Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Majalah merupakan hasil produk dari penerbit & percetakan.Dalam

proses pembuatannya ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan antara

lain Pra Cetak,Cetak,dan Pasca Cetak.Kegiatan kegiatan tersebut biasa

dilakukan di PT Granesia sebagai salah satu penerbit & percetakan di Jawa

Barat.

PT Granesia Grup Pikiran Rakyat memproduksi majalah yang

cukup diminati oleh masyarakat Jawa Barat yaitu majalah mangle.

Majalah mangle menjadi salah satu andalan pasar, karena harganya yang

terjangkau dan cocok untuk semua kalangan.

Dalam proses pembuatannya ada hal yang menarik yaitu pada

proses finishing yang terdiri dari beberapa kegiatan antara lain

mengomplit isi mangle, melipat cover mangle, dan menjahit kawat

mangle. Dari penjelasan di atas maka penulis memilih judul tentang

“Proses Finishing Majalah Mangle”.

1.2 Tujuan Penulisan Laporan

Selain praktik kerja laporan, penulisan laporan juga memiliki

tujuan yaitu:

1. Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang proses

finishing majalah mangle

13
2. Untuk menambah wawasan kepada pembaca tentang proses finishing

majalah mangle

3. Agar pembaca mengetahui dan memahami cara kerja proses finishing

majalah mangle

1.3 Alasan Pemilihan Judul

Di PT Granesia Grup Pikiran Rakyat kami melakukan beberapa

kegiatan seperti mencetak cover majalah, melipat cover majalah,

mengomplit isi majalah, menjahit majalah sampai mengepack majalah

Kami di PT Granesia Grup Pikiran Rakyat lebih sering melakukan

kegiatan di bagian proses finishing selama tiga bulan penuh. maka penulis

memilih judul “Proses Finishing Majalah Mangle”

1.4 Pembatasan masalah.

Di PT Granesia Grup Pikiran Rakyat terdapat beberapa mesin

seperti mesin-mesin berikut : GTO V (4 warna), GTO V (1 warna), GTO

MOZP, mesin Lipat Stahl, mesin jahit kawat Muler Martini, mesin block

lem Baby Pony, mesin Potong 1 sisi, mesin Shiring Plastik, dan mesin ikat

Strapping. Akan tetapi kita penulis membatasi karna kami tidak

mengoprasikan semua mesin yang ada di PT Granesia Grup Pikiran

Rakyat dan yang sering kami oprasikan yaitu : mesin jahit kawat, mesin

lipat, dan mesin ikat strapping.

13
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Pada bulan Januari 1966, di Kota Bandung terdapat sejumlah wartawan

yang kehilangan pekerjaan. Surat kabar tempat mereka bekerja harus berhenti

terbit, karena terlambat memenuhi ketentuan yang mengharuskan setiap Surat

kabar berafiliasi dengan salah satu Surat kabar yang ditentukan oleh Departemen

Penerangan.

Atas dorongan Panglima Kodam VI/Siliwangi (kini Kodam III/Siliwangi),

Ibrahiem Adjie, Para wartawan tersebut kemudian menerbitkan surat kabar

“Harian Angkatan Bersenjata” edisi Jawa Barat, yang berafiliasi dengan Harian

Angkatan Bersenjata (Pusat) yang terbit di Jakarta. Ijin rekomendasi berafiliasi

dengan Harian Angkatan Bersenjata (Pusat) ini tertuang dalam Surat keputusan

(SK) Papelrada Jawa Barat, Nomor: 04/Papelrada/BD/1966, Tertanggal: 31

Januari 1966, Sedangkan Surat Ijin Terbit (SIT) Deppen RI

Nomor: 021/SK/DPHM/SIT/1966.

Nomor Perdana Harian “Angkatan Bersenjata” Edisi Jawa Barat,

terbit pada tanggal 24 Maret 1966, bertepatan dengan peringatan ke-20

peristiwa Heriok “Bandung Lautan Api”. Namun belum genap satu tahun Harian

Angkatan Bersenjata edisi terbit, Menteri Penerangan RI mencabut peraturannya

tentang keharusan berafiliasi.

13
Menyusul pencabutan ini, Panglima Kodam Siliwangi HR. Darsono

(pengganti Ibrahim Adjie) lalu mengeluarkan SK Papelrada Jawa Barat, Nomor:

055/Papelrada/DB/1967, Tertanggal: 5 Februari 1967, Tentang: pelepasan afiliasi

Harian Angkatan Bersenjata edisi Jawa Barat dari Harian Angkatan Bersenjata

(Pusat), sekaligus melepas sepenuhnya dari ketergantungan Kodam Siliwangi.

