Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN JIWA

GANGGUAN KONSEP DIRI HARGA DIRI RENDAH

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

1. MASNUNI SAFITRI (1714401002)


2. ARLENA (1714401008)
3. OKTAFIANI NUR INDAH S (1714401016)
4. WAHYU HINDARTO (1714401014)
5. MAYANG DWI APRITANIA (1714401032)
6. FIRDHA KHUSNUL KHOTIMAH (1714401033)
7. MARETA SARI (1714401034)
8. HAFIF FATANA PUTRA (1714401041)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Adanya
perasaan hilang kepercaryaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai
ideal diri (keliat, 1998).
Harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga diri rendah
akan terjadi jika kehilangan kasih saying, perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan
interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri tinggi akan terjadi jika kehilangan kasih saying,
perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga
diri tinggi seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki harga
diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman. (Barbara
kozier, 2003: 845)
Menurut Patricia D. Barry dalam mental health and mental illness (2003). Harga diri rendah
adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak diterima lingkungan dan gambaran-gambaran
negative tentang dirinya.

B. Proses terjadinya harga diri rendah


Dalam tinjauan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada
masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat indivu mencapai
usia remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.
Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri renah
muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.
1. Faktor predisposisi
Factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua yang tidak
realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
2. Factor presipitasi
Factor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan
penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas yang menurun.
Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional
atau kronik. Secara situasional misalnya karena trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya
harus dioperasi, kecelakaan, pemerkosaan atau dipenjara, termasuk dirawat di rumah sakit bisa
menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu
yang membuat klien tidak nyaman. Penyebab lainnya adalah harapan fungsi tubuh yang tidak
tercapai serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga. Harga
diri rendah kronik, biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat dirumah sakit
klien sudah memiliki pikiran negative dan meningkat saat dirawat.
Baik factor predisposisi maupun presipitasi diatas bila memenuhi seseorang dalam berfikir,
bersikap maupun bertindak, maka dianggap akan mempengaruhi terhadap kkoping individu
tersebut sehingga menjadi tidak efektif (mekanisme koping individu tidak efektif). Bila kondisi
pada klien tidak dilakukan intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan klien tidak mau bergaul
dengan orang lain (isolasi social: menarik diri), yang menyebabkan klien asik dengan dunia dan
pikirannya sendiri sehingga dapat muncul resiko perilaku kekerasan.
Menurut peplau dan sulivan harga diri berkaitan dengan pengalaman interpersonal, dalam
tahap perkembangan bayi sampai lanjut usia seperti good me, bad me, not me, anak sering
dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan amannya tidak terpenuhi dan merasa ditolak oleh
lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri
rendah. Menurut caplan, lingkungan social akan mempengaruhi individu, pengalaman seseorang
dan adanya perubahan social seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan social, tidak
dihargai akan menyebabkan stress dan menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri
rendah.

C. Tanda-Tanda Harga Diri Rendah


 Mengejek dan mengkritik diri
 Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.
 Mengalami gejala fisik, misal : tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat.
 Menunda keputusan.
 Sulit bergaul.
 Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
 Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi.
 Merusak diri : harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup.
 Merusak/melukai orang lain.
 Perasaan tidak mampu.
 Pandangan hidup yang pesimistis.
 Tidak menerima pujian.
 Penurunan prouktivitas.
 Penolakan terhadap kemampuan diri.
 Kurang memperhatikan perawatan diri.
 Berpakaian tidak rapih.
 Berkurang selera makan.
 Tidak berani menatap laawan bicara.
 Lebih banyak menunduk.
 Bicara lambat dengan nada suara yang lemah.

D. Masalah Keperawatan
1. Harga diri rendah kronis.
2. Koping individu tidak efektif.
3. Isolasi sosial.
4. Perubahan persepsi sensori: Halusinasi.
5. Resiko perilaku kekerasan.

E. Tindakan Keperawatan
 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien, dengan cara
mendiskusikan bahwa klien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti
kegiatan pasien dirumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat klien.
 Beri pujian yang realistis/nyata dan hindarkan penilaian negatif setiap kali bertemu dengan
klien.
 Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan saat ini.
 Menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan
klien.
 Perlihatkan respons yang positif dan menjadi pendengar yang aktif.
 Membantu klien memilih/menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan dengan cara
mendiskusikan beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang
akan dilakukan sehari-hari.
 Bantu klien menetapkan aktivitas mana yang dapat dilakukan secara mandiri, mana aktivitas
yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan aktivitas apa saja yang perlu bantuan
penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat klien.
 Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan klien. Susun bersama klien
dan buat daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari.
 Melatih kegiatan klien yang sudah dipilih sesuai kemampuan dengan cara memperagakan
beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien.
 Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan klien.
 Membantu klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya yaitu memberi
kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang tellah dilatihkan.
 Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan klien setiap hari.
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktifitas.
 Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama klien dan keluarga.
 Berikan kesempatan mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan.
 Yakinlah bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang dilakukan klien.
STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN

No Aspek Yang dapat dikerjakan Pilihan untuk dilatih Latihan Jadwalkan


positif
1 Membersih Sp 1 : Membersihkan Membersihkan Jam 08.00
kan tempat Membersihkan tempat tempat tidur tempat tidur wib
tidur tidur
2 Menyapu Sp 2 : Menyapu lantai Menyapu lantai Jam 08.00
Menyapu lantai wib
3 Mencuci Sp 3 : Mencuci piring Mencuci piring Jam 08.00
piring Mencuci piring wib
4 Gotong Sp 4 : Menanam bunga Menanam Jam 08.00
royong Menanam bunga atau atau pohon bunga atau wib
pohon pohon
5 Mengepel
6 Mencuci
pakaian
7 Mencuci
motor
8 Membersih
kan kamar
mandi
STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI

(HARGA DIRI RENDAH)

Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

Pertemuan : Ke 4 (empat)

SP 4/TUK 4 :Klien dapat melakukan kegiatan yang akan dilatih dan


menjadwalkannya ke dalam jadwal kegiatan harian untuk dilatih.

