Anda di halaman 1dari 8

9

PERANCANGAN SISTEM KERJA KOMPOR EKONOMIS


DENGAN BAHAN BAKAR OLI BEKAS
Albertus Laurensius Setyabudhi1), M Isra Nur Abdullah Yuzul2)
1,2
Program Studi Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam
Email: 1abyan@stt-ibnusina.ac.id; 2yuzulpatrick20@gmail.com

Abstrak
Kompor pada umumnya menggunakan bahan bakar gas dan minyak tanah, penelitian
ini hendak menggunakan bahan bakar oli bekas untuk meningkatkan nilai ekonomis dari kompor
yang akan didesain. Dalam perancangannya penelitian ini juga menggunakan ilmu ergonomi
untuk melakukan perancangan kompor ekonomis tersebut. Oli bekas di negara Indonesia sangat
mudah untuk ditemukan karena jumlahnya sangat banyak. Kompor ekonomis dengan bahan
bakar oli bekas ini berhasil direalisasikan dan penggunaan bahan bakar yang ada di tangka
penyimpanan dapat bertahan selama 4 bulan. Tetapi kompor ini masih memiliki kekurangan
yaitu polusi yang dihasilkan masih sangat tinggi. Kedepan kompor ekonomis dengan bahan
bakar oli bekas ini dapat dikembangkan lagi hingga dapat digunakan oleh masyarakat luas
sebagai alternative pengganti kompor dengan bahan bakar gas dan minyak tanah.

Kata kunci—Kompor, kompor ekonomis, oli bekas

Abstract
General of stoves use gasoline and kerosene fuels, this study would use used fuel oil to
increase the economic value of the stove to be designed. In designing this research also uses
ergonomics to do the design of the economic stove. Used oil in the country of Indonesia is very
easy to find because the amount is very much. Economy stove with used fuel oil is successfully
realized and the use of fuel in the storage tank can last for 4 months. But this stove still has a
shortage of pollution produced is still very high. The future of this economical stove with spent
fuel oil can be developed again to be used by the public as an alternative to gasoline and kerosene
stoves..

Keywords—Stove, Economic Stove, used fuel oil

1. PENDAHULUAN

Kompor pada umumnya menggunakan bahan bakar gas dan minyak tanah, sangat jarang
di temukan kompor yang menggunakan bahan bakar yang memanfaatkan oli bekas, maka dari itu
kami mencoba membuat sistem kerja kompor yang dapat di gunakan tanpa mengeluarkan bahan
bakar yang begitu mahal, dan dapat di gunakan oleh semua kalangan.

Oli Bekas merupakan salah satu limbah B3 yang cukup berbahaya. Sehingga dengan
memanfaatkan Oli Bekas juga membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Apabila dilihat
dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Indonesia maka dapat dilihat jumlah kendaraan
bermotor di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2014 didapat total kendaraan
bermotor yang ada di Indonesia sebanyak 114 Juta unit (dapat dilihat pada tabel dibawah). Yang
artinya pemakaian oli minimal sebanyak 200 juta liter setahunnya apabila diambil rata-rata setiap
kendaran bermotor mengganti oli sebanyak 2 kali setahun dan konsumsi olinya sebanyak 1 liter
saja. Padahal untuk konsumsi oli mobil pasti lebih dari 1 liter dan pergantian oli yang baik dapat

April 2017 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2541-2647


10

dilakukan 3 kali bahkan lebih dari setahun. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan bahan bakar
oli bekas sangat melimpah di negara Indonesia ini.

Tabel 1. Jumlah Pemakaian kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun 2011 - 2014
Jenis Jumlah Kendaraan Bermotor (unit)
Kendaraan 2013 2012 2011 2010
2014
Mobil 12.599.138 11.484.514 10.432.259 9.548.866 8.891.041
Penumpang
Mobil Bis 2.398.846 2.286.309 2.273.821 2.254.406 2.250.109
Mobil 6.235.136 5.615.494 5.286.061 4.958.738 4.687.789
Barang
Sepeda 92.976.240 84.732.652 76.381.183 68.839.341 61.078.188
motor
Jumlah 114.209.266 104.118.969 94.373.324 85.601.351 76.907.127

2. METODE PENELITIAN

Jenis data yang digunakan adalah Data Primer dan data Skunder:
a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan di lakukan pada
objek pengguna tersebut. Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dimensi tubuh
yang di butuhkan untuk perhitungan dalam perancangan kompor ekonomis dengan bahan
bakar oli bekas ini.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari study literature sehingga memperoleh
informasi-informasi seperti media cetak atau media elektronik yang berkaitan dengan jenis
penelitian ini.. Data yang di gunakan dalam penelitian ini berupa sistem kerja mengenai
desain kompor ekonomis.
.

