Anda di halaman 1dari 71

ANALISIS

TRANSAKSIONAL
Eka Wahyuni
DEFINISI TEORI

 Analisis :
Pengujian sesuatu secara detail agar lebih memahami atau agar dapat menarik
kesimpulan dari hasil pengujian tersebut.

 Transaksional : (transaksi)
Unit pokok dari sebuah hubungan sosial.

 Analisis Transaksional :
Metode yang digunakan untuk mempelajari interaksi antar individu dan pengaruh yang
bersifat timbal balik yang merupakan gambaran kepribadian seseorang.
SEJARAH

 Eric Berne was born in 1910 in Montreal, Canada. His father was a doctor & his
mother was an editor.

 His father died at age 38, when Eric was 9

 Earned an MD in 1935 from McGill Univ

 Became a US citizen and served in Utah during WWII, practicing group therapy

 Was denied membership in the Psychoanalytic Institute in 1956

 This brought about his rejection of psychoanalysis and was a turning point in his life

 Wrote the book Games People Play

 Died of a heart attack in 1970 at the age of 60


Dusay & Dusay (1984) 4 tahap perkembangan AT

 Tahap pertama (1955-1962)


ego state yang terdiri dari orangtua (Parent), dewasa (Adult), dan anak-anak (Child).
Ego state ini yang memberikan perspektif dalam berpikir, merasa, dan bertingkah laku.

 Tahap kedua (1962-1966)


berfokus pada transaksi dan games

 Tahap ketiga (1966-1970)


fokus pada naskah hidup (life scripts) dan analisis naskah hidup (script analysis)

 Tahap keempat (1970-sekarang)


Tahap penggabungan teknik-teknik Analisis Transaksional yang baru dari pendekatan
lain (Corey, 1986, p. 150).
Robert dan Mary Goulding, mengkombinasikan pendekatan analisis transaksional
dengan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pendekatan gestalt dan modifikasi prilaku
(Corey, 1986, p. 152).
PANDANGAN TENTANG MANUSIA

 Filosofi antideterministik: menempatkan kepercayaan pada kapasitas


individu untuk meningkatkan kebiasaan dan memilih tujuan dan tingkah
laku baru.
 Manusia memiliki pilihan dan tidak tergantung pada masa lalu
KONSEP PENTING

 Ego state
 Transaksi
 Games
 Naskah hidup
 Posisi hidup
Lainnya
 Injunction
 Keputusan awal (early decision)
 Strokes
 Membuat keputusan ulang (redecision).
INJUNCTION ATAU DON’TS

Pesan yang disampaikan kepada anak oleh parent’s internal child out dari kondisi
kesakitan orangtua seperti kecemasan, kemarahan, frustasi dan ketidakbahagiaan.
Pesan ini menyuruh atau meminta anak untuk melakukan apa yang harus mereka
lakukan secara verbal dan tingkah laku, namun sering kali pesan ini terbentuk melalui
tingkah laku orangtua
 Goulding dan goulding (1978, 1979): injunction yang biasa terjadi dan beberapa
kemungkinan keputusan yang dibuat untuk merespon injunction:
Don’t atau don’t do anything (jangan berbuat apa-apa):

 Injunction ini diberikan oleh orangtua yang ketakutan. Injunction mengatakan kepada anak
untuk tidak melakukan aktivitas normal karena takut akan kecelakaan yang mungkin
terjadi.
 Bentuk pesan: “jangan berbuat apa-apa sebab nanti berbahaya” atau “lebih aman kalau
kamu tidak berbuat apa-apa” Anak yang menerima injunction ini akan mempercayai bahwa
tidak ada yang ia lakukan benar atau aman dan mereka biasanya mencari pertolongan
orang lain untuk melindungi dan mengambil keputusan untuk mereka (De Blot, 2002, p.
104; Corey, 1986, p. 153).
 Keputusan yang mungkin diambil:
 “Saya tidak dapat membuat keputusan untuk diri sendiri, jadi saya mencari orang lain yang
dapat membuat keputusan untuk saya”.
 “Saya takut membuat kesalahan dalam mengambil keputusan, saya tidak mau mengambil
keputusan” (Corey, 1986, p. 153).
Don’t be (don’t exist)

 Pesan yang paling berbahaya (lethal).


 Non verbal melalui cara orangtua berkeyakinan tentang anak mereka.
 “Jangan hidup”, “jangan ada”, dan “jangan lahir”.
 “Saya berharap kamu tidak pernah dilahirkan sehingga saya tidak harus meninggalkan
semua yang saya punya”.
 Anak yang menerima pesan don’t exist ini akan menyusun naskah hidup yang
berkeinginan untuk bunuh diri, minder, tidak berguna, tidak berharga, tidak menarik, sikap
brutal dan tidak peduli (de blot, 2002, p. 95-96; corey, 1986, p. 153).
 Keputusan yang mungkin diambil:
 “Saya akan berusaha kamu untuk mencintai saya, walaupun itu akan membunuh saya”.
 “Saya akan melakukan apa yang kamu inginkan dan berpura-pura saya tidak ada dalam
keluarga ini”.
 “Bila ini menjadi lebih buruk, saya akan bunuh diri” (Corey, 1986, p. 153).
Don’t be close (jangan dekat).

