Anda di halaman 1dari 23

Kimia Kelas 11 | Mengenal Sistem Koloid

RG Squad, kalian pasti pernah makan burger ‘kan? Di dalam burger biasanya dibubuhi
mayones di antara lapisan daging dan sayurannya. Duh jadi laper. Eh, tapi bukan itu yang
mau dibahas. Kamu tahu nggak apa saja bahan untuk membuat mayones? Ternyata mayones
dibuat dari campuran beberapa bahan di antaranya minyak dan telur. Dalam
kimia, campuran antara dua zat atau lebih biasa disebut koloid. Ada banyak sekali sistem
koloid dalam kehidupan kita. Apakah sistem koloid itu? Apa saja fenomena sistem koloid
dalam kehidupan sehari-hari? Kuy, simak penjelasan di bawah ini, Squad!

Koloid merupakan campuran dari dua zat atau lebih yang tersebar secara merata
dengan ukuran partikel terdispersi antara 1-1000 nm. Sedangkan, sistem koloid adalah
bentuk campuran yang keadaanya terletak di antara larutan dan suspensi (campuran
kasar) dan memiliki sifat-sifat yang khas.

Berdasarkan pengertian di atas, kamu tahu nggak apa saja contoh dari sistem koloid ini? Ya,
betul. berbagai bahan makanan yang merupakan campuran dua zat (larutan dan suspensi) itu
juga termasuk ke dalam sistem koloid. Seperti misalnya, mayones, keju, nasi, dan roti.
Contoh di luar bahan makanan? Cat, kosmetik, dan obat-obatan juga termasuk. Bahkan, darah
yang ada di dalam tubuh kita itu sistem koloid. Kok bisa? Hayo, coba kamu ingat. Kira-kira
apa saja komposisi darah di dalam tubuh kita?

Berdasarkan fasenya, sistem koloid terbagi menjadi dua yaitu fase terdispersi dan fase
pendispersi. Berdasarkan kedua fase tersebut, jenis koloid dibagi menjadi 8 golongan:

Sistem koloid mempunyai sifat khas yang berbeda dengan sifat sistem-sistem dispersi
lainnya. Sifat-sifat koloid yang khas misalnya Efek Tyandall, Gerak Brown, adsorpsi dan
koagulasi. Kita bahas satu per satu yuk Squad.
EFEK TYNDALL

Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Ketika berkas
cahaya diarahkan ke larutan, cahaya tersebut akan diteruskan sehingga kita tidak bisa
melihatnya. Kenapa? Hal ini dikarenakan larutan bersifat homogen. Di sisi lain, ketika berkas
cahaya diarahkan ke partikel-partikel koloid dan suspensi, berkas sinar akan dihamburkan
sehingga jejaknya dapat terlihat.

Ilustrasi Efek Tyndall (Sumber: chemistryonline.guru)

Contoh Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari yaitu saat di bioskop. Sorot lampu
proyektor akan tampak jelas ketika ada asap rokok yang melewatinya, sehingga gambar film
yang ada di layar menjadi tidak jelas. Hal ini karena adanya hamburan cahaya oleh partikel-
partikel asap rokok yang menyebabkan daya tembus lampu proyektor menjadi berkurang.

GERAK BROWN

Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan atau gerak zig zag partikel
koloid.Gerakan ini terjadi karena benturan tidak teratur antara partikel koloid terdispersi dan
medium pendispersi. Benturan ini mengakibakan partikel koloid bergetar dengan arah tidak
beraturan dan jarak yang pendek. Gerak zig zag akibat benturan dari partikel pendispersi
menyebabkan sistem koloid tetap stabil, tetap homogen, dan tidak mengendap.
Ilustrasi Gerak Brown (Sumber: pinterest.com)

ADSORPSI

Adsorpsi merupakan peristiwa menempelnya muatan di permukaan parikel-partikel


koloid.Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid untuk menarik (ditempeli)
oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan untuk menarik ini disebabkan adanya tegangan
permukaan koloid yang cukup tinggi. Alhasil, ketika ada partikel kecil yang menempel ke
koloid, partikel itu akan cenderung tidak mudah lepas (tetap menempel). Zat-zat teradsorpsi
dapat terikat kuat membentuk lapisan yang tebalnya tidak lebih dari satu atau dua lapisan
partikel. Partikel koloid mampu menyerap molekul netral atau ion-ion pada permukaannya.
Ketika partikel koloid menyerap ion bermuatan, ion-ion tersebut akan menempel pada
permukaannya dan partikel koloid tersebut menjadi bermuatan.

Adsropsi pada Fe(OH)3 (Sumber: nafiun.com)


KOAGULASI

Koagulasi adalah peristiwa terjadinya pengendapan pada koloid. Penggumpalan partikel


terjadi karena adanya kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan partikel
koloid yang berbeda muatan sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Koagulasi
dapat dipengaruhi oleh pemanasan, pendinginan, penambahan elektrolit, pembusukan,
pencampuran koloid yang berbeda muatan, dan elektroforesis. Contoh koagulasi koloid
dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada penggumpalan susu yang basi dan telur yang
direbus hingga membeku.

