Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Sejarah Publik Majalah Tempo


“Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Publik”
Dosen pengampu: Fahruddin, M.Pd.

Disusun Oleh :

Bima Nursetioko 21144400008


Hasan Mukhlis 21144400010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Majalah Tempo” tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan dari makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Publik, selain itu
makalah ini juga bertujuan untuk menmbah wawasan tentang Sejarah Majalah
Tempo kepada para pembaca maupun penulis.
Kami mengucapkan terimakasih Kepada Bapak Fahruddin M.Pd
selaku dosen mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan dan Reformasi
yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik da saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 1 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Sejarah Publik Majalah Tempo ............................................................................... 1


KATA PENGANTAR................................................................................................ 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB I........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4
A. Latar Belakang............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................. 5
BAB III ....................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6
A. Sejarah Majalah Tempo ................................................................................ 6
B. Strategi Promosi Majalah Tempo ................................................................ 8
C. Kelebihan dan Kekurangan Majalah Tempo............................................ 12
BAB III ..................................................................................................................... 14
PENUTUP ................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian Majalah, Majalah merupakan selaku berkas informasi,
postingan, narasi, promosi yang dicetak dalam kepingan kertas dimensi kuarto
serta dijilid dalam wujud novel, yang diterbitkan dengan cara teratur.
Sebaliknya yang diartikan dengan majalah serail itu yakni, majalah yang
diterbitkan sepekan sekali. Majalah merupakan salah tipe dari alat massa,
majalah terdiri atas kertas edisi yang dijadikan satu. Tulisan- tulisan di dalam
majalah terbuat bukan oleh catatan tangan, tetapi oleh sesuatu mesin cap. Tidak
terdapat determinasi dasar dalam kategorisasi isi suatu majalah.
Sejarah keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia dimulai
pada masa menjelang dan awal kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta pada tahun
1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem
Djojohadisoeparto dengan prakarsa dari Ki Hadjar Dewantoro, sedang di
Ternate pada bulan Oktober 1945 Arnold Monoutu, dan dr Hassan Missouri
menerbitkan majalah mingguan Menara Merdeka yang memuat berita-berita
yang disiarkan Radio Republik Indonesia (RRI). Di kediri terbit majalah
berbahasa Jawa Djojobojo, pimpinan Tadjib Ermadi. Para anggota Ikatan
Pelajar Indonesia di Blitar menerbitkan majalah berbahasa jawa, Obor (Suluh).
Majalah Tempo didirikan oleh Goenawan Mohamad dan Yusril
Djalinus, dengan edisi pertamanya terbit pada 6 Maret 1971. Terbitnya edisi
tersebut tidak bisa lepas dari peran prakarsa sekumpulan anak muda pada tahun
1969, antara lain yaitu Goenawan Mohamad, Fikri Jufri, Christianto Wibisono
dan Usamah, dan awalnya majalah itu bernama "Ekspres". Namun dikarenakan
adanya perbedaan prinsip antara jajaran redaksi dan pihak pemilik modal
utama, maka Goenawan dan kelompoknya keluar dari Ekspres pada tahun
1970.

4
Nilai budaya Tempo adalah tepercaya, merdeka, dan profesional.
Tepercaya didefinisikan sebagai menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas,
dan konsistensi. Merdeka adalah memberikan ruang untuk kebebasan, berfikir,
dan berekspresi. Sedangkan profesional adalah memiliki kompetensi yang
tinggi di bidangnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Majalah Tempo
2. Bagaimana Pemasaran Majalah Tempo
3. Bagaimana Kelebihan dan Kekurangan Majalah tempo

C. Tujuan
1. Mengetahui Sejarah Majalah Tempo
2. Mengetahui Pemasaran Majalah Tempo
3. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Majalah tempo

5
BAB III

PEMBAHASAN

A. Sejarah Majalah Tempo


Pendirian majalah Tempo pada 1971 diawali perundingan enam orang
wartawan. Goenawan Mohamad, Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Lukman
Setiawan, Usamah, dan Christianto Wibisono, berunding dengan Ciputra
selaku pendiri/ketua Yayasan Jaya Raya, serta Eric Samola yang menjabat
sebagai sekretaris. Rapat dilaksanakan di kantor Ciputra, di kawasan Proyek
Senen. Pada hari yang sama rapat dilanjutkan malam hari sampai tuntas, di
kediaman Ciputra di kawasan Slipi, Jakarta Barat. Hasil perundingan itu
menyepakati dibentuknya majalah Tempo yang dimodali Yayasan Jaya Raya.

