccara harfiah dalDP .%%, PHPLOLNL DFXDQ ´ODPSX SHQHUDQJ \DQJ EHUWXWXS
GHQJDQNDFDGHQJDQEDKDQEDNDUPLQ\DNWDQDK´ Jadi, lentera
merah artinya lampu penerang yang berbahan bakar minyak tanah yang
cahayanya berwarna merah.
´0HQJHUMDS´ GDUL NDWD ´NHUMDS´ GDODP NDPXV %HVDU Bahasa Indonesia
berarti´ mengerjap(-ngerjap)kan, mengejap (-ngejap)kan; mengerdip-
ngerdipkan PDWD´ .DWD PHQJHUMDS GLLNXWL NHWHUDQJDQ ´GDODP
EDVDK´ \DQJ VHFDUD GHQRWDWLI EHUDUWL ´D berair; mengandung air; b) belum
dikeULQJNDQ´ .%%, 3HQHOLWL GDSDW PHQ\LPSXONDQ NDOLPDW ´'L
WLDQJ EDUDW OHQWHUD PHUDK PHQJHUMDS GDODP EDVDK´ VHFDUD KHXULVWLN PHPLOLNL
maksud bahwa lampu yang berbahan bakar minak tanah itu bersinar
kemerahan, berkedip-kedip karena sumbunya basan terkena rintihan gerimis.
14) ´$QDNSHUHPSXDQLWXGXDWDKXQPHOHQJNDSGDODPSDQJNXDQ´
7HUMHPDKDQ VHFDUD KDUILDK NDWD ´DQDN´ PHQXUXW .%%,
sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
´NXUDQJ UDSL WLGDN WHUDWXU MRURN GDQ NXPXK´ 7LGDN DGD SHUXEDKDQ VHMDN
zaman penjajahan belanda hingga masa reformasi ini.
6) ³7DQJLVED\LGDQMHULWZDQLWDGLPDQD-PDQD´
Si aku sedang berbicara pada kota yang ia tinggali ini. Dia mengatakan
bahwa sejak dulu di Jakarrta masih saja terdengar suara tangis bayi dan wanita
yang menjerit-jerit di berbagai sudut kota Jakarta.
7) ´%LDQJODODGLDWDVSHUNDPSXQJDQELNLQFLQWDWHUEDNDUGDODPSHUXWODSDU´
Bianglala atau pelangi nampat terlihat di atas sebuah perkampungan.
Sebuah perkampunyan yang membuat sebuah crita cinta terbakar dalam perut
penduduknya yang kelaparan.
b. Analisis Hermeneuistik
Puisi berjudul Potret Tukang Sampah ini berkisah tentang kehidupan
seorang tukang sampah di kota Jakarta yang penuh dengan sampah. Hari-hari
tukang sampah yang berkutat dengan pengapnya kota Jakarta. Bahkan sampah
adalah menu makannya setiap hari, maksudnya adalah setiap saat dia harus
memungut sampah dari pagi, siang sampai malam. Eka Budianta, penyair
puisi ini banyak menggunakan bahasa kias. Pada bait pertama penyair
menggambarkan bahwa si aku dalam keadaan lapar tetap berkutat dengan
VDPSDK 3DGD NDOLPDW ´DNX PHQHODQPX -DNDUWD´ PDNQDQ\D EXNDQ VL DNX
memakan lalu menelan kota Jakarta, melainkan menelusuri kota jakarta untuk
mengumpulkan sampah yang menjadi tugasnya dengan harapan kosong atau
SXWXV DVD .DOLPDW ´.XNXQ\DK-NXQ\DK VHEXDK PLNUROHW WXD´ DGDODK VLPERO
bahwa si aku juga naik turun dari satu mikrolet atau angkutan kota ke
angkutan kota yang lain sebagai alat transportasinya untuk mencari sampah.
Lalu penyair mengatakan bahwa roda gerobak dia jadikan sebagai sendok dan
garpu untuk memakan sampahnya. Kalimat ini tidak semata bermakna
memakan dalam arti sama dengan memakan makanan, tetapi si aku
menggunakan gerobak untuk mengangkut sampah-sampah.
Bait kedua menceritakan bahwa si aku sangat bangga dengan
pekerjaannya sebagai tukang sampah. Si aku bahkan berkata pada tuhan
seperti ini,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Analisis Heuristik
1) ´(QJNDX \DQJ WLDS KDUL PHQ\LQDUL EXPL NDPL GDQ PHQJDWXU VLDQJ GDQ
PDODPNDPL´
Engkau pada baris pertama dan kedua ini yang dimaksud adalah matahari.
MatDKDUL PHQ\LQDUL EXPL QDPXQ VHWHODK VDPSDL SDGD EDULV NHWLJD ´GDQ
PHQJDWXU VLDQJ GDQ PDODP NDPL´ PDNQD HQJNDX EHUXEDK PHQMDGL 7XKDQ
sebab yang mengatur siang dan malam adalah Tuhan bukan matahari.
2) ´(QJNDXEHUVLQDUSDGDVDDWLQLNHWLNDNDPLEHUNXPSXOPHQFDUL´
3DGDNDOLPDWGLDWDV´HQJNDX´EHUDUWLPDWDKDUL\DQJEHUVLQDUVDDW´NDPL´
PDQXVLD ´PHQFDUL´ .DWD ´PHQFDUL´ PHPLOLNL PDNQD PDQXVLD EHUNXPSXO
untuk mancari kehidupan dalam hal ini penghasilan
3) ´$SD \DQJ KDUXV NDPL ODNXNDQ XQWXN PDVD NLQL GDQ PDVa depan bangsa
indonesia, anak-anak kami, anak-anak cucu kami dan cucu-FXFXPHUHND´
Kalimat di atas secara leksikal berarti sebuah pertanyaan yang diajukan
kepada matahari tentang hal yang harus dilakukan untuk saat ini dan masa
depan bangsa Indonesia dan generasi berikutnya.
4) ´VLQDULODKKDWLNDPLGDQSLNLUDQNDPLDJDUPHQMDGLWHUDQJEHQGHUDQJ´
Si aku mewakili seluruh bangsa Indonesia meminta agar matahari selalu
menyinari hati dan pikiran mereka dengan sinar yang hangat agar pikiran dan
hati mereka terang.
5) ´KLQJJDNDPLGDSDWPHODNXNDQ\DQJSHUOXNDPLODNXNDQ´
Sehingga si aku dan bangsa Indonesia dapat melakukan hal yang
seharusnya mereka lakukan, seperti merawat dan melestarikan alam, menjaga
keutuhan bangsa Indonesia, dan bertaubat.
6) ´DJDU JHQHUDVL VHVXGDK NDPL DQDN-anak dan cucu-cucu kami dapat
meneruskan langkah bangsa kami ke masa depan yang sudah menunggu di
EDOLNSLQWXZDNWX´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Analisis Heuristik
1) ³3HUHPSXDQ-SHUHPSXDQ\DQJPHPEDZDEDNXOGLSDJLEXWD´
Baris pertama di atas menyebutkan bahwa ada perempuan-perempuan
yang sedang membawa bakul saat pagi masih buta. Saat pagi orang-orang tidak
bisa melihat apa pun karena gelap. Oleh sebab itulah disebut pagi buta. Pagi
buta adalah pagi saat matahari belum terbit, langit maih gelap dan kira-kira
waktu maih menunjukkan pukul 3 atau 4 pagi.
2) ³'DUL PDQDNDK PHUHND .H VWDVLXQ NHUHWD 0HUDN GDWDQJ GDUL EXNLW-bukit
GHVD´
Perempuan-perempuan itu datang dari bukit-bukit desa menuju ke stasiun
kereta Merak.
3) ³6HEHOXP SHOXLW NHUHWD SDJL WHUMDga, Sebelum hari bermula dalam pesta
NHUMD´
Mereka datang sebelum peluit kereta api pagi terjaga (bangun) dan
sebelum pesta orang-orang yang bekerja dimulai.
4) ³3HUHPSXDQ-perempuan yang membawa bakul dalam kereta. Ke manakah
PHUHND´
Perempuan-perempuan yang membawa bakul itu naik kereta pagi dan akan
pergi kemanakah mereka.
5) ³'L DWDV URGD-roda baja mereka berkendara, mereka berlomba dengan
VXU\DPHQXMXJHUEDQJNRWD´
Perempuan-perempuan pembawa bakul itu di atas roda-roda yang terbuat
dari baja berlomba dengan matahari menuju ke pintu gerbang kota. Naik di atas
roda baja secara harfiah maksudnya roda yang terbuat dari besi baja yang
menggelinding di rel. Berlomba dengan surya maksudnya mengejar matahari
yang terbit di timur. Jangan sampai matahari terbit lebih dahulu sebelum
perempuan-perempuan pembawa bakul itu sampai di pasar kota
6) ³0HUHEXWKLGXSGLpasar-SDVDUNRWD´
Secara harfiah kalimat nomor enam ini mengacu pada makna bahwa
perempuan-perempuan pembawa bakul itu berangkat menuju pasar-pasar
untuk berebut hidup yang dijual di pasar-pasar kota.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang membawa kehidupan di desa yang terletak di bukit itu. Sama seperti
pada bait terakhir, di bait kedua, penyair menggambarkan ibu-ibu pembawa
bakul itu sebagai wanita yang berhati baja yang berebut kehidupan di pasar-
pasar kota. Berebut kehidupan maksudnya adalah mencari dan bersaing
mencari nafkah di pasar-pasar kota. Perhatikan kutipan di bawah ini!
Di atas roda-roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota
Merebut hidup di pasar-pasar kota.
3DGD EDULV ´PHUHND EHUORPED GHQJDQ VXU\D PHQXMX JHUEDQJ NRWD´
memilki makna bahwa perempuan-merempuan pembawa bakul itu harus
sampai di kota sebelum matahari terbit, sebelum siang tiba sebab bila siang
telah tiba, mereka akan kehilangan pelanggan yang menunggu mereka di
pasar. Bakul-bakul yang mereka bawa adalah simbol dari hasil pertanian yang
akan mereka jual di pasar kota.
Puisi ini secara garis besar menggambarkan kehidupan perempuan-
perempuan desa yang berjuang mencari nafkah ke kota. Mereka menjual hasil
pertanian ke kota. Justru perempuanlah yang memberi kehidupan di desa itu.
Mereka bagaikan akar-akar pohon di atas bukit yang menyerap sari-sari
kehidupan dari bawah tanah (kota). Puisi Perempuan-perempuan perkasa ini
menyiratkan amanat bahwa meskipun perempuan itu kelihatan lemah, tapi
justru merekalah akar kehidupan, sumber kehidupan di bumi ini. Wanita
sebenarnya adalah makhluk ciptaan Tuhan yang perkasa, yang lebih kuat dari
lelaki. Puisi ini salah satu bukti bahwa wanita adalah makhluk yang kuat.
10. Ibunda Tercinta karya Umbu Landu Paranggi
Perempuan tua itu senantiasa bernama:
Duka derita dan senyum yang abadi
Tertulis dan terbaca jelas kata-kata puisi
Dari ujung rambut sampai telapak kaki
a. Analisis Heuristik
Analisis heuristik puisi Ibunda Tercinta karya Umbu Landu Paranggi ini
dapat diuraikan berdasarkan bait-baitnya. Dalam satu bait puisi adalah satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Berikut uraian tiap bait puisi Ibunda
Tercinta karya Umbu Landu Paranggi.
1) ´3HUHPSXDQ WXD LWX VHQDQWLDsa bernama: duka derita dan senyum yang
DEDGL´
Bila dimaknai secara leksikal, perempuan yang dimaksud di kalimat
ini adalah seorang perempuan yang mempunyai nama duka derita dan
senyum yang abadi.
2) ´7HUWXOLV GDQ WHUEDFD MHODV NDWD-kata puisi dari ujung rambut sampai
WHODSDNNDNL´
Analisis heuristik adalah memaknai puisi dari sudut pandang makna
leksikal. Kalimat di atas secara leksikal memiliki makna bahwa di sekujur
tubuh perempuan yang bernama duka derita dan senyum yang abadi itu
tertulis berbaris-baris puisi dari ujung rampat sampai telapak kaki.
3) ´3HUHPSXDQ WXD LWX VHQDQWLDVD EHUQDPD .RUEDQ WHULPD NDVLK UHVWX GDQ
DPSXQDQ´
Makna leksikal dari kalimat di atas adalah bahwa perempuan tua itu
memiliki nama korban, terima kasih, restu, dan ampunan. Jadi perempuan
WXD LWX PHPLOLNL EDQ\DN QDPD 1DPD GDODP DUWL OHNVLNDO ´QDPD´
EHUGDVDUNDQGHILQLVGDUL.%%,DGDODK´NDWDXQWXNPHQ\HEXW
DWDXPHPDQJJLORUDQJWHPSDWEDUDQJGVE´
4) ´'HQJDQ WXOXV VHWLD WHODK PHODKLUNDQ EHUSXOXK Oakon nasib sejarah
PDQXVLD´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
rumput, laut, dan sungai, ada pemangsa tingkat paling atas. Pemangsa
paling atas inilah yang dapat mengancam kehidupan.
6) ´6HODPD KDUL EHOXP SHWDQJ GDQ ZDUQD VHQMD EHOXP NHPHUDK-merahan,
PHQXWXSSLQWXZDNWXODPSDX´
Sang ibu menambahkan selama usia masih muda, selama masih
banyak kesempatan, dan sebelum jalan menuju kesuksesan tertutup sang
anak harus tetap berjuang.
7) ´Jika bayang telah pudar dan elang laut pulang ke sarang, sngin bertiup
NHEHQXD³
Makna kalimat di atas adalah ketika sang anak sudah meraih cita-cita,
ketika dia sudah sukses, dan ketika dia ingin kembali ke pangkuan sang
ibu. Angin bertiup ke benua maksudnya adalah ada keinginan dari sang
anak untuk kembali kepada ibunya. Lalu elang pulang ke sarang artinya
sang anak telah menemukan apa yang ia cari, sudah menemukan bekal
hidup yang cukup. Secara logika elang akan pulang ketika sudah kenyang.
8) ´7LDQJ-tiang akan kering sendiri dan nahkoda sudah tahu pedoman.
%ROHKHQJNDXGDWDQJSDGDNX³
Tiang-tiang akan kering sendiri maksudnya adalah ketika cobaan yang
menimpa sang anak sudah mulai reda, dan dia sudah menemukan jalan dan
alasan untuk kembali kepada sang ibu, maka anak itu boleh kembali
pulang ke rumah, ke kampung halaman.
9) ³.HPEDOL SXODQg, anakku sayang. Kembali ke balik malam! Jika
NDSDOPXWHODKUDSDWNHWHSL´
Sang ibu meminta sang anak segera pulang, bila sang anak sudah
mulai lelah dan dia sampai dipuncak kebahagiaan hidup.
10) ³.LWDDNDQEHUFHULWDWHQWDQJFLQWDGDQNHKLGXSDQPXSDJL KDUL³
Lalu sang ibu dan anak akan hidup berdua bersama sang anak dengan
akhir yang bahagia sambil mengenan masa perjuangan hidup saat sang
anak masih muda.
Budaya Minangkabau atau Sumatra Barat sangat kental dan memengaruhi
puisi karya Asrul Sani ini. Asrul sani adalah seorang penyair dari Padang. Puisi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ini secara hermeneutik mengandung banyak bahasa kias. Puisi ini bercerita
tentang kehidupan pemuda Minang yang hendak pergi merantau, mencari
kehidupan yang lebih baik. Sang ibu lalu menulis surat kepada sang anak yang
diwujudkan lewat puisi oleh Asrul Sani. Ibu yang dimaksud penyair bukanlah ibu
yang berarti seorang wanita yang telah melahirkan anak-anaknya. Ibu yang
dimaksud dalam puisi ini adalah kampung halaman, yaitu daerah Minangkabau
atau umatra Barat. Elang pulang ke sarang artinya sang anak telah cukup memiliki
bekal hidup. Laut lepas dan alam bebas memiliki kesamaan makna. Alam bebas
itu misalnya laut. Seoramg pemuda Minang ketika merantau keluar dari daerah
Minangkabau, maka diibaratkan dia edang menyusuri laut lepa dan alam bebas
yang penuh tantangan. Setelah sang pemuda Minangkabau berhasil menakhlukkan
laut dan alam bebas tadi, maka kebahagiaan abadi harus dia bawa pulang dan dia
bagi dengan ibu (kampung halaman).
12. Candi Muara Jambi Karya Dimas Arika Miharja
Aku dengar keluh batu-batu runtuh berpeluh
Tak ada arca atau stupa hanya ilalang
Bergoyang terpanggang matahari
Sebuah situs tak terurus menggerus hati
Perjalanan sunyi, sendiri memikul luka diri
Mengaca pada bayang batanghari
Yang tiada henti merangkum tragedi
Aku sendiri membangun candi
Dalam mimpi yang sulit diurai
Di kedalaman hati: kau tegar abadi
a. Analisis Heuristik
1) ³$NXGHQJDUNHOXKEDWX-EDWXUXQWXKEHUSHOXK´
6HFDUD KDUILDK NDWD ³NHOXK´ PHPLOLNL DUWL ³WHUODKLUQ\D SHUDVDDQ VXVDK
NDUHQD PHQGHULWD VHVXDWX \DQJ EHUDW NHVDNLWDQ GVE´ .%%,
NHPXGLDQ NDWD XODQJ ³EDWX-EDWX´ PHPLONL DUWL ³EHnda keras dan padat yang
berasal dari bumi atau planet lain, tetapi bukan ORJDP´.%%,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
memantul di sungai Batanghari. Jadi candi ini dapat dilihat dengan melihat
pantulan di permukaan air sungai Btanghari.
7) ´<DQJWLDGDKHQWLPHUDQJNXPWUDJHGL´
Pada baris ketujuh ini penyair menjelaskan kalau candi Muara Jambi
VHODOXPHUDQJMXPVHPXDWUDJHGL \DQJWHUMDGL´WUDJHGL´VHFDUDKDUILDKEHUDUWL
sandiwara sedih (pelaku utamanya menderita kesengsaraan lahir dan batin
yang luar biasa atau sampai meninggal); peristiwa yang menyedihkan; (KBBI,
2008: 1727)
8) ´$NXVHQGLULPHPEDQJXQFDQGL´
Si aku karena prihatin dengan kondisi candi yang tidak terurus, maka dia
membangun candi itu sendiri.