Ilustrasi sifat koagulasi (Sumber: bisakimia.com)

Baca Juga: Dampak Pembakaran Bahan Bakar terhadap Lingkungan

Oke Squad, sekarang kamu sudah jauh lebih paham 'kan materi sistem koloid ini? Kalau
kamu masih punya pertanyaan, langsung saja tanyakan melalui ruangguru digitalbootcamp.
Kamu bisa bertanya sekaligus berdiskusi bersama 20 teman-teman se-Indonesia lho, dan
dibimbing oleh tutornya langsung. Seru 'kan? Ayo gunakan sekarang supaya
#BelajarJadiSeru!
MATERI KIMIA KELAS XI
1.KOLOID
A. SISTEM DISPERSI
Apabila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari
suatu zat ke dalam zat lain yang disebut sistem dispersi.
Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk
mendispersikan disebut medium pendispersi. Contoh: tepung kanji dimasukkan ke dalam air panas
maka akan membentuk sistem dispersi. Di sini air sebagai medium pendispersi, dan tepung kanji
sebagai zat terdispersi.
Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu suspensi,
koloid, larutan.
a. Suspensi
Suspensi merupakakn sistem dispersi dengan ukuran relatif besar tersebar merata dalam medium
pendispersinya. Pada umumnya suspensi merupakan campuran heterogen.
Contoh:
Pasir yang dicampur dengan air. Dalam sistem dispersi tersebut partikel terdispersi dapat diamati
dengan mikroskop atau dengan mata telanjang.
Apabila tidak diaduk terus-menerus maka akan mengendap akibat gaya gravitasi bumi. Oleh karena
itu suspensi tidak stabil. Semakin besar ukuran partikel tersuspensi semakin cepat pengendapan itu
terjadi.
Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi), karena ukuran partikelnya besar maka zat-
zat yang terdispersi akan tertinggal di kertas saring.
Contoh:
Air sungai yang keruh, campuran kopi dengan air, campuran air dengan pasir, dan campuran minyak
dengan air.
b. Larutan
Sistem dispersi yang ukuran partikel-partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati
(dibedakan) antara partikel pendispersi dan partikel terdispersi meskipun dengan menggunakan
mikroskop ultra.
Larutan merupakan campuran homogen karena tingkat ukuran partikelnya adalah molekul atau ion-
ion sehingga sukar dipisahkan dengan penyaringan dan sentrifuge (pemusing).
Ukuran pertikel zat terdispersi dan medium pendispersinya hampir sama, maka sifat zat pendispersi
dalam larutan akan terpengaruh (berubah) dengan adanya zat terdispersi.
Contoh:
Larutan gula, larutan garam, alkohol 70%, larutan cuka, spiritus, air laut, bensin, dan udara yang
bersih.
c. Koloid
Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya
terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar mengalami difusi, padahal umumnya kristal
mudah mengalami difusi. Koloid berasal dari kata “kolia”, yang artinya “lem”. Pada umumnya koloid
mempunyai ukuran partikel antara 1 nm–
100 nm. Oleh karena ukuran partikelnya relatif kecil, sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata
langsung (mata telanjang), tetapi masih bisa diamati dengan menggunakan mikroskop ultra.
Contoh:
Sabun, susu, jelli, mentega, selai, santan, dan mayonase.

B. SIFAT-SIFAT KOLOID
Koloid mempunyai sifat yang khas
1. Efek Tyndall
Bagaimanakah kita dapat mengenali suatu sistem koloid ? kita dapat mengenalinya dengan cara
melewatkan seberkas cahaya (sinar) kepada obyek yang akan kita kenali. Bila dilihat tegak lurus dari
arah datangnya cahaya, maka akan terlihat sebagai berikut :
• Jika obyek adalah larutan, maka cahaya akan diteruskan (transparan).
• Jika obyek adalah koloid, maka cahaya akan dihamburkan dan partikel terdispersi- nya tidak
tampak.
• Jika obyek adalah suspensi, maka cahaya akan dihamburkan tetapi partikel terdispersinya dapat
terlihat kelihatan.
Terhamburnya cahaya oleh partikel koloid disebut efek Tyndall. Partikel koloid dan suspensi cukup
besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-partikel larutan berukuran sangat kecil
sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya.
Dalam kehidupan sehari-hari, efek Tyndall dapat kita amati antara lain pada:
a. Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu b. Sorot lampu mobil
pada malam yang berkabut
c. Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang
berkabut.
Coba sebutkan contoh lainnya dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan adanya efek Tyndall
pada koloid!

2. Gerak Brown
Apabila partikel koloid diamati di bawah mikroskop pada pembesaran yang tinggi (atau dengan
mikroskop ultra) akan terlihat partikel koloid yang bergerak terus-menerus dengan arah yang acak
(tak beraturan atau patah-patah (gerak zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak Brown,
sesuai dengan nama penemunya Robert Brown seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris.
Gerak Brown terjadi sebagai akibat adanya tumbukan dari molekul-molekul pendispersi terhadap
partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan terlontar.
Lontaran tersebut akan mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain
dan akibatnya partikel yang tertumbuk akan terlontar. Peristiwa ini terjadi terus menerus yang
diakibatkan karena
ukuran partikel yang terdispersi relatif besar dibandingkan medium pendispersinya.
Dalam suspensi tidak terjadi gerak Brown, karena ukuran partikel cukup besar sehingga tumbukan
yang dialaminya setimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown akan tetapi tidak dapat
diamati. Makin tinggi suhu makin cepat gerak Brown, karena energi kinetik molekul medium
meningkat sehingga menghasilkan.
Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Partikel-partikel koloid
Gerak Brown dilhat dengan menggunakan Mikroskop relatif stabil, karena partikelnya bergerak terus-
menerus, maka gaya gravitasi dapat diimbangi sehingga tidak terjadi sedimentasi.

