Anda di halaman 1dari 141

POLA KOMUNIKASI KARYAWAN GROUND

HANDLING (PASASI) DALAM PENGAJUAN PAS


BANDARA DI PT. LION AIR
(Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi
Karyawan Pasasi Dalam Pengajuan Pas Bandara Pada
Divisi Pas & Perijinan di PT. Lion Air)

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik

Disusun oleh
Siti Mulyanih
1370201010

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU


SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TAHUN 2017
POLA KOMUNIKASI KARYAWAN GROUND
HANDLING (PASASI) DALAM PENGAJUAN PAS
BANDARA DI PT. LION AIR
(Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi
Karyawan Pasasi Dalam Pengajuan Pas Bandara Pada
Divisi Pas & Perijinan di PT. Lion Air)

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik

Disusun oleh
Siti Mulyanih
1370201010

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU


SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TAHUN 2017
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pola Komunikasi Karyawan Ground Handling

(Pasasi) Dalam Pengajuan Pas Bandara (Studi

Penelitian Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi

Karyawan Pasasi Dalam Pengajuan Pas

Bandara Pada Divisi Pas & Perijinan di PT.

Lion Air).

Diajukan Oleh : Siti Mulyanih

Nomor Pokok Mahasiswa : 1370201010

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Disetujui untuk diujikan

Tangerang, 27 September 2017

Mengetahui,

Yopy Perdana Kusuma, S.Sos., M.Ikom. Fitri S. Isbandi, M.Ikom.


Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
POLA KOMUNIKASI KARYAWAN GROUND HANDLING (PASASI)
DALAM PENGAJUAN PAS BANDARA DI PT. LION AIR
(Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Karyawan Pasasi
Dalam Pengajuan Pas Bandara Pada Divisi Pas & Perijinan di PT. Lion Air)

Oleh :
Siti Mulyanih
NPM : 1370201010
Program Studi : Ilmu Komunikasi

Telah diujikan

Pada Tanggal 06 Oktober 2017


Ketua

Yopy Perdana Kusuma, S.Sos., M.Ikom

Anggota I

Ade Rahma, M.Ikom

Anggota II

Fitri Susiswani Isbandi, M.Ikom

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Yopy Perdana Kusuma, S.Sos., M.Ikom


SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Siti Mulyanih (P)
NPM : 1370201010
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang/10 Oktober 1986
Alamat : Jl. Marsekal Surya Darma, Selapajang
Rt.04/05 Selapajang Jaya, Neglasari,
Tangerang, Banten
Dengan ini menyatakan bahwa:

A. Tugas akhir dalam bentuk Skripsi yang berjudul:


POLA KOMUNIKASI KARYAWAN GROUND HANDLING (PASASI)
DALAM PENGAJUAN PAS BANDARA DI PT. LION AIR (Studi
Penelitian Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Karyawan Pasasi Dalam
Pengajuan Pas Bandara Pada Divisi Pas & Perijinan di PT. Lion Air)

Adalah benar disusun/ dibuat oleh saya sendiri dan jika kemudian hari
diketahui berdasarkan bukti-bukti yang kuat ternyata Skripsi tersebut
dibuatkan oleh orang lain atau diketahui bahwa Skripasi tersebut
merupakan plagiat/ mencontek/ menjiplak hasil karya ilmiah orang lain,
maka dengan ini saya siap menerima segala akibat yang ditimbulkan
berupa pembatalan/ pencabutan Gelar Akademik dan siap mengulang
kembali penyusunan Skripsi dari awal.
B. Bahwa seluruh dokumen (foto copy ijazah, foto copy transkrip nilai) dan
lain-lain sebagai persyaratan sidang adalah Asli milik saya pribadi dan
dapat saya pertanggungjawabkan keasliannya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Tangerang,…………………………,2017
Pembuat Pernyataan

Siti Mulyanih
FORM PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

Kepada Yth,
KaProdi Ilmu Komunikasi
Di
Tempat

Assalamualaikum Wr.Wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Siti Mulyanih
NPM / Semester : 1370201010 / VIII (Delapan)
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Alamat :Jl. Marsekal Surya Darma, Selapajang
Rt.04/05 Selapajang Jaya, Neglasari,
Tangerang, Banten.

Dengan ini mengajukan judul skripsi :

POLA KOMUNIKASI KARYAWAN GROUND HANDLING (PASASI)


DALAM PENGAJUAN PAS BANDARA DI PT. LION AIR (Studi
Penelitian Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Karyawan Pasasi Dalam
Pengajuan Pas Bandara Pada Divisi Pas & Perijinan di PT. Lion Air).

Dengan Latar Belakang pemilihan judul ataupun masalah skripsi :


Pada pola komunikasi antara Pas & Perijinan kepada pasasi

Pertanyaan Penelitian ataupun identifikasi masalah yang akan diangkat :

1. Bagaimana divisi Pas & Perijinan dalam proses penyampaian pesan


(informasi) kepada karyawan pasasi ?
2. Bagaimana pola komunikasi divisi pas & perijinan dalam mengajukan
pas bandara karyawan ground handling (pasasi) ?

Referensi Buku yang dipakai :

Demikian permohonan ini dibuat, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan


terimakasih.
Wassamualaikum Wr.Wb.
Hormat Saya

Siti Mulyanih
Motto dan Persembahan

Selalu bersyukur untuk menatap masa depan yang lebih baik

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika

kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika

kamu megingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”

(QS. Ibrahim : 7)

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua, Baba Muchlis & Emak Rowiyah

2. Suami tercinta Muhammad Husaeni & my baby Neng Fatih

3. Adinda Imron, Ricky & Kori

4. Teman-teman seperjuangan program studi ilmu komunikasi angkatan

tahun 2013
ABSTRAKSI

SITI MULYANIH ( 1370201010 ) POLA KOMUNIKASI KARYAWAN


GROUND HANDLING (PASASI) DALAM PENGAJUAN PAS BANDARA
DI PT. LION AIR (Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi
Karyawan Pasasi Dalam Pengajuan Pas Bandara Pada Divisi Pas & Perijinan
di PT. Lion Air)

Lion Airport Services adalah salah satu anak perusahaan PT. Lion Air yang
bergerak di bidang jasa ground handling (Pasasi) dan merupakan penunjang
kegiatan operasional yang berkenaan langsung terkait operasional penerbangan.
Dalam hal ini Lion Airport Services memilki divisi Pas & Perijinan yang bernaung
pada General Support yakni menangani pengajuan pas bandara seluruh karyawan
ground handling (Pasasi) yang akan melaksanakan kegiatan operasional yang
berlangsung di area penerbangan (kawasan area terbatas) dalam proses pengajuan
pas bandara bagi pasasi kepada Pas & Perijinan sebagai penerima serta yang
didukung oleh organisasi internal (HRD &Finance) dengan pihak eksternal
(Otoritas Bandara Wilayah I Soekarno – Hatta).
Alur proses pengajuan pas bandara pasasi tak lepas adanya aktivitas komunikasi
organisasi (internal dan eksternal) didukung oleh divisi internal (finance dan HRD)
dan organisasi/lembaga eksternal (otoritas bandara). Dalam komunikasi dan
berkoordinasi ke semua jajaran dalam proses penyampaian pesan, sehingga
mendapatkan feedback (timbal balik) yang berkaitan erat dengan komunikasi dua
arah (two way communication) antara admin dan pasasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi organisasi pada divisi
Pas & Perijinan dalam mengajukan pas bandara pasasi serta untuk mengetahui
proses penyampaian pesan (informasi) divisi Pas & Perijinan kepada karyawan
pasasi serta memberi pemahaman kepada karyawan pasasi tentang regulasi
pengajuan pas bandara.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mendapati bahwa pola
komunikasi organisasi yang terjadi yaitu komunikasi vertikal, horizontal, dan
diagonal. Pada penyampaian pesan (informasi) dari Pas & Perijinan kepada
karyawan pasasi sudah cukup efektif melalui email, telepon dan pertemuan khusus
untuk menyampaikan regulasi, SOP atau status progres pengajuan pas bandara
pasasi.

Kata Kunci : Pola Komunikasi Organisasi, Arus informasi, Pas Bandara.


ABSTRACT

SITI MULYANIH ( 1370201010 ) GROUND HANDLING EMPLOYEE


COMMUNICATION PATTERN (PASASI) IN PASS AIR PROGRAM AT
PT. LION AIR (Qualitative Descriptive Research Study of Communication
Pattern of Pasasi Employees in Submission of Airport at Pass & Licensing
Division at PT Lion Air)

Lion Airport Services is one of the subsidiaries of PT. Lion Air engaged in ground
handling services (Pasasi) and is a supporting operational activities related to
direct flight operations. In this case, Lion Airport Services has a Pass & Permission
division which is based on General Support, which handles the airport passing of
all ground handling employees (Pasasi) who will carry out operational activities
that take place in the aviation area (limited area area) in the process of applying
airport for pasasi to Licensing & Licensing as recipients as well as those supported
by internal organizations (HRD & Finance) with external parties (Regional Airport
Authority I Soekarno - Hatta).

The flow of process pasasi airport passage is not separated from the activity of
organizational communication (internal and external) supported by internal
division (finance and HRD) and organization / external institution (airport
authority). In communication and coordinate to all levels in the process of message
delivery, so get feedback (feedback) that is closely related to two-way
communication (two way communication) between admin and pasasi.

This study aims to determine the pattern of organizational communication on the


division of Pass & Licensing in filing pasasi airport and to know the process of
delivering messages (information) division Pass & Licensing to employees pasasi
and provide understanding to the employees pasasi regulation of the airport pass
application.

From the results of research that has been done, the authors found that the pattern
of organizational communication that occurs is vertical communication,
horizontal, and diagonal. In the delivery of messages (information) from Pas &
Licensing to the employees of the pasasi is quite effective through email, telephone
and special meetings to submit regulations, SOP or the status of the passage filing
pastern progress.

Keywords: Organizational Communication Pattern, Information Flow, Airport


Pass.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
berkah yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
tepat waktu dan tanpa adanya hambatan yang berarti.

Penulisan skripsi dengan judul POLA KOMUNIKASI GROUND


HANDLING (PASASI) DALAM PENGAJUAN PAS BANDARA DI PT. LION
AIR (Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Karyawan Pasasi
Dalam Pengajuan Pas Bandara Pada Divisi Pas & Perijinan di PT. Lion Air) ini
ditujukan untuk memenuhi persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana
Ilmu Komunikasi Strata Satu Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai
pihak, penelitian dan penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh Karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Dr.H.Achmad Badawi, S.pd., S.E., M.M. selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Tangerang
2. Ahmad Amarullah, M.Pd. selaku wakil Rektor Bidang Akademik &
Pengembangan AIKA.
3. Dr. HM. Bay Masruri, M.M. selaku wakil Rektor Bidang Kepegawaian &
Keuangan.
4. Bapak Dr.H.Desri Arwen, M.pd selaku Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan, Kerjasama dan Alumni Universitas Muhammadiyah
Tangerang
5. Bapak Dr.H.Achmad Kosasih, M.M. selaku Dekan FISIP Universitas
Muhammadiyah Tangerang
6. Bapak Yopy Perdana Kusuma, S.Sos., M.I.kom selaku Kepala Program
Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Tangerang
7. Bapak Hamidi, M.I.Kom. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan arahan serta pengajaran yang sangat
bermanfaat selama proses pelaksanakan kegiatan penelitian berlangsung
8. Bapak Muchlis dan Ibu Rowiyah, selaku orang tua penulis yang telah sangat
demokratis dan sangat baik mendidik penulis, mendukung dan membekali
dengan ilmu pengetahuan dan segala hal yang bermanfaat untuk kehidupan
penulis.
9. Muhammad Husaeni suami tercinta yang Alhamdulillah selalu support dan
mendampingi dalam proses penulisan skripsi serta untuk My Baby
tersayang Neng Fatih yang menemani dalam tiap proses ketik mengetik
skripsi Yamma.
10. Ibu Fitri S.Isbandi, M.Ikom selaku dosen pembimbing sekaligus teman
bagi penulis yang telah mendukung dan memberikan masukan dan arahan
untuk kemajuan akademik dan proses penulisan hingga pelaksanaan skripsi
selesai.
11. Dosen-dosen FISIP khususnya program studi Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan pelajaran berharga selama 4 tahun
12. Seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan serta motivasi dalam
penyelesaian penulisan skripsi ini Riah, Imron, Ricky, Kori, Cang Iyam,
Mbu (Ibu mertua) serta keluarga besar Alm. Mbah Abdul Fakar, keluarga
besar Alm. Ait bin Saunan (Engkong), keluarga besar Alm. Open bin Saerih
(Engkong) dan lain-lain.
13. Teman-teman para cabela manjaah diantaranya Beb Nang, Beb Afni, Beb
Senja, Beb Iney, Beb Muljem, Beb Erin.
14. Seluruh teman-teman kelas Public Relations, Advertising dan Broadcasting
FISIP UMT.
15. Seluruh teman-teman kantor PT. Lion Air khususnya divisi Pas & Perijinan
yaitu Romli Hidayat, Sobrun Zamiel, M. Sahril, Fakhrurroji yang
berpartisipasi dalam membantu penulis untuk penelitian, serta teman-teman
pasasi Mega Maharani dan Nanang Suprianto.
16. Teman-teman serta kerabat di Grup Best Friend yang tidak dapat disebutkan
satu persatu oleh penulis karena terlalu banyak.
17. Seluruh teman-teman kampung, SDN 02 Selapajang Jaya, MTs.
Al-Marwah Kp. Melayu, dan SMAN 1 Kosambi.
18. Tak lupa pula penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada
seluruh pihak terkait lainnya yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian penulisan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan sangat
bermanfaat bagi penulis. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya.

Tangerang, September 2017

Penulis

Siti Mulyanih
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .............................................................................................


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
ABSTRAKSI...................................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah ......................................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 9
2.2 Landasan Teori ........................................................................................... 20
2.2.1 Komunikasi ...................................................................................... 21
2.2.2 Organisasi ......................................................................................... 23
2.2.3 Komunikasi Organisasi ................................................................... 26
2.2.4 Fungsi Komunikasi Organisasi ...................................................... 27
2.2.5 Pola Komunikasi Organisasi .......................................................... 32
2.2.6 Hambatan Dalam Proses Komunikasi Organisasi ....................... 38
2.2.7 Kepemimpinan ................................................................................. 41
2.2.8 Komunikasi Kepemimpinan Perusahaan ...................................... 42
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Deskripsi Objek/Subjek Penelitian ............................................................ 48
3.1.1 Objek Penelitian ............................................................................. 48
3.1.2 Subjek Penelitian ........................................................................... 49
3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 50
3.2 Rancangan dan Metode Penelitian ............................................................ 50
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 51
3.3.1 Data Primer .................................................................................... 54
3.3.2 Data Sekunder ................................................................................ 54
3.4 Teknik Analisa Data ................................................................................... 55
3.5 Validitas ....................................................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................................... 59
4.1.1 Gambaran Umum PT. Lion Air ..................................................... 59
4.1.2 Visi, Misi PT. Lion Air .................................................................... 60
4.1.3 Struktur Organisasi PT. Lion Air-LAS ......................................... 62
4.1.4 Struktur Organisasi General Support-LAS .................................. 63
4.1.5 Struktur Organisasi Divisi Pas & Perijinan.................................. 63
4.1.6 Aktivitas Kerja Pas & Perijinan .................................................... 64
4.2 Penyajian Data ............................................................................................ 66
4.3 Hasil Penelitian ............................................................................................ 67
4.3.1 Proses Penyampaian Pesan (Informasi) Kepada Karyawan
(Pasasi) ......................................................................................... 70
4.3.2 Pola Komunikasi Divisi Pas & Perijinan Dalam Mengajukan
Pas Bandara ................................................................................. 77
4.3.3 Kendala Dalam Pengajuan Pas Bandara ...................................... 81
4.4 Analisis Data ................................................................................................ 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 88
5.2 Saran ............................................................................................................ 89
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu........................................................................ 16

2.2.4 Tabel Fungsi Komunikasi Organisasi .......................................... 28

3.1.2 Tabel Informasi Key Informan & Informan ............................... 49


DAFTAR GAMBAR

2.3 Gambar Kerangka Pemikiran ................................................................. 45

3.4 Gambar Proses Reduksi Data.................................................................. 55

4.3.1.1 Gambar Persyaratan Pas Bandara ........................... 73

4.3.1.2 Gambar Surat Pernyataan ......................................... 74

4.3.1.3 Gambar Daftar Riwayat Hidup ................................ 75

4.3.1.4 Gambar Surat Keputusan .......................................... 76

4.3.2.1 Gambar Alur atau Proses Pengajuan Pas Bandara 77

4.3.2.2 Gambar Sistem APMS Online ................................... 78

4.3.2.3 Gambar Voucher Foto Pas Bandara ......................... 79

4.3.2.4 Gambar Pas Bandara ................................................. 80

4.4.1 Gambar Pola Komunikasi Downward Pas & Perijinan Dengan


Pasasi ....................................................................................... 84

4.4.2 Gambar Pola Komunikasi Upward Pasasi Dengan Pas &


Perijinan ................................................................................. 85

4.4.3 Gambar Pola Komunikasi Horizontal Staff Admin Pas &


Perijinan Dengan Staff Pasasi .............................................. 85

4.4.4 Gambar Pola Komunikasi Cross-Channel Pas & Perijinan


Dengan HRD .......................................................................... 86
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan hal yang amat sangat penting dan termasuk dalam

kebutuhan manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Komunikasi adalah sesuatu

hal yang paling sering diperbincangkan, karena dengan berkomunikasi dapat

mencapai maksud dan tujuan yang diinginkan. Banyak orang yang mengartikan

komunikasi berbeda-beda, sehingga berbagai macam istilah dikemukakan, namun

pada dasarnya memiliki makna dan penyampaian pesan yang dimaksudkan. Istilah

pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal komunikasi, yang

merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip.

Komunikasi menyarankan bahwa agar suatu pesan, pikiran, dan makna

dapat menjadi kesatuan pandangan pesan atau makna yang sama. Kata lain yang

mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang juga menekankan

kesamaan atau kebersamaan. Menurut Mulyana (2008:46), “komunitas adalah

sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersamauntuk mencapai tujuan

tertentu, dan mereka membagi makna juga sikap karena ada komunikasi serta

interaksi.”

Dalam sebuah komunitas dapat juga dikatakan organisasi. Organisasi

sebagai penampung dan wadah dalam mencapai tujuan dan maksud yang sama

serta ingin mencapai satu makna dan sikap yang sama pula. Dalam sebuah

organisasi terangkai pelaksanaan kegiatan yang tidak lain juga sebagai kelompok.
Melalui komunikasi kita bekerjasama dengan anggota masyarakat untuk mencapai

tujuan bersama. Organisasi merupakan sistem yang terbuka dan dinamis,

menciptakan komunikasi dan saling menukar pesan diantara anggotanya, sebagai

suatu kerja sama dalam mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Komunikasi

yang dilakukan pun harus ada komunikasi dua arah (two way communication) atau

komunikasi timbal balik agar terciptanya tujuan yang diinginkan.

Komunikasi sebagaimana yang sudah kita ketahui sangat berperan penting

dalam kehidupan sehari-hari, dalam pergerakannya yang dinamis komunikasi dapat

mencakup segala hal dan aspek apa pun. Komunikasi adalah suatu transaksi dan hal

ini sering dilakukan pada sebuah perusahaan, begitu juga dalam sebuah perusahaan

yang sudah jelas mampu menunjang kegiatan operasional dan melakukan kegiatan

kerja.

Dalam menjalankan operasional perusahaan pastinya tidak akan lepas dari

komunikasi, tentunya dengan maksud dan tujuan agar menimbulkanpola

komunikasi yang teratur di perusahaan yang didukung dengan karyawan atau

sumber daya manusia yang terkoordinir karena mampu dalam mengkomunikasikan

segala hal dalam mendukung laju jalannya operasional perusahaan dengan baik,

melalui komunikasi kita dapat mengungkapkan konsep-konsep untuk mampu

bekerjasama dengan anggota masyarakat, bicara mengenai anggota masyarakat

disini bukan berarti juga anggota masyarakat pada umumnya saja seperti

masyarakat yang terstruktur dengan adanya birokrasi, namun juga anggota

masyarakat dalam dunia kerja yang termasuk kedalam masyarakat kerja dalam

sebuah perusahaan atau yang disebut sebagai karyawan. Perusahaan dapat disebut
juga organisasi yang memiliki birokrasi dan terstruktur dalam mencapai tujuan

yang terkonsep dan terencana.

Dalam menjalankan roda perusahaan dengan teratur dan terarah tentunya

didukung dengan pola komunikasi yang baik. Seperti halnya di perusahaan PT.

Lion Air yang bergerak dibidang penerbangan yang di dalamnya terdapat adanya

divisi GA (General Umum) serta memiliki unit kerja yaitu Pas & Perijinan serta

memiliki SDM Ground Handling (Pasasi) yang menunjang serta menjalankan

kegiatan operasional yang sudah pasti tidak terlepas dari komunikasi.

Unit kerja Pas & Perijinan yang mengemban tugas dalam memberikan

pelayanan kepada seluruh karyawan serta loyalitas kepada perusahaan tidak lepas

dari adanya hubungan yang baik dengan cara menjalin komunikasi, baik dalam

memberikan informasi terkait perkembangan proses perijinan atau terkait proses

pengajuan pas bandara. Dalam keterkaitan untuk memberikan informasi harus

adanya jalinan komunikasi antara Pas & Perijinan dengan para karyawan terutama

karyawan penggerak ground handling (Pasasi).