Seiring dengan keputusan ini pula, terhitung 24 Maret 1967, Nama Harian

Angkatan Bersenjata edisi Jawa Barat berganti Nama menjadi HU Pikiran

Rakyat (juga dikenal dengan singkatan “PR”) hingga saat ini.

2.2 Masa Prihatin (1967-1973)

Enam tahun pertama sejak kelahirannya pada tanggal 24 Maret 1967 s/d

1973, merupakan masa berat dan serba sulit. Jangankan gedung Kantor tempat

wartawan dan karyawan bekerja dan mesin cetak untuk mencetak penerbitan

Koran sehari-hari, mesin tik yang berharga murah sekalipun pada masa ini tidak

dimiliki oleh Pikiran Rakyat. Pada masa prihatin ini, para pengelola Pikiran

Rakyat kalau bekerja membuat berita dan lain-lain kerap “Numpang” dan

meminjam peralatan Kantor orang lain.

Begitu pula oplah cetak, dalam kurun waktu ini pula oplah Pikiran Rakyat tidak

pernah lebih dari 20.000 eks/hari. Sedangkan tenaga kerjanya (wartawan dan non

wartawan/tata usaha) tidak lebih dari 30 orang dan honor/gaji pada masa

perintisan ini benar-benar tidak mengenal arti yang sebenarnya. Honor/gaji

diperoleh dari hasil penjualan kertas sisa dari percetakan dan koran yang tidak

laku pada hari itu yang dikumpulkan setiap hari, lalu akhir bulan dihitung dan

13
dijual ke tempat penampungan kertas bekas. Dari hasil penjualan inilah diperoleh

uang, lalu dibagi rata.

Namun berkat kegigihan dan keuletan yang didasari oleh jiwa idealisme para

perintis kala itu, HU Pikiran Rakyat dengan pasti terus semakin mendapat

tempat dihati para pembacanya. Melihat kenyataan ini (atas saran Menteri

Penerangan RI waktu itu) bentuk badan Hukum Pikiran Rakyat yang semula

berupa yayasan diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT.

Pikiran Rakyat Bandung (PT. PRB), terhitung 9 April 1973 dengan Akte notaris

No. 6 yang dibuat dihadapan notaris Noezar SH di Bandung. Perubahan ini lalu

disyahkan dengan SK. Menteri Kehakiman RI no. 7 A 5/212/10, tanggal 13 Juli

1973, yang diumumkan dalam berita negara No.58 tanggal 20 Juli 1973, dengan

SIT No. 0553/PER/2/SK/DIRJENPG/SIT/1973 tanggal 8 Agustus 1973.

2.3 Awal Kebangkitan

Menyusul perubahan status perusahaan dari yayasan menjadi Perseroan

Terbatas (PT) Pikiran Rakyat segera menata diri. Beberapa bulan yang tersisa

dari tahun 1973 dimanfaatkan untuk menyamankan persepsi, merancang program

kerja yang terencana dan sistematis. Program kerja ini diantaranya adalah adanya

kesepakatan untuk memiliki mesin cetak sendiri.

Maka pada awal tahun 1974, PT. Pikiran Rakyat Bandung mencatat

peristiwa penting, karena untuk pertama kalinya berhasil melengkapi diri dengan

sarana percetakan offset yang dibeli dari fasilitas PMDN atas bantuan Bank

Rakyat Indonesia (BRI). Sejak 1974 ini pula, HU Pikiran Rakyat peredarannya

dapat merambah keseluruhan pelosok Jawa Barat, padahal pada kurun waktu

13
1966-1973, surat kabar daerah Jawa Barat ini di dominasi oleh surat kabar terbitan

Jakarta.

Beberapa tahun kemudian sejalan dengan perkembangan teknologi

percetakan mesin cetak itu dirasakan sudah perlu diganti oleh mesin baru yang

lebih canggih. Pada tahun 1985 Direksi Pikiran Rakyat memutuskan untuk

mengganti mesin lama. Maka dibelilah 2 unit mesin cetak baru merek “Ghoss

Community” yang langsung didatangkan dari Amerika Serikat. Mesin Cetak ini

yang hingga kini masih digunakan memiliki kapasitas cetak sebanyak 50.000

eks/jam/unit. Sedangkan sarana percetakan offset yang dibeli pada tahun 1974,

kini ditempatkan PT. Granesia Jl. Sekelimus Barat No.6 Bandung (Anak

perusahaan PT. Pikiran Rakyat). Dan masih beroperasi untuk melayani kegiatan

percetakan penerbitan umum di luar grup Pikiran Rakyat.