3. Adsorpsi
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh
karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan disebut adsorpsi,
jika penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi.Kemampuan menarik ini disebabkan
adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga apabila ada partikel yang menempel
akan canderung dipertahan- kan pada permukaannya.
Bila partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan positif, maka koloid tersebut menjadi
bermuatan positif, dan sebaliknya. Muatan koloid merupakan faktor yang menstabilkan koloid,
disamping gerak Brown. Karena partikel-partikel koloid bermuatan sejenis maka akan saling tolak
menolak sehingga terhindar dari pengelompokan antar sesama partikel koloid itu (jika partikel koloid
itu saling bertumbukan dan kemudian bersatu, maka lama kelamaan terbentuk partikel yang cukup
besar dan akhirnya akan mengendap).
Selain dari ion, partikel koloid juga dapat menarik muatan dari listrik statis, karena adanya peristiwa
adsorpsi partikel koloid bermuatan listrik, maka jika koloid diletakkan dalam medan listrik, partikelnya
akan bergerak menuju kutub yang muatannya berlawanan dengan muatan koloid tersebut. Peristiwa
bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis.
Peristiwa elektroforesis ini dimanfaatkan untuk menyaring debu pabrik pada cerobong asap (pesawat
Cottrel). Asap pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-ujung logam yang
tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000–75.000 volt). Ujung-ujung logam yang runcing
akan mengionkan molekul-molekul dalam udara. Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap
dan menjadi bermuatan. Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada elektrode
yang lain.

Pengendap Cottrel digunakan dalam industri untuk:


• Mencegah polusi udara oleh buangan beracun.
• Memperoleh kembali debu yang berharga (misal debu logam).
Sifat adsorpsi dari koloid digunakan dalam berbagai proses, antara lain:
1) Pemutihan gula tebu
Gula yang masih berwarna dilarutkan ke dalam air kemudian dialirkan melalui tanah diatomae dan
arang tulang. Zat- warna dalam gula akan diadsorpsi sehingga diperoleh gula yang putih dan bersih.
2) Penjernihan Air
Dengan menambahkan tawas atau aluminium sulfat ke dalam air, aluminium sulfat akan terhidrolisis
membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat pencemar
dalam air.
3) Pembuatan Obat Norit
Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif. Jika diminum, di dalam usus norit membentuk
sistem koloid yang dapat mengadsorpsi gas atau racun.

4. Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi
Peristiwa koagulasi pada koloid dapat diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia.
• Peristiwa mekanis
Misalnya pemanasan atau pendinginan.
Contoh:
– Darah merupakan sol butir-butir darah merah dalam plasma darah, bila dipanaskan akan
menggumpal.
– Agar-agar akan menggumpal bila didinginkan.
• Peristiwa kimia
Di atas telah disebutkan bahwa koloid dapat distabilkan oleh muatannya. Apabila muatannya ini
dilucuti maka akan terjadi penggumpalan, yaitu dengan cara :
– Menambahkan elektrolit ke dalam sistem koloid tersebut. Koloid yang bermuatan negatif akan
menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif
(anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan ke dua. Apabila selubung lapisan kedua
ini terlalu dekat maka selubung ini akan menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin
besar muatan ion makin kuat daya menariknya dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi
koagulasi.
– Dengan sel elektroforesis. Apabila arus listrik dialirkan cukup lama ke dalam sel elektroforesis,
maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai elektrode. Koloid yang bermuatan negative
akan digumpalkan di anode, sedangkan koloid bermuatan positif digumpalkan di katode.

Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari:


1. Pembentukan delta di muara sungai , terjadi karena koloid tanah liat (lempung) dalam air sungai
mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
2. Asap atau debu dari pabrik dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik Cottrel.
3. Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.

a. Kestabilan koloid
Koloid merupakan sistem dispersi yang relatif kurang stabil dibandingkan larutan. Untuk menjaga
kestabilan koloid dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut :

1) Menghilangkan muatan koloid


Koagulasi dapat dipecah dengan menghilangkan muatan dari koloid tersebut. Pada pembuatan suatu
koloid, sering terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan koloid tersebut. Proses
penghilangan muatan koloid ini dilakukan dengan proses dialisis.
Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid (terbuat dari selaput
semipermeabel, yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion
atau molekul sederhana tetapi menahan partikel koloid), kemudian kantong ini dimasukkan ke dalam
bejana yang berisi air mengalir. Ion-ion akan keluar dari kantong dan terbawa aliran air.
Salah satu pemanfaatan proses dialysis adalah alat pencuci darah (Haemodialisis). Pada proses ini
darah kotor dari pasien dilewatkan dalam pipa-pipa yang terbuat dari membrane semipermeabel.
Pipa semipermeabel ini dialiri cairan yang berfungsi sebagai pencuci (biasanya plasma darah), ion-
ion dalam darah kotor akan terbawa aliran plasma darah.