2.1 Metode Pengumpulan Data


Metode yang dipakai pengumpulan data adalah observasi yang merupakan aktifitas yang
di lakukan oleh para ahli terhadap suatu proses atau obyek dengan maksud memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan landasan teori yang sudah di ketahui sebelum
nya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam suatu penelitian.

2. 2 Metode Pengolahan Data


Pengolahan data penelitian yang telah dikumpulkan merupakan suatu cara untuk
mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dibaca dan ditafsirkan.
Pengolahan data yang akan dilakukan adalah dengan cara:
1. Uji Keseragaman Data
2. Uji Kecukupan Data
3. Distribusi Frekuensi dan Histogram
4. Uji Kenormalan Data
5. Uji Persentil

2. 3 Metode Perumusan Masalah


Proses pengumpulan data untuk modul antropometri, tahapannya akan di jelaskan dalam
bentuk flowchart. Setiap tahapan dalam flowchart merupakan prosedur yang di berlakukan saat

April 2017 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2541-2647


11

melakukan pengumpulan data. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar 1 tentang
tampilan flowchart pengumpulan data.
a. Langkah pertama adalah dengan mengidentifikasi
msalah, yang mana biasa mengetahui apa-apa saja yang
perlu di perhatikan dalam penulisan ini.
b. Langkah kedua dengan menyimpulkan maksud dan
tujuan penelitian ini.
c. Langkah ketiga adalah mengumpulkan data-data yang di
perlukan.
d. Langkah ke empat adalah dengan menganalisis data-data
yang sudah ada, apakah masih kurang ataukah perlu
adanya penambahan data yang terkait.

Gambar1. Flowchart pemecahan masalah

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan data dilakukan terhadap 20 orang yang berbeda, adapun yang diukur yakni:
1. Panjang Rentang Tangan (PRT)
2. Tinggi Badan Tegak (TBT)
3.
Tabel 2. Data Antropometri 20 orang
Data Pengukuran Dimensi Data Pengukuran Dimensi
No No
PRT TBK PRT TBK
1 68 150 11 72 151
2 70 148 12 74 147
3 72 147 13 68 147
4 69 150 14 71 148
5 67 155 15 69 155
6 71 147 16 71 149
7 72 149 17 69 150
8 73 150 18 73 155
9 73 152 19 72 154
10 68 147 20 70 151

April 2017 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2541-2647


12

Tabel 3. Tabel Keseragaman Data Panjang Rentang Tangan


Sub Data Pengamatan (n) (cm)
Group xi xi BAR xi2
1 2 3 4 5
(k)
1 68 70 72 69 67 346 69,2 23958
2 71 72 73 73 68 357 71,4 25507
3 72 74 68 71 69 354 70,8 25086
4 71 69 73 72 70 355 71 25215
Ʃ= 1412 282,4 99766

73
72 Gambar 2. Grafik
71 Keseragaman Data Panjang
70 Rentang Tangan
69
68
67
1 2 3 4
BKA 72.32 72.32 72.32 72.32
Xi Bar 69.2 71.4 70.8 71
BKB 68.88 68.88 68.88 68.88

Tabel 4. Tabel Keseragaman Tinggi Badan Tegak


Sub Data Pengamatan (n) (cm)
Group xi
1 2 3 4 5 xi BAR xi2
(k)
1 150 148 147 150 155 750 150 112538
2 147 149 150 152 147 745 149 111023
3 151 147 147 148 155 784 156,8 111948
4 149 150 155 154 151 759 151,8 115243
Ʃ= 3038 607,6 450752