 Pesan ini dapat diberikan oleh orangtua yang tidak bisa dekat secara fisik atau yang
menjauhkan anaknya sehingga anak kurang mendapatkan kemesraan fisik dari orangtua.
 Sebagian besar budaya timur menabukan ekspresi kemesraan di depan umum atau
membicarakan isi hatinya. Pada budaya tertentu, laki-laki dilarang untuk menunjukkan
perasaan sedih di depan umum (boys don’t cry) (De Blot, 2002, p. 108)
 Akibatnya
 menjauhkan diri dari orangtuanya dan orang lain
 mengembangkan perasaan dingin dan keras terhadap orangtua.
 mengembangkan sikap tidak mempercayai orang lain.
 mencurigai orang lain dan dengan mudah memandang bahwa ia ditolak oleh orang lain (De Blot, 2002, p. 108-109).

 Keputusan yang mungkin diambil:


 “Saya tidak memperbolehkan diri saya dekat dengan orang lain”.
 “Saya tidak akan dekat dengan orang lain, sehingga saya tidak akan tersakiti”
 “Saya tidak percaya laki-laki/perempuan lagi” (Corey, 1986, p. 154).
Don’t be important (jangan menjadi orang penting)

 Pesan injunction ini merupakan pesan orangtua yang secara tidak sadar membuang
anaknya.
 Akibat
 menjadi panik bila diberi tanggung jawab sebagai pemimpin, tidak dapat berbicara di hadapan orang
banyak.
 tidak mau naik pangkat, tetapi bekerja dengan baik dan rajin sebagai bawahan.
 ia akan selalu mencari alasan untuk menolak pekerjaan

 Di dalam kultur Indonesia: merasa tidak pantas menempatkan diri di atas atau
mengenalkan diri sebagai orang penting atau kepala di hadapan umum dan selalu
meminta maaf.
 Keputusan yang mungkin diambil:
 “Saya tidak pernah merasa berharga”.
 “Bila saya menjadi orang yang penting, saya tidak akan membiarkan orang tahu
tentang ini” (Corey, 1986, p. 154).
Don’t be a child (jangan seperti anak kecil)

 Keputusan yang mungkin diambil:


 “Saya akan selalu dewasa dan tidak boleh bertindak
kekanak-kanakkan”.
 “Saya akan merawat orang lain dan tidak boleh meminta
sesuatu untuk diri saya” (Corey, 1986, p. 154).
Don’t grow (jangan jadi besar)
 anak bungsu.
 “jangan tumbuh lebih besar”, “jangan tumbuh dan meninggalkan saya”, “tetap jadi
anak-anak, jangan puber”.
 Pesan ini disampaikan oleh orangtua karena mereka ingin
 mempertahankan anak mereka tetap kecil sehingga memerlukan orangtua
 orangtua yang takut bahwa mereka tidak dapat mengontrol anak-anak
 untuk tetap memiliki anak yang menemani mereka dan merawat mereka di hari tua.

 Bentuk lain dari pesan ini adalah don’t be sexy (jangan seksi).
 Keputusan yang mungkin diambil:
 “Saya tidak boleh punya ketertarikan seksual sehingga ayah saya tidak menolak
saya”.
 “Saya akan tetap jadi anak kecil dan tidak berdaya sehingga saya akan selalu
mendapatkan hadiah dari orangtua saya” (Corey, 1986, p. 154).
Don’t succeed atau don’t make it (jangan berhasil)

 Mengkritik anak-anaknya.
 “Kamu tidak bisa melakukan ini”, “kamu tidak pernah melakukan segala sesuatu
dengan baik”.
 Mendapatkan stroke untuk gagal (corey, 1986, p. 154).
 Representasi atas perasaan iri orangtua pada anak mereka yang lebih berhasil.
 Keputusan yang mungkin diambil:
 “saya pada dasarnya bodoh dan pecundang”
 “Saya akan memperlihatkan padamu bahwa saya bisa melakukan ini, walaupun ini
akan membunuh saya”.
 “Tidak peduli seberapa baik saya, saya tidak pernah merasa cukup baik” (corey, 1986,
p. 154).
Don’t be you (jangan begitu).