2) Penambahan Stabilisator Koloid


Dengan menambahkan suatu zat ke dalam suatu sistem koloid dapat menstabilkan koloid, misalnya
penambahan emulgator dan koloid pelindung.

a. Emulgator
Emulgator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu emulsi (koloid cair dalam cair atau cair
dalam padat). Emulgator merupakan senyawa organik yang mengandung kombinasi gugus polar dan
non polar sehingga mampu mengikat zat polar (air) dan zat non polar.
Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-hari adalah susu, dimana lemak terdispersi dalam air. Susu
mengandung kasein yaitu suatu protein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi. Jika susu menjadi
masam, akibat laktosa (gula susu) teroksidasi menjadi asam laktat, kasein akan terkoagulasi dan
tidak dapat menstabilkan emulsi lagi. Akibatnya lemak dan kasein akan terpisah dari susu.
Coba anda amati peristiwa tersebut dengan membiarkan susu dalam suatu wadah transparan
menjadi masam ! Apa yang anda lihat ?
Peristiwa ini banyak dimanfaatkan dalam industri obat-obatan dan kosmetika, seperti dalam
pembuatan salep, cream, lotion, dan minyak ikan.
Contoh lainnya adalah penambahan amonia dalam pembuatan emulsi pada kertas film.

b. Koloid Pelindung
Koloid pelindung merupakan koloid yang ditambahkan ke dalam system koloid agar menjadi stabil.
Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim dengan maksud agar es krim tidak cepat
memisah sehingga tetap kenyal, serta penambahan gum arab pada pembuatan semir, cat dan tinta
dapat bertahan lama karena menggunakan koloid pelindung.

c. Koloid liofil dan liofob


Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Berdasarkan
interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya.
Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium pendispersinya, yang
disebabkan gaya tarik antara partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat.
Koloid liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium
pendispersinya.
Bila medium pendispersinya air maka koloid liofil disebut koloid hidrofil, sedangkan koloid liofob
disebut koloid hidrofob.
Contoh:
Koloid hidrofil : sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin.
Koloid hidrofob : sol belerang, sol-sol sulfida, sol Fe(OH)3, sol-sol logam.
Koloid liofil/hidrofil lebih kental daripada koloid liofob/hidrofob. Sol hidrofil tidak akan menggumpal
pada penambahan sedikit elektrolit. Zat terdispersi dari sol hidrofil dapat dipisahkan dengan
pengendapan atau penguapan. Apabila zat padat tersebut dicampurkan kembali dengan air maka
dapat membentuk kembali sol hidrofil (bersifat reversibel). Sebaliknya , sol hidrofob akan terkoagulasi
pada penambahan sedikit elektrolit. Sekali zat terdispersi sudah dipisahkan , tidak akan membentuk
sol lagi jika dicampur kembali dengan air.
Sifat hidrofob dan hidrofil dimanfaatkan dalam proses pencucian pakaian pada penggunaan detergen.
Apabila kotoran yang menempel pada kain tidak mudah larut dalam air, misalnya lemak dan
minyak.dengan bantuan sabun atau detergen maka minyak akan tertarik oleh detergen. Oleh karena
detergen larut dalam air, akibatnya minyak dan lemak dapat tertarik dari kain.
Kemapuan detergen menarik lemak dan minyak disebabkan pada molekul detergen terdapat ujung-
ujung liofil yang larut dalam air dan ujung liofob yang dapat menarik lemak dan minyak. Akibat
adanya tarik-menarik tersebut , tegangan permukaan lemak dan minyak dengan kain menjadi turun
dehingga lebih kuat tertarik oleh molekul-molekul air yang mengikat kuat detergen.

O
||
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 –
CH2 – C – O– Na+
Ekor kepala
Kepala sabun: gugus hidrofil, bagian polar
Ekor sabun : gugus hidrofob, bagian non polar

C. PEMBUATAN KOLOID
Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat ke dalam medium
pendispersi. Selain itu juga dapat dilakukan dengan mengubah suspensi menjadi koloid atau dengan
mengubah larutan menjadi koloid. Cara tersebut dilakukan dengan mengubah ukuran partikel zat
terdispersi, yaitu cara dispersi dan cara kondensasi.
Cara dispersi dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel koloid, sedangkan cara kondensasi
dilakukan dengan memperbesar ukuran partikel.

1. Cara dispersi
a. Cara mekanik (dispersi langsung)
Butir-butir kasar diperkecil ukurannya dengan menggiling atau menggerus koloid sampai diperoleh
tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium pendispersi.
Contoh:
Sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama suatu zat inert
(seperti gula pasir) kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.

b. Homogenisasi
Dengan menggunakan mesin homogenisasi.
Contoh:
– emulsi obat di pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi.
– Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampur-
⎯ kan serbuk susu skim ke dalam air dengan menggunakan mesin homogenisasi.

c. Peptisasi
Dengan cara memecah partikel-partikel besar menjadi partikel koloid, misalnya suspensi, gumpalan
atau endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh:
Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulaosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain- lain. Endapan
NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.

d. Busur bredig
Cara ini digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dikoloidkan dijadikan elektrode
yang dicelupkan ke dalam medium dispersi. Kemudian diberi arus listrik yang cukup kuat sehingga
terjadi loncatan bunga api listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan
terlempar ke dalam air, kemudian atom- atom tersebut mengalami kondensasi sehingga menjadi
partikel koloid. Cara ini merupakan gabungan cara dispersi dan kondensasi.

