Kitab Barencong
Kitab Barencong
Sekarang kita teruskan pula kepada pelajaran yang kita tuju,yaitu Ma’rifatullah,artinya
MENGENAL ALLAH AZZA WAZALLA.Jadi sebelum kita mengenal Tuhan,kenalilah
DIRI. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah s.a.w : MAN ARAFA NAFSAHU FAQAD
AROFA ROBBAHU,artinya :Barang siapa mengenal akan dirinya,niscaya mengenal akan
tuhannya. Perjalanan itu dimulai dari dalam diri kita sendiri,perjalanan itu dimulai dari dalam
terus kedalam,akhirnya serta alam dengan keindahannya dan dengan keganjilannya,hanyalah
sebagai saksi pencari diri.
Jadi sebelum kita mengenal Tuhan,maka kenallah diri,sebelum kita mengenal diri lebih
dahulu,kenallah Adam lebih dahulu,dan sebelum kenal kepada Adam kenallah
MUHAMMAD lebih dahulu.Demikianlah orang yang hendak mengenal diri dan mengenal
akan tuhan Allah Azza Wazalla.
Baiklah kita mulai dengan ayat yang berbunyi : INNALAHA KHOLAQO QOBLAL ASIA
INNURI NABIYUKA. Bahwasanya Allah Talala menjadikan dahulu daripada segala asia itu
ilah NUR NABIMU. Diriwayatkan oleh ZABIR beliau pernah juga bertanya kepada
Nabiallah s.a.w. ; yaitu dijawab oleh Nabi AWWALUMA KHOLAQOL LAHU TAALA
NURI NABIYIKA,YA ZABIR. Mula mula dijakan AllahTa’ala daripada segala asia itu ialah
: NUR NABIMU ya ZABIR.
Maka nyatalah RUH NABI itu dijadikan dahulu daripada segala asia itu,dan lagi dijadikan ia
daripda Zatnya jua,tetapi sebelum tuhan menjadikan NUR MUHAMMAD,Tuhan telah
mengatakan dalam kitabnya Al’quranul qarim yang berbunyi : artinya : Pertama kujadikan
ILMU sebelum kujadikan NUR MUHAMMAD. Maka nyatalahkepada kita bahwa : NUR
MUHAMMAD.
Maka nyatalah kepada kita bahwa NUR MUHAMMAD itu jadi daripada ILMUnya dan
daripada KUDRAT DAN IRADATNYA jua,seperti kata Syeh ABDUL WAHAB
SYAHRANI : INNALAHA KHOLAQOR RUHUN NABIYI MUHAMMADIN
MINZATIHI,WAKNOLAQOR RUHUL ALIMU MINNURI MUHAMMAD S.A.W.
Bahwasanya Allah Ta’ala menjadikan Roh nabi itu daripada Zatnya jua, dan daripda ilmunya
jua, dan serta qudrat dan iradatnya. Dan menjadikan Roh sekalian alam ini daripada NUR
MUHAMMAD s.a.w Maka nyatalah kepada kita bahwa Roh sekalian alam ini daripada NUR
MUHAMMAD jua.
Dan segala batang tubuh kita ini nyata daripada Adam,tetapi Nabi Adam itu dijadikan
daripada tanah,seperti firman Allah Ta’ala dalam AL qur’an : KHOLAQOL INSANA
MINTIN artinya : Aku jadikan Insan Adam itu daripada tanah dan tanah itu jadi daripada Air,
dan Air itu jadi daripada NUR MUHAMMAD s.a.w. jua. Maka nyatalah kepada kita bahwa
Roh kita dan batang tubuh kita ini jadi daripada NUR MUHAMMAD; maka wajarlah kita ini
bernama MUHAMMAD. Dan nyatalah bahwa kalau Roh kita dan batang tubuh kita ini
daripada Nur Muhammad. Maka kita ini tiada lain dan tiada bukan,pada Hakikatnya Nur
Muhammad jua. Dan kalau telah jelas dalam hati marifatakan hakikat Nur Muhammad itu,
maka hendaklah engkau mesrakan Nur Muhammad itu kepada Roh dan kepada batang
tubuhmu dan kepada seluruh kainat. Kalau sudah benar-benar mesra,insya allah engkau akan
melihat keelokan zat yang wajibal wujud.
Sekarang baiklah kita teruskan kepada membicarakan tentang mengenal diri,yaitu sekalian
nanti bab yang akan datang kita perdalam lagi menurut yang semestinya.
Adapun yang dimaksud dengan fana oleh ahli tasawuf ialah : lenyapnya perasaan hamba dari
nafsu basyariah,yakni segala sifat-sifat ke-ia-an dan ke akuan dari kemanusiaan,sudah takluk
pada tuhannya, maka jadilah ia baqa dengan Allah Ta’ala.
Pertanyaan yang kedua adalah tentang diri.
Kapankah datangnya dan kapan pula kembalinya? Jawabnya ialah : bahwa diri bathin itu
datang kedunia ini adalah setelah adanya jasad,sesuai dengan firman Allah : yang artinya ;
kemudian kami sempurnakan jasad itu, lalu ditiupkan roh kepadanya.
Dan pertanyaan yang ketiga dan yang ke-empat ialah :
Darimana diri itu datangnya den kemana pula kembalinya, serta apa maksud datang kedunia
ini?
Jawabnya ialah : datangnya dari Allah dan kembalinya kepada Allah,adapun maksud datang
kedunia ini adalah dengan jasad sebagai alatnya.
Karena sudah dijelaskan fasal yang lewat : yaitu laksana kuda tungganganya dengan
penunggangnya. Kuda ditamsilkan sebagai jasad. Dan Roh sebagai penunggangnya. Pada
fasal yang lalu sudah kita jelaskan bahwa perjalanan salik dalam mencari dan mengenal Zat
TAUHIDUL ZAT
ME-ESAKAN ALLAH TA’ALA PADA ZAT
Meesakan Allah Ta’ala pada zat adalah jalan yang terakhir dari perjalan seorang salik.
Disnilah titik terahir bagi arifibillah untuk menuju Allah dan disini perhentian perjalanan
kaum sufi dan para wali-wali.
Marilah kita menjadi seorang sufi,menjadi seorang sifa. Karena kita adalah pengikut nabi
yang telah disucikan dan dibersihkan atau mutafa. Marilah kita menjadi sufi,dalam
menghadapi kehidupan sehari-hari,suci dalam perniagaan,sufi dalam pergaulan,sufi dalam
hidup kasih saying,dan sufi dalam hubungan dengan Tuhan. Sufi sejati luas
perasaannya,tinggi hikmahnya dan putus segala tali pengikat yang mengikat kebebasan
jiwa,terikat oleh siapapun,dan oleh apa-apa saja,selain terikat oleh Allah.
Sufi yang sejati meleburkan dirinya kedalam masdar tempat asalnya,fana diri kedalam baqa.
Dalam manusia biasa,maksudnya dalam pandangan manusia biasa, Tuhan adalah yang maha
kuasa atas alam ini. Alam ini dibolak balikkan,ditelentangkan dan ditelungkupkan oleh satu
zat yang maha kuasa : ALLAHU AKBAR. Dalam pandangan sufi memandang bahwa Tuhan
itu adalah hakikat ujud dalam hidup ini atau hakikat kekuatan dalam hidup. Kekuatan dan
tenaga itulah menjadi gerak gerik hati manusia bahwa gerak gerik alam alam maya pada ini.
Sufi yang sejati ialah : yang selalu ingat kepada Allah dalam setiap saat dan lidah tidak
kering-kering menyebut Allah,dengan maksud nyawanya tidak putus mengingat Allah.
Meskipun lidah jasmaninya berdiam diri saja. Sufi sejati telah putus segala-gala rantai yang
beri batas dengan alam. Rohaninya terbang tinggi laksana burung yang terbang keangkasa
luas menyusup awan hijau,ditinggalkannya sangkar,naik keatas puncak
gunung,ditinggalkannya gunung naik keatas awan hijau,dia bertahta diatas awan
hijau,dipandangnya sangat lemah sekali alam semesta ini,termasuk dirinya,kian lama kian
terasa semakin lemah, AKUNYA : yang akhirnya leburlah AKU kedalam hakikat AKU yang
sebenarnya. Itulah ufuk tinggi luar biasa,kadang-kadang ia berjumpa dengan orang-orang
suci,atau aulia Allah,dan waliAllah,serta orang-orang ahli tasauf.inilah mi’rojnya yang
pertama bagi seorang sufi. Jadi kalau aku masih merasa aku,maka belumlah aku sampai
kepada inti cinta. Kalau AKUKU : Aku leburkan kedalam engkau,maka AKU adalah
ENGKAU dalam segala hal.