9) ´'DODPPLPSL\DQJVXOLWGLXUDL´
Dia bekerja keras membangun candi itu di dalam mimpinya.
10) ´'LNHGDODPDQKDWLNDXWHJDUDEDGL
Di dalam hati si aku, candi itu kokoh berdiri. Jadi di dalam hati si aku ada
bangunan candi Muara Jambi.
b. Analisis Hermeneutik
Puisi yang berjudul Candi Muara Jambi ini secara hermeneutik
menceritakan kondisi fisik candi Muara Jambi yang terletak di Propinsi Jambi.
Penyair menggambarkan kalau candi ini tidak terurus, sudah hampir hancur.
Stupa dan arca-arca sudah banyak yang rusak. Bangunan candi tertutup
ilalang. Batu-batu yang menjadi tembok candi juga banyak yang runtuh.
Si aku merasa prihatin dengan kondisi candi Muara Jambi ini. Namun, dia
tidak dapat berbuat banyak. Dia hanya bisa membayangkan kalau dia sedang
melihat candi Muara Jambi kembali kokoh berdiri. Pemerintah provinsi Jambi
juga tidak peduli dengan kondiri candi yang memprihatinkan. Kutipan baris
candi yang mendasari pernyataan peneliti tersebut, yaitu:
...
Perjalanan sunyi, sendiri memikul luka diri
Mengaca pada bayang batanghari
Yang tiada henti merangkum tragedi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Analisis Heuristik
1) ´*HPHULFLNDLUQ\DPHQHWHVNDQSXLVLDODP\DQJSDQMDQJ´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
251). Dengan demikian, makna baris kedelapan ini memiliki makna leksikal
bahwa langit memberikan kebebasan pada manusia.
Penyair, pada baris kesebelas sampai keempat belas menyebutkan kalau
sair terjun Bantimurung merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup
yang tinggal di sekitar air terjun, taman nasuinal Bantimurung dan sekitarnya.
´$LU WHUMXQ %DQWLPXUXQJ PHQHUMDQJ PXVLP´ VHFDUD OHNVLNDO NDWD
´PHQHUMDQJ´GDULNDWDGDVDU´WHUMDQJ´PHQJDFXSDGD´PHQHQGDQJPHQ\HSDN
(ke bawah atau ke depan); menyerang; menyerbu; melanggar; menubruk;
PHQ\HUXGXN PHOHZDWL WHUXV´ .%%, GDQ ´PXVLP´ PHPLOLNL
makna musim hujan, musim kemarau, musim gugur, musim dingin, panas,
GDQ VHPL 'L ,QGRQHVLD KDQ\D DGD GXD PXVLP MDGL ´PXVLP´ \DQJ GLPDNVXG
SHQ\DLU GDODP SXLVL LQL PHQJDFX SDGD PXVLP ´NHPDUDX GDQ KXMDQ´
Kesimpulan peneliti mengenai makna baris ke sebelas sampai ke empat belas
adalah air terjun Bantimurung airnya menyerang, menyerbu, melanggar,
menubruk, menyeruduk, melewati terus di musim hujan dan musim kemarau.
Baris kelima belas, sampai kesembilan belas, penyair menggambarkan
kalau kawasan wisata air terjun Bantimurung adalah sebuah bumi yang dihuni
kupu-kupu. Kawasan wisata Air Terjun Bantimurung merupakan habitat
berbagai spesies kupu-kupu yang langka. Tidak hanya kupu-kupu, serangga-
serangga langka juga ada. Di Bantimurung juga ada satwa yang dilindungi.
Satwa-satwa yang ada di kawasan wisata Bantimurung suaranya seperti
sedang menyanyikan sebuah lagu tentang alam yang lestari.
b. Analisis Hermeneutik
Penyair lewat puisi Bantimurung ini menceritakan keindahan alam
Bantimurung. Bantimurung adalah sebuah kawasan wisata air terjun di
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Air
terjunnya yang deras sebagai sumber kehidupan bagi para satwa yang hidup di
sungai maupun hutan di kawasan wisata Bantimurung. Bantimurung dengan
kesejukan udaranya, kecerahan sinar matahari yang menyinari, kebeningan
airnya, dan luas langit yang membentang di atasnya dapat memberikan sensasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tahukah kau?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Analisis Heuristik
1) ³0DODPPXODLEHUFHULWD´
Baris pertama, penyair menyebutkan kalau malam sedang bercerita.
Malam secara harfiah berarti fenomena alam saat matahari tidak menyinari
sebagian bumi, sehingga menjadi gelap. Saat malam, bulan dan bintang bisa
WHUOLKDW MHODV 0DODP GLLEDUDWNDQ VHGDQJ EHUFHULWD ³EHUFHULWD´ VHFDUD KDUILDK
PHQJDFX SDGD ³PHQXWXUNDQ FHULWD´ ³&HULWD´ \DLWX WXWXUDQ \DQJ
membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (KBBI, 2008: 280). Jadi
seolah malam dapat berbicara dan membuat cerita tentang sesuatu.
2) ³.HWLNDELQWDQJ-ELQWDQJEHUORPEDPHQDPSDNNDQVLQDUQ\D´
´%LQWDQJ-ELQWDQJ EHUORPED´ ´%HUORPED´ PHQJDFX SDGD PDNQD ´$GX
NHFHSDWDQ DGX NHWHUDPSLODQ NHWDQJNDVDQ NHNXDWDQ GVE´ .%%,
941). Jadi secara lugas makna batis kedua ini maknanya, yaitu pada malam
hari bintang-bintang beradu kemampuan menampakkan sinarnya.
3) ³.HWLNDUHPEXODQWHUVHQ\XPSDGDEXPLGHQJDQPDQMD´
Pada baris ketiga, dijelaskan bahwa saat malam, bulan juga ikut
tersenyum manja pada EXPL ´%XODQ´ GDODP EDULV LQL PHQJDFX SDGD ´EHQGD
langit yang mengitari bumi dalam satu bulan, bersinar pada malam hari karena
SDQWXODQVLQDUPDWDKDUL´.%%,%XNDQGLLEDUDWNDQPDQXVLDGLD
´WHUVHQ\XP SDGD EXPL GHQJDQ PDQMD´ ´WHUVHQ\XP´ VHFDUa harfiah mengacu
SDGD PDNQD ³JHUDN WDZD HNVSUHVLI \DQJ WLGDN EHUVXDUD XQWXN PHQXQMXNNDQ
rasa senang, gembira, dengan mengembangkan bibir sedikit, tersenyum
PHPEHULNDQ VHQ\XP WHUWDZD GHQJDQ WLGDN EHUVXDUD´ .%%, -
1419). Cara bulan tersenyum padD EXPL SXQ GHQJDQ PDQMD NDWD ´EXPL´
memiliki acuan planet tempat kita hidup, dunia, jagat, tanah, permukaan dunia
(KBBI, 2008: 233). Kesimpulannya, bulan menunjukkan rasa senang dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pemaknaan secara harfuah baris nomor delapan di atas, yaitu malam juga
DNDQEHUFHULWDPHQJHQDLZDNWX\DQJVHODOXEHUSXWDU.DWD´ZDNWX´SDGDEDULV
kedelapan ini mengacu pada makna-makna sebagai berikut:
a) seluruh rangkaian saat ketika proses; perbuatan atau keadaan berada atau
berlangsung;
b) ODPDQ\DVDDW\DQJWHUWHQWX¶
c) saat yg tertentu untuk melakukan sesuatu;
d) kesempatan, tempo, peluang;
e) ketika, saat;
f) hari (keadaan hari);
g) saat yang ditentukan berdasarkan pembagian bola dunia; (KBBI, 2008:
1806).
9) ´0DODPPXODLEHUFHULWD´
3HQ\DLU PHQJXODQJ NDOLPDW ´PDODP PXODL EHUFHULWD´ ODJL 3HQJXODQJDQ
ini bertujuan memulai bait yang baru. Baris kesembilan ini juga memiliki
makna harfiah yang sama dengan baris pertama dan kelima, yaitu malam
sedang berbicara atau bercerita tentang sesuatu.
10) ´%DJDLPDQDNHKLGXSDQGLMDGLNDQSDQJJXQJSHUWXQMXNDQ´
Baris kesepuluh merupakan kelanjutan dari baris kesembilan. Kalimat
pada baris kesepuluh di atas memiliki makna harfiah, yaitu malam berbicara
atau bercerita kalau hidup manusia ini dijadikan panggung sandiwara atau
drama pertunjukan yang dimainkan oleh manusia. Panggung pertunjukan pada
umumnya ada peran antagonis, protagonis, dan tentu saja ada penulis skenario
dan sutradara yang mengarahkan manusia untuk bermain peran di panggung
pertunjukan (kehidupan). Panggung pertunjukan juga ada penontonnya yang
bertepuk tangan dan kadang menertawakan tingkah laku para pemain.
11) ´$WDXEDJDLPDQDPDQXVLDVDOLQJEHUORPEDPHQFDULNHSXDVDQ´
Malam pun akan berbicara tentang manusia yang beradu keterampilan dan
kemampuan untuk mencari kepuasan. .DWD ´NHSXDVDQ´ PHQJDFX SDGD
´SHULKD,DWDXSHUDVDDQSXDVNHVHQDQJDQNHOHJDDQ´.%%,
12) ´'DQWDNWDKXDNKLUGDULSHUMDODQDQ´
Makna harfiah kalimat pada baris kedua belas di atas, yaitu manusia tidak
pernah tahu kapan perjalanan mereka akan berakhir. Kata perjalanan pada
baris ke dua belas di atas secara harfiah mengacu pada makna sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16) ´'DQPHQJJHWDUNDQVHJDODNHDQJNXKDQ´
Penyair lewat kalimat di atas ingin menunjukkan bahwa logam pijar tadi
juga dapat membuat segala keangkuhan manusia betgetar. Keangkuhan
PHQJDFX SDGD PDNQD KDUILDK \DLWX ³VLIDW WDELDW DQJNXK NHWLQJJLDQ KDWL
NHVRPERQJDQ´.%%,3LMDUDQORJDPWDGLGDSDWPHnggetarkan sifat
VRPERQJ PDQXVLD .DWD ³PHQJJHWDUNDQ´ PHPLOLNL PDNQD ´PHQ\HEDENDQ
EHUJHWDUPHQLPEXONDQUDVDWDNXWGDQJHOLVDK³.%%,
17) ´0HUXQWXKNDQVHJDOD\DQJQ\DWDGLGHSDQPDWD´
Melalui baris ketujuh belas di atas, penyair bermaksud melanjutkan
NDOLPDW GL EDULV OLPDEHODV GDQ HQDP EHODV 0DNDQ NDWD ´PHUXQWXKNDQ´
mengacu pada makna-makna di bawah ini:
a) merusakkan dan merobohkan; menjatuhkan; menerbangkan;
b) menyebabkan runtuh (gugur, longsor);
c) menjatuhkan (merusakkan, menghancurkan) kekuasaan pertahanan,
pemerintahan, dsb;
d) menghancurkan cita-cita (iman dsb). (KBBI, 2008: 1329).
18) ´7DKXNDKNDX"´
19) ´.HWLNDPDODPPXODLEHUFHULWD´
Kalimat nomor delapan belas dan sembilan di atas adalah sebuah
pertanyaan yang diajukan oleh penyair kepada manusia mengenai
pengetahuan manusia saat malam sedang berbicara.
20) ³6HEHQDUQ\DGLDPHQJDMDNNLWDXQWXNNHPEDOL´
21) ´3DGDVDWXWXMXDQ´
Penyair pada baris dua puluh dan dua puluh satu memberikan kesimpulan
mengenai isi puisi Malam Mulai Bercerita. Kesimpulan puisi ini secara harfiah
bila dikaitkan dengan makna baris-baris sebelumnya mengacu pada
pengertian, yaitu ketika malam mulai bercerita, pada hakikatnya malam itu
sedang mengajak manusia untuk merenung dan kembali pada satu tujuan.
´7XMXDQ´ VHFDUD KDUILDh maknanya, yaitu arah; haluan (jurusan) yang dituju,
maksud; tuntutan (yang dituntut) (KBBI, 2008: 1739). Setiap manusia hidup
pasti mempunyai tujuan. Malam ada di dunia ini gunanya untuk mengingatkan
manusia agar manusia kembali pada tujuan panggung pertunujukan dibuat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Manusia harus kembali dan patuh pada skenario yang telah digariskan sang
sutradara panggung pertunjukan tadi.
b. Analisis Hermeneutik
Puisi Malam Mulai Bercerita secara tersirat merupakan teguran bagi kita,
manusia bahwa manusia hidup di dunia ini mempunyai satu tujuan, yaitu kembali
pada Tuhan. Hanya saat malamlah manusia dapat merenung dan merasakan
hakikat kehidupan. Bait pertama puisi ini menggambarkan saat malam tiba, saat
itulah manusia seharusnya mengagumi keagungan Tuhan lewat ciptaan-Nya yang
berupa bulan, bintang, dan langit senja. Tanpa izin Tuhan, benda-benda langit itu
tidak akan menyinari malam yang gelap. Bahkan langit gelap pun adalah bentuk
kegungan Tuhan. Para binatang pemangsa seperti singa, harimau, serigala,
kelelawar memanfaatkan malam untuk hidup. Tuhan tidak pernah menciptakan
sesuatu dengan sia-sia. Manusia sebagai makhluk-Nya wajib bersyukkur.
Bait kedua, penyair mengingatkan manusia bahwa kejadian alam seperti
pepohonan yang batang kayunya rapuh itu karena dimakan rayap. Manusia sekali
lagi diingatkan bahwa Tuhan itu Maha Kuasa. Tuhan memberi kekuatan pada
serangga yang sangat kecil itu untuk membuat kayu yang keras menjadi lapuk.
Hal tersebut menandakan bahwa sekeras apapun pendirian dan hati manusia serta
sesulit apapun masalah yang dihadapi, manusia itu lemah, tetapi telah diberi
NHNXDWDQOXDUELDVDROHK7XKDQXQWXNPHQ\HOHVDLNDQQ\D.DOLPDW´7HQWDQJGDXQ
\DQJJXJXUGLEDWDVPXVLP´NDWD´'DXQ\DQJJXJXU´PHQ\LUDWNDQVHVXDWX\DQJ
dimiliki manusia, bisa itu harta, jabatan, teman, keluarga, dan hal-hal lain yang
EHUVLIDW ILVLN 6HPHQWDUD ´PXVLP´ PHQJDFX SDGD PDVDZDNWX -DGL NDOLPDW
´7HQWDQJGDXQ\DQJJXJXUGLEDWDVPXVLP´PHPLOLNLPDNQDWHUVLUDWEDKZDSDGD
akhirnya sesuatu itu akan berakhir pada waktu yang telah ditentukan. Kalimat
´'DQWHQWDQJSHUSXWDUDQZDNWX\DQJWDNSHUQDKEHUKHQWL´PHQJLQJDWNDQmanusia
bahwa sebagai makhluk-Nya harus terus menjalani hidup. Selama waktu belum
berhenti, manusia harus banyak berkarya dan tanpa lupa pada Tuhannya. Manusia
tidak ada yang tahu kapan dunia ini berakhirYang abadi hanya akhirat. Seperti
waktu yang tidak pernah berhenti berputar, selayak itulah pengabdian manusia
kepada Tuhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Seperti aku
Menjadi seteru
.....diriku sendiri
Waktu itu
Aku......
Seperti seorang lain dari diriku
hatinya belum terpenuhi. Si aku merasa belum cukup dengan hal yang sudah
GLDGDSDW6LDNXPHQMDGL³EXDV´NDWD³EXDV´PHPLOLNLPDNQDKDUILDK\DLWX
³JDODN OLDU JDQDV EHQJLV NHMDP´ .%%, GDQ NDWD ³SDQDV´
secara leksikal mengacu pada berbagai makna, yaitu:
a) terasa seperti terbakar atau terasa dekat dengan api; bersuhu relatif
tinggi:
b) kemarau (musim)
c) demam (suhu badannya lebih tinggi daripada biasa)
d) sangat iri; sakit hati:
e) genting sekali; berbahaya (mungkin pecah perang):
f) berpengaruh buruk (uang yang mudah memperolehnya, tetapi mudah
juga menghabiskannya uang pinjaman dengan bunga besar dsb)
(KBBI, 2008: 1112).
...
Menjadi seteru
.....diriku sendiri
Penyair pun menggunakan tanda titik-WLWLN GL GHSDQ NDWD ³GLULNX´ SDGD EDLW
kedua di atas dengan tujuan menggambarkan kalau dirinya takut pada musunhya.
Meskipun musuh itu adalah dirinya sendiri.
Bait ketiga, penyair merasa tidak mengenal dirinya. Penyair kehilangan jati
dirinya. Penyair seolah menjadi sosok lain. Dia berpenampilan dan bertingkah
laku sebagai orang lain. Pada bait ketiga, penyair menggunakan lagi tanda titik-
titik. Makna tanda titik-WLWLNGLEHODNDQJNDWD´DNX´SDGDEDLWWLJDLQLPHQDQGDNDQ
rasa bingung dan linglung karena dia tidak tahu siapa dirinya. Di bawah ini adalah
kutipan baris yang mendukung pernyataan peneliti tersebut.
Waktu itu
Aku......
Seperti seorang lain dari diriku
Bait keempat, bait terakhir merupakan klimaks dari kegalauan hati penyair.
Judul puuisi Bagaimana menandakan kegalauan dan kebingungan hati penyair.
Dia tidak merasa puas pada dirinya, pada semua hal yang telah dia dapat dan
miliki. Kata buas dan panas menandakan rasa amarah yang dalam kepada dirinya
sendiri.