13
2.4 Struktur Organisasi dan Daftar Nama & Jabatan Personal di
PT Granesia Grup Pikiran Rakyat ( Percetakan )

13
2.5 Sasaran Pemasaran/ Pelanggan Produk Jasa
PT. Ganesia grup pikiran rakyat merupakan perusahaan yang bergerak di

bidang penerbit – percetakan yang menerbitakan dan mencetak buku-buku dan

majalah yang dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat.

Sasaran pemasaran PT Granesia Grup Pikiran Rakyat yaitu Dunia

pendidikan, Dunia hiburan, Dunia hukum, Dunia keagamaan, dan Dunia politik

serta Dunia sosial & Budaya. Serta sasaran pemasarannya untuk semua kalangan

mulai dari anak-anak pra-sekolah hingga dewasa.

13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam proses pracetak dan cetak pekerjaan dilakukan oleh karyawan.

3.1. Pra Cetak (pre press)


Pra Cetak dapat diartikan persiapan proses mencetak.Dalam alur kerja

percetakan, pra cetak adalah bagian pertama, karena semua hasil cetakan bermula

dari pracetak. Mulai dari menentukan ukuran kertas, jenis pelipatan, sampai jenis

mesin yang digunakan.

Prepress meliputi semua tahap proses yang dibutuhkan mulai dari

persiapan area cetak,teks,original image dan graphics sampai kepada proses

produksi untuk menuju kepada semua materi yang ‘siap untuk proses cetak’ yang

dilakukan secara manual maupun menggunakan komputer.Pracetak dimulai dari

input data sampai desain siap cetak atau Final Artwork.Semua hal yang dilakukan

saat membuat layout artwork dengan menggunakan Software Grafis populer yaitu

Coreldraw.

Di PT Granesia tahapan pracetak terdiri dari beberapa kegiatan seperti

proses desain dan pembuatan plate. Proses pembuatan plat cetak dengan teknik

digital dimulai dengan proses penyetingan file yang dilakukan secara digital,

selanjutnya platsetter berfungsi untuk meng-output pelat cetak langsung dari data

digital (PC) tanpa melalui film sparasi. Dibanding dengan sistem Computer to

Film, teknologi CtP memiliki beberapa kelebihan, antara lain kualitas lebih baik,

proses produksi menjadi lebih cepat dan peningkatan keuntungan bagi perusahaan

pencetakan.

13
3.2 Cetak (press)

Tahapan proses cetak merupakan tahapan yang paling berpengaruh atau

berperan penting dalam kualitas hasil cetakan. Dimana proses ini menentukan

kesesuaian warna antara proofing dengan hasil dari mesin cetak.

Proses mencetak cover majalah mangle di PT Granesia menggunakan

mesin Heidelberg GTO V.Mesin ini disebut mesin cetak ofset dengan unit

pemasukan sheet feed dengan kecepatan 8000 druck/jam

3.3. Pasca Cetak (Post Press)

Pasca Cetak atau tahap paling akhir dalam proses pembuatan majalah

dalam Bahasa Inggris dikenal dengan “Post Press”. Pembuatan majalah terdiri

dari beberapa peroses kegiatan antaralain. Proses Pelipatan cover majalah,

Proses pengomplitan isi dan cover majalah, Proses penjilidan kawat dan Proses

Packaging. Adapun alat-alat yang digunakan dalam proses finishing majalah

adalah sebagai berikut :

3.3.1 Proses Pengomplitan Majalah


Peroses pengomplitan majalah yang di lakukan di PT granesia Grup

Pikiran Rakyat dilakukan secara manual adapun alat dan bahannya yaitu :