Kini AKU tiada disana. Hanya engkau tinggal semata. Sekarang AKU tak dapat berkata-kata
lagi. Bagaimana AKU menerangkan tentang DIA. Sedangkan AKU dengan AKU, dan AKU
dengan dimana. Kalau AKU kembal, maka dengan AKU kembali itu terpisah. Kalau AKU
lalai,dengan lalai itu, AKU diringankan. Apabila AKU berpadu kembali barulah jiwaku
menjadi tentram dan damai/bahagia. Inilah pendirianku atau akidahku yang terakhir.
Akhirnya : AKUKU LEBUR KEDALAM JIBU.
LAHURUFIN WALA SAUTIN,artinya : Tiada huruf, tiada suara, tiada kata-kata,zat dirinya.
Kehidupan dan alam penuhlah rahasia-rahasia. Rahasia-rahasia itu tertutup oleh dinding.
Diantara dinding-dinding itu ialah hawa nafsu kita sendiri. Tetapi rahasia-rahasia itu mungkin
terbuka atau tersimpan. Dan dinding-dinding / hijab itu mungkin tersimbah kita dapat melihat
atau merasai berhubungan langsung dengan yang ter-rahasia,asal kita sudi menempuh
jalannya. Jalannya ialah jalan yang dinamai tarikat. Dan jalan inilah yang menyampaikan
kepada ilmu hakikat. Jadi kumpulan ilmu pengetahuan sariat,kesediannya menempuh jalan
tarikat dan mencapainya akan hakikat,dan semuanya
Jadi ma’rifat itulah kumpulan ilmu pengetahuan,amal dan ibadah. Kumpulan daripada
ilmu,dan filsfat agama. Kumpulan daripada pengamalan dan perasaan atau zauq. Dan
kumpulan daripada mantik,keindahan dan cinta.
Jadi sariat itu artinya kenyataan,dan tarikat itu jalan. Sedang hakikat itu artinya : yang
sebenarnya,yaitu : Itiqad yang sebenarnya,yang wajib dipercayakan dan takluk ia kepada
perbuatan hati.
Hakikat itu ialah kebenaran sejati dan mutlak. Yang padanyalah ujung segala perjalanan
bagaimanapun jauhnya. Akhirnya daripada segala langkah tujuan segala jalan. Dan
untuknyalah sariat dan undang-undang,dan didalam perjalanan menuju hakikat itu,orang
memulai dari dalam dirinya sendirinya. Untuk mengenal Tuhan kenallah diri ( diri sendiri ).
Perjalanan itu dimulai dari dalam kita sendiri dari dalam terus kedalam,ahirnya serba alam
dengan keindahannya dan dengan keganjulannya,hanyalah sebagai aksi pencari diri. Disini
sering terjadilah cara yang didapat oleh ahli suluk atau ahli perjalanan / tharikat.
Setengahnya karena sakig asyiknya,maka dirasainya bahwa diri tiada lagi. Yang ada hanya
yang ada atau: LAMUJUDA BIHAQQIN ILALLAH (hanya Tuhan yang ada sedang mahluk
tiada ). Yang ada ialah yang AWAL,yang tidak ada permulaan dan yang akhir tidak ada
penghabisan.
Adapun diri sendiri dalam alam seluruhnya tidaklah ada ; sebab awalnya ADAM,artinya
tiada. Dan ahirnya fana dan lenyap : maka apabila jalan itu telah dijalani dengan segenap
kesungguhan, ketaatan, dan setia memegang segala syarat dan rukunnya,akhirnya bertemulah
kita dengan hakikat yang sebenarnya.
Mula-mula tercapailah kasyap,yaitu terbukalah rahasia yang senantiasa yang menyelubungi
antara kita dengan DIA.
Maka dengan itu terbukalah hijab atau dinding yaitu : dinding-dinding tebal yang
memisahkan kita dengan DIA, dan dinding-dinding itu ialah :Hawa nafsu kita sendiri atau
yang disebut angkara murka,atau nafsu hewani atau nafsu syaiton. Maka dari itu gunanya kita
TAJAHUT,artinya : melepaskan diri dari belenggu segala ikatan atas diri kita sendiri.
Dan apabila rohani kita telah mencapai kesempurnaan,maka otomatis takluklah jasmani
kepada kehendak rohani. Pada waktu itu tidak ada miskin lagi,bahkan mautpun sebagai
sangkar kecil kepada kebebasan luas mencari kekasih. Dan mereka katakana,mati itu adalah
alamat CINTA sejati dan mutlak. Disini timbullah dalam kata yaitu yang dikatakan hulul.
Hulul yaitu : timbul kesatuan diantaraasyik dan ma’syuknya. Atau meninggalnya antara asyik
1. Fana zahir yaitu : merasakan tajali atau memantul keagungan Tuhan pada tindak
tanduk seseorang,sehingga segala keinginan,kehendaknya,ikhtiarnya sudah terlepas
dari dirinya. Karena itu kadang-kadang orang itu sampai-sampai beberapa lama tidak
tahu makan dan minum dan sebagainya,semuanya terserah kepada Allah.
2. Fana bathin yaitu : hatinya saja yang fana dan lahirnya tidak,lahirnya seperti biasa.
Hatinya terbuka pada melihat sifat-sifat Tuhan,dan keagungan serta gerakan-gerakan
Tuhan,hilanglah segala was-was dan keragu-raguan dalam hatinya dan penuhlah
hatinya dengan keyakinan terhadap Allah s.w.t. Tidak ada dalam hatinya timbul
perasan takut dan gentar,kasih dan sayang, suka dan duka,kecuali kepada Allah.
Fana yang demikian itu yang membawa ke maqam baqabillah,serta melewati fana
yang pertama. Biasanya lebih dahulu dimulai dengan pengakuan seluruh wujud.
Sedang hatinya atau rohnya selalu melihat gerakan Allah,baik dalam ibadah seperti :
dalam sembahyang. Dan dalam segala apa yang dilihat dan didengar dan lain-lain
sebagainya.
Maqam baqabillah inilah yang senantiasa ada pada para nabi dan rasul-rasul,dan aulia
dan anbiya Allah Ta’ala yang bereda dibawah qidamnya nabi Muhammad s.a.w.
Maqam baqabillah ini kebanyakan adalah maqam mereka yang mahzub,dimana
setelah mereka berada dipuncak tauhid,lalu mereka turun kepada sifat,dan sama,terus
Tidak dapat dikatan kecil perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas ( sepiring pamrih ).
Tidak dapat dikatakan benar awal-awal yang dilakukan dengan tidak ikhlas,karena belum
ma’rifat.
Orang yang menjalankan fana dan baqa baru syah disebut husyu dan ikhlas.
Firman Allah Ta’ala dalam Al qur’anul karim : yang artinya demikian : Sesungguhnya Allah
hanya menerima amal perbuatan yang sudah kembali. Yaitu amal yang dilakukan dengan
ikhlas,dan tepat sasarannya menurut ajaran Tuhannya.
ABDULLAH IBNU MA’SUD r.a berkata : Dua rakaat yang dilakukan oleh orang yang
berilmu,dan mengerti /ikhlas,adalah lebih baik daripada amal ibadah yang dilakukan oleh
orang yang tidak mengerti, sepanjang umurnya atau selama hidupnya ( tidak diterima amal
ibadahnya ).
Sekarang baiklah kita berkisar pada ilmu-ilmu. Ilmu itu ada tiga unsur atau tiga martabat :
1. Ilmuyakin ialah : keyakinan yang didapat dari pengertian teori belajar atau berguru.
2. Ainalyakin ialah : keyakinan yang didapat dari fakta keyakinan yang lahir,setelah
terungkap atau terbuka.
3. Hakkulyakin ialah : keyakinan yang benar-benar langsung dari Tuhan dan tidak dapat
diragukan lagi kebenarannya,yaitu ; keyakinan-keyakinan yang mutlak.Demikianlah
adanya.
ZIKKRULLAH
BEBERAPA KESIMPULAN
BEBERAPA KESIMPULAN :
Agama islam adalah agama yang murni.Kemurniaan agama itu dibarengi oleh 4 rukun.
Pertama : SARIAT, Kedua : THARIKAT, Ketiga : HAKIKAT, Keempat : ialah MA’RIFAT.
Tanpa yang empat macam ini bukan dinamakan agama.Pokok yang empat ini ialah :
MA’RIFAT.