 orangtua yang ingin memiliki anak dengan jenis kelamin yang berbeda dengan anak
yang dilahirkannya atau yang memiliki harapan yang terlalu tinggi untuk anak-anak
mereka.
 “jenis kelaminmu salah, kamu harusnya perempuan (atau laki-laki) dan saya baru
mencintai kamu”.
 orangtua yang sering membanding-bandingkan dengan anak lain dalam bentuk fisik,
prestasi dan sebagainya. Untuk mendapatkan penerimaan orangtua, anak-anak akan
berusaha melakukan apa yang diinginkan oleh orangtua
 Keputusan yang mungkin diambil:
 “Tidak peduli seberapa baik yang saya lakukan, saya tidak bisa menyenangkan
mereka”.
 “Saya akan berpura-pura menjadi perempuan (atau laki-laki)” (Corey, 1986, p. 154).
Don’t be sane and don’t be well

 anak menerima stroke ketika mereka sakit atau bila mereka bertingkah laku “gila”
 little professor anak berpikir bahwa untuk mendapatkan perhatian orangtuanya ia
harus sakit.
 Anak belajar pesan ini berdasarkan modeling dari orangtuanya dan secara tidak sadar
anak menggunakan cara-cara untuk memanipulasi orang lain dengan sakit untuk
mencapai tujuannya.
 anak belajar bahwa sakit akan menyelesaikan masalahnya, sehingga setiap
mengalami masalah atau perubahan dalam hidup, ia akan jatuh sakit
 Keputusan yang mungkin diambil:
 “Saya akan sakit (atau “gila”) sehingga saya mendapatkan perhatian”.
 “Saya sakit (atau “gila”)” (Corey, 1986, p. 154).
Don’t belong (jangan jadi orang kita)

 keluarga merasa bukan bagian dari komunitas atau kelompok tertentu


 “kamu sama sekali berbeda dengan anak lain”
 “kamu anak aneh”
 “anak yang suka menyendiri” dan sebagainya
 ia menyimpang dari harapan orangtua dan berbeda dengan anak lainnya
 Individu merasa asing dapat karena ia dididik oleh orangtua yang kaku sehingga ia
merasa dirinya asing, aneh dan tidak diterima dalam lingkungan atau dapat pula anak
yang dibesarkan oleh keluarga yang berbeda-beda
 Keputusan yang mungkin diambil:
 “Tidak seorangpun akan menyukai saya karena saya bukan bagian dari kelompok
manapun”.
 “Saya tidak merasa nyaman di manapun” (Corey, 1986, p. 154).
Don’t think (jangan berpikir)

 Orangtua yang selalu mengoreksi anaknya yang berpikir

 berupa kritik terhadap hasil kerja anak,

 untuk menghindari pertanyaan anaknya,

 tidak boleh memikirkan sesuatu yang tabu dalam kebudayaan tertentu,

 orangtua tidak mau dikalahkan anaknya yang berbeda pendapat.

 “jangan berpikir yang aneh-aneh”,

 Contoh-contoh pesan

 Anak meminta pendapat ayah untuk mengikuti study tour dari sekolah, ketika ayah menjawab
“ah itu urusan nanti, tidak usah dipikir sekarang. Sana bantu ibu dulu”. Dengan jawaban ini,
orangtua memberikan pesan “jangan berpikir” kepada anak
Don’t feel (jangan merasa)

 Orang yang tidak dapat mengekspresikan perasaan atau mencurahkan


isi hatinya dapat disebabkan karena ia adalah orang yang pemalu atau
dalam kebudayaannya tidak dibiasakan untuk mengekspresikan
perasaannya kepada orang lain dan tidak boleh membicarakan
perasaannya sendiri.
 Indonesia, menunjukkan perasaan yang berkonotasi negatif seperti
marah, kecewa, benci dianggap tidak pantas.
 “jangan merasa” dapat menjadi sumber kelainan jiwa pada masa
dewasa, bila larangan tersebut dijadikan larangan dalam naskah
hidupnya.
 Injunction “jangan merasa” yang tidak diterapi dapat menyebabkan
beberapa jenis kelainan psikosis
STROKES

 Bentuk dari pengakuan


 Untuk berkomunikasi dengan orang lain.
 Stroke dapat berupa sentuhan fisik atau bentuk simbolik seperti
pandangan mata, kata-kata, bahasa tubuh dan verbalisasi
Strokes

 Stroke positif :
“saya suka kamu” dan pengakuan ini diiringi dengan sentuhan hangat,
kata-kata yang menerima, dan bahasa tubuh yang penuh perhatian.
 Stroke negatif:
“Saya tidak suka kamu” dan biasanya diekspresikan secara verbal dan
non verbal.
 Conditional strokes berkata “Saya akan menyukai kamu bila kamu
melakukan apa yang saya inginkan”, “saya akan menerima kamu apa
adanya dan kita bisa menegosiasikan perbedaan yang ada di antara
kita” (Corey, 1986, p. 154-155).
6 PILIHAN DALAM MENCARI STROKE

 Withdrawing, di mana tidak terjadi transaksi. Ini melibatkan resiko yang sedikit dan tidak terjadi
stroke.

 Rituals, melibatkan transaksi sosial yang telah ditentukan seperti halo dan apa kabar
merupakan transaksi yang tidak personal

 Pastimes, memberikan stroke yang dapat diterima oleh kedua belah pihak (mutually
acceptable). Pastimes adalah cara untuk mengekspresikan diri (self expression) tetapi
melibatkan transaksi atau percakapan yang superfisial. Contohnya, topik pembicaraan tentang
olah raga, automotif, belanja dan sebagainya.