Permasalahan dalam proses komunikasi karyawan kepada divisi pas &

perijinan atau sebaliknya, menjadi pengamatan peneliti dalam meneliti masalah

yang ada yaitu sering kali terjadi kegagalan dalam penyampaian pesan dari divisi

pas & perijinan yang tidak satu makna dengan karyawan pasasi atau sebaliknya,

sehingga sulit mencapai tujuan yang dinginkan, misalnya dari pihak pasasi

mengajukan berkas untuk proses pas bandara tidak melampirkan persyaratan yang

sudah menjadi regulasi pihak Otoritas Bandara, sehingga hal ini dapat menghambat

laju pengajuan pas bandara yang berdampak pada kegiatan operasional lapangan
dan juga akan mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman antara karyawan dengan

divisi tersebut. Maka pemahaman interpretasi yang diterima oleh pasasi tidak

aksioma atau tidak satu makna dengan apa yang disampaikan oleh pihak Pas &

Perijinan.

Kegiatan operasional atau menjalankan roda perusahaan yang baik

diperlukannya koordinasi yang baik dari tiap antar karyawan, artinya ada satu

kesatuan dan sinergiritas dalam menjalankan kegiatan perusahaan, agar terciptanya

komunikasi yang berkesinambungan karena berjalannya proses komunikasi dengan

maksud agar tercapainya tujuan komunikasi yang maksimal. Terjadinya kegagalan

dalam berkomunikasi dapat dimungkinkan jelas karena pola komunikasi yang

dilakukan oleh para karyawan perusahaan tersebut tidak berjalan dengan baik

sehingga terjadinya penghambatan dalam pengajuan pas bandara, terutama dalam

persyaratan kelengkapan pas bandara.

Peneliti melakukan penelitian di PT. Lion Air tentunya untuk mengetahui

pola komunikasi atau proses penyampaian pesan dari divisi pas & perijinan kepada

karyawan pasasi dengan maksud agar meminimalisir kesalahpahaman dalam

berkomunikasi antara karyawan pasasi dalam mengajukan pas bandara dengan

divisi pas dan perijinan, serta meningkatkan komunikasi organisasi dalam

berkoordinasi pasasi pada divisi Pas & Perijinan selaku administrator perijinan

dalam perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik meneliti alur,

proses, dan pola komunikasi yang terjadi di PT. Lion Air dalam mengajukan pas

bandara pasasi, maka peneliti membuat penelitian dengan judul “POLA


KOMUNIKASI KARYAWAN GROUND HANDLING (PASASI) DALAM

PENGAJUAN PAS BANDARA DI PT. LION AIR” Studi Penelitian Deskriptif

Kualitatif Pola Komunikasi Karyawan Pasasi Dalam Pengajuan Pas Bandara Pada

Divisi Pas & Perijinan di PT. Lion Air.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, begitu pentingnya

kegiatan operasional sebuah organisasi dalam proses penyampaian pesan, dan hal

ini berkaitan jelas dengan divisi Pas & Perijinan dalam menyampaikan informasi

kepada Karyawan ground handling (Pasasi) yang bekerja di PT. Lion Air, terutama

pasasi dalam mengajukan pas bandara pada divisi Pas & Perijinan. Adapun

idenifikasi masalah pada peneitian ini adalah;

1. Bagaimana proses penyampaian pesan (informasi) divisi pas & perijinan

kepada karyawan pasasi?

2. Bagaimana pola komunikasi divisi pas & perijinan dalam mengajukan pas

bandara karyawan ground handling (pasasi) ?

3. Kendala apa saja yang ditemui dalam proses pengajuan pas bandara?

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penelitian ini, hanya membatasi pada divisi

pas & perijinan dan karyawan pasasi sebagai kelompok organisasi antara

komunikator dengan komunikan. Dalam hal ini dimaksudkan kepada menelaah pola

komunikasi antara divisi pas & perijinan dengan pasasi dalam proses pengajuan pas

bandara.
1.4. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pola komunikasi pasasi dengan divisi pas & perijinan

2. Mengetahui proses penyampaian pesan (informasi) divisi pas & perijinan

kepada karyawan pasasi

3. Memberi pemahaman kepada karyawan pasasi tentang regulasi pengajuan

pas bandara

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat bagi Penulis

1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar sarjana

sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Tangerang.

2. Memperkaya pengertian dan pemahaman mahasiswa/i antara teori yang

didapat selama perkuliahan dan mampu mengaplikasikan dalam penelitian

3. Untuk menambah pengetahuan penulis sebagai bentuk aplikasi dari

keilmuan komunikasi yang diperoleh, khususnya tentang pola komunikasi

pada sebuah perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan perizinan

yaitu pas bandara yang dijalankan di PT. Lion Air.

1.5.2. Manfaat bagi Objek Penelitian

1. Dapat menjadi masukan dan bahan kajian kebijakan dan keputusan bagi

objek penelitian.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan PT. Lion Air berupa saran

untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merancang

stukturalisasi yang berkenaan dengan laju perizinan khusunya pas bandara

yang lebih baik kedepannya.

1.5.3. Manfaat Akademik

1. Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan

ilmu pengetahuan sehingga berguna sebagai referensi bagi pihak - pihak

yang membutuhkan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengkayaan teoritis di

bidang ilmu komunikasi khususnya yang berkaitan denganpola

komunikasi dalam sebuah perusahaan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan maupun rujukan

untuk penelitian sejenis atau penelitian lanjutan tentang pola komunikasi.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Tangerang dan mahasiswa program studi Ilmu

Komunikasi khususnya peminatan atas penelitian dalam kajian yang

serupa.

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan ini disusun berdasarkan bab demi bab yang
akan diuraikan sebagai berikut;

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab pertama ini mengungkapkan sesuatu yang

diperlukan sebagai penjelasan awal dalam penelitian. Dalam


bab ini diuraikan latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah,tujuan peneliian, manfaat

penelitian yang meliputi manfaat bagi penulis, manfaat

bagi objek penelitian dan manfaat akademik, serta

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang digunakan

sebagai landasan penelitian. Teori-teori tersebut adalah teori

yang mendukung dalam penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai penjelasan

tujuan, lokasidan rencana penelitian, metode pengumpulan data

yang digunakan,objek dan subjek penelitian, rancangan

penelitian, analisis data dan validitas penelitian.

BAB IV: PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan gambaran tempat/lokasi

penelitian, jenis subjek penelitian yang dapat berupa

perorangan, kelompok ataupun organisasi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan atas jawaban yang

diperoleh dari hasil analisis pembahasan yang

dipertanyakan dalam rumusan masalah, serta saran

terhadap objek penelitian.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Untuk melakukan penelitian tentang pola komunikasi antara divisi pas &

perijinan dengan karyawan dalam mengajukan pas bandara, maka peneliti melihat

pada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti.

Berikut penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini;

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Muzawwir Kholiq dengan judul Pola

Komunikasi Organisasi (Studi Kasus: Pola Komunikasi Antara Pimpinan dan

Karyawan di Radio Kota Perak Yogyakarta) yang melatar belakangi bahwa dalam

suatu kepemimpinan organisasi/masyarakat, terdapat dua unsur penting yang harus

diperhatikan yakni antara pemimpin dan yang dipimpin diantara dua belah pihak

tersebut harus ada two-way-communication atau komunikasi dua arah atau

komunikasi timbal balik, untuk itu harus dilakukan kerjasama dengan harapan

untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok guna mencapai

tujuan suatu organisasi.

Komunikasi dalam organisasi biasanya ditandai oleh struktur yang

menghubungkan antara jabatan-jabatan yang ada dalam organisasi tersebut yang

berkaitan dengan Radio Perak Yogyakarta yang bernuansa Islami yang mampu

mempertahankan dan membuktikan diri untuk tetap bertahan dari arus sirkuler

budaya barat dan modernisasi, dalam hal ini pola komunikasi organisasi tentunya

berpengaruh dalam penggunaannya sebagai pola komunikasi yang baik dalam

internal menentukan proses komunikasi berjalan efektif.


Dengan melihat begitu pentingnya sebuah proses komunikasi dalam sebuah

organisasi peneliti menggunakan metode kualitatif yang menggunakan

pengumpulan data dengan metode interview, dokumentasi, observasi, dan angket

(pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden) dan

langkah-langkah yang sistematis terhadap objek wawancara kepada pimpinan, staf,

dan karyawan yang didokumentasikan serta observasi sebagai data pendukung

penyelidikan tentang pola komunikasi yang terjadi.

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui berbagai bentuk dan

pola komunikasi yang tercermin dalam hubungan komunikasi antara Pimpinan

dengan Karyawan, lalu untuk mengetahui efek komunikasi dalam hubungan yang

sangat linear antar struktur pimpinan dan karyawan dalam pola komunikasi tertentu

yang bersifat formal maupun informal.

Dan peneliti menggunakan kerangka teoritik yaitu pengertian komunikasi

yang merujuk pada teori Lasswell, pola komunikasi dengan model linear yang

melihat pada hubungan timbal balik dari proses komunikasi pimpinan dan

karyawan, bentuk komunikasi, karakteristik komunikasi, proses komunikasi, dan

menggunakan teori-teori proses komunikasi,alur komunikasi, bentuk komunikasi,

karakteristik komunikasi, proses komunikasi linear, pola komunikasi.

Adapun hasil penelitian ini adalah paradigma komunikasi internal antara

pimpinan dan karyawan radio perak dipengaruhi oleh dua basis nilai yang menjadi

identitas radio tersebut yang dipengaruhi oleh unsur nilai agama dan budaya.

Komunikasi linear berfungsi sebagai sarana dalam proses transformasi nilai agama

dan budaya. Bentuk komunikasi antara pimpinan dan karyawan ialah komunikasi
personal: proses penyampaian informasi langsung dan komunikasi kelompok:

proses penyampaian informasi oleh pimpinan kepada karyawan secara tidak

langsung. Karakteristik komunikasi antara Pimpinan dan Karyawan mengarah pada

bentuk komunikasi nilai yang disampaikan melalui bahasa verbal (mengucapkan

“salam” ketika saling bertemu) dan non verbal yakni bersikap empati (mendatangi

langsung para karyawan yang tertimpa musibah). Komunikasi yang dilakukan

menggunaka komunikasi struktural dan kekeluargaan sedangkan dalam proses

komunikasi adanya komunikasi kultural yang dilakukan dengan menggunakan

media primer (bahasa) dan sekunder (via telepon atau sms) sebagai sarana

koordinasi. Kemudian adanya proses komunikasi linear antara pimpinan dan

karyawan berkembang dalam dua arus komunikasi yakni upward dan downward

communication sehingga proses komunikasi nilai memiliki feedback yang bersifat

saling mengisi seperti komunikasi nilai antara pimpinan dan karyawan yang

berbentuk tukar pikiran tentang pengetahuan agama melalui diskusi internal dll.

Adapun persamaan dari penelitian yang dilakukan adalah terletak pada konsep

dan permasalahan penelitian yaitu pola komunikasi dan metodologi penelitian.

Sedangkan perbedaannya terletak pada judul penelitian, subjek, objek, dan lokasi.

Permasalahan yang penulis ambil adalah Pola Komunikasi yang terjadi pada divisi

pas & perizinan pada pengajuan pas bandara karyawan (pasasi).

Penelitian yang kedua ini dilakukan oleh Loreno Galaxy Perdanadengan

judul Pola Komunikasi Dalam Hubungan Antara Karyawan Tenancy Mall Olympic

Garden Dengan Tenant (Studi Kualitatif Deskriptif mengenai Pola Komunikasi

antara Karyawan Tenancy Mall Olympic Garden dengan Karyawan (Tenant), latar
belakang dilakukannya penelitian ini ialah makhluk sosial sebagai individu yang

tidak lepas dari komunikasi dalam prosesnya terkadang akan memposisikan diri

pada kondisi-kondisi tertentu, dimana individu tersebut merasa menjadi asing

dilingkungannya baik dalam organisasi maupun dunia kerja, hal ini dapat

menimbulkan gangguan pada pihak lain, rasa takut mendapati masalah dalam

organisasi yangs sedang ditempati, takut akan munculnya kesalahan komunikasi

dan kerusakan komunikasi dua arah atau two-way-communication breakdowns

(Sowa,1996:649). Dan hal ini terjadi di Mall Olympic Garden, yang diketahui

adanya kesenjangan perlakuan komunikasi antara pendatang (tenant) dengan

karyawan internal (tenancy), kesenjangan yang meliputi ketidak jelasan batasan

wewenang atau otoritas yang dimiliki oleh tenant, kurangnya komunikasi internal

antara sesama pegawai intern yang akhirnya berdampak pada ketidak merataan

perlakuan tenancy terhadap tenant, dan lain-lain. Penelitian ini memberikan

gambaran pola komunikasi antara karyawan Tenancy dengan karyawan Tenant

Mall Olympic Garden Malang yang diantara kedua belah pihak telah terjadi

komunikasi vertikal dengan posisi Tenancy lebih tinggi dibanding Tenant yang

mengakibatkan adanya kesenjangan komunikasi. Sehingga hal ini akan berdampak

pada terhambatnya kinerja kelompok, karena adanya komunikasi yang tidak lancar.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah mangenai bagaimana pola

komunikasi yang terjadi di Building Management MOG antara karyawan (tenancy)

dengan tenant, sehingga dapat diketahui pula alasan mengapa terdapat kesenjangan

komunikasi antara pihak tenancy dengan tenant.


Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, karena dengan

metode penelitian ini peneliti memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk

mendapatkan setting alamiah dari materi yang diteliti, pemahaman mengenai

lingkungan yang lebih mendalam, mendapatkan keluwesan penelitian, serta bisa

menyelami dan mengetahui peristiwa atau kondisi yang tidak didug sebelumnya.

Teori-teori pendukung untuk penelitian ini adalah Tenancy, Tenant, Komunikasi

dalam hubungan Tenancy dan Tenant, Kesenjangan komunikasi Tenant dan

Tenancy.

Adapun kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu pola komunikasi yang ada

dilingkungan MOG terjadi secara vertikal, dengan menempati posisi tertinggi

adalag Tenancy, kemudian securtiy, dan terakhir Tenant. Tenancy memberikan

arahan untuk menertibkan tenant, karena tenancy memiliki penilain bahwa perilaku

yang ditunjukan tenant kurang baik dan cenderung negatif. Namun hal ini dianggap

sebaliknya oleh pihak tenant bahwa apa yang mereka kerjakan sudah sesuai arahan

dan aturan serta ketentuan yang diberlakukan oleh pihak tenancy MOG. Pola

komunikasi ini yang menimbulkan situasi dimana tenant merasa didiskriminasi

karena ketidakcocokan tenant atas sikap tenancy dan security. Pada akhirnya pola

komunikasi tersebut menyebabkan adanya kesenjangan komunikasi, karena

perbedaan subculture antara pihak tenany dengan tenant.

Persamaan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Dan peneliti

mengangkat pola komunikasi secara vertikal yaitu antara divisi pas & perizinan

dengan karyawan. Perbedaan pada penelitian ini ialah pada judul dan lokasi

penelitian dilapangan.
Penelitian ketiga yaitu dari Neno Wahyuningtyas dengan judul Pola

Komunikasi Organisasi Departemen Produksi Dalam Memproduksi Program

Televisi (Studi Kualitatif Deskriptif pada Manager Produksi dan Tim Produksi

Dhamma TV) berlatar belakang komunikasi alat yang dipakai oleh anggota

organisasi untuk melangsungkan interaksi dan bertukar pesan baik dengan atasan,

bawahan maupun rekan sejawat dan komunikasi dapat dikatakan merupakan suatu

kekuatan luar biasa dalam kehidupan organisasi, karena komunikasi

memungkinkan suatu struktur dapat berkembang dengan memberikan alat-alat

kepada individu-individu yang terpisah untuk mengkoordinir aktivitas mereka

sehingga tercapai tujun bersama.

Dengan rumusan masalah yaitu bagaimana para anggota organisasi

berinteraksi dalam mencapai tujuan organisasi yang ada pada organisasi

pertelevisian yakni organiasasi Dhamma TV (PT. Dhamma Joti). Pola komunikasi

organisasi yang diteliti, peneliti dapat menggambarkan proses komunikasi yang

terjadi dalam organisasi dan peneliti dpaat menemukan masalah yang menyelimuti

para anggota organisasi yang berpengaruh terhadap pencapaian cita-cita organisasi

Dhamma TV yang bertujuan dengan harapan untuk dapat menjadi cerminan dan

perbaikan bagi organisasi Dhamma TV khususnya Departemen Produksi.

Komunikasi antara Manager Produksi kepada Produser dan pola komunikasi

organisasi para Produser kepada Manager Produksi menggambarkan proses

komunikasi vertikal baik dalam komunikasi ke bawah (downward communication)

maupun komunikasi ke atas (upward communication). Teori-teori yang digunakan


ialah pola komunikasi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok,

komunikasi bermedia dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Adapun hasil dari penelitian ini adalah terjadinya komunikasi vertikal dalam

Departemen Produksi Dhamma TV yang dilakukan antara Manager Produksi

kepada Produser (komunikasi ke atas dan ke bawah) yang dapat terlihat dari

proses penyampaian dan penerimaan pesan (proses komunikasi) yang mendasari

terbentuknya suatu pola komunikasi. Kemudian adanya komunikasi horizontal

antara tim produksi (produser, cameraman, editor) yang terbagi menjadi dua

komunikasi horizontal dalam peran yang berbeda (antara produser, cameraman dan

editor) dan peran yang sama (antara produser dengan produser, cameraman antar

cameraman, editor antar editor), lalu pola komunikaasi organisasi dalam

memproduksi program TV yang berfokus berdasarkan dari proses komunikasi

dalam Departemen Produksi yang menggolongkan pola komunikasi menjadi empat,

yakni pola komunikasi organisasi Manager Produksi kepada para Produser

(downward communication dan upward communication), pola komunikasi para

produser kepada Manager Produksi, pola komunikasi tim produksi dalam peran

yang berbeda serta pola komunikasi tim produksi dalam peran yang sama. Peneliti

menemukan adanya kemiripan dengan pola semua saluran atau kemiripan dengan

pola bintang. Pola ini memberikan kesempatan kepada semua karyawan untuk

saling melakukan komunikasi. Dalam arti semua dapat melakukan komunikasi

tanpa ada batasan struktur dan kesenjangan. Setiap anggota memiliki peran yang

sama pentingnya dalam mewujudkan cita-cita organisasi.


Dari penelitian diatas adanya persamaan yaitu metode penelitian kualiatitaif

deskriptif, permasalahan penelitian yang terkait dengan pola komunikasi,

sedangkan perbedaannya terletak pada objek, subjek dan lokasi penelitian.

Permasalahan yang peneliti teliti adalah Pola Komunikasi Pas & Perijinan dalam

Pengajuan Pas Bandara Karyawan (Pasasi) di PT. Lion Air.

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu

Muzawwir Kholiq Pola Loreno Galaxy P. Neno Wahyuningtyas


Komunikasi Organisasi Pola Komunikasi Dalam Pola Komunikasi
(Studi Kasus: Pola Hubungan Antara Organisasi Departemen
Komunikasi Antara Karyawan Tenancy Mall Produksi Dalam
Pimpinan dan Karyawan Olympic Garden Dengan Memproduksi Program
Nama & Judul di Radio Kota Perak Tenant (Studi Kualitatif Televisi (Studi Kualitatif
Penelitian Yogyakarta) Deskriptif mengenai Pola Deskriptif pada Manager
Komunikasi antara Produksi dan Tim
Karyawan Tenancy Mall Produksi Dhamma TV)
Olympic Garden dengan
Karyawan (Tenant).