Dan MA’RIFAT ialah : kumpulan daripada syariat,tharikat,hakikat.Itulah yang disebut
MA’RIFAT.
Syariat artinya : kenyataan
Tharikat artinya : jalan yang menuju/menyempurnakan syariat
Hakikat artinya : kebenaran yang sejati dan mutlak
Jadi kumpulan ilmu pengetahuan tentang syariat dan kesediaannya dengan tharikat,ahirnya
akan bertemu dengan hakikat. Itulah yang disebut ma’rifat.
Maka nyatalah kepada kita bahwa ma’rifat itu adalah gabungan dari ilmu fiqih,usulludin dan
ilmu tasauf. Kumpulan dari mantik,keindahan dan cinta. Dengan demikian hanya empat pasal
inilah yang menyempurnakan agama Allah didalam dunia ini. Jadi tanpa yang empat
ini,semua amal ibadah,baik lahir maupun bathin akan membaa masuk neraka. Sebab dalam
amal ibadah pasti ada syariatnya, tharikatnya,hakikatnya dan ma’rifatnya.
Demikianlah yang dapat hamba sampaikan. Jadi rukun islam itu tadi tiap-tiap satu rukun
mempunyai empat pasal. Maka klau demikian,lima rukun itu menjadi lima kali empat adalah
duapuluh pasal. Inilah siempunya sifat dua puluh itu. Sebab dua puluh itu pasal ini
menghimpunkan segala sifat-sifat Allah didalam alam ini. Dan manakah sifat istimewah bagi
Tuhan ?
Segala-galanya harus bagi Tuhan,tidak ada yang tertegah bagi Tuhan/tidak ada dinding-
dindingnya lagi. Hanya nafsumu sendiri yang tertegah,karena masih terdinding. Bagi Tuhan
tidak ada lagi wajib,yang ajib hanya bagimu dan bagi orang yang belum faham dan belum
mengerti. Jadi siapa yang faham,itulah yang beroleh petunjuk dari Tuhan Allah. Kesimpulan
rukun agama itu tadi ialah ESA SEGALANYA dan tidak ada lagi DUANYA.
RUKUN – IMAN
---ooOoo---
KANASTAIN
ALAIHIM
---ooOoo--
---------
Caranya kita hendak mengangkat TAKBIRATULIHRAM, Yaitu kita tarik napas dengan HU,
hakikat kita AKU masuk kedalam.
--- Tatkala kita mengangkat TAKBIR ingat ZAT – ALIF
--- Tatkala kita RUKU ingat SIFAT – SIFAT
--- Tatkala kita I’TIDAL ingat akan ASMA – LAM
--- Tatkala kita SUJUD ingat akan AF’AL – HA
Yaitu sampai salam jangan lupa ;
ZAT – ALIF SIFAT – LAM ASMA – LAM AF’AL - HA
LA ILAHA ILLA ALLAH
1. Adapun ALIF itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi Rahasia kepada MUHAMMAD,
menjadi CAHAYA kepada kita.
2. Adapun LAM AWAL itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi RUPA kepada
MUHAMMAD, menjadi CAHAYANYA kepada kita.
3. Adapun LAM ACHIR itu ibarat ASMA ALLAH, menjadi ILMU kepada
MUHAMMAD, menjadi IMAN kepada kita.
4. Adapun HA itu ibarat AF’AL ALLAH, menjadi KELAKUAN kepada
MUHAMMAD, menjadi HATI kepada kita. Maka HU itu AKULAH ALLAH.
Leburnya MUHAMMAD kepada ALLAH. LA itu AKULAH Raja Dunia dan
Akhirat.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
Apabila kita hendak mancari/mengenal diri,maka hendaknya terlebih dahulu kita ketahui/kita
kenal akan RAHASIA NUR MUHAMMAD karena rahasia Nur Muhammad itulah sebenar-
benar diri.
“ RAHASIA NUR MUHAMMAD “ : Adapun yang bernama diri itu terbagi 2(dua) bagian,
pertama diri yang lahir, kedua diri yang bathin. Adapun yang lahir berasal daripada ANAMIR
ADAM yakni 4(empat) perkara:
1. API 2. ANGIN 3.AIR 4.BUMI
a. Adapun API itu terbit daripada yang bathin berhuruf ALIF, bernama ZAT, menjadi
RAHASIA, hurufnya DARAH pada kita.
b. Adapun ANGIN itu terbit daripada yang bathin berhuruf LAM AWAL, bernama
SIFAT menjadi NYAWA, hurufnya NAFAS pada kita.
c. Adapun AIR itu terbit daripada yang bathin berhuruf LAM ACHIR, bernama ASMA
menjadi HATI, hurufnya MANI pada kita.
d. Adapun BUMI itu terbit daripada yang bathin berhuruf HA, bernama AF’AL menjadi
KELAKUAN, hurufnya TUBUH pada kita.
Adapun mematikan diri yang berhuruf atau berkalimah nama Allah itu demikian caranya :
pertama manafikan hurufnya ALIF-LAM-LAM-HA.
1. ALIF - ALLAHUSSAMAWATUWAL ARD.
2. LAM - LILLAHISSAMAWATIWAL ARD.
3. LAM - LAHULMULQUSSAMAWATIWAL ARD.
4. HA - HUWAL AWALU WAL ACHIRU WAL ZAHIRU WAL BATHINU.
Jadi kalau diri kita yang lahir itu nyata sudah FANA,artinya berkali-kali tiada mempunyai apa
lagi,seperti kata lafat :
“ MIN ADAMIN ILLA UJUDIN WAMIN UJUDINILLA ADAMIN “ Artinya, Daripada
tiada menjadi ada dan daripada ada kembali kepada tiada.
Jadi maksudnya kita ini ( diri kita yang lahir ini ) sudah fana kepada diri yang bathin,artinya
yang lahir ini sehelai rambutpun tiada mempunyai apa lagi,dan tiada boleh dikatakan ada lagi.
Pada ILMUnya hanya diri yang bathin jua,ialah yang bernama MUHAMMAD. Seperti
firman Allah didalam hadist qudsyi : CHALAQAL ASYIA LIAZLIKA WAHA
OTUHALILAZLI, Artinya ; kujadikan engkau karenaku ya Muhammad.
Jadi jelaslah bahwa yang bernama MUHAMMAD itulah sebenar-benarnya diri yang
bathin,dan hendaknya janganlah kita syak dan waham lagi,karena MUHAMMAD itulah yang
ada mempunyai :
TUBUH, HATI, NYAWA, dan RAHASIA.
1. Adapun TUBUH MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM IHSAN yakni
SYARIAT.
2. Adapun HATI MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM DJITSIH yakni
THARIKAT.
3. Adapun NYAWA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM MISAL yakni
HAKIKAT.
4. Adapun RAHASIA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM ROH yakni
MA’RIFAT.
Maka sesudah demikian itu hendaklah MUHAMMAD itu pula yang mengenal
TUHANNYA,tetapi belum lagi MUHAMMAD bisa mengenal Tuhannya,jika belum lagi fana
TUBUHNYA, HATINYA, NYAWANYA, RAHASIANYA, ZATNYA, SIFATNYA,
ASMANYA dan AF’ALNYA. Seperti firman Allah didalam Qur’an :
Maka pada kalimah yang mulia inilah pertemuan HAMBA dengan TUHANNYA. Lagi pula
kalimah yang mulia ini diumpamakan sebesar-besar gedung perhimpunan segala
RAHASIA,segala ROH,segala NYAWA, segala ILMU dan segala ISINYA,segala ISLAM,
segala IMAN,segala TAUHID dan MA’RIFAT,yang kesemuanya terhimpun didalam
kalimah yang mulia ini.
Dan hendaklah diamalkan supaya mahir,seperti :
JAUMUN RASA JAUMUL MESRA. Artinya, Mesrakan pada siang dan malam yang
terutama sekali didalam atau diwaktu sembahyang Lima Waktu. Karena diwaktu itulah Tuhan
menurunkan petunjuk yang dinamakan WAHYU ( bagi para Nabi-Nabi dan Rasul-Rasulnya
atau yang dinamakan ILHAM untuk manusia biasa seperti kita ). Dan jikalau kita sudah
faham betul maksud bicaranya tentulah kita gemar dan rajin mengamalkannya Kalimah yang
mulia ini.Karena sudah tahu betul dan terang betul bahwasanya kita ini tiada ada mempunyai
sesuatu.
Jadi tiada boleh lagi dikatakan yang berkata-kata ini kita,karena apabila dikatakan yang
berkata-kata ini adalah kita,berarti Tuhan fana kepada kita bukan kita fana kepada Tuhan.