 Activities, adalah di mana waktu distruktur dengan berbagai tugas. Activities adalah cara untuk
mengatasi realitas eksternal dan mungkin melibatkan interaksi yang dalam dengan orang lain.

 Games, di mana kebutuhan untuk mendapatkan stroke dipenuhi dengan cara yang tidak jujur.
Dengan games individu mendapatkan stroke akan tetapi dengan cara yang tidak
menyenangkan. Games juga disebut dengan sebagai transaksi yang destruktif.

 Intimacy, memberikan unconditional stroking. Intimacy bebas dari games dan eksploitasi
(Thompson, et.al., 2004, p. 277).
BERSYARAT (CONDITIONAL) TANPA SYARAT
(UNCONDITIONAL)

POSI
TIF 1 – positif untuk menjadi
2 - positif untuk diri (positive for being
melakukan sesuatu you)
(positive for doing
something)

NEGA 3 – negatif untuk 4 – negatif untuk menjadi


TIF melakukan sesuatu diri (negative for being
(negative for doing you)
something)
EGO STATE

Pola konsisten dari perasaan dan pengalaman yang


secara langsung berhubungan dengan pola konsisten
tingkah laku yang tepat. Terdiri dari child, parent,
adult.
EGO STATE
Diagram Struktural (model ego state) tingkat pertama
Parent Ego State Kelakuan, pemikiran & perasaan yg
P ditiru dari ortu/pembina lain

A
Adult Ego State Kelakuan, pemikiran & perasaan yg
merupakan tanggapan langsung thd
situasi skr tanpa pengaruh
ortu/perilaku masa kecil

C Child Ego State Kelakuan, pemikiran & perasaan yg


diulangi dari masa kecil
Ego State Anak

Melihat,mendengar dan memahami sesuatu), impulsif, manipulasi


lingkungan (manja, menangis, merajuk, dll)
3 jenis ego state anak
1. Anak yang alamiah
Spontan mengungkapkan perasaan dan keinginannya, baik emosi
positif maupun negatif
2. The little professor
Unschooled wisdom of a child. Cirinya adalah egosentris,
manipulatif, dan kreatif. Ini adalah bagian dari ego state anak yang
intuitif, dan bermain dengan feeling hunch
Ego State Anak

3. Anak yang menyesuaikan diri


ego state yang melakukan penyesuaian diri terhadap ego state orangtua
yang dimainkan orang lain.
• Anak yang penurut
ego state yang melakukan apa yang dikehendaki orang lain bukan
ungkapan perasaan dan keinginan sebenarnya. Biasanya diungkapkan
dengan suara lirih
• Anak yang pemberontak
ego state yang melakukan apa yang bertentangan dengan kehendak
orang lain. Misalnya: ungkapan “tidak tau”, “masa bodoh”
EGO STATE DEWASA

Ditandai dengan kesadaran bahwa data itu penting dalam berkomunikasi.


Menerima, menyimpan, memproses, dan mengirim informasi kembali
berdasarkan fakta bukan opini atau perasaan
Cirinya adalah berpikir logis berdasarkan fakta-fakta obyektif dalam
mengambil keputusan, nalar, tidak emosional dan bersifat rasional.
Kata-kata yang ditampilkan netral, diplomatis, jelas dan tidak tergesa-
gesa.
Ekspresi wajah tenang dan nada suara datar
EGO STATE ORANG TUA

menasehati, kritik, berperilaku sesuai dengan aturan atau


ketentuan institusi yang berperanan penting selama masa
pendidikan seseorang
2 jenis ego state orangtua
 Orangtua yang membimbing (nurturing parent)
empatik dan penuh pengertian, peka terhadap perasaan dan kebutuhan
oranglain, serta menilai dan memberi batasan benar salah yang tegas
 Orangtua yang mengkritik (critical parent)
cenderung menasehati, mengkritik dan menggurui. Nada suara tinggi dan
cenderung keras. Sering kali mengatakan “tidak”, “jangan”. Bila berbicara pada
umumnya sambil menunjuk
Nurturing Parent Critical Parent
Verbal Verbal
“Mari saya bantu kamu” N C “Kamu harus ...”
P P
Nonverbal P Nonverbal
Memberikan tangannya Menunjuk telunjuknya

Adult
Verbal
A “Faktanya adalah ...”
Nonverbal
Postur tubuh atentif

Free Child Adaptive Child


Verbal Verbal
“Saya mau ...” “Saya sudah menyelesaikan tugas saya ”
FC AC
Nonverbal C Nonverbal
Muka yang menunjukkan keinginan Muka yang mengharapkan penerimaan
kuat
Jenis-jenis transaksi

 Transaksi komplementer:
terjadi kesepadanan dalam transaksi, transaksi yang saling melengkapi. kondisi ini
adalah transaksi yang sehat
contoh:
A = mengapa kamu terlambat?
B = saya berangkat seperti biasa, tapi di jalan terjadi kecelakaan sehingga sebagian
jalan ditutup dan menyebabkan lalu lintas terhambat sehingga saya tidak dapat
Jenis-jenis transaksi