Kesimpulan makna puisi secara keseluruhan berdasarkan judulnya, yaitu
Bagaimana menandakan kegelisahan, kegalauan, kebingungan, dan ketidaktahuan
penyair terhada dirinya. Tipografi yang berbentuk zig-zag menadakan bahwa si
aku menghadapai masalah yang pelik. Hidup si aku digambarkan penuh liku
dengan tipografi yang berkelok-kelok. Seperti puisi Sutardji yang berjudul
Tragedi Sihka Winka juga memiliki tipografi yang serupa. Sutardji menggunakan
bentu tipografi zig-zag juga untuk menggabarkan bahwa kehidupan dalam
pernikahan sangat rumit dan penuh liku.
16. Mandalawangi-Pangrango karya Soe Hok Gie
Senja ini, matahari turun ke dalam jurang-jurangmu
Aku datang kembali
Ke dalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kebisuan semesta, secara harfiah mengacu pada makna semesta menjadi bisu,
tidak bisa berbicara, bersuara, dan hanya diam menyaksikan si aku dan
Pangrango yang saling mencintai.
12) ´0DODPLWXNHWLNDGLQJLQGDQNHELVXDQPHQ\HOLPXWL0DQGDODZDQJL´
Penyair mengungkapkan saat hari sudah gelap, saat matahari telah
terbenam, suasana di Mandalawangi bisu dan dingin. Mandalawangi adalah
salah satu objek wisata di dekat taman nasional Cibodas, daerah Puncak, Jawa
%DUDW ´.HELVXDQ PHQ\HOXPLWL 0DQGDODZDQJL´ NHELVXDQ GDUL NDWD ´ELVX´
secara leksikal mengacu pada makna tidak dapat berkata-kata (karena tidak
sempurna alat percakapannya atau karena tuli sejak kecil). (KBBI, 2008: 208).
%HUGDVDUNDQ PDNQD OHNVLNDO NDWD ´ELVX´ GL DWDV EHUDUWL 3DQJUDQJR
dikelilingi kesunyian dan hawa dingin ketika si aku berkunjung ke sana. Tidak
ada satupun yang berbicara Di Pangrango. Semua yang ada di Pangrango
kalau malam tidak dapat berkata-kata.
13) ´.DXGDWDQJNHPEDOL´
14) ´'DQELFDUDSDGDNXWHQWDQJNHKDPSDDQVHPXD´
6LDNX\DQJVHNDOLJXVSHQ\DLUPHQJDWDNDQ´NDXGDWDQJNHPEDOL´´NDX´
mengacu pada Pangrango. Pangrango datang kembali pada si aku. Pangrango
kali ini dapat berkata-kata. Pangrango berbicara pada si aku bahwa dia merasa
semua yang ada di dalam dirinya (Gunung Gedhe Pangrango), yaitu hutan,
bebatuan, jurang-jurang, dan sungai yang mengalir semuanya hanya diam dan
KDPSD .DWD ³KDPSD´ VHFDUD OHNVLNDO PHQJDFX SDGD PDNQD ´WLGDN EHULVL
kosong, tidak bergairah; sepi:(perasaannya, hatinya), sia-VLD´ (KBBI, 2008:
520).
15) ³+LGXSDGDODKVRDONHEHUDQLDQPHQJKDGDSL\DQJWDQGDWDQ\D´
Si aku mengungkapkan bahwa hidup seperti kita menghadapi soal
NHEHUDQLDQ .DWD ³VRDO´ PHQJDFX SDGD PDNQD KDUILDK \DLWX D DSD \DQJ
menuntut jawaban (pertanyaan dalam hitungan); b) hal yang harus
dipecahkan; masalah; c) hal, perkara, urusan (KBBI, 2008: 1484). Kata
³NHEHUDQLDQ´ PHPLOLNL PDNQD OHNVLNDO \DLWX ´NHEHUDQLDQ´ keadaan (sifat-
VLIDW EHUDQL NHJDJDKDQ ´EHUDQL´ mempunyai hati yang mantap dan rasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
percaya diri yang benar dalam menghadapi kesulitan (KBBI, 2008: 1880-181).
Dengan demikian, si aku berpesan agat manusia memiliki sifat keberanian
GDODP KLGXSQ\D %HUDQL ³PHQJDKDGDSL \DQJ WDQGD WDQ\D´ PDNQD KDUILDKQ\D
kita harus berani mengahadapi semua pertanyaan yang ada di kehidupan sebab
hidup ada tentang keberanian tadi.
16) ´7DQSDNLWDPHQJHUWLWDQSDNLWDELVDPHQDZDU´
Tanda tanya dalam hidup kita tadi, tidak ada yang bisa kita pahami
maknanya dan kita juga tidak bisa menawar pertanyaan-pertanyaan itu.
Menawar secara leksikal mengacu pada makna a) negosiasi yang terjadi dalam
transaksi jual beli; mengemukakan permintaan hendak membeli (menyewa
dsb); b) meminta pengurangan harga (sewa, tuntutan ); c) menyebutkan harga
³NXUDQJ´ GDUL KDUJD VHZD GVE GDODP .%%, %HUGDVDUNDQ
makna leksikal tersebut, tanda tanya dalam hidup seperti sudah menjadi harga
mati, tidak bisa dinegosiasi.
17) ´7HULPDODKGDQKDGDSLODK´
Baris ketujuh belas di atas, penyair menuruh manusia agar menerima dan
mengahadapi tanda tanya dalam hidup. Menerima dengan ikhlas dan hadapi
dengan berani tanda tanya itu.
18) ´'DQDQWDUDUDQVHO-UDQVHONRVRQJGDQDSLXQJJXQ\DQJ´
19) ´0HPEDUD´
Si aku mengatakan kalau dia hanya membwa ransel-ransel yang kosong.
Saat si aku menemui Pangrango dia hanya membawa ransel kosong dan hanya
ditemani api unggun yang membara atau menyala.
20) ³$NXWHULPDLQLVHPXD´
Si aku menerima kalau Pangrango hanya menyediakan api unggun dan
ransel-ransel kosong.
21) ³0HODPSDXLEDWDV-batas hutanmu, melampaui batas-EDWDV´
22) ³-XUDQJPX´
Si aku tidak takut ketika bertemu dengan Pangrango. Si aku berani
melewati batas-batas hutan yang menyimpan misteri dan tidak takut bila
terjatuh ke jurang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23) ³$NXFLQWDSDGDPX3DQJUDQJR´
24) ´.DUHQDDNXFLQWDSDGDNHEHUDQLDQKLGXS´
Si aku sangat mengagumi Pangrango, Pangrango yang sepi, dingin, dan
bisu adalah simbol keberanian.
b. Analisis Hermeneutik
Puisi berjudul Mandalawangi-Pangrango karya Soe Hok Gie adalah sebuah
simbol keberanian mengahadapi misteri dan tanda tanya dalam kehidupan.
Pangrango yang sepi, dingin dan bisu adalah simbol dari satu sisi bagian hidup
yang kejam dan misterius. Kemudian penyair juga mengatakan bahwa Pangrango
juga indah. Keindahan Pangrango adalah lambang satu sisi kehidupan yang indah
dan membahagiakan manusia.
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua
Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
Terimalah dan hadapilah
Kutipan baris di atas adalah letak klimaks puisi ini. Soe Hok Gie
mengungkakan tanda tanya dalam hidup tidak dapat ditawar. Tanda tanya yang
dimaksud Soe Hok Gie adalah masalah-masalah yang akan muncul, takdir yang
telah ditulis Tuhan untuk manusia. Manusia tidak pernah tahu bagaimana
nasibnya esok hari. Hidup bagi Soe Hok Gie seperti hutan yang penuh meisteri.
Bila manusia tidak berani masuk hutan, maka kita tidak akan tahu seperti apa
keadaan di dalam huta. Sejalan dengan itu, apabila manusia takut untuk menerima
dan menghadapi takdir Tuhan, manusia tidak akan pernah tahu dan merasakan
takdir yang telah Tuhan pilihkan untuk manusia.
Ransel-ransel kosong yang dimaksud Soe Hok Gie adalah ketika dia
mengahdapi kerasnya hidup yang disimbolkan dengan Pangrango, dia tidak
PHPEDZDEHNDO DSDSXQ'LDKDQ\DGLWHPDQL´DSL XQJJXQ \DQJPHPEDUD´$SL
unggun yang membara adalah lambang semangat seorang So Hok Gie yang
membara dalam menghadapi kehidupan. Dia tidak pernah takut pada kehidupan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
karena hidup akan menerima dan memperlakukan manusia dengan baik apabila
manusia itu juga menerima keberadaan kehidupan. Berikut pernyataan Soe Hok
Gie yang mendukung pernyataan peneliti tersebut.
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau diterima aku
Intinya, manusia harus mencintai hidup karena manusia juga berani
menghadapi hidup, baik misteri hidup yang melambangkan masa depan,
kesunyian dan kebisuan Pangrango yang melambangkan akhir hidup, dan
dinginnya Pangrango yang melambangkan kejamnya hidup. Di gunung Gedhe
Pangrango pula Soe Hok Gie tewas karena menghirup gas beracun yang muncul
saat dia berada di puncak gunung.
17. Dalam Pasang karya Abdul Hadi W. M
Dan pasang apalagikah yang akan mengenyahkan
Kita, kegaduhan apa lagi? Sekarat dan terbakar sudah
Kita oleh tahun-tahun penuh pertikaian, ketakutan dan perang
Saudara
a. Analisis Heuristik
1) Dan pasang apalagikah yang akan mengenyahkan
Kita, kegaduhan apa lagi? Sekarat dan terbakar sudah
Kita oleh tahun-tahun penuh pertikaian, ketakutan dan perang
Saudara
Bait pertama, penyair mengungkapkan kesedihan dan keprihatinannya
terhadap keadaan yang dipenuhi pertikaian. Pertikaian itu dilambakan seperti
SDVDQJ.DWD´SDVDQJ´VHFDUDGHQRWDWLIEHUDUWLa) naik (air laut atau sungai), b)
sedang baik (peruntungan), untung, c) sedang bangkit atau menyerang
SHQ\DNLW.%%,´3DVDQJ´GDODPEDLWSHUWDPDLQLDUWLPLPHWLN
yang paling tepat adalah naiknya air laut atau sungai.
2) Terpelanting dari kebuntuan yang satu ke kebuntuan yang lainnya
Tapi tetap saja kita membisu atau berserakan
Menunggu ketakpastian
3HQ\DLU PHQ\HEXWNDQ ´NLWD´ WHUSHODQWLQJ GDUL NHEXQWXDQ NDWD
´WHUSHODQWLQJ´ PHPLOLNL DFXDQ GHQRWDWLI \DLWX ³WHUSHQWDO GVE WHUJXOLQJ
terpental jauh-MDXK´ .%%, ODOX NDWD ´NHEXQWXXDQ´ PHQJDFX
SDGD´WHUWXWXSVDODKVDWXXMXQJnya (jalan, pipa, dsb); terhalang (oleh sekatan,
dsb); tersekat, tersuntuk (akal, pikiran, dsb): kebuntuan, yaitu haI (keadaan)
tidak dapat terus; KDONHDGDDQEXQWX´.%%,'HQJDQGHPLNLDQ
mereka dalam keadaan tersekat, tubuh mereka terpentaOMDXK´NLWD´WHWDSVDMD
membisu dan berserakan, maksudnya, mereka tidak bisa berkata-kata bahkan
sampai mereka berserakan pun mereka tetap tidak bisa berkata-kata. Kata
´EHUVHUDNDQ´ PHQJDFX SDGD PDNQD GHQRWDWLI \DLWWX ´EHUDQWDNDQ SRUDN
poranda, terletaN WLGDN EHUDWXUDQ´ .%%, 0HUHND KDQ\D ELVD
menunggu ketidakpastian, sesuatu yang belum pasti dengan semua hal yang
sudah buntu, tidak ada jalan keluar.
3) Telah mereka hancurkan rumah harapan kita
Telah mereka campakkan jendela keluh dan ratap kita
...
$LU³SDVDQJ´LWXWHODKPHQJKDQFXUNDQUXPDK-rumah yang mejadi harapan
mereka dan jendela-jendela tempat mereka berkeluh kesah dan meratapi nasib.
.DWD³UXPDK´PHPLOLNLDFXDQGHQRWDWLI\DLWXEDQJXQDQXQWXNWHPSDWWLQJJDO
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bangunan pada umumnya (seperti gedung dsb) (KBBI, 2008: 1323) dan
³MHQGHOD´ PHQJDFX SDGD ³OXEDQJ SDGD UXPDK \DQJ GDSDW GLEHUL WXWXS \DQJ
berfungsi sebagai tempat keluar masuk udara, OXEDQJ DQJLQ´ .%%,
629). Rumah-rumah tepat tinggal mereka telah hancur, bahkan jendela, lubang
udaranya pun tidak tersisa.
Tentang laut itu di sana, yang naik dan menarik
Ketentraman ke tepi
Kecuali serpih matahari dalam genggam kesia-siaan ini
Yang bisa menghanguskan kota ini lagi
Makna harfiah kutipan baris di atas adalah air laut yang pasang naik
sampai ke pantai lalu menarik ketentraman yang ada di tengah laut ke tepi.
Namun pasang air laut itu tidak membawa sinar matahari ke tepi. Sinar
matahari itulah yang dapat membuat kota tempat tinggal para rakyat menjadi
KDQJXV .DWD ³NHWHQWUDPDQ´ PHQJDFX SDGD PDNQD KDUILDK ³NHWHQDQJDQ
NHQ\DPDQDQ NHGDPDLDQ´ %HUDUDWL DLU ODXW LWX PHQMDXKNDQ UDN\DW GDUL
keadaan damai, tenang, dan nyaman. Serpih matahari, mempunyai sifat panas
GDQ PHPEDNDU ³6HUSLK PDWDKDUL´ LWX WHODK PHQJKDQJXVNDQ NRWD WHPSat
pertikaian berlangsung dan membuat rakyat kehilangan segalanya,
ketentraman dan kedamaian.
4) Raja-raja dan kediaman mereka yang bertangan besi
Kecuali segala bual dan pidato kumal yang berapi-api
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Kediaman, dari kata dara diam + ke-an, yaitu mengenai sifat diam, tidak
bersuara dan tidak bergerak.
b) Kediaman yang mengacu pada tempat (rumah) yang ditinggali.
Raja-raja itu digambarkan bertangan besi, maksudnya apabila
diterjemahkan secara harfiah, raja-raja itu memiliki tangan palsu yang terbuat
dari besi. Raja-raja itu sering berpidato dan pidatonya disebut sebagai pidato
NXPDO´NXPDO´PHPLOLNLDFXDQUHQ\XNGDQNRWRr (pakaian dsb); berkerut-kerut
(seperti kertas direnyuk (KBBI, 2008: 836) pidatonya juga digambarkan berapi-
api, artinya secara denotatif mengacu pada bersemangat sekali, bergelora,
berkobar-kobar (semangat, gairah), dapat pula mengacu pada marah sekali
(KBBI, 2008: 82).
´$QWDUDNHSHGLKDQELODNHVHQJVDUDDQGDQODSDUWDN
7HUWDKDQNDQODJL´
Kutipan baris di atas secara denotatif maknanya, yaitu pidato yang berapi-
api tadi, diorasikan oleh para raja-raja di antara rasa sedih dan kesengsaraan
yang dialami penduduk negeri itu. Bahkan dalam keadaan lapar, raja-raja itu
masih berpidato dengan bersemangat.
Kita adalah penduduk negeri yang penuh kesempatan
Dan mimpi
Tapi tak pernah lagi punya kesempatan dan mimpi lagi
Makna harfiah baris di atas, yaitu mereka adalah penduduk sebuah negeri
yang memiliki banyak kesempatan bagi penduduknya untuk bermimpi. Namun
penduduk-penduduk negeri itu tidak dapat memiliki kesempatan dan mimpi itu.
Mimpi dan kesempatan itu adalah miliki negara bukan penduduknya. Kata
´PLPSL´ DWDX LPSLDQ PDNQD KDUILDKQ\D PHQJDFX SDGD ´VHVXDWX \DQJ
GLLPSLNDQ´
Kita adalah penduduk negeri yang penuh pemimpin
Tapi tak seorang pun kita temukan dapat memimpin
Kita....
Kutipan baris di atas, secara harfiah maknanya, yaitu di sebuah negeri
yang banyak memiliki pemimpin. Namun, para penduduk negeri itu tidak
dapat menemukan pemimpin yang dapat memimpin mereka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Analisis Hermeneutik
1) Dan pasang apalagikah yang akan mengenyahkan
Kita, kegaduhan apa lagi? Sekarat dan terbakar sudah
Kita oleh tahun-tahun penuh pertikaian, ketakutan dan perang
Saudara
Bait pertama di atas, pemaknaan hermeneutiknya sudah jelas. Makna kata
´SDVDQJ´ PHPLOLNL PDNQD NHVHQJVDUDDQ XMLDQ SHUWLNDLDQ SHSHUDQJDQ GDQ
lain-lain. Hal tersebut sudah diperjelas pada baris ketiga yang menyebut ada
pertikaian, ketakutan, dan perang saudara. Bait pertama, penyair menjelaskan
ada perang saudara di suatu negeri yang menyebabkan kesengsaraan, ketakutan,
dan kegalauan para rakyatnya. Rakyat negeri telah menderita bertahun-tahun
karena pertikaian tersebut. Pertikaian itu mereka ibaratkan seperti air pasang
yang menyapu apa pun yang ada di pantai hingga tidak bersisa.
2) Terpelanting dari kebuntuan yang satu ke kebuntuan yang lainnya
Tapi tetap saja kita membisu atau berserakan
Menunggu ketakpastian.
Bait kedua menyiratkan bahwa rakyat negeri itu tidak dapat berbuat apa
pun. Nasib mereka terombang-DPELQJ´7HUSHODQWLQJGDULNHEXQWXDQ\DQJVDWX
NH NHEXQWXDQ \DQJ ODLQQ\D´ PDNVXGQ\D UDN\DW WLGDN PHQHPXNDQ MDODQ NHOXDU
untuk mHQJDNKLUL SHUWLNDLDQ LWX .DWD ´PHPELVX´ PDNQDQ\D PHUHND KDQ\D
ELVD GLDP WLGDN EHUEXDW DSD SXQ ´0HQXQJJX NHWDNSDVWLDQ´ PHQ\LUDWNDQ
mereka hanya bisa menunggu kapan pertikaian itu berakhir. Mereka juga tidak
tahu kapan pertikaian itu berakhir, namun mereka tetap berharap kesengsaraan
itu akan berakhir.