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien tenang, duduk bersama temannya di dapur dan mendengarkan temannya berbicara.
Klien sudah melakukan aspek positif membersihkan tempat tidur 2 kali sehari, menyapu
2 kali sehari, dan mencuci piring makan 3 kali sehari.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)
3. Tujuan Khusus
Klien dapat melakukan kegiatan yang akan dilatih dan menjadwalkannya ke dalam
jadwal kegiatan harian untuk dilatih.
4. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi Kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian.
2) Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih.
3) Latih kegiatan keempat (alat dan cara) bantu klien bila diperlukan.
4) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN

1. ORIENTASI

a. Salam terapeutik
“Selamat siang, Bapak. Masih ingat dengan saya pak, perawat Okta”

b. Evaluasi
“Apakah bapak memiliki kesulitan dalam melakukan kegiatan yang kemarin kita
lakukan pak?” “tidak ada ya pak” “lalu, bapak sudah melakukannya setiap kali makan
pak?” “wah, bapak sudah melakukannya pada pagi hari ini ya pak. Bagus sekali pak”
“baiklah pak, sesuai jadwal kegiatan yang telah kita tentukan. Hari ini kita akan
kembali melatih kegiatan yang masih dapat bapak lakukan. Apakah bapak ingat
kegiatan apa pak?” “kegiatan yang akan kita latih hari ini adalah menanam bunga ya
pak”

c. Kontrak
Topik : “Sesuai jadwal kegiatan harian, kali ini kita akan melakukan kegiatan
selanjutnya yaitu menanam bunga ya pak”
Waktu : “Kita akan mulai merapihkan tempat tidur pukul 8 sampai 9 ya pak”
Tempat : “Kita akan menanam bunga di taman belakang ya pak”

1. FASE KERJA
“Sebelum kita menanam bunga, apakah bapak tahu caranya pak?” “bisa bapak jelaskan
bagaimana caranya pak?” “wah, benar ya pak. Kita isi dulu pot bunganya dengan tanah
sampai potnya terisi setengah kemudian masukkan bunganya kedalam pot, setelah itu
diisi dengan tanah lagi pak. Iya bagus seperti itu pak” “taman akan terlihat indah jika
banyak bunganya pak” “bagaimana jika kegiatan merapihkan tempat tidur ini kita
jadwalkan sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu pada hari jum’at dan hari minggu..
Bapak mengerti dan jelas pak?” “alhamdulillah jika bapak sudah mengerti”
2. TERMINASI
a. Evaluasi Perasaan Klien
“Bagaimana perasaan bapak setelah mananam bunga di taman pak? Tentu nya senang
sekali ya pak bisa melihat taman yang indah”

b. Evaluasi Isi Materi


“Apakah bapak masih ingat cara menanam bunga pak, bisa bapak jelaskan kembali?”
“wah, nampak nya bapak masih sangat mengingatnya ya pak.” “bagus sekali bapak
sudah melakukan 4 kegiatan positif yang masih dapat bapak lakukan”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah pak, sekarang bapak sudah bisa melakukan kegiatan positif dengan baik ya
pak. Tolong lakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dilakukan ya pak”
“selanjutnya kita akan melakukan kegiatan positif yang lainnya ya pak”

d. Kontrak yang akan datang


Topik : ”Kita akan melakukan aspek positif berikutnya sesuai dengan jadwal
kegiatan harian yang telah kita tetapkan ya pak”

Waktu : “Besok kita akan bertemu lagi jam 8 pagi ya pak”

Tempat : ”Kita akan mengobrol di teras depan ya pak, seperti biasanya. Saya
pamit dulu ya pak. Selamat pagi”
CATATAN KEPERAWATAN

No Hari / tanggal/ Implementasi Evaluasi


jam
1. Jum’at / 25 Januari 2019 Data: klien sudah bisa S:
(08.00 WIB) melakukan kegiatan Klien mengatakan
menanam bunga sendiri, senang karena melihat
klien merasa senang taman menjadi indah
DX: Harga diri rendah O:
Tindakan: Melatih klien Klien tampak bahagia,
menanam bunga. mampu mengulang
RPL: kembali apa yang telah
1. Evaluasi : klien sudah bisa dilakukan
melakukan kegiatan A:
menanam bunga dengan Harga diri rendah
mandiri. P:
2. Latih klien mengepel 1. Menanam bunga 2
lantai kali dalam seminggu
3. Jam 08.00 wib tanggal 26 2. Membuat jadwal
januari 2019 kegiatan berikutnya

Paraf perawat
pelaksana

Anda mungkin juga menyukai