(1) (2) (3) (4)


Dalam suatu Makhluk sosial sebagai
kepemimpinan individu yang tidak lepas
organisasi/masyarakat, dari komunikasi dalam
terdapat dua unsur prosesnya terkadang akan Komunikasi alat yang
penting yang harus memposisikan diri pada dipakai oleh anggota
diperhatikan yakni antara kondisi-kondisi organisasi untuk
pemimpin dan yang tertentu,dimana individu melangsungkan interaksi
dipimpin diantara dua tersebut merasa menjadi dan bertukar pesan baik
belah pihak tersebut asing dilingkungannya dengan atasan, bawahan
harus ada baik dalam organisasi maupun rekan sejawat
two-way-communication maupun dunia kerja, hal dan komunikasi dapat
atau komunikasi dua arah ini dapat menimbulkan dikatakan merupakan
atau komunikasi timbal gangguan pada pihak lain, suatu kekuatan luar biasa
balik, untuk itu harus rasa takut mendapati dalam kehidupan
Latar
dilakukan kerjasama masalah dalam organisasi organisasi, karena
Belakang
dengan harapan untuk yangs sedang ditempati, komunikasi
Penelitian
mencapai cita-cita, baik takut akan munculnya memungkinkan suatu
cita-cita pribadi, maupun kesalahan komunikasi dan struktur dapat
kelompok guna kerusakan komunikasi berkembang dengan
mencapai tujuan suatu dua arah atau memberikan alat-alat
organisasi. Komunikasi two-way-communication kepada individu-individu
dalam organisasi breakdowns yang terpisah untuk
biasanya ditandai oleh (Sowa,1996:649).Peneliti mengkoordinir aktivitas
struktur yang an ini memberikan mereka sehingga tercapai
menghubungkan antara gambaran pola tujuan bersama.
jabatan-jabatan yang ada komunikasi antara
dalam organisasi tersebut karyawan Tenancy
yang berkaitan dengan dengan karyawan Tenant
Radio Perak Yogyakarta Mall Olympic Garden
yang bernuansa Islami Malang yang diantara
yang mampu kedua belah pihak telah
mempertahankan dan terjadi komunikasi
membuktikan diri untuk vertikal dengan posisi
tetap bertahan dari arus Tenancy lebih tinggi
sirkuler budaya barat dan dibanding Tenant yang
modernisasi, dalam hal mengakibatkan adanya
ini pola komunikasi kesenjangan komunikasi.
organisasi tentunya Sehingga hal ini akan
berpengaruh dalam berdampak pada
penggunaannya sebagai terhambatnya kinerja
pola komunikasi yang kelompok, karena adanya
baik dalam internal komunikasi yang tidak
menentukan proses lancar.
komunikasi berjalan
efektif.
Untuk mengetahui Untuk mengetahui adanya Untuk mengetahui para
berbagai bentuk dan pola kesenjangan perlakuan anggota organisasi
komunikasi yang komunikasi antara berinteraksi dalam
tercermin dalam pendatang (tenant) mencapai tujuan
hubungan komunikasi dengan karyawan internal organisasi yang ada pada
antara Pimpinan dengan (tenancy), kesenjangan organisasi pertelevisian
Karyawan, lalu untuk yang meliputi ketidak yakni organiasasi
mengetahui efek jelasan batasan wewenang Dhamma TV (PT.
komunikasi dalam atau otoritas yang dimiliki Dhamma Joti), untuk
Tujuan hubungan yang sangat oleh tenant, kurangnya dapat menjadi cerminan
Penelitian liniear antar struktur komunikasi internal dan perbaikan bagi
pimpinan dan karyawan antara sesama pegawai organisasi Dhamma TV
dalam pola komunikasi intern yang akhirnya khususnya Departemen
tertentu yang bersifat berdampak pada ketidak Produksi.
formal maupun informal. merataan perlakuan
tenancy terhadap tenant,
dan lain-lain.
Metode kualitatif yang Metode kualitatif
menggunakan deskriptif, karena dengan
pengumpulan data metode penelitian ini
dengan metode peneliti memiliki
interview, dokumentasi, kemungkinan yang lebih
observasi, dan angket besar untuk mendapatkan
(pertanyaan tertulis setting alamiah dari
untuk memperoleh materi yang diteliti,
informasi dari pemahaman mengenai
Metode responden) dan lingkungan yang lebih
Penelitian langkah-langkah yang mendalam , mendapatkan Metode penelitian
sistematis terhadap objek keluwesan penelitian, kualitatif deskriptif
wawancara kepada serta bisa menyelami dan
pimpinan, staf, dan mengetahui peristiwa atau
karyawan yang kondisi yang tidak diduga
didokumentasikan serta sebelumnya.
observasi sebagai data
pendukung penyelidikan
tentang pola komunikasi
yang terjadi.
Teori Pengertian komunikasi Tenancy, Tenant, Pola komunikasi,
Penelitian yang merujuk pada teori Komunikasi dalam komunikasi antarpribadi,
Lasswell, pola hubungan Tenancy dan komunikasi kelompok,
komunikasi dengan Tenant, Kesenjangan komunikasi bermedia.
model linear yang komunikasi Tenant dan
melihat pada hubungan Tenancy.
timbal balik , bentuk
komunikasi, karakteristik
komunikasi, proses
komunikasi, dan
menggunakan teori -
teori proses
komunikasi,alur
komunikasi, bentuk
komunikasi, karakteristik
komunikasi, proses
komunikasi linear, dan
pola komunikasi.
Paradigma komunikasi Terjadinya komunikasi
internal antara pimpinan vertikal dalam
Pola komunikasi yang ada
dan karyawan radio Departemen Produksi
dilingkungan MOG
perak dipengaruhi oleh Dhamma TV yang
terjadi secara vertikal,
dua basis nilai yang dilakukan antara
dengan menempati posisi
menjadi identitas radio Manager Produksi
tertinggi adalag Tenancy,
tersebut yang kepada Produser
kemudian securtiy, dan
dipengaruhi oleh unsur (komunikasi ke atas
terakhir Tenant. Tenancy
nilai agama dan ke bawah) yang
memberikan arahan untuk
dan budaya. Komunikasi dapat terlihat dari
menertibkan tenant,
linear berfungsi sebagai proses penyampaian dan
karena
sarana dalam proses penerimaan pesan
tenancy memiliki penilain
transformasi nilai agama (proses komunikasi)
bahwa perilaku yang
dan budaya. Bentuk yang mendasari
ditunjukan tenant kurang
komunikasi antara terbentuknya suatu pola
baik dan cenderung
pimpinan dan karyawan komunikasi. Kemudian
negatif. Namun hal ini
ialahKomunikasi adanya komunikasi
dianggap sebaliknya oleh
personal: proses horizontal antara tim
pihak tenant bahwa apa
penyampaian informasi produksi (produser,
yang mereka kerjakan
langsung dan cameraman, editor) yang
sudah sesuai arahan dan
Komunikasi kelompok: terbagi menjadi dua
aturan serta ketentuan
proses penyampaian komunikasi horizontal
yang diberlakukan oleh
Hasil informasi oleh pimpinan dalam peran yang
pihak tenancy MOG. Pola
Penelitian kepada karyawan secara berbeda (antara
komunikasi ini yang
tidak langsung. produser, cameraman
menimbulkan situasi
Karakteristik komunikasi dan editor) dan peran
dimana tenant merasa
antara Pimpinan dan yang sama (antara
didiskriminasi karena
Karyawan mengarah produser dengan
ketidakcocokan tenant
pada bentuk komunikasi produser, cameraman
atas sikap tenancy dan
nilai yang disampaikan antar cameraman, editor
security. Pada akhirnya
melalui bahasa verbal antar editor), lalu pola
pola komunikasi tersebut
(mengucapkan “salam” komunikaasi organisasi
menyebabkan adanya
ketika saling bertemu) dalam memproduksi
kesenjangan komunikasi,
dan non verbal yakni program TV yang
karena perbedaan
bersikap empati berfokus berdasarkan
subculture antara pihak
(mendatangi langsung dari proses komunikasi
tenany dengan tenant.
para karyawan yang dalam Departemen
tertimpa musibah). Produksi yang
Komunikasi yang menggolongkan pola
dilakukan menggunaka komunikasi menjadi
komunikasi struktural empat, yakni pola
dan kekeluargaan komunikasi organisasi
sedangkan dalam proses Manager Produksi
komunikasi adanya kepada para Produser
komunikasi kultural yang (downward
dilakukan dengan communication dan
menggunakan media upward communication),
primer (bahasa) dan pola komunikasi para
sekunder (via telepon produser kepada
atau sms) sebagai sarana Manager Produksi, pola
koordinasi. Kemudian komunikasi tim produksi
adanya proses dalam peran yang
komunikasi linear antara berbeda serta pola
pimpinan dan karyawan komunikasi tim produksi
berkembang dalam dua dalam peran yang sama.
arus komunikasi yakni Peneliti menemukan
upward dan downward adanya kemiripan
communication sehingga dengan pola semua
proses komunikasi nilai saluran atau kemiripan
memiliki feedback yang dengan pola bintang.
bersifat saling mengisi Pola ini memberikan
seperti komunikasi nilai kesempatan kepada
antara pimpinan dan semua karyawan untuk
karyawan yang saling melakukan
berbentuk tukar pikiran komunikasi. Dalam arti
tentang pengetahuan semua dapat melakukan
agama melalui diskusi komunikasi tanpa ada
internal dll. batasan struktur dan
kesenjangan. Setiap
anggota memiliki peran
yang sama pentingnya
dalam mewujudkan
cita-cita organisasi.

2.2. Landasan Teori


Berdasarkanlatar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka pola

komunikasi yang terjadi dalam Pas & Perijinan dalam mengajukan pas bandara

Pasasimemiliki tujuan agar dapat sesuai dengan harapan. Mengenai suatu

hubungan yang saling keterkaitan hingga membentuk pola pada suatu komunikasi

yang dilakukan oleh manusia, juga telah tertuang dalam firman Allah SWT dalam

surat Al-Hujurat ayat 13 sebagai berikut:

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teori, yaitu teori

komunikasi, organisasi, komunikasi organisasi, fungsi komunikasi organisasi, pola

komunikasi organisasi, hambatan dalam proses komunikasi organisasi,

kepemimpinan, komunikasi kepemimpinan perusahaan. Berikut penjabaran terkait

teori-teori yang dimaksud.

Pemilihan teori ini didasarkan pada pertimbangan peneliti untuk lebih

memahami pola komunikasi yang dilakukan oleh unit kerja Pas & Perijinan dalam

pengajuan pas bandara pasasi dan mengetahui penyebaran informasi terkait pas

bandara kepada karyawan pasasi. Beberapa teori ini akan membantu peneliti

untuk lebih memahami dan mengetahui pola komunikasi serta penyebaran


informasi di perusahaan PT. Lion Air khususnya Divisi General Affair pada unit

kerja Pas & Perijinan yang difokuskan pada pengajuan pas bandara pasasi, serta

masalah-masalah yang dihadapi oleh unit kerja tersebut. Pembahasan mengenai

pola komunikasi serta arus informasi yang dilakukan Pas & Perijinan bersama

peneliti akan mengetahui pola dan proses terjadinya komunikasi antara pas &

perijinan dengan pasasi.

2.2.1 Komunikasi

Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan

sosial yang bersifat multidisipliner, definisi-definisi yang diberikan para ahli pun

semakin banyak dan beragam. Masing-masing memiliki penekanan arti cakupan

dan konteksnya satu sama lain. Frank Dance dalam Mulyana (2008:50),

mendefinisikan tentang komunikasi yang diberikan berbagai ahli yakni,

Komunikasi adalah mekanisme yang menimbulkan pengetahuan dan


berkembangnya hubungan manusia, semua lambang pikiran bersama, sarana
untuk menyiarkannya dalam ruang dan merekam dalam waktu. Mekanisme
ini mencakup ekspresi wajah, gerak-gerik, suara, kata-kata tulisan,
percetakan, kereta api, telegram, telepon, dan sebagainya yang merupakan
penemuan untuk menguasai ruang dan waktu (Charles Cooley) dalam
Suryanto (2015:50).

Ruesch dalam Suryanto (2015:51), “komunikasi adalah proses yang

menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan”. Sedangkan

Miller dalam Suryanto (2015:51),“komunikasimerupakan center of interest yang

ada dalam situasi perilaku manusia yang memungkinkan suatu sumber secara sadar

mengalihkan pesan kepada penerima dengan tujuan memengaruhi perilaku

tertentu”. Sementara Zarekaky dalam Suryanto (2015:52), “komunikasi adalah

interaksi untu menopang koneksi antar manusia sehingga dapat menolong


memahami satu sama lain bagi pengakuan terhadap kepentingan bersama”.

Kemudian Delton E., Mc Farland dalam Suryanto (2015:52), “komunikasi adalah

proses interaksi yang mempunyai arti antara sesama manusia.”

Dari definisi di atas dapat dikatakan dalam Suryanto (2015:53) “komunikai

meliputi proses encoding pesan yang akan dikirimkan, dan proses decoding

terhadap pesan yang diterima, serta melakukan sintesis terhadap informasi dan

makna”.

Dan Suryanto (2015:53) mengungkapkan komunikasi dapat terjadi pada

semua level pengalaman manusia dan merupakan cara terbaik untuk memahami

perilaku manusia dalam perubahan perilaku antar individu, komunitas, organisasi,

dan pendapat umumnya. Level-level dapat digambarkan pada tataran;

1. Micro to micro, yaitu level komunikasi intrapersonal (cara individu

memproses informasi);

2. Interpersonal (cara dua individu berinteraksi memengaruhi satu sama lain);

3. Kelompok (cara dinamika komunikasi terjadi diantara banyak individu);

4. Organisasi formal dan informal (cara komunikasi terjadi dan berfungsi dalam

konteks organisasi, komunitas, dan agenda penting dari isu tertentu).

Dari beberapa definisi komunikasi di atas yang dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dengan

suatu mekanisme yang saling menghubungkan antar bagian dengan saling

berinteraksi yang memungkinkan suatu sumber mengalihkan pesan kepada

penerima untuk memengaruhi perilaku tertentu dengan tujuan terhadap


kepentingan bersama. Dan ditambah dengan beberapa level dalam komunikasi

untuk memahami perilaku individu suatu organisasi atau komunitas.

2.2.2 Organisasi

Uchjana (2009:114) mengungkapkan istilah organisasi dalam bahasa

Indonesia atau organization dalam bahasa Inggris bersumber pada perkataan Latin

organization yang berasal dari kata kerja bahasa Latin pula, organizare, yang

berarti to form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts

(membentuk sebagai atau menjadikeseluruhan dari bagiam-bagian yang saling

bergantung atau terkoordinasi.

Menurut Suryanto (2015:320), “Organisasi merupakan suatu kesatuan atau

perkumpulan yang terdiri atas orang/bagian yang di dalamnya terdapat aktivitas

kerja sama berdasarkan pola dan aturan untuk mencapai tujuan bersama”.

Sedangkan Evert M. Rogers & Rekha Agarwala RogersdalamUchjana (2009:114),

menyebutkan “a stable system of individuals who work together to achieve, trough

a hierarchy of ranks and division of labour, common goals” (suatu sistem yang

mapan dari mereka yang bekerja sama untukmencapai tujuan bersama, melalui

suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas).

Sondang P. Siagian dalam Kartono (2011:7) menyatakan organisasi adalah


setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama
untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam satu ikatan
hierarki di mana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok
orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang
disebut bawahan.

Weber dalam Littlejohn &Foss (2008:362) mendefinisikan,“sebuah organisasi

sebagai sebuah sistem kegiatan interpersonal yang memiliki maksud tertentu yang
dirancang untuk menyelaraskan tugas-tugas individu. Hal ini tidak dapat dilakukan

tanpa adanya otoritas, spesialisasi, dan regulasi.”

Weber dalam Littlejohn &Foss (2008:363) menjelaskan “Otoritas

(Authority) hadir bersamaan dengan kekuasaan, tetapi dalam organisasi, otoritas

harus “sah” atau disahkan secara formal oleh organisasi. Keefektifan organisasi

bergantung pada tingkatan yang memberikan manajemen kekuasaan resmi

(legitimate power) oleh organisasi. Spesialisasi (specialization) pengembangan

gelar dan deskripsi tugas adalah contoh yang sempurna untuk spesialisasi.

Birokrasi adalah tuntutan aturan (rules) yang membuat koordinasi organisasi

menjadi mungkin adalah implementasi regulasi yang mengatur perilaku setiap

orang. Menurut Weber bahwa aturan-aturan tersebut dirancang untuk mencapai

tujuan organisasi.Organisasi didirikan sebagai sebuah sistem rasional oleh

kekuatan aturan menjadikannya semacam otoritas rasional resmi. Cara terbaik

untuk mengorganisir otoritas legal yang rasional, menurut Weber adalah dengan

hierarki. Dengan kata lain, atasan memiliki atasan, yang juga memiliki atasan lagi.

Hierarki dijelaskan dalam regulasi di dalam organisasi tersebut. Setiap lapisan

menejemen memiliki otoritas resminya, dan hanya kepala organisasi yang memiliki

otoritas penuh dan menyeluruh. Dan sebuah primsip otoritas birokrasi yang

berhubungan, menurut Weber, bahwa pegawai perusahaan bukanlah pemilik

perusahaan karena hal ini akan mengganggu arus otoritas yang sah”.

Dalam hal ini Weber dalam Pace & Faules (2001:45-47) mengungkapkan

adanya karakteristik birokrasi dalam suatu organisasi yakni;


1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara

jabatan-jabatan.

2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi ke dalam tugas-tugas; tugas-tugas

organisasi disalurkan diantara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi.

3. Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan, dengan

kata lain adanya kewenangan untuk menjalankan tugas sesuai jabatannya yang

sah (kewajiban legal).

4. Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis.

5. Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan

secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan dalam

organisasi.

6. Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal, yakni

peraturan-peraturan oranisasi berlaku bagi setiap anggota organisasi.

7. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan

bagian dari organisasi.

8. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan

organisasi.

9. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis,

alih-alih konekasi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.

10. Kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja, serta

bekerja sesuai dengan kemampuan atau keahlian yang dimiliki.

Dalam Littlejohn & Foss menyebutkan, “model birokrasi Weber merupakan

model yang mengikuti sebuah pandangan mekanistis atas bawah tentang


bagaimana kelompok-kelompok yang besar harus mengoordinasikan kegiatan yang

dilakukan demi mencapai tujuan”.

Maka dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu wadah atau

tempat bagi sekumpulan/sekelompok orang dalam sebuah hierarki yang mekanis

pada sebuah sistem dengan adanya otoritas, aturan yang disesuaikan dengan

jobdesk (spesialisasi kerja) demi tercapainya tujuan bersama.

2.2.3 Komunikasi Organisasi

Menurut Suryanto (2015:320), “komunikasi organisasi pada umumnya

membahas struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan

proses pengorganisasian serta budaya organisasi.”

Senjadja, S. Djuarsa dalam Suryanto (2015:320) menyebutkan,

“komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan

yang sifatnya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal

dan horizontal.”

Komunikasi organisasi menunjukan korelasi dengan pelaksanaan

organisasi secara keseluruhan. Penelitian Fred T.Allen dalam Suryanto (2015:320)

mengungkap,“bahwa karyawan yang memiliki informasi yang lebih baik akan

menjadi karyawan yang baik pula.”

Uchjana (2009:115) menyebutkan, “korelasi antara komunikasi dengan

organiasasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia

yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu.”

Mengenai hubungan organisasi dengan komunikasi William V.

HanneydalamUchjana (2009:116) menyatakan “organization consists ofanumber


of people; it involves interdependence; interdependence alls forcoordination; and

coordination requires communication.” (Organisasi terdiri dari sejumlah orang; ia

melibatkan keadaan bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi;

koordinasi mensyaratkankomunikasi) maka menurut William V. Hanney

komunikasi adalah suatusine qua non”.

Menurut Mulyana (2008:83), komunikasi organisasi terjadi dalam


suatuorganisasi, bersifat formal dan informal dan berlangsung dalam
jaringanyang lebih besar. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut
strukturorganisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas,
dankomunikasi horisontal, sedangkan komunikasi informal tidak
bergantungpada struktur organisasi seperti komunikasi antar sejawat, juga
termasukselentingan dan gosip.

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi

merupakan proses penyampaian pesan dan sebagai arus pesan yang meliputi

orang-orang dalam aktivitas yang saling bergantung dan saling berkoordinasi

dalam jaringan yang saling terhubung meliputi komunikasi vertikal (komunikasi ke

atas dan komunikasi ke bawah) dan komunikasi horisontal (komunikasi ke

samping) yang bersifat formal dan infromal untuk mencapai tujuan dari organisasi

tersebut.

2.2.4 Fungsi Komunikasi Organisasi

Sebelum membahas terkait fungsi komunikasi, ada baiknya mengetahui dari

tujuan komunikasi organisasi itu sendiri, karena dari tujuan akan dapat diketahui

fungsi dari komunikasi organisasi. Berikut penjelasan terkait tujuan komunikasi

organisasi.

Secara umum, menurut Wilbur Schramm dalam Suryanto (2015:214)

“tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua persepktif kepentingan, yaitu


kepentingan sumber/ pengirim/ komunikator dan kepentingan penerima/

komunikan”. Dengan demikian tujuan komunikasi yang ingin dicapai dapat

digambarkan sebagai berikut;

2.2.4.1 Tabel Fungsi Komunikasi Organisasi

Tujuan Komunikasi dari sudut Tujuan Komunikasi dari sudut


kepentingan Sumber kepentingan Penerima

Memberikan informasi Memahami infromasi

Mendidik Mempelajari

Menyenangkan/ menghibur Menikmati

Menganjurkan suatu tindakan/ persuasi Menerima atua menolak anjuran

Menurut Pareek dalam Suminar,dkk. (2015:23-24), tujuan komunikasi antara lain:

1. Memberikan informasi, yakni pengiriman informasi dari sumber kepada orang

lain atau sekelompok orang yang dapat berupa kebijakan organisasi, peraturan

perkembangan organisasi.

2. Umpan balik (feedback), berguna untuk mengetahui prestasi kerja karyawan

dan memperoleh langkah-langkah perbaikan yang diperlukan sekaligus

memberikan motivasi kepada pihak organisasi untuk mengembangkan

rencana-rencana yang menantang dan realistik.

3. Pengendalian, yaitu mengontrol setiap pelaksanaan program agar sesuai

dengan rencana yang teah ditentukan dan untuk memenuhi sasaran yang tepat

dalam pelaksanaan serta menghindari adanya kesenjangan informasi.


4. Pengaruh, bahwa komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi orang lain.

Seorang manajer berkomunikasi dengan para karyawannya untuk menciptakan

suasana yang baik, sikap yang benar, dan hubungan yang menyenangkan.

5. Pemecahan masalah (problem solving) yaitu komunikasi antara pihak

pimpinan dan karyawan bertujuan untuk menemukan penyelesaian masalah

yang dihadapi.

6. Pengambilan keputusan memerlukan berbagai macam komunikasi, misalnya

pertukaran informasi, pendapat dan pemikiran alternatif pemecahan masalah.

7. Mempermudah perubahan, yaitu komunikasi antar karyawan dapat

membantu kesulitan perubahan terhadap tindakan perbaikan dalam organisasi.

8. Pembentukan kelompok, komunikasi merupakan sarana pelicin agar kelompok

dapat berfungsi dengan baik.

9. Menjaga pintu, yaitu sebagai penyaring informasi, baik yang datang dari dalam

organisasi atau pun dari luar organisasi, sehingga informasi yang berkembang

senantiasa relevan dengan kepentingan dan kebutuhan informasi.

Sejalan dengan tujuan komunikasi dalam organisasi, maka dalam organisasi,

komunikasi berperan terhadap munculnya partisipasi anggota, karena partisipasi

timbul melalui adanya komunikasi. Dengan begitu sudah jelas adanya aktivitas

komunikasi dalam organisasi yang berorientasi komersial maupun sosial, yang

melibatkan fungsi komunikasi dalam organiasasi.