Pertikaiann itu telah menghancurkan tempat tinggal mereka, tempat tinggal
yang menjadi tempat mereka membangun masa depan dan harapan, dan
pertikaian itu juga tidak pernah mempedulikan kesengsaraan yang dialami
rakyat. Harta benda mereka telah hancur, harapan mereka pun hancur. Rakyat
VXGDK WLGDN SXQ\D DSD SXQ XQWXN GLFHULWDNDQ $LU ´SDVDQJ´ \DQJ
PHODPEDQJNDQ SHUWLNDLDQ \DQJ WHUMDGL ´7HQJDK ODXW´ PHODPEDQJNDQ WHPSDW
tinggal/ kota para penduduk itu tLQJJDO .HPXGLDQDLU´SDVDQJ´PHPEDZDQ\D
ke tepi, berarti, pertikaian telah menjauhkan rakyat dari ketentraman,
ketenangan, dan kedamaian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Analaisis Heuristik
1) ´*XJXUGDXQ-GDXQNHULQJ´
Gugur artinya berjatuhan. Daun secara leksikal mengau pada bagian
tumbuhan yang tumbuh pada ranting dan berhelai-helai (biasanya berwarna
hijau) sebagai alat bemapas dan mengolah zat makanan (KBBI, 2008: 322).
Pada baris pertama tersebut, yang gugur adalah daun-daun kering, artinya
daun di pohon yang sudah kering secara otomatis danalami akan berguguran.
Bagai mataku yang menetes
Satu per Satu
: siapakah yang kan peduli
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3DGDNXWLSDQEDULVGLDWDVDGDEDJLDQ\DQJGLKLODQJNDQ\DLWXNDWD´DLU´GL
GHSDQNDWD´PDWDNX´6HWHODK dilengkapi, baris tersebut menjadi,
Bagai (air) mataku yang menetes
Satu per Satu
: siapakah yang kan peduli
Makna denotatif kutipan puisi di atas, yaitu, daun-daun kering yang gugur
tadi diibaratkan seperti air mata si aku yang jatuh satu per satu. Saat air mata
si aku jatuh, tidak ada orang lain yang peduli.
2) Daun-daun kering itu takkan berhenti berjatuhan
Dan air mataku takkan berhenti meratapi
: siapakah yang kan peduli
Daun-daun kering tadi tidak akan berhenti berjatuhan karena memang
jumlahnya di pohon masih banyak. Lalu air mata si aku pun diibaratkan
seperti dedaunan kering yang tidak berhenti berjatuhan tadi. Air mata si aku
SXQ WLGDN DNDQ EHUKHQWL PHUDWDSL .DWD ´PHUDWDSL´ PHQJDFX SDGD PDNQD
´PHQDQJLV GHQJDQ PHQJXFDSNDQ NDWD-kata yang menyedihkan; mengeluh
GHQJDQPHQDQJLVPHQMHULW´.%%,7DQJLVDQGDQUDWDSDQPDWD
si aku ini masih tidak ada yang peduli.
3) Andai pohon itu jadi tumbang?
andai harapanku jadi lengang?
Si aku berandai-andai membayangkan pohon yang daunnya berguguran
LWXWXPEDQJGDQDQGDLKDUDSDQQ\DPHQMDGLOHQJDQJ.DWD´OHQJDQJ´PHQJDFX
pada makna harfiah, yaitu:
a) tidak ramai; tidak banyak orang (tentang dusun, pesta, dsb),
b) sepi; sunyi; tidak sibuk,
c) terasa sunyi (tidak ada teman, tidak ada pekerjaan, dsb). (KBBI, 2008:
911).
Ary yang menetes dari matanya. Kesedihan penyair semakin dalam karena tidak
DGD RUDQJ \DQJ PHPSHGXOLNDQ GLD ´'DXQ-daun kering itu takkan berhenti
EHUMDWXKDQ´ PHODPEDQJNDQ NHVHGLKDQ VDQJ SHQ\DLU WDNNDQ EHUKHQWL SXOD
Kesedihan penyair tidak juga berakhir, namun masih tidak ada yang peduli.
´3RKRQ WXPEDQJ´ PHODPEDQJNDQ NHSXWXDVDDQ SHQ\DLU +DUDSDQQ\D VXGDK
tumbang sama seperti pohon yang tumbang dan daunnya berguguran.
Gugur daun-daun kering
Bagai mataku yang menetes
Satu per Satu
: siapakah yang kan peduli
%DLWGLDWDVWHUGDSDWNDOLPDW´JXJXUGDXQ-GDXQNHULQJ´VHFDUDOXJDVSHQ\DLU
telah mengibaratkan kesedihannya seperti daun kering yang gugur. Daun kering
apabila gugur dan berada di tanah tentu bagi orang lain dianggap sampah yang
mengotori halaman, sampah tentu tidk ada yang mempedulikan. Sampah bahkan
diinjak-injak.. Seperti itulah perasaan yang dirasakan si aku. Dia merasa
diacuhkan, tidak dipedulikan padahal si aku sedang bersedih.
Daun-daun kering itu takkan berhenti berjatuhan
Dan air mataku takkan berhenti meratapi
: siapakah yang kan peduli
Andai pohon itu jadi tumbang?
andai harapanku jadi lengang?
Kunci makna bait terakhir di atas terdapat pada baris pertama dan kedua,
berikut,
Daun-daun kering itu takkan berhenti berjatuhan
Dan air mataku takkan berhenti meratapi
Kesedihan si aku seperti daun kering yang berjatuhan di tiup angin.
Merlambangkan kalau kesedihannya tidak akan berhenti, terus seperti daun yang
gugur di musim kemarau. Air mata melambangkan tangis yang tidak akan
berhenti pula. Si aku membayangkan apabila pohon dari daun yang berguguran
tadi tumpabang, maka kesdihan si aku bukan menjadi hilang, melainkan semakin
hancur hari si aku. Harapannya jadi sia-sia dan tak ada yang mempedulikan
keinginannya, tidak ada seorang pun yang memahami dia. Pernyataan tersebut
peneliti dasarkan pada kutipan dua baris terakhir di bawah ini:
Andai pohon itu jadi tumbang?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Analisis Heuristik
12. ´3DJLNXKLODQJVXGDKPHOD\DQJ´
Maksud kutipan baris nomor satu adalah si aku sudah kehilangan paginya.
3DJLKDULQ\DVXGDKKLODQJPHOD\DQJ3DJLPHQJDFXSDGDPDNQD´EDgian awal
dari hari antara dini hari dan siang hari, waktu setelah matahari terbit hingga
PHQMHODQJVLDQJKDUL´.%%,%HUDUWLVLDNXVXGDKVDPSDLSDGD
EDJLDQGDULDNKLUKDWL\DLWXSHWDQJ´+LODQJPHOD\DQJ´DUWLQ\DSDJLLWXsudah
tidak dapat dicari dan dikembalikan lagi. Si aku tidak bisa kemabli kepada
pagi.
13. ´+DULPXGDNXVXGDKSHUJL´
´3HUJL´ PHQJDFX SDGD PDNQD ´EHUMDODQ EHUJHUDN PDMX meninggalkan
(suatu tempat), EHUDQJNDW´.%%,0DNVXGQ\DKDULPXGDPLOLN
si aku sudah meninggalkannya, berarti si aku sudah menemui hari tua.
14. ´6HNDUDQJSHWDQJGDWDQJPHPED\DQJ´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
.DWD ´SHWDQJ´ VHFDUD KDUILDK PHQJDFX SDGD PDNQD 6RUH DWDX ZDNWX
sesudah tengah hari (kira-kira dari pukul tiga sampai matahari terbenarn)
(KBBI, 2008: 1173). Petang telah datang membayangi kehidupan si aku.
´PHPED\DQJ´ VHFDUD GHQRWDWLI PDNQDQ\D \DLWX ³D menutupi (melindungi)
dengan bayang-bayang; b) merintangi; c) mengikuti terus jejaknya sampai
GDSDWGLWDQJNDS´.%%,'HQJDQGHPLNLDQPDNVXGEDris tersebut,
yaitu sore hari telah mengnutupi pandangan si aku ketika si aku ingin melihat.
15. ´%DWDQJXVLDNXVXGDKWLQJJL´
.DWD´WLQJJL´PHQJDFXSDGDEDQ\DNPDNQDDQWDUDODLQ
a) jauh jaraknya dari posisi sebelah bawah, panjang (badan),
b) sudah agak jauh ke atas (matahari);
c) luhur; mulia, yang sebelah atas (tingkatan, pangkat, derajat, mutu, dsb);
d) sudah lanjut ( umur);
e) banyak atau mahal (harga, nilai, dsb);
f) sudah maju (kecerdasan, peradaban, dsb); sudah jauh pada tingkatan atas
(pengetahuan, pelajaran, dsb);
g) sombong (perkataan, tabiat, dsb) (KBBI, 2008: 1711)
Makna yang paling tepat dengan kutipan baris puisi nomor empat di atas
DGDODK´VXGDKODQMXW´8VLDODQMXW\DQJGLPDNVXGSHQ\DLUDGDODKLVWLODK\DQJLD
gunakan untuk mengungkapkan hal yang dia rasakan. Penyair ingin
menyampaiakan bahwa yang dibicarakan dalam puisi ini adalah tentang
penyesalan yang dating di usia tua.
16. ³$NXODODLGLKDULSDJL´
.DWD ³ODODL´ VHFDUD KDUILDK PHPLOLNL DFXDQ a) lengah; kurang hati-hati;
tidak mengindahkan (kewajiban, pekerjaan, dsb), b) terlupa; tidak ingat karena
asyik melakukan sesuatu (KBBI, 2008: 862). Jadi, maksud kalimat nomor
lima tersebut adalah si aku tidak ingat pada pagi hari karena asyik melakukan
sesuatu.
17. ³%HWDOHQJDKGLPDVDPXGD´
.DWD³EHWD´PHPLOLNLPDNQD\DQJVDPDGHQJDQ³DNX´GDQNDWD³OHQJDK´
juga memiliki makna yang sama dengan lalai. Kalimat nomor enam ini
memiliki makna denotasi yang sama dengan kalimat nomor lima, yaitu si aku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jadi, maksud dari kalimat nomor tujuh tersebut adalah hidup si aku hanya
DNDQPHPEHULUDFXQSDGDKDWLQ\D³KDWL´GDSDW PHQJDFXSDGD³MDQWXQJ´GDSDW
SXODEHUDUWL³VHVXDWX\DQJDGDGLGDODPWXEXKPDQXVLD\DQJGLDQJJDSVHEDJDL
tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian-pengertian
(perasaan-SHUDVDDQ³DWDXEDKNDQ³EDJLDQSHUXW\DQJPHUDKNHKLWDP-hitaman
warnanya, terletak di sebelah kanan perut besar, gunanya untuk mengambil
sari-VDULPDNDQDQGLGDODPGDUDKGDQPHQJKDVLONDQHPSHGX´
19. ´0LVNLQLOPXPLVNLQKDUWD´
6LDNXPHUDVDVDDWLQLGLDPLVNLQLOPXGDQKDUWD.DWD´PLVNLQ´PHPLOLNL
DFXDQ ´WLGDN SXQ\D DSa-DSD PHODUDW´ NDWD ´LOPX´ PHPLOLNL DFXDQ
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut
metode-metode tertentu yang dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-
gejala tertentu dl bidang (pengetahuan) itu (dalam KBBI, 2008: 574).
.HPXGLDQNDWD´KDUWD´PHPLOLNLPDNQDKDUILDKVHEDJDLEDUDQJ-barang (uang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Puisi berjudul Menyesal karya Ali Hasyimi tersebut merupakan puisi yang
berisi pelajaran yang berharga bagi generasi muda. Puisi tentang penyesalan yang
WHUODPEDW 3HQ\DLU PHQ\HEXWNDQ ´SDJLNX KLODQJ VXGDK PHOD\DQJ´ NDWD ´SDJL´
PHQ\LUDWNDQPDNQDNDODXXVLDVLDNXPDVLKPXGD´SDJL´MXga dapat berarti masa
GLPDQDPDVLKEDQ\DNNHVHPSDWDQGDQEHUNDU\D.DWD´SHWDQJ´SDGDEDULVNHWLJD
memiliki makna kalau usia si aku sekarang sudah tua, sudah tidak mempunyai
NHVHPSDWDQ XQWXN EHNHUMD NDUHQD XVLDQ\D VXGDK ´WLQJJL´ .DWD ´WLQJJL´ EHUDUWL
sudah lanjut usia.
Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta
Kutipan bait kedua di atas, menyiratkan bahwa si aku telah lalai atau menyia-
nyiakan kesempatan yang ada saat dia masih muda. Dia hidup berfoya-foya, tidak
bekerja, tidak menuntut ilmu. Dan saat usianya sudah tua, dia tidak punya apa
pun. Dia tidak punya pengetahuan apa pun sehingga dia tidak bisa bekerja.
Akibatnya, dia hidup miskin, tidak mempunyai harta benda apapun, dan
kemiskinannya itu kini menyiksa batinnya.
...
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
Kutipan bait ketiga di atas, menyiratkan bahwa penyesalan di usia tua tidak
ada gunanya. Semua sudah terlambat. Penyesalan hanya akan menambah luka di
hati. Penyesalan justru akan makin membuat kita terpuruk. Lebih baik
memperbaiki hal yang masih bisa diperbaiki sebelum ajal menjemput.
Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju ke arah padang bakti.
Bait terakhir di atas, si aku mengharapkan generasi muda supaya tidak
menyia-nyiakan masa mudanya untuk bersenang-senang. Generasi muda
KHQGDNQ\D ´PHQDWD EDULVDQ´ VDDW PDVLK PXGD ´PHQDWD EDULVDQ´ PHQ\LUDWNDQ
supaya generasi muda mempersiapkan dan menata masa depan dengan baik,
menuntut ilmu, bekerja keras, dan mengambil semua kesempatan agar dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PHUDLK ´SDGDQJ EDNWL´ DWDX PDVD GHSDQ \DQJ FHUDK GDQ SHQXK NHEDKDJLDDQ GDQ
pengabdian pada Tuhan.
20. Perkabungan di Laut Timor karya Hamdy Salad
Burung-burung berkalung hampa
Melipat bendera di laut Timor
Anyir ombak berkejaran sepanjang musim
Merangkai buih dalam perkabungan
Ikan-ikan menggelembungkan rasa perih
Mendorong bangkai ke tepi pantai
Lambang sengketa dan pertikaian
Dikutip dari Gelas Esai dan Ombak Sajak Anno dalam Mahir
Berbahasa Indonesia kelas X SMA ( Yudhistira, 2006: 73-74).
a. Analisis Heuristik
1) ´%XUXQJ-EXUXQJEHUNDOXQJKDPSD´
2) ´0HOLSDWEHQGHUDGLODXW7LPRU´
.DWD ´EXUXQJ´ SDGD EDULV SHUWDPD VHFDUD OHNVLNDO PHQJDFX SDGD D
binatang berkaki dua, bersayap dan berbulu, dan biasanya dapat terbang, b)
untuk menyebut jenis unggas (yang biasanya bisa terbang) (KBBI, 2008: 241).
Penyair mengatakan kalau burung-burung itu di lehernya berkalung
KDPSD .DWD ´NDOXQJ´ PHQJDFX SDGD ³EDUDQJ \DQJ berupa lingkaran atau
rantai terbuat dari emas, perak, dan lain-lain yang dilingkarkan pada leher
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
VHEDJDL KLDVDQ´ .%%, .DWD ³KDPSD´ PHPLOLNL DFXDQ ³WLGDN
berisi; kosong, tidak bergairah; sepi, sia-VLDWLGDNDGDKDVLOQ\D´.%%,
520). 'HQJDQ GHPLNLDQ PDNVXG EDULV SHUWDPD ´%XUXQJ-burung berkalung
KDPSD´\DLWXDGDEHEHUDSDELQDWDQJEHUNDNLGXDEHUVD\DSGDQELVDWHUEDQJ
di lehernya menggantung sebuah hiasan yang disebut kesia-siaan.
´0HOLSDWEHQGHUDGLODXW7LPRU´
Baris ke dua di atas, penyair menyampaiakan bahwa burung-burung tadi
melipat bendera di laut Timor, laut di perairan bagian timur Indonesia, yaitu
ODXW \DQJ PHQJHOLOLQJL SXODX 7LPRU .DWD ´PHOLSDW´ PHQJDFX SDGD PDNQD-
makna berikut:
a) melepit menjadi rangkap;
b) membekuk, meringkus, atau menggulung (perampok, penjahat, dsb.);
c) menggelapkan (uang dsb.);
d) menjual barang untuk makan;
e) tidak mematuhi;
f) menyikat habis (makanan) (KBBI, 2008: 936).
.DWD ³EHQGHUD´ PHPLOLNL DFXDQ ³VHSRWRQJ NDLQ \DQJ EHUEHQWXN VHJL
empat atau segitiga, biasanya diikatkan pada tiang, dipergunakan sebagai
lambang negara, perkumpulan, atau tanda; panji-SDQML´ .%%,
Dengan demikian, secara harfiah, makna baris pertama dan kedua, yaitu
burung-burung yang di lehernya menggantung kesia-siaan, sedang melipat
bendera yang menjadi lambang suatu negara.
3) ´$Q\LURPEDNEHUNHMDUDQVHSDQMDQJPXVLP´
4) ´0HUDQJNDLEXLKGDODPSHUNDEXQJDQ´
Baris ketiga dan keempat di atas secara harfiah memiliki makna bahwa
ombak yang ada di laut timur baunya anyir. Ombak-umbak itu saling
EHUNHMDUDQ VHODPD PXVLP NHPDUDX GDQ PXVLP KXMDQ .DWD ´DQ\LU´ PHPLOLNL
acuan berbau amis seperti ikan atau darah. Ombak yang berkejaran tadi,
maksudnya ombak menggulung dan menyusun buih dalam perkabungan. Kata
´SHUNDEXQJDQ´ VHFDUD Oeksikal memiliki arti pakaian (kabung dsb) yang
dipakai dalam berkabung, atau dalam keadaan berkabung (berduka cita)
(KBBI, 2008: 652).
