Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel merupakan kesatuan dasar sruktural dan fungsional makhluk hidup.
Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel. Sel adalah
kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun
semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan
sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di
dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal atau
disebut organisme uniselular, misalnya bakteri dan ameba. Makhluk hidup lainnya,
termasuk tumbuhan,hewan, dan manusia, merupakan organisme multiselular yang
terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing.
Dengan demikian makalah ini akan membahas struktur sel, fungsi sel dan
bagian bagian sel.

B. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui struktur dan fungsi sel dan
makalah ini untuk memenuhi tugas biologi umum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Penemuan Sel


Sejarah Penemuan Sel - Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan
gabus dari batang Quercus suber menggunakan mikroskop. Ia menemukan adanya
ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal dalam pengamatannya. Robert
Hooke menyebut ruang ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae artinya sel.
Sel yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Sejak
penemuan itu, beberapa ilmuwan berlomba untuk mengetahui lebih banyak tentang
sel.
Ilmuwan Belanda bernama Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723)
merancang sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal. Lihat Gambar 1.2. Mikroskop
itu digunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Ia menemukan organisme
yang bergerak-gerak di dalam air, yang kemudian disebut bakteri. Antonie van
Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang menemukan sel hidup.
Perkembangan penemuan tentang sel mendorong berkembangnya persepsi
tentang sel. Dari sinilah kemudian lahir teori-teori tentang sel. Beberapa teori
tentang sel sebagai berikut.
1. Sel Merupakan Kesatuan atau Unit Struktural Makhluk Hidup
Teori ini dikemukakan oleh Jacob Schleiden (1804–1881) dan Theodor
Schwan (1810–1882). Tahun 1839 Schleiden, ahli botani berkebangsaan
Jerman, mengadakan pengamatan mikroskopis terhadap sel tumbuhan. Pada
waktu yang bersamaan Theodor Schwan melakukan pengamatan terhadap sel
hewan.
Dari hasil pengamatannya mereka menarik kesimpulan sebagai berikut.
a) Tiap makhluk hidup terdiri dari sel.
b) Sel merupakan unit struktural terkecil pada makhluk hidup.
c) Organisme bersel tunggal terdiri dari sebuah sel, organisme lain yang
tersusun lebih dari satu sel disebut organisme bersel banyak.
2. Sel Sebagai Unit Fungsional Makhluk Hidup
Max Schultze (1825–1874) menyatakan bahwa protoplasma merupakan
dasar fisik kehidupan. Protoplasma bukan hanya bagian struktural sel, tetapi

2
juga merupakan bagian penting sel sebagai tempat berlangsung reaksi-reaksi
kimia kehidupan. Berdasarkan hal ini muncullah teori sel yang menyatakan
bahwa sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan.
3. Sel Sebagai Unit Pertumbuhan Makhluk Hidup
Rudolph Virchow (1821–1902) berpendapat bahwa omnis cellula ex
cellulae (semua sel berasal dari sel sebelumnya).
4. Sel Sebagai Unit Hereditas Makhluk Hidup
Ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong penemuan unit-unit
penurunan sifat yang terdapat dalam nukleus, yaitu kromosom. Dalam
kromosom terdapat gen yang merupakan unit pembawa sifat. Melalui
penemuan ini muncullah teori bahwa sel merupakan unit hereditas makhluk
hidup.
Penemuan-penemuan yang mendukung perkembangan teori sel sebagai
berikut.
a) Robert Brown (1812), Biolog Skotlandia, menemukan benda kecil terapung
dalam cairan sel yang ia sebut nukleus.
b) Felix Durjadin (1835), beranggapan bahwa bagian terpenting sel adalah
cairan sel yang sekarang disebut protoplasma.
c) Johanes Purkinye (1787–1869), orang pertama yang mengajukan istilah
protoplasma untuk menamai bahan embrional sel telur.