3.3.1.1. Alat

1.Meja Penumpuk

2.Cutter

3.3.1.2. Bahan

1.Isi Mangle

2.Cover Mangle

13
3.Cairan Krislean/Pelembab Kulit

3.3.1.3. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan

2. Buka terlebih dahulu ikatan yang terdapat pada tumpukan katern

menggunakan cutter

3. Setelah terbuka,olesi terlebih dahulu tangan dengan cairan

krislean/pelembab kulit agar tangan tidak kering saat proses pengomplitan

4. Susun katern dari mulai yang terkecil sampai ke yang terbesar

5. Lakukan proses penyusunan katern tersebut sampai tumpukan katernnya

habis

6.Setelah selesai rapihkan mangle yang setengah jadi tersebut dengan cara

di ketruk dan tumpuk di meja tumpuk

7. Setelah rapih sisip kembali cover ke isi mangle yang sudah di rapihkan

tadi

8.Kemudian rapihkan kembali mangle dengan cara di ketruk dan tumpuk

kembali di meja tumpuk

3.3.1.4. Hambatan

Dalam proses pengomplitan terkadang terjadi beberapa hambatan yaitu isi

mangle yang terkadang kotor, rusak, dan terlipat. Cara mengatasinya adalah

dengan menggantinya dengan yang baru

13
3.3.2 Proses Pelipatan Cover Majalah Mangle
Proses pelipatan cover majalah mangle di PT Granesia menggunakan

mesin lipat stahl tipe 1875, berikut spesifikasi mesin STAHL tipe 1875

Nama mesin:Mesin Lipat Stahl tipe 1875

Buatan:Jerman

Lipatan:Maks 4

Kecepatan:180 lipatan/jam

Gambar 1. Mesin Lipat Stahl tipe 1875

3.3.2.1. Alat

1.Mesin Pelipat Stahl tipe 1875

2.Meja Penumpuk

3.3.2.2. Bahan
1.Cover Mangle
3.3.2.3. Langkah Kerja

1.setting ukuran cover mangle

2.setting angin

3.setting pisau preforasi

4.setting bakel pelipat

5.masukan cover pada feeder

6.sambungkan aliran listrik ke mesin

13
7.nyalakan mesin

8.nyalakan compressor dan rol

9.cek kembali hasil lipatan dan rapihkan

10.matikan compressor dan rol

11.matikan mesin

3.3.2.4 Hambatan

Dalam proses pelipatan terkadang terjadi beberapa hambatan yaitu cover

yang miring saat akan melakukan pelipatan sehingga cover menyangkut saat

peroses pelipatan.Cara mengatasinya adalah dengan cara dibetulkan kembali

posisi cover manglenya.

13
3.3.3. Proses Penjahitan Kawat Majalah Mangle
Mesin muller martini tipe 1509 th. 1995 merupakan mesin yang

digunakan untuk proses penjilidan Majalah Basa Sunda dengan bahan baku

kawat. Mesin ini dioprasikan oleh dua oprator. dengn kecepatan produksi

3374eks/jam.

Gambar 2. Mesin Jahit Kawat Muler Martini

3.3.3.1 Alat
1.Mesin Muller Martini

2. Meja tumpuk

3.3.3.2 Bahan
1.Mangle

2. Kawat

3.3.3.3 langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan

2. Dekatkan mangle yang siap dijahit ke mesin muller martini agar mudah

saat proses penjahitan

3. Ambil satu persatu mangle ke unit pemasukan

4. Tunggu mangle yang sudah dijahit di unit pengeluaran

5. Setelah itu rapihkan mangle yang sudah jadi dengan cara di ketruk

6. Kemudian tumpuk mangle menjadi sepuluh tumpukan dengan posisi

bulak balik

13
3.3.3.4. Hambatan

Dalam proses penjahitan terkadang terjadi beberapa hambatan yaitu

mangle yang tidak terjahit atau hanya terjahit sebagian dan pemotongan yang

tidak rata. cara mengatasinya adalah dengan melakukan kembali proses

penjahitan.

13
3.3.4. Proses Pengikatan Majalah Mangle

Mesin strapping atau mesin ikat digunakan untuk

mengencangkan,merekatkan dan memberikan tekanan atau segel tali (PP atau

PET) saat mengepak barang atau membuat budle.Mesin pengikat ini sangat ideal

digunakan untuk mengikat majalah,buku,dus,dll.Berikut spesifikasi Mesin Ikat

Strapping.