Maka yang demikian ini mustahil dan yang sebenar-benarnya kita jua yang fana kepada
Tuhan ( ALLAH ).
Rupa niat Kanitah itu ialah niat dalam hati serta selamanya daripada takbirnya menyusun
lafadz serta maknanya dan niat Tawasijah itu membagikan niat itu daripada suku-suku takbir
daripada asal hingga Allahu akbar. Itulah niat yang batal keduanya.
Adapun niat Arifiyah itu ialah bahwa menghadirkan. Ialah yang pertama-tama sembahyang
dengan Qasat, tha’arat, tha’ain. Terdahulu sedikit daripada Takbir,maka dimulai niat itu
daripada Allahu dan disudahi dengan Akbar. Jangan terdahulu dan terkemudian.
Adapun niat Kamaliyah itu ialah masuk ia pada niat Arifiyah jua,karena niat Arifiyah itu
3(tiga) derajat didalamnya ialah :
1. DUNI,artinya segala yang wajib pada syara’ dikerjakan memadai akan dia.
2. WASTA’I,artinya yang sempurna.
3. QAAWI,artinya terlebih sempurna daripada yang amat sempurna,yaitu niat Nabi-
Nabi dan Wali-Wali yang memakainya.
\
ALAM MINKUM
Adapun HAYAT artinya dihidupkan, adapun MINKUM itu keTuhanan namanya. Maka inilah
sifat Allah Ta’ala yang dizahirkan kepada manusia, maka manusia itu disertai sifat-sifat Tuhan,
ialah ; HAYAT, QUDRAT, IRADAT, ASMA, BASHAR DAN KALAM. Inilah kejadian segala
manusia, maka inilah yang dikatakan TAJLI ZAT namanya. Adapun yang jadi NYAWA itu
terdiri dari (empat) perkara ; Pertama MANI, KEDUA WALI, KETIGA WADI, KEEMPAT
MADI. Maka itulah yang disertai ia dengan sifat 7 (tujuh) tersebut diatas, tempat TAJLI ZAT
MUHAMMAD dan ZAT INSAN. Bahwa daripada menyatakan sesuatu Qaidah perhimpunan
marabat ABDIATUL JALAL, AHDIATUL QAHAR, ABDIATUL KAMAL, namanya.
Kemudian daripada itu martabat AHDIAT itu ESA ia, itulah yang dinamai martabat,
…………………………………artinya tiada nyata-nyatanya. Adapun ZAT ALLAH TA’ALA
itu sangat nyata ia pada insane maka jadi terlindung oleh UJUD ……………….sebenarnya-
benarnya yang tiada dengan sifat sesuatu, yakni belum ada UJUD ALAM SYUHUD dan dinamai
akan dia UJUD MUHDAR, artinya Ujud se-mata-mata. Maka dinamai akan dia KUN AZALA
artinya dahulu dan pertama sekali, dan dinamai akan dia KUNHI ZAT yang tiada dapat diketahui
dan tiada boleh dipikirkan oleh akal dan tiada sampai kepadanya ILMU. Melainkan sedikit jua
dan dinamai TUNAZZAH MAHAHI. Artinyasuci semata-mata. Mula suci belum Sifat dengan
segala kelakuan dan belum dapat NUR itu, dan kedua.
---oo0oo---
UJUD MUHDAR...............
---oo0oo---
HADIST QUDSYI
Dan ini bermula hadist qudsyi, menerangkan sehingganya pada batang tubuh kita dan lenyap
melainkan yang ada, Ujudnya Allah Ta’ala semata-mata, dan inilah keterangannya tersebut di
bawah ini.
1. Hancurlah badan timbul hati
2. Hancurlah hati timbul akal
3. Hancurlah akal timbul fikir
4. Hancurlah fikir timbul faham
: ALLAH
: IRADAT
: UJUD
---oo0oo---
WASSALAM
INSAN KAMIL
1. Jadi insan kamil adalah pada waktu tanazul berada paling akhir, sedang pada waktu taraki
nantinya jadi yang awal sekali.
2. Yang disebut rahul hajat ialah pintu Tuhan hakikatnya dikatakan pintu-pintu zat itulah dia lobang
yang dinamakan mekar dan kkuncupnya marnas atau buka tutupnya mahid.
3. Syiratal mustaqim ialah maksudnya menamakan hilang perginya atau, sempat diakhirat atau
diakhirat ilahi robbi dan tuhan kita mengatakan bahwa ayat yang diatas ini tadi maksudnya
adalah keluarnya perkataan kita.
4. Arsiullah artinya muka pada hakikatnya wadah persidangan zat yaitu berada di kepala dan di
dada kita
5. Kursi artinya tempat duduk pada hakikatnya tempat duduk zat yaitu berada pada otak dan
jantung
6. Luch machfut / luch kalam artinya luch tempat machfut dijaga pada hakikatnya adalah sifat-sifat
zat. tempatnya berada di jasad serta dijaga oleh malaikat katibin. Jadi yang dimaksud puncak
hidup itu ialah berada di badan kita pribadi (pahmakanlah)
7. Mizan artinya timbangan, pada hakikatnya pertimbangan zat yang berada di penglihat,
pendengar, pencium, pengrasa dan perkataan maksudnya mengatakan terhadap pertimbangan
hidup kita yang berada di panca indra.
Ibarat wahana zat dengan sifat itu, seperti sendiri-sendiri saja. Jelasnya mengatakan terhadap
berdirinya hamba dan Tuhan. Seolah-olah berdiri sendiri-sendiri padahal yang sebenarnya adalah
tetap satu (esa). Jadilah kesimpulannya adalah tidak ada sifat yang berdiri diatas zat atau yang
bertambah dengan sifat ma’ani yaitu gazlikun bizatihi, maridun bizatihi, alimun bizatihi, dan
seterusnya sampai kalam.
Jadi disini duduknya kepada JIBU artinya tiada huruf dan tiada suara, zat dirinya. Ibarat roh
dengan badan, tetap kekal. Inilah yang dinamakan alip mutakalimun wahid. Artinya yang
berkata-kata jadi ucapan tanpa mulut itu adalah yang mempunya rupa yang sejati, dan tempatnya
berada didalam sukma/nyawa kita pribadi, dan suara. Inilah yang disbut zikir batin yang
sesungguhnya dan yang sebenarnya serta azali dan qadimdan yang baqa. Sedang malaikat pun
tidak boleh tahu apapun yang keluar itu : semua malaikat dan zipun bisa tahu. Tetapi yang
TENTANG NAFSU
Nafsu itu ada empat martabat :
1. Nafsu amarah tempatnya pada empedu
2. Nafsu lawwamah tempatnya pada perut
3. Nafsu sawiyah tempatnya pada limpa
4. Nafsu mutmainah tempatnya pada tulang
Inilah nafsu zat haq ta’ala. Kenyataannya pada/diri hidung kejadiannya dalam cahaya putih :
kelihatan segala macam sesuatu dikalam laut Rachmad jadi kesempurnaan dari ke 4 macam
tersebut diatas tadi adalah bersatu di dalam alam nur/ cahaya kita pribadi. Demikianlah uraian
ringkas dari hamba semoga kita semua beroleh petunjuk, serta taufik dan hidayahnya dari pada
Tuhan azzawazallah. Amin
Qalbu hati
Hati itu ada dua bagian :
1. Hati sanubari : juga disebut hati nabati
2. Hati nurani : juga disebut hati cahaya
Sebab disebut hati nabati, karena ia daging segumpal berhenti dibawah lambung kiri diantara dua
jari di bawah susu kiri di dalam dada kita. Dan adapun hati nabati itu mempunyai beberapa nama.
Namanya Halifatullah artinya ganti Allah karena ia memerintah tubuh manusia dan lain-lainnya.
Namanya amisu mu’minin artinya raja yang nyata karena kuasa akan sesuatu. Namanya arsyullah
artinya mahligai Allah, karena ia tempat taajalli allah ta’ala kepadanya. Namanya Zarrotul Haq
artinya cermin haq ta’ala karena ia haq ta’ala kepadanya. Namanya iradatul ujud artinya
kehendak yang nyata ada atau kehendak dari. Karena ia tiada luput daripadanya. Adapun hati
nurani itu amat besar dan amat luasnya daripada segala alam. Tetapi amat/halus maka ialah
menerima tadjali zat allah, sifat allah, asma allah, af’al allah. Maka daripadanya lampah kepada
yang lainnya Karena hati nurani itulah yang memakai sifat 7 yaitu: hayat, ilmu, kudrat, iradat,
sama, besar dan kalam, jadi kalau terhenti kepada hati nurani karena hidupnya hati nurani itu
adalah kenyataan hayat.