Terkait dengan penjelasan di atas mengenai fungsi komunikasi organiasasi,

Harold D. Lasswell dalam Suryanto (2015:214) mengatakan bahwa komunikasi

mempunyai tiga fungsi sosial yaitu:


1. Pengawasan lingkungan

2. Korelasi antar bagian dalam masyarakat untuk pencapaian konsensus

mengenali lingkungan

3. Sosialisasi (transmisi nilai-nilai/ warisan sosial dari satu generasi ke generasi

selanjutnya

Dari penjelasan tujuan komunikasi adanya keterkaitan dengan fungsi

komunikasi itu sendiri, menurut Suryanto (2015:215) yakni, “Fungsi pengawasan;

menunjuk pada upaya pengumpulan, pengolahan, produksi, dan penyebarluasan

informasi mengenai peristiwa yang terjadi di dalam ataupun di luar lingkungan

masyarakat”. Upaya ini selanjutnya diarahkan pada tujuan untuk mengendalikan

hal-hal yang terjadi di lingkungan masyarakat. Misalnya, mencegah keresahan.

Kemudian menurut Suryanto (2015:215) “Fungsi korelasi; menunjuk pada upaya

memberikan interpretasi atau penafsiran informasi mengenai peristiwa yang

terjadi”. Diharapkan bagian masyarakat mempunyai pemahaman, tindakan atau

reaksi yang sama atas peristiwa yang terjadi. Dengan kata lain, melalui fungsi

korelasi ini komunikasi diarahkan pada upaya pecapaian konsensus.

Aktivitas komunikasi akan melibatkan empat fungsi komunikasi dalam

organisasi yang dikemukakan oleh Suminar,dkk. (2015:25) yaitu, “Fungsi

Informatif, organisasi dipandang sebagai suatu sistem pengelolaan informasi

(informational processing system) yang berupaya memperoleh informasi

sebanyak-banyaknya dengan kualitas sebaik-baiknya dan tepat waktu. Informasi

diharapkan akan memperlancar pelaksanaan tugas masing-masing”. Melalui

informasi ini, setiap orang di dalam organisasi menjadi mengerti akan tata cara
kerja serta kebijaksanaan yang diterapkan pimpinan, dan melalui informasi dari

bawah pimpinan menjadi mengerti keinginan serta kebutuhan bawahannya. Dan

pernyataan Suminar,dkk. (2015:25) yaitu, “Fungsi Regulatif, fungsi ini

berhubungan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi”.

Atasan atau orang-orang yang berada pada pucuk pimpinanadalah mereka yang

memiliki kewenangan untuk mengendalikan informasi, memberi instruksi di dalam

organisasi untuk memudahkan pelaksanaan instruksi kepada lapisan bawah, yang

bergantung pada keabsahan pimpinan, kredibilitas pesan, kredibilitas pimpinan,

sanksi terhadap ketidaktaatan dalam menjalankan tugas. Kemudian pesan regulatif

yang berorientasi pada kerja, yang artinya bawahan membutuhkan kepastian tata

cara dan batasan mengenai pekerjaannya (job instruction). Lalu Suminar,dkk.

(2015:25) mengungkapkan yaitu, “Fungsi Persuasif, fungsi ini lebih banyak

dimanfaatkan oleh pihak pimpinan dalam sebuah organisasi dengan tujuan untuk

memperoleh dukungan dari karyawan tanpa paksaan, apalagi kekerasan”. Melalui

teknik persuasif, karyawan mengikuti pola kerja yang sudah ditentukan dan

karyawan bekerja secara sukarela tanpa komando tetapi merupakan inisiatif dengan

kesadaran penuh.Fungsi Integratif, dengan komunikasi, anggota organisasi dapat

memhami setiap kebijaksanaan pimpinan, diharapkan mereka mereka akan

menjalankan tugas dengan baik dalam mewujudkan tujuan bersama dan yang

utama adalah munculnya rasa memiliki (sense of belonging) terhadap

organisasinya.

Pada penjelasan di atas yaitu tujuan dan fungsi komunikasi dalam organisasi

dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya komunikasi dalam organisasi, seperti


yang diungkapkan oleh Chester I. Bernard dalam Suminar,dkk.(2015:25) yakni,

“bahwa fungsi eksekutif yang pertama dari komunikasi adalah mengembangkan

dan memelihara sistem komunikasi.”

2.2.5 Pola Komunikasi Organisasi

Mengutip dari penelitian Muzawwir Kholiq

http://digilib.uin-suka.ac.id/5594/dalam KBBI (1989:115) “pengertian pola dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah system”.

Pool dalam Pace & Faules (2001:31) mendefinisikan “sistem adalah setiap

entitas berkelanjutan yang mampu berada dalam dua keadaan atau lebih dalam

suatu sistem komunikasi, keadaan itu adalah hubungan antara orang-orang.”

Dalam suatu sistem komunikasi organisasi keadaan tersebut adalah

hubungan antara orang-orang dalam jabatan-jabatan (posisi-posisi), unit mendasar

komunikasi organisasi adalah seseorang dalam suatu jabatan.

Scott dalam Pace & Faules (2001:63) mengungkapkan, satu-satunya cara


yang bermakna untuk mempelajari organisasi adalah sebagai suatu sistem,
bahawa bagian-bagian penting organisasi sebagai sistem adalah individu dan
kepribadian setiap orang dalam organisasi, struktur formal, pola interaksi
informal, pola status dan peranan yang menimbulkan
pengharapan-pengharapan dan lingkungan fisik pekerjaan.

Dari penjabaran terkait dengan sistem yang dikaitkan dengan komunikasi

organisasi merupakan sebuah sistem informasi yang membentuk pola komunikasi

dalam organisasi yang terstruktur secara formal dan informal dengan arus

komunikasi yang terproses saling berhubungan antar tiap bagian dalam sebuah

posisi jabatan. Dalam membina organisasional diantara para anggota organisasi

atau karyawan, komunikasi berperan untuk meniadakan konflik antara kedua jenis
kepentingan pribadi dan kepentingan bersama, yang meliputi dimensi dan proses

komunikasi dalam kehidupan organisasi.

Dimensi Komunikasi dan Arah Aliran Informasi dalam Organisasi

Pembahasan mengenai komunikasi dalam organisasi, khususnya dimensi

dan arah arus atau aliran informasi, sangatlah penting dalam penelitian ini. Untuk

itu disajikan terkait pembahasan tersebut, adapun pembahasannya sebagai berikut.

1. Komunikasi Internal

Brennan dalam Uchjana (2009:122) mendefinisikan komunikasi internal

sebagai “interchange of ideas the administrators and it’s particular structure

(organization) and interchange of ideas horizontally and vertically within the

firm which gets work done (operation and management).” (Pertukaran gagasan

diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan

yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap

dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara

horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan

pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen)). Suminar,dkk.(2015:217)

mengungkapkan, komunikasi vertikal adalah arus komunikasi yang terjadi dari

atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward

communication). Contohnya adalah informasi dari atasan kepada bawahan dan

bawahan kepada atasan secara timbal balik (two-way traffic communication).

Uchjana (2009:122) mengungkapkan, organisasi sebagai kerangka


(framework) menunjukan adanya pembagian tugas antara orang-orang di
dalam organisasi itu dan dapat diklasifikasikan sebagai tenaga pemimpin dan
tenaga yang dipimpin dengan membuat kelompok-kelompok menurut jenis
pekerjaannya dan mengangkat seorang sebagai penanggung jawab atas
kelompoknya.
Menurut Suminar,dkk. (2015:215) alur komunikasi yang terjadi di dalam

organisasi, maka komunikasi internal terbagi dalam tiga jenis alur yaitu komunikasi

vertikal, horizontal dan diagonal. Wayne Pace dalam Suminar,dkk.(2015:215)

menjelaskan jenis alur dengan pembagian seperti berikut ini;

a) Downward communication

Komunikasi berlangsung di antara orang-orang yang berada pada tatanan

manajemen (dapat dikatakan sebagai atasan) yang menyampaikan pesan kepada

bawahan. Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada

bawahan, yaitu;

1) Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan;

2) Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan;

3) Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi;

4) Informasi mengenai kinerja pegawai;

5) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission).

b) Upward communication

Ungkapan Suminar,dkk. (2015:219) dalam pembahasan mengenai arus

informasi dari bawah ke atas mengenai upward communication bahwa supervisor

dan manajer mengharapkan informasi dari bawahan mengenai:

1) Apa yang dikerjakan, hasil pekerjaan, perkembangan dan rencana ke depan dari

bawahan.

2) Penjelasan masalah kerja yang tidak terpecahkan di mana bawahan merasa

memerlukan bantuan atau bimbingan.

3) Menyampaikan saran atau ide untuk perbaikan.


4) Menyampaikan bagaimana bawahan berpikir dan merasakan tentang

pekerjaannya, rekan bekerja, dan organisasinya.

Uchjana (2009:123) mengatakan, komunikasi dua arah secara timbal balik


tersebut dalam organisasi penting sekali karena jika hanya satu arah saja dari
pimpinan kepada bawahan, roda organisasi tidak akan berjalan dengan baik.
Komunikasi vertikal yang lancar, terbuka, dan saling mengisi merupakan
pencerminan sikap kepemimpinan yang demokratis, yakni jenis
kepemimpinan yang paling baik di antara jenis-jenis kepemimpinan lainnya.

c) Horizontal communication

Uchjana (2009:124) mengungkapkan, “komunikasi horizontal ialah

komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan

sesama karyawan, dan sebagainya.”

Pace dalam Suminar,dkk.(2015:222) menyatakan, bahwa komunikasi horizontal

karena enam alasan sebagai berikut;

1) Untuk mengorganisasikan penugasan kerja.

2) Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.

3) Untuk memecahkan masalah.

4) Untuk memperoleh pemahaman bersama .

5) Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan.

6) Untuk menumbuhkan dukungan antarpersona.

Suminar,dkk. (2015:221) menyatakan, “dalam arti arus informasi yang terjadi

secara mendatar atau sejajar diantara pekerja. Hal ini dapat berupa pertukaran

informasi di antara orang-orang yang memiliki hubungan dekat dalam unit kerja

yang sama.”

d) Cross-channel communication
Suminar,dkk.(2015:224) mengungkapkan, “cross-channel communication

adalah komunikasi yang terjadi di dalam sebuah organisasi di antara seseorang

dengan orang lain yang satu sama lain berbeda dalam kedudukan dan bagian.”

Staf khusus biasanya paling aktif menggunakan komunikasi cross-channel

communication karena berkaitan dengan tanggung jawabnya, untuk mempengaruhi

apa yang terjadi dibeberapa saluran kewenangan dari komando atau jaringan posisi.

2. Komunikasi Eksternal

Suminar,dkk.(2015:227) mendefinisikan,komunikasi eksternal adalah

komunikasi antara orang-orang yang berada di dalam organisasi dengan khalayak

(publik) di luar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur secara timbal

balik, komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak kepada

organisasi.

a) Komunikasi dari organisasi kepada khalayak bersifat informatif, yakni untuk

menyampaikan informasi mengenai organisasi sehingga khalayak luar

mengetahui informasi tentang perusahaan dengan baik (well informed).

b) Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan proses umpan balik

(feedback) dari hasil kegiatan komunikasi organisasi yang dilakukan untuk

mengetahui respon khalayak di luar organisasi.

Dari penjabaran di atas dapat dikorelasikan dengan pernyataan Suminar,dkk.

(2015:228) bahwa “dalam proses dinamik inilah pesan-pesan secara tetap dan

berkesinambungan diciptakan,ditampilkan,dan diinterpretasikan. Proses ini

berlangsung terus dan berubah secara konstan, komunikasi organisasi bukanlah

sesuatu yang terjadi, kemudian berhenti. Komunikasi terjadi sepanjang waktu”.


Guetzkow dalam Suminar,dkk.(2015:228) menyatakan “bahwa sifat aliran

komunikasi dalam suatu organisasi ada tiga, yaitu serentak, berurutan, atau

kombinasi dari keduanya”. Sementara Suminar, dkk. (2015:228) menyatakan,

“penyebaran pesan secara serentak adalah bila semua anggota departemen, divisi,

atau bagian-bagian lain dalam suatau organsasi menerima suatu informasi secara

bersamaan”. Sedangkan Haney dalam Pace (2000:172) mengungkapkan,

“penyebaran pesan secara berurutan merupakan bentuk komunikasi yang utama,

yang pasti terjadi dalam organisasi.”

Prinsip Komunikasi : Bersifat Sirkular

Mulyana (2008:119) mengatakan, “komunikasi manusia dalam bentuk

dasarnya (komunikasi tatap-muka) bersifat dua arah”. Beberapa pakar komunikasi

mengakui sifat sirkular atau dua arah komunikasi ini. Sementara Frank Dance

dalam Mulyana (2008:119-120) menyatakan komunikasi sirkular ditandai dengan

beberapa hal berikut.

1. Orang-orang yang berkomunikasi dianggap setara, antara pengirim,dan

penerima, sumber dan tujun, atau yang sejenisnya dapat mengirim dan

menerima pesan pada saat yang sama.

2. Proses komunikasi berjalan timbal balik (dua-arah) dan tidak lagi bersifat

linear.

3. Komunikator dapat menjadi komunikan dan sebaliknya komunikan dapat

menjadi komunikator, karena saling mengirim dan menerima pesan (umpan

balik).
4. Komunikasi antara dua orang yang berjalan secara simultan dengan adanya

proses mekanisme untuk menanggapi pihak lain.

Sifat sirkular digunakan untuk menandai proses komunikasi, oleh karena itu

sifat non sekuensial alih-alih sirkular tampaknya lebih tepat untuk menandai proses

komunikasi.

2.2.6 Hambatan Dalam Proses Komunikasi Organisasi

Suminar,dkk. (2015:73) mengungkapkan “dalam komunikasi organisasi,

hal-hal yang menjadi rintangan komunikasi dapat berasal dari proses pengiriman

dan penerimaan pesan, serta dari fungsi sistem organisasi itu sendiri, berikut

mengenai rintangan komunikasi organisasi akan dibagi menjadi dua, yaitu faktor

personal dan faktor organisasional”.

Faktor personal, faktor-faktor personal dari konsep manusia mengenai

komunikasi sebagai proses penyampaian pesan, saat manusia mengaktifkan

alat-alat inderanya dalam berkomunikasi, seperti penglihatan, pendengaran,

penciuman, pengecap, dan perasa.Faktor personal lain sebagai rintangan adalah

persepsi manusia, karena persepsi dapat mempengaruhi kemampuan manusia

dalam memandang dan memahami suatu realita. Sedangkan Desiderato dalam

Suminar,dkk. (2015:73) mengatakan, “pengertian persepsi yaitu pengalaman

tentang objek, peristiwa dan hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Sementara Lewis dalam

Suminar,dkk. (2015:74) menyatakan, “persepsi adalah proses pengamatan,

pemilihan, pengorganisasian stimulus yang sedang diamati dan membuat

interpretasi mengenai pengamatan itu.”


Fakor organisasional, lingkungan organisasi yang menjadi hambatan dalam

komunikasi organisasi, menurut Arni dalam Suminar,dkk. (2015:711) adalah

sebagai berikut;

a) Kedudukan atau posisi dalam organisasi memepengaruhi cara orang

berkomunikasi.

b) Hierarki dalam organisasi, susunan dalam bentuk hierarki menggambarkan

adanya orang yang menduduki posisi yang superior (atasan) dan yang lainnya

bawahan.

c) Keterbatasan komunikasi, berkaitan dengan ketentuan seseorang

berkomunikasi dengan siapa dan ketentuan siapa yang mengambil keputusan.

d) Hubungan yang tidak personal dalam organisasi mempengaruhi cara

berkomunikasi, karena hubungan yang tidak personal akan menimbulkan

tekanan yang bersifat emosionl.

e) Sistem aturan dan kebijaksanaan yang berkenaan dengan pemikiran, dan

perbuatan akan mepengaruhi cara-cara orang dalam berkomunikasi.

Penggunaan aturan dan kebijaksanaan yang kaku akan mengarahkan pada

hubungan yang tidak personal dan kurangnya komunikasi yang bersifat

emosional.

f) Spesialisasi tugas dapat mempersempit persepsi seseorang dan mempengaruhi

cara dia berkomunikasi, ysng dapat menimbulkan sikap untuk kepemilikan

informasi.

g) Ketidakpedulian pimpinan yang dapat mengkibatkan gagal dalam mengirim

pesan yang dibutuhkan karyawan, tidak menerapkan komunikasi dua arah,


kurang mendengarkan suara karyawan, dan keragu-raguan pimpinan dalam

menginformasikan pesan.

h) Prestise menjadikan hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan menjadi

kurang lancar dan tidak bebas yang dapat menimbulkan masalah serta

pertentangan.

i) Jaringan komunikasi ternyata bisa mejadi hambatan bila terlalu banyak

tingkatan atau mata rantai yang harus dilalui pesan dalam komunikasi, maka

akan semakin besar kemungkinan pesan tersebut mengalami salah arti oleh

penerimanya.

Dari definisi yang dijabarkan tentang persepsi maka dapat disimpulkan,

persepsi merupakan pandangan seseorang terhadap suatu realita, yang berupa

realita sensori (realita secara fisik) dan normatif (sesuai tafsiran diri sendiri).

Dan dari faktor organisasional dapat ditarik kesimpulan bahwa segala macam

bentuk hambatan atau rintangan dalam komunikasi organisasi tidak lepas dari

pemimpin atau pun anggota organisasi tersebut dalam proses penyampaian pesan

yang akan dikomunikasikan.Dalam hambatan yang muncul dan ada dalam

komunikasi organisasi yaitu faktor personal (persepsi) dan faktor organisasional

(pemimpin dan anggota) untuk menyampaikan dan menerima pesan dapat diartikan

bahwa hambatan tersebut dipengaruhi oleh sistem serta mekanis yang ada dalam

struktural pada pimpinan dan anggota organisasi tersebut.

2.2.7 Kepemimpinan

Dalam setiap kegiatan organisasi tidak lepas dari komunikasi dan

koordinasi yang saling berhubungan antara pemimpin maupun tiap anggota


organisasi. Kegiatan komunikasi organisasi sudah pasti berdampingan dengan

kepemimpinan, demi lancarnya kegiatan operasional atau administrasi organisasi,

maka dalam hal ini peneliti menjabarkan teori kepemimpinan dari beberapa ahli.

Adapun teori-teori kepemimpinan adalah sebagai berikut.

Kartono (2011:31-32) menyatakan bahwa, kegiatan manusia secara


bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Jadi harus ada
pemimpin demi sukses dan efisiensi kerja diperlukan upaya yang terencana
dan sistematis. Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku
pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar
belakang historis, sebab-musabab timbulnya kepemimpinan, persyaratan
menjadi pemimpin, sifat-sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya,
serta etika profesi kepemimpinan.

Sementara Ordway Tead dalam Kartono (2011:57) menyatakan

“kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau

bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan”.

George R. Terry dalam Kartono (2011:57) berkata “kepemimpinan adalah

kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai

tujuan-tujuan kelompok.”

Katz Kahn dalamYukl (1994:2), “kepemimpian adalah peningkatan sedikit

demi sedikit pada, dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap

pengarahan-pengarahan rutin organisasi.”

Dan Jacobs & Jacques dalamYukl (1994:2) menyatakan “kepemimpinan

adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha

kolektif, yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan

untuk mencapai sasaran.”

Dari definisi di atas diketahui, bahwa pada kepemimpinan itu terdapat

unsur-unsur yakni, kemampuan mempengaruhi orang lain dan mengarahkan


untuk kesediaan dalam melakukan sesuatu demi mencapai tujuan bersama secara

mekanis dengan adanya aturan dalam organisasi.

2.2.8 Komunikasi Kepemimpinan Perusahaan

Menurut Suminar,dkk. (2015:55) “kepemimpinan dan komunikasi adalah


dua faktor yang saling berkait”. Komunikasi yang disampaikan hanya proses
yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang dapat memberikan pengaruh
kekuatan fisik, mencakup perintah, ancaman, dan bentuk verbal lainnya
yang merupakan koersi (memaksa).

Individu memliki tujuan atau sasaran lain selain mempengaruhi. Dalam

kenyataannya, komunikasi efektif dibatasi sebagai pengiriman suatu pesan yang

diterjemahkan penerima pesan secara konsisten dengan apa yang menjadi

pengurangan pesan.

Sebagai komunikator, ketika akan berkomunikasi seorang pemimpin

organisasi, manajer atau administrator, harus memiih salah satu dari berbagai

metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan situasi pada waktu

komunikasi itu dilancarkan.

Pemimpin yang mengorganisasikan suatu organisasi untuk menetapkan

kegitan yang khusus dan saling berhubungan, dibutuhkan untuk mencapai sasaran

unit (organisasi). Pemimpin melakukan kegiatan kelompok bersama, dalam

pengertian penampilan, peranan struktur individu, dan menetapkan keperluan

hubungan kewenangan dan tanggungjawab.

Menurut Wafford,et al.dalam Suminar,dkk.(2015:413) pembahasan tentang


komunikasi dan kepemimpinan, maka akan tercermin dan merupakan
fondasi dalam setiap unsur dalam proses manajemen, yaitu planning
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), directing (pembimbing &
pengarahan), serta controlling (pengawasan).
Kepemimpinan selalu mengambil peran dalam setiap saat, setiap orang

berusaha mempengaruhi orang lain dari waktu ke waktu dan tidak pernah terhenti.

Menurut Suminar,dkk. (2015:54) “kepemimpinan terdiri dari pengiriman dan

penerimaan pesan.” Seorang pemimpin tidak akan bisa melakukan perubahan

kepada bawahannya, tanpa adanya bawahan itu melakukan sesuatu. Tindakan

positif (keberhasilan kepemimpinan) diterima oleh kekuatan bawahan atau upaya

kepemimpinan yang memberikan ganjaran dan mendorong untuk mencoba upaya

kepemimpinan lainnya.

Atasan dan bawahan mengerti satu sama lainnya secara baik dan menghasilkan

komunikasi efektif. Bilamana bawahan tidak berperilaku seperti yang pimpinan

inginkan maka akan menghasilkan kepemimpinan yang tidak efektif.