Nama: Mesin ikat strapping

Berat: 80 kg

Lebar tali: 6-15 mm

Kecepatan mengikat: 1,8 detik/ikat

Gambar. Mesin Ikat Strapping

3.3.4.1 Alat

1. Mesin Ikat Strapping

2. Vallet

3.3.4.2 Bahan

1. Mangle

2. Kertas yang tidak terpakai

3.Tali mesin strapping

13
3.3.4.3 Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan

2. Letakan kertas yang tidak terpakai untuk alas mangle di permukaan

mesin strapping

3. Ambil tumpukan mangle yang sudah diketruk tadi ke atas kertas yang

sudah diletakan di mesin strapping

4. Letakan kertas yang tidak terpakai lagi di bagian atas mangle supaya

tidak rusak.Lalu bentangkan tali ke seluruh bagian mangle

5. Kemudian masukan ujung tali pada tempat untuk merekatkan tali

6. Lalu mesin akan otomatis mengencangkan mangle,dan lem panas akan

membentuk ikatan sekaligus memotong

7. Setelah selesai letakan mangle yang sudah terikat di vallet

3.3.4.4 Hambatan

Dalam proses pengikatan terkadang terjadi beberapa hambatan

yaitu tali yang tiba tiba keluar dari pembatasnya. Cara mengatasinya

adalah dimasukan kembali pada pembatasnya.

13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas penyusun mengambil beberapa kesimpulan yang

diantaranya:

1. Disini kami dapat mengetahui macam macam jenis pekerjaan yang

belum diketahui sebelumnya khususnya dalam proses finishing

2. Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan untuk menambah

keterampilan siswa dalam praktek dan menerapkan teori teori yang

didapat secara langsung.

3. Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan untuk menambah suatu

gambaran dalam menjalani dunia kerja

4. Praktek Kerja Lapangan ini dapat memperluas dan menambah

wawasan bagi siswa dalam pendidikan di dunia kerja

5. Mendapatkan pengetahuan lebih luas tentang dunia kerja yang

sebelum memasuki duni kerja yang sesungguhnya

6. Mendapatkan pengalaman baru dalam dunia kerja sehingga

penyusun dapat mengantisipasi kendala yang akan dihadapi dalam

dunia kerja yang sesungguhnya

4.2 Saran- saran


Selama melakukan kegiatan peraktik kerja lapangan di PT Granesia Grup

Pikiran Rakyat ini banyak mendapatkan ilmu, motivasi dan pengalaman yang

sudah kami daptkan yang sampai saat ini kami belum perktekan disekolah. Setiap

13
pekerjaan yang kami lakukan merupakan aplikasi dari teori yang kami dapatkan di

sekolah.

Kami merasa bangga dengan PT Granesia Grup Pikiran Rakyat yang

sudah memberi kami kesempatan untuk melakukan peraktek kerja industri.

Karena kami diberi kebebasan untuk mencari ilmu sebanyak mungkin namun,

kami mempunyai beberapa saran untuk perusahaan diantaranya sebagai berikut :

1. Perusahaan

memperhatikan k3

(kesehatan dan

keselamatan kerja)

2. Adanya evaluasi hasil peraktik kerja lapangan yang dapat

memotivasi kami agar menjadi lebih mengerti dan lebih memahami

ilmu yang kami dapatkan selama peroses peraktik kerja lapangan

3. Adanya ketegasan dari perusahaan dengan peraturan yang sudah

ditetapkan

4. Pada setiap bagian pekerjaan harus bisa bekerja sesuai rencana

produksi dan adnya rencana yang konsisten

5 perusahaan memperhatikan Standar Oprating Procedur (SOP) dan

Standar Ergonomi dalam kerja

13
BAB V
PENUTUP
Dengan mengucap syukur Alhamdulilah atas segala rahmat yang telah

diberikan oleh Allah SWT. Bahwa penulis telah mendapat dukungan dari berbagai

pihak dalam menyelesaikan laporan ini dengan baik tanpa mengalami hambatan.

Keberhasilan pelaksanaan Peraktik Kerja Lapangan (PKL) ini sangat dibutuhkan

oleh para siswa / siswi agar bisa mengikuti seminar, sehingga dengan dibuatnya

laporan PKL ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi kelancaran pelaksanaan

peraktik kerja, terutama pada tahap awal kerja berkaitan dengan paket keahlian

yang ada di Dunia Usaha / Dunia Industri.

Dengan dibuatnya laporan ini minimal diharapkan juga ada kesamaan visi

antara pihak sekolah dengan dunia usaha sebagai industri pasangan. Saran serta

kritik membangun demi perbaikan penulisan laporan ini dan penulis nantikan agar

dalam penyusunan laporan selanjutnya dapat tersajikan dengan lebih baik dan

lebih sempurna lagi.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah

banyak membantu dan membimbing dalam menyelesaikan laporan ini, serta besar

harapan penulis agar laporan yang telah penulis susun dapat bermanfaat bagi

semua pihak, Amin Ya Robbal Alamin

13
13

Anda mungkin juga menyukai