Mengapa Tempo? Terdapat empat alasan mengapa nama “Tempo”


dipilih sebagai nama majalah. Pertama, singkat dan bersahaja, mudah
diucapkan oleh lidah Indonesia dari segala jurusan. Kedua, nama ini terdengar
netral, tidak mengejutkan ataupun merangsang. Ketiga, nama ini bukan simbol
suatu golongan. Dan akhirnya arti "Tempo" sederhana saja, yaitu waktu sebuah
pengertian yang dengan segala variasinya lazim dipergunakan oleh banyak
penerbitan jurnalistik di seluruh dunia. Filosofi Tempo tergambar dalam
pengantar edisi pertama Tempo, Maret 1971. Ketika itu Goenawan Mohamad
menulis. Asas jurnalisme kami bukanlah jurnalisme yang memihak satu
golongan. Kami percaya bahwa kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi
monopoli satu pihak. Kami percaya bahwa tugas pers bukanlah menyebarkan
prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan
mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme majalah ini bukanlah
jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan
untuk menjilat atau menghamba.

6
Edisi-edisi awal majalah Tempo mengetengahkan artikel seni, gaya
hidup, dan perilaku yang sampai pada taraf tertentu terasa segar dan baru.
Meski mulai memiliki pasar, dalam perjalanannya, majalah ini menemui
sejumlah tantangan.Pada 1982, untuk pertama kalinya, majalah Tempo
dibredel karena dianggap terlalu tajam mengkritik rezim Orde Baru dan
kendaraan politiknya, Partai Golkar. Pembredelan itu dilakukan Pemerintah
terhadap Tempo ini terkait dengan Pemilu 1982.Pembredelan kedua terjadi
pada 21 Juni 1994. Majalah Tempo dibredel pemerintah melalui Menteri
Penerangan Harmoko. Majalah ini dinilai terlalu keras mengkritik Habibie serta
Soeharto ihwal pembelian kapal bekas dari Jerman Timur. Selepas Soeharto
lengser pada 21 Mei 1998, mereka yang pernah bekerja di majalah Tempo
tercerai-berai akibat pembredelan dan melakukan rembuk ulang untuk
memutuskan perlu atau tidak majalah ini terbit kembali. Hasilnya, disepakati

7
majalah Tempo harus terbit kembali. Maka, sejak 6 Oktober 1998, majalah ini
pun hadir kembali di bawah naungan PT Arsa Raya Perdana.

B. Strategi Promosi Majalah Tempo


Bentuk-bentuk promosi yang dilakukan oleh PT Tempo Inti Media, Tbk
dalam memasarkan majalah tempo berbagai macam, yaitu :

A. Periklanan (Advertising)

Periklanan bagian dari kehidupan industri modern, juga sebagai satu


alat yang paling umum digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi
persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat dan juga mengenalkan produk
dan menyampaikan informasi dari produk yang dihasilkan yang disampaikan
lewat media, ditujukan kepada seluruh masyarakat. Periklanan merupakan
sarana komunikasi komersil dan non personal bentuk komunikasi tidak
langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan
suatu produk dan produk-produknya tersebut ditransmisikan ke suatu khalayak
target melalui media yang bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah,
direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum”.

B. Penjualan Personal (Personal Selling)

Merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon


pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan
membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka
kemudian akan mencoba membelinya. Masing-masing kegiatan komunikasi
pemasaran memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri. Kegiatan penjualan
perorangan (personal selling) penting untuk meningkatkan ekuitas merek
perusahaan dan ekuitas setiap merek. Tujuan utama dari personal selling adalah
melakukan tindakan persuasive kepada calon pembeli sehingga akan mampu
diperoleh feedback saat itu juga dalam bentuk pembelian produk untuk
kemudian mau menjadi loyal costumer dari produk tersebut. Presentasi secara

8
personal yang dilakukan oleh para wiraniaga atau tenaga penjual perusahaan
dalam rangka mensukseskan penjualan dan juga membangun hubungan baik
dengan pelanggan yang dapat dilakukan ditempat transaksi resmi agen-agen
yang telah diketahui pihak Tempo dan pelanggan secara langsung. Bisa juga
diperoleh dari outlet Rumah Sakit dan outlet Rumah Makan/kafe/restoran.
Selain itu menggarap pasar akademisi dan kampus dengan menggandeng
sponsor untuk membuat acara/event tertentu, seperti: pelatihan jurnalisme dan
forum diskusi secara terbuka.