2. Cara kondensasi
a. Reaksi hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid-
koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis.
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Dengan cara memanaskan larutan FeCl3
(apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq) + 3H2O → Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)

b. Reaksi redoks
Reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi atau
reduksi.
Contoh:
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2),
yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
2H2S(g) + SO2(aq) — 2H2O(l) + 3S(s)

c. Pertukaran ion
Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang sukar larut
(endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
Contoh:
Pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3 dengan reaksi berikut.
3H2S(g) + As2O3(aq) —– As2S3(s) + 3H2O(l)
Soal dan pembahasan sistem koloid pilihan ganda
Pada 13/02/2019 In Kimia Tagged Koloid

1. Perhatikan beberapa sistem dispersi berikut!

1. Gel
2. Cat
3. Sus
4. Kanji
5. Agar-agar

Sistem dispersi yang tergolong emulsi ditunjukkan oleh nomor ….

a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

Pembahasan :
Yang tergolong emulsi adalah santan, susu, es krim, lotion, mayonaise, keju, mentega,
mutiara, dan sus.
Jadi, yang tergolong emulsi ditunjukkan oleh nomor 3.
Jawaban : c
2. Berikut adalah data dari beberapa larutan.
Larutan Warna larutan Setelah disaring Berkas cahaya

1 Cokelat Keruh Terlihat

2 Biru Jernih Tak terlihat


3 Kuning Agak keruh Terlihat
4 Kuning Jernih Tak terlihat
5 Cokelat Jernih Tak terlihat
Berdasarkan data tersebut yang tergolong dipersi koloid adalah ….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 4 dan 5
Pembahasan
sistem koloid itu berwarna keruh, tetapi larutan berwarna jernih. Pada sistem koloid ada efek
Tyndall sehigga kertas cahaya dihamburkan dan terlihat
Jawaban : b
3. Berikut ini yang bukan merupakan sistem koloid adalah ….
a. Lateks
b. Air sadah
c. Tinta
d. Margarine
e. Batu apung
Pembahasan :
Air sadah air di dalamnya terlarut ion-ion logam seperti Ca2+ dan Mg2+, sehingga sabun
tidak menjadi tidak berbusa.
Jawaban : b
4. Buih adalah ….
a. Zat padat terdispersi dalam zat cair
b. Zat cair terdispersi dalam gas
c. Gas terdispersi dalam zat padat
d. Gas terdispersi dalam zat cair
e. Zat cair terdispersi dalam zat cair
Pembahasan :
Pada sistem buih fase terdispersinya gas dan pendispersinya cair.
Jawaban : d
5. Efek Tyndall terjadi katena partikel koloid ….
a. Memancarkan cahaya
b. Menyerap cahaya
c. Meneruskan cahaya
d. Menghamburkan cahaya
e. Mempunyai gerak Brown
Pembahasan :
Sistem koloid dapat menghamburkan cahaya (efek Tyndall), sehingga berkas cahaya dapat
diamati dari arah samping.
Jawaban : d
6. Kelebihan elektrolit dalam suatu dispersi koloid biasanya dihilangkan dengan ….
a. Elektrolisis
b. Elektroforesis
c. Dialisis
d. Dekalisis
e. Presipitasi
Pembahasan :
Pada proses dialisis sistem koloid dimasukkan dalam kantong semipermeabel yang dapat
melewatkan pengganggu, sementara partikel koloid tetap dalam kantong.
Jawaban : c
7. Koagulasi koloid dapat terjadi jika :
1) Koloid dipanaskan
2) Mencampurkan dua macam koloid
3) Ditambahkan zat elektrolit
4) Partikel koloid didialisis
Pernyataan yang benar adalah nomor ….
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua benar
Pembahasan :
Proses koagulasi (penggumpalan koloid) dapat terjadi jika :
1. Adanya pengaruh pemanasan/pendinginan
2. Penambahan elektrolit
3. Pencampuran koloid yang berbeda muatan
4. Elektrolisis
5. Pembusukan
Jawaban : a
8. Koloid berbeda dengan suspensi dalam hal berikut ini.
1. Ukuran partikel
2. Homogenitas sistem
3. Kestabilan sistem
4. Gerak partikel
Pernyataan yang benar adalah ….
a. 1, 2, 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua benar
Pembahasan :
• Ukuran partikel koloid lebih kecil (1 – 100 nm) dari suspensi (> 100).
• Sistem koloid bersifat homogen secara makroskopis, sedangkan suspensi heterogen.
• Sistem koloid lebih stabil, sedangkan suspensi tidak stabil.
Jawaban : a
9. Efek penghamburan cahaya dari lampu mobil oleh partikel dalam kabut disebut ….
a. Elektroforesis
b. Tyndall
c. Brown
d. Dialisis
e. Adsorpsi
Pembahasan :
Sistem koloid yang keruh dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya dapat
diamati. Efek penghamburan cahaya ini disebut sebagai efek Tyndall.
Jawaban : b
10. Sistem koloid yang dibentuk dengan mendispersikan partikel zat padat ke dalam zat cair
disebut ….
a. Gel
b. Buih
c. Emulsi
d. Sol
e. Aerosol
Pembahasan :
Sol merupakan sistem koloid dengan medium terdispersi padat dan medium pendispersi cair.
Contoh : tinta, kanji dan cat.
Jawaban : d
11. Koloid As2S3¬ adalah koloid hidrofob yang bermuatan negatif. Dalam larutan yang
paling baik untuk mengkoagulasikan koloid ini adalah ….
a. Kalium fosfot
b. Magnesium sulfat
c. Barium nitrat
d. Besi klorida
e. Besi sulfat
Pembahasan :
Dari kelima senyawa tersebut yang memiliki muatan positif paling banyak adalah FeCl3 (besi
klorida).
• Kalium Fosfot (K3PO4)  K = + 1
• Magnesium nitrat (MgSO4)  Mg = + 2
• Barium nitrat (Ba(NO3))  Ba = + 2
• Besi klorida (FeCl3)  Fe = +3
• Besi sulfat (FeSO4)  Fe = + 2
Jadi, yang muatan positifnya banyak adalah FeCl3.
Jawaban : d
12. Contoh koloid yang merupakan sistem koloid padat di dalam gas adalah ….
a. Kabut
b. Embun
c. Asap
d. Buih
e. Batu apung
Pembahasan :
Sistem koloid padat di dalam gas disebut aerosol, contohnya asap dan debu.
Jawaban : c
13. Perhatikan sifat-sifat berikut!
1. Dapat mengadorpsi ion
2. Menghamburkan cahaya
3. Partikelnya selalu bergerak
4. Dapat bermuatan listrik
Yang merupakan sifat koloid yaitu ….
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua benar
Pembahasan :
Sifat-sifat koloid:
• Dapat mengadorpsi ion, merupakan sifat adorpsi koloid
• Dapat menghamburkan cahayam merupakan efek Tyndall
• Partikel koloid selalu bergerak zig-zag bila diamati dengan mikroskof ultra disebut gerak
Brown
• Koloid dapat bermuatan positif atau negatif
Jawaban : e
14. Berikut ini beberapa sifat koloid.
1. Elektroforesis
2. Efek Tyndall
3. Koagulasi
4. Gerak Brown
5. Dialisis
Proses penjernihan air menggunakan tawas merupakan penerapan sifat koloid nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Pembahasan :
Dalam air yang kotor, tawas (PAC) membentuk koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif,
sehingga air kotor yang merupakan koloid bermuatan negatif dapat menggumpal (koagulasi).
Jawaban : c
15. Perhatikan tabel berikut!
No Terdispersi Pendispersi Sistem koloid