2.3 Kerangka Pemikiran

Pola komunikasi atau sistem serta proses komunikasi yang terjadi pada

suatu organisasi merupakan hal yang sangat sering terjadi dalam suatu organisasi.

Komunikasi organisasi yang dilakukan sudah pasti adanya unsur-unsur yang

mendukung kegiatan organisasi seperti pemimpin dalam kepemimpinan & anggota

organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam komunikasi organisasi terdapat

arus komunikasi atau arah aliran komunikasi yang terjadi adanya komunikasi

internal atau pun eksternal. Sebagaimana yang sudah diketahui dalam arah arus

komunikasi internal atau pun eksternal adanya pembagian jenis alur komunikasi
yang terjadi pada suatu organisasi yang diungkapkan oleh Pace dalam Suminar, dkk.

(2015:215) yaitu “downward communication, upward communication, horizontal

communication, cross-channel communication.”

Komunikasi yang berlangsung antara orang-orang yang berada di dalam

organisasi. Di dalam struktur organisasi jenjang kepangkatan dan kekuasaan yang

berbeda-beda. Dengan demikian, komunikasi yang dilaksanakannya pun beragam

dan berbeda pula. Komunikasi dalam organisasi yang terjadi bisa di antara

orang-orang yang mempunyai level yang sama, seperti komunikasi di antara

pimpinan, para supervisor atau komunikasi diantara pekerja.

Dalam proses komunikasi organisasi yang sudah dikemukakan di atas

dirasa tepat untuk mengetahui dan memahami pola komunikasi yang terjadi pada

pas & perijinan dalam mengajukan pas bandara pasasi serta dapat mengetahui

bagaimana proses penyampaian informasi dari pas & perijinan kepada pasasi.
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Teori R. Wayne Pace

Proses komunikasi organisasi yang terjadi pada pas & perijinan yang

diilustrasikan pada kerangka pemikiran berdasarkan teori R. Wayne Pace

menunjukan adanya komunikasi internal dan eksternal dalam pengajuan pas

bandara pasasi kepada pas & perijinan. Dalam gambaran khusus pada unit kerja pas

dan perijinan membuat pengajuan pas bandara dengan mengunggah berkas

pengajuan pada sistem website pihak Otoritas Bandara (external communication)

dan melakukan serangkaian proses administrasi kepada divisi terkait seperti HRD

& finance (internal communication), hal tersebut dilakukan untuk memberikan

pelayanan dan sarana kepada karyawan atas atribut yang digunakan serta sebagai

penghubung perusahaan ke pihak eksternal seperti Otoritas Bandar Udara Wilayah


I terkait permohonan dan pengajuan ijin untuk melakukan atau melaksanakan

kegiatan yang bersinggungan dengan sisi penerbangan atau area kawasan terbatas

(restricted area).Dari bagan tersebut dapat dianalisa bahwa komunikasi dan

koordinasi antar divisi merupakan fungsi vital yang menunjang keberhasilan

kinerja yang optimal. Karena komunikasi yang dilakukan pas dan perijinan pada

bagan di atas adanya aktivitas komunikasi yang dapat dianalisis bahwa antara

komunikasi pas dan perijinan dengan karyawan dapat dikatakan komunikasi dua

arah, karena dalam komunikasi ini pas dan perijinan melakukan komunikasi

dengan memberikan informasi terkait persyaratan berkas dalam pengajuan pas

bandara, kemudian direspon oleh karyawan dalam hal ini adalah pasasi

memberikan feedback (timbal balik) sebagai pengaju (penyerahan berkas pas

bandara) dan penerima (voucher foto pas bandara). Sedangkan komunikasi dan

koordinasi yang dilakukan oleh pas dan perijinan dengan pihak internal (HRD

&Finance) serta dengan pihak eksternal (Otoritas Bandara) adalah suatu proses

yang dapat dicirikan dengan adanya aktivitas komunikasi organisasi (internal dan

eksternal).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam proses penelitian dibutuhkan adanya metode dalam penelitian,

Ibrahim (2015:57) mengungkapkan “metode penelitian sebagai sebuah cara atau

ilmu tentang cara, metode penelitian menjadi sebuah pilihan cara kerja yang akan

dilakukan/diterapkan oleh setiap peneliti,artinya pilihan cara kerja (metode) baru

dapat ditetapkan apabila diyakini keberadaan peneliti sudah benar-benar dekat

dengan apa yang diteliti”.

Dalam penulisan pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam

pemecahan masalah adalah pendekatan secara kualitatif dengan metode deskriptif.

Pendekatan secara kualitatif yaitu pendekatan masalah dengan berdasarkan uraian

yang tidak berwujud dengan angka. Sedangkan dengan metode deskriptif yaitu

penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada

berdasarkan data-data.

Menurut Bungin dalam Ibrahim (2015: 53) yang dimaksud dengan penelitian

kualitatif adalah “proses kerja penelitian yang sasarannya terbatas, namun

kedalaman datanya tidak terbatas. Semakin dalam dan berkualitas data yang

diperoleh atau disimpulkan maka semakin berkualitas hasil penelitian tersebut.”

Sedangkan menurut Ibrahim (2015: 53) pendekatan kualitatif adalah

“mekanisme kerja penelitian yang berpedoman penelitian subjektif nonstatistik

atau nonmatematis, dimana ukuran nilai yang digunakan dalam penelitian ini

bukanlah angka-angka atau skor melainkan kategorisasi nilai atau kualitasnya.”


Secara bahasa, deskriptif adalah cara kerja yang sifatnya menggambarkan,
melukiskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau berbagai variabel
yang diamati. Dalam konteks penelitian, metode deskriptif adalah cara kerja
penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan, melukiskan atau
memaparkan keadaan suatu objek (realitas atau fenomena) secara apa
adanya, sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat penelitian itu dilakukan
(Ibrahim, 2015: 59).

Dengan demikian, jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada

penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami pola komunikasi

organisasi yang terjadi di PT. Lion Air serta proses alur informasi yang

disampaikan oleh pas & perijinan kepada pasasi. Selain itu, dengan pendekatan

kualitatif diharapkan dapat diungkapkan situasi dan permasalahan yang dihadapi

dalam kegiatan komunikasi organisasi di PT. Lion Air khususnya unit kerja pas &

perijinan.

3.1 Deskripsi Objek/Subjek Penelitian

3.1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang

ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. Pada objek penelitian ini, peneliti

dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang

ada pada tempat (place) tertentu (Sugiyono, 2007: 215).

Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti, dan karenanya

objek dari penelitian ini adalah divisi General Affair khususnya unit kerja pas &

perijinan dalam kaitannya dengan pola dan aktivitas komunikasi serta alur atau arus

informasi yang terjadi di PT. Lion Air dalam pengajuan pas bandara pasasi.

3.1.2 Subjek Penelitian

Menurut Arikunto dalam Sembiring (2012: 12) Subjek penelitian adalah


benda, hal atau organisasi tempat data atau variabel penelitian yang
dipermasalahkan melekat. Tidak ada satu pun penelitian yang dapat
dilakukan tanpa adanya subjek penelitian, karena seperti yang telah
diketahui bahwa dilaksanakannya penelitian dikarenakan adanya masalah
yang harus dipecahkan, maksud dan tujuan penelitian adalah untuk
memecahkan persoalan yang timbul tersebut. Hal ini dilakukan dengan
jalan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari informan.

Pada penelitian kualitatif, Sembiring (2012: 12) menjelaskan bahwa

“subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang memberi

informasi tentang data yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang

sedang dilaksanakannya.”

Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subjek adalah unit kerja pas &

perijinan serta pasasi dalam proses mengajukan pas bandara, yang juga sekaligus

menjadi key informan atau narasumber utama dalam pelaksanaan penelitian.

Tabel 3.1.2 Informasi Informan & Key Inf orman

JENIS
NO NAMA STATUS KETERANGAN
KELAMIN/USIA
Nanang Suprianto Supervisor
1 Laki-laki/ 33th 12th lama bekerja
(key informan) (pasasi)
Romli Hidayat Group Leader
2 Laki-laki/ 32th 6th lama bekerja
(key informan) (pas & perijinan)
Mega Maharani
3 Perempuan/ 30th Pasasi Karyawan
(informan)
Sobrun Jamiel Administrator Pas &
4 Laki-laki/ 32th Karyawan
(informan) Perijinan

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di PT. Lion Air divisi General Affair unit kerja

Pas & Perijinan yang berlokasi di Jl. Marsekal Surya Darma, Pergudangan Badara

Mas blok F27, Selapajang Jaya, Kec. Neglasari, Tangerang Banten.

Pemilihan lokasi dikarenakan penulis tertarik dengan alur dan proses

pengajuan pas bandara pasasi yang selalu sering adanya permasalahan dalam

pengajuan pas bandara yang berkaitan dengan kelengkapan berkas persyaratan pas

bandara, ketidaktepatan waktu pasasi dalam mengajukan pas bandara, serta

permasalahan dalam penyebaran informasi yang dilakukan oleh unit kerja pas &

perijinan. Selain itu juga penulis adalah karyawan dan salah satu administrator

dalam unit kerja tersebut, maka dirasa mudah untuk mendapatkan informasi

relevan karena dapat melakukan pengamatan dan observasi langsung non partisipan.

Oleh karena itu penulis merasa tertarik melakukan penelitian ini.

3.2 Rancangan dan Metode Penelitian

Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif ini secara spesifik lebih

diarahkan pada penggunaan metode studi kasus. Sebagaimana pendapat Bungin

dalam Ibrahim (2015: 52) yang menyebutkan bahwa “pendekatan kualitatif

memiliki beragam macam penelitian diantaranya adalah studi kasus, yaitu

penelitian yang mendalam dan mendetail tentang segala sesuatu yang berhubungan

dengan subjek penelitian.”

Lebih lanjut Mudzakir (2014: 1) mengemukakan pendapat bahwa studi


kasus dapat diartikan sebagai salah satu metode penelitian ilmu sosial, yang
merupakan strategi yang lebih cocok bila pertanyaan suatu penelitian
berkenaan dengan how atau why, bila peneliti memiliki sedikit peluang
untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana
fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) dalam
konteks kehidupan nyata.
Hal ini juga sesuai dengan penjelasan Mudzakir (2014: 2) dalam buku studi

kasus bahwa penggunaan studi kasus sebagai suatu metode penelitian kualitatif

telah digunakan di berbagai lapangan, seperti:

1) Penelitian kebijakan, ilmu politik, dan administrasi umum

2) Psikologi masyarakat dan sosiologi

3) Studi-studi organisasi dan manajemen

4) Penelitian perencanaan tata kota regional, seperti program

lingkungan

5) Pengerjaan berbagai disertasi atau tesis dalam ilmu sosial

Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk

mengetahui tentang sesuatu hal secara mendalam. Maka dalam penelitian ini,

digunakan metode studi kasus untuk mengungkap tentang proses dan pola

komunikasi serta arus informasi yang terjadi di Pas & Perijina. Pemilihan metode

ini didasari pada fakta bahwa tema dalam penelitian ini menarik untuk diteliti.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang

akan peneliti gunakan adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut Bungin dalam Ibrahim (2015: 81) observasi adalah kegiatan

keseharian manusia dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat

bantunya, disamping indra lainnya seperti telinga, hidung, mulut dan kulit.

Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan


pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan

pancaindra lainnya.

Hal ini serupa dengan pernyataan Satori dalam Ibrahim, (2015: 81) bahwa

“dalam penelitian kualitatif, observasi dipahami sebagai pengamatan langsung

terhadap objek, untuk mengetahui kebenarannya, situasi, konteks, ruang serta

maknanya dalam upaya pengumpulan data suatu penelitian.”

Dalam melaksanakan pengamatan ini sebelumnya penulis telah

mengadakan pendekatan dengan subjek penelitian sehingga terjadi keakraban

antara peneliti dengan subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis

observasi non partisipan dimana peneliti tidak ikut serta terlibat dalam

kegiatan-kegiatan yang subjek lakukan, tetapi observasi dilakukan pada saat

wawancara. Pengamatan yang dilakukan menggunakan pengamatan berstruktur

yaitu dengan melakukan pengamatan menggunakan pedoman observasi pada saat

pengamatan dilakukan.

2. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Wawancara dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan subjek

penelitian sehingga diperoleh data-data yang diperlukan. Teknik wawancara

mendalam ini diperoleh langsung dari subjek penelitian melalui serangkaian

tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait langsung dengan pokok

permasalahan.

Menurut Kaelan dalam Ibrahim (2015: 90) wawancara mendalam adalah

wawancara yang bebas dimana peneliti, tidak menggunakan pedoman

wawancara sistematis, terstuktur dan lengkap untuk pengumpulan datanya.


Panduan atau pedoman wawancara disiapkan hanya berupa garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan dalam wawancara.

Wawancara dilakukan secara mendalam dan tidak terstruktur kepada subjek

penelitian dengan pedoman yang telah dibuat. Karena itu Ibrahim, (2015: 90)

memaparkan bahwa “dengan melakukan wawancara tak terstruktur, informasi, data

dan fakta yang diungkapkan oleh seorang informan tidak terbatas oleh konstruk

pemikiran dan pengetahuan peneliti sehingga bisa lebih detil dan mendalam.”

Dalam melakukan wawancara ini, pewawancara membawa pedoman yang

hanya berisi garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Wawancara dalam

penelitian ini dilakukan secara berulang-ulang terhadap sumber informasi terkait.

Wawancara dianggap selesai apabila penulis sudah mendapati informasi dari

informan, yaitu sudah tidak ada lagi hal yang ditanyakan. Wawancara ini bertujuan

untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang pengajuan pas bandara dan

metode penyenbaran informasi.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono dalam Ibrahim (2015: 94) yang dimaksud “dokumen

adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar atau karya monumental dari seseorang.” Sedangkan menurut Nasution

dalam Ibrahim (2015: 91) “dokumen adalah sumber informasi yang berbentuk

bukan manusia (non human resources) baik foto maupun bahan statistik.”

Dokumentasi dalam penelitian ini, merupakan sesuatu yang sangat penting

sebagai pelengkap dari metode observasi dan wawancara berupa catatan lapangan.

Peneliti juga mengumpulkan data dokumentasi berupa catatan hasil notulensi dan
dokumentasi fotohasil wawancara mendalam yang di dapat dari setiap yang terlibat

sebagai informan.

3.3.1 Data Primer

Menurut Bungin dalam Ibrahim (2015: 68) “sumber primer adalah sumber

data yang diambil dari sumber primer atau sumber pertama dilapangan.” Lofland

dan lofland dalam Ibrahim (2015: 69) menjelaskan “bahwa sumber data utama

dapat memberikan informasi, fakta dan gambaran sebuah data yang diinginkan

dalam penelitian.”

Selain itu, penulis juga melakukan observasi lapangan dan mengumpulkan

data dalam bentuk catatan tentang situasi dan kejadian di lapangan. Sumber primer

ini akan berupa catatan hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara yang

penulis lakukan.

3.3.2 Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan

informasi secara langsung kepada pengumpul data. Hal ini serupa dengan pendapat

Bungin dalam Ibrahim (2015: 70) bahwa “sumber data sekunder adalah segala

bentuk dokumen, baik dalam bentuk tertulis maupun foto atau sumber data kedua

sesudah sumber data primer.” Sedangkan menurut Moleong dalam Ibrahim

(2015: 90) “meskipun disebut sumber data kedua (tambahan), dokumen tidak bisa

diabaikan dalam suatu penelitian, terutama dokumen tertulis seperti buku, majalah

ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.”

3.4 Teknik Analisa Data


Analisis data menurut Patton dalam Ibrahim (2015: 105) “merupakan

proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,

kategorisasi, dan satuan uraian dasar hingga proses penafsiran.” Menurut Ibrahim

(2015: 103) “analisis data juga dapat dimaknai sebagai proses menyikapi data,

menyusun, memilah dan mengolahnya kedalam satuan yang sistematis dan

bermakna.”

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu

pada konsep Milles & Huberman dalam Ibrahim (2015: 111) yaitu interactive

model yang mengklasifikasikan analisis data dalam tiga langkah sekaligus

penjelasan sebagai berikut :

Pengumpulan Data Reduksi Data

Verifikasi/ Menarik Display Data


Kesimpulan

Gambar 3.4 Sumber: miles & Hubberman dalam Ibrahim (2015: 111)

1) Reduksi data (Data Reduction)

Reduksi data yaitu suatu proses pemilahan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

2) Penyajian data (Display Data)


Data ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Adapun bentuk

yang lazim digunakan pada data kualitatif terdahulu adalah dalam bentuk

teks naratif. Terkait dengan display data, peneliti menyajikannya dalam

bentuk tabel.

3) Penarikan kesimpulan (Verifikasi)

Dalam penelitian ini akan diungkap mengenai makna dari data

yangdikumpulkan. Dari data tersebut akan diperoleh kesimpulan yang

tentatif, kabur, kaku dan meragukan, sehingga kesimpulan tersebut perlu

diverifikasi. Verifikasi dilakukan dengan melihat kembali reduksi data

maupun display data sehingga kesimpulan yang diambil tidak menyimpang.

3.5 Validitas

Dalam melakukan suatu penelitian kualitatif dibutuhkan uji keabsahan dalam

mengungkap kebenaran yang objektif sehingga hasil yang didapat dari penelitian

dapat dipercaya nantinya. Oleh karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian

kualitatif menjadi sangat penting, karena data yang baik dan benar akan

menentukan hasil yang baik dan benar pula sehingga melalui keabsahan data

kredibilitas (kepercayaan) pula penelitian kualitatif dapat tercapai.

Pada penelitian ini penulis mendapatkan keabsahan data melalui triangulasi.

Adapun secara sederhana Moleong dalam Ibrahim (2015: 124) menjelaskan bahwa

“triangulasi dapat diartikan sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data penelitian

dengan cara membandingkan antara sumber, teori, maupun metode/teknik

penelitian.”
Menurut Patton dalam Ibrahim (2015: 125) triangulasi teknik/metode dapat

dilakukan dengan jalan :

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi

3) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang

berpendidikan, orang kaya, pemerintah dan sebagainya.

4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Adapun teknik triangulasi menurut Moleong dalam Ibrahim (2015: 124)

yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari

masing-masing narasumber. Hal ini serupa dengan yang penulis

lakukan yaitu kembali melakukan pemeriksaan dengan cara

membandingkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap

administrator pas bandara dan pasasi, benar diimplementasikan melalui

kegiatan pengajuan pas bandara dengan menyerahkan berkas

kelengkapan persyaratan pas bandara.

2) Triangulasi Metode/Teknik
Triangulasi metode/teknik adalah menguji keabsahan data dilakukan

dengan cara membandingkan data yang dihasilkan dari beberapa teknik

berbeda yang digunakan dalam penelitian.

(contoh: membandingkan data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi). Hal


ini serupa dengan yang dilakukan penulis dalam membandingkan hasil wawancara
dengan keadaan sebenarnya pada langkah observasi lapangan dan dokumentasi,
kemudian ditemukan ada kesesuaian antara hasil wawancara, pengamatan langsung
dalam teknik observasi dan pengumpulan dokumentasi.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai subjek penelitian, penyajian data

dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkait dengan penelitian serta

analisis data penelitian secara deskriptif dengan menggunakan pendekatan yang

telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

2.1. Deskripsi Subjek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum PT. Lion Air

Lion Air merupakan maskapai penerbangan swasta nasional asal Indonesia

yang secara hukum didirikan pada tanggal 15 November 1999 dan mulai beroperasi

pertama kali pada tanggal 30 Juni 2000, dengan melayani rute penerbangan dari

Jakarta menuju Pontianak menggunakan pesawat dengan tipe Boeing 737-200 yang

pada saat itu berjumlah 2 unit.

Berkantor pusat di Lion Air Tower, Jl. Gajah Mada No. 7 yang berada di

kawasan Jakarta Pusat, PT. Lion Mentari Airlines atau yang biasa dikenal dengan

Lion Air merupakan maskapai penerbangan berbiaya rendah (Low Cost

Carrier) dengan mengusung slogan “We Make People Fly”. Melalui hal ini Lion

Air mencoba mewujudkan dan mengubah stigma masyarakat bahwa siapapun bisa

terbang bersama Lion Air dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan,

keamanan, dan kualitas penerbangan.


Terkait dengan aspek keselamatan, keamanan dan tentunya akan berdampak

pada kualitas penerbangan. Mengutip dari www.hubud.dephub.go.id hal ini

tertuang pada UU No. 1 Tahun 2009 tentang penerbangan dan PM No. 15 Tahun

2015 tentang keamanan dan keselamatan penerbangan.

Dalam menjalani regulasi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, PT. Lion

Air membentuk divisi Pas & Perijinan dalam menangani segala bentuk ijin kegiatan

yang berkenaan dengan regulasi pada sisi udara, utama dalam pengelolaan pas

bandara yang digunakan oleh para karyawan sebagai salah satu atribut penunjang

dalam kegiatan opersional.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Lion Air

1) Visi PT. Lion Air

Mengutip dari http://e-journal.uajy.ac.id/1739/3/2EM16024.pdf setiap

organisasi atau perusahaan pastilah mempunyai sebuah visi untuk

mencapai kesuksesannya, visi adalah apa yang perusahaan inginkan di

masa depan. Begitu juga dengan PT. LION AIR yang memilki visi

sebagai berikut :

Menjadi perusahaan penerbangan swasta nasional yang melayani

penerbangan domestik dan internasional dengan berpedoman kepada

prinsip – prinsip keselamatan dan keamanan penerbangan yang

ditetapkan Lion Air.


