Anda di halaman 1dari 6

BAB II

GEOLOGI UMUM DAERAH PENELITIAN

II.1 Geologi Regional Daerah Sangkaropi

II.1.1 Geomorfologi Regional

Daerah penelitian merupakan salah satu daerah paling utara dari propinsi Sulawesi

Selatan ,menurut Bemlen (1946) daerah Tanah Toraja ini termasuk lengan Selatan Sulawesi

Selatan yang secara fisiografi terbagi dua bagian yaitu lengan Selatan bagian Utara dan lengan

Selatan bagian Selatan. Lengan Selatan bagian Utara meliputi daerah poros Tenggara barat laut

yaitu Palopo sampai ke pantai Barat muara sungai Karama dan cekungan Tempe pada sisi yang

lain, kemudian dilanjutkan dengan proses Tenggara – Barat laut dari muara sungai Cenrana

melalui danau Tempe sampai muara sungai Sa’dan.

Pada umumnya daerah Tana Toraja adalah berupa perbukitan, pegunungan dan hanya

sebagiankecil yang merupakan pedataran dan lembah sempit. Daerah Tanah Toraja berada pada

ketinggian sekitar 600 – 2600 meter dari muka laut. Letak topografi daerah ini di kontrol oleh

jenis batuan, struktur geologi dan proses geologi muda seperti erosi dan pelapukan. Daerah

perbukitan dan pegunungan di kontrol oleh batuan yang kompak dan resisten dan topografi karst

yang penyebarannya sempit mengikuti kontak sesar. Pada perbukitan yang disusun batuan

sedimen piroklastik, tidak begitu terjal dan relatif tumpul akihat proses eksogen aktif berupa

erosi yang bekerja cukup tinggi.


Bagian Utara dari lengan Selatan merupakan daerah pegunungan yang memanjang antara

Majene sebagai pegunungan Quarless. Puncak – puncak dari pegunungan ini adalah Gunung

Kalando, gunung Sesean, dan gunung Karua.

Daerah penelitian termasuk dalam satuan pedataran tinggi yang terletak di bagian tengah

mengarah ke timur, tepatnya di Rantepao. Penyebarannya mengikuti dataran banjir sungai

Saddan, diapit perbukitan dengan ketinggian 800 – 900 meter dari muka laut. Kemiringan lereng

antara 0o - 10o, lapisan penutup berupa soil hasil residual batuan sekitar dan hasil longsoran.

II.1.2 Stratigrafi regional

Menurut Rab Sukamto daearah Sulawesi ini dapat dibagi mejadi tiga Mandala

Geologi, yaitu Mandala Sulawesi Barat, Mandala Sulawesi Timur serta Mandala Banggai

Sula.Daerah Tanah Toraja yang merupakan daerah di Sulawesi Selatan termasuk kedalam

Mandala Sulawesi Barat.

Secara umum stratigrafi daerah Tana Toraja tersusun oleh bebberapa jenis batuan seperti

batuan sedimen, batuan gunung api batuan terobosan dan batuan metamorf.,yang berumur

kuarter – tersier. Ketebalannya belum dapat diketahui sebab adanya pengaruh metamorfisme

yang kuat pada batuan sehingga terjadi perlipatan yang rumit. Umur batuan tersebut berumur

Kapur, serta termasuk dalam Formasi Latimojong Tet,

Batuan tertuanya adalah formasi latimojong (KL), lalu formasi Toraja (Tet), dengan

anggota Rantepao (Tetr) yang menindih tidak selaras dengan formasi Latimojong dengan batuan

penyusun seperti Serpih, Serpih Napal, Batupasir Kuarsa, Konglomerat, serta setempat –

setempat Batubara, Tetl dengan batuan penyusun batugamping, berdasarkan kandungan

foraminiferanya maka formasi ini diduga berumur Eosen.. Formasi Toraja tertindih tidak selaras
dengan batuan gunung api yang bersisipan dengan Batugamping (Tomg), tertindih tidak selaras

dengan formasi Riau (Tmr). Formasi Riau tertindih tidak selaras dengan batuan gunung api

Talaya menjemari dengan batuan gunung api Adang (Tma). Di bagian tengah lembar Tana Toraja

tersingkap tufa Barufu (Qbt), dengan batuan termuda berupa Endapan sungai (Qal) dan Endapan

kipas alluvium (QAf).

II.1.3 Struktur Geologi

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa Van Bemelen (1949) membagi lengan

Selatan pulau Sulawesi secara struktur menjadi dua bagian, yaitu lengan Utara bagian Selatan

dan lengan Selatan bagian Selatan.

Struktur di lembar Tana Toraja adalah sesar normal dan sesar naik yang berarah utama

timur – selatan barat daya, barat - timur dan barat laut – selatan menenggara.

Pada kala Miosen Bagian Tengah – Miosen Akhir Bagian Atas terjadi tektonik disertai

kegiatan gunung api yang menghasilkan batuan gunungapi Talaya, Tufa Barufu. Batuan gunung

api Talaya tersusun oleh andesit – basalt yang keatas susunannya berubah menjadi leucit basalt

hingga terbentuk batuan gunung api Adang. Pada kala Miosen Tengah Bagian Akhir kegiatan

gunung api di sertai terobosan batholit granit Mamasa dan Granit Kambuno menerobos batuan

yang lebih tua dan membawa larutan hidrothermal yang kaya akan bijih sulfida tembaga di

Sangkaropi dan Bilolo, disertai pengangkatan dan pensesaran berupa sesar turun dam sesar naik

berarah timur laut – selatan barat daya. Sejak Plistosen Akhir daerah ini diduga daratan sampai

terjadi aktivitas gunung api yang menghasilkan tufa.