---oo0oo---
---oo0oo---
1. Ikhlas orang mubtadi itu ialah; suci daripada riya, ujud sum’ah dan tujuannya hanya semata
karena allah ta’ala. maksud dan tujuannya untuk masuk surge dan takut akan neraka. Jenisnya
ingin pahala dan menjauhi akan segala dosa.
2. Ikhlas orang mutawasit itu ialah:
Maha suci dari riya dan sum’ah hanya semata karena allah dan tidak inign pahala, hanya
mengerjakan suruh dan meningkatkan tengah.
3. Ikhlas orang muntahi itu ialah: tiada menilik baginya dari atau amal lainny, hanya memandang
fi’il hakiki kelakuan allah ta’ala pada dirinya.
Dan mereka tiada merasa lagi ada ujudnya sendiri, semuanya fana zahir dan batinnya.
Kehendaknya adalah tidak bersalahan dengan kehendak tuhannya pandangannya manuggal
dengan pandangan tuhannya. Kemauannya telah menunggal dengan kemauannya atau tuhannya
dan dia seujud, senyawa, serasa, serasi dan serahasia dengan tuhannya. Tuhan menjadi matanya
untuk melihat, telinganya untuk mendengar dan lidahnya untuk berkata-kata. Dia menjadi wali
allah dan allah menjadi walinya. Demikianlah orang yang duduk pada golongan muntahi itu tadi.
---oo0oo---
Rahasia – Ma’rifat
Adapun rahasia itu didalam hati, dan hati itu didalam puat, puat itu didalam jantung, dan jantung
itu di dalam rahasia allah.
Tetapi hati, puat, jantung itu sudah lebur kedalam rahasia allah. Jadi tuhan itu tiada bertempat
dan tiada ditempati oleh makhluk siapa yang sangka bahwa tuhan itu bertempat di hati, di puat,
di jantung, di arsy, di langit, di surge, atau di manusia, maka rang itu kafir.
Atau rahasia ma’rifat itu tidak terpakai lagi kata-kata yang bagaimanapun, sebab kalau kita masih
berpegang kepada kata-kata maka kata-kata itulah yang jadi dinding. Dan yang disebut rahasia
allah itu tadi, pertama rahasia yang berada di dalam jantung itulah yang bernama allah. Dan yang
demikian bernama rahasia allah, dan kehendaknya, kehendak allah inilah yang berada dalam
puad, dan inilah yang bernama rasa. Karena disitulah tempat akan segala kehendak allah, lahir
atau bathin. Sekali lagi janganlah dipahami bahwa tuhan itu bertempat kepada manusia, atau
manusia bertempat kepada tuhan. Untuk membuktikan hilangnya rasa itu. lihatlah contoh orang
yang sedang tidur. Semuanya tiada merasa apa-apa lagi. Apalagi yang disebut in itu sudah tidak
ada. Dari itu janganlah lagi akhluk berkehendak, jangan lagi ada Ingatanmu, dan dirimupun tiada.
Maka yang ada itupun hanya hayat jua adanya. Jadi, disini adalah rahasia allah itu jad iradat
kepada insane dan kepada hayawan, sekiranya jika rahasia allah itu dan iradat allah zahir dan
bathin, tidak ada maka disitulah manusia menganggap ada perbuatan dirinya sendirinya.
Disinilah hawa nafsu menunggangi manusia. Bukan manusia menunggangi nafsu, tapi nafsulah
yang beraku-aku itu dalam setiap kejapan mata. Aku haramkan mulutku, aku kapirkan hatiku,
bila aku masih beraku-aku dengan hawa nafsu yang tercela atau dengan nafsu akuan makhluk
aku sebagai si penyusun kitab ini bertanggung jawab atas kata-kataku tadi. Siapa yang hendak
mengambil boleh dan siapa yang menolakpun boleh.
Tidak ada pakaian dalam agama allah.
Seorang wali itu tidak beraku-aku lagi kecuali dengan akuan allah. Bulanlah engkau yang
beraku-aku.
Dikata engkau beraku-aku tepi allahlah yang beraku-aku tiada engkau beraku-aku. Jadi yang
beraku-aku dikala itu adalah rahasia allah, bukan engkau dalilnya: wama romaita idjromaita,
walakinnallah aroma. Artinya: bukanlah engkau yang melempar dikala engkau melempar, tapi
allahlah yang melempar dikala engkau melempar. Pahamkah.
---oo0oo---
Alif Titik
Adam a.s Muhammad
Wahidiah Wahdah
Rasulullah
Adam Muhammad
Saw
Rahasia Ta’ala
Hu – Allah Kosong
Insan Ahadiah
Liqo (pertemuan)
Kalau yang tertulis dalam al-qur’an itu datangnya dari mana dan kemana simpunnya. Apakah
setelah membekas pada kulit-kulit kayu daun-daun kurma, batu-batu dan di kayu-kayu sudah
dihilangkan yang sejatinya ?
Apakah al-qur’an itu hanya yang tertulis di lukh mahfutz saja ? adalah yang alinnya lagi ?
Bagaimana muayatnya dan apakah nama tempatnya?
Kitab yang diturunkan allah kebumi ini ada 104 buah kitab. Adalah kitab yang tersembunyi
dibalik yang 104 itu yang memang ada, ialah : kitabullah yan sebenarnya itu apakah ia berhuruf,
bersuara merupakan kata-kata kitabullah itu sunyi dari segalanya. Manusia hanya diberi sedikit
saja percikan kalau tuhan hakiki dan azalli. Jadi siapa yang berhajat kepada ilmu, ilmuwan
namanya. Dan siapa yang berhajat kepada ilmu dan kepada allah, itulah yang sebenarnya, yang
sampai. Inilah makam tuhan yang hakiki dan azali dan inilah makam ahlul akhirat namanya.
Inilah makam nabi-nabi. Dan rasul-rasul allah. Ini makam muhammada namanya. Makam yang
terpuji dilangit dan terpuji di bumi. Jadi siapa-siapa yang dikehendaki allah, hanya engkau
sendiri kurang faham dengan allah. Bila engkau paham dengan Allah, maka berarti engakau
sepaham dengan Allah.
Artinya : fahammu satu rahasia dengan allah, kemauanmu satu rahasia dengan kuasa allah.
Akhirnya ujudmu dan hidupmu satu rahasia dengan ujud allah dan hayatullah zat.
---oo0oo---
Cinta hakiki
Jangan jauh-jauh engkau mencari ajaran. Karena ajaran-ajaran itu telah berada didalam dirimu
sendiri. Bahkan seluruh dunia ini telah berada dalam dirimu sendiri. Jadikanlah dirimu itu cinta,
cinta sejati dan abadi. Dengan cinta itu kau dapat melihat dunia, arahkanlah pandanganmu
dengan tajam dan dengan keheningan parasmu nan elok rupawan kepadanya siang atau malam.
Karena apakah kenyataannya ? segala sesuatu yang tampak di sekeliling kita adalah akibat
perbuatannya. Oleh karena itu jelaslah sudah bahwa tuhan berada dalam cinta, engkau tidak akan
menemui kesulitan lagi asalkan masuk dan keluarnya telah jelas bagimu. Pengertian tentang hal
ini sangat terbatas sekali. Dia sama sekali tidak berbentuk seperti sangkamu. Dia tidak tampak
oleh orang biasa (orang awam) tetapi dia tetap ada dan tetap hadir. Tetapi bagi orang yang
berakhir dalam pandangannya, maka tampak sesuatu yang benar dan agung. Dan ketika
dipandangnya ujud itu, maka dengan jelas tampak membayang ujud yang seragam antara dia
dengan ujud itutidak ada bedanya. Dia tidak tampak karena terdesak oleh gerakan-gerakannya
sendiri dari seluruh dan azali. Jadi bedanya tidak tampak pada sumbernya karena ini walaupun
kita bicarakan siang dan malam tapi jika orang belum pernah memperoleh ajaran yang rahasia ini
tetaplah tiada faedahnya (tidak ada gunanya).
Ia maujud dengan ujudnya allah ta’ala yang hakiki, dan fana dibawah ujudnya. Maka jelaslah
kepada kita bahwa hilang diri itu atau insan itu melahirkan seorang insane kamil atau
Muhammad insan kamil. Persembahan seorang insan kamil tidaklah mengenal waktu semua
gerakannya digunakan untuk ibadah. Sikap diamnya dan bicaranya dan gerak tubuhnya, bahkan
bulu romanya, kotorannya, kencingnya semuanya diperuntkkan sebagai ibadah memuji tuhan.