 Transaksi Silang (cross-transaction):


transaksi yang tidak diharapkan, artinya seseorang mengirim pesan dari ego tertentu
dan direspons dengan ego yang tidak diharapkan.

contoh:
A = mengapa kamu terlambat
B = kenapa harus tanya-tanya. Biasanya saya datang tepat waktu, jadi kalau saya
terlambat pasti terjadi sesuatu di jalan
Jenis-jenis transaksi

 Transaksi terselubung (Ulterior):


Seseorang mengirim pesan dengan menggunakan 2 ego state secara bersamaan,
yang satu jelas yang lain terselubung, atau ego state yang satu secara verbal dan
yang lain secara non-verbal

contoh”
A = saya dengan senang hati membantu Anda, tapi sebaiknya kita membuat janji
terlebih dahulu sebelum bertemu (disampaikan dengan nada suara tinggi dan ekspresi
wajah yang berkerut)
Jenis-jenis transaksi

Seseorang mengirimkan pesan dengan ego state dewasa tapi diinterpretasikan


sebagai ego state orang tua.
contoh:
A = saya dengan senang hati membantu Anda, tapi sebaiknya kita membuat janji
terlebih dahulu sebelum bertemu
B = (interpretasi) A sibuk dan tidak mau diganggu
1. Sejajar 3. Tersembunyi
Ibu Ani Ibu Ani
Ibu Ani T
OT OT OT OT OT OT R
D D D D D D A
A A A A A A N
Udin : “Besok ujian, kita belajar
Ibu : “Hati-hati di jalan, Nak!” Ibu : “Sekarang jam berapa?” bersama.”(Pesan yg S
Ani : “Ya, Bu.” Ani : “Jam tiga.” dinyatakan)

2. Silang Pesan yg tersembunyi: A


“Jangan khawatir, aku akan membantumu”
Ibu Ani Ibu : “Ambilkan buku belanja i bu!” K
OT Ani : “Saya lagi sibuk buat
OT
PR Matematika.” S
D D
I
A A
Naskah hidup

 Sebuah lakon hidup yang disusun pada masa kecil, kemudian diperkuat orangtua, lalu
dibenarkan oleh pengalaman selanjutnya dan memuncak pada pilihan tertentu
 Skrip merupakan lakon hidup seseorang yang disusun sendiri pada masa kecilnya.
 Orangtua tidak menentukan naskah hidup anak, tetapi memberikan pengaruh
bagaimana anak tersebut menyusun naskah hidupnya.
 Rencana hidup yang dipilih oleh anak pada masa awal kehidupannya berdasarkan
pesan yang diterima oleh anak dari orangtua. Contohnya, anak yang mendapat pesan
untuk menyelamatkan ibunya dari ayahnya yang alkoholik. Naskah hidup ini akan
muncul kembali ketika ia mencoba menyelamatkan suaminya yang alkoholik untuk
mendapatkan payoff dari pengalaman masa lalunya.
Naskah hidup

 Naskah hidup memiliki lima komponen yaitu:


 Arahan dari orangtua,
 Perkembangan kepribadian yang berhubungan dengan individu,
 Keputusan masa kanak-kanak yang disesuaikan dengan diri dan kehidupannya,
 Ketertarikan pada kesuksesan atau kegagalan, dan
 Bentuk tingkah laku

 Pembentukan naskah hidup pada awalnya terjadi dari pesan nonverbal orangtua
kepada anak saat masa bayi. Ketika masa awal pertumbuhan, individu belajar
keberhargaan dirinya sebagai individu dan posisi hidupnya (corey, 1986, p. 165).
Perfield & Brocca
0 - 6 tahun Naskah Hidup Dasar
NASKAH HIDUP
Berbagai kejadian, 9 Tahun Revisi I
pengalaman dari apa
yg dilihat, dipelajari
& diperbuat dlm 17 tahun Revisi II
kehidupan sehari-hari

Usia 0 - 6 tahun
HATI-HATI !!!
Proses Pembentukan Skrip
 Injunction  Pesan ini menyuruh/meminta anak untuk melakukan apa yang harus
mereka lakukan secara verbal dan tingkah laku. Diterima melalui pesan orangtua,
penemuan sendiri dan misinterpretasi atas pesan orangtua
 Stroke baik positif maupun negatif
 Hunger  kekurangan stroke positif
COMMON LIFE SCRIPT

 Everyone else is better than me


 I’m unlucky, bad things always happen to me
 I am a loser
 I’m always the victim in situations
 I can’t make friends easily
 I’m terrible at learning languages, I can never pick them up
 I’m too fat and can’t lose weight, I won’t be content until I’m slimmer
 I’m unlucky in love, I never meet the right person
 People always leave me
 I won’t be happy until I meet someone
 I’m not good enough
 I can’t do it on my own
Naskah hidup
The Eight Basic Loser Scripts The Eight Basic Winner Scripts
"I don't know how to defend myself." "I will live forever, or die trying."
"I am free; you are free; we can have our separate
"They all intimidate me."
trips or we can have the same trip."
"I am learning more about everything, including how
"I can't solve my problems."
to learn more."
"Everything I like is illegal, immoral, or
"Love and do what thou wilt "
fattening."
"I can't help the way I feel." "How I feel depends on my neurological know how."
"I make my own coincidences, synchronicities, luck,
"Why do I have such lousy luck?"
and Destiny."
"Evolution is blind and "impersonal." "Future evolution depends on my decisions now."
"In the province of the mind, what is believed true is
"I'm not psychic, and I doubt that anyone
true, or becomes true within limits to be learned by
is."
experience and experiment." (Dr. John Lilly)
POSISI HIDUP

 Cara dominan seseorang dalam membina hubungan dengan


orang lain. Ia menggambarkan bagaimana seseorang merasa
tentang dirinya dan berdasarkan hal tersebut ia membentuk
perilaku komunikasinya saat melakukan transaksi.
Posisi Hidup

1. I am ok – you are ok :
orang mampu mengatur diri dengan baik dan membina
kontak sosial yang memuaskan. Menentukan skrip
pemenang (winning script) yang menentukan bahwa ia
menyenangkankan orang lain dan dia juga disenangi oleh
orang lain
2. I am ok – you are not ok :
bersikap sombong, egois dan menjauhkan diri dari orang lain,
sering melimpahkan kesalahan pada orang lain. Posisi ini
dimiliki oleh individu yang merasa menjadi korban atau orang
yang diperlakukan tidak baik
POSISI HIDUP

3. I am not ok – you are ok :


orang yang selalu merasa depresif dan tidak berdaya, dibanding
dengan orang lain. Cenderung mengasingkan diri atau melayani
orang lain untuk mendapatkan pengakuan dan simpati. Posisi ini
dapat mengarahkan pada bunuh diri
4. I am not ok – you are not ok :
sikap hidup orang yang menyerah saja, tidak mempunyai harapan
dan membiarkan dirinya dibawa oleh pasang surut kehidupan.
Posisi ini biasanya dimiliki oleh individu yang tidak punya
keinginan hidup, bahkan dapat mengarah pada pembunuhan dan
bunuh diri
X
Komunikasi
GAMES

 Proses rangkaian transaksi komplementer terselubung untuk


maksud tersembunyi .
 Games berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan
biologis, eksistensial, psikologis internal, psikologis eksternal,
area sosial internal dan eksternal
 Analisis bisa menggunakan Formula G dan dan segitiga
drama
GAMES

 games adalah pertukaran strokes yang mengganti perasaan


yang tidak menyenangkan dan meningkatkan naskah hidup.
Games dapat memberikan bentuk intimasi, tetapi individu
yang telibat dalam transaksi games menciptakan jarak di
antara mereka. Games yang bisa dimainkan antara lain:
kasihan saya (poor me); (martyr); iya, tapi (yes, but); bila ini
bukan untuk kamu (if it weren’t for you); (look what you made
me do! Harried); (uproar), dan (wooden leg) (Corey, 1986, p.
155).
MEMBUAT KEPUTUSAN ULANG (REDECISIONS)

 Ketika keputusan awal telah dibuat, keputusan tersebut tidak dapat diubah.
 Individu dapat membuat keputusan baru yang lebih sesuai dan memungkinkan
individu untuk mengalami kehidupan yang baru.
 Konseli diajak untuk kembali ke masa kecil di saat mereka membuat keputusan,
kemudian membentuk ego state anak-anak dan memfasilitasi konseli untuk membuat
keputusan baru.
 Konseli diajak untuk merasakan kembali situasi masa kecil secara emosional dan
membuat keputusan baru secara emosional dan intelektual.
Membuat keputusan ulang (Redecisions)

 Contoh
seorang laki-laki berjuang untuk mengubah keputusan awal untuk tidak ingin hidup
(sebagai hasil dari pesan “don’t be” yang diterima dari orangtua), orang tersebut diajak
untuk kembali ke situasi masa kecilnya, mengalami kembali perasaan pada masa itu
dan berkata kepada dirinya (dan kepada simbolisasi orangtua) bahwa ia ingin hidup, ia
berhak hidup walaupun orangtuanya tidak menginginkannya lahir.
Dengan demikian ia membuat keputusan baru dalam hidupnya untuk memberhentikan
sikap dan tingkah laku merusak diri (self destructive) dan hidup secara penuh untuk
dirinya (Corey, 1986, p. 157).
4 methods of understanding & predicting
human behavior
 Structural analysis – within the person
 Transactional analysis – 2 or more people
 Game analysis – understanding transactions that lead to bad feelings
 Script analysis – understand a person’s life plan
Analisis struktural (structural analysis)
 Melihat kepribadian individu yang terdiri dari tiga ego state
 Metode yang digunakan individu untuk membantu individu menjadi sadar atas isi dan
fungsi ego statenya (orangtua, dewasa dan anak).
 Konseli belajar mengidentifikasi ego state mereka.
 Analisis struktur membantu konseli mengatasi bentuk ego state yang membuatnya
terhambat dan membantu menemukan ego state yang mendasari tingkah laku
sehingga konseli dapat menentukan pilihan-pilihan hidupnya
Dua masalah dalam kepribadian yang dapat
dipertimbangkan dalam analisis struktur