5) ´,NDQ-LNDQPHQJJHOHPEXQJNDQUDVDSHULK´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Badai dan topan tadi bertandang ke empat penjuru arah langit yang
PHPEHNX .DWD ´EHUWDQGDQJ´ PHQJDFX SDGD ´EHUWDPX NH NHSDGD GL
berkunjung (untuk bercakap-FDNDS VLQJJDK GL VXDW WHPSDW´ GDODP .%%,
2008: 1617). Artinya badai dan topan tadi berkunjung ke empat arah langit,
\DLWXXWDUDVHODWDQEDUDWGDQWLPXU´ODQJLWPHPEHNX´PHQJDFXSDGDODQJLW
\DQJ EHNX PHQJHUDV GDQ GLQJLQ VHSHUWL HV ´PHQXUXQJ GXND GL UHOXQJ
FDNUDZDOD´PDNVXGQ\DODQJLW\DQJNHUDVGDn dingin tadi mengurung duka di
lengkung langit. Langit tadi mengurung dukanya sehingga membeku seperti
es.
13) ´2UDQJ-RUDQJSXWLKEHUWXEXKNDNX´
³2UDQJ-RUDQJSXWLKEHUWXEXKNDNX³VHFDUDOHNVLNDOPHPLOLNLDFXDQRUDQJ
yang memiliki kulit putih dan badannya keras dan liat.
14) ³0HQDEXKJHQGHUDQJGLSHODEXKDQZDNWX³
Orang-orang yang berkulit putih tadi menabuh alat musik yang bernama
genderang di sebuah tempat yang biasa digunakan kapal untuk merapat. Kata
³SHODEXKDQZDNWX³PHPLOLNLDUWLEDKZDJHQGHUDQJ itu ditabuh saat pergantian
waktu antara siang dan malam, yaitu senja.
15) ³0HPEDQJXQEDUDNGDQNHPDKSHUVHNXWXDQ³
Kata barak mengacu pada sebuah atau sekumpulan gedung tempat tentara;
asrama polisi (tentara);dapat pula mengacu pada bangsal khusus tempat
merawat orang sakit (menuIar). Barak juga memiliki acuan bangunan yang
EHUVLIDWVHPHQWDUDEDJLSHNHUMD.%%,.DWD³NHPDK³VHFDUDOXJDV
memiliki makna tempat tinggal darurat yang menyerupai rumah sederhana
dengan kerangka besi, tali, atau kayu yang ditutup kain kasar dan tebal, terpal
yang didirikan langsung di atas tanah; kemah juga dapat mengacu pada istilah
tenda;(KBBI, 2008: 723).
.XWLSDQ NDWD ³SHUVHNXWXDQ³ PHPLOLNL DFXDQ SHUVDWXDQ SHUKLPSXQDQ
ikatan (orang-orang yang sama kepentingannya); istilah persekutuan dalam
bidang ekonomi mengacu perseroan dagang; kongsi; maskapai; kemudian di
bidang kenegaraan persekutuan memeiliki acuan 3 perserikatan (negara-
QHJDUD .%%, 'HQJDQ GHPLNLDQ PDNQD ³PHPEDQJXQ EDUDN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Analisis Hermeneutik
Analisis hermeneutik atau pemaknaan secara utuh bait pertama, yaitu telah
terjadi perikaian atau peperangan di laut Timor. Burung-burung berkalung hampa
melambangkan pesawat-pesawat tempur yang digunakan untuk berperang.
Pesawat-pesawat temput tersebut sia-sia saja mempertahankan NKRI. Puisi ini
berlatar belakang pemberontakan Timor-Timor yang ingin melepaskan diri dari
NKRI. Jadi pesawat-pesawat tempur yang berkalung hampa itu melambangkan
kesia-siaan yang diciptakan karena banyak korban tewas dalam pertikaian di laut
Timor.
Ombak yang anyir menandakan kalau di laut Timor telah tercemar darah para
korban tewas. Mayat-mayat mereka banyak yang mengapung di laut karena
perang itu terjadi di laut. Buih air laut yang membentuk ombak mengantarkan
kapat-kapal dari pantai kelaut untuk mengambil mayat-mayat yang mengambang
di laut. Ikan-ikan yang menggelembungkan rasa perih adalah simbol kapal-kapal
perang yang sedang mengangkut mayat-mayat korban perang tadi menuju pantai.
Kapal-kapal yang berlayar dalam gelap melambangkan bahwa kapal-kapal
tersebut berlayar di laut Timor dengan tujuan jahat. Pernyataan peneliti tersebut
MXJD GLGDVDUNDQ SDGD EXQ\L EDULV EHULNX\Q\D \DLWX ´PHQHEDU GXVWD SDUD
SHUDPSRN´-DGLNDSDO-kapal yang berlayar di laut Timor itu memiliki misi jahat,
yaitu memecah belah NKRI. Bait kedua ini berhubungan dengan bait pertama.
Selanjutnya, badai dan topan yang melanda empat penjuru arah langit,
melambangkan serangan kapal-kapal itu ada di seluruh laut Timor. Kalimat
mengurung duka di relung cakrawala melambangkan keduakaan karena
peperangan yang terjadi di laut Timor. Langit jadi gelap karena asap-asap hitam
yang ditimbulkan ledakan amunisi dan bom-bom yang diledakkan.
Orang-orang bertubuh putih dan kaku melambangkan bangsa lain yang
menjajah NKRI. Mereka menabuh genderang, artinya mereka mengajak untuk
berperang. Di pintu waktu melambangkan bahwa perang sudah di depan mata
bangsa Indonesia tidak dapat menghindar. Para penjajah tadi membangun markas
SHUWDKDQDQ PHUHND GL SLQJJLU SDQWDL .DOLPDW ´0HPSHUDQDNNDQ WDKWD GXQLD
VHEDJDL KDQWX´ PHODPEDQJNDQ NHNXDWDQ PHUHND WLDGD WDQGLQJ GL GXQLD LQL .DWD
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
´KDQWX´ DGDODK URK MDKDW PDND NHNXDWDQ GDQ NHNXDVDQ SDUD SHQMDMDK WDGL DNDQ
mengahntui dan menteror kedamaian dan ketentraman masyarakat kepulauan
Timor.
Bait ketiga secara keseluruhan menggambarkan bahwa kekuasaan dan teror
yang disebar para penjajah telah menghancurkan propinsi Timor-Timor. Kalimat
\DQJEHUEXQ\L´6HJXQGXNSXODXWHODKWHQJJHODP´PHQ\Lmbolkan bahwa sebagian
besar daerah Timor-Timor telah dikuasai para penjajah yang menginginkan
SHUSHFDKDQ 1.5, .HPXGLDQ NDOLPDW ´GLUHPXN JHORPEDQJ DQJLQ VDPXGUD´
melambangkan bahwa propinsi Timor-Timor telah diserang gelombang samudra
yang melambangkan pertikaian yang luar biasa sampai mampu memisahkan
Timor-7LPRU GDUL 1.5, .DOLPDW ´NDLQ NDIDQ EHWHUEDQJDQ GL XGDUD IDQD´
melambangkan kalau akibat pertikaian itu banyak korban tewas yang mayatnya
berserakan di mana-mana, udara fana melambangkan bahwa provinsi Timor-
Timor sudah hancur dan mayat-mayat yang berserakan tadi telah meninggalkan
tanah air mereka, yaitu Timor-Timor dalam keadaan masih terjadi perang.
Matahari mengambang melambangkan perang itu terjadi saat siang hari sebab saat
siang hari, matahari seolah-olah mengambang di langit dan memantul di air laut.
Perang dan orang-orang berkulit putih yang menjajah tanah Timor-Timor tadi
merajah negeri yang terbakar amunisi, maksudnya provinsi Timor-Timor telah
digempur bom-bom dan tembakan-tembakan yang menghancurkan semua. Tidak
hanya bangunan gedung-gedung saja yang hancur, tetapi juga tatanan
pemerintahan dan sosial masyarakat Timor-Timor. Pernyataan bahwa tatanan
pemerintahan dan sosial masyarakat Timor-Timor telah hancur adalah baris
terakhir yanJ EHUEXQ\L ´ 0HQJDUDN NHVLOVLODKDQ NH WHELQJ SHUEDWDVDQ´ -DMDN
pendapat di pulau Timor menyebabkan luka di hati para penduduk sipil sekaligus
luka lahir yang diderita seumur hidup.
21. Bunga Krisan tentang Pemanjat-pemanjat Gunung karya Mars
Mattola
Dua rangkai bunga krisan terbuai-buai
Ditiup angin semilir, pagi-pagi sejuk.
Keduanya merasa terganggu ketika
Serombongan kaki-kaki manusia satu-satu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Analisis Heuristik
1) ´'XDUDQJNDLEXQJDNULVDQWHUEXDL-EXDL´
2) ´'LWLXSDQJLQVHPLOLUSDJL-SDJLVHMXN´
Maksud dua rangkai bunga krisan secara harfiah, yaitu ada dua rangkai
bunga krisan, satu rangkai bunga krisan terdiri dari beberapa tangkai bunga
yang diikat menjadi satu. Dua rangkai bunga krisan itu terbuai-buai, atau
berayun-ayun karena dihembus angin yang mengalun lembut saat pagi hari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang sejuk. Pagi yang sejuk artinya matahari belum bersinar begitu terik,
antara pukul 06.00 sampai pukul 07.00.
3) ´.HGXDQ\DPHUDVDWHUJDQJJXNHWLND´
4) ´6HURPERQJDQNDNL-kaki manusia satu-VDWX´
5) Lewat amat dekat menepis-nepis
Dua rangkai bunga krisan itu merasa risih dan terusik saat serombongan
kaki-kaki manusia satu-satu lewat amat dekat dan menepis-nepis.
Serombongan kaki-kaki manusia melambangkan bahwa ada sekelompok
manusia yang berjalan ke arah bunga-bunga krisan itu. Segerombolan manusia
itu mendekati bunga-bunga krisan dan menebas-nebasnya.
6) ´%DWX-batu gunung yang besar-EHVDU´
7) ´0HQLPSDPHUUHNDGHQJDQWDMDPQ\DVHODOX´
Batu-batu gunung yang berukuran besar menimpa segerombolan manusia
tadi, kata tajam melambangkan kalau batu-batu besar yang menimpa manusia-
manusia tadi, jatuh dan melukai mereka. Batu adalah simbol kesulitan atau
musibah ayng akan menimpa manusaia dalam hidupnya.
8) ´GLSLNLU-pikir tak habis-habis, kenapa
9) Manusia-manusia itu banyak-banyak yang
10) Ingin ke atas. Padahal tidak sedikit-sediki
11) Yang jatuh-MDWXK´XMDUNULVDQ\DQJ
12) Muda-muda yang berputik
13) Cerlang-cemerlang dengan pelan-pelan.
Dua rangkai bunga krisan tadi maksudnya ada dua jenis krisan, yaitu
NULVDQ PXGD GDQ NULVDQ WXD %DULV \DQJ EHUEXQ\L ´XMDU NULVDQ \DQJ 0XGD-
muda yang berputik cerlang-cemerlang dengan pelan-SHODQ´ menandakan
Krisan-krisan muda saling berbisik membicarakan manusia yang mendatangi
mereka tadi dan menebas-nebas mereka. Mereka membicarakan para pemanjat
yang tidak pernah jera naik gunung, padahal banyak yang jatuh ke jurang.
Berputik cerlang-cemerlang melambangkan kalau krisan muda itu masih
punya masa depan yang cerah, putik melambangkan kalau krisan-krisan tadi
akan berbunga lebih banyak lagi dan menghasilkan keturunan yang banyak.
14) ´´PHUHNDWSHPDQMDW-pemanjat gunung,
15) Ingin dipuja-SXLMLGDQ´WLba-tiba
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bait terakhir ini secara harfiah menggambarkan kalau saat petang datang,
para pemanjat ada yang terperosok ke jurang. Krisan-krisan muda dan krisan
tua yang mendengar teriakan-teriakan para pemanjat itu tidak tega. Krisan-
krisan itu sangat sedih mendengar jeritan-jeritan para pemanjat yang terjatuh
ke jurang itu.
%DULV\DQJEHUEXQ\L´WDPSDNDLUPDWDGXNDPHQJDOLUGLZDMDKQ\D´DGDODK
lambang kedukaan yang dialami oleh krisan muda dan krisan tua. Lelawa atau
kelelawar yang terbang juga memberitahukan pada seluruh penghuni gunung
bahwa para pemanjat ada yang terperosok ke jurang.
Pada baris ini juga digambarkan kalau pemanjat itu memiliki jiwa setia
kawan dan penolong yang tinggi. Dibuktikan pada baris berikut.
Terdengar hiruk pikuk suara
Pemanjat-SHPDQMDWJXQXQJ´0DQDGLDLWX
DQELOWDOLGLVDQD´
Para pemanjat sibuk menyelamatkan teman-teman mereka yang terperosok
NH MXUDQJ GDQ NDOLPDW ´DPELO WDOL GL VDQD´ PHODPEDQJNDQ EDKZD SDUD
pemanjat itu sebenarnya sudah berhati-hati dan mempersiapkan peralatan yang
lengkap ketika mendaki, namun kondisi alam yang terjal dan hari sudah
hampir petang membuat pandangan mereka terbatas. Baris terakhir yang
EHUEXQ\L´GDQVHQMDSXQEHUDQJNDWVHWLD´PDNVXGQ\DDGDODKVHQMDVHODOXVHWLD
menemani perjuanagn para pemanjat gunung itu sampai mereka tiba di puncak
dan walau pun banyak yang terperosok ke jurang. Senja dapat pula mewakili
akhir waktu yang menjemput para pemanjat untuk kembali pada dunia yang
abadi.
b. Analisis Hermeneutik
Secara keseluruhan makna yang tersirat pada puisi Bunga Krisan tentang
Pemanjat-pemanjat Gunung, yaitu tentang penggambaran perjuanagan para
pemanjat gunung yang berjuang menakhlukkan puncak gunung. Kalau dianalisis
secara hermeneutik, krisan muda dan krisan tua melambangkan para penduduk
yang tinggal di daerah pegunungan. Biasanya bunga krisan banyak tumpuh di
daerah dingin dan sejuk seperti pegunungan. Terjadi percakapan antara krisan
muda dan krisan tua, atau simbol dari para pendiuduk daerah pegunungan. Krisan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
muda adalah simbol penduduk muda dan krisan tua simbol penduduk yang
berusia senja. Mereka membicarakan tentang para pemanjat gunung yang tidak
pernah jera mendaki gunung walaupun telah banyak yang terperosok ke jurang.
Namun, di sisi lain, puisi bunga krisan ini juga dapat menyimbolkan tentang
kehidupan orang-orang yang berjuang keras untuk mencapai puncak kehidupan.
Gunung merupakan simbol kehidupan yang penuh dengan jurang dan bebatuan
keras. Jurang menyimbolkan bahwa di hidup ini banyak hal-hal berbahaya yang
dapat mengancam hidup kita kapan pun. Apabila kita salah melangkah dalam
menjalani hidup, maka kita akan jatuh ke jurang. Jurang adalah simbol
kesengsaraan, penderitaan, bahkan kematian. Bebatuan adalah simbol maslah-
masalh yang akan kita hadapi dalam hidup. Apabila kita tidak berhati-hati, kita
dapat tersandung batu dan jatuh ke jurang tadi. Di pegunungan juga ada hutan
yang menyimbolkan misteri kehidupan. Ada bahaya namun juga ada sumber
kehidupan di hutan. Kita tidak tahu ada apa di dalam hutan bila kita tidak
menjelajahi hutan, begitupn misteri kehidupan, kita tidak akan tahu keunikan dan
keindahan dalam hidup apabila kita takut masuk ke dalam misteri kehidupan.
Dua rangkai bunga krisan adalah simbol manusia yang bijaksana. Ada krisan
tua dan muda. Krisan muda yang dihiasi putik yang cerlang-cemerlang
menandakan kalau krisan itu indah dan penuh kebijkasanaan yang kemduian
dijadikan simbol bagi manusia yang bijaksana tadi.
´PHUHNDWSHPDQMDW-pemanjat gunung,
Ingin dipuja-SXMLGDQ´tiba-tiba
Ucapan krisan-krisan tua berhenti. Hujan
Menderam-deram tiba-tiba, dan
...
Kutipan baris di atas yang menyebutkan kalau pemanjat itu ingin dipuja-puji
menandakan bahwa manusia dalam hidupnya juga ada sifat sombong, ingin
dihargai semua perjuangannya. Krisan tua yang menjadi simbol orang tua yang
bijaksana tidak pernah didengar kata-katanya oleh para pemanjat gunung.
Mengalir-alirkan air-airnya dan
Menyeret-nyeret kata-kata krisan-krisan
Tua ke lembah yang tiba-tiba sunyi-senyap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kutipan baris di atas menandakan kalau ucapan bijak krisan-krisan tua tadi
tidak didengar oleh para pemanjat gunung itu. Hujan yang menyeret-nyeret kata-
kata para krisan tua itu melambangkan cobaan yang harus dihadapi para krisan tua
yang selalu setia menasihati para pemanjat itu. Lembah yang sunyi senyap
melambangkan kata-kata krisan tua hanyalah kata-kata yang kosong, sunyi senyap
berarti di lembah itu tidak ada siapa pun dan benda apa pun. Kata-kata para krisan
tua tidak ada yang didengar satu pun oleh para pemanjat gunung.
35) Terdengar hiruk pikuk suara
36) Pemanjat-SHPDQMDWJXQXQJ´0DQDGLDLWX
37) DQELOWDOLGLVDQD´NULVDQ-krisan
38) menutup telinga tidak tega mendengar
39) mereka membantu yang jatuh.
40) ´NDXGHQJDUODKVDWXODJLWHUSHURVRN´
41) Ujar krisan tua. Krisan berputik
42) Cerlang-cemerlang tiba-tiba wajahnya
43) Kelam, seperti hari yang menyungkup.
44) Tampak air mata duka mengalir di
45) Wajahnya, seperti di wajah-wajah batu-batu padas
46) Yang diberi tahu lelawa. Dan senja pun
47) Berangkat setia.