Inilah sholat dhaim namanya.
Sekian wassallam.
---oo0oo---
AKIDAH / PENDIRIAN
Pendirian seorang ahlul ma’rifat ialah tak ragu akan akidahnya, dan tak pernah berubah
walaupun dikapirkan orang. Mereka rela mati daripada berubah keyakinannya, mati adalah jalan
yang terbaik dari semua jalan yang baik. Seorang ahlul ma’rifat tak pernah luntur, walaupun
dihujani dengan hujan fitnah. Kata-kata sesat dan kapir ; dianggapnya sebuah nyanyian seorang
sufi yang edang rindu kepada kekasihnya. Mereka tidak peduli akan kata-kata huruf dan suara.
Hanya yang penting baginya perasaannya kepada Tuhannya. Apabila cintanya telah bersemi dan
berupa penerimaan dari haliknya ; disinilah nilai hidup itu. baginya tak guna hidup, tanpa nikmat
(ma’rifat). Karena ma’rifat itu adalah jiwanya iman ; dan jiwanya iman adalah ichsan.
Jadi jiwanya Islam adalah iman, dan jiwanya iman adalah ichsan. Apabila jiwa-jiwa itu kosong
dari ma’rifat ; samalah hidupnya sebagai seekor binatang buas, yang rakus dan tak tahu diri.
Karena akhir tujuan hidup adalah inta dan ridha.
Apabila cinta dan ridha telah bebas dari belenggu kemakhlukan semata. Karena dalam jiwa yang
suci, akan melahirkan perbuatan yang suci pula. Dalam jiwa yang kotor, akan melahirkan
perbuatan yang kotor pula. Tentang kata-kata suci dan kotor ini ; anda telah ma’lum adanya. Tak
usah anda pikirkan lagi. Karena bagi anda semua suci, semua halal, semua baik. Tidak ada
kejahatan didalam dunia ini. Yang jahat itu dalam artian dunia ialah ; orang yang mengaku ada
punya akal sendiri. Dan perbuatan sendiri ; yaitu diluar perbuatan Allah. Itulah yang dimaksud
jahat atau jahil. Tetapi bagi kita, iman dan toat kapir da ma’siat, jahat dan baik ; adalah sama, dan
semuanya adalah baik. Tidak ada perbuatan Tuhan itu yang jahat.
Bila datang dari Tuhan semua baik. Jadi pendirian seorang ahlul Haqiqat atau haqiqat semata
ialah benar-benar sudah bersih dari kesirikan ; menyatakan, setiap perbuatan adalah baik, setiap
gerak dan geriknya ibadat.
Setiap nafas keluar masuk ; zikir. Jelasnya adalah gerak dan adalah puji (ingat).
Pohon dari ingat ini adalah ; Esa/satu (bersatu dalam rahasia). Apabila sudah benar-benar satu
dengan seluruh alam dan Tuhan ; itulah kesatuan ujud namanya.
Sahdatul ujud artinya ; semua itu Allah dan Allah. Kalau sudah begini, inilah yanh disebut Tuhan
yang maha Esa. Yang maha sempurna. Kkalau sudah begini katakanlah apa yang kau semuanya
baik, sempurnanya ibadah dan semuanya ibadat yang sempurna. Karena pokok pangkalnya
---oo0oo---
Fasal pada menyatakan artinya yang bernama Alam itu, maka ada satu-satunya tersebut
bahwasannya ini soal dan jawab, enjunjungkan yang mana yang dinamai JAMAL A’LAM.
Didalam tubuh kita ini bernama manusia, dan yang dinamai kursyi itu apa ?
Dan yang dinama CUPU GADING itu apa ?
Yang dinama MANI ASTAGIN itu apa?
Yang dinamai Alam awal itu apa?
Yang dinamai PADANG TEPI LAUT itu apa?
Yang dinamai KUDA SAMBRANI itu apa?
Yang dinamai MALAIKAT itu apa?
Yang dinamai akan alam JABARUT itu apa?
Yang dinamai SRI KAMINTING itu apa?
Yang dinamai BUKIT TURSINA itu apa?
Yang dinamai MEKKAH itu apa?
Yang dinamai MADINAH itu apa?
Yang dinamai TIANG ARSY itu apa?
Yang dinamai GUNUNG JABAL KAP itu apa?
Yang dinamai KAWAH NERAKA itu apa?
Yang bernama qur’an 30 huruf itu apa?
Yang bernama LOH MAHFUD itu apa?
Yang bernama KALAMULLAH itu apa?
Yang bernama ZIKIR RAHMAN itu apa?
Yang bernama ALAM UHUK itu apa?
Yang bernama KIRAMAN itu apa?
Yang bernama KATIBIN itu apa?
Yang bernama MAKAM RASULULLAH itu apa?
JAWAB
Yang bernama JAMAL A’LAM itu KEPALA
Yang bernama kursyi tempat duduk sat
Yang bernama CUPU GADING itu UBUN-UBUN
Yang bernama MANI ASTAGINA itu dibawah ubun-ubun
Sekianlah.
Bertemunya manusia kepada Tuhan dan sampainya kepdanya, itulah puncak harapan, dan dengan
itulah dia mencapai kebahagiaan dan kerajaan besar. Bahkan dengan itulah ia akan lupa dan
terhibur dari sesuatu selain Allah Ta’ala. hilangkan pandangan makhluk kepadamu, karena puas
dengan penglihatan Allah kepadamu dan lupakanlah perhatian/menghadap makhluk kepadanya,
karena melihat; bahwa Allah menghadap kepadamu.
Nikmat disebabkan, oleh karena melihat dan dekatnya kepada Allah. Demikian pula siksa itu
walau bagaimanapun aneka ragamnya, hanya karena terhijab, dan sempurna nikmat itu, karena
melihat kepada zat Tuhan yang maha mulia. Maha suci Allah yang sengaja tidak member tanda
kepada walinya kecuali sekedar untuk mengenal kepadanya. Sebagaimana tidak menyampaikan
dengan mereka, kecuali kepada orang yang hendak disampaikannya untuk mengenal Allah;itulah
hikmah yang maha tinggi. Dan siapa benar-benar sudah mengenal kepada Allah, maka pastilah
dapat melihat dalam tiap-tiap sesuatu.
Tidak/tiada suatu nafas yang terlepas yang terlepas daripadanya (daripadamu), melainkan disitu
pula ada takdir Allah diatasmu. Semua manusia dalam alam ini sudah tergambar dalam/dilluh
mahfu tidak ada kehendak makhluk yang mesti berubah. Perubahan itu hanya dalam pandangan
syariat. Sedang dalam pandangan hakikat hanya Allah yang maha mengetahuinya.
Kehendak Allah tidak ada yang tertegah, semua berjalan dengan hikmahnya. Jadi
kesimpulannya: kehendak makhluk adalah terbatas, sedang kehendak Allah tidak ada batasnya.
Maka daripada itu orang yang paham ialah;orang yang bergembira dalam hidupnya, bergembira
dengan Allah dalam setiap nafasnya keluar masuk. Orang yang sudah paham ialah tidak
menanyakan lagi apakah boleh berubah atau tidak; dia telah sunyi dengan Allah. Maksudnya
ialah : sudah satu iradat dengan Tuhannya. Tidak ada lagi duanya. Apabila sudah menunggal
dengannya, maka nyatalah Allah yang berlaku dalam segala hal. Karena lapang dan sempit ada
pada Allah saja.
Andaikan Allah membukakan NUR seorang WALI yang berbuat dosa umpamanya : niscaya
cahayanya memenuhi antara langit dan bumi. Apalagi dengan NUR cahaya seorang WALI yang
taat. Tentu dapat kita membayangkan, bukan ?
Andaikan Allah membukakan hakikat kewalian seorang WALI, niscaya akan disembah orang.
Sebab ia telah bersifat dengan sifat-sifat Allah. Dan siapa tidak puas dengan pandangan dan
penglihatan Allah dalam amal perbuatan dan dalam perkataannya, maka pasti orang itu
kemasukan ria atau atau masih terdinding dengan Allah. Bagaimana dapat dibayangkan bahwa
Allah dapat dihijab oleh sesuatu. Padahal Allah yang menzahirkan atau menampakkan segala
sesuatu.
Bagaimana mungkin akan dihijab oleh sesuatu.
Padahal Allah yang Nampak zahir pada segala sesuatu.
Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu.
Padahal dia jelas dari segala sesuatu.
Bagaimana akan dhijab oleh sesuatu.
