Anda di halaman 1dari 4

Beberapa jenis yeast dimanfaatkan dalam dunia industry, fermentasi, maupun dalam pembuatan

obat-obatan. Spesies sel yeast yang sering dimanfaatkan adalah Saccharomyces cereviciae yang
penting dalam pembuatan roti dan memiliki sifat dapat memfermentasikan maltosa secara cepat,
memperbaiki sifat osmotolesance, dan memiliki kemampuan memetabolisme substrat.
Kebanyakan masyarakat menggunakan yeast dalam produk fermipan. Pemakaian ragi dalam
adonan sangat berguna untuk mengembangkan adonan karena terjadi proses peragian terhadap
gula. Saccharomyces cerevisiae juga telah digunakan dalam beberapa industri lainnya, seperti
industri roti, industri pembuatan alcohol dan industri pakan ternak.

Khamir atau yeast merupakan kelompok polifiletik jamur basidiomycota dan ascomycota yang
mempunyai karakteristik yang unik dan bersifat uniseluler, serta untuk perbanyakan diri
menggunakan tunas. Bentuk sel yeast dapat berupa ovoid, ellipsoidal, dan silindris. Khamir ini
sangat mudah ditumbuhkan, membutuhkan nutrisi yang sederhana, laju pertumbuhan yang cepat,
sangat stabil, dan aman digunakan (…).

Kandungan sel yeast pada ragi memiliki jumlah yang berbeda-beda pada setiap kadaluarsanya.
Ragi yang sudah rusak tidak layak untuk digunakan dalam pembuatan makanan karena sudah
tidak dapat berfermentasi lagi. Untuk mengetahui sel yest yang hidup dan yang mati dapat
menggunakan pengamatan secara mikroskopik dengan pengecatan sederhana. Sehingga dapat
diketahui persentase kematian sel yeast pada setiap kadaluarsa ragi.
Pada praktikum mikologi dengan judul morfologi yeast, memiliki tujuan yaitu untuk
mengetahui bentuk sel yeast, membedakan sel yeast yang hidup dan yang mati dan menghitung
presentase kematian sel yeast. Pada praktikum ini sel yeast yang diamati menggunakan bahan
dari fermipan kadaluarsa 2016 dan fermipan kadaluarsa 2020. Khamir atau yeast adalah kategori
non-takson yang mencakup semua fungsi uniseluler yang berasal dari kingdom Zygomcota,
Askomycota dan Basidiomycota. Khamir umumnya berkembang biak secara aseksual, dan
kadang dapat berkembangbiak dengan seksual. Cara aseksual, yaitu dengan bertunas dan
membelah diri. Cara seksual, yaitu, dengan fusi (penggabungan) dua sel dengan tipe
perkawinanmyang berbeda, zigot hasil fusi ini kemudian akan membentuk empat hingga delapan
spora yang kemudian menyerap, pada reproduksi seksual ini terjadi apabila kondisi tidak
memungkinkan. (Waluyo,2017). Khamir dapat tumbuh dalam larutan yang pekat misalnya
larutan gula atau garam lebih juga menyukai suasana asam dan lebih bersifat menyukai adanya
oksigen. Khamir juga tidak mati oleh adanya antibiotik dan beberapa khamir mempunyai sifat
antimikroba sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan mould. Adanya sifat-sifat
yang tahan pada lingkungan yang stress (garam, asam dan gula) maka dalam persaingannya
dengan mikroba lain khamir lebih bisa hidup normal (Volk and Wheeler, 1993)

