Anda di halaman 1dari 34

9/3/2013

2 Metode Deformasi Konsisten

KL3101, KELAS 01
SEMESTER I 2013/2014

Pengantar

 Telah dipelajari sebelumnya bahwa keseimbangan


merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
sistem struktur yang menerima beban reaksi
dan gaya dalam mengimbangi beban yang bekerja.
 Jika reaksi dan gaya dalam struktur dapat
ditentukan hanya dengan menggunakan persamaan
keseimbangan, maka struktur termasuk kategori
statis tertentu (statically determinate).

1
9/3/2013

Persamaan Keseimbangan

2D 3D

F  0
x F
x 0 M x 0
F  0
y Fy 0 M y 0

M  0 z F
z 0 M z 0

Ketaktentuan Statis

 Jika terdapat lebih banyak reaksi dan/atau gaya dalam


daripada jumlah persamaan keseimbangan, struktur
dikatakan sebagai statis tak tentu (statically
indeterminate).
 Hal ini bukan berarti reaksi dan gaya dalam tidak bisa
ditentukan. Hanya persamaan keseimbangan tidak cukup
untuk menentukan besar reaksi dan gaya dalam tersebut.

MA w
B
A
RAy RB

2
9/3/2013

Gaya Kelebihan

 Struktur statis tak tentu dapat diubah menjadi struktur


statis tertentu dengan menghilangkan sejumlah gaya
(reaksi atau gaya dalam) yang nilainya belum
diketahui.
 Gaya-gaya yang dihilangkan ini disebut gaya kelebihan
(redundant forces).
 Jumlah gaya kelebihan ini sama dengan derajat
kestatistaktentuan struktur.
 Struktur statis tertentu yang dihasilkan disebut struktur
primer.
 Sembarang reaksi atau gaya dalam dapat dipilih sebagai
gaya kelebihan selama struktur primer yang dihasilkan
stabil.

Prinsip Dasar

 Struktur statis tak tentu dapat dianalisis sebagai


penjumlahan dari struktur primer yang dikenai
beban luar dan struktur primer yang dikenai
gaya-gaya kelebihan.
MA w w
MA0
A
B = A B
RAy RB RAy0
+
MA1
MA = MA0 + MA1 B
A
RAy = RAy0 + RAy1 RB
RAy1

3
9/3/2013

Prinsip Dasar

 Agar deformasi struktur primer di tempat gaya kelebihan


bekerja konsisten dengan struktur statis tak tentu semula,
diperlukan syarat kompatibilitas.

MA w w
MA0
B 0
A
=
RAy RB RAy0
B = 0 B = 0 + 1 +
MA1
1

persamaan RB
0 + 1 = 0 RAy1
kompatibilitas

Prinsip Dasar

 Setiap persamaan kompatibilitas mengandung gaya


kelebihan yang belum diketahui nilainya.
 Jumlah persamaan kompatibilitas sama banyak
dengan jumlah gaya kelebihan.
 Dengan demikian penyelesaian persamaan
kompatibilitas secara simultan akan menghasilkan
nilai semua gaya kelebihan.

4
9/3/2013

Ilustrasi Perhitungan

wL2
MA0 w RAy 0  wL ; M A0  
2
0
wL4
RAy0 0  
8EI

MA1 RAy1   RB ; M A1  RB L
1
RB L3
RAy1
RB 1 
3EI

Ilustrasi Perhitungan

 Persamaan kompatibilitas:
wL4 RB L3
 0  1  0    0
8 EI 3EI
3wL
RB 
8
 
 Reaksi lainnya:
3wL 5wL
RAy  RAy 0  RAy1  wL 
8

8

wL2  3wL  wL2
M A  M A 0  M A1     L    CCW 
2  8  8

5
9/3/2013

Gaya Dalam sebagai Gaya Kelebihan

 Selain reaksi, gaya dalam dapat pula dipilih sebagai


gaya kelebihan.
 Misalnya untuk struktur balok berikut:
w
A C
B

 Momen lentur di B, MB, dapat dijadikan gaya


kelebihan sehingga diperoleh struktur primer
berikut:
w MB MB w
A B B C

 Syarat kompatibilitas:
w w
A B B C
ΔBA0 ΔBC0

MB MB w
A B B C
ΔBA1 ΔBC1

 BA0   BC 0   BA1   BC1  0

 Selesaikan persamaan kompatibilitas di atas untuk


memperoleh nilai MB, kemudian tentukan reaksi
dan gaya-gaya dalam pada balok tersebut!

6
9/3/2013

Penamaan Variabel

 Gaya-gaya kelebihan diberi nama Xi.


 Perpindahan struktur primer akibat beban luar
dalam masing-masing arah gaya kelebihan diberi
nama Δ0i.
 Perpindahan struktur primer dalam arah Xi akibat
gaya kelebihan Xj diberi nama Δij.

MA0 w MA1
11
01
X1
RAy0 RAy1

Koefisien Fleksibilitas

 Untuk memisahkan unknown Xi dalam perhitungan,


terlebih dahulu dihitung perpindahan akibat beban 1
satuan dalam masing-masing arah gaya kelebihan.
 Perpindahan akibat gaya 1 satuan ini diberi nama δij,
yaitu perpindahan dalam arah gaya kelebihan ke-i
(Xi) akibat gaya 1 satuan dalam arah gaya kelebihan
ke-j (Xj).
 δij disebut juga koefisien fleksibilitas.

7
9/3/2013

Koefisien Fleksibilitas

MA1
11

X1
RAy1

mA1 11  11 X1


δ11
M A1  m A1 X1
1
rAy1 RAy1  rAy1 X 1

Koefisien Fleksibilitas

 Dengan metode beban satuan, nilai perpindahan


struktur primer Δ0i dan koefisien fleksibilitas δij
adalah: L L
M 0 mi mi m j
 0i   dx ;  ij   dx
0
EI 0
EI
M0 = momen lentur pada struktur primer akibat beban luar.
mi = momen lentur pada struktur primer akibat gaya 1 satuan
dalam arah gaya kelebihan Xi.

 Persamaan kompatibilitas sekarang dapat dituliskan


dalam bentuk:
 01  11  0  10  11 X 1  0
11 X 1   01

8
9/3/2013

Koefisien Fleksibilitas

 Untuk struktur rangka batang, nilai perpindahan


struktur primer Δ0i dan koefisien fleksibilitas δij
adalah:
N
Sk 0 ski Lk N ski skj Lk
 0i   ;  ij  
k 1 Ek Ak k 1 Ek Ak

Sk0 = gaya batang k pada struktur primer akibat beban luar.


ski = gaya batang k pada struktur primer akibat gaya 1 satuan
dalam arah gaya kelebihan Xi.

Contoh 1

 Pilih reaksi momen di A sebagai gaya kelebihan dan


gunakan metode deformasi konsisten untuk
menentukan reaksi dari struktur balok seperti
tergambar.

MA w X1 w
B B
A A
RAy RB RAy RB

9
9/3/2013

Putaran di tumpuan A harus nol,


 Syarat kompatibilitas: karena A adalah tumpuan jepit.

 01  11 X 1  0
01 = putaran di ujung A pada struktur primer akibat beban luar,
11 = putaran di ujung A pada struktur primer akibat momen satu satuan
dalam arah X1.

w 1
A B A B
Δ01 δ11

RAy0 = wL/2 RB0 = wL/2 rAy1 = –1/L rB1 = 1/L

wL2/8 1
Diagram
+ +
momen
M0 m1

L
 Perpindahan struktur M 0 m1 L  wL2 
 01   dx  1  2 
primer akibat beban luar: 0
EI 6 EI  8 
wL3

24 EI
L
m1m1 L
 Koefisien fleksibilitas: 11   dx  11
0
EI 3EI
L

3EI

 Persamaan  01  11 X 1  0
kompatibilitas: wL3 L
 X1  0
24 EI 3EI
wL2
X1  
8
wL2
MA    CCW 
8

10
9/3/2013

 Reaksi lainnya: R Ay  RAy 0  rAy1 X 1


wL  1   wL2  5wL
     
2  L  8 

8
 
RB  RB 0  rB1 X 1
wL  1   wL2  3wL
    
2  L  8 

8
 

w
B
A
wL2/8 5wL/8
3wL/8

Contoh 2

 Hitung reaksi dan 20 kN/m


gambarkan diagram gaya A B
geser dan momen lentur
dari struktur seperti 6m
tergambar.
 Balok AB dan kolom BC C
memiliki modulus elastisitas 8m
E dan inersia penampang I.

11
9/3/2013

 Struktur primer: 20 kN/m


Struktur yang diberikan merupakan struktur
A B
statis tak tentu derajat 1 (terdapat 1 gaya
kelebihan). Salah satu reaksi dapat dipilih
sebagai gaya kelebihan, misalnya reaksi
horizontal di C (RCx).
X1
C
 Syarat kompatibilitas:
Perpindahan horizontal di C harus sama dengan nol,
karena tumpuan C semula adalah sendi:

 01  11 X 1  0

01 = perpindahan horizontal titik C pada struktur primer akibat beban luar,
11 = perpindahan horizontal titik C pada struktur primer akibat gaya
satu satuan dalam arah X1

 Reaksi dan momen lentur pada struktur primer:


20 kN/m
1

80 kN 0.75

1
(a) Ri0 (b) ri1

80 kN 0.75

160 6

+ –
6

(c) M0 (d) m1

12
9/3/2013

 Perpindahan struktur
L
M 0 m1 8 6   2 160  
 01   dx 
primer akibat beban luar: 0 EI 6 EI
2560

EI
L
 Koefisien fleksibilitas: m1m1
11   dx
0 EI
(perpindahan struktur primer
akibat beban 1 satuan)

 8 6  6    6 6  6   168
3EI 3 EI EI
 Persamaan 10  11 X 1  0
kompatibilitas:
2560 168
  X1  0
EI EI
2560
X1   15.24 kN   
168
RCx  15.24 kN   

 Reaksi lainnya: RAx  RAx 0  rAx1 X 1  0  115.24   15.24 kN   


RAy  RAy 0  rAy1 X 1  80   0.75 15.24   68.57 kN   
RCy  RCy 0  rCy1 X 1  80   0.75 15.24   91.43 kN   

20 kN/m 68.57
15.24 kN + 15.24

68.57 kN 91.43
+

15.24 kN
(a) Reaksi (b) Gaya geser V [kN]
91.43
91.43 kN –
+
117.55 –

(c) Momen lentur M [kN-m]

13
9/3/2013

Contoh 3

 Hitung reaksi dan gaya-


gaya batang dari struktur 90 kN

rangka batang seperti A


4
B
7 C
tergambar. 5 6
3
 Semua batang terbuat
9m 2
dari bahan yang sama, D
1
dengan modulus
elastisitas E dan luas E

penampang A.
6m 6m

90 kN X1
 Struktur primer: RA A B
Struktur yang diberikan merupakan S4 S7 C
struktur statis tak tentu luar derajat 1 S5 S6
(terdapat 1 reaksi kelebihan). Salah satu S3
reaksi dapat dipilih sebagai gaya S2
kelebihan, misalnya reaksi di C. D
S1

REx
 Syarat kompatibilitas:
Perpindahan vertikal di C harus sama REy
dengan nol, karena tumpuan C semula
adalah rol:

 01  11 X 1  0

01 = perpindahan vertikal titik C pada struktur primer akibat beban luar,
11 = perpindahan vertikal titik C pada struktur primer akibat gaya
satu satuan dalam arah X1

14
9/3/2013

 Reaksi dan gaya-gaya batang pada struktur


primer:
90 kN 1
60 kN 0 0 1.33 1.33 1.33

75 –90 0 0
0 –1.67

–45 0
–75
–1.67
60 kN 1.33

90 kN 1

Ri0 dan Si0 ri1 dan si1

 Perhitungan deformasi:
Li Si0
Batang si1 Si0 si1 Li si1 si1 Li Si [kN]
[m] [kN]
1 7.5 –75 –1.67 937.5 20.83 –50.20
2 9 –45 0 0 0 –45
3 7.5 75 0 0 0 75
4 6 0 1.33 0 10.67 –19.84
5 4.5 –90 0 0 0 –90
6 7.5 0 –1.67 0 20.83 24.80
7 6 0 1.33 0 10.67 –19.84
937.5 63
937.5 63
 01  11 
EA EA

15
9/3/2013

 Persamaan  01  11 X 1  0
kompatibilitas:
937.5 63
 X1  0
EA EA
X 1  14.88 kN   
 Reaksi lainnya:
RA  RA0  rA1 X 1  60   1.33 14.88  40.16 kN   
REx  REx 0  rEx1 X 1  60  1.33 14.88   40.16 kN   
REy  REy 0  rEy1 X 1  90  1 14.88   75.12 kN   
14.88 kN
 Gaya-gaya batang: 90 kN
40.16 kN –19.84 –19.84
Si  Si 0  si1 X 1 –90
75 24.80
–45
Hasil perhitungan dituliskan di kolom
paling kanan pada tabel perhitungan di –50.20
atas dan pada gambar di samping. 40.16 kN

75.12 kN

Contoh 4

 Hitung reaksi dan gaya-


gaya batang dari struktur
80 kN
rangka batang seperti 30 kN
tergambar. C 6 D

 Semua batang terbuat


dari bahan yang sama, 4m 2 5
3 4
dengan modulus
elastisitas E dan luas A 1
B
penampang A.
3m

16
9/3/2013

 Reaksi
Reaksi dapat langsung dihitung menggunakan persamaan keseimbangan.
Struktur ini merupakan struktur statis tak tentu dalam derajat 1 (terdapat
kelebihan 1 batang). 80 kN
S6 30 kN
 Struktur primer C D
Salah satu gaya batang dapat dipilih sebagai gaya
kelebihan, misalnya gaya batang 3. Batang 3 seolah-olah X1
“diputus” di tengah dan dapat berpindah relatif terhadap S2 S5
S4
satu sama lain akibat beban luar dan akibat beban 1 satuan X1
dalam arah X1.
A S1
B
 Syarat kompatibilitas
Total perpindahan antara kedua ujung batang 3 yang
“diputus” harus sama dengan nol.

 01  11 X 1  0
01 = perpindahan relatif kedua ujung batang 3 yang “diputus” akibat beban luar,
11 = perpindahan relatif kedua ujung batang 3 yang “diputus” akibat beban
satu satuan dalam arah X1

 Reaksi dan gaya-gaya batang pada struktur primer:

80 kN
30 kN
C 30 D –0.6
C D

0 1
–40 –50 1
–0.8 –0.8
1
30 kN A 30 B –0.6
A B

40 kN 40 kN

Ri0 dan Si0 ri1 dan si1

17
9/3/2013

 Perhitungan deformasi:
Li Si0
Batang si1 Si0 si1 Li si1 si1 Li Si [kN]
[m] [kN]
1 3 30 –0.6 –54 1.08 22.01
2 4 –40 –0.8 128 2.56 –50.65
3 5 0 1 0 5 13.31
4 5 –50 1 –250 5 –36.69
5 4 0 –0.8 0 2.56 –10.65
6 3 30 –0.6 –54 1.08 22.01
–230 17.28

230 17.28
 01   11 
EA EA

 Persamaan kompatibilitas:  01  11 X 1  0


230 17.28
  X1  0
EA EA
X 1  13.31 kN  tarik 
 Gaya-gaya batang lainnya:
Si  Si 0  si1 X 1
80 kN
22.01 30 kN
C D
–50.65

–10.65

4m

30 kN A 22.01 B

40 kN 3m 40 kN

18
9/3/2013

Derajat Kestatistaktentuan > 1

 Untuk struktur dengan derajat kestatistaktentuan > 1,


diterapkan pola penyelesaian yang sama:
 Ubah menjadi struktur primer statis tertentu dengan sejumlah
gaya kelebihan.
 Tetapkan syarat kompatibilitas.
 Selesaikan persamaan kompatibilitas menggunakan nilai
perpindahan struktur primer akibat beban luar (Δ0i) dan
koefisien fleksibilitas (δij) untuk memperoleh nilai gaya
kelebihan.
 Tentukan nilai reaksi lainnya.

Ilustrasi

MA w
struktur statis RAx A B C
tak tentu
RAy RB RC

w
struktur primer
dan gaya kelebihan A B C

X1 = RB X2 = RC

syarat kompatibilitas 1 = B = 0 2 = C = 0

19
9/3/2013

MA0
 Perpindahan struktur
primer akibat beban luar:
01
02
RAy0

mA1 21
11
 Koefisien fleksibilitas:
1
(perpindahan struktur primer akibat beban rAy1
1 satuan dalam arah masing-masing gaya
kelebihan) mA2 12 22

1
rAy2
 Persamaan kompatibilitas:

1  0   01  11 X 1  12 X 2  0
 2  0   02   21 X 1   22 X 2  0

 Sekarang persamaan kompatibilitas dapat dituliskan dalam


bentuk matriks:
11 12   X 1  0    01 
      
 21  22   X 2  0   02 
atau dalam formula yang lebih umum:

  X     0 
[] = matriks fleksibilitas yang berisikan koefisien fleksibilitas
{X} = vektor gaya kelebihan yang nilainya belum diketahui
{} = vektor perpindahan tumpuan yang umumnya bernilai nol,
kecuali jika terjadi perpindahan tumpuan
{0} = vektor perpindahan struktur primer pada setiap arah gaya kelebihan
akibat beban luar

20
9/3/2013

 Gaya kelebihan:
1
 X       0  
 Reaksi dan gaya dalam lainnya:

Ri  Ri 0  ri1 X 1  ri 2 X 2    riN X N
N
 Ri 0   rik X k
k 1

Si  Si 0  si1 X 1  si 2 X 2    siN X N
N
 Si 0   sik X k
k 1

Teorema Betti-Maxwell
James C. Maxwell (1864)

 Perpindahan suatu titik pada struktur (titik A) akibat


beban satuan yang bekerja di titik yang lain (titik B)
sama dengan perpindahan titik B akibat beban
satuan yang bekerja di titik A.
 Dengan kata lain: δij = δji
 Implikasi: matriks fleksibilitas simetris.

21
9/3/2013

Prosedur Metode Deformasi Konsisten

 Tentukan derajat kestatistaktentuan struktur.


 Pilih gaya kelebihan sehingga diperoleh struktur primer
yang stabil.
 Tetapkan syarat kompatibilitas yang sesuai dengan gaya
kelebihan yang dipilih.
 Susun persamaan kompatibilitas dalam bentuk:

  X      0 
dengan menentukan nilai δij (perpindahan struktur
primer akibat beban 1 satuan dalam arah masing-masing
gaya kelebihan) dan Δ0i (perpindahan struktur primer
akibat beban).

Prosedur Metode Deformasi Konsisten

 Selesaikan persamaan kompatibilitas untuk


memperoleh nilai gaya kelebihan {X}.
1
 X        0 
 Hitung reaksi dan gaya-gaya dalam lainnya:
N
Ri  Ri 0   rik X k
 R  R0    r  X  k 1

 S    S 0    s  X  N
Si  Si 0   sik X k
k 1

22
9/3/2013

Contoh 5

 Hitung reaksi dan gambarkan diagram gaya geser


dan momen lentur dari struktur balok seperti
tergambar.
 Balok AB dan BC memiliki modulus elastisitas E,
panjang L, dan inersia penampang I.

A B C

w
 Struktur primer
dan gaya kelebihan: A B C

X1 = RB X2 = RC

 Syarat kompatibilitas: 1 = B = 0 2 = C = 0

 Persamaan 11 X 1  12 X 2   01


kompatibilitas:
 21 X 1   22 X 2   02
 Diagram momen akibat beban luar dan beban 1 satuan
pada masing-masing arah gaya kelebihan:
w L 2L

2wL2
1 1
2wL 1 1

L 2L
– + +
2wL2
M0
m1 m2

23
9/3/2013

1  L  L  L 
L
 Koefisien m1m1 L3
11   dx  
fleksibilitas: 0 EI EI 3 3EI
1  L  L   2  2 L   L  5 L3
L
m1m2
12   dx  
0 EI EI 6 6 EI
1  2 L  2 L  2 L  8 L3
L
m2 m2
 22   dx  
0
EI EI 3 3 EI

 Perpindahan struktur primer akibat beban luar:

1  L  L   2 wL   2  1.125wL  
L 2 2
M 0 m1 17 wL4
 01   dx  
0 EI EI 6 24 EI

1  2 L  2 L   2 wL   2  0.5 wL 


L 2 2
M 0 m2 2 wL4
 02   dx  
0 EI EI 6 EI

 Persamaan kompatibilitas:   X      0 


L3  2 5   X 1  wL4 17 
   
6 EI  5 16  X 2  24 EI 48
1
 X 1  wL  2 5  17 
     
 X 2  4 5 16  48
wL 1 16 5 17  wL 32 
    
4 7  5 2  48  28 11 
8wL
RB 
7
   ; RC  1128wL   
 Reaksi lainnya:  R   R   r rA2   X 1 
A A0 A1
    
 M A   M A0   m A1 mA 2   X 2 
 2 wL   1 1  32  wL wL  13 
 2
     
2wL   L 2 L  11  28 28 2 L 
13wL wL2
RA 
28
 ; M A 
14
 CCW 

24
9/3/2013

 Diagram gaya-gaya dalam:


w
wL2
14 A B C
13wL 8 wL 11wL
28 7 28
17 wL
13wL 28
28
+ +
V
– –
11wL
15 wL
28
28
0.0772wL2
0.0364wL2
+
M +


0.0714wL2
0.1071wL2

Contoh 6

 Tentukan reaksi dari struktur 20 kN/m


seperti tergambar.
A B
 Balok AB dan kolom BC
memiliki modulus elastisitas E 6m
dan inersia penampang I.
C

8m

25
9/3/2013

20 kN/m
 Struktur primer dan A
B
gaya kelebihan:
Misalnya reaksi horizontal dan momen di B
dipilih sebagai gaya kelebihan.

X1
C

 Reaksi dan momen lentur pada struktur primer: X2

20 kN/m 160 kN-m

A B

80 kN

Ri0 C M0

80 kN

6
1 –
6
A B

0.75

ri1 m1
1
C

0.75
1

+
A B 1

0.125
+

m2
ri2 C
1
0.125

26
9/3/2013

 Koefisien fleksibilitas:
L
m1m1 8  6  6  6  6  6  168
11   dx   
0 EI 3 EI 3EI EI
L
m1m2 8  6 1  6  6 1 34
12   dx   
0 EI 3EI 2 EI EI
L
m2 m2 811  611 26
 22   dx   
0
EI 3EI EI 3EI

 Perpindahan struktur primer akibat beban luar:


L
M 0 m1  8 6   2 160   2560
 01   dx  
0 EI 6 EI EI
L
M 0 m2  81  2 160   1280
 02   dx  
0 EI 6 EI 3EI

 Persamaan kompatibilitas:
1  504 102   X 1  1  7680 
     
3EI  102 26   X 2  3EI 1280 
 X 1  25.6   RCx    
    
 X 2  51.2   M C   CCW 

 Reaksi lainnya:  RAx   0   1 0  25.6 


      25.6   
20 kN/m
 RAy   80    0.75 0.125     67.2 
 R  80   0.75 0.125  51.2  92.8 
25.6 kN  Cy       
A B