C. Hubungan Masyarakat (Public Relation)

Hubungan masyarakat (humas) adalah seni menciptakan pengertian


publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik
terhadap suatu individu/organisasi. Humas merupakan terjemahan istilah
bahasa Inggris: Public Relations atau PR. Seorang humas selanjutnya
diharapkan untuk membuat program-program dalam

mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam


upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian
bersama antara organisasi dan masyarakat. Posisi humas merupakan penunjang
tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran
humas adalah publik internal dan eksternal, dimana secara operasional humas
bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya dan
mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi diantara
keduanya.

Membangun hubungan baik relationship dengan publik untuk


membangun "citra perusahaan" yang baik dan menyingkirkan cerita yang
negatif, gosip dan peristiwa yang dapat merugikan. Public relation berupaya
untuk mempromosikan produk atau melindungi citra perusahaan. Salah satunya

9
adalah dengan mengadakan kegiatan kehumasan PT Tempo Inti Media, Tbk
antara lain:

1. Program pengabdian masyarakat di Kelurahan Grogol Selatan


bersama-sama +dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengolah
sampah menjadi pupuk kompos yang dapat dijual ke masyarakat.

2. Memberikan 300 beasiswa bagi pelajar SMA untuk melanjutkan


pendidikannya di berbagai kampus, seperti Universitas Surya Serpong.

3. Pemberian hadiah untuk agen yang melakuka penjualan terbesar dalam


satu tahun. Hadiah tersebut berupa mobil, motor, televisi dan voucher.

4. Melaksanakan kegiatan gathering untuk para agen dan juga


menyediakan fasilitas mudik bersama untuk agen pada saat Hari Raya
Idul Fitri.

D. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada


konsumen untuk melakukan pembelian. Beberapa jenis promosi penjualan
termasuk di dalam nya penurunan harga secara temporer melalui kupon, rabat,
undian, pameran dagang, dan ekshibisi. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh
penjual melalui sales promotion ialah dapat meningkatkan penjualan,
mendorong pembelian konsumen dan mendapatkan pelanggan baru. Oleh
karena itu, agar permintaan terhadap majalah tempo di pasar dapat terjaga,
maka dilakukan beberapa strategi kerjasama dengan beberapa agen dalam
beberapa bentuk, yakni:

1. Free sampling untuk calon pelanggan potensial.

2. Pemberian free langanan pada peserta workshop yang diselenggarakan


baik oleh majalah tempo maupun group tempo.

10
3. Pemberian harga khusus untuk berlanganan 1 tahun, serta harga khusus
dan hadiah untuk pelanggan yang sudah member lebih dari 1 tahun.

4. Hadiah trip kepada pengiklan dengan kontrak kerjasama dengan nilai


tertentu.

E. Pemasaran langsung (Direct Marketing)

Dalam pemasaran langsung biasanya menggunakan saluran-saluran


langsung kepada konsumen (Consumer Direct) untuk menjangkau dan
menyerahkan produk kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara
pemasaran. Saluran-saluran ini mencakup surat langsung, catalog,
telemarketing, tv interaktif, situs internet, dan lain-lain. Pemasaran langsung ini
merupakan salah satu cara yang tumbuh paling pesat untuk melayani konsumen
atau pelanggan. Adapun tujuan pemasaran langsung adalah untuk memperoleh
pesanan, meningkatkan calon pembeli, memperkuat hubungan pelanggan serta
memberikan informasi guna melakukan edukasi kepada konsumen dalam
rangka mempersiapkan mereka untuk pembelian selanjutnya.

Dalam hal ini PT Tempo Inti Media menggunakan kegiatan pemasaran


langsung majalah tempo yang bertujuan untuk berkomunikasi secara langsung
dengan konsumen dengan menggunakan tenaga telemarketing. Kegiatan yang
dilakukan direct marketing ini dengan cara menginformasikan
progam-program penjualan, kemudian mengontrol penjualan, mencari
pelanggan baru di wilayah/ tempat yang belum tersedia majalah tempo.
Pembagian kerja berdasarkan wilayah di luar Jabodetabek, jumlah direct
marketing ini sebanyak 10 orang.