100% Gambar 3. Grafik


90% Keseragaman Data
80% Tinggi Badan Tegak
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4
BKB 148.9 148.9 148.9 148.9
Xi Bar 150 149 156.8 151.8
BKA 154.9 154.9 154.9 154.9

April 2017 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2541-2647


13

Uji Kecukupan Data Panjang Rentang Tangan


𝑘 2
√𝑁.∑ 𝑋𝑖 2−(∑ 𝑋𝑖)²
N’ = [ 𝑠
∑ 𝑋𝑖
]
Dimana:
∑Xi = 1412
∑𝑋𝑖 2= 99766
N = 20, k = 2 dan s = 0,05
Dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 % = 2
Dan dengan tingkat ketelitian sebesar 5 % = 0,05
2
𝑘
⁄𝑠 √𝑁(Σ𝑋𝑖 2 ) − (Σ𝑋𝑖 )2
𝑁′ = [ ]
Σ𝑋𝑖

𝑁 ′ = 1,2544
Data dikatakan cukup karena N’ lebih kecil dari N.
N’= 1,2544 dan N = 20
Uji Kecukupan Data Tinggi Badan Tegak
𝑘 2
√𝑁.∑ 𝑋𝑖 2−(∑ 𝑋𝑖)²
N’ = [ 𝑠
∑ 𝑋𝑖
]
Dimana:
∑Xi = 3038
∑𝑋𝑖 2= 450752
N = 20, k = 2 dan s = 0,05
Dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 % = 2
Dan dengan tingkat ketelitian sebesar 5 % = 0,05
2
𝑘
⁄ √𝑁(Σ𝑋𝑖 2 ) (
𝑠 − Σ𝑋𝑖 ) 2
𝑁′ = [ ]
Σ𝑋𝑖

𝑁 ′ = 2,46
Data dikatakan cukup karena N’ lebih kecil dari N.
N’= 2,46 dan N = 20
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Dimensi Panjang Rentang Tangan
Interval Kelas Frekuensi (F) Batas Kelas
67 – 68,32 4 68,82
69,32 – 70,64 5 71,14
71,64 – 72,95 7 73,46
73,96 – 75,28 4 75,78

Batas Kelas

68.82 71.14 73.46 75.78


4 5 7
4

1
2
3
4

Gambar 4. Histogram Dimensi Panjang Rentang Tangan

April 2017 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2541-2647


14

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Dimensi Tinggi Badan Tegak


Interval Kelas Frekuensi (F) Batas Kelas
147 – 148,51 7 149,01
149,51 – 151,02 8 151,52
152,02 – 153,53 1 154,03
154,53 – 156,04 4 156,54

Batas Kelas
149.01 151.52 154.03 156.54
7 8
1 4

1
2
3
4
Gambar 5. Histogram Dimensi Tinggi Badan Tegak

Uji Kenormalan Data Panjang Rentang Tangan dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini;
Tabel 7. Distribusi Normal Dimensi Panjang Rentang Tangan
Distribusi Normal Dimensi Panjang Rentang Tangan
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2
Nilai Interval Pi Ei Oi (Oi-Ei) (Oi-Ei)2
𝐸𝑖
67 – 68,32 0,5196 10,393 4 -6,393 40,87 -3,93
69,32 – 70,64 0,2479 4,958 5 0,658 0,433 0,087
71,64 – 72,96 -0,2671 5,342 7 1,658 2,75 0,514
73,96 – 75,28 -0,5005 10,009 4 -6,009 36,11 3,61
Σ Total -0,0001 30,702 20 -10,086 80,163 0,281
Σ(𝐹𝑂𝑖− 𝐸𝑖)2
Dari table diperoleh X2hitung = 𝐸𝑖
= 2,61
Sedangkan dari X2tabel = (1 – α : k – p )
=0,26
Kesimpulan X2hitung < X2tabel = -3,05 < 0,17; maka data tersebut telah terdistribusi normal.
Uji Kenormalan Data Tinggi Badan Tegak dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini;
Tabel 8. Distribusi Normal Dimensi Tinggi Badan Tegak
Distribusi Normal Dimensi Panjang Rentang Tangan
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2
Nilai Interval Pi Ei Oi (Oi-Ei) (Oi-Ei)2
𝐸𝑖
147 – 148,51 0,0266 0,532 7 6,468 41,83 78,64
149,51 – 151,02 0,2508 5,016 8 2,984 8,90 1,77
152,02 – 153,53 -0,1998 -3,996 1 4,996 24,96 -6,25
154,53 – 156,04 -0,0758 1,536 4 24,64 6,07 3,95
Σ Total 0,0008 3,088 20 16,912 81,76 78,11

