Anda di halaman 1dari 11

STANDAR EMAS

MAKANAN BAYI
1. Inisiasi Menyusu Dini
(IMD)
2. ASI eksklusif mulai
lahir – 6 bulan menyusui mpasi
rumahan
3. MPASI rumahan
(buatan sendiri) mulai
6 bulan
madu teh
4. ASI diteruskan sampai
2 tahun atau lebih

formula/uht pisang
ASI EKSKLUSIF

Bayi hanya diberi ASI


Tanpa tambahan cairan lain seperti
formula, jeruk, madu, air teh, air
putih, dan tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi, dan tim

Sampai 6 bulan
Setelah 6 bulan mulai diberi makanan
pendamping ASI berkualitas,
sedangkan ASI dapat diberikan
sampai usia 2 tahun atau lebih
TANDA BAYI SIAP MAKAN
MAKANAN PADAT
1. Berusia 6 bulan
2. Dapat menegakkan kepala
3. Dapat duduk dengan sedikit bantuan
4. Merespon ketika makanan didekatkan
ke mulut
5. Bisa memberikan respon menolak
makanan
6. Menunjukkan rasa tertarik jika melihat
makanan atau orang yang sedang
makan

CATATAN: Jika bayi BELUM berusia 6 bulan tapi sudah


menunjukkan ciri ke-2 hingga ke-6, belum dapat diberi MPASI)
RESIKO MPASI DINI
(WHO, 2004)

1. Menyebabkan kurang gizi jika bayi diberikan


bubur encer atau sup
2. Meningkatkan resiko sakit karena
berkurangnya faktor perlindungan dari ASI
3. Meningkatkan resiko diare karena MPASI tidak
sebersih ASI dan tidak semudah mencerna ASI
4. Meningkatkan resiko sesak napas dan kondisi
alergi lainnya karena bayi belum mampu
mencerna dan menyerap makanan dengan
baik
5. Menggantikan porsi ASI, menyulitkan
pemenuhan kebutuhan gizi bayi
6. Meningkatkan resiko ibu untuk hamil karena
berkurangnya frekuensi menyusui
RESIKO MENUNDA MPASI
(WHO, 2004)

1. Bayi tidak mendapatkan makanan tambahan yang


dibutuhkan untuk pertumbuhannya
2. Pertumbuhan dan perkembangan bayi lebih lambat
3. Kemungkinan tidak mendapatkan gizi untuk
mencegah malnutrisi dan defisiensi seperti anemia
defisiensi zat besi
PERMASALAHAN GIZI DI INDONESIA
(World Bank 2006: Reposition Nutrition As Central to Development)

KATEGORI A
(Kurus/Pendek) INDONESIA:
KATEGORI B
(Kurang Vit-A & Zat 1. Kurang energi
• Malaysia Besi) protein (kurus
• Laos
• Timor
• Kamboja dan pendek)
• Filipina
• Myanmar
• Thailand 2. Kurang vitamin
A
• Indonesia 3. Anemia Gizi
Besi
4. Kurang yodium
5. Gizi lebih
(overweight)
• Cina
KATEGORI C
(Gizi Lebih)
KECENDERUNGAN PREVALENSI GIZI KURANG, PENDEK,
KURUS DAN GEMUK PADA BALITA DI INDONESIA

Sumber: Laporan Riskesdas 2013


KEBUTUHAN ENERGI (KALORI)
PADA BAYI
energi dari ASI kesenjangan energi
1200 energi yang dibutuhkan

1000
800
600
400
200
0
0-2m 3-5m 6-8m 9-11m 12-23m
KEBUTUHAN ZAT BESI
PADA BAYI
1.2 zat besi yang dibutuhkan
kesenjangan zat besi
1.0 cadangan zat besi
0.8 zat besi dalam ASI

0.6
0.4
0.2
0.0
0-2m 3-5m 6-8m 9-11m 12-23m
Zat besi: pembentukan sel darah, perkembangan kecerdasan dan
mental, pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh
PERSENTASE KEBUTUHAN HARIAN ANAK
USIA 12-23 BULAN YANG TERPENUHI OLEH ASI

100% Kebutuhan
total

75%

50%
kesenjangan

25% Yang dipenuhi


oleh ASI

0%
energi protein zat besi Vit-A

Anda mungkin juga menyukai