LP Tubektomi
LP Tubektomi
A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
MOW (Medis Operatif Wanita)/ Tubektomi atau juga dapat disebut dengan sterilisasi.
MOW merupakan tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri yang
menyebabkan sel telur tidak dapat melewati saluran telur, dengan demikian sel telur tidak
dapat bertemu dengan sperma laki laki sehingga tidak terjadi kehamilan, oleh karena itu
gairah seks wania tidak akan turun (BKKBN, 2006)
a. Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut
tidak hamil
b. Hari ke-6 hingga hari ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
c. Pasca persalinan
Minilaparotomi dapat dilakukan dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12
minggu pasca persalinan setelah dinyatakan ibu dalam keadaan tidak hamil.
d. Pasca keguguran
Tubektomi dapat dilakukan dengan cara minilaparatomi atau laparoskopi setelah
triwulan pertama pasca keguguran dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti
infeksi pelvik. Sedangkan pada triwulan kedua dalam waktu 7 hari sepanjang tidak
ada bukti infeksi pelvik, tubektomi dapat dilakukan dengan cara minilaparotomi saja.
5. INDIKSI MOW
Menurut Mochtar (1989) kontraindikasi dalam melakukan MOW yaitu dibagi menjadi
2 yang meliputi indikasi mutlak dan indikasi relative
Sedangkan menurut Noviawati dan Sujiyati (2009) yang sebaiknya tidak menjalani
Tubektomi yaitu:
a. Sangat efektif (0.5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
b. Tidak mempengaruhi proses menyusui (breasfeeding).
c. Tidak bergantung pada faktor senggama.
d. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius.
e. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local.
f. Tidak ada perubahan fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium)
8. KERUGIAN
Kerugian dalam menggunakan kontrasepsi mantap (Noviawati dan Sujiyati,2009) yaitu
antara lain:
a. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini tidak dapat dipulihkan
kembali.
b. Klien dapat menyesal dikemudian hari
c. Resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan anestesi umum
d. Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
e. Dilakukan oleh dokter yang terlatih dibutuhkan dokter spesalis ginekologi atau dokter
spesalis bedah untuk proses laparoskopi.
f. Tidak melindungi diri dari IMS.
9. KOMPLIKASI DAN PENANGANAN MOW
KOMPLIKASI PENANGANAN
Emboli gas yang dilakukan oleh Ajurkan ke tingkat asuhan yang tepat dan
laparoskopi (sangat jarang terjadi) mulailah resusitasi intensif, termasuk cairan
intravena, resusitasicardiopulmonary dan
tindakan penunjang kehidupan lainnya.
Rasa sakit pada lokasi pembedahan Pastikan adanya infeksi atau abses dan obati
berdasarkan apa yang ditemukan