11
Dapat dilihat, tujuan dalam setiap gerakan agresor Belanda terhadap Indonesia,
dilatar belakangi dari berbagai sisi, yakni dari segi ekonomi dengan kembalinya
Indonesia ke penjajahan Belanda, kepentingan ekonomi investasi Belanda akan
tetap bertahan dan memperoleh laba besar. Yang kedua dari sisi social, dalam
kaitannya dengan masalah kedudukan orang Belanda yang masih di Indonesia.
Ketiga soal kedudukan Belanda di mata dunia, dengan upaya perundingan yang
kenyataannya gagal. Dan dengan ambisinya Belanda menggunakan Agresi
Militer untuk melangsungkan tujuannya tersebut dengan adanya dukungan
Militer dan sekutu.

C. Kelebihan dan Kekurangan Majalah Tempo

Kelebihan:

1. Isi dari majala tempo sudah sangat bagus dan mengikuti berita-berita
terkini khususnya dalam hal mengkritik pemerintah Indonesia.
2. Majalah tempo sudah mengikuti perkembangan jaman dibuktikan dengan
sudah berkembangnya website dan aplikasi yang sudah ada di playstore
dan Appstore sehingga memudahkan pembaca.
3. Judul-judul majalahnya dikemas dengan sangat menarik sehingga
membuat penasaran pembaca.
4. Dari dulu sampai sekarang majalah tempo masih mempertahankan ciri
khas nya.

Kekurangan:

1. Sering ditegur.
2. Untuk akses dimedia social masih terkendala oleh system berlangganan
karena menjadikan semua orang tidak bisa mengakses dengan gratis dan
menjadikan halangan untuk yang baru memulai membaca jadi
mengurungkan niatnya.

12
3. Harga majalahnya yang cukup menguras dompet.
4. Banyak komentar negative diaplikasinya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendirian majalah Tempo pada 1971 diawali perundingan enam orang
wartawan. Goenawan Mohamad, Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Lukman
Setiawan, Usamah, dan Christianto Wibisono, berunding dengan Ciputra
selaku pendiri/ketua Yayasan Jaya Raya, serta Eric Samola yang menjabat
sebagai sekretaris.

Mengapa Tempo? Terdapat empat alasan mengapa nama “Tempo”


dipilih sebagai nama majalah. Pertama, singkat dan bersahaja, mudah
diucapkan oleh lidah Indonesia dari segala jurusan. Kedua, nama ini terdengar
netral, tidak mengejutkan ataupun merangsang. Ketiga, nama ini bukan simbol
suatu golongan. Dan akhirnya arti "Tempo" sederhana saja, yaitu waktu sebuah
pengertian yang dengan segala variasinya lazim dipergunakan oleh banyak
penerbitan jurnalistik di seluruh dunia.

Strategi promosi majalah tempo meliputi Periklanan, Penjualan


personal, Hubungan masyarakat dan promosi penualan. Tempo sendiri
memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihannya yaitu Majalah tempo sudah
mulai mengikuti zaman dan perkembangan pada saat ini dan kekurangannya
adalah sering ditegur, terkendala memiliki sistem berlanganan, harga majalah
yang menguras dompet dan banyak komentar negatif diaplikasinya.

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami sangat
membutuhkan kontribusi kritik dan saran dari pembaca agar dijadikan sebagai
intropeksi bagi makalah ini untuk menjadi lebih baik lagi. Terimakasih kepada

14
pihak-pihak yang terlibat untuk mendukung dan membantu agar makalah ini
dapat dapat terselesaikan.

DAFTAR PUSTAKA
Agresi Militer Belanda 2: Kronologi, Penyebab, Dampak, Akhir
(gurupendidikan.co.id)
Sejarah Agresi Militer Belanda II: Latar Belakang, Tokoh, Dampaknya
(tirto.id)
Agresi Militer Belanda 2: Latar Belakang, Sejarah, Isi dan Kronologi (inews.id)
Sulistyowati, Fadjarini. "Strategi Komunikasi Pemerintah Indonesia dalam
Penanganan COVID-19 pada Majalah TEMPO Edisi Maret-Juli
2020." Jurnal Riset Komunikasi 4.2 (2021): 198-214.
Yulianti, Sri. "ANALISIS HUBUNGAN STRATEGI MANAJEMEN KOMUNIKASI
PEMASARAN DENGAN LOYALITAS MEREK MAJALAH TEMPO PADA
ANGGOTA TEMPO KOMUNITAS." JURNAL ECONOMINA 1.2 (2022):
159-176.

15

Anda mungkin juga menyukai