Kutipan bait terakhir di atas, menggambarkan kalau para pemanjat itu ada
beberapa yang terperosok ke jurang, melambangkan kalau beberapa manusia
terjatuh dalam suatu masalah pelik karena tidak mendengarkan nasihat para orang
bijak. Wajah krisan muda yang berputik cerlang-cemerlang tiba-tiba kelam,
menandakan kalau banyak anak muda yang sedih atas kejadian itu. Batu-batu
padas melambangkan kerasnya hati seorang manusia. Namun ketika mendengar
kabar duka, maka hati yang keras seperti batu itu pun dapat pula menangis.
Kalimat dan senja pun berangkat setia melambangkan kalau para pemanjat yang
jatuh terperosok ke jurang dan nyaris meninggal. Senja adalah pintu waktu antara
siang dan malam. Saat siang adalah lambang kehidupan dan malam adlah simbol
kematian. Dapat pula diartikan kalau para manusia yang gagah berani yang
disimbolkan oleh pemanjat gunung tadi, karena salah langkah mereka terjatuh,
mengalami masalah dalam hidupnya padahal belum sampai pada puncak
kehidupan. Puncak yang dimaksud adalah kesejahteraan dan kenyamanan hidup
yang abadi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kaulah kawah
Dari mana aku meluncur perkasa
Kaulah bumi
Yang tergelar lembut bagiku
Melepas lelah dan nestapa
Gunung yang menjaga mimpiki
Siang dan malam
Mata air yang tak brenti mengalir
Membasahi dahagaku
Telaga tempatku bermain
Berenang dan menyelam
(tuhan
Aku bersaksi
Ibuku telah melaksanakan amanat-Mu
Maka kasihilah ibuku
Seperti Kau mengasihi
Kekasih-keasih-Mu
Amin)
Dikutip dari Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan Mahasiswa dalam Mahir
Berbahasa Indonesia kelas X SMA ( Yudhistira, 2006: 88).
a. Analisis Heuristik
1) ´,EX´
Ibu adalah simbol wanita yang melahirkan kita, ibu bisa berarti kampung
halaman, ibu pun dapat berarti kasih sayang. Namun ibu dapat pula menjadi
sosok antagonis ketika dia memaksakan kehendaknya pada anka-anaknya. Ibu
itu sorga bagi anak-anaknya.
2) ´.DXODKJXDWHGXK´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3) ´7HPSDWNXEHUWDSDEHUVDPDPX´
4) ´6HNLDQODPD´
Gua secara harfiah memiliki makna liang atau lubang besar pada kaki
gunung, jadi kalau ibu diibaratkan sebgai gua peneduh, artinya ibu dapat
menjadi tempat kita bersembunyi atau mengasingkan diri Tempat Bertapa
memiliki makna bahwa ibu adalah tempat kita merenung, mejauhkan diri dari
kehidupan dunia dalam waktu yang lama.
5) ´.DXODKNDZDK´
6) ´'DULPDQDDNXPHOXQFXUSHUNDVD´
menarik dalam hidup apabila kita tidak berani menghadapi hal yang belum
terjadi. Pada kutipan baris puisi di atas, gunung dilambangkan sebagai seorang
pengasuh yang selalu menjaga siang dan malam.
12) ´0DWDDLU\DQJWDNEHUKHQWLPHQJDOLU´
Mata air melambangkan cinta ksih yang tidak pernah berhenti diberikan
ibu pada anak-anaknya. Mata air juga melambangkan pengabdian yang selalu
abadi sampai mati.
13) ´0HPEDVDKLGDKDJDNX´
Cinta kasih seorang ibu dapat membasahi dahaga. Membasahi
melambangkan menyembuhkan, dahaga melambangkan luka, Jadi membasahi
dahaga artinya menyembuhkan luka, memenuhi perasaan yang membutuhkan
kasih sayang.
14) ´7HODJDWHPSDWNXEHUPDLQ´
Telaga memiliki acuan genangan air yang bersunber dari berbagai aliran
sungai yang membentuk kolam atau danau. Telaga juga dapat diartikan
sebagai sumber air. Kaitannya dengan ibu, maka telaga adalah sumber ilmu
untuk kita belajar. Namun, telaga juga dapat berati kematian sebab apabila kita
tidak pandai berenang saat bermain di sana, kita bisa mati tenggelam.
15) ´%HUHQDQJGDQPHQ\HODP´
Berenang adalah simbol cara kita akrab dengan ibu yang diwakili oleh
telaga dan menyelam adalah simbol cara kita memahami dalam hati sebuah
telaga (ibu).
16) ´.DXODKLEXODXWGDQODQJLW´
Laut bisa melambangkan kematian ketika kita di sana kita
mempertaruhkan nyawa kita. Langit adalah simbol waktu yang membatasi
semua kegiatan kita. Misalnya langit saat pagi, saatnya kita memulai hari.
Langit pagi juga melambangkan kerja keras sebab saat pagi itulah geliat kaum
buruh dimulai. Saat siang, langit begitu terik karena matahari, melambangkan
bahwa saat itulah kita benar-benar bekerja keras. Saat langit senja adalah
lambang kepuasan bagi para buruh tadi. Mereka pulang membawa hasil. Jadi,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kalau ibu disimbolkan sebagai langit, maka ibu adalah pengatur semua
kegiatan kita.
17) ´<DQJPHQMDJDOXUXVKRUL]RQNX´
+RUL]RQ´ VHFDUD KDUILDK PHQJDFX SDGD ODQJLW EDJLDQ EDZDK \DQJ
berbatasan dengan permukaan bumi atau laut, kaki langit dan cakrawala.
´+RUL]RQ´ GL SXLVL LQL DGDODK VLPERO KXEXQJDQ DQWDUD PDQXVLD GHQJDQ
manusia. Jadi ibu itu adalah tatanan sosial yang menjaga hubungan baik
antarmanusia.
18) ´.DXODKLEXPHQWDULGDQUHPEXODQ´
Matahari selalu ada saat pagi sampai petang dan bulan ada saat malam
hari. Jadi matahari dan rembulan melambangkan sosok seorang teman, bisa
juga sebagai penjaga.
19) ´<DQJPHQJDZDOSHUMDODQDQNX´
20) ³0HQFDULMHMDNVRUJD´
21) ³'LWHODSDNNDNLPX´
Teman tadilah yang menuntun anaknya mencari jejak sorga. mencari jejak
sorga adalah simbol pengabdian seorang anak pada sang ibu. Kalimat di
telapak kakimu melambangkan bahwa sorga ibu ada di telapak kaki ibu.
22) (tuhan
23) Aku bersaksi
24) Ibuku telah melaksanakan amanat-Mu
25) Maka kasihilah ibuku
26) Seperti Kau mengasihi
27) Kekasih-keasih-Mu
28) Amin)
Baris ke 22 sampai 28 merupakan simbol bahwa sosok ibu adalah kekasih
Tuhan. Ibu adalah malaikat yang mengemban dan melaksanakan amanat dari
Tuhan di dunia.
b. Analisis Hermeneutik
Ibu
Kaulah gua teduh
Tempatku bertapa bersamamu
Sekian lama
Kata kunci yang merupakan tanda adalaha gua teduh. Gua teduh merupakan
simbol tempat yang asing namun nyaman untuk menyepi dari segala masalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dunia. Orang-orang zaman dahulu banyak yang menyepi atau bertapa di gua untuk
mendapatkan ketenangan hidup, mendekatkan diri pada Sang pencipta, dan
menghindari dari sifat materialis. Jadi ibu adalah tempat kita untuk menenangkan
diri dan mendekati Tuhan. Melupakan semua masalah duniawi.
Kaulah kawah
Dari mana aku meluncur perkasa
Kawah, biasanya terdapat di gunung-gunung berapi. Kawah adalah mulut
gunung berapi, dari situlah lahar dingin keluar dan awan panas keluar. Kalau ibu
diibaratkan sebagai kawah, maka kawah itu adalah harihmnya, harim orang yang
melahirkan kita. Ibu sebenarnya adalah orang yang paling menyayangi dan
mencintai kita dibanding siapapun. Dia rela berbagi tubuh, makanan, dan nyaris
mati demi melahirkan anak-anaknya.
Kaulah bumi
Yang tergelar lembut bagiku
Melepas lelah dan nestapa
Ibu disimbolkan sebagai bumi. Bumi adalah simbol sifat rendah hati, sifat
mau menerima dan sabar walaupun kadang diperlakukan kasar. bumi kalau secara
harfiah adalah tempat yang mau menerima bagaimana pun perlakuan manusia
terhadapnya. Manusia mengeksploitasi, mengeruk segala yang ada di dalamnya.
Namun, bumi tetap sabar dan menrima perlakuan itu. Begitulah sifat ibu, rendah
hati, sabar, dan ikhlas. Sifat lembut itu juga yang membuat manusia betah berada
di bumi. Begitu pun seorang anak, apabila dia sudah berada di pangkuan ibunya,
maka dia akan merasa teduh, dan melupakan luka dan nestapanya.
Gunung yang menjaga mimpiku
Siang dan malam
Gunung, menyimbolkan sesuatu yang besar dan memiliki kekuatan untuk
menjaga. Gunung adalah sifat yang kuat, gunung adalah sesuatu yang
mengantarkan manusia pada suatu puncak kebahagiaan. Kalau ibu disimbolkan
sebagai gunung, maka ibu adalah sesuatu yang akan mengantarkan anaknya pada
suatu puncak kehidupan dan akan menjaga mimpinya di siang dan malam. Siang
menyimbolkan saat sang anak meninggalkan ibu untuk urusan dunia dan malam
adalah saat si anak kembali pada Tuhan. Kembali pada Tuhan bukan berarti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang dimaksud dalam puisi ini adalah hubungan yang terjadi antara ibu dan
Tuhan. Horizon, yaitu langit bagian bawah yang menjadi simbol dari sang anak.
Laut dan langit akan menjaga horizon agar tetap tegak. Maksudnya apabila si anak
menjaga hubungan baik dengan Ibu, maka dia akan memiliki hubungan yang baik
pula dengan Tuhan. Ridha Allah ridha orang tua.
...
Yang mengawal perjalananku
Mencari jejak sorga
Di telapak kakimu
Mentari muncul saat siang dan bulan muncul saat malam. Mereka selalu
bergantian menyinari bumi. Artinya, matahari dan rembulan adalah sahabat,
teman kita yang selalu menemani saat siang dan malam. Siang adalah simbol
kebahagiaan karena kecerahan sinar matahari dan langit yang biru. Malam adalah
simbol kedukaan karena langit gelap. Saat langit gelap, rembulan datang untuk
memberi cahaya pada malam sehingga kedukaan itu menjadi indah. Matahari dan
bulan dapat pula diartikan sebagai penuntun saat gelap dan terang untuk mendapat
sorgaa Tuhan. Sorga berada di telapak kaki ibu, apabila seorang anak berbakti, dia
akan mendapat surga. Bait terakhir menandakan kalau si aku sedang mendoakan
ibunya. Dia berharap Tuhan mengasihi ibunya karena sang ibu telah
melaksanakan amanat Tuhan dengan baik.
...
Ibuku telah melaksanakan amanat-Mu
Maka kasihilah ibuku
Seperti Kau mengasihi
Kekasih-keasih-Mu
Amin)
23. Narkotik karya Siti Rohaya
Dia memang membuat kita melayang
Melayang seperti di surga
Yang membuat kita hanyut
Dalam kenikmatan ....
a. Analisis Heuristik
1) ³'LDPHPDQJPHPEXDWNLWDPHOD\DQJ³
Kata dia mengacu pada narkotik, yang mebuat kita melayang. Melayang
dapat diartikan terbang, berimajinasi tentang hal-hal yang tidak masuk akal,
berbuat melampaui batas kewajaran dan tidak peduli sekitar.
2) ³0HOD\DQJVHSHUWLGLVXUJD³
Surga memiliki makna tempat nyaman, indah dan semua yang diinginkan
manusia bisa terpenuhi. Surga dapat pula tempat bidadari dan para malaikat,
tempat orang-orang berbudi baik setelah ditimbang amal baiknya lebih banyak
daripada amal buruknya. Surga dalah ibu sebab di telapak kakinyalah surga
ada.
3) ³<DQJPHPEXDWNLWDKDQ\XW³
Kalau narkotika dikatakan membuat kita hanyut, berarti narkotika adalah
arus deras yang sangat berbahaya dan dapat merenggut nyawa kita dari jasad
kita.
4) ³'DODPNHQLNPDWDQ´
Kenikmatan yang dimaksud dalam puisi ini adalah kenikmatan sesaat
akibat halusinasi yang ditimbulkan efek candu narkotika.
5) ´7DSLVDGDUODKNDZDQ´
6) ´'LDKDQ\DPHPSHUEXGDNNLWD´
Kata memperbudak memiliki makna menjadikan kita orang suruhan yang
harus mau melakukan apa yang diperintahkan narkotika. Narkotika adalah
simbol kekuasaan absolut yang berwujud benda.
7) ´'LDDNDQPHQJKDQFXUNDQKLGXSPX´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8) ´0HQJKDQFXUNDQPDVDGHSDQPX´
Narkotika adalah mesin penghancur, contohnya blemder yang mampu
menghancurkan buah dan mengubahnya menjadi jus sehingga wujud utuh dari
buah itu sudah tidak terlihat. Begitu juga narkotika. Dia akan menghancurkan
hidup manusia sampai tidak ada yang tersisa,
9) ´6HWHODKNDXKDQFXU´
10) ´.DXDNDQGLHMHNGDQGLWHUWDZDNDQ´
Setelah hidup kita hancur, narkotika akan menertawakan kehancuran kita.
Narkotika akan menghina kita habis-habisa.
11) ´1HJHULLQLDNDQKDQFXU´
12) ´%LODVHPXDSHPXGDGLSHUEXGDNROHKQ\D´
Suatu bangsa akan hancur apabila kaum pemudanya sudah menjadi
pengikut narkotika. Narkotika seolah menjadi pemimpin di negeri ini.
Narkotika adalah presiden yang mempunyai kekuasaan atas semua kebijakan
di negeri yang dia pimpin.
13) ´,QJDWODKNDZDQ´
14) ³0DVLKEDQ\DN\DQJKDUXVNDXODNXNDQ³
15) ³6HODLQGLSHUEXGDNROHKQ\D³
Kata diperbudak memiliki makna bahwa narkotika akan mengendalikan
dan menguasai penuh hidup manusia. Dia merampas hak manusia untuk hidup
normal. Masih banyak hal yang bisa dilakukan selain mengabdi pada
narkotika. Jangan sampai mengalah pada narkotika.
b. Analisis Hermeneutik
Puisi berjudul Narkotik apabila dimaknai secara utuh memiliki makna bahwa
narkotika diibaratkan sebagai raja yang memiliki kepemimpinan absolut yang
tidak bisa dilawan apabila sudah berada di wilayah kekuasaannya. Raja yang
absolut akan memperbudak semua bawahan dan pengkutnya. Semua harus
mematuhi perintahnya. Awalnya sang raja akan menjanjikan kehidupan yang
makmur dan kesenangan abadi bagi rakyatnya. Rakyat akan terbuai janji-janji
manis sang raja. Seperti para pejabat yang sedang kampanye, mereka menawarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ini dan itu, menjanjikan harga kebutuhan yang murah, kesehatan terjamin, dan
hidup damai dan aman.
Pelan-pelan sang raja absolut akan mulai membuat kebijakan-kebijakan yang
menyimpang dari hati nurani manusia. Kebijakan yang dia buat akan
menyengsarakan rakyatnya. Dia mulai menggerogoti hak-hak asasi kemanusiaan
yang dimiliki rakyatnya. Rakyat dipaksa mengikuti titahnya. Rakyat digiring pada
suatu tempat yang penuh dengan kebahagiaan yang semu. Namun, rakyat itu tidak
menyadari bahwa mereka sedang dihipnotis oleh racun sang raja. Mereka hanya
menuruti karena mereka sudah kecanduan kenikmatan semu yang diberikan sang
raja.
Sulit bagi rakyat-rakyat itu untuk lepas dari pengaruh hipnotis sang raja. Sang
raja mempunyai kebijakan yang amat ketat. Apabila rakyat berusaha melarikan
diri, maka siksaan yang menyakitkan akan mereka terima. Siksaan itu akibat sang
raja tidak memberikan penawar racun yang telah diam-diam dia masukkan ke
dalam tubuh rakyatnya. Namun, sang raja melupakan sesuatu. Bahwa mungkin dia
adalah raja dunia yang mutlak kepemimpinannya. Sang raja lupa kalau yang
menciptakan dunia yang dia kuasai adalah Tuhan yang juga memiliki kekuasaan
absolut. Tuhan bisa masuk dan menjadi kekuatan bagi rakyat untuk melawan sang
raja. Tuhan meberikan cinta, memberikan keyakinan yang teguh, dan kekuatan
semangat yang luar biasa untuk melawan tirani sang raja.
24. Gaun Burung Gagak karya Daroteha Rosa Herliany
Akhirnya kubaca
Barisbaris sajak yang kau tulis
pada sayapsayap burung gagak
hanya kehitaman dan kekeh kelaparan
yang mengerikan, bukitbukit, padang
rumput, dan perkampungan tanpa
penghuni
tanah siapakah ini? Pada penantian
yang tak pernah pasti (aku atau
satwa liar itu?)
a. Analisis Heuristik
1) ³$NKLUQ\DNXEDFD´
2) ´%DULVEDULVVDMDN\DQJNDXWXOLV´
Kalimat nomor satu berarti kalau si aku sudah dapat membaca,
menganalisis, menyelami, dan mengakrabi baris puisi yang ditulis oleh
VHVHRUDQJ \DQJ GLVLPERONDQ GHQJDQ NDWD ´NDX´ ´%DULV-EDULV VDMDN´
menunjukkan kalau puisi yang ditulis berbait-bait. Sajak dapat berarti
ungkapan kesedihan, ungkapan kebahagiaan, ataupun kemarahan dan harapan
yang dituangkan dalam bentuk tilisan. Sajak juga dapt berarti harapan, bahkan
keputusasaan.