1 Gas Cair Aerosol

2 Padat Gas Sol


3 Padat Cair Aerosol
4 Cair Gas Aerosol
5 Cair Cair Sol
Fase terdispersi, pendispersi, dan sistem koloid yang sesuai ditunjukkan oleh ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Pembahasan :
• Gas dalam cair disebut buih
• Padat dalam gas disebut aerosol
• Padat dalam cair disebut sol
• Cair dalam gas disebut aerosol
• Cair dalam cair disebut emulsi
Jawaban : d
16. Buih adalah sistem disepersi pada ….
a. Zat padat terdispersi dalam zat cair
b. Zat cair terdispersi dalam gas
c. Gas terdispersi dalam zat padat
d. Gas terdispersi dalam zat padat
e. Zat cair terdispersi dalam zat cair
Pembahasan :
Buih adalah sistem koloid dimana zat gas terdispersi pada zat cair.
Jawaban : d
17. Pembuatan sol Fe(OH)2 dilakukan dengan cara ….
a. Mekanik
b. Peptisasi
c. Dekomposisi rangkap
d. Hidrolisis
e. Reaksi redoks
Pembahasan :
Sol Fe(OH)3 dibuat dari senyawa FeCl3 yang direaksikan dengan air (hidrolisis).
Jawaban : d
18. Cara pembuatan koloid molekul-molekul atau ion-ion menjadi partikel-partikel koloid
disebut ….
a. Cara kondensasi
b. Cara dispersi
c. Cara suspensi
d. Cara koagulasi
e. Cara mekanik
Pembahasan :
Cara kondensasi adalah pembuatan koloid dengan menggabungkan molekul atau ion-ion
yang berukuran kecil menjadi berukuran koloid.
Jawaban : a
19. Berikut ini beberapa fenomena sehari-hari yang menunjukkan sifat koloid dalam
kehidupan.
1. Proses cuci darah
2. Kabut di pegunungan
3. Pembentukan delta di muara sungai
4. Pemutihan gula
5. Proses kerja obat diare
Sifat koagulasi dapat ditunjukkan dalam contoh kejadian nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Pembahasan :
Koagulasi (penggumpalan) contohnya adalah pembentukkan delta sungai.
Jawaban : c
20. Du bawah ini yang termasuk koloid hidrofil adalah ….
a. Susu
b. Agar-agar
c. Mayonaise
d. Sol logam
e. Sol sulfida
Pembahasan :
Koloid hidrofil berarti suka air atau menyerap air, contohnya: agar-agar, kanji, dan sabun
deterjen.
Jawaban : b
21. Minyak kelapa dan air tidak dapat bercampur dan terjadi dua lapisan yang tidak saling
melarutkan. Emulsi akan terjadi bila campuran dikocok dan ditambah dengan ….
a. Air panas
b. Es
c. Air sabun
d. Minyak tanah
e. Larutan garam
Pembahasan :
Sabun mempunyai bagian kepala yang polar dan bersifat hidrofil dan bagian ekor
(hidrokalor) yang nonpolar dan bersifat hidrofob. Minyak akan terikat oleh bagian ekor yang
bersifat hidrofob, sedangkan bagian kepala (hidrofil) menghadap bagian air sehingga
terbentuk emulsi.
Jawaban : c
22. Perhatikan contoh berikut!
1. Susu sapi
2. Susu kedelai
3. Air santan
4. Lem kanji
Yang merupakan koloid emulsi adalah ….
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. Semua benar
Pembahasan :
Contoh emulsi adalah susu, santan lateks, dan mayonaise. Kanji adalah koloid sol.
Jawaban : a
23. Koloid Fe(OH)3 akan terkoagulasi bila dicampur dengan koloid As2S3 karena ….
a. Koloid As2S3 bersifat hidrofil
b. Koloid As2S3 menyerap anion
c. Kedua koloid berbeda muatan
d. Kedua koloid bermuatan sama
e. Koloid Fe(OH)3 bermuatan negatif
Pembahasan :
Fe(OH)3 bermuatan positif sedangkan As2S3 bermuatan negatif, sehingga bila dicampur
keduanya akan terkoagulasi karena berbeda muatan.
Jawaban : c
24. Pemberian tawas pada air yang diolah untuk air minum berguna untuk ….
a. Menjernihkan air
b. Menghilangkan bau air
c. Mencegah pencermaran
d. Memmatikan bakteri yang berbahaya
e. Mencegah pengendapan dan pengenceran dalam air
Pembahasan :
Dalam air yang kotor tawas akan mengkoagulasi pengatur, sehingga air menjadi jernih.
Jawaban : a
25. Beikut adalah beberapa percobaan.
1. Gas H2S dilarutkan ke dalam larutan SO2.
2. Larutan AuCl3 direaksikan denagn FeSO4 atau formaldehid.
3. Ke dalam air panas ditambah beberapa mililiter larutan FeCl3.
4. Mengalirkan gas H2S ke dalam larutan H3AsO3 yang sangat encer pada suhu rendah.
5. Larutan kalsium asetat jenuh dicampur dengan etanol.
Percobaan yang menghasilkan gel adalah ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Pembahasan :
• Percobaan 1 merupakan reaksi yang menghasilkan sol belerang.
• Percobaan 2 merupakan redoks yang menghasilkan sol emas.
• Percobaan 3 merupakan cara hidrolisis yang menghasilkan sol Fe(OH)3.
• Percobaan 4 merupakan dekomposisi rangkap yang menghasilkan sol As2S3.
• Percobaan 5 merupakan penjenuhan atau peggantian pelarut yang menghasilkan gel.
Jawaban : e
40 Latihan Soal Koloid Beserta
Pembahasannya
November 3, 2018 ayubdova Comment(0)
1. Beberapa sifat koloid :