2) Misi PT. Lion Air

Mengutip dari http://e-journal.uajy.ac.id/1739/3/2EM16024.pdf

mengatakan bahwa misi merupakan sebuah rangkaian atau filosofi atau

tujuan yang ditetapkan suatu organisasi sebagai arah tujuan kemana

organisasi atau perusahaan akan dibawa, menurut Arman (2008) misi

adalah pernyataan – pernyataan yang mendefinisikan apa yang

sedang/apa yang akan dilakukan atau ingin dicapai dalam waktu (sangat

dekat) atau saat ini. Dan saat ini PT. LION AIR memiliki misi menjadi

perusahaan penerbangan nasional inovatif, efisien dan profesional

dalam menjangkau beberapa kota yang ada di Indonesia sehingga akan

lebih banyak pengguna yang dapat terbang bersama armada Lion Air.

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Lion Air – LAS

PRESIDEN DIRECTOR
LION AIRPORT SERVCES
DIRECTOR

OPERATIONS GENERAL
MANAGER

RELATION SAFETY QUALITY PLANNING GENERAL INFLIGHT SEVICE


MANAGER MANAGER ASSURANCE DEVELOPMENT SUPPORT SUPPORT
MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER

KOORDINATOR
GENERAL SUPPORT

CABIN CATERING AVIATION CGK JKT GSE GSE SERVICE


CLEANING OPERATIONS SECURITY REGIONAL REGIONAL MAINTENANCE OPERATIONAL MANAGER
MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER MANAGER

MES REGIONAL SUB REGIONAL


MANAGER MANAGER

UPG REGIONAL INTERNATIONAL


MANAGER REGIONAL
MANAGER

AMQ REGIONAL BPN REGIONAL


MANAGER MANAGER

Sumber : PT. Lion Air - LAS

4.1.4 Struktur Organisasi General Support - LAS


GENERAL SUPPORT
MANAGER

TRAINING & PERSONAL HRD


QUALIFICATION KOORDINATOR
CHIEF
TRANSPORT CREW &
UMUM KOORDINATOR
DATA BASE TRAINING GENERAL AFFAIR HRD-TIME KEEPER
PROGRAM CHIEF LEADER
SUPERVISOR

DATA BASE PERIJINAN, UMUM


TRAINING PROGRAM ASSET & GUDANG
LEADER LEADER

BAGTAG PAS & PERIJINAN ASSET & MECHANICAL OFFICE BOY/GRIL


& LEADER TRANSPORT ELECTRICAL LEADER LEADER
ATK

Sumber : PT. Lion Air – LAS

4.1.5 Struktur Organisasi Divisi Pas & Perijinan

GROUP LEADER
PAS & PERIJINAN

STAFF STAFF STAFF STAFF


MOBILE & MONITORING PENGINPUTAN DATA PENGAJUAN DATA / PENERIMA BERKAS &
DATA / BERKAS PEMBAYARAN BERKAS DATA ENTRY

Sumber : PT. Lion Air – Divisi Pas & Perijinan

4.1.6 Aktivitas Kerja Pas & Perijinan


PT. Lion Mentari Airlines memiliki anak perusahaan yaitu Lion Airport

Services yang biasa disebut LAS dan berdiri sejak tahun 2008, yang mana

dalam setiap penanganan terkait operasional penerbangan mulai dari pembelian

tiket, check-in dan ramp handling, dan LAS yang bergerak dalam pelayanan

operasional mulai dari proses keberangkatan hingga proses kedatangan para

penumpang.

Lion Airport Services yang biasanya disebut dengan LAS ini adalah ground

handling yang selalu menunjang kegiatan operasional terkait pelayanan yang di

dalamnya mulai dari pencetakan tiket, check-in, hingga boarding, yang pada

dasarnya memberikan service excelent. Ground handling dalam hal ini adalah

pasasi, sebagai penggerak vital dalam operasional pelayanan penumpang secara

langsung di area kawasan terbatas, wilayah tersebut adalah kawasan di sisi

penerbangan yang sudah barang tentu harus menggunakan pas bandara,

mengutip dari www.hubud.dephub.go.id sebagaimana yang tertuang pada

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia PM No 33 Tahun 2015

tentang pengendalian jalan masuk (acsess control) ke daerah keamanan terbatas

di bandar udara, dan untuk memasuki area kawasan terbatas di bandar udara

harus memiliki pas bandara sebagai tanda bukti memiliki akses ke bandar udara

di kawasan terbatas.

Disamping itu juga LAS ini tidak akan berjalan tanpa adanya struktural

organisasi manajemen yaitu HRD-GA LAS yang merupakan satu bentuk

organisasi terkait pengelolaan dalam pemberdayaan SDM atau karyawan yang

mengurusi terkait kepegawaian. Organisasi ini terdiri dari pihak internal HRD
(Human Resource Development), Finance dan GA (General Affair) serta pihak

eksternal Otoritas Bandara, yang mana ketiga bagian ini memiliki tugas, peran

serta tanggungjawab masing-masing pada satu kedudukannya.

HRD yang terkait dalam tugas pengelolaan dan penempatan tugas kepada

karyawannya, berbeda dengan GA yang bertugas dalam opersional umum yang

masih berkaitan dengan kepegawaian hanya saja GA ini sebagai penunjang

karyawan dalam kelengkapan atribut kepegawaian seperti pakaian (seragam),

tanda pengenal perusahaan dari perusahaan (id card), pengadaan name tag,

serta pas bandara dan karena ini adalah GA yang menunjang operasional

maskapai penerbangan, yang sudah tentu mengikuti aturan dari kementerian

perhubungan terkait akses kontrol yang tertuang pada Peraturan Menteri

Perhubungan Republik Indonesia PM No 33 Tahun 2015 tentang pengendalian

jalan masuk (acsess control) ke daerah keamanan terbatas di bandar udara, dan

untuk memasuki area kawasan terbatas di bandar udara harus memiliki pas

bandara sebagai tanda bukti memiliki akses ke bandar udara di kawasan

terbatas. Sedangkan pihak eksternal otoritas bandara merupakan sebuah

lembaga/instansi dari pemerintah sebagai pihak yang berkepentingan dalam

menjaga stabilitas pergerakan operasional di bandar udara terkait regulasi yang

sudah ditetapkan akan keamanan dan keselamatan penerbangan.

4.2.Penyajian Data
Dalam penelitian ini penulis melakukan pendekatan kualitatif dengan

metode deskriptif, melalui observasi non partisipan dimana penulis yang

sekaligus juga menjadi peneliti tidak ikut terlibat secara langsung dalam setiap

kegiatan yang subjek lakukan namun dengan cara mengamati obyek yang

diteliti untuk mendapatkan segala data maupun informasi yang dibutuhkan

terkait dengan penelitian. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan wawancara

mendalam kepada informan.

Pada bab III sebelumnya telah dibahas bahwa data primer untuk

penulisan skripsi ini akan diperoleh dari kegiatan wawancara yang dilakukan

oleh penulis dengan beberapa pihak karyawan LAS. Dalam bab IV ini akan

ditampilkan hasil penelitian berupa data-data yang telah didapat dari hasil

wawancara dengan key informan yaitu Group Leader Pas & Perijinan,

Supervisor Pasasi, serta informan yakni staff Pas & Perijinan dan karyawan

Pasasi. Seperti dijelaskan pada bab I penelitian ini terkait dengan pola

komunikasi pada divisi pas & perijinan serta arus informasi atau penyampaian

pesan dari pas & perijinan ke pasasi

Tujuan dari diadakannya wawancara terhadap narasumber tersebut adalah

untuk memperoleh sejumlah informasi penting terkait topik penelitian guna

melengkapi data yang dibutuhkan. Selain itu penulis juga menyajikan data

pendukung sebagai data sekunder. Dalam penelitian ini penulis juga

melakukan observasi sebagai teknik pengumpulan data.

4.3.Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh secara langsung selama wawancara dan

obeservasi lapangan, maka pada bab ini peneliti akan memaparkan sejumlah

hasil penelitian mengenai “Pola Komunikasi Karyawan Ground Handling

(Pasasi) Dalam Pengajuan Pas Bandara di PT. Lion Air (Studi Penelitian

Deskriptif Pola Komunikasi Dalam Pengajuan Pas Bandara Pada Divisi Pas &

Perijinan di PT. Lion Air)”.

Divisi Pas & Perijinan salah satu unit kerja yang ada di bagian struktur

organisasi General Support – LAS, divisi ini menjalankan tugas dan

tanggungjawab serta wewenang dalam proses perijinan dan pengajuan pas

bandara karyawan (pasasi) kepada pihak Otoritas Bandara (Administrator

Bandara) demi lancarnya kegiatan operasional, terutama yang berkenaan

langsung dengan sisi udara (air side) di Bandar Udara Soekarno – Hatta. Dalam

struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan dan wewenang yang

bertanggungjawab serta mengetahui harus mengajukan laporan kemana, dan

oleh karena itu struktur organisasi divisi pas & perijinan merupakan salah satu

alat untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuannya, juga dapat

memiliki pengaruh yang besar pada seluruh jajarannya secara keseluruhan.

Pengaruh struktur suatu kinerja yang sangat jelas, struktur organisasi inilah

yang menjelaskan bagaimana tugas akan dilaksanakan dan dikoordinasikan

secara informal maupun formal. Adanya koordinasi dalam kegiatan kerja baik

internal maupun eksternal sudah pasti akan menunjang pekerjaan menjadi lebih

baik dengan tujuan meminimalisir segala bentuk permasalahan.


Dalam penelitian ini merujuk pada permasalahan dan fokus penelitian yang

disebutkakan pada BAB I yaitu proses penyampaian pesan (informasi) kepada

karyawan (pasasi) dan pola komunikasi divisi pas & perijinan dalam

mengajukan pas bandara pasasi serta kendala apa saja yang ditemui dalam

pengajuan pas bandara. Pada divisi pas & perijinan memiliki adanya struktur

kerja yang menggambarkan dengan jelas akan tugas, tanggungjawab serta

fungsi hubungan komunikasi dalam bekerja antara personel satu dengan yang

lain begitu juga antar atasan dan bawahan, yang dibatasi oleh pekerjaan atau

jobdesk masing-masing.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Group Leader Pas & Perijinan Bapak

Romli Hidayat mengenai hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan

dalam menjalankan roda pngajuan proses pas bandara yakni:

Bahwa dalam tiap proses kerja harus adanya jalinan komunikasi dan
koordinasi secara efektif, agar dapat mengetahui sejauh mana pekerjaan
yang dalam progress atau pekerjaan dalam tahapan proses awal. Serta
harus terus me-review seluruh pekerjaan sebagai acuan atau sebagai
bentuk titik balik dalam menjalankan pekerjaan berikutnya, hal tersebut
dilakukan agar dapat meminimalisir masalah.

Dari penjelasan di atas bahwa adanya komunikasi yang baik dalam

mengkoordinasikan atau mengkomunikasikan perihal proses pengajuan pas

bandara antara atasan dengan bawahan (downward communication).

Dalam sebuah organisasi tentunya sudah dipastikan adanya hubungan atau

jalinan komunikasi antar personel (atasan dengan bawahan atau bawahan

dengan atasan dan atasan dengan atasan atau bawahan dengan bawahan) yang

terikat dalam satu hubungan kerja yang saling keterkaitan satu sama lain.

Begitu juga dengan divisi pas & perijinan dalam melakukan komunikasi antar
personel atau komunikasi dengan pihak pasasi dalam proses pengajuan pas

bandara yang saling berkaitan dalam satu tujuan untuk melancarkan kegiatan

operasional. Dalam hal proses pengajuan pas bandara pasasi pada divisi pas &

perijinan dipastikan adanya hubungan antara Group Leader dengan para staff

pas & perijinan yang terstruktur dalam mengambil sebuah keputusan, dan

keputusan yang didapat dalam mengevaluasi kinerja tentunya harus didasari

atas keputusan bersama. Dan hal ini seirama dengan pengungkapan Group

Leader Pas & Perijinan Bapak Romli Hidayat yakni :

Dalam pengambilan keputusan, jika ada masalah atau problem ditentukan


melalui kesepakatan bersama berdasarkan SOP perusahaan.

Begitu juga yang disampaikan oleh staff Pas & Perijinan Sobrun Zamiel :

Dalam pengambilan keputusan, selalu diadakan pertemuan untuk saling


menyampaikan pendapat dari masing-masing personel.

Adapun pemaparan yang dismpaikan oleh key informan dan informan bahwa

dalam setiap proses pengambilan keputusan yakni dengan memberikan

kesempatan kepada seluruh anggota atau staff Pas & Perijinan untuk saling

menyampaikan pendapat masing-masing (upward communication).

4.3.1. Proses Penyampaian Pesan (informasi) Kepada Karyawan (Pasasi)


Dalam organisasi divisi pas & perijinan sebagai administrator pas bandara

pasasi, yang mengurus seluruh proses pengajuan pas bandara sudah dipastikan

adanya arus informasi yang berkaitan dengan pas bandara. Divisi pas &

perijinan memiliki beberapa bentuk pelaksanaan penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikasn seperti yang sebelumnya dijelaskan pada

BAB I yang terdapat pada batasan masalah yang hanya membatasi pada divisi

pas & perijinan dengan karyawan (pasasi). Bentuk pelaksanaan dalam

menyampaikan informasi – informasi yang berkaitan dengan komunikasi

internal dalam penyampaian pesan seperti informasi selesainya pengajuan pas

bandara, kelengkapan persyaratan pas bandara atau SOP serta pengumunan

terkait pas bandara yang akan invalid yang mendasari pengajuan pas bandara.

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh staf pas & perijinan

Sobrun Zamiel sebagai komunikator yakni :

Komunikasi yang dilakukan selama ini, tentunya secara langsung atau via
email kepada seluruh jajaran yang ada diperusahaan. Dan sejauh ini
komunikasi yang dilakukan cukup baik serta efekif. Jika masih ada yang
belum dapat informasi kami akan lakukan via telepon.

Penerimaan informasi yang disampaikan oleh komunikator pun dapat diterima

oleh komunikan, hal ini diutarakan oleh Supervisor pasasi Nanang Suprianto

yaitu:

Komunikasi yang disampaikan sangat baik karna disampaikan dengan


bahasa yang mudah, baik itu secara lisan dengan bertemu langsung maupun
melalui tulisan dengan internal memo yang dibagikan, seperti halnya
menyebarkan informasi yang ditempel di papan pengumuman, sehingga
mudah untuk mendapatkan informasi yang disebarkan oleh pas & perijinan.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Pas & Perijinan melakukan

komunikasi kepada seluruh jajaran dalam penyampaian informasi mengenai


SOP atau regulasi yang berkaitan dengan pengajuan pas bandara secara

langsung, via email atau telepon yang sejauh ini masih sangat efektif dalam

pelaksanaannya.

Dalam menjalani tugas dan tanggungjawab tiap karyawan yang ada dalam

organisasi seperti staff atau personel harus dapat diiringi dengan kepercayaan

antar karyawan dalam melaksanakan tugas kerja, hal ini pun dapat terciptanya

jalinan komunikasi dan koordinasi yang baik. Divisi Pas & Perijinan dalam

menjalani dan mengemban tanggungjawab tidak lepas dari saling percayanya

antar personel seperti kepercayaan dalam menjalankan jobdesk masing-masing

yang diberikan dari atasan kepada bawahan atau sebaliknya, kepercayaan

dalam hal ini dimaksudkan untuk dapat memberikan kesempatan kepada

bawahan untuk mengembangkan kemampuannya dan melaksanakan cara yang

dikehendaki para bawahannya dengan tetap atasan memberikan arahan dan

mengontrol dari tiap tugas kerja yang dilaksanakan yang sudah barang tentu

berdasarkan SOP dan hal ini serupa dengan ungkapan dari salah satu personel

pasasi yaitu Mega Maharani :

Dengan mengikuti aturan yang diberlakukan bagi orang perorangan yang


berada dibawah corporate tertentu maka proses pengajuannya pun melalui
instansi yang sudah diberi kewenangan serta kepercaan oleh pihak
otoritas untuk pengelolaannya.

Terkait dengan pemaparan yang serupa salah satu personel staff pas & perijinan

sdr. Sobrun Zamiel mengungkapkan bahwa :

Tentunya dengan adanya aturan yang berlaku, saya sudah cukup


mempercayai atasan saya. Dan berkoordinasi dengan baik dari tiap
pekerjaan yang ditangani oleh atasan saya.
Kepercayaan yang diberikan dari atasan kepada bawahannya sangat efektif

dalam kreatifitas dan mampu menopang aktivitas para personel dalam bekerja

dengan tetap dibawah pengawasan atasan yang berdasarkan SOP yang

dilakukan oleh atasan Pas & Perijinan.

Perihal terkait pengajuan pas bandara pasasi kepada pihak otoritas bandara

melalui aplikasi APMS on line, yaitu dengan mengunggah beberapa

persyaratan kelengkapan berkas seperti sebagai berikut ;

a) SKCK (Surat Keterngan Catatan Kepolisian)

b) Fotokopi KTP

c) Fotokopi Id Card

d) Fotokopi SK (Surat Keputusan) / PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)

e) Fotokopi pas bandara (bagi pengajuan pas tahunan)

f) Mengisi form surat pernyataan dan daftar riwayat hidup

Gambar 4.3.1.1 Persyaratan Pas Bandara


Gambar 4.3.1.2 Surat Pernyataan
Gambar 4.3.1.3 Daftar Riwayat Hidup
Gambar 4.3.1.4 Surat Keputusan
4.3.2. Pola Komunikasi Divisi Pas & Perijinan Dalam Mengajukan Pas
Bandara Karyawan (Pasasi)

Dari data-data yang didapat oleh peneliti, pola komunikasi organisasi yang

terjadi pada divisi Pas & Perijinan dalam mengajukan pas bandara yakni

adanya proses pengajuan pas bandara dari mulai penerimaan berkas, input data

entry, pengajuan berkas pada sistem otoritas bandara (APMS Online),

verifikasi data yang dilakukan oleh HRD, dan pembyaran yang dilakukan oleh

pihak finance, berikut adalah proses atau alur pengajuan pas bandara;

Penyerahan
Berkas Pengecekan
Kelengkapan Berkas dan
Persyaratan input data
Pas Bandara entry

Pengajuan
Penerbitan Berkas pada
voucher foto sistem APMS
pas bandara Online
Otoritas
Bandara

Input data
pembayaran
pada sistem
finance
Pembayaran
yang Verifikasi
dilakukan data yang
finance dilakukan
HRD

Gambar 4.3.2.1 Alur atau Proses Pengajuan Pas Bandara


Demi lancarnya laju administrasi pas bandara mulai dari penerima,

pengajuan, data yang harus melalui verifikasi yang diarahkan kepada pihak

HRD dengan mengirim via email, input data pembayaran serta pengajuan

pembayaran yang diserahkan kepada divisi finance (Keuangan), bilamana

sudah dilakukan pembayaran secara on line oleh divisi keuangan maka akan

dapat dicetak voucher untuk melakukan sesi foto pas bandara yang

dilaksanakan di Otoritas Bandara Wilayah I. Dalam serangkaian secara umum

penerima berkas persyaratan pas bandara melakukan verifikasi pada berkas

yang diajukan oleh karyawan (pasasi) yang dilanjutkan melakukan pengajuan

pada sistem website Otoritas Bandara Wilayah I dengan link

www.otban-wil1.dephub.go.id/apms.com dengan tampilan sebagai berikut,

Gambar 4.3.2.2 Sistem APMS On Line


Otoritas Bandar Udara Wilayah I
Penjabaran di atas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Group Leader Pas &

Perijinan Romli Hidayat yakni ;

Penerimaan berkas dengan melalui verifikasi data, input data, pengajuan


berkas pas bandara melalui APMS On Line, pengajuan pembayaran yang
dilakukan oleh pihak finance perusahaan.

Hal serupa pun disampaikan juga oleh staff pas bandara sdr. Sobrun Zamiel yaitu :
Dari tahap verifikasi persyaratan (berkas) yang dilakukan oleh pihak
HRD, input data, proses tandatangan regional manager, pengajuan ke
pihak otoritas bandara, kemudian pengajuan ke pihak finance untuk
dilakukannya pembayaran.
Pembayaran yang dilakukan melalui transfer oleh pihak perusahaan yaitu

divisi finance kepada pihak direktorat jenderal anggaran perhubungan, dapatlah

dicek terkait selesainya proses pengajuan pas bandara yang selanjutnya dapat

melakukan cetak voucher foto pas bandara, berikut adalah contoh voucher foto pas

bandara,

Gambar 4.3.2.3 Voucher Foto Pas Bandara


Dan berikut adalah salah satu contoh bentuk fisik dari pas bandara,

Logo
Kementerian
Perhubungan Foto pemegang
pas bandara

Masa Berlaku
PAS Bandara
Area Terminal
Bandar Udara

Area yang dapat dilalui di kawasan terbatas bandar


udara A ( Kedatangan), B (Ruang tunggu penumpang), G
(Area Cargo), P (Area Platform)

Nama perusahaan
penyelenggara penerbangan

Barcode pas
bandara Nomor pas
bandara
Gambar 4.3.2.4
Pas Bandara

Dari hasil penelitian di atas yang dijabarkan bahwa dalam pengajuan pas

bandara adanya kelengkapan persyarataan pas bandara, bilamana kelengkapan

sudah melewati proses verifikasi, untuk selanjutnya adanya proses alur pengajuan

pas bandara. Hal ini sesuai dengan ungkapan Bapak Romli Hidayat yakni :

Penerimaan berkas dengan melalui verifikasi data yang dilakukan oleh


pihak HRD, input data, pengajuan berkas pas bandara melalui APMS On
Line, pengajuan pembayaran yang dilakukan oleh pihak finance perusahaan.

Pada penjelasan persyaratan dan proses pengajuan pas bandara dapatlah

disimpulkan bahwa bilamana kelengkapan persyaratan pas bandara sudah


dilengkapi, untuk selanjutnya penginputan data entry, yang kemudian diverifikasi

oleh pihak HRD, yang dilanjutkan input data sistem untuk pengajuan pembayaran

yang dilakukan oleh pihak finance (cross-channel communication).

