Anda di halaman 1dari 45

4- STRUKTUR TEKAN

Pengertian Batang Tekan


• Batang tekan merupakan batang dari suatau rangka batang atau elemen
kolom pada bangunan gedung yang menerima tekan searah panjang
batang
• Beban yang cenderung membuat batang bertambah pendek akan
menghasilkan tegangan tekan pada batang tersebut
• Pada rangka batang, umumnya batang tepi atas adalah batang tekan
• Struktur tekan terdapat pada bangunan-bangunan :
o Jembatan rangka
o Rangka kuda-kuda atap
o Rangka menara / tower
o Kolom pada portal bangunan gedung
o Sayap tertekan pada balok I (portal, jembatan)

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 1


Batang tekan

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 2


Perbedaan terpenting antara struktur tarik dan tekan adalah :
• Pada struktur tarik, beban tarik membuat batang tetap lurus pada sumbunya,
sedangkan pada struktur tekan, beban tekan cenderung membuat batang
tertekuk sehingga bahaya tekuk harus diperhatikan
• Pada struktur tarik, adanya lubang-lubang baut pada sambungan akan
mengurangi luas penampang yang memikul beban tarik tersebut, sedangkan
pada struktur tekan baut dianggap dapat mengisi lubang sehingga penampang
penuh (brutto) yang memikul beban tekan

Kuat tekan komponen struktur yang memikul gaya tekan ditentukan :


• Bahan :
– Tegangan leleh (fy)
– Tegangan sisa (fr)
– Modulus elastisitas (E)
• Geometri (bentuk) :
– penampang
– Panjang komponen
– Kondisi ujung dan tumpuan
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 3
Kondisi batas (ultimate) :
• Tercapainya batas kekuatan
• Tercapainya batas kestabilan (kondisi tekuk)

Kondisi batas kestabilan / tekuk yang harus diperhitungkan adalah :


• Tekuk lokal elemen plat (flens local buckling and web local buckling)
• Tekuk lentur (flexural buckling)
• Tekuk torsi (torsional bucling)
• Tekuk torsi lentur (flexural torsional buckling)

• Tercapainya batas kekuatan & tekuk struktur analisis Euler/elastic, inelastic, &
leleh
• Tercapainya batas kekuatan & tekuk lokal batas kelangsingan elemen profil
(b/tf dan h/tw)

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 4


Tekuk lokal di flens Tekuk lokal di web

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 5


Hubungan antara Batas Kekuatan dan Batas Kestabilan
• Pada percobaan tekan menunjukkan bahwa kehancuran batang tekan
akan terjadi pada tegangan (P/A) dibawah tegangan leleh (fy)
• Dengan profil yang sama, semakin panjang batang akan semakin cepat
mencapai kehancuran atau semakin kecil beban yang dapat diterima. Hal
ini disebabkan semakin langsing batang semakin besar kecenderungannya
untuk menekuk

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 6


STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 7
Angka kelangsingan (slenderness ratio) : l
• Angka kelangsingan adalah perbandingan antara panjang batang dengan
jari-jari kelembaman

L = panjang batang
r = jari-jari girasi / kelembaman
I = momen inersia
A = luas penampang

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 8


Analisis Tekuk Elastis (Perumusan Euler)
Perumusan Euler diturunkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut :
o Batang betul-betul lurus
o Beban bekerja simetris
o Bahan homogen
o Tahanan ujung-ujung batang sendi

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 9


STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 10
Revisi dari Perumusan Euler
• Kalau dibandingkan dengan grafik yang dihasilkan dari percobaan tekan di
laboratorium, maka perumusan Euler yang diturunkan secara analitis
terdapat penyimpangan
• Perumusan Euler masih dianggap berlaku/sama dengan kenyataan hasil
test di laboratorium sampai batas proporsional dimana hukum Hooke
berlaku atau harga E tetap (daerah elastis)  λ > 110. Setelah melampaui
titik proporsional, harga E tidak tetap lagi sehingga perumusan Euler tidak
sesuai lagi (daerah inelastic) λ > 110
• Untuk daerah inelastic ( λ < 110 ) atau leleh ( λ < 20 ) ini diadakan
revisi rumus menggunakan rumus-rumus pendekatan

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 11


Pengaruh Tegangan Sisa (Residual Stress)
• Tegangan sisa ialah tegangan yang ada pada profil baja akibat proses
pembuatan dipabrik atau dilapangan
• Tegangan sisa terjadi karena pendinginan yang tidak bersamaan pada
penampang profil sehingga mengakibatkan timbulnya tegangan-tegangan
pada profil. Bagian yang cepat mendingin akan timbul tegangan tekan,
sedangkan bagian yang terhambat pendinginannya akan timbul tegangan
tarik
• Besarnya tegangan sisa berkisar 1/3 fy, dan diperaturan diambil fr = 70
MPa untuk profil buatan pabrik (roll)
• Tegangan sisa pada flens profil gilas panas dapat mencapai 140 MPa
• Tegangan sisa pada penampang gilas panas sangat berpengaruh dalam
menentukan tahanan tekuk kolom