3) ³SDGDVD\DSVD\DSEXUXQJJDJDN´
6DMDN \DQJ GLWLOLV ROHK ³NDX´ WDGL GLWRUHKNDQ SDGD sayap burung gagak.
Sayap-sayap burung gagak memiliki makna alat gerak burung gagak yang
warnanya hitam. Burung gagak itu simbol kegelapan, kematian, dan kejahatan.
Burung gagak juga dapat berarti malaikat pencabut nyawa.
4) ´KDQ\DNHKLWDPDQGDQNHNHKNHODSDUDQ´
5) ´\DQJPHQJHULNDQEXNLWEXNLWSDGDQJ´
6) ´UXPSXWGDQSHUNDPSXQJDQWDQSD´
7) ´SHQJKXQL´
Apabila melihat dan memaknai secara harfiah kutipan baris empat sampai
NH WXMXK ´NHNHK NHODSDUDQ´ GDSDW GLDUWLNDQ VHEDJDL VLPERO NHPLVNLQDQ
kemelaratan. Simbol ketidakberdayaan manusia menghadapi kedatangan
gagak hitam sebagai simbol malaikat pencabut nyawa atau kematian. Kekeh
kelaparan itu terdengar mengerikan dari sebuah perkampungan yang kosong
tidak satu pun penduduk yang mendiaminya. Padang rumput dan bukit pun
mendengar jeritan gagak hitam itu. Padang rumput memiliki acuan sebuah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pemaknaan tadi yang paling cocok adalah simbol kematian. Alasan peneliti
menerjemahkan demikian dapat dilihat pada bait di bawah ini.
hanya kehitaman dan kekeh kelaparan
yang mengerikan, bukitbukit, padang
rumput, dan perkampungan tanpa
penghuni
tanah siapakah ini? Pada penantian
yang tak pernah pasti (aku atau
satwa liar itu?)
kekeh kelaparan adalah simbol kemiskinan, ketidakpunyaanm
ketidakmampuan melawan takdir karena tidak mempunyai daya dan tenaga.
Kehitaman adalah simbol kesia-siaan, kematian. Lalu pada baris yang
EHUEXQ\L ´SDGD SHQDQWLDQ \DQJ WDN SHUQDK SDVWL´ PHQ\LPERONDQ EDKZD
kematian dapat datang kapan pun tanpa manusia tahu kapan dia datang.
Namun kematian pasti datang.
Sajak yang ada di sayap burung gagak adalah simbol takdir. Takdir
mengalai bagai air sungai yang mengalis sesuai arah arus. Takdir pun begitu.
Tuhan telah menuliskan takdir setiap umat-Nya. Takdir itu di kehidupan
manusia akan berjalan sesuai arah yang dikendalikan Tuhan. Burung gagak
hitam adalah simbol kematian, malaikat pencabut nyawa. Karena si ´NDX´
VXGDK WLGDN EHUGD\D \DQJ GLVLPERONDQ GHQJDQ NDWD ´NHNHK NHODSDUDQ´ WDGL
PDND7XKDQPHPHULQWDKNDQEXUXQJJDJDNXQWXNPHQJJDQWLNDQJDXQVL´NDX´
yang telah tua. Gaun yang sudah tua menyimbolkan sesosok raga yang telah
tua. Menggantikan maksudnya si EXUXQJJDJDNKLWDPWDGLPHQMHPSXWVL´NDX´
untuk menemui ajalnya atau mati.
25. Kuantar Kau sampai Stasiun Senen karya Aslan A. Abidin
Setelah mengucap selamat tinggal pada semua
Yang mungkin bernama pertemuan, kita kemudian berpelukan. Kau
Menyodorkan selembar potretmu
Untuk apa?
´VHQ\XPNXDEDGLGLVLWX´WHULDNPXGDULMHQGHODNHUHWDGLSHURQ
Orang-orang bising bercakap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perencanaan yang kuat baik dari segi rancangan bangunan, struktur tanah, dan
biaya yang diperlukan untuk membangun rumah.
5) ´&LQWD PHPDQJ SHrnah membuatku menginginkan kau. rumah yang
WHUEDQJXQNRNRKGDQWHUHQFDQDGHQJDQEDLN´
Cinta yang dimiliki oleh si aku pernah membuatnya menginginkan si
´NDX´ XQWXN PHQMDGL UXPDK EXDW VL DNX &LQWD PHQDQGDNDQ NHLQJLQDQ \DQJ
kuat yang datang dari hati. Cinta dapat pula berarti rumah tempat kita
berteduh, berlindung, tempat yang paling nyaman. Cinta dapat berarti pisau
tajam yang dapat melukai kita bila kita tidak hati-hati menggunakannya.
6) ´-DGL EDJLDQ GDUL NHVHOXUXKDQ QDVLENX GL OXDU GDUL NHVHGLKDn Ini
WHQWXQ\D´
Bagi si aku, si kau dulu adalah bagian dari nasibnya. Nasib menandakan
kalau si kau adalah takdir untuk si aku yang telah ditentukan Tuhan.
Kesedihan adalah simbol kekecewaan, sakit hati, kesedihan juga
menyimbolkan kalau cinta yang GLUDVDNDQ VL DNX WHUKDGDS VL ³NDX´ VDQJDW
kuat. Kesedihan dapat pula berarti
7) ´7DSLNLQLNHUHWDEHUGHUDNPHQMDXKNDXPHODPEDLDNXQJXQJXQ´
Kereta dapat berarti waktu, waktu yang membatasi kegiatan manusia.
Kereta adalah orang ketiga yang merebuW VL ³NDX´ GDUL VL DNX NHUHWD
melambangkan jembatan yang menghubungkan antara pertemuan dan
perpisahan. Kereta juga simbol kematian. Kereta adalah pembunuh. Beberapa
fenomena terbunuhnya manusia ada yang terjadi di sarana transportasi, seperti
kereta, bus, pesawat terbang, bahkan kapal laut.
8) ´7HUWHJXQXQWXNDSD".LWDPXQJNLQVHSHUWLUHO\DQJPHQJJXOLUNDQ´
9) ´.HUHWDPXLWXEHULULQJDQEHUGDPSLQJDQWDSLWDNSHUQDKEHUWHPX´
10) ´'DODPVDWXWLWLN6HQ\XPNXDEDGLGLVLWX´
Rel merupakan simbol dua hal yang saling berdampingan namun tidak
dapat bersatu. rel melambangkan persaudaraan dan persahabatn yang setia.
Karena terus beriringan dan berdampingan. Satu titik melambangkan sebuah
pertemuan yang abadi, satu titik adalah simbol pernikahan. Satu titik artinya
akhir dari semua hal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Analisis Hermeneutik
Puisi Kuantar Kau sampai Stasiun Senen karya Aslan A. Abidin
menggambarkan suasana yang membingungkan bagi dua orang yang sedang
berada di sebuah stasiun. Ada konflik batin di hati keduanya. Si aku merasa kalau
SHUWHPXDQQ\DGHQJDQVL´NDX´VDPDGHQJDQSHUWHPXDQDQWDUDVWDVLXQGDQNHUHWD
Stasiun dan kereta hanya bertemu sebentar. Kereta singgah di stasiun sekitar 15-
20 menit saja. Apabila tiba saatnya, kereta harus segera berangkat ke tempat lain
atau ke stasiun lain. Dapat peneliti katakan hunungan yang terjalin antara si aku
GDQVL´NDX´DGDODKNLVDKFLQWD\DQJGDSDWGLLEDUDWNDQVHSHUWLNHUHWDGDQVWDVLXQ
Si aku adalah stasiun dan si kau adalah kereta. Stasiun adalah sebuah bangunan
yang kokoh, penuh emosi, saksi bisu bertemu dan berpisahnya suatu harapan,
kebahagiaan. Stasiun adalah lambang kekuatan dari sebuah perasaan kehilangan.
Stasiun adalah korban dari ketidaksetiaan kereta yang suka pergi dan datang
sesuai kebutuhannya. Kereta hanya akan datang ke suatu stasiun jika ada yang
membutuhkan kereta itu. Si aku diibaratkan sebagai stasiun sebab si aku tegar dan
pasrah saat si kau pergi meninggalkannya.
6WDVLXQEDJLVLDNXDGDODKSHUSLVDKDQDQWDUDGLULQ\DGDQVL³NDX´6LNDXEDJL
si aku adalah kekasihnya. Cinta antara dia dengan kekasihnya harus berakhir
karena jarak yang memisahkan mereka. Mereka berdua seperti rel. Mereka
mengaku tidak pernah dapat berpisah, dibuktikan dengan kutipan baris
Tertegun, untuk apa? Kita mungkin seperti rel yang menggulirkan
Keretamu itu, beriringan, berdampingan, tapi tak pernah bertemu
Dalam satu titik. Senyumku abadi di situ.
Senyum yang diberikan secara abadi dalam potret adalah simbol rasa sayang
yang abadi. Namun rasa sayang tersebut hanyalah sebuah memorial atau
pengingat bahwa antara mereka pernah ada percintaan. Kalau dilogika potret
adalah sebuah rekaman dalam bentuk dua dimensi dan biasanya terjadi sebelum si
aku membicarakan tentang potret tadi. Potret biasanya sebagai kenang-kenang
agar selalu ingat dengan masa lalu. Si pemilik potret tahu kalau dia tidak akan
kembali pada masa lalu. Oleh karena itu, potretlah yang menjadi pelipur lara.
Si aku menerina potret tadi lalu menjadi kenangan anatar dua orang yang
saling menyayangi namun tidak dapat bersatu. Potret tadi hanyalah simbol
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kenangan masa lalu hanya dapat dinikmati dan dikenang, tidak dapat diulang lagi.
Dia seperti potret, benda mati yang merekam setiap kejadian di masa lalu.
26. Dermaga Rindu karya Moh. Hamzah Arsa
Alangkah ramah pohon-pohon
Trembesi
Mengusap galauku kala matahari
a. Analisis Heuristik
1) ´$ODQJNDKUDPDKSRKRQ-pohon
7UHPEHVL´
Kata ramah memiliki acuan sifat baik hati dan menarik budi bahasanya;
manis tutur kata dan sikapnya (terhadap semua orang), suka bergaul dan
menyenangkan dalam pergaulan. Pohon trembesi adalah Pohon yang mahkota
daun menyerupai payung dan lebar, memiliki nama latin Pipturus incanus
(KBBI, 2008: 1730). Secara harfiah kalimat nomor satu di atas dapat diartikan
kalu pohon-pohon trembesi memiliki sikap yang baik hati dan menyenangkan
dalam pergaulan.
2) ´0HQJXVDSJDODXNXNDODPDWDKDUL´
Keramahan pohon trembesi tadi mampu mengusap rasa galau saat
matahari datang. Kata galau memiliki makna kekacauan yang ada dalam diri
seseorang. Kata matahari memiliki makna hari yang panas dan terik.
3) ´<DQJNXWXQJJXGLXEXQZDNWX´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ubun waktu memiliki makna ujung waktu, akhir penantian akan suatu hal,
akhir waktu, batas waktu.
4) ³+DQ\DODKVXQ\LRUNHVWUDSLDQRPDVDODOX´
Yang terdengar hanya orkestra piano masa lalu. Orkestra secara harfiah
memiliki makna rombongan pemain musik bersama seperangkat alat
musiknya atau musik yang dimainkan secara bersama. Kata piano secara
denotatif memiliki makna alat musik berdawai baja, yang dibunyikan dengan
memukulkan palu-paluan pada dawai itu dan dimainkan dengan menekan
tutsnya. Piano biasa dimainkan untuk lagu yang lembut. Kata masa lalu
apabila diartikan secara leksikal mengacu pada waktu yang telah selesai atau
berlalu, kejadian di masa lampau, kejadian yang telah terjadi.
5) ´.XSHWLNODQJLW-ODQJLWNHVDGDUDQNX´
Langit-lngit kesadaran memiliki makna kesadaran yang paling atas paling
tinggi. Langit adalah simbol sesuatu yang ada di atas atau terletak di tempat
yang tinggi. Letakknya yang di ketinggian, sehingga si aku harus memetiknya
seperti bunga-bunga atau dedaunan yang ada di dahan yang tinggi.
6) ³'HQJDQMHPDULJHULPLVVDDWNXNHWXN´
7) ³3LQWu masa silam anak-DQDN´
Jemari gerimis secara harfiah mengacu pada air hujan yang turun tidak
begitu deras yang turun dari langit. Jemari gerimis juga dapat diartikan
sebagai air mata. Si aku merasa sedih sampai dia menangis saat mengetuk
pintu masa silam anak-DQDNQ\D 0DNQD ³NXNHWXN SLQWX PDVD VLODP´ DGDODK
mengenang kejadian yang telah terjadi di masa lalu bersama anak-anaknya.
8) ³/DQJWLELUXODXWSXQELUX´
Langit adalah simbol Tuhan dan laut adalah simbol kehendak-Nya. Kalau
Tuhan mengatakan biri, maka jadilah biru. Biru pada baris ini adalah takdir
7XKDQ .DODX 7XKDQ PHQXOLVNDQ ³D´ PDND ³D´ WHUMDGLODK Seperti laut dan
langit. Apabila langit cerah, laut pun cerah.
9) ³$PERLNDSDO-NDSDO]DPDQGXOX´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bait pertama secara utuh dapat diarikan bahwa kegalauan si aku telah
terhapus karena keramahan pohon trembesi. Pohon trembesi adalah simbol sosok
manusia yang kuat dan bijaksana. Pohon trembesi memiliki perwujudan fisik yang
besar kuat, berdaun rimbun dan berakar kuat ke dalam. Apabila dianalogikan
seperti manusia, maka manusia tersebut memiliki sikap yang bijak sana. Daun
yang rimbun menimbulkan rasa sejuk dan teduh melambangkan sifat yang
melndungi dan menaungi. Akar yang kuat ke dalam menunjukkan sifat yang
bijaksana dan memiliki pengetahuan yang dalam tentang kehidupan. Keramahan
pohon trembesi adalah sikap mau menerima semua orang dan selalu menghibur
semua orang yang sedang galau.
Kegalauan yang dialami si aku terjadi saat matahari. Matahari memiliki sifat
negatif, yaitu panas, membakar, dan membunuh. Matahari bersifat panas jadi
membuat si aku kepanasan dan kehausan. Matahari yang dimaksud dalam puisi ini
adalah rasa rindu yang tidak kunjung terpenuhi sehingga seolah-olah si aku
merasa kehausan, haus akan sesuatu di masa lalunya yang membuat dia galau.
Pohon-pohon trembesi tadilah yang membuat hati si aku merasa tenang. Si aku
merasa orang-orang di sekitar dia saat ini seperti pohon trembesi yang
memberinya kesejukan dan keteduhan.
Yang kutunggu di ubun waktu
Hanyalah sunyi orkestra piano masa lalu
Kupetik langit-langit kesadaranku
Dengan jemari gerimis saat kuketuk
Pintu masa silam anak-anak
Langti biru lautpun biru
Bait kedua ini, si aku menceritakan bahwa dia menunggu sesuatu dari masa
lalunya sampai di ubun waktu. Ubun waktu menyimbolkan bahwa si aku
menunggu sesuatu itu telah lama dan kini sampai di ujung pennantiannya. Si aku
sudah lelah menunggu sesuatu yang pernah ada di masa lalunya. Orekstra piano
masa lalu menyimbolkan kesedihan yang terjadi di masa lalu sebab orkes piano
biasanya memainkan lagu sedih.
Langit-langit kesadaran menyimbolkan bahwa si aku telah sampai pada
kesadaran tertinggi. dia sadar bahwa semuanya adalah takdir. Tangan gerimis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menyimbolkan takdir yang telah ditulis Tuhan untuk si aku. Kalimat langit biru
laut pun biru menandakan bahwa ketika Tuhan berkehendak maka manusia hanya
bisa menjalankan dan menerima.
Amboi kapal-kapal zaman dulu
Kau tambatkan di hati pelangi
Kini melayarkan selaksa naluri
Ke dermaga rindu.
Bait terakhir ini merupakan kunci makna dari keseluruhan puisi. Pada bait
terakhir ini digambarkan bahwa si aku telah kembali pada masa lalunya meskipun
hanya lewat kenangan-kenangan yang disimbolkan dengan kapal-kapal zaman
dulu. Kenangan-kenangan itu telah mengingatkan si aku dan membawanya pada
sebuah pergolakan batin yang dalam. Dia merindukan orang-orang di masa
lalunya. Dia merindukan anak-anaknya (disebutkan pada bait kedua).
27. Insyaf karya Amir Hamzah
Segala kupinta tiada Kauberi
Segala kutanya tiada Kausahuri
Butalah aku terdiri sendiri
Penuntun tiada menuntun jari
a. Analisis Heuristik
1) ´6HJDODNXSLQWDWLDGD.DXEHUL´
Baris pertama di atas secara harfiah dapat diartikan si aku meminta
sesuatu tetapi si Kau tidak memberi yang diminta. Kata kupinta juga dapat
diartikan kalau si aku sedang memanjatkan doa pada si Kau (Tuhan).
2) ´6HJDODNXWDQ\DWLDGD.DXVDKXUL´
Si aku pada baris kedua ini bertanya pada si Kau (Tuhan), tetapi Tuhan
tidak memberi jawaban. Si aku bertanya dapat pula diartikan dia mminta
sesuatu pada Tuhan.
3) ´%XWDODKDNXWHUGLULVHQGLUL´
Si aku merasa matanya buta. Dia merasa sendiri tidak ada yang menemani
karena dia bertanya tidak ada yang menjawab, dia meminta tidak ada yang
memberi. Kata butalah dapat pula diartikan kalau si aku tidak tahu arah, dia
tersesat karena tidak ada yang menunjukkan jalan padanya.
4) ´3HQXQWXQWLDGDPHQXQWXQMDUL´
Si aku merasa Tuhan yang seharusnya menuntunnya dan memberinya
petunjuk tidak mempedulikan dia lagi. Penuntun adalah simbol Tuhan. Kata
jari merupakan simbol langkah atau keputusan yang harus dijalani si aku
namun dia buta arah dan bingung karena tidak ada yang menuntun.