4.3.3. Kendala Dalam Proses Pengajuan Pas Bandara

Pada setiap implementasi dari proses penyampaian informasi atau alur proses

pengajuan pas bandara tidak lepas dari kendala maupun masalah yang terjadi,

seperti halnya aktivitas kerja divisi Pas & Perijinan. Berdasarkan hasil dari

observasi dan wawancara yang peneliti lakukan terdapat beberapa kendala yang

muncul dalam aktivitas Pas & Perijinan, diantaranya yaitu kurangnya kelengkapan

berkas persyaratan pas bandara yang akan diajukan.

Hal tersebut sesuai dengan pemaparan yang disampaikan oleh staf Pas &

Perijinan sdr. Sobrun Zamiel bahwa :

...karenapekerjaan yang dijalani tidak lepas dari kendala, seperti


pengajuan yang kurang lengkap persyaratannya misal SKCK, pas foto, ID
CARD, atau bahkan kurangnya dicantumkan tandatangan pasasi pada surat
pernyataan dan daftar riwayat hidup.
Kemudian menambahkan bahwa :
Harus cepat tanggap dalam penanganannya, karena jika tidak sudah
dipastikan akan menimbulkan masalah laju operasional, karena pas
bandara salah satu atribut yang berkaitan dengan batas wilayah yang ada
di sisi udara bandara.
Disamping itu juga kendala yang dihadapi tidak hanya sebatas kelengkapan

persyaratan pas bandara, namun juga jaringan internet dan intranet yang terkadang

sering error atau buffering untuk melakukan pengunggahan berkas dan atau

penyampaian informasi kepada seluruh jajaran terkait.


Dalam hal ini sesuai dengan pernyataan yang diutarakan Group Leader Pas &

Perijinan mengatakan bahwa :

...dari tiap pengajuan pas bandara pasasi sejauh ini berjalan lancar yang
berdasarkan regulasi dan SOP, dan kendala itu sudah pasti ada tanpa
terkecuali. Ya...namanya juga kita disini komunikasi dan koordinasi juga
menggunakan jaringan, walau terkadang suka ngadat atau error gitu. Kalo
udah ngadat itu bisa menghambat laju pengajuan pas bandara dalam
mengunggah persyaratan atau berkas pas bandara dan menghambat
proses penyampaian informasi terkait apa apa tentang pas bandara.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, maka diketahui bahwa

dalam tiap pengajuan atau proses pas bandara maupun penyampaian informasi

tidak lepas dari masalah atau kendala yang dihadapi yakni kurangnya kelengkapan

dari salah satu persyaratan pas bandara, jaringan internet atau intranet yang

bermasalah, sehingga hal ini dapat menghambat laju kegiatan atau aktivitas kerja

(kinerja) dari Pas & Perijinan dan sudah barang tentu mempengaruhi kegiatan

operasional.

4.4.Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisa data dilakukan pada saat pengumpulan data

dalam periode tertentu, fungsinya adalah untuk menelaah kembali data yang telah

diperoleh dari beberapa informan. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh

melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang akan diolah dan kemudian di

analisis. Hal ini dilakukan agar dapat menyederhanakan serta melengkapi data yang

dibutuhkan sehingga permasalahan dapat diselesaikan sekaligus tercapainya tujuan

penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan

beberapa temuan data yang dapat menggambarkan proses penyampaian informasi


dan pola komunikasi yang terjadi di divisi pas & perijinan dalam mengajukan pas

bandara.

Komunikasi menjadi salah satu alat yang dibutuhkan pada setiap aktivitas

manusia, karena selain untuk memperoleh suatu informasi yang kita butuhkan juga

memiliki fungsi dalam menyebarkan informasi dari perusahan/lembaga kepada

publiknya, tidak terkecuali bagi divisi pas & perijinan guna melancarkan kegiatan

atau aktivitas yang dilakukan dalam mengajukan pas bandara serta proses

penyampaian pesan kepada seluruh karyawan sebagai pemegang pas bandara. Hal

ini sesuai dengan pernyataan bahwa :

Menurut Thomas M Scheidel dalam Mulyana (2010: 4) menjelaskan


bahwa berkomunikasi adalah menyatakan dan mendukung identitas diri,
untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk
mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir atau berperilaku seperti
yang kita inginkan. Sedangkan tujuan dasar kita berkomunikasi adalah
untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita.

Divisi pas & perijinan dalam menyampaikan informasi kepada karyawan

(pasasi) dalam mengajukan pas bandara sangat begitu pentingnya dalam

mendukung kegiatan operasional PT. Lion Air, alur atau proses komunikasi dalam

penyampaian pesan serta informasi yang berlangsung antara pasasi dan divisi pas &

perijinan dapat membentuk pola komunikasi dalam pengajuan pas bandara.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan, sebagai

hasil dari implementasi alur dan pola komunikasi yang terjadi dalam organisasi

yaitu komunikasi eksternal dan komunikasi internal yang meliputi komunikasi

vertikal, horizontal, dan diagonal. Menurut R. Wayne Pace dalam

Suminar,dkk.(2015:215), dalam bab II sebelumnya dijelaskan bahwa jenis alur

komunikasi terbagi adanya komunikasi internal dan eksternal sebagai berikut;


1. Komunikasi Internal

a) Downward communication

Yaitu komunikasi berlangsung diantara orang-orang yang berada pada

tatanan manajemen yang menyampaikan pesan kepada bawahan. Pas &

Perijinan sebagai divisi yang berwenang dalam mengajukan pas bandara

melakukan penyampaian informasi kepada seluruh karyawan pasasi. Hal ini

berkaitan langsung dengan penyampaian pesan atau informasi mengenai

SOP serta selesainya proses pengajuan pas bandara yang dibuktikan dengan

bentuk voucher foto untuk foto pas bandara di Otoritas Bandara. Dan

komunikasi yang dilakukan oleh divisi pas & perijinan antara atasan dengan

bawahan berlangsung selalu adanya koordinasi dalam bekerja yang

berdasarkan SOP dan prosedural agar tercapainya maksud serta tujuan

dalam menyelesaikan suatu masalah sekaligus mengulas pekerjaan yang

sebelumnya pernah dilakukan.

Penyampain pesan/informasi
melalui rapat & telepon yakni
Lisan
SOP, pemberkasan dan
persyaratan pas bandara.
Pasasi
Pas &
Perijinan Penyampaian
pesan/informasi melalui
email, sms dan internal
memo dengan memasang
Tulisan pengumunan yakni SOP,
masa berlaku pas bandara
yang akan invalid dan
penerbitan voucher foto pas
bandara.

Gambar 4.4.1 Pola Komunikasi Downward Pas & Perijinan dengan Pasasi
b) Upward communication

Yaitu pembahasan mengenai arus informasi dari bawah ke atas, dalam hal

ini supervisor dan leader yang berkaitan secara langsung dengan bawahan

(pasasi & administrator pas), dalam proses pas bandara diupayakan selalu

adanya komunikasi agar saling dapat berkoordinasi dengan baik serta dapat

memahami fungsi juga tanggungjawab yang diberikan perihal penggunaan

pas bandara.

Penyampain pesan/informasi
melalui rapat & telepon yakni
Lisan keluhan dan ungkapan rasa
sulit, bertukar pikiran (saling
memberikan pendapat/saran
Pasasi Pas &
Perijinan
Penyampaian pesan/informasi
melalui email, dan sms yakni
Tulisan
keluhan dan rasa sulit, dan
status progres pas bandara

Gambar 4.4.2 Pola Komunikasi Upward Pasasi dengan Pas & Perijinan

c) Horizontal communication

Komunikasi secara mendatar, antar personel pas dan antar pasasi, yang

terjalin karena adanya koordinasi dalam tiap proses maupun pengajuan pas

bandara.
Staff
Staff Pasasi
Administrator
Pas & Perijinan

Penyampaian informasi/pesan secara face


to face & tidak formal yakni terkait
kelengkapan persyaratan & progres status
pas bandara

Gambar 4.4.3 Pola Komunikasi Horizontal Staff Admin Pas dan Staff Pasasi
d) Cross-Channel Communication

Komunikasi yang dilakukan oleh pihak Pas & Perijinan kepada HRD terkait

verifikasi data para karyawan pasasi, tanpa melalui garis struktural secara

prosedural, dalam arti pihak divisi Pas & Perijinan melakukan komunikasi

secara diagonal tanpa melalui tahapan yang berdasarkan SOP, dengan

tujuan agar lebih efisien dalam pengerjaan proses pengajuan pas bandara.

Pas & Perijinan HRD

Penyampaian pesan/informasi melalui


email yakni verifikasi seluruh data
karyawan pasasi dalam progres waiting
list pembayaran

Gambar 4.4.4 Pola Komunikasi Cross-channel Pas & Perijinan dengan HRD

2. Komunikasi Eksternal

Berdasarkan pada BAB I yakni pada batasan masalah bahwa peneliti meneliti

sebatas Pas & Perijinan sebagai komunikator dan karyawan (pasasi) sebagai

komunikan. Maka penjabaran komunikasi eksternal, peneliti hanya meneliti

sebatas komunikasi internal saja, karena peneliti mendapati informasi bahwa divisi

Pas & Perijinan melakukan pengajuan pas bandara pasasi melalui sebuah aplikasi

dari Otoritas Bandara selaku Administrator Bandar Udara Soekarno - Hatta yaitu

sistem APMS On Line (lihat pada gambar 4.3.2.2), yang secara keseluruhan

pengajuan data atau berkas dari pihak karyawan yang dikelola oleh Pas & Perijinan

melalui aplikasi tersebut.


Dalam melakukan analisis data penulis juga kembali menguji validitas

kualitatif yang diperoleh dari hasil triangulasi, sebagai bentuk uji keabsahan dalam

mengungkap kebenaran yang objektif sehingga kredibilitas penelitian kualitatif ini

dapat tercapai. Hal ini juga dibenarkan oleh penjelasan Moleong dalam Ibrahim

(2015: 124) bahwa “triangulasi dapat diartikan sebagai teknik pemeriksaan

keabsahan data dengan cara membandingkan antara sumber, teori maupun

metode/teknik penelitian”.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil dari penelitian mengenai proses penyampaian pesan dan pola komunikasi

yang terjadi pada divisi Pas & Perijinan dalam mengajukan pas bandara pasasi

dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Divisi Pas & Perijinan adalah salah satu sarana dalam kepengurusan pas

bandara pasasi untuk menunjang kegiatan operasional yang berkenaan dengan sisi

udara yang berada di Bandar Udara Internasional Soekarno – Hatta.

2. Pas bandara adalah salah satu atribut yang digunakan oleh pasasi untuk

menunjang kegiatan operasional dan memasuki kawasan area terbatas yang ada di

Bandar Udara Internasional Soekarno – Hatta.

3. Proses penyampaian pesan (informasi) dari divisi Pas & Perijinan ke pihak

karyawan (pasasi) dengan melakukan pertemuan atau rapat secara langsung,

melalui email, telepon dan memo internal yang ditempel di papan pengumuman

terkait selesainya proses pas bandara, dan kurangnya salah satu persyaratan pas

bandara yang diajukan serta penyampaian terkait SOP (Standard Operational

Procedure).

4. Pola komunikasi yang terjadi di divisi Pas & Perijinan adalah komunikasi

internal (downwarrd, upward, horizontal communication) dan eksternal (dengan

aplikasi APMS on line Otoritas Bandar Udara Wilayah I dalam mengunggah berkas

persyaratan pas bandara).


5. Kendala yang temui pada proses pengajuan pas bandara ialah kurangnya

kelengkapan dari salah satu persyaratan pas bandara, jaringan internet atau intranet

yang bermasalah, sehingga hal ini dapat menghambat laju kegiatan atau aktivitas

kerja (kinerja) dari Pas & Perijinan dan sudah barang tentu mempengaruhi kegiatan

operasional.

5.2. Saran

1. Berdasarkan hasil obserasi dan penelitian yang dilakukan maka penulis

mengemukakan saran bahwa masalah atau kendala dari aktivitas operasional pas

dan perijinan dalam mengajukan pas bandara pasasi tentunya jaringan (internet dan

intranet), pada problem ini sudah seharusnya perusahaan melihat betapa

berpengaruhnya kegiatan operasional pas dan perijinan pada kegiatan oeprasional

yang bersinggungan dengan sisi udara (bandar udara). Kegiatan pas dan perijinan

sering melakukan kegiatan atau aktivitas komunikasi organisasi secara internal,

eksternal dan horizontal, komunikasi yang dilakukan tentunya memiliki tujuan

demi lancarnya dalam proses pengajuan pas bandara pasasi yang tidak lepas dengan

koordinasi. Komunikasi dan koordinasi ini pun penting dilakukan karena akan

membantu mempercepat proses pas bandara.

2. Mengingat pas bandara adalah salah satu atribut karyawan yang dapat

menunjang kegiatan operasional di sisi udara, maka divisi Pas & Perijinan

diharapkan dapat berkomunikasi lebih intens kepada pihak pasasi, hal ini dilakukan

untuk dapat menghindari kekurangan persyaratan dalam pengajuan pas bandara.


3. Lion Air adalah salah satu maskapai terbesar di Indonesia, sudah layaknya

apapun terkait dengan kegiatan operasional pihak manajemen agar dapat merespon

lebih cepat, tanggap dan sigap mengenai kendala operasional yang terjadi

khususnya jaringan intranet dan internet, serta fasilitas yang dapat mendukung dan

menunjang kinerja karyawan.


DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif: Panduan Penelitian Beserta


Contoh Proposal Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan
Abnormal Itu?. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda
Karya. Cetakan ke XII.
Pace, R. Wayne & F. Faules, Don. 2001. Komunikasi Organisasi: Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Terjemahan, Bandung: Rosda Karya.
Cetakan III.
Soepranto, 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suryanto. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia.
Soemirat, Soleh, dkk. 2015. Komunikasi Organisasi. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi. Cetakan ke VII
Uchjana, Onong. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori & Praktek. Bandung: Rosda
Karya. Cetakan XXII.
W. Littlejohn, Stephen & A. Foss, Karen. 2009. Teori Komunikasi: Theories of
Human Communication. Terjemahan, Jakarta Selatan: Salemba
Humanika.
Yukl, Gary. 1998. Kepemimpinan Dalam Organisasi: Leadership in
Organizations 3e. Terjemahan, Jakarta: Prenhallindo.

Skripsi dan Jurnal Penelitian


Kholiq, Muzawwir. Desember 2010. Pola Komunikasi Organisasi (Pola
Komunikasi Antara Pimpinan dan Karyawan di Radio Kota Perak
Yogyakarta). Yogyakarta: Skripsi Universitas Negeri Sunan Kalijaga
http://digilib.uin-suka.ac.id/5594/, 01 April 2017.
Galaxy, Loreno D.P. 2013. Pola Komunikasi Dalam Hubungan Antara Karyawan
Tenancy Mall Olympic Garden Dengan Tenant (Pola Komunikasi antara
Karyawan Tenancy Mall Olympic Garden dengan Karyawan Tenant).
Malang: Penelitian Universitas Brawijaya
http://www.academia.edu/6836169/,01 April 2017.
Wahyuningtyas, Neno. 2014. Pola Komunikasi Organisasi Departemen Produksi
Dalam Memprodukasi Program Televisi (Pola Komunikasi Pada
Manager Produksi dan Tim Produksi Dhamma TV). Malang: Jurnal
Universitas Brawijaya. http://www.academia.edu/8460045/Jurnal, 01
April 2017.

Sumber Lain

Al-quran Surat Al-Hujurat ayat 13.


Sistem Otoritas Bandara Wilayah I Bandara Soekarno-Hatta
http://otban-wil1.dephub.go.id/apms/
Sistem Airpass Finance Lion Air
http://192.168.222.20/airpass/report.aspx
LAMPIRAN 1

PANDUAN WAWANCARA, PANDUAN

OBSERVASI DAN PANDUAN DOKUMENTASI


PANDUAN WAWANCARA

POLA KOMUNIKASI KARYAWAN GROUND HANDLING (PASASI)


DALAM PENGAJUAN PAS BANDARA DI PT. LION AIR

(StudiPenelitian DeskriptifKualitatif Pola Komunikasi Karyawan Pasasi


Dalam Pengajuan Pas Bandara Pada Divisi Pas & Perijinan di PT. Lion Air)
Key Informan : RomliHidayat

Jabatan : Group Leader Pas &Perijinan

Tanggal : 25 September 2017

Waktu : cgkpass@lionair.co.id , 25 Sep. 2017 (11:14 AM)

Tempat : via email online

1. Bagaimana Anda membangun kepercayaan kepada bawahan dalam pengurusan

pas bandara selama ini ?

2. Bagaimana personel yang Anda bawahi dalam menjalani tugasnya ?

3. Bagaimana hubungan atau jalinan komunikasi antara Anda dengan bawahan ?

4. Bagaimana dengan SOP khusus terkait pengajuan dan proses pas bandara ?

5. Bagaimana Anda menangani permasalahan yang sering dihadapi divisi Pas &

Perijinan berdasarkan SOP ?

6. Bagaimana divisi Pas dan Perijinan mengukur bahwa dalam tiap penanganan

pengajuan pas bandara selesai hingga tuntas ?

7. Bagaimana divisi Pas dan Perijinan dalam menentukan periode pertemuan atau

kumpulan untuk berkomunikasi antara Anda dengan personel pas bandara ?


8. Mengapa harus adanya komunikasi dalam tim ?

9. Bagaimana dengan pengambilan keputusan dalam rapat antara Anda dengan

bawahan ?

10. Bagaimana dengan komunikasi yang dilakukan selama ini antara Anda

dengan bawahan menyangkut proses pengajuan pas bandara atau masalah yang

timbul di unit kerjaAnda ?

11. Bagaimana proses atau alur pengajuan pas bandara yang Anda bawahi ?

12. Bagaimana komunikasi yang terjalin dari tiap pos (HRD, Finance dan Otban)

dalam proses pengajuan pas bandara ?

13. Mengapa harus adanya komunikasi yang berlangsung dari pihak Anda kepada

pihak karyawan (pasasi) dalam pengajuan pas bandara ?

14. Bagaimana komunikasi yang dilakukan dalam menginformasikan hal-hal yang

menyangkut SOP serta pengajuan pas bandara dsb. ?


Informan : SobrunZamiel

Jabatan : Staff administrator Pas &Perijinan

Tanggal : 25 September 2017

Waktu : 09:45 AM

Tempat : Jl. Marsekal Surya Darma-PergudanganBandara

Mas Blok F27

1. Bagaimana Anda mempercayai atasan Anda ?

2. Bagaimana tugas yang Anda jalani selama ini cukup baik atau tidak ?

3. Bagaimana hubungan komunikasi antar personel ?

4. Bagaimana komunikasi yang terjalin antara personel (bawahan) dengan

atasan ?

5. Bagaimana dengan SOP terkait pengajuan dan proses pas bandara ?

6. Bagaimna jika ada kendala atau permasalahan dalam pengajuan pas bandara ?

7. Bagaimana dalam penanganan masalah yang berdasarkanSOP ?

8. Bagaimana proses koordinasi antara Anda (bawahan) dengan atasan dalam

penanganan masalah yang beradasarkan SOP ?

9. Bagaimana divisi Pas dan Perijinan mengukur bahwa dalam tiap penanganan

pengajuan pas bandara selesai hingga tuntas ?


10. Bagaimana dengan pertemuan atau kumpulan untuk berkomunikasi antara

Anda dengan atasan ?

11. Bagaimana proses dalam pengambilan keputusan dalam rapat antara Anda

dengan atasan ?

12. Mengapa harus ada komunikasi khusus, antara Anda dengan atasan

menyangkut proses pengajuan pas bandara atau masalah yang timbul di unit

kerja Anda ?

13. Bagaimana proses atau alur pengajuan pas bandara ?

14. Bagaimana komunikasi yang terjalin dari tiap pos dalam proses pengajuan pas

bandara ?

15. Mengapa harus adanya komunikasi dari pihak Anda kepada pihak karyawan

(pasasi) dalam pengajuan pas bandara ?

16. Bagaimana komunikasi yang dilakukan dalam menginformasikan hal-hal yang

menyangkut SOP serta pengajuan pas bandara dsb. ?


Key Informan : NanangSuprianto

Jabatan : Supervisor Pasasi

Tanggal : 27 September 2017

Waktu : megacgk@yahoo.com , 27 Sep. 2017 (03:05 PM)

Tempat : via email online

1. Bagaimana Anda mempercayai dalam proses pengajuan pas bandara kepada

pas & perijinan ?

2. Mengapa adanya komunikasi khusus antara pas & perijinan dengan pasasi ?

3. Bagaimana dengan penyampaian terkait SOP dalam pengajuan pas bandara ?

4. Bagaimana dengan kendala atau masalah yang dihadapi tatkala Anda dan

personel mengajukan pas bandara ?

5. Bagaimana Anda menangani bawahan Anda, jika salah satu diantara bawahan

Anda mengalami kendala dalam proses pengajuan pas bandara ?

6. Mengapa ada ruang khusus untuk berkomunikasi antara Anda dengan bawahan

terkait pengajuan pas bandara ?

7. Bagaimana komunikasi yang berlangsung dari pihak Anda kepada pihak

karyawan (pasasi) dalam pengajuan pas bandara ?


8. Bagaimana dengan komunikasi yang dilakukan dalam menginformasikan

hal-hal yang menyangkut SOP serta pengajuan pas bandara dsb. ?

9. Bagaimana bila informasi yang disampaikan oleh pihak pas & perijinan kurang

jelas ?

10. Bagaimana pas & perijinan dalam menangani atau permasalahan serta keluhan

karyawan (pasasi) pada pas bandara?