Padahal Allah lebih dekat kepadamu dari segala sesuatu.
Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu.
Padahal dia terlihat dalam tiap sesuatu.
Dengan NUR cahaya matahari, seorang dapat melihat benda-benda alam ini. Tetapi dengan NUR
cahaya iman keyakinan yang mendalam, engkau dapat langsung melihat Allah yang menjadikan
benda ala mini.
Amal perbauatan apakah yang paling dekat kepada murka Allah?
Amal yang tidak disukai Allah ialah : karena melihat kepada dirinya sendirinya dan lebih jahat
lagi kalau ia menuntut upah balasan itu karena amalnya.
Bagaimana engkau minta upah atas amal perbuatanmu?
Sedang engkau sendiri tidak ikut berbuat.
Nur itulah yang menerangi dan basyirah atau matahari itulah yang menentukan hikum.
Dan hati yang melaksanakan dan menggagalkannya.
NUR itulah yang menerangi baik atau buruk ; lalu dengan matahari ditetapkan hukum, dan
setelah itu maka hatilah yang melaksanakan atau yang menggagalkannya.
Sebab hati itu RUHANI, dan RUHANI itu ialah yang bersifat ketuhanan atau luhud.
Alam ini berupa kegelapan, sedang yang meneranginya hanya karena tampaknya Allah padanya.
Maka barang siapa yang melihat alam, tapi tidak meihat Allah didalamnya, atau sesudahnya ;
maka nyatalah orang itu buta mata hatinya.
---oo0oo---
FA LAM ALIF
DEMIKIANLAH ADANYA.
---oo0oo---
SYAREAT
THAREKAT
HAQIQAT
MA’RIFAT
HA ADALAH AF’AL
BA KENYATAAN KUDRATULLAH
RO KENYATAAN IBADATULLAH
LIHAT DISEBELAH
---oo0oo---
BERSATUNYA NAFAS.
HAYAT
SHIFAT 7
ZAT
AF’AL ASMA
SIFAT
LAISA
I
SAREAT : TUBUH
TAREQAT : HATI
HAQIQAT : RUH
MA’RIFAT : RAHASIA NYAWA MUHAMMAD
FANA MUHAMMAD
PADA ALLAH
HA ALIF
HA ALIF
Akumu itu adalah rahasiaku jua adanya. Sebab telah engkau ketahui, bahwa AKU adalah
untukmu semata. Dan sekarang engkau adalah hambaku, Hai hambaku.
Jika engkau sudah melihatku, maka tiada lagi engkau dan apabila engkau telah tiada, maka tiada
lupa ada tuntutan dan apabila tiada tuntutan hilanglah sebab, dan bila sebab telah lenyap tiada
lagi nisbah, sampai disini sirnalah hijab.
demikianlah akidah atau pendirian seorang wali semoga kita demikian pula hendaknya.
---oo0oo---
1. Minta habarkan dan minta didengari oleh orang tatkala berbuat ibadat (sembahyang).
2. Ria, minta dilihat orang waktu ibadat
3. Membesarkan diri – angkuh-sombong - menghina orang lain
4. Hasad – dengki akan anugerah Allah Ta’ala kepada orang lain
5. Al-Haqad – dendam pada orang lain
6. Hubul Mal –kasih akan harta dunia, kikir berbuat sedekah
7. Hubul Jah – kasih akan kejahatan
8. Hubul mada – kasih untuk dipuji
9. Hubul dunnya – kasih akan dunia malas beribadat untuk akhirat
10. Ujuh – menyebut-nyebut orang lain dengan sindiran
Demikianlah yang dimaksud dengan maksiat bathin. Semoga kita sekalian sungguh-sungguh
terlepas daripada yang 10 (sepuluh) pasal tersebut.
---oo0oo---
BISMILLAHIRRACHMANNIRRAKHIM
Alhamdulillahi robbil alamin washolatu wassalamu ala asrofil anbiya wal mursalin wa’ala alihi
wasahbihi ajmain amma ba’du.
Asal suatu risalah yang kecil yang menyatakan usul bagida ALI kepada RASULULLAH S.A.W.
barang siapa mengetahui jalan sempurna amalnya ini. Bermula sembah asiyidina ALI.
Ya Tuhanku apakah Syari’at, tharikat, hakikat, dan ma’rifat itu.
Jawab Rasulullah
Syareat itu pada TAUBAT
Tharikat itu pada HATI
Hakikat itu pada RUH
Ma’rifat itu pada ZAT ALLAH
Sembah saiyidina ALI ya tuanku adapun syareat, tharekat, hakikat, ma’rifat, berlainankah atau
samakah sembahyangnya.
Jawab Rasulullah s.a.w
Sembahyang orang sareat akan kiblat. Menghadap baitullah membara hatinya bercahaya.
Sembahyang orang tharekat membara hatinya bercahaya, kiblatnya menghadap Baitul makmur.
Sembahyang orang hakikat kiblatnya menghadapa Arsy membara hatinya bercahaya.
Sembahyang orang ma’rifat kiblatnya menghada seperti firman Allah s.w.t. didalam al-qur’an.
FA’ATIMALLA TUWALLU FASSAMA WAD HULLAH
Barang siapa dimana kamu menghadap akan mukamu/wajahmu, atau akalmu, rohmu maka
disanalah wujud Allah bercahaya-cahaya dan imannya terang tiada sepertinya.
---oo0oo---
BISMILLAHIRRACHMANNIRRAKHIM
Adapun pasal menyatakan bicara hakikat dan am’rifat menyemabah Allah Ta’ala dengan
memelihara segala hukum syareat yang zahir yang diperintahkan oleh Rasulullah, yaitu : yang
dimaksudkan oleh Allah Ta’ala, ilmu dan amal, dan menjalankan akan jalan segala nabi-nabi dan
wali-wali Allah
Yaitu memandang Allah Ta’ala itu dengan hati yang normal. Bahwasannya Allah Ta’ala wujud
sendirinya,yaitu memandang dan mengetahui, mengenal satu-satunya paham dan putih bersih,
dan nugrahanya haq Allah Ta’ala serta dalil aqal dan naqal. Maka tiada hasil hakikat itu,
melainkan dibaiki syareat. Hasil ketiganya itu menghasilkan ma’rifat.
Pasal pada menyatakan hal dan limpahan segala ahli tasauf yang diperbuat tiap-tiap hari siang
dan malam ketika mengerjakan segala yang dipardukan Allah Ta’ala dengan sekira-kiranya
memadai kuatnya jasad pada mengerjakan dia yang disuruhnya atau disuruh oleh Allah Ta’ala.
dan menjauhkan segala yang dilarang. Dan disuruh oleh Allah ta’ala memeliharakan segala
Maka hendaklah engkau nafikan ujud dirimu dan sekalian yang lan daripada ujud Allah Ta’ala
itu. supaya sempurnalah dari pada syirik hafi dan supaya engkau pandang kesempurnaan Allah
Ta’ala dan daya upayanya dan kuatnya pada temat ujud dan lemahnya/lemahmu dan daifmu itu.
Setengah dari pada rahasia, ketahuilah olehmu akan bahwasannya kita pandang, kita I’tiqadkan,
bahwa sesungguhnya akan kita ini tetap selama-lamanya dalam ilmu Allah Ta’ala.
Pertama : Penglihat, pendengar, kelakuan dan kehendaknya.
Sekianlah pada sebenarnya I’tiqad segala nabi-nabi dan wali-wali Allah serta Ulama-ulama yang
saleh-saleh, janganlah kita berubah I’tiqad ini supaya kita sampai kepada jalan FANA BILLAH –
BAQA BILLAH. Yaitu lenyapkanlah kita ke dalam Allah Ta’ala supaya kekal dalam keadaan
Allah ta’ala.
Bermula dikehendaki lenyap dan hapus itu, tiada lagi kita atau diri kita, hanya yang kelihatan
ZAT ALLAH TA’ALA jua semata-mata tetap dengan penglihatannya mata hati dan mata zahir
harus menyatu dalam rahasianya.
Dan tilik hakikat adalah isyarat umpama besi di dalam api, maka tatkala merah besi, tidak
kelihatan besi, hanyalah keadaan api jua yang kelihatah itu semata-mata. Maka ZAT ALLAH
TA’ALA – SIFAT ALLAH TA’ALA – AF’AL ALLAH TA’ALA semata-mata.
Maka apabila tetap dikarenakan sukuan didalam keadaan kita niscaya kita ini hilang. Maka tiada
tinggal lagi baginya bekam. Maka kita sampailah kepada jalan fana billah dan baqa billah.