 Elektroforesis
 Efek Tyndall
 Adsorpsi
 Koagulasi
 Dialisis
Pengobatan diare dengan norit dan proses cuci darah merupakan contoh penerapan sifat koloid nomor ….
a. 1 dan 2

b. 1 dan 3

c. 3 dan 4

d. 3 dan 5
e. 4 dan 5

Pembahasan :

Pengobatan diare dengan norit menggunakan sifat koloid adsorbsi , yaitu penyerapan partikel (ion,
molekul) pada permukaan koloid. Proses cuci darah menggunakan sifat koloid dialisis yaitu pemurnian
koloid dari partikel-partikel (ion, molekul) pengotor yang dapat mengganggu kestabilan koloid.
2. Pasangan data yang berhubungan dengan tepat adalah …

Fase Terdispersi Medium Pendispersi Jenis Koloid


A Cair Gas Busa
B Cair Cair Aerosol
C Padat Cair Sol
D Padat Gas Emulsi
E Gas Cair Aerosol
Pembahasan:

Jenis Koloid Fase Terdispersi Medium Pendispersi


Sol Padat Cair
Sol padat Padat Padat
Aerosol Cair Gas
Aerosol padat Padat Gas
Buih Gas Cair
Busa padat Gas Padat
Emulsi Cair Cair
Emulsi padat Cair Padat
Pada soal, data yang berhubungan dengan tepat adalah :

Fase Terdispersi Medium Pendispersi Jenis Koloid


C Padat Cair Sol
3. Sifat koloid dan penerapannya yang tepat adalah …

Sifat-Sifat Koloid Penerpan dalam Kehidupan Sehari-hari


A Adsorpsi Penggunaan norit
B Koagulasi Menghilangkan bau badan
C Dialisis Gelatin pada es krim
D Efek Tyndall Penyaringan asap pabrik
E Gerak Brown Sorot lampu di malam hari
Pembahasan :
Beberapa penerapan sifat koloid :

 Penggunaan norit → adsorpsi


 Menghilangkan bau badan → adsorpsi
 Gelati pada es krim → koloid pelindung
 Penyaringan asap pabrik → elektroforesis
 Sorot lampu di malam hari → efek Tyndall
Pada soal, data yang berhubungan dengan tepat adalah :

Sifat-Sifat Koloid Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari


A Adsorpsi Penggunaan norit
4. Beberapa peristiwa yang berhubungan dengan sifat koloid :

1. Pembentukan delta di muara sungai


2. Penyembuhan sakit perut dengan norit
3. Pemutihan gula
4. Penjernihan air dengan tawas
5. Cuci darah pada penderita ginjal
Sifat koagulasi ditunjukkan pada nomor …

a. 1 dan 4
b. 2 dan 3

c. 2 dan 4

d. 3 dan 5

e. 4 dan 5

Pembahasan :
Penerapan sifat koloid :
 Pembentukan delta di muara sungai dan penjernihan air dengan tawas berhubungan dengan sifat
koagulasi koloid.
 Penyembuhan sakit perut dengan norit dan pemutihan gula berhubungan dengan sifat adsorpsi.
 Cuci darah pada penderita ginjal berhubungan dengan proses dialisis.
5. Perhatikan contoh penerapan sifat koloid berikut :

1. Sorot lampu mobil pada saat kabut


2. Pembentukan delta di muara sungai
3. Proses cuci darah
4. Gelatin pada es krim
5. Pemutihan gula tebu
Contoh yang merupakan penerapan sifat adsorpsi adalah …

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5
Pembahasan :
Adsorpsi merupakan penyerpan partikel (ion, molekul) pada permukaan koloid. Sifat adsorpsi diterapkan
dalam pemutih gula tebu. Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air, lalu dialirkan melalui zat
pengadsorpsi arang tulang. Zat warna pada gula akan diserap sehingga dihasilkan gula yang putih bersih.