Informan : Mega Maharani

Jabatan : Staff Pasasi

Tanggal : 23 September 2017

Waktu :megacgk@yahoo.com, 04:45 PM

Tempat : via email online

1. Bagaimana Anda mempercayai dalam proses pengajuan pas bandara kepada

pas &perijinan ?

2. Mengapa adanya komunikasi khusus antara pas & perijinan dengan pasasi ?

3. Bagaimana dengan penyampaian terkait SOP dalam pengajuan pas bandara ?

4. Bagaimana dengan kendala atau masalah yang dihadapi tatkala Anda

mengajukan pas bandara ?

5. Mengapa ada ruang khusus untuk berkomunikasi antara Anda dengan bawahan

terkait pengajuan pas bandara ?

6. Bagaimana komunikasi yang berlangsung dari pihak Anda kepada pihak

karyawan (pasasi) dalam pengajuan pas bandara ?

7. Bagaimana dengan komunikasi yang dilakukan dalam menginformasikan

hal-hal yang menyangkut SOP serta pengajuan pas bandara dsb. ?

8. Bagaimana bila informasi yang disampaikan oleh pihak pas & perijinan kurang

jelas ?
9. Bagaimana pas & perijinan dalam menangani atau permasalahan serta keluhan

karyawan (pasasi) pada pas bandara?


PANDUAN OBSERVASI

POLA KOMUNIKASI KARYAWAN GROUND HANDLING (PASASI)


DALAM PENGAJUAN PAS BANDARA DI PT. LION AIR

(StudiPenelitian DeskriptifKualitatif Pola Komunikasi Karyawan Pasasi


Dalam Pengajuan Pas Bandara Pada Divisi Pas & Perijinan di PT. Lion Air)

Pengamatan pola komunikasi dalam pengajuan pas bandara pasasi di divisi pas &
perijinan serta arus penyampaian pesan (informasi) dari divisi pas & perijinan
kepada karyawan pasasi
PANDUAN DOKUMENTASI

POLA KOMUNIKASI KARYAWAN GROUND HANDLING (PASASI)


DALAM PENGAJUAN PAS BANDARA DI PT. LION AIR

(StudiPenelitian DeskriptifKualitatif Pola Komunikasi Karyawan Pasasi


Dalam Pengajuan Pas Bandara Pada Divisi Pas & Perijinan di PT. Lion Air)

1. Kegiatan Pengajuan Pas bandara


2. Struktur Organisasi PT. Lion Air-LAS
3. Identitas Key Informan&Informan
4. Dokumentasi Wawancara
LAMPIRAN 2.

TRANSKRIP WAWANCARA &

IDENTITAS KEY INFORMAN &INFORMAN


Key Informan : Romli Hidayat

Jabatan : Group Leader Pas & Perijinan

Tanggal : 25 September 2017

Waktu : cgkpass@lionair.co.id , 25 Sep. 2017 (11:14 AM)

Tempat : via email online

No Tanya Jawab
Bagaimana Anda membangun
Mengedepankan team work, bekerja secara
kepercayaan kepada bawahan dalam
1 profesional dengan SOP yang berlaku,
pengurusan pas bandara selama ini ?
memberikan contoh dalam bekerja yang baik.
Bagaimana personel yang Anda bawahi Bekerja sesuai arahan atau SOP perusahaan,
2 dalam menjalani tugasnya ? dapat bekerja dengan team work, mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Bahwa dalam tiap proses kerja harus adanya
jalinan komunikasi dan koordinasi secara
efektif, agar dapat mengetahui sejauh mana
Bagaimana hubungan atau jalinan pekerjaan yang dalam progress atau pekerjaan
3 komunikasi antara Anda dengan dalam tahapan proses awal. Serta harus terus
bawahan ? me-review seluruh pekerjaan sebagai acuan atau
sebagai bentuk titik balik dalam menjalankan
pekerjaan berikutnya, hal tersebut dilakukan
agar dapat meminimalisir masalah.
Bagaimana dengan SOP khusus terkait
Terkait SOP pas bandara sudah diterapkan,
4 pengajuan dan proses pas bandara ?
dengan regulasi yang berlaku.
....daritiap pengajuan pas bandara
pasasi sejauh ini berjalan lancar yang
berdasarkan regulasi dan SOP, dan
kendala itu sudah pasti ada tanpa
terkecuali. Ya...namanya juga kita
disini komunikasi dan koordinasi juga
menggunakan jaringan, walau
Bagaimana Anda menangani terkadang suka ngadat atau error gitu.
permasalahan yang sering dihadapi divisi Kalo udah ngadat itu bisa menghambat
5
Pas & Perijinani berdasarkan SOP ?
laju pengajuan pas bandara dalam
mengunggah persyaratan atau berkas
pas bandara dan menghambat proses
penyampaian informasi terkait apa apa
tentang pas bandara.
Berstandarisasi dengan SOP dan prosedural,
menanyakan langsung ke pihak bawahan terkait
problem yang ada dan mencari solusi secara
bersama.
6 Bagaimana divisi Pas dan Perijinan Dengan adanya masa berlaku pas bandara yang
mengukur bahwa dalam tiap penanganan terbaru bagi yang bersangkutan (pasasi)
pengajuan pas bandara selesai hingga
tuntas ?
Bagaimana divisi Pas dan Perijinan
dalam menentukan periode pertemuan Berkoordinasi di tiap waktu, adalah bentuk
7 atau kumpulan untuk berkomunikasi komunikasi dalam penyelesaian masalah atau
antara Anda dengan personel pas koordinasi pekerjaan
bandara ?
Mengapa harus adanya komunikasi Agar terjalin koordinasi yang baik dan dapat
8
dalam tim ? menyelesaikan problem secara bersama
Bagaimana dengan pengambilan Dalam pengambilan keputusan, jika ada
keputusan dalam rapat antara Anda masalah atau problem ditentukan melalui
9
dengan bawahan ? kesepakatan bersama berdasarkan SOP
perusahaan
Bagaimana dengan komunikasi yang
dilakukan selama ini antara Anda dengan
Baik, dan perlu ditingkatkan komunikasi yang
10 bawahan menyangkut proses pengajuan
lebih efektif dan efisien
pas bandara atau masalah yang timbul di
unit kerja Anda ?
Penerimaan berkas dengan melalui verifikasi
Bagaimana proses atau alur pengajuan data, input data, pengajuan berkas pas bandara
11
pas bandara yang Anda bawahi ? melalui APMS On Line, pengajuan pembayaran
yang dilakukan oleh pihak finance perusahaan
Bagaimana komunikasi yang terjalin dari
tiap pos (HRD, Finance dan Otban)
12 Baik, dan dapat berkoordinasi secara efektif
dalam proses pengajuan pas bandara ?

Mengapa harus adanya komunikasi yang


berlangsung dari pihak Anda kepada Untuk menyampaikan informasi terkait hal-hal
13
pihak karyawan (pasasi) dalam yang menyangkut pas bandara
pengajuan pas bandara ?
Bagaimana komunikasi yang dilakukan
dalam menginformasikan hal-hal yang
Dituangkan dalam bentuk rapat, email, telepon
14 menyangkut SOP serta pengajuan pas
serta secara langsung
bandara dsb. ?
Informan : Sobrun Zamiel

Jabatan : Staff administrator Pas & Perijinan

Tanggal : 25 September 2017

Waktu : 09:45 AM

Tempat : Jl. Marsekal Surya Darma-Pergudangan Bandara


Mas Blok F27

No Tanya Jawab
Tentunya dengan adanya aturan yang berlaku,
Bagaimana Anda mempercayai saya sudah cukup mempercayai atasan saya.
1
atasan Anda ? Dan berkoordinasi dengan baik dari tiap
pekerjaan yang ditangani oleh atasan saya.
Bagaimana tugas yang Anda jalani
Baik, karena adanya komunikasi dan koordinasi
2 selama ini cukup baik atau tidak ?
yang baik pula dengan atasan saya
Bagaimana hubungan komunikasi antar Sejauh ini cukup baik dalam hubungan
3 personel ? komunikasi, karena didasari oleh koordinasi
yang baik pula dalam penanganan pekerjaan.
Komunikasi yang dijalani selama ini secara
Bagaimana komunikasi yang terjalin
keseluruhan baik, namun harus selalu ada
antara personel (bawahan) dengan
4 koordinasi serta saling percaya terhadap tugas
atasan ?
atau pekerjaan yang dijalani dan dapat
dipertanggungjawabkan.
SOP dalam pengajuan pas banadara itu sudah
ditetapkan oleh pihak managerial, dan sampai
saat ini maish tetap dijalani dan harus dijalani,
Bagaimana dengan SOP terkait
karena demi kelancara dan ketertiban dalam
5 pengajuan dan proses pas bandara ?
pengajuan pas bandara yang tentunya
disinkronisasikan dengan regulasi yang ada di
otoritas bandara selaku administrator bandara
soekarno-hatta.
1. Harus cepat tanggap dalam penanganannya,
karena jika tidak sudah dipastikan akan
menimbulkan masalah laju operasional, karena
pas bandara salah satu atribut yang berkaitan
dengan batas wilayah yang ada di sisi udara
Bagaimna jika ada kendala atau
bandara.
6 permasalahan dalam pengajuan pas
2. ...karena pekerjaan yang dijalani tidak lepas
bandara ?
dari kendala, seperti pengajuan yang kurang
lengkap persyaratannya misal SKCK, pas foto,
ID CARD, atau bahkan kurangnya dicantumkan
tandatangan pasasi pada surat pernyataan dan
daftar riwayat hidup.
Jika ada karyawan yang mengajukan pas
Bagaimana dalam penanganan masalah bandara telat, maka akan dikenakan sanksi,
7
yang berdasarkan SOP ? minimal SP 1 bahkan dapat dilakukan PHK
sepihak dari perusahaan, karena SOP tersebut
berkaitan langsung dengan ketertiban dalam
penanganan karyawan yang bermasalah.
Kami lakukan koordinasi, verifikasi data serta
Bagaimana proses koordinasi antara
meninjau histori dari karyawan tersebut, apakah
Anda (bawahan) dengan atasan dalam
pernah melakukan hal yang sama atau tidak,
8 penanganan masalah yang beradasarkan
jika pernah akan dikenakan sanksi yang
SOP ?
berlanjut, kemudian di arahkan ke pihak HRD,
untuk penanganan kepegawaian.
Bagaimana divisi Pas dan Perijinan
Proses yang ditangani dapat selesai dengan
mengukur bahwa dalam tiap penanganan
adanya bentuk fisik pas bandara yang terbaru
9 pengajuan pas bandara selesai hingga
dari pihak karyawan, dan dapat menjalani
tuntas ?
kegiatan atau aktifitas kerja kembali.
Selalu ada komunikasi dan koordinasi yang
Bagaimana dengan pertemuan atau dilakukan antara bawahan dengan atasan,
10 kumpulan untuk berkomunikasi antara dengan maksud termonitornya seluruh
Anda dengan atasan ? pekerjaan yang dijalani oleh masing-masing
personel.
Bagaimana proses dalam pengambilan
Dalam pengambilan keputusan, selalu diadakan
keputusan dalam rapat antara Anda
11 pertemuan untuk saling menyampaikan
dengan atasan ?
pendapat dari masing-masing personel.
Terkait dengan komunikasi khusus atau intens
yang dilakukan dalam menyelesaikan kendala,
Mengapa harus ada komunikasi khusus,
karena pekerjaan yang dijalani tidak lepas dari
antara Anda dengan atasan menyangkut
kendala, seperti pengajuan yang kurang lengkap
12 proses pengajuan pas bandara atau
persyaratannya misal SKCK, pas foto, ID
masalah yang timbul di unit kerja Anda ?
CARD, atau bahkan kurangnya dicantumkan
tandatangan pada surat pernyataan dan daftar
riwayat hidup.
Dari tahap verifikasi persyaratan (berkas) yang
Bagaimana proses atau alur pengajuan dilakukan oleh HRD, input data, proses tanda
13 pas bandara ? tangan regional manager, pengajuan ke pihak
otoritas bandara, kemudian pengajuan ke pihak
finance untuk dilakukannya pembayaran.
Komunikasi yang terjalin sejauh ini sangat
baik, jika ada kendala seperti belum terbitnya
Bagaimana komunikasi yang terjalin dari voucher pas bandara, kurang lengkapnya
tiap pos dalam proses pengajuan pas persyaratan berkas akan segera dilakukan
14
bandara ? komunikasi secara langsung atau via email. Dan
sejauh ini komunikasi secara via email atau
telepon cukup efektif.

Karena untuk menyampaikan dari tiap kendala


yang ada (misal, kurang SKCK, ID CARD,
FOTO bahkan ada karyawan yang belum
Mengapa harus adanya komunikasi yang
mengisi form pernyataan atau drh, sehingga
dari pihak Anda kepada pihak karyawan
15 harus diinformasikan kepada ybs. Agar dapat
(pasasi) dalam pengajuan pas bandara ?
terselesaikannya proses pengajuan pas bandara
hingga selesai. Kemudian untuk
menginformasikan deregulasi atau regulasi
mengenai pengajuan pas bandara.
Bagaimana komunikasi yang dilakukan Komunikasi yang dilakukan selama
16 dalam menginformasikan hal-hal yang ini,tetunyasecara langsung atau via email
menyangkut SOP serta pengajuan pas kepada seluruh jajaran yang ada diperusahaan.
bandara dsb. ? Dan sejauh ini komunikasi yang dilakukan
cukup baik serta efekif. Jika masih ada yang
belum dapat informasi kami akan lakukan via
telepon.
Key Informan : Nanang Suprianto

Jabatan : Supervisor Pasasi

Tanggal : 27 September 2017

Waktu : megacgk@yahoo.com , 27 Sep. 2017 (03:05 PM)

Tempat : via email online

No Tanya Jawab
Karena pas & perijinan adalah tempat untuk
Bagaimana Anda mempercayai mengajukan pas bandara, jadi mau gak mau saya
1 dalam proses pengajuan pas bandara harus percaya, tentunya kan udah ada SOP dan
kepada pas & perijinan ? aturan yang berlaku soal pengajuan pas bandara,
jadi mau apa lagi.
Saya rasa perlu ada komunikasi khusus, untuk terus
Mengapa adanya komunikasi khusus adanya koordinasi terkait progres pas bandara yang
2 antara pas & perijinan dengan diajukan, karena ini menyangkut kegiatan
pasasi ? operasional, kalo gak ada pas bandara, ya gak bisa
kerja dong...
SOP yang berlaku saat ini sudah berjalan dengan
Bagaimana dengan penyampaian
baik, soalnya klo ada keterlambatan pengajuan pas
3 terkait SOP dalam pengajuan pas
bandara kan langsung diberikan sanksi dan
bandara dari divisi Pas & Perijinan ?
diarahkan ke HRD
namanya juga aktivitas operasional, kendala itu
sudah pasti ada, tapi kalo dalam pengajuan pas
Bagaimana dengan kendala atau bandara ada masalah, kayak telat jadinya voucher
masalah yang dihadapi tatkala Anda pas bandara, saya sih langsung hubungi staff pas
4
dan personel mengajukan pas nya, tapi biasanya dar tim pas bandara infoin ke
bandara ? kita, kalo pas bandara ada kendala atau masalah,
kita dihubungi via email, telepon atau sms gitu
lah...
Bagaimana Anda menangani yang pasti saya tanya dulu, apa bener kendalanya
bawahan Anda, jika salah satu ada di tim pas atau di anak pasasinya sendiri yang
5 diantara bawahan Anda mengalami telat ngajuin.
kendala dalam proses pengajuan pas
bandara ?
saya diberikan tanggungjawab, bukan cuma urus
Mengapa ada ruang khusus untuk soal kerjaan, tapi juga soal anak pasasi, komunikasi
berkomunikasi antara Anda dengan khusus itu penting, biar saya juga kalo dapet
6
bawahan terkait pengajuan pas informasi dari tim pas, bisa langsung saya
bandara ? sampaikan ke karyawan pasasi khususnya, apalagi
kalo menyangkut soal SOP
Bagaimana komunikasi yang komunikasi saya sama pasasi sih baik baik
berlangsung dari pihak Anda kepada aja,selama pasasi tersebut tidak bermasalah dalam
7 pihak karyawan (pasasi) dalam mengajukan pas bandara
pengajuan pas bandara ?
Bagaimana dengan komunikasi yang Komunikasi yang disampaikan sangat baik karna
dilakukan dalam menginformasikan disampaikan dengan bahasa yang mudah, baik itu
8
hal-hal yang menyangkut SOP serta secara lisan dengan bertemu langsung maupun
pengajuan pas bandara dsb. ? melalui tulisan dengan internal memo yang
dibagikan, seperti halnya menyebarkan informasi
yang ditempel di papan pengumuman,sehingga
mudah untuk mendapatkan informasi yang
disebarkan oleh pas & perijinan.
Bagaimana bila informasi yang Saya pasti tanyakan lagi ke pihak tim pas bandara,
9 disampaikan oleh pihak pas & untuk memastikan kejelasan dari informasi yang
perijinan kurang jelas ? disampein.
soal masalah,saya juga pernah ngalamin itu, karena
saya mengajukan pas bandara sesuai prosedur,
yang harusnya voucher pas bandara saya sudah
jadi, tapi ini ada keterlambatan, naah saya coba
Bagaimana pas & perijinan dalam
tanyain dong...koq pas bandara saya belom jadi?,
menangani atau permasalahan serta
10 tim pas bandara menanggapi dari pertanyaan saya
keluhan karyawan (pasasi) pada pas
dan penjelasannya sistem error, namun dari
bandara ?
masalah yang pernah saya alami itu, secara
keseluruhan sih intinya tim pas bandara cepat
tanggap, jadi saya waktu itu dibuatkan surat
keterngan untuk ijin masuk area kerja saya.
Informan : Mega Maharani

Jabatan : Staff Pasasi

Tanggal : 23 September 2017

Waktu : megacgk@yahoo.com , 04:45 PM

Tempat : via email online

No Tanya Jawab
Mengikuti aturan yang diberlakukan bagi
Bagaimana Anda mempercayai orang perorangan yang berada dibawah
dalam proses pengajuan pas corporate tertentu maka proses
1
bandara kepada pas & pengajuannya pun melalui instansi yang
perijinan ? sudah diberi kewenangan serta kepercaan
oleh pihak otoritas untuk pengelolaannya.
Agar nantinya ada sinkronisasi atau
kesesuaian antara izin yang diberikan
Mengapa adanya komunikasi kepada orang-orang yang bersangkutan
2 khusus antara pas & perijinan (pasasi) dengan rana kerjanya sehingga
dengan pasasi ? pengguna izin bisa menggunakannya lebih
teratur dan bertanggung jawab.

Bagaimana dengan Sejauh pengalaman saya sudah cukup baik


3 penyampaian terkait SOP dan jelas.
dalam pengajuan pas bandara ?
Bertanya kembali, mengoreksi lalu
Bagaimana dengan kendala melengkapi data yang kurang agar tidak
atau masalah yang dihadapi telalu lama menunda pengajuan. Karena
4
tatkala Anda mengajukan pas jika tidak ada kekurangan dalam
bandara ? kelengkapan data maka seharusanya lah
tidak akan mengalami kendala.
Agar saling memahami fungsi serta
Mengapa ada ruang khusus tanggung jawab yang diberikan perihal
untuk berkomunikasi antara penggunaan pass nantinya sehingga tidak
5
Anda dengan bawahan terkait terjadi penyalahgunaan atau tindakan yang
pengajuan pas bandara ? di luar batas otoritas dari masing-masih
jenis atau peruntukan pass.
Bagaimana komunikasi yang Selama pengalaman saya komunikasi yang
berlangsung dari pihak Anda terjadi antasa saya sebagai pengaju dan
6 kepada pihak karyawan pengguna pass (pasasi) dengan divisi
(pasasi) dalam pengajuan pas terkait yang mengurus pass sudah cukup
bandara ? baik.
7 Bagaimana dengan komunikasi Komunikasi sangat baik karna sampaikan
yang dilakukan dalam dengan bahasa yang mudah baik itu secara
menginformasikan hal-hal lisan dengan bertemu langsung maupun
yang menyangkut SOP serta melalui tulisan dengan internal memo
pengajuan pas bandara dsb. ? yang dibagikan.
Bagaimana bila informasi yang Aktif bertanya sejelas mungkin guna
8 disampaikan oleh pihak pas & menghindari kekurangan atau kendala.
perijinan kurang jelas ?
Bagaimana pas & perijinan Saya pernah mengalami kendala dan
dalam menangani atau umpan balik dari pihak perizinan cukup
9 permasalahan serta keluhan baik cepat dan tanggap sehingga
karyawan (pasasi) pada pas permasalannya cepat terselesaikan.
bandara ?
DATA DIRI KEY INFORMAN

Nama : RomliHidayat

Umur : 32Tahun

Jabatan : Group Leader Pas &Perijinan

No Tlpon : 085319950136

Email : cgkpass@lionair.co.id

Alamat : Kp. RawaLele, Gombolpaya, Kalideres


Nama : NanangSuprianto

Umur : 33Tahun

Jabatan : Supervisor Pasasi

No Tlpon : 08989071832

Alamat : PerumGriya, RawaBereum, Sepatan


DATA DIRI INFORMAN

Nama : SobrunZamiel

Umur : 32 Tahun

Jabatan : Administrator Pas &Perijinan

No Tlpon : 089637298092

Alamat : Dumpit, Batuceper,Tangerang


Nama : Mega Maharani

Umur : 30Tahun

Jabatan : Pasasi

No Tlpon : 08111888014

Email : megacgk@yahoo.com

Alamat : Dumpit, Batuceper,Tangerang


LAMPIRAN 3.

DOKUMENTASI WAWANCARA
KEGIATAN PENGAJUAN PAS BANDARA

Administrator Pas &Perijinan


Proses Wawancara
Proses Pengajuan Pas Bandara
FotoBersama Staff Pas &Perijinan
Struktur Organisasi PT. Lion Air-LAS & General Support

Anda mungkin juga menyukai