Adapun dalil akal, apabila kita tidur lihatlah pada dirimu, adakah kekuasaan, dan kehendak,
pengetahuan, penglihatan, pendengaran dan perkataan dan gerakan. Maka dalilnya yang
menunjukkan akan tiada mempunyai, hanya daripada menerima sifat jua.
Dan empunya sifat itulah Allah Ta’ala jua semata-mata.
Maka jad dalil tahliklah kita dengan pengajaran guru yang kamil adanya.
Soal syahadat yang empat didalamnya yaitu : Ma’rifat, tauhid, iman, islam, barang siapa belum
sampai pada ketetapan ilmu ma’rifat.
Barang siapa belum sampai pada ketetapan ilmu ma’rifat-tharekat, hakekat-syareat ia membawa
kitab ini membawa sesat. Jika engkau tetap didalam syareat, tharekat, hakekat, ma’rifat, maka
engkau bacalah kitab ini niscaya jalanmu sekalian anbiya dan mulia,sekalian yang salah-salah.
Jalannya ilmu hakekat juga karena syareat. Hakekat yang tak ada didalam syareat yaitu batal.
Barang siapa menghimpunkan antara keduanya maka itulah yang bernama KAMIL MUKAMIL
artinya sempurna yakni bernama suci.
Adapun yang bernama rahasia itu ialah SIR ALLAH. Adapun kita ini tidak tahu jikalau tidak
serta guru yang benar-benar kepada murid. Maka tiadalah mendapat perkataan-perkataan ini,
tidak boleh didengar orang. Karena ilmu ini tidak ada didalam kitab. Adapun kita ini
MENTUBUHKAN MUHAMMAD JAHIR BATHIN. Maka berbuahlah RUH namanya.
Tidaklah kita genang lagi dihati dan tubuh. Artinya Muhammad jadi tubuh kita kepada hakikat
kita. Maka kita ini bertubuhkan idhafi. Karena kita tidak lagi mengenang atau mengingat-ingat
tubuh bathin dan zahir itu karena yang bernama Muhammad itu Rahasia Sir namanya.
Karena nama rahasia itu banayk sekali namanya. Allah, sifat, asma, af’al namanya jua,
Muhammad sekalipun itu namanya jua. Adapun yang sebenar-benarnya Allah itu kepada kita
ialah rahasia yang ada pada kita ketahui. Adapun tatkal jalan hakikat namanya : yang mengata
ALLAHUAKBAR. Ber-zat-ber-sifat-ber-asma-ber-af’al. tidak lagi tubuhnya menyebut dan tidak
Keterangan lainnya :
Kejadian tanah itu bernama syareat
Kejadian air itu bernama tharekat
Kejadian angin itu bernama hakikat
Kejadian api itu bernama ma’rifat
Aku naik sakai tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku naik sakai sebenarnya Muhammad itu
utusan Allah.
Maksudnya ialah yang dinamakan Tuhan itu ialah kenyataan adanya hidup kita pribadi. Se bab
sebenar-benarnya, sebanyak-banyaknya yang disebut itu tidak ada, itulah sebabnya, disebutkan
tiada tuhan itu menetapkan hanya hidup kita pribadi. Sebab yang disebut itu, juga yang
menyebut. Atau menyaksikan itu juga yang disaksikan. Artinya : Dia menyaksikan dia
sendirinya. Sama halnya dengan ma’rifatullah dia yang mengenal dia yang dikenal.
Atau seperti puji qadim bagi qadim. Bahkan si muhaddas memuji si qadim. Maka dari itu NUR
MUHAMMAD itu disebut qadim. Adapun yang dinamakan MUHAMMAD itu : bukannya
Muhammad yang di MEKKAH atau yang dimadinah itu, tetapi yang sebenarnya adalah cahaya
kita pribadi. Itulah sebabnya diakui utusan. Sebab cahay kita itu pertandanya Tuhan.
FAHAMKANLAH. Masalahnya adalah : apabila kita benar-benar sampai kepada Tuhan ; utusan
Tuhan dari diri kita bahwa utusan itu medatangkan apa ciptamu atau citamu. Maka barang siapa
percaya maka niscaya mendapat kasih ampunan Allah (al-maghfirah) apabila sudah menerima
petunjuk yang demikian itu, harap hati-hati dan waspada didalam hati, yang hidup kita pribadi.
Itulah adanya nugrah dan anugraha. Artinya , nugrah itu Tuhan, dan anugraha itu hamba. Sebab
sudah senyawa didalam badan kita pribadi. Janganlah ada ayak dan ragu lagi didalam hati kita
semua.
Dan tiada merasa apa yang dimaksud amal kita mati itu tadi ialah ; mati ma’nawi/mati fil haqiqat,
hukum mati hisyi, yang sebenarnya kita ini hidup sebelum ada kehidupan alam ini/dunia fana ini,
itulah dia zat yang maha suci, yang tiada huruf dan tiada kata, tiada suara, tiada isyarat dan tiada
bernama, tiada warna dan tiada ruh dn tiada jasad dan tiada apa-apa; itlah dia JIBU.
---oo0oo---
---oo0oo---
---oo0oo---
---oo0oo---
Jadi yang tidak ada maujud didalam ujud ini hanya Allah, Adam pun tiada maujud dengan
seendirinya. Tetapi ia maujud dengan ujud Allah Ta’ala yang hakiki, dan fana dibawah ujudnya.
Jadi kalau begini jelaslah kepada kita bahwa ala mini madjhor ujud Allah Ta’ala jua. Maka
nyatalah ujud makhluk adalah waham dan hayal jua, kalau dinisbahkan kepada ujud Allah Ta’ala
yang hakiki dan fana dibawh ujudnya, jadi nyatalah bahwa ; Allah, Muhammad, Adam adalah
satu. Insane kamilpun Allah jua. Adam dan Muhammad pun pada hakikatnya.
Artinya : Aku menyaksikan hidupku sendiri sebenarnya tiada Tuhan selain aku. Dan aku naik
saksi bahwasannya Muhammad itu utusanku dan sebenarnya yang bernama itu AKIDAHKU,
RASUL ITU RASAKU, dan Muhammad itu CAHAYAKU, akulah Tuhan yang hidup yang tiada
mati-mati yang ingat tiada kekal tiada berubah pada kenyataan ZAT ; Akulah yang hawas lagi
tahu, tiada samar akan sesuatu. Akulah yang kuasa dan yang menguasai dan akulah yang maha
bijaksana. Dan maha suci aku, maha adil dan maha pengasih ddan maha penyayang aku, dan
sembahlah aku/kenallah aku.
Jadi hadits qudsyi yang diatas ini tadi bukanlah dibaca begitu saja, maksudnya ialah untuk
pribadi kita sendiri. Beanikan dlalam soal ini dan jangan takut dan jangan gentar, Tuhan beserta
kita. Jadi bolehlah kita mengatakan bahwa kita ini termasuk golongan yang sedikit atau golongan
FIAHQALILLAH sedikit tapi bermutu.
Orang awam dan orang alim belum sampai kepada tingkat ini. Orang awam dan orang alim
hanya sampai kepada tingkat ilmu belaka. Belumlagi ampai kepada derajat haqiqat, ilmu dan
ma’rifat. Jadi sekarang yang penting sekali adalah untuk pribadi kita sendiri. Jadi yang
dinamakan Allah itu adalah : af’alnya, dan yang disebut Rasul-rasul itu ya Muhammad, dan
Muhammad itu sebenarnya adalah cahaya kita jua. Maka jelaslah yang sebenarnya hidup kita ini
adalah hidupnya Tuhan Allah. Bukti nyata dalil qur’an mengatakan : bahwa Tuhan Allah itu
kuasa menghidupkan yang mati, adanya mati dari hidup. Justru hidup kita pribadi berasal dari
yang mati dan akhirnya tiada mati-mati dan tetap hidup di dunia dan di akhirat dan tiada pernah
lupa akan hidup kita, tanpa perubahan dan tanpa bergeser dalam keadaan kenyataan sejati. Itulah
dia kesempurnaan hidup. Dan tiada merasa apa yang terang cahaya jauh dipandang. Hendak
mendekat dalil dan menaruh dibelakang. Penyeberang dari anak dan dalil menang terlarang. Hati
rindu tidak tidak diperdulikan. Biar bahaya, terus berjuang Tuhan Tuhan mengampuni pahlawan
sejati.
Demikianlah mengenai haqiqat semata ini, semoga kita dapat mendalaminya. Akhirul kalam ku-
ucapkan ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WA BARAKATUH.
---oo0oo---