Praktikum ini pewarnaan dilakukan dengan pengecatan sederhana yaitu hanya


menggunakan satu cat warna, yaitu methylene blue yang berfungsi untuk membedakan sel yang
hidup dan sel yang mati. Panggunaan cat warna methylene blue bertujuan diffrensial, yaitu agar
sel yang mati dan hidup memiliki warna yang berbeda. methylene blue merupakan indikator
berbentuk kristal yang bisa larut dalam air akan membentuk cawan berwarna biru. Methylene
blue menjadi tidak berwarna dengan kehadiran enzim alifatik dan karena itu, sel khamir yang
hidup akan tampak transparan. Sebaliknya, dengan ketiadaan enzim methylene blue akan tetap
berwarna biru, pada sel hidup (Buckle, 2008).
Hasil pengamatan menunjukkan sel yeast yang hidup tidak berwarna atau transparan dan
akan terlihat sebagai bulatan kecil transparan. Sedangkan sel yeast mati akan menunjukkan
bulatan berwarna biru. Warna biru pada sel yeast yang mati terjadi karena dinding sel yeast
sudah tidak bersifat selektif permeable lagi sehingga ketika sel yeast mati membrannya sudah
tidak berfungsi lagi dan membuat membran dapat menyerap warna biru dari larutan methylene
blue. Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan sel yeast pada sample fermipan dengan
expired 2016 pada pengenceran 10-3, jumlah sel yeast yang hidup dari ketiga pengulangan
memiliki rata-rata 7,7 dan untuk sel yeast yang mati dari ketiga pengulangan yaitu juga memiliki
rata-rata yang sama, yaitu 7,7. Presentase kematian yang didapatkan pada sample fermipan exp.
2016 sebesar 50%. Lalu untuk pengamatan sel yeast pada sample fermipan exp. 2020 dengan
pengenceran 10-3 memiliki jumlah sel yeast yang hidup dari ketiga pengulangan yaitu
menghasilkan rata-rata 7,7 dan untuk sel yeast yang mati dari ketiga pengulangan memiliki rata-
rata 19 . Presentase kematian yang didapatkan pada sample exp. 2020 adalah 71,2%.
Berdasarkan data yang sudah didapatkan sel yeast exp. 2020 memiliki presentase kematian
paling tinggi jika dibandingkan dengan sel yeast pada fermipan exp.2016. Hal tersebut dapat
terjadi karena pada saat pengamatan memakan waktu yang lama sehingga sel yeast terlalu lama
berada di dalam larutan methilen blue yang mengakibatkan sel yeast banyak yang mati atau
terdegenerasi. Factor dari praktikan juga mempengaruhi sewaktu pengambilan suspense dengan
ose tidak pada takaran yang sama pada kedua suspense yang berbeda, sehingga perbandingan
kandungan sel yeast yang akan diamati tidak sama pada kedua preparat. Fermipan mengandung
mikroorganisme yang melakukan fermentasi, sehingga fermipan exp. 2020 harusnya memiliki
jumlah sel yeast hidup lebih banyak dan presentase kematian yang rendah daripada fermipan
exp. 2016 karena masa kadaluarsanya yang masih lama. Kemudian untuk pengenceran juga
mempengaruhi presentase kematian sel yeast karena semakin banyak pengenceran yang
dilakukan maka sel yang terlihat lebih sedikit.

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan :

1. Sel yeast memiliki bentuk lonjong


2. Untuk membedakan sel yeast yang hidup dan sel yeast yang mati yaitu dengan
menggunakan cat methylen blue. Sel yeast yang hidup tidak berwarna atau transparan
dan akan terlihat sebagai bintik-bintik transparan. Sedangkan sel yeast mati berwarna
biru.
3. Menghitung persentase kematian sel yeast dengan cara membagi rerata sel yeast mati
dengan jumlah rerata sel yeast mati dan sel yeast hidup, kemudian dikalikan 100%.
Sehingga didapatkan hasil persentase kematian sel yeast pada fermipan exp.2016 sebesar
50% dan pada fermipan exp 2020 sebesar 71,2%.

Daftar Pustaka

Buckle,K.A.et.al. 2009. Ilmu Pangan .Jakarta: UI-Press.

Lud Waluyo. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press.

Volk and Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar, Edisi kelima. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai