Anda di halaman 1dari 9

Analisis Bisnis Gojek menurut Hukum Perikatan Islam

Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah


Hukum Perikatan Islam
Dosen Pengampu :“Alwi Musa Muzaiyin, S.EI., M.Sy”

Disusun Oleh :
Hendik Setiawan 931302017
Ratna Nurhayati 931302117

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik serta
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah hukum perikatan islam dengan
judul “Analisis Bisnis Gojek menurut Hukum Perikatan Islam” ini dengan baik
dan tepat waktu.
Dalam penyusunannya, kami sampaikan terimakasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah hukum perikatan islam, Bapak Alwi Musa Muzaiyin,
S.EI., M.Sy yang telah memberikan banyak bimbingan kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga
tidak lupa kami sampaikan kepada teman-teman yang telah memberikan bantuan
dan dukungan dalam penyelesaian makalah analisis ini. Semoga makalah analisis
ini dapat memberikan langkah yang baik lagi bagi kami dan teman-teman
kedepannya.
Dalam penyusunan makalah analisis ini kami menyadari mungkin terdapat
beberapa kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar makalah analisis ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Kediri, 15 April 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi semakin memanjakan
masyarakat dalam mempermudah berbagai aktifitas sehari-hari. Salah satu
indikator perkembangan teknologi ini adalah dengan adanya fasilitas
layanan online dalam masyarakat. Berbagai macam fasilitas layanan online
yang tersedia di masyarakat, mulai dari sarana pembayaran online, belanja
online, hingga transportasi online dengan mudah dapat dinikmati
masyarakat.
Gojek merupakan aplikasi yang menawarkan layanan jasa
transportasi online dengan menyediakan berbagai fasilitas lainnya
dibidang jasa. Sebagai seorang muslim maka perlu dilakukan kajian untuk
berfikir kritis terhadapa berbagai fenomena baru atau sesuatu yang sedang
berkembang di masyarakat. Dalam kaidah ushul fiqh, hukum dasar
muamalah adalah boleh kecuali terdapat dalil yang melarangnya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan pembahasan tentang
pandangan hukum islam terhadap transaksi berbasis online tersebut.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan proposal ini sebagai berikut:
1. Akad apa saja yang diterapkan dalam layanan GO-JEK?
2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap layanan GO-JEK?
C. Tujuan Proposal
Tujuan dibuatnya proposal ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui model akad yang diterapkan oleh perusahaan
penyedia layanan GO-JEK.
2. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap layanan GO-JEK.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil GO-JEK
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau yang lebih dikenal dengan
GO-JEK merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang
melayani angkutan melalui jasa ojek. Perusahaan ini didirikan pada tahun
2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim. Saat ini, GO-JEK telah tersedia di
50 kota di Indonesia. Hingga bulan Juni 2016, aplikasi go-jek sudah
diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di Google Play pada sistem operasi
Android. Saat ini juga ada untuk iOS, di App Store. GO-JEK Juga
menyediakan layanan pembayaran digital yaitu GO-PAY, Layanan GO-
JEK juga memenuhi kebutuhan setiap hari, Saat ini Go-jek sedang Terus
melakukan Ekspansi ke Negara - Negara di Asia Tenggara, dan kini sudah
ada di Thailand dan Vietnam kabarnya GO-JEK akan merilis di Singapura
dan Flipina selanjutnya.
GO-JEK didirikan oleh Nadiem Makarim, warga negara Indonesia
lulusan Master of Business Administration dari Harvard Business School.
Ide mendirikan GO-JEK muncul dari pengalaman pribadi Nadiem
Makarim menggunakan transportasi ojek hampir setiap hari ke tempat
kerjanya untuk menembus kemacetan di Jakarta. Saat itu, Nadiem masih
bekerja sebagai Co-Founder dan Managing Editor Zalora Indonesia dan
Chief Innovation Officer Kartuku.
Sebagai seorang yang sering menggunakan transportasi ojek,
Nadiem melihat ternyata sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh
pengemudi ojek hanyalah sekadar mangkal menunggu penumpang.
Padahal, pengemudi ojek akan mendapatkan penghasilan yang lumayan
bila banyak penumpang. Selain itu,Ia melihat ketersediaan jenis
transportasi ini tidak sebanyak transportasi lainnya sehingga seringkali
cukup sulit untuk dicari. Ia menginginkan ojek yang bisa ada setiap saat
dibutuhkan. Dari pengalamannya tersebut, Nadiem Makarim melihat
adanya peluang untuk membuat sebuah layanan yang dapat
menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, GO-JEK resmi berdiri dengan 20
orang pengemudi. Pada saat itu, GO-JEK masih mengandalkan call center
untuk menghubungkan penumpang dengan pengemudi ojek. Pada
pertengahan 2014, berkat popularitas Uber kala itu, Nadiem Makarim
mulai mendapatkan tawaran investasi. Pada 7 Januari 2015, GOJEK
akhirnya meluncurkan aplikasi berbasis Android dan IOS untuk
menggantikan sistem pemesanan menggunakan call center.
Saat ini GO-JEK telah berkembang begitu pesat menjadi
perusahaan teknologi yang menyediakan berbagai macam layanan yang
berjiwa sosial. Maksud dan tujuannya tidak lain adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di
Indonesia.
Beberapa layanan yang ditawarkan oleh go-jek kepada masyarakat
sangat beraneka ragam, mulai dari transportasi roda dua, transportasi roda
empat, layanan antar barang, pemesanan dan pembelian makanan, dan lain
sebagainya. Tidak sedikit masyarakat dari berbagai macam latar belakang
yang berbeda dan beragam usia, ikut menikmati layanan salah satu
aplikasi online ini.
Pada setiap layanan yang ditawarkan oleh perusahaan GO-JEK
kepada customer, tentunya mempunyai prosedur yang berbeda, sesuai
dengan layanan-layanan yang telah disediakan perusahaan, sebagaimana
yang telah diatur pada kolom syarat dan ketentuan yang dibuat oleh
perusahaan dan ini semua dapat dilihat di halaman resmi webnya.
B. Akad GO-PAY dalam GO-JEK
Go-Pay adalah layanan pembayaran online yang disediakan
oleh perusahaan Go-jek. Go-pay mendapatkan izin dari BI sebagai
penyelenggara uang elektronik (e-money) pada 29 September 2014.
Berdasarkan fatwa DSN-MUI No. 116/DSN-MUI/IX/20I7 bahwa
akad-akad yang terkait pada E-money yaitu:
1. Akad antara Penerbit dengan Pemegang E-Money
a. Akad Wadi’ah. Yaitu akad penitipan uang dari pemegang uang
elektronik kepada penerbit dengan ketentuan pemegang uang
elektronik dapat mengambil/menarik/menggunakan kapan saja
sesuai kesepakatan.
b. Akad Qard Merupakan akad pinjaman dari pemegang uang
elektronik kepada penerbit dengan ketentuan bahwa penerbit
wajib mengembalikan uang yang diterimanya kepada pemegang
kapan saja sesuai dengan kesepakatan.
2. Akad antara Penerbit dengan Pihak Penyelenggara E-Money
(prinsipal, acquirer, merchant, penyelenggara kliring, & penyelenggara
penyelesaian akhir)
a. Akad Ijarah. Adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas
suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran
atau
b. Akad Ju’alah. Merupakan akad untuk memberikan imbalan
(reward/’iwadh//ju’fl) tertentu atas pencapaian hasil (natijah) yang
ditentukan dari suatu pekerjaan.
c. Akad Wakalah bi al-Ujrah. Yaitu adalah akad wakalah dengan
imbalan (ujrah).
Lalu bagaimana akad GO-Pay itu sendiri?
GO-Pay adalah dompet virtual untuk menyimpan GO-Jek
Credit Anda yang bisa digunakan untuk membayar transaksi di
dalam aplikasi GO-Jek.
Saldo GO-Pay bisa digunakan untuk membayar biaya
pengantaran atau biaya produk yang digunakan di dalam aplikasi
GO-JEK seperti GO-RIDE, transport untuk GO-BUSWAY,
membeli makanan di GO-FOOD, membayar produk belanja di
GO-MART, proses pindah barang di GO-BOX, dan pengiriman
barang dengan GO-SEND.
Jika kita tidak menggunakan layanan GO-JEK lagi tapi
masih memiliki sisa saldo GO-PAY, apakah sisa saldonya bisa
diuangkan? Jawabnnya, tidak. Saldo GO-PAY untuk saat ini tidak
bisa diuangkan.
Melihat ketentuan yang diberikan pihak gojek, akad yang
terjadi bukan utang piutang, tetapi pembayaran akad ijarah yang
disegerakan.
Berdasarkan ketentuan di atas, ada beberapa bukti yang
menunjukkan bahwa pembayaraan Go-Pay bukan utang piutang,
1. Go-pay merupakan dompet untuk membayar semua transaksi
di dalam aplikasi GO-JEK.
2. Go-pay tidak bisa diuangkan atau dikembalikan. Artinya, pihak
gojek tidak menerima pembatalan akad, bagi yang sudah beli
voucher GO-Pay.
Ini berbeda dengan akad utang piutang. Dalam akad utang
piutang, uang yang kita serahkan kepada penerima utang, harus
dikembalikan, dan selama uang itu masih ada, tidak akan hangus
sampai dilunasi.
Pada prinsipnya, yang ditawarkan GO-Jek adalah jual beli
jasa transportasi. Hanya saja, dikemas dengan lebih up to date,
memaksimalkan pemanfaatan IT, dan kebutuhan pelanggan. Tidak
ada beda dengan media transportasi lainnya. Karena itu, objek
transaksi dalam akad ijarah adalah jasa layanan transportasi.
Selama ijarah berupa akad muawadhah (berbayar) maka
boleh bagi penyedia jasa meminta bayaran (upah) sebelum
memberikan layanan kepada pelanggan sebagaimana penjual boleh
meminta uang bayaran (barang yang dijual) sebelum barangnya
diserahkan. Jika upah sudah diserahkan maka penyedia jasa berhak
untuk memilikinya sesuai kesepakatan, tanpa harus menunggu
layanannya diberikan. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 1/253).
Ini seperti akad salam. Transaksi uang dibayar tunai, barang
menyusul. Hanya saja, objek transaksi akad salam adalah barang.
Konsumen beli barang, uangnya dibayar tunai di depan, namun
barang datang satu atau dua bulan kemudian.
Masyarakat kita banyak melakukan transaksi ini, seperti e-
Toll atau e-money untuk pembayaran beberapa layanan yang
disediakan oleh penyelenggara aplikasi. Akadnya adalah jual beli,
dengan uang dibayarkan di depan, sementara manfaat/layanan baru
didapatkan menyusul sekian hari atau sekian waktu kemudian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan-pembahasan di atas, pemakalah ingin
menarik beberapa kesimpulan, diantaranya :
1. Terdapat tiga macam akad yang terjadi pada layanan GO-JEK
(termasuk GO-PAY, GO-FOOD, GO-MART, dll), yaitu akad sewa
menyewa, akad jual beli, dan akad wakalah.
2. Secara umum, transaksi yang ada pada layanan gojek hingga saat ini
sudah sesuai dengan apa yang ditentukan dalam syariat. Sudah sesuai
dengan rukun dan syaratnya, hingga adanya unsur sukarela dari
masing-masing pihak.

Anda mungkin juga menyukai