 kontaminasi atau pencemaran (contamination): Kontaminasi terjadi ketika isi dari satu
ego state bercampur dengan ego state yang lain. Kontaminasi terjadi bila ego state
anak (child) dan ego state orangtua (parent) memasuki batasan ego state dewasa
(adult) sehingga mengganggu kejernihan pikiran dan fungsi ego state dewasa
 eksklusi (exclusion).
Analisis struktural (structural analysis)

Contoh:
Kontaminasi ego state orangtua (parent)
“jangan bergaul dengan orang yang tidak sama
dengan kita”
“jangan percaya dengan tukang jualan yang lewat
karena mereka sering berbohong”.

Kontaminasi ego state anak (child)


“apa yang saya inginkan harus saya dapat
sekarang”
Analisis struktural (structural analysis)
 eksklusi (exclusion) terjadi bila satu ego state menblokade ego state yang lain dan
tidak memperbolehkan perpindahan antara satu ego state dengan ego state lain.
Contoh
 Orangtua yang konstan (the constant parent) mengeksklusi ego state dewasa (adult)
dan anak-anak (child)
 Ego state anak-anak (Child) yang mengekslusi ego state orangtua (Parent) dan ego
state dewasa (Adult) bertindak tanpa menggunakan suara hati (consience), tidak
berpikir dan bertanggung jawab dan bergantung pada orang lain.
 Ego state dewasa (Adult) yang mengeklusi ego state orangtua (Parent) dan ego state
anak-anak (Child) biasanya bersikap objektif tapi seperti robot dengan sedikit
perasaan dan tidak memiliki spontanitas
Analisis struktural (structural analysis)
EGOGRAMS
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

CPo CPs NPo NPs A FC


Analisis transaksi
 Deskripsi dari apa yang dilakukan dan dikatakan oleh dirinya dan orang
lain.
 Apa yang terjadi antara individu dalam transaksi antara ego state: ketika
pesan disampaikan dan respon diberikan.
 Analisis transaksi mengidentifikasi transaksi yang biasa dan dominan
dilakukan oleh individu.
Analisis naskah (script analysis)
 Analisis atas pola-pola hidup yang diyakini individu. Konseli dibantu untuk
mengidentifikasi naskah hidup, dan menyadari naskah hidup serta posisi
hidupnya kemudian diminta untuk mengubah programnya.
 Dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek naskah hidup (script
checklist) yang berisi item-item yang berhubungan dengan posisi hidup,
rackets, games sebagai keseluruhan fungsi kunci dari naskah hidup
seseorang
Analisis naskah (script analysis)
 Identify your life script
 Rewrite your script as an adult
Being aware of your script gives you an opportunity if desired to change it. You inherited your script from
your childhood. If you were starting to write your story now rather than when you were 4 years old, how
would you write it? From your current script, decide which elements are not helpful and identify how you
would like to change them. Consider what you want to let go of from the old script and what you would
like to replace it with. Rewrite your script based on what you know now as an adult rather than what you
learnt subconsciously as a child.

 Practice your new script


Changing our scripts means retraining our brains, this takes practice. The brain is like a muscle that
needs working out. Understanding the theory is the first step, but practicing it is key. Continue identifying
when you acknowledge that your script is at play and exchange your thoughts and behaviour with your
new script.
Analisis games

Proses mengidentifikasi pola-pola games (rangkaian


transaksi ulterior) yang dimainkan oleh individu dalam
kehidupan sehari-hari
 Dalam melakukan analisis games, konselor memperhatikan rackets
(perasaan tidak menyenangkan yang dialami individu setelah bermain
games
 Jenis-jenis racket:
 racket kemarahan (anger racket),
 racket bersalah (guilt racket),
 racket depresi (depression racket).
JENIS-JENIS GAMES
 Life Games • Party Games
 Alcoholic – Ain’t It Awful
 Debtor – Blemish
 Kick Me – Schlemiel
 Now I’ve Got You, You Son of a Bitch
– Why Don’t You – Yes But
 See What You Made Me Do
• Sexual Games
 Marital Games – Let’s You and Him Fight
 Corner
– Perversion
 Courtroom
 Frigid Woman – Rapo
 Harried – The Stocking Game
 Look How Hard I’ve Tried – Uproar
 Sweetheart
JENIS-JENIS GAMES
 Underworld Games • Consulting Room Games
– Greenhouse
 Cops and Robbers
 How Do You Get Out of Here – I’m Only Trying to Help You
 Let’s Pull a Fast One on Joey – Indigence
– Peasant
– Psychiatry
– Stupid
– Wooden Leg
• Good Games
– Busman’s Holiday
– Cavalier
– Happy to Help
– Homely Sage
– They’ll Be Glad They Knew Me
SEGITIGA DRAMA KARPMAN

