Anda di halaman 1dari 75

PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL

PASURUAN – PROBOLINGGO
STA 0+000 S.D 31+300

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


ERECTION PC-I GIRDER
DENGAN METODE LAUNCHER
(Comtec Serial No 2246/11)
Pengertian :
Adalah sebuah dokumen yang berisi tentang panduan atau proses
yang sedang dikerjakan secara berurutan dari awal sampai akhir untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan. Sehingga dapat dijadikan acuan atau
standar untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kegunaan, serta
sebagai alat penilaian berdasarkan indikator teknis dan administratif.

Tujuan :
Menjelaskan standar kerja yang tetap mengenai aktivitas dalam setiap
pekerjaan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dan
effisien dari para pekerja, dengan cost yang serendah-rendahnya dan
menjadikan aspek-aspek K3LM sebagai yang utama.
Fungsi :
1. Sebagai standarisasi cara melakukan pekerjaan oleh pegawai
2. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan
tanggung jawab khusus dalam setiap pekerjaan
3. Membantu mengevaluasi pekerjaan yang sudah dilakukan
4. Mengetahui dengan jelas hambatan dan ringan dilacak.
5. Menghindari tumpang tindih tugas pada pegawai
Non Dapped
Panjang 40,8m,
End (Tanpa
Bentang 45.8 m, 50.8 m
Kursi)
Panjang (non
standard) Dapped End
Panjang 50.8 m
Segmental (Kursi)

Panjang 20.8 m,
Bentang Pendek Non Dapped
25.8 m, 30.8 m,
PC-I Girder (Standard) End (Kursi)
35.8 m

Bentang Pendek Non Dapped


Monolit Panjang 16,8 m
(Standard) End (Kursi)

Girder Pendek (standar) adalah Girder yang memiliki panjang KURANG dari 40 m
Girder Panjang (non-standar) adalah Girder yang memiliki Panjang LEBIH dari 40 m
a. Persiapan Area Stressing Bed
Girder Standar Girder Non-Standar
1,5m 1,5m

PC-I Girder
PC-I Girder

PC-I Girder
Sleeper

CBR 6% Tim QC CBR 8% Tim QC


Alinyemen Tanah Alinyemen Tanah
Tim Survey Tim Survey
Max 0,1% Max 0,1%
a. Persiapan Area Stressing Bed
Menggunakan 1 alat
jacking force bila
tendon girder hanya
ke arah vertikal saja

Menggunakan 2 alat
jacking force bila
tendon girder ke
arah vertikal dan
arah horisontal
Berdasarkan spesifikasi alat dapat diketahui apakah alat tersebut sesuai dengan
kondisi lapangan sehingga dapat digunakan dengan maksimal
Dokumentasi
Non Distruction Test (NDT)
Digunakan metode MPI (Magnetic Particle Inspection) yang memiliki
prinsip kerja mendeteksi medan magnet bocoran akibat garis gaya magnet
yang terpotong oleh discontinuity sehingga akan menarik partikel magnetic
untuk berkumpul di sekitar medan bocoran.
Uji Beban
Chamber
Setelah creep &
PC-I Panjang Saat setelah
shrinkage beton
stressing
terjadi (±40-60 hari)
(m) m m
PC-I 16.8 16,800 0,141 0,406
PC-I 20.8 20,800 0,164 0,472
PC-I 25.8 25,800 0,218 0,627
PC-I 30.8 30,800 0,306 0,882
PC-I 35.8 35,800 0,454 1,307
PC-I 40.8 40,800 0,518 1,492
PC-I 45.8 45,800 0,687 1,979
PC-I 50.8 50,800 0,754 2,172
Lendutan Max L/1000
Cek Dimensi Aktual Bearing pad Marking Mortar Pad
Cek Kerataan Bearing Pad
Cek Dimensi Pedestal
Bracing Girder menggunakan Rachet Chain Binder
Dimensi dan Jarak Aktual Elevasi Aktual
Jarak Antar Tumpuan antar Mortar Pad Mortar Pad
X

Marking
Titik Angkat

Marking
Titik Angkat
Hammer Test Pada Mortar Pad
Permukaan bawah girder yang berkenaan langsung dengan tumpuan
(bearing pad) dan pada titik angkat harus dalam keadaan rata.
Bertujuan untuk memudahkan
peletakkan girder diatas
bearing pad, sehingga girder
dapat bertumpu pada posisi
yang sesuai dengan rencana.
Elastomeric Bearing Pad
Personil inti tim erection:
1. Project Manager
2. SEM
3. Site Engineering
4. Site Operational
5. Surveyor
6. QHSE Tim
7. Documentation Tim
8. Logistic / Mechanic
Jika Project Manager dan SEM
berhalangan,maka
PM dapat mendelegasikan
1. SEM
2. SCM
SOM dapat mendelegasikan
1. SOM lainnya
2. SEM
Sebelum pelaksanaan pekerjaan erection
(pada hari H) dilakukan pengecekan
kesehatan yang meliputi :
1. Tensi darah
2. Gula darah
3. Kolestrol
4. Asam urat
5. Alkohol
6. Narkoba
1. SIO 2. JSA 3. TBM 4. Ijin Kerja

5. Ukur Kec.
6. APD 7. Tangga Akses 8. Life Line
Angin

9. Rambu &
Pagar 10. TMP
Pengaman
operator yang
bertugas wajib
memiliki Surat
ijin operator
yang masih
berlaku.
Jika lembur maka dilakukan TBM malam sebelum lembur dimulai. Batas waktu
lembur yaitu sampai jam 22:00 dan atau sesuai ijin dari K3
Pengukuran Kecepatan Angin menggunakan Environment Multimeter
Pekerja yang
tertulis dalam
Ijin Kerja
Helm Safety Kacamata Safety
Sarung Tangan Safety pada
Ketinggian
Wajib
menggunaka
n Full Body
Harness

Full Body Harness Rompi dengan Reflektor Sepatu Safety


Scaffolding untuk tangga
akses harus kuat, kaku,
dan kokoh. Tagging harus
dilakukan oleh seorang
scaffolder sebelum
tangga digunakan.
Pemasangan Life Pemasangan Life
Line di ABT Line di Truss Berita Acara Test Life Line
Rambu, Pagar Tenda Pengawas dan Rambu-Rambu
dan Wind Shock Titik Kumpul
Area
kerja

Owner Lifting
Konsultan Plan

Kontraktor
K3LM
Subkon

Schedule
Dari stakeout lapangan dapat ditentukan
pergerakan launcher
1
2
3
5
4
7
6
8
9
10
1

Pasang Sling Winch :


1. Pasang winch safety lock
2. Pasang safety truss
3. Kalungkan sling pada girder tepat di titik
angkat girder
4. Kalungkan webbing sling / rachet chain
binder dibagian atas kalungan sling
2 Uji Beban Statis :
1. Angkat girder setinggi 10 cm
2. Ukur elevasi awal girder (cek
penurunan sling winch)
3. Ukur elevasi awal truss tepat di tengah
bentang antar LCB (cek lendutan truss)
4. Tunggu hingga 30 menit (pengamatan
dilakukan dimenit pertama, 15 dan 30)
5. Ukur kembali elevasi girder
(penurunan sling max 1 cm)
6. Ukur kembali elevasi truss tepat
ditengan bentang LCB (penurunan
max L/800, dimana L = jarak antar LCB)
4
3

Angkat girder hingga setinggi truss :


Ukur Lateral Girder
1. Tidak diperbolehkan ada pekerja
(Syarat L/1000)
dibawah truss
2. Setelah ketinggian girder selevel dengan
trus, lepaskan winch safety lock.
5
2

Launching Girder :
1. Launching girder ke arah
lokasi tumpuan
2. Setelah girder sampai
pasang winch safety lock
Lepas under roller pada LCB TL (dibantu 6
menggunakan mobile crane) :
1. Kaitkan sling crane pada ujung truss
sisi LCB TL
2. Lepas Safety truss
3. Angkat ujung truss dengan crane
hingga under roller dapat ditarik
keluar
4. Tarik keluar under roller
menggunakan tali.
5. Launching truss hingga keluar dari LCB
TL
6. Lepas sling crane dari ujung truss
7

Launching Truss kearah LCB A1 dan LCB A2 :


1. Launching truss sampai dalam kondisi seimbang
2. Selanjutnya pasang safety truss pada salah satu tumpuan
3. Lakukan sliding truss sampai pada lokasi tumpuan girder
8

Turunkan Girder ke tumpuan


(Erectin Girder)
1. Turunkan Winch Sling
hingga Girder berada 10 cm
diatas bearing pad
2. Posisikan Girder sesuai
dengan marking as girder
dengan as tumpuan
3. Dudukkan Girder sesuai
marking
Pasang Bracing dan Lepas Sling 9
Winch
1. Bracing Girder menggunakan
rachet chain binder disetiap
ujung girder. Untuk girder
tepi ditambahkan batang
support
2. Bracing atas girder dengan
baja siku 70.70.7 mm
3. Selanjutnya lepas kalungan
rachet chain binder pada
sling winch
4. Lepas sling winch dari girder
Launching Truss kembali keposisi semula : 10
1. Sliding truss di LCB A1 dan LCB A2 ke posisi
awal
2. Launching truss kearah LCB TL
3. Setelah ujung truss sampai LCB TL kemudian
kaitkan sling crane di ujung truss
4. Angkat ujung truss hingga under roller LCB
TL dapat dipasang
5. Pasang under roller tower leg
6. Pasang safety truss
7. Launching winch ke stockyard untuk
pengambilan berikutnya
8. Pasang safety winch lock

Anda mungkin juga menyukai