II.2 Geologi Daerah Sangkaropi


II.2.1 Geomorfologi

Dengan berdasarkan pada model topografi dari daerah penelitian, nampak secara umum

bahwa sebagian besar daerah penelitian terdiri dari barisan perbukitan dan rangkaian dari daerah

pegunungan, dan hanya sebagian yang berupa dataran rendah atau yang berelief datar yang

hanya terdapat pada bagian lembah dari barisan perbukitan tersebut.

Berdasarkan pada relief dan bentuk lereng maka daerah Sangkaropi dapat dibagi menjadi

tiga satuan morfologi, satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pedataran tinggi

Satuan pedataran tinggi in menempati bagian selatan daerah penelitian yaitu sekitar 30 %

dari daerah Sangkaropi. Satuan ini mengikuti dataran banjir sungai Sa’dan dengan

perbukitan yang mempunyai ketinggian 800 m – 900 m dari permukaan air laut, kemiringan

lereng 0o – 10o dengan lapisan soil yang berasal dari pelapukan batuan di sekitarnya.

2. Perbukitan bersudut lereng sedang,

Satuan perbukitan bersudut lereng sedangf terletak pada daerah paling barat dan utara serta

beberapa tempat di bagian tengah.satuan ini menenmpati sekiatr 40 % dari daerah penelitian ,

Terdiri dari rangkaian perbukitan yang relatif berarah utara-selatan, daerah ini tersusun oleh

batuan hasil vulkanik.

3. Perbukitan bersudut lereng terjal.

Satuan morfologi ini terletak di bagian tengahdari daerah penelitian .dan menempati sekitar

30 % dari daerah penelitian yang terdiri dari rangkaian perbukitan dan pegunungan yang

memanjang dari utara ke selatan, kenampakan morfologinya sangat menyolok, yang

mempunyai lereng terjal dan puncak yang agak meruncing. Serta mempunyai lembah –
lembah yang sempit dan dalam. Serta disusun oleh batuan beku seperti Riolit, Dasit serta

batuan piroklastik.

III.2.2 Stratigrafi Daerah Sangkaropi

Daerah Sangkaropi yang didominasi oleh deretan perbukitan disusun oleh berbagai jenis

batuan berupa material sedimen, material vulkanik , dan batuan beku, serta batuan yang

termetamorfisme,dengan umurt yang berbeda beda ,secara stratigrafi pada daerah Sangkaropi

dapat dibagi atas beberapa satuan litologi, yaitu :

 Satuan aluvial, penyebarannya dijumpai sepanjang aliran sungai Satuan ini terdiri

dari bongkah, kerikil, pasir yang. .Satuan ini berada pada daerah lembah lembah dari

daerah penelitian.

 Satuan batuan Breksi tufa, Satuan ini dicirikan oleh kenampakan fisik batuannya

dimana batuan ini tersingkap di permukaan dan mengalami pelapukan yang disebabkan

oleh cuaca (pelapukan fisika). Akibat dari cuaca lembab dari daerah penelitian maka sering

dijumpai longsoran – longsoran dari batuan tersebut atau dari lanau yang mengalir dari

puncak gunung atau dataran tinggi.

 Satuan batupasir, Penamaan satuan ini didasarkan atas kenempakan fisik dari batuan

tersebut, batuan ini tersingkap serta disisipi oleh batulanau dan batulempung. Satuan ini

hampir dijumpai disetiap tempat didaerah penelitian.

 Andesit Tuff – Breccia, Batuan ini terdiri dari tuffa andesit, breksi dan tuffa lapili

yang berhubungan dengan tufa pasiran, tufa halus, batulempung atau mudstone dan batuan

silisiklastik.
 Batuan Dasit, Berwarna hijau dan merupakan alterasi dan dihasilkan oleh acidic

tuff breccia berupa lapisan aliran.

 Acidic Tuff, Terdiri dari acidic tuff, brkesi tufa, breksi dan lempung yang berwarna

abu-abu sampai hijau terang dengan tekstur phaneritik. Breksi disusun oleh fragmen dasit,

granit, andesit dan pumis.

 Pyroklastik Andesit dan Lava, Terdri dari lava andesit dan pyroklastik. Lava

Andesit berwarna hijau dengan struktur massive. Sedangkan pyroklastik andesit merupakan

breksi vulkanik dengan batuan siliklastikPyroklastik Riolit dan Lava, Struktur massive dan

terdiri dari tufa riolit sampai tufa dasit, breksi dan lava.

 Batuan Basalt, Merupakan bagian luardari endapan Sangkaropi yang berwarna

hijau keabu-abuan sampai hitam.

 Serpih Karbonatan, Terdiri dari serpih dan batulempung yang berwarna kecoklatan.

Adanya intrusi batuan batuan beku berupa batuan yang bersifat andesitik dan basaltic

pada umumnya serta batuan samping pada daerah Sangkaropi menyebabkjan sehingga daerah ini

cukup potensial untuk terjadinya proses pembentukan mineral alterasi dan mineralisasi.

II.2.3 Struktur daerah Sangkaropi

Adapun struktur geologi yang terdapat pada daerah penelitian ini adalah berupa struktur

sesar normal, dimana penciri dari sesar normal tersebut adalah ditemukannya mata air berupa air

terjun tepatnya pada daerah Buntu Pongpatora. Dan hal inilah yang menyebabkan terjadinya

proses mineralisasi pada daerah ini.

Anda mungkin juga menyukai