B. Strukur dan Fungsi Sel


Berdasarkan keadaan intinya, sel dibedakan dalam dua macam :
1. Sel prokariotik, materi inti (DNA) terdapat dalam nukleoid yang tidak dibatasi
oleh membran inti. Contoh sel prokariotik ialah bakteri, dan gangang biru yang
termasuk Monera.
2. Sel eukariotik terdapat membran inti, yang memisahkan materi inti (DNA dan
protein histon membentuk kromosom) dari sitoplasma. Sel eukariotik dijumpai
pada Tumbuhan, Hewan, Cendawan, dan Protista.
Sel bakteri dibatasi oleh membran plasma. Di dalamnya terdapat nukleoid
(DNA) tanpa dibatasi oleh membran inti, dan ribosom. Di sebelah luar dari
membran plasma terdapat dinding sel yang disusun oleh peptidoglikan (kompleks
gula dan protein). Pada sebagian bakteri sel tersebut dibungkus oleh kapsul
(disusun oleh gula). Bakteri mempunyai alat gerak berupa flagel.

3
Pada permukaan sel bakteri terdapat pili yang dapat digunakan untuk
menempel pada substratnya. Pada bakteri fotosintetik dan ganggang hijau biru
terdapat klorofil yang tersebar dalam sitoplasma, tanpa membran yang
membatasinya dengan bagian sel lainnya. Jadi, sel prokariotik ada yang
mempunyai klorofil tetapi tidak dalam kloroplas (plastid yang berwarna hijau). Sel
prokariotik mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil (kurang lebih
sepersepuluhnya) dari sel eukariotik.

Gambar Sel bakteri prokariotik

Pada sel tumbuhan, sel hewan, dan sel eukariotik lainnya, selain membran
plasma yang membatasi sel dengan lingkungan luarnya, juga terdapat sistem
membran dalam (internal) yang membatasi organel- organel di bagian dalam sel
dengan sitoplasma. Nukleus (inti) dibatasi oleh membran inti sehingga bahan-
bahan yang ada di dalamnya terpisah dari sitoplasma. Vakuola terpisah dari
sitoplasma karena dibatasi oleh membran (tonoplas).
Demikian juga pada organel bermembran lainnya, yang terpisah satu sama
lain sehingga masing-masing organel menyelenggarakan reaksi-reaksi kimia secara
terpisah. Dengan kata lain, sel eukariotik telah mengalami kompartementasi,
terbagi dalam beberapa ruang.

4
Sel Hewan Sel Tumbuhan

Secara ringkas, perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik dapat dilihat
pada Tabel
Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik

Keterangan: - (tidak ada); + (ada)


Berdasarkan jumlah kromosom dan fungsinya, sel dibedakan ke dalam dua
kelompok yaitu:
1. Sel somatik merupakan sel-sel penyusun tubuh, dengan jumlah kromosom 2n
(diploid). Dalam proses pertumbuhan makhluk hidup multiseluler sel somatic
mengalami proses pembelahan mitosis.

5
2. Sel reproduktif berfungsi untuk perbanyakan makhluk hidup secara seksual.
Sel ini dibentuk melalui proses meiosis sehingga mempunyai jumlah
kromosom n (haploid).
Bagian sel ada yang bersifat hidup dan ada yang mati. Bagian sel yang hidup
dikenal sebagai protoplasma, terdiri atas inti dan sitoplasma. Bagian mati berupa
dinding sel dan isi vakuola. Sel-sel pada tubuh hewan dan tumbuhan termasuk
dalam golongan sel eukariotik, sedangkan pada mikroorganisme ada yang
eukariotik misalnya protozoa, protista, dan fungi. Ada pula yang bersifat
prokariotik misalnya pada bakteri dan ganggang biru.

C. Bagian-bagian Sel
Sel merupakan kesatuan structural dan fungsional penyusun makhluk hidup
yang dapat memperbanyak diri. Aktivitas yang ada dalam sel terjadi dalam
organel-organel yang mendukung fungsi-fungsi tertentu. Berikut bagian bagian
dari sel :
1. Dinding Sel
Dinding sel bersifat permeabel, berfungsi sebagai pelindung dan pemberi
bentuk tubuh. Sel-sel yang mempunyai dinding sel antara lain: bakteri,
cendawan, ganggang (protista), dan tumbuhan. Kelompok makhluk hidup
tersebut mempunyai sel dengan bentuk yang jelas dan kaku (rigid). Pada
protozoa (protista) dan hewan tidak mempunyai dinding sel, sehingga bentuk
selnya kurang jelas dan fleksibel, tidak kaku. Dinding sel terdiri dari Selulosa
(sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam karbonat dan silikat
dari Ca dan Mg. Pada bagian tertentu dari dinding sel tidak ikut mengalami
penebalan dan memiliki plasmodesmata disebut noktah (titik).

2. Membran Sel
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan
berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen,
nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran
sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari
molekul lipid dan protein. Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan
molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran. Molekul lipid

6
membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi
penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik.
Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid tersebut
berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya mengangkut
molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi pengait
struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan
sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein
yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul
dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain
ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air,
etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran
besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus
agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan
terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi
dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu
melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul
yang membutuhkan mekanisme khusus.
a) Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni
gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis,
dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi
akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan
sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut
selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis
merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari
hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam
transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan
glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif
glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein
transpor.

7
b) Transpor aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat
tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien
konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein.
Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan
carrier protein, serta ionophore.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven
pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled
carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah
suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan
antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven
pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump
umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi
cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
3. Inti Sel
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel
eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan
bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama
dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-
kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut
dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu,
nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan
sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis
ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur
kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan,dandiakhiri.
4. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup
berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk
menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan
demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas
metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak,
misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda

8
untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan
panjang 0,5 – 1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama,
yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang
terletak di bagian dalam membran.
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang
sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat
permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton.
Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri
gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat
dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke
matriks untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan Asetil KoA.
Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar
terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama
pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan
banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista. Stuktur
krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam
mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP
sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta
protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks
melewati membran dalam.
Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan
membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting
bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi β-
oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi
genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP,
ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium.
5. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan.
Ada tiga macam plastida, yaitu :
a) leukoplast : plastida yang berbentuk amilum(tepung)
b) kloroplast : plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a
dan b (untuk fotosintesis), xantofil, dan karoten
c) kromoplast : plastida yang banyak mengandung karoten.

9
6. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh
sel hewan eukariotik.Retikulum endoplasma memiliki struktur yang
menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi
retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum
Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak
sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran
dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan
retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Ada 3 jenis Retikulum Endoplasma yaitu :
a) RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan
ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama
RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.
b) RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik
ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses
metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi
kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada
protein membran sel.
c) RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE
sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang
membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya.
RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan
memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan
kontraksi otot.
7. Badan Golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau
diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan
struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada
organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel
hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki
hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut
diktiosom.

10
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi
berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi. Beberapa fungsi badan
golgi antara lain :
a) Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel
kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
b) Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti
membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari
membran plasma.
c) Membentuk dinding sel tumbuhan
d) Membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah
dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
e) Tempat untuk memodifikasi protein
f) Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
g) Untuk membentuk lisosom
8. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi
enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada
berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de
Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini
memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim
tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis,
dan autofagi.
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel
melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa
ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa
materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke
sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi
tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom
awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga
terjadi pematangan dan membentuk lisosom.
Autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri,
seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum
endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom.

11
Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan
berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada
sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan
mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran
akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom.
Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan
berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
9. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan
laju sintesis protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya
sel hati manusia yang memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri
tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA.
Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun
keduanya sangat mirip dalam hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari
satu subunit besar dan satu subunit kecil yang bergabung membentuk ribosom
lengkap dengan massa beberapa juta dalton. Pada eukariota, ribosom dapat
ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada bagian luar retikulum endoplasma.
Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan berfungsi di
dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang
ditujukan untuk dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam
organel tertentu seperti lisosom, atau untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas
dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel
dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu
metabolismenya berubah.
10. Peroksisom
Peroksisom mempunyai ruang metabolisme khusus yang dilengkapi
membran tunggal . Peroksisom juga mengandung enzim yang menghasilkan
hidrogen peroksida (H2O2). Oksigen digunakan untuk memecah asam lemak
menjadi molekul yang lebih kecil yang diangkut ke mitokondria sebagai bahan
bakar untuk respirasi
11. Sentrosom dan Sentriol
Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang
sentriol) yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini

12
akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Pada siklus
sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap duplikasi
kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai
dengan G1 dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa
mikrometer. Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan mulai
terbentuk sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2
merupakan tahapan ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah
memanjang. Terakhir ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub
pembelahan dan berlekatan dengan mikrotubula yang tersusun atas benang-
benang spindel.
12. Sitoskeleton
Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang
menyusun sitoplasma eukariota. Jaring-jaring ini terdiri dari tiga tipe dasar,
yaitu mikrofilamen, mikrotubulus (jamak:mikrotubuli), dan intermediat
filamen. Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling berkoordinasi.
Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah
bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di
permukaan.
13. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam
bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di
dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak
dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat
rendah.
Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak vakuola
kecil yang kemudian bergabung membentuk suatu vakuola sentral seiring
dengan penambahan air ke dalamnya. Ukuran sel tumbuhan diperbesar dengan
menambahkan air ke dalam vakuola sentral tersebut. Vakuola sentral juga
mengandung cadangan makanan, garam-garam, pigmen, dan limbah
metabolisme. Zat yang beracun bagi herbivora dapat pula disimpan dalam
vakuola sebagai mekanisme pertahanan. Vakuola juga berperan penting dalam
mempertahankan tekanan turgor tumbuhan.

13
Fungsi vakuola adalah :
a) Memelihara tekanan osmotik sel
b) Penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
c) Mengadakan sirkulasi zat dalam sel

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Sel pertama sekali ditemukan Ilmuwan Inggris, Robert Hooke (1665) dengan
meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop yang terdiri dari ruangan-ruangan yang
dibatasi oleh dinding disebut sel. Pada tahun 1839, seorang biolog Perancis, Felix
Durjadin menemukan isi penyusun dalam rongga sel disebut sarcode. Johanes
Purkinje (1789-1869) mengadakan perubahan nama sarcode menjadi protoplasma.
Theodore Schwann (1801-1881), seorang pakar zoologi Jerman dan Mathias
Schleiden (1804-1881), pakar botani Jerman mengemukakan bahwa tubuh hewan
dan tumbuhan terdiri atas sel-sel. Robert Brown (1831), seorang biolog Skotlandia
menemukan inti (nukleus). Max Schultze (1825-1874), seorang pakar anatomi
mengemukakan protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan. Rudolf Virchow
mengatakan sel berasal dari sel “Omnis Cellula Cellula”.
Sel dibedakan atas beberapa bentuk, diantaranya berdasarkan keadaan inti sel
(sel eukariotik dan prokariotik), berdasarkan keadaan kromosom dan fungsinya (sel
somatik dan reproduktif), berdasarkan sifatnya (bagian hidup dan bagian yang
mati).
Sel tumbuhan terdiri atas: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, dan
organel-organel (retikulum endoplasma kasar dan halus, ribosom, mitokondria,
apartus golgi, plastida, vakuola sentral dan nukleus). Sedangkan sel hewan terdiri
atas membran sel, sitoplasma dan organel-organel (retikulum endoplasma kasar
dan halus, ribosom, mitokondria, lisosom, aparatus golgi, vakuola, dan nukleus).
Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan adalah sel tumbuhan bentuknya tetap,
terdiri dari dinding sel yang mengandung selulosa, terdapat butir plastida, dan
vakuola sentral yang besar, tidak ada lisosom dan sentriol. Sedangkan sel hewan
bentuknya bervariasi, tidak ada butir plastida, vakuola kecil, terdapat lisosom dan
sentriol.

15
B. Kritik dan Saran
1. Kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk mengetahui struktur dan
fungsi organel sel pada mahluk hidup, dan perbedaan antara sel hewan dan
tumbuhan.
2. Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa
membaca buku tentang struktur dan fungsi sel.

16
Daftar Pustaka

Alberts B. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
http://www.wikepedia.com/
http://www.google.com/

17

Anda mungkin juga menyukai