April 2017 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2541-2647


15

Σ(𝐹𝑂𝑖− 𝐸𝑖)2
Dari table diperoleh X2hitung = 𝐸𝑖
= 26,47
Sedangkan dari X2tabel = (1 – α : k – p)
=0,26
Kesimpulan X2hitung < X2tabel = -3,05 < 0,17
Maka data tersebut telah terdistribusi normal.
Uji Persentil Panjang Rentang Tangan
 Persentil 95 (P95)
𝑃95 = 𝑥̅ + (1,645. 𝜎𝑥)
= 27,005
Uji Persentil Tinggi Badan Tegak
 Persentil 95 (P95)
𝑃95 = 𝑥̅ + (1,645. 𝜎𝑥)
= 154,36
Kompor ini sudah memenuhi semua penjabaran kebutuhan perancangan yang di buat.
Kebutuhan akan sebuah kompor yang ada saat ini sangat berbeda dengan hasil perancangan yang
di lakukan oleh peneliti yang semulanya kompor ini berbeda dan hanya menggunakan bahan
bakar Gas dan Minyak tanah. Dan pada perancangan ini peneliti melakukan perubahan dengan
merubah bahan bakar yang di gunakan kompor ini denga oli bekas dan menjadikan suatu produk
yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan tidak memerlukan biaya yang besar untuk bahan
bakarnya.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari produk ini sebagai berikut :
Kelebihan Kekurangan
-Tidak memerlukan biaya yang mahal untuk -Terbuat dari besi plat tebal sehingga susah
bahan bakarnya. untuk di pindah-pindahkan
-Bahan bakarnya hanya menggunakan Oli -Ukuran yang terlalu besar
bekas -Masih menghasilkan polusi udara yang
-Satu tabung bahan bakar bisa tahan selama 4 cukup tinggi
bulan pemakaian -Kurang praktis bila dipindahkan
-Tidak memiliki batas beban
Tabel 9. Kelebihan dan kekurangan design kompor ekonomis

4. SIMPULAN

Penelitian ini menghasilkan kompor yang baru, redesain dari bentuk kompor yang telah
digunakan saat ini, kompor yang dihasilkan menggunakan pendekatan anthropometri pada
perancangannya agar pengguna kompor merasa nyaman. Dan penggunaan limbah oli bekas dalam
meningkatkan nilai ekonomis dari kompor tersebut.

5. SARAN

Pengembangan kompor ekonomis ini dapat dilakukan secara terus menerus baik dalam
peneyempurnaan bentuk, system kerja dan penggunaannya. Hal ini diharapkan dapat digunakan
dalam kehidupan masyarakat secara luas.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam yang
telah memberi dukungan baik secara moril maupun materiil terhadap penelitian ini.

April 2017 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2541-2647


16

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://bukupelajaran-sekolah.blogspot.com/2009/10/52-perancangan-sistem-kerja-
dan.html
[2] http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/09/ergonomi-dan-perancangan-sistem kerja.html
[3] http://dhimaskasep.wordpress.com/2008/05/28/ti-2111-perancangan-sistem-kerja-dan-
ergonomi
[4] Manuaba, Adnyana. 2005. Ergonomi dalam Industri. Universitas Udayana.
[5] Nurmianto, Eko. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi
Pertama. Surabaya: Guna Widya.
[6] Suma’mur, Dr, P.K.M.Sc. 1982. Ergonomi untuk Produktivitas Kerja. Jakarta:Yayasan
Swabhawa Karya.
[7] Sutalaksana, Iftikar Z. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: ITB.
[8] Tarwaka, Solichul H.B, Lilik S. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan Kerja dan
Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.

April 2017 | Vol. 2 | No. 1 | ISSN : 2541-2647

Anda mungkin juga menyukai