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 12


fp =

le =
3 kategori kolom :
• Kolom pendek
Tegangan runtuh = tegangan leleh, karena sangat pendek, tidak terjadi tekuk saat
kolom runtuh
• Kolom menengah (intermediate)
Pada saat runtuh, sebagian penampang telah mencapai tegangan leleh. Kegagalan
karena leleh dan tekuk. Kolom menekuk inelastic
• Kolom panjang (kolom menekuk elastis)
Tegangan tekuk tekan < tegangan proporsional (fp) = fy - fr
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 13
Tekuk Lentur

 Diturunkan dari perumusan Euler

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 14


Kolom pendek

Kolom menengah
(inelastic)
Kolom panjang
(elastic)

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 15


STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 16
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 17
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 18
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 19
GA = nilai G untuk bawah kolom yang ditinjau
GB = nilai G untuk atas kolom yang ditinjau
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 20
Tekuk Lokal (Local Buckling)
• Tekuk lokal terjadi bila tegangan pada elemen-elemen penampang mencapai
tegangan kritis pelat
• Tegangan kritis pelat tergantung dari perbandingan tebal dengan lebar,
perbandingan panjang dan tebal, kondisi tumpuan dan sifat material
• Perencanaan dapat disederhanakan dengan memilih perbandingan tebal dan
lebar elemen penampang yang menjamin tekuk lokal tidak akan terjadi sebelum
tekuk lentur. Hal ini diatur dalam peraturan dengan membatasi kelangsingan
elemen penampang komponen struktur tekan :
l = b/t ≤ lr
Besarnya lr ditentukan dalam tabel 7.5-1 SNI 03-1729-2002
• Pada umumnya kekuatan komponen struktur dengan beban aksial murni
ditentukan oleh tekuk lentur. Efisiensi sedikit berkurang apabila tekuk lokal terjadi
sebelum tekuk lentur
• Bebarapa jenis penampang berdinding tipis seperti L, T, Z dan C yang umumnya
mempunyai kekakuan torsi kecil mungkin mengalami tekuk torsi atau kombinasi
tekuk lentur-torsi

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 21


• Untuk kepraktisan perencanaan, peraturan tidak menyatakan perlu memeriksa
kondisi tekuk torsi/ lentur-torsi apabila tekuk lokal tidak terjadi kecuali untuk
penampang L-ganda atau T
• Untuk komponen struktur dengan penampang L-ganda atau T harus dibandingkan
kemungkinan terjadinya tekuk lentur pada kedua sumbu utama dengan tekuk
torsi/lentur-torsi

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 22


Berdasarkan kelangsingan elemen penampang, dibagi 3 kategori penampang kolom :
• Penampang kompak (Compact Section) : b/t ≤ lp
Penampang dapat mencapai tegangan plastik sebelum menekuk
• Penampang tidak kompak (Non Compact Section) : lp ≤ b/t ≤ lr
Penampang dapat mencapai tegangan leleh disebagian tempat sebelum menekuk
• Penampang langsing (Slender Compression Element) : b/t ≥ lr
Sangat tidak ekonomis untuk kolom sehingga tidak boleh dipakai sebagai kolom

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 23


STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 24
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 25
Nilai lr

b/t ≤ 250/ b/t ≤ 250/ d/t ≤ 335/ b/t ≤ 250/

h/tw ≤ 665/ h/tw ≤ 665/

b/t ≤ 250/ b/t ≤ 200/


b/t ≤ 625/ b/t ≤ 625/

h/tw ≤ 665/
D/t ≤ 22000/fy

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 26


Merencanakan Batang Tekan
• Pada perencanaan batang tekan tidak bisa langsung mendapatkan
kebutuhan Ag dan rmin seperti pada perencanaan batang tarik, karena
kelangsingan batang pada batang tekan mempengaruhi kekuatan bahan
• Untuk itu perlu pendekatan awal dengan memisalkan besarnya l.
Pemisalan besarnya angka kelangsingan l diambil pada daerah inelastic
yaitu antara 80-100
• Dengan mengambil pemisalan nilai l, kita dapat menghitung lc
(parameter kelangsingan) dan harga w
• Dari kontrol kekuatan bisa didapatkan nilai Ag

• Dengan harga Ag dan r tersebut pemilihan profil bisa dilakukan sampai


didapat profil yang tepat/ekonomis

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 27


Komponen Struktur Tekan Tersusun

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 28


STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 29
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 30
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 31
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 32
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 33
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 34
Contoh Soal 1 :

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 35


250 250 665 665
16,14 42,93

250 665

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 36


STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 37
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 38
Contoh Soal 2 :

STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 39


STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 40
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 41
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 42
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 43
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 44
STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo 45

Anda mungkin juga menyukai