Stephan Karpman
Terdapat tiga peran dalam games: persecutor
(penuduh/menyakiti), victim (korban), dan rescuer
(penyelamat/penolong) dipengaruhi skrip masa lalu.
 Persecutor posisi hidup I’m OK, U not OK
 Rescuer I’m OK, U not OK
 Victim I’m not OK, U OK
Segitiga Drama
CONTOH

 Dad comes home from work to find mom and Junior engaged in battle. "Clean up your
room or else," mom threatens. Dad immediately comes to the rescue. "Mom," he might
say, "give the boy a break. He’s been at school all day".
 Any one of several possibilities might follow. Perhaps Mom, feeling victimized by Dad,
will turn her wrath on him. In that case, dad is moved from Rescuer to Victim. They,
then might do a few quick trips around the triangle with Junior on the sidelines.
 Or maybe Junior joins Dad in a persecutory "Let's gang up on mom" approach, or then
again, maybe Junior will turn on Dad, rescuing Mom, with, "Mind your own business,
Dad. I don't need your help!" So it goes, with endless variation, but nonetheless,
pinging from corner to corner on the triangle. For many families, it's the only way they
know to interact
TEKNIK KONSELING
 Didactic methods
Karena analisis transaksional menekankan pada domain kognitif,
prosedur mengajar dan belajar merupakan dasar dari pendekatan ini.

 Kursi kosong (empty chair)


Teknik ini merupakan adopsi dari pendekatan Gestalt. Teknik ini
biasanya digunakan untuk structural analysis. McNeel (1976)
mendeskripsikan bahwa teknik yang menggunakan dua kursi ini
merupakan cara yang efektif untuk membantu klien mengatasi konflik
masa lalu dengan orangtua atau orang lain pada masa kecil. Tujuan
teknik ini adalah untuk menyelesaikan unfinished business masa lalu
TEKNIK KONSELING
 Role playing
Klien berlatih dengan anggota kelompok untuk bertingkah laku sesuai
dengan apa yang akan diuji coba di dunia nyata. Variasi lain dapat
dilakukan dengan melebih-lebihkan karakteristik ego state tertentu
untuk melihat reaksi tingkah laku saat ini terhadap ego state tertentu
(Corey, 1986, p. 164).
TEKNIK KONSELING
 Family modeling
Pendekatan untuk melakukan structural analysis, berguna untuk
menghadapi Constant Parent, Constant Adult atau Constant Child. Klien
diminta untuk membayangkan episode yang berisi orang-orang yang
penting baginya di masa lalu. Klien bertindak sebagai sutradara,
produser dan aktor. Klien mendefinisikan situasi dan menggunakan
anggota kelompok sebagai pengganti anggota keluarganya. Klien
menempatkan mereke sehingga ia mengingat situasinya. Berdasarkan
hasil drama ini klien dan konselor mendiskusikan, bertindak, dan
mengevaluasi sehingga dapat meningkatkan kesadaran tentang situasi
yang spesifik dan makna personal yang masih dipegang teguh oleh
klien (Corey, 1986, p. 164).
TEKNIK KONSELING
 Analysis of rituals and pasttime
Mengidentifikasi ritual dan pasttimes yang digunakan dalam pemanfaatan waktu/time
structuring
Time structuring adalah materi penting untuk diskusi dan penilaian karena
merefleksikan keputusan tentang skrip tentang bagaimana bertransaksi dengan orang
lain dan bagaimana mendapatkan stroke.
 Individu yang memenuhi sebagian besar waktunya dengan ritual dan pasttimes
kemungkinan mengalami kekurangan stroke dan kurang intimasi dalam bertransaksi
dengan orang lain. Karena transaksi ritual dan pasttimes memiliki nilai stroke yang
rendah, orang yang bertransaksi sosial mungkin akan mengeluh merasa kehampaan
(emptiness), bosan, tidak memiliki kesenangan, merasa tidak dicintai dan merasa tidak
berarti
TUGAS (diketik dan dikirim ke pki.bk.unj@gmail.com)

Jawab pertanyaan dengan merefleksikan kembali pada diri Anda


1. Apa ego state yang dominan berfungsi pada saya? Analisis dengan menggunakan
egogram. Apakah saya memiliki kesulitan dalam menggunakan ego state tertentu?
Jelaskan
2. Apa jenis stroke yang paling saya inginkan? Bagaimana saya mendapatkannya?
3. Injungsi yang paling berpengaruh pada saya sekarang
4. Apa keputusan awal yang berpengaruh pada saya sekarang? Apa keputusan awal
yang paling saya ingin rubah?
5. Bagaimana posisi hidup saya?
6. Deskripsikan naskah hidup anda, Apakah saya winner atau loser? Kapan dan
bagaimana saya merevisi naskah hidup saya

Anda mungkin juga menyukai