 Sorot lampu mobil pada saat kabut merupakan efek Tyndall.


 Pembentukan delta di muara sungai merupakan contoh koagulasi.
 Proses cuci darah merupakan penerapan dialysis.
 Gelatin pada es krim merupakan koloid pelindung untuk menjaga kestabilan koloid agar tidak
menggumpal.
 Pemutihan gula tebu merupakan penerapan sifat adsorpsi koloid.
6. Perhatikan beberapa proses pembuatan koloid berikut :

1. H2S ditambahkan ke dalam endapan NiS


2. Sol logam dibuat dengan cara busur Bredig
3. Larutan AgNO3 diteteskan ke dalam larutan HCL
4. Larutan FECl3 diteteskan ke dalam air mendidih
5. Agar-agar dipeptisasi dalam air
Contoh pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah …

a. 1 dan 2

b. 1 dan 3

c. 3 dan 4
d. 3 dan 5

e. 4 dan 5

Pembahasan :
Kondensasi merupakan pembuatan koloid dengan cara menggumpalkan partikel-partikel kecil (ion, atom,
molekul) menjadi partikel berukuran koloid. Yang termasuk cara kondensasi yaitu cara 3 dan 4.
 Larutan AgNO3 yang ditambahkan HCl akan membentuk koloid AgCl
AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3
 Larutan FeCl3 yang ditambahkan kedalam air mendidih akan membentuk koloid Fe(OH)3
FeCl3 + H2O → Fe(OH)3 + 3HCl
Sedangkan cara 1, 2, dan 5 termasuk pembuatan koloid dengan cara dispersi, yaitu menghaluskan partikel-
partikel kasar sehingga diperoleh partikel koloid.

Baca juga :

 Faktor Pengaruh Pergeseran Kesetimbangan Kimia
 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Beserta Penjelasannya
 Sifat Koagulasi Dan Adsorbsi Koloid Beserta Contohnya
 Bagaimana Cara Menstabilkan Suatu Koloid ??
 Konsep Asam Basa Menurut Lewis
 Jenis Jenis Koloid Dan Contohnya Berdasarkan Fase Terdispersi Dan Medium Pendispersinya
 Perbedaan Antara Larutan, Suspensi Dan Koloid Beserta Contohnya
 Pengertian Dan Contoh Gerak Brown Dari Sifat Koloid
 Sifat Koloid Efek Tyndall Dan Contoh Dalam Kehidupan
 Bagaimana Cara Membuat Partikel Koloid ???
 Aplikasi Larutan Penyangga (Buffer) Dalam kehidupan
 11-20 Latihan Soal Koloid Beserta Pembahasannya
 40 Latihan Soal Koloid Beserta Pembahasannya
 31-40 Latihan Soal Dan Pembahasan Materi Koloid
 21-30 Latihan Soal Dan Pembahasan Koloid
7. Peristiwa berikut yang tidak ada hubungannya dengan sistem koloid adalah …

a. Absorpsi
b. Dialisis

c. Efek Tyndall

d. Gerak Brown

e. Elektroforesis

Pembahasan :

 Efek Tyndall : efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.


 Gerak Brown : Gerak zig – zag partikel koloid akibat tumbukan antar partikel koloid. Sifat inilah yang
membuat koloid tidak mengendap.
 Adsorpsi : penyerapan ion pada permukaan koloid sehingga koloid menjadi bermuatan
 Koagulasi : Penggumpalan partikel koloid karena adanya penambahan zat kimia, pengadukan, atau
muatan yang berlawanan dan panas.
 Elektroforesis : Pergerakan partikel koloid bermuatan akibat adanya medan listrik.
 Dialisis : pemurnian koloid dari partikel pengotor yang dapat mengganggu kestabilan koloid.
8. Mentega adalah sistem koloid…

a. Padat dalam cair

b. Cair dalam cair

c. Cair dalam padat


d. Gas dalam cair
e. Gas dalam padat

Pembahasan :

Beberapa jenis koloid :

Fase Terdispersi Fase Pendispersi Jenis Koloid Contoh


Padat Padat Sol padat Mutiara, kaca warna
Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega
Gas Padat Buih padat Batu apung, kerupuk
Padat Cair Sol Pati dalam air, cat, jeli
Cair Cair Emulsi Susu, mayones, santan
Gas Cair Buih Krim, pasta
Padat Gas Aerosol padat Debu, asap
Cair Gas Aerosol cair Awan, kabut
9. Di bawah ini yang termasuk koloid hidrofil adalah…

a. Susu

b. Agar-agar
c. Mayonaise

d. Sol logam

e. Sol sulfide

Pembahasan:

Koloid hodrofil merupakan koloid liofil yang medium pendispersinya air. Contohnya : sabun, detergen,
kanji, agar-agar, dan gelatin.

10. Proses berikut ini yang berkaitan dengan sifat koloid yang akan mengendap ( terkoagolasi ) akibat
adanya muatan listrik ....

a. Efek tyndall d. Gerak Brown

b. Elektroforesis e. Pengendap cotrell


c. Dialisis

Pembahasan :

Elektroforesis merupakan perpindahan partikel-partikel koloid bermuatan listrik karena pengaruh medan
listrik. Dengan pengaruh medan listrik, partikel-partikel koloid bergerak ke arah electrode dengan muatan
yang berlawanan. Jika proses ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama, partikel-partikel koloid akan
kontak dengan electrode dan kehilangan muatannya yang akhirnya mengendap.

Anda mungkin juga menyukai