5) ´0DMXPXQGXUWLDGDEHUGD\D´
Si aku merasa terombang-ambing. Dia tidak punya daya dan upaya untuk
melawan penolakan si kau. Maju mundur melambangkan bahwa si aku merasa
ragu-ragu dengan apa yang dia lakukan.
6) ´6HPSLWEXPLGXQLDUD\D´
Si aku merasa kalau dunia yang raya atau luas hanyalah sebuah alam
semesta yang sempit. Bumi bagi si aku hanya selebar daun kelor.
7) ´5XQWXKULSXNDVWDQDFXDFD´
$VWDQD´ VHFDUD KDUILDK EHUDUWL WHPSDW WLQJJDO ´$VWDQD FXDFD´ EHUDUWL
tempat tinggal cuaca. Tempat tinggal cuaca mengacu pada langit. Kalau langit
gelap dan penuh awan, artnya cuaca mendung, dan kemungkinan besar turun
hujan. Runtuh ripuk menandakan kalau cuaca saat itu buruk dan bisa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dikatakan akan turun hujan badai. Secara harfiah kata runtuh artinya jatuh,
hancur, rusak dan kata ripuk secara harfiah berarti patah; rusak; pecah-pecah
(remuk). Cuaca yang runtuh ripuk dapat pula diartikan kemalangan atau
kesedihan.
8) ´.XUHNDJHPELUDGLODSDQJDQGDGD´
Si aku mereka atau membuat sketsa rasa genbira di lapangan dadanya.
Lapangan dada adalah simbol hati yang penuh kesabaran dan ketabahan. Si
aku mencoba tegar dan sabar meskipun kesedihan selalu mengganggu dia.
9) ´%XWDWXOLELVXNHOX´
Si aku merasa kalau dia tidak bisa melihat apa pun, tidak bisa mendengar
dan berbicara apa pun. Bibirnya terasa kelu apabila digunakan untuk
berbicara. Si aku merasa sama sekali tidak punya daya apa pun.
10) ´7HUWDKDQDNXGLPXNDGHZDWD´
Si aku hanya tertahan, terdiam, tidak bisa berbuat apa pun saat dia berada
di muka atau di hadapan dewata. Dewata adalah kata lain untuk Tuhan.
11) ´7HUWHJXQDNXGLMDODQEXQWX´
Tertegun secara harfiah berarti berdeiri diam sambil memandangi sesuatu.
Saat dia berada di jalan buntu.
12) ´7HUWHEDVSXWXVVXWHUDVHPSDQD´
Kata sempana atau sempena dalam KBBI berarti berkah atau tuah,
sempana dapat pula berarti mimpi (2008: 1404). Dengan demikian kalau
sutera sempana berarti kain yang bertuah atau dapat memberi keberkahan. Si
aku jadi tertebas atau terluka oleh sutera yang bertuah itu karena ia percaya
pada benda dan menyekutukan Tuhan.
13) ´%HVDUEHQDUVDODKDQDNNX´
Di baris tiga belas ini, baru jelas bahwa yang membuat dosa bukanlah si
aku, melainkan anaknya. Si aku merasa kalau dosa yang telah diperbuat
anakknya sangat besar.
14) ³+DPSLUWHUEDWDVWXPSDKEHUNDK-0X³
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berkah yang dimaksud di puisi ini adalah kasih sayang yang diberikan
Tuhan kepada umatnya. Si aku merasa berkah Tuhan tidak lagi berlimpah
sebab dosa anaknya terlalu besar.
15) ³+DPSLUWHUWXWXSSLQWXUHVWX´
Terlalu besar dosa anaknya, si aku merasa kalau pintu restu Tuhan pun
hampir tertutup bagi anaknya.
16) ³*DSXUDUDKDVLDMDODQEHUWHPX´
Gapura rahasia adalah simbol kematian. Kematian bersifat rahasia dan
kematiannlah yang akan mempertemukan manusia dengan Penciptanya.
17) ³,QV\DIGLULNXGHUDGXUKDND´
Si aku pun ikut insyaf atau bertobat meskipun anaknya yang durhaka
padanya. Dera durhaka secara harfiah berarti kalau si aku sedang didera
durhaka. Durhaka dalam KBBI berarti tidak setia kepada kekuasaan yang sah
(negara, Tuhan, orang tua, dsb); menentang kekuasaan (perintah dsb) (2008:
372). Kata dera secara harfiah berarti dipukul dengan cambuk rotan atau
cemeti. Dengan demikian, secara harfiah baris tujuhbelas berarti kalau si aku
insyaf atau bertaubat karena dia dipukul oleh pertentangan yang dilakukan
anaknya pada dirinya.
18) ³*XJXUWHUVXQJNXUPHUHQDQJPDWD´
kata gugur pada baris ini mengacu pada makna jatuh, rontok, dapat pula
berarti meninggal (khusus untuk para pahlawan). Kata tersungkur mengutakan
kata gugur tadi. Kata tersungkur memiliki makna kalau si aku jatuh
terjerembap dengan mukanya mengenai tanah atau jatuh tertiarap (KBBI,
2008: 1560). Merenang mata maksudnya si aku sedang menangis. Kalau orang
menangis pasti matanya basah karena air mata.
19) ³6DPDUWHUGHQJDUVXZDUDVXZDUQL´
Si aku mendengar suara-suara yang berasal dari berbagai arah, namun
terdengar samar. Kata samar menandakan kalau suara yang didengar hanya
sayup-sayup. Siwara-suwani menandakan kalau suara yang didengar si aku
tidak hanya satu suara, tetapi bermacam-macam suara.
20) Sapur melipur merindu temu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dunia dan akhirat adalah kematian. Disebut gapura rahasia karena hanya Tuhan
yang tahu kapan manusia sampai pada gapura tersebut.
Inti dari puisi ini adalah pertaubatan seorang tua atas doasa yang diperbuat
anaknya. Akan tetapi tetaplah sang anak akan mendapat ganjaran dari Tuhan
meskipun sang orang tua sudah mengusahakan berbagai cara agar Tuhan
memberikan berkah dan ampunan. Sang anak pun tidak sempat bertaubat atau
insyaf sebab dia sudah sampai pada jalan buntu dan tidak mungkin dia mengulang
ZDNWX6LDQDNVXGDKVDPSDLSDGD´JDSXUDUDKDVLD´\DQJPHQJKXEXQJNDQGXQLD
GDQDNKLUDW 6HWHODKPHOHZDWL´JDSXUDUDKDVLD´VDQJ DQDN DNDQPHnghadapi saat
perhitungan tentang dosa-dosa dan amal baik yang pernah dia lakukan.
28. Rindu di Malam Takbiran karya Isna
Di malam takbiran
Saat senja telah berlalu sepi
Ketika burung-burung pun telah kembali ke sarangnya
Dan mentari telah menghilang bersama senyumnya
a. Analisis Heuristik
1) ´'LPDODPWDNELUDQ´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Secara harfiah, malam takbiran memiliki makna malam saat suara takbir
disuarakan oleh para umat islam di seluruh dunia. Dapat pula diartikan malam
sebelum esok paginya adalah hari raya Idul Fitri.
2) ´6DDWVHQMDWHODKEHUODOXVHSL´
Senja adalah batas antara siang dan malam, dapat pula berarti menjelang
malam. Senja berlalu sepi maksudnya saat senja berubah menjadi malam yang
benar-benar gelap tidak banyak orang yang menyadari pergantiannya.
Manusia hanya khusyuk bertakbir.
3) ´.HWLNDEXUXQJ-EXUXQJSXQWHODKNHPEDOLNHVDUDQJQ\D´
Saat malam hari memang saat burung-burung pulang ke sarang untuk
beristirahat setelah seharian mencari makan.
4) ´'DQPHQWDULWHODKPHQJKLODQJEHUVDPDVHQ\XPQ\D´
Mentari telah menghilang bersama senyumnya maksudnya matahari telah
tenggelam, langit menjadi gelap. Matahari saat siang artinya matahari
tersenyum untuk semua makhluk di bumi ini. Lalu saat malam adalah saat
matahari tersenyum untuk belahan bumi yang lain.
5) ³$GDVDWXUDVDWHUVHOLSSDGDEDWDVZDNWX´
Si aku merasa ada suatu rasa yang menyelip atau menyelinap di batas
waktu. Batas waktu yang dimaksud adalah batas waktu antara siang dan
malam, yaitu senja. Batas waktu dapat pula mengacu pada malam takbiran
yang menjadi batas waktu antara bulan Ramadhan dengan bulan Syawal.
6) ´<DQJWHUXVPHQJJRUHVGDODPFDKD\D-0X´
Perasaan yang terselip di batas waktu tadi menggores dalam cahaya-Mu.
Cahaya-Mu mengacu pada kasih sayang dan ampunan Allah yang luar biasa
yang diberikan pada seluruh umat islam saat idul fitri.
7) ´+DQ\DVDQWXQWHUXFDS´
Bait tujuh ini secara harfiah dapat dimakanai bahwa si aku hanya mampu
mengucapkan kata-kata yang santun, kata-kata yang baik dan indah.
Kerinduaan si penyair mampu membuat dia menuliskan puisi yang santun
untuk Allah.
8) ´7DWNDODEDUXPHODQGDVSDGDNLVL-kisi pujian-0X´
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Melandas kisi-kisi pujian-Mu memiliki makna bahwa si aku baru saja tiba
di suatu tempat dan di tempat itu banyak terdengar suara-suara yang
membunyikan pujian pada Allah. Tempat itu bisa berupa masjid atau mushola.
9) ´%HWDSDVHEHQDUQ\D´
10) ´.HULQGXDQLQLWHODKODPDPHQGHUD´
Baris sembilan dan sepuluh menandakan kerinduan pada malam takbiran
sebenarnya sudah lama dirasakan oleh si aku. Namun, dia hanya menahannya
dan memendam rindu itu dalam hati.
11) ´%HUJHOXWGDODPNHVHSLDQGDQDOLUDQZDNWX´
´%HUJHOXW´ GDODP NHVHSLDQ PHQDQGDNDQ NDODX UDVD ULQGX LWX MXJD WLGDN
pernah dia bagi pada orang lain. Si aku atau penyair membiarkan rasa rindu itu
ada sepanjang waktu berjalan sampai tiba malam takbiran yang dia rindukan
itu datang.
12) ´<DQJQ\DWDWDNSHUQDKWHUVDGDUL´
Si aku tidak pernah menyadari kalau akhirnya malam takbiran kini ada
dihadapannya.
13) ´'DQVDDWJHPDLWXNHPEDOL PHQJDOXQ´
´*HPD´ \DQJ GLPDNVXG GDODP EDULV LQL DGDODK VXDUD WDNELU \DQJ VDOLQJ
bersautan di malam takbiran. Semua masjid di seluruh dunia
mengumandangkan suara takbir dan saling bersautan.
14) ´7HUOLQWDV EHWDSD MDXK NDWD \DQJ WHODK WHUDQJNDL´ 6L aku mulai
menyadari bahwa dia telah terlalu jauh merangkai kata-kata rindunya.
15) ´6HNDGDUXQWXNPHQJXFDS´
16) ´%HWDSDVHEHQDUQ\DNHULQGXDQLQLEHJLWXPHQ\LNVDNDOEX´
17) ´<DQJKDUXELUXEHUVDPDNDOEX´
Baris nomor limabelas sampai tujuhbelas, menandakan bahwa si aku
merasa kalau selama ini kata-kata rindu yang dia ucapkan di dalam hatinya
terlalu berlebihan sehingga justru kata rindu iti terlalu jauh dari kerinduan
pada malam takbiran yang seharusnya khusyuk. Kerinduannya yang melebihi
batas, justru sangat meQ\LNVD GLD 3DGD EDULV WXMXK EHODV DGD NDOLPDW ´KDUX
ELUX EHUVDPD NODEX´ VHFDUD KDUILDK EHUDUWL ZDUQD ELUX :DUQD ELUX DGDODK
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tema Puisi-puisi dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas X SMA
Tabel 2. Tema Puisi-puisi dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas X SMA dari
Erlangga dan Yudhistira
No Tema Puisi Judul Puisi
Buku Yudhistira Buku Erlangga
1 Kritik sosial a. Candi Muara Jambi a. Anak-anak Indonesia
b. Narkotik b. Potret Tukang
Sampah
2 Cinta/patah hati a. Kuantar Kau sampai Senja di Pelabuhan kecil
Stasiun Senen
b. Dermaga Rindu
3 tragedi kemanusiaan - Stasiun Tugu
4 kerinduan pada - Surat dari Ibu
tanah kelahiran
5 kekaguman pada Ibu a. Ibunda Tercinta
sosok ibu atau b. Perempuan-
perempuan perempuan Perkasa
6 kegembiraan rakyat - Tanah Kelahiran 1
jelata pascapanen
7 keprihatinan - Terjebak Dilema
terhadap keberadaan
bahasa Indonesi
8 keberaniaan seorang a. Bunga Krisan tentang Perahu Layar
sosok yang Pemanjat-pemanjat Gunung
menantang hidup
yang keras
9 Ketuhanan/religius a. Insyaf, Matahari-matahari!
b. Malam Mulai Bercerita
c. Rindu di Malam Takbiran
10 Peperangan a. Dalam Pasang
b. Perkabungan di Laut Timor
11 Keindahan Alam a. Bantimurung
b. Mandalawangi-Pangrango
12 Konfil batin a. Bagaimana
b. Daun dan Air Mata
c. Menyesal
13 Kematian Gaun Burung Gagak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kata malam pada puisi Malam Mulai Bercerita mennyimbolkan bahwa saat
malamlah manusia berikan hidup sepenuhnya untuk Tuhan setelah seharian
berjuang untuk dunia. Artinya siang untuk dunia dan malam untuk Tuhan bukan
semata bahwa manusia melupakan Tuhan saat siang hari. Namun, hendaknya
menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat.
Kesimpulannya, penggunaan bahasa simbol yang diambil dari alam akan
mempermudah peserta didik menganalisis puisi. Simbol alam sangat dekat dengan
dunia peserta didik, setiap hari mereka berinteraksi dengan alam sehingga
pemahaman peserta didik terhadap simbol-simbol alam yang digunakan penyair
akan mudah diterjemahkan. Analisis hermeneutik akan mudah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan mimetik yang dikemukakan Abrams. Pendekatan
mimetik memungkinkan peserta didik menggunakan kata-kata yang dekat dengan
kehidupan mereka sehari-hari untuk menerjemahkan bahasa simbol yang ada pada
puisi.
B. Implikasi
Implikasi atau keterkaitan penelitian ini adalah pada bidang pendidikan
khususnya pembelajaran sastra puisi. Penelitian ini membahas anlisis puisi
menggunakan teori semiotik Riffaterre melalui dua tahap analisis. Tahap pertama
adalah analisis heuristik, yaitu Analisis heuristik adalah analisis berdasarkan
struktur bahasanya atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi sistem
semiotik tingkat pertama (Riffaterre dalam Racmat Djoko Pradopo, 2003:
135). Analisis ini mengacu pada konvensi kebahasaan. Pembaca melakukan
penafsiran struktur kebahasaan (tanda linguistik) secara referensial. Bahasa
yang digunakan merupakan penanda yang dihubungkan dengan referennya,
yaitu hal-hal nyata.
Tahap kedua adalah analisis hermeneutik. Cara ini dilakukan dengan
menganalisis ulang dengan memberikan intepretasi yang disebut sebagai
sistem analisis semiotik tingkat kedua, yakni berdasarkan konvensi sastra.
Penafsiran hermeneutik yaitu analisis yang bermuara pada ditemukannya satuan
makna puisi secara utuh. Menemukan makna puisi secara utuh memiliki
keterkaitan dengan SKKD yang ada di kelas X SMA, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
f. penilaian hasil analisis tidak bergantung pada benar dan salah, tetapi
berdasarkan kedalaman analisis. Diutamakan pada kedalaman analisis
hermenutiknya. Pada tahap analisis hermeneutik inilah makna utuh suatu karya
dapat diterjemahkan.
C. Saran
Berdasarkan hasil kajian pada penilitian ini, peneliti memberi saran sebagai
berikut:
1. Kepada guru
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan kepada semua guru
mata pelajaran bahasa Indonesia untuk menggunakan analisis semiotik sebagai
salah satu metode analisis dalam pembelajaran sastra. Peneliti berani
menyarankan demikian karena di SMA Negeri 1 Gemolong khusunya kelas X
menerapkan analisis semiotik Riffaterre ini sebagai metode untuk analisis sastra.
Guru di sekolah tersebut mengaku bahwa kemampuan apresiasi peserta didik
terhadap puisi lebih baik dan peserta didik pun lebih bebas mengungkapakan
analisisnya. Analisis ini mewadahi analisis yang berbeda-beda karena sastra
adalah karya yang multi tafsir. Guru sebaiknya jangan hanya mengajarkan struktur
puisi. Analisis semiotik menekankan pada pemaknaan puisi secara utuh dan
analisis ini juga memiliki keterkaitan dengan SKKD mata pelajaran bahasa
Indonesia di kelas X SMA.
Guru dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai materi ajar
pembelajaran apresiasi puisi. Penelitian ini kebetulan menggunakan buku teks
sebagai objek penelitiannya sehingga dapat membantu guru yang mengalami
kesulitan menerjemahkan makna puisi dalam buku teks yang digunakan.
2. kepada peserta didik
Peneliti mengharapkan peserta didik dapat menggunakan hasil penelitian ini
sebagai referensi materi belajar. Penelitian ini menggunakan buku teks sebagai
objek kajian sehingga sangat relevan dengan materi yang mereka pelajari di kelas.
Buku teks yang peneliti gunakan adalah buku teks bahasa Indonesi dari dua
penerbit, yaitu Yudhistira dan Erlangga sebab kedua buku teks tersebut banyak
digunakan di sekolah khususnya di wilayah Sragen. Kualitas 2 buku teks tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sudah memenuhi tuntutan KTSP dan sesuai standar ISI 2006. Selain itu, analisis
semiotik dengan analisis heuristik dan hermeneutik dapat pula diterapkan pada
karya satra lain seperti cerpen, novel, dan naskah drama. Hasil penelitian ini pun
dapat digunakan oleh peserta didik sebagai acuan ketika menganalisis puisi-puisi
yang berasal dari sumber lain, seperti majalah sastra atau antologi puisi.
commit to user