Anda di halaman 1dari 2

1. Membaca dan menganalisis naskah film.

Untuk bisa menghasilkan film yang berkualitas dengan pesan yang bermakna, maka editor film perlu
membaca dan menganalisis naskah film untuk dapat menggambarkan bagaimana gambaran
mengenai film tersebut. Dengan begitu editor bisa mengetahui bagian – bagian mana yang perlu
menjadi penekanan dan sebagainya agar ketika ditayangkan dapat membekas di ingatan penonton.

2. Bekerja sama dengan sutradara film.

Untuk semakin menguatkan gambaran film tersebut, tentu saja seorang editor harus bekerja sama
dengan sutradara, karena sutradara yang paham dengan baik mengenai gambaran film tersebut.
Editor harus bisa memahami gambaran yang dimiliki oleh sutradara untuk menyamakan asumsi.
Jangan sampai gambaran yang dimiliki oleh editor dan sutradara berbeda. Editor juga bisa
memberikan masukan – masukan yang mungkin bisa dipertimbangkan oleh sutradara untuk
membuat film semakin menggugah.

3. Mengunjungi lokasi pengambilan film.

Hal ini dikarenakan ekspektasi atau gambaran yang dimiliki oleh seorang editor belum tentu sama
dengan realita di lapangan. Untuk menghasilkan film yang berkualitas, selain alur, juga ditentukan
oleh pembawaan yang ditunjukkan oleh pemain film. Untuk mengetahui sejauh mana editing perlu
dilakukan, dan seperti apa saja editing yang perlu dilakukan maka seorang editor juga perlu melihat
berjalannya proses pengambilan film, bagaimana pemain film membawakan cerita dan pesan dalam
film.

4. Melakukan pemilihan shot.

Dalam proses produksi film, tidak semua adegan yang diambil akan dipilih. Oleh karena itu salah satu
tugas editor adalah memilih shot yang telah diambil ke dalam kategori yang terpakai (OK) dan yang
tidak (NG = Not Good). Biasanya bagian shot yang NG akan disampaikan oleh sutradara karena ialah
yang mengontrol berjalannya shooting di lapangan. Namun, sutradara hanya menyampaikan dalam
report, tidak membuangnya karena itu bukan tugasnya. Oleh karena itu, berpijak dari report
tersebut, editor memilih shot yang akan dipakai.

5. Mengatur dan mengurutkan potongan rekaman.

Setelah memilih potongan – potongan yang akan dipakai, tugas editor selanjutnya adalah mengatur
dan mengurutkan potongan- potongan tersebut hingga menjadi sebuah cerita yang utuh sesuai
dengan gambaran sutradara dan editor yang ini bisa dilihat dari naskah atau instruksi dari sutradara
dan produser. Hal ini perlu dilakukan karena proses pengambilan film tidak dilakukan urut
berdasarkan naskah, tapi biasanya menyesuaikan faktor – faktor tertentu, seperti cuaca yang
mengharuskan saat ituhanya mengambil film bagian indoor, atau penyewaan tempat sehingga
diutamakan mengambil scene di tempat itu terlebihdahulu, dan sebagainya.

6. Menonton ulang potongan – potongan film yang sudah diurutkan.

Setelah selesai melakukan pengururtan, editor bertugas untuk menonton ulang susunan tersebut
dan melihat adakah yang perlu diperbaiki entah karena transisi adegan yang terlalu kasar, alur yang
meloncat sehingga sulit dipahami dan sebagainya.
7. Melakukan perbaikan.

Setelah melihat ulang dan ternyata ada yang perlu diperbaiki, maka editor bertugas untuk
memperbaiki kekurangan – kekurangan tersebut sehingga film bisa dipahami dan dinimati oleh
penonton nantinya.

8. Memotong film sesuai durasi.

Setelah kekurangan dalam film diperbaiki, editor juga diharuskan memotong kembali film agar
sesuai dengan durasi yang telah ditentukan sehingga film tidak terlalu lama sehingga penonton tidak
menjadi bosan menontonnya, danjuga tidak terlalu pendek sehingga pesan tidak tersampaikan
dengan baik.

9. Menyusun ulang potongan film yang sudah disesuaikan dengan durasi.

Hal ini perlu dilakukan agar cerita tetap tersampaikan dengan utuh meskipun beberapa adegan
harus dipotong sebelumnya, sehingga pembaca tetap bisa memahami maksud dari film.

10. Menambahkan pemanis.

Pemanis yang dimaksud di sini adalah hal – hal yang diperlukan untuk ditambahkan ke dalam film
agar film semakin menarik, di antaranya menambahkan efek suara, musik dan visual agar film
semakin lengkap dan mampu menggugah penonton. Dalam tahap ini, editor bekerja sama dengan
orang – orang yang ahli di bidang ini, untuk menentukan suara, musik dan efek visual seperti apa
yang perlu digunakan.

11. Menonton hasil film yang sudah diberikan efek dan melakukan perbaikan seperlunya.

Agar film semakin sempurna atau siap untuk ditayangkan, editor harus menonton ulang hasil film
yang sudah diberikan efek dan memperbaiki jika ada yang kurang tepat dalam peletakan efek dan
semacamnya.

12. Memberikan hasilnya kepada sutradara dan produser film.

Setelah 11 tugas di atas selesai, editor memberikan hasil pekerjaannya kepada sutradara dan
produser film untuk dilihat apakah sudah sesuai dengan gambaran yang mereka miliki dan apakah
ada yang perlu ditambahkan atau dikurangi dilihat dari sudut pandang mereka.

13. Membuat revisi sesuai dari permintaan sutradara dan produsen.

14. Menyiapkan hasil akhir setelah di-revisi untuk di-produksi.

15. Menyimpan hasil akhir di tempat yang aman, karena keselamatan hasil akhir menjadi tanggung
jawab editor.

Itulah beberapa tugas editor film yang bisa kami sampaikan. Mungkin saja ada beberapa tugas yang
belum tersampaikan, karena tugas editor juga bisa menyesuaikan jumlah orang yang bekerja di balik
layar. Semakin banyak orangnya, maka tugasnya akan lebih khusus, begitu juga sebaliknya.
Bagaimana? Tertarik menjadi editor film?

Anda mungkin juga menyukai