67.2 kN

25.6 kN
C
51.2 kN-m
92.8 kN

27
9/3/2013

Contoh 7

 Hitung reaksi dan gaya-gaya


80 kN
batang dari struktur rangka 30 kN
C 6 D
batang seperti tergambar.
 Semua batang terbuat dari 4m 2 5
bahan yang sama, dengan 3 4

modulus elastisitas E dan luas A 1


B
penampang A.
3m

 Struktur primer dan gaya kelebihan 80 kN


S6 30 kN
Satu reaksi dan satu gaya batang harus dipilih sebagai
C D
gaya kelebihan, misalnya reaksi horizontal di B dan gaya
batang 3, seperti tergambar.
X1
S2 S5
S4
X1

S1 X2
 Reaksi dan gaya-gaya batang pada A
B
struktur primer:
80 kN
30 kN –0.6
C 30 D C D

1
1
–40 0 –0.8 –0.8
–50
1

30 kN A 30 1 1 1 A –0.6
B B

40 kN 40 kN
Ri0 dan Si0 ri1 dan si1 ri2 dan si2

28
9/3/2013

 Perhitungan koefisien fleksibilitas dan perpindahan struktur


primer:
L S0 S
# [kN]
s1 s2 s1s1L s1s2L s2s2L S0s1L S0s2L
[m] [kN]
1 3 30 –0.6 1 1.08 –1.8 3 –54 90 0

2 4 –40 –0.8 0 2.56 0 0 128 0 –48.69

3 5 0 1 0 5 0 0 0 0 10.86

4 5 –50 1 0 5 0 0 –250 0 –39.14

5 4 0 –0.8 0 2.56 0 0 0 0 –8.69

6 3 30 –0.6 0 1.08 0 0 –54 0 23.48

17.28 –1.8 3 –230 90


11 12 22 01 02

 Persamaan kompatibilitas:   X      0 


1 17.28 1.8  X 1  0  1  230 
     
EA  1.8 3   X 2  0  EA  90 
1
 X 1  17.28 1.8  230 
   
 X 2   1.8 3   90 
 10.86 
S3  10.86 kN  tarik   
 23.48 
RBx  23.48 kN   

 Reaksi dan gaya batang lainnya:


X 
Ri   Ri 0    ri1 ri 2   1 
X2 
X 
Si   Si 0    si1 si 2   1 
X2 

29
9/3/2013

Pengaruh Perpindahan Tumpuan

 Berbeda dengan struktur statis tertentu,


perpindahan tumpuan pada struktur statis tak tentu
akan menimbulkan gaya-gaya dalam pada struktur.
 Dalam struktur yang sebenarnya, perpindahan
tumpuan ini dapat diakibatkan oleh penurunan
tanah atau pondasi, kesalahan pengukuran pada saat
konstruksi, perubahan ukuran material akibat
perubahan suhu, susut dan rangkak pada beton,
kesalahan fabrikasi, atau sebab-sebab lainnya.

Pengaruh Perpindahan Tumpuan

 Pada metode fleksibilitas, perpindahan tumpuan ini


dimasukkan ke dalam analisis dengan mengubah
nilai perpindahan pada persamaan kompatibilitas.
 Terdapat dua kasus yang mungkin terjadi:
 Perpindahan pada arah yang dipilih sebagai gaya kelebihan.
 Perpindahan tumpuan struktur primer (yang tidak dipilih
sebagai gaya kelebihan).

30
9/3/2013

Perpindahan pada arah


yang dipilih sebagai gaya kelebihan

w
Tumpuan C mengalami
A B C = 1 penurunan sebesar
C
1 satuan.

w
Struktur primer dan gaya
A B C kelebihan yang dipilih.

X1 = RB X2 = RC

Syarat kompatibilitas di tumpuan C :  02   21 X 1   22 X 2  1


sehingga persamaan
kompatibilitas menjadi: 11 12   X 1   0   01 
      
 21  22   X 2  1  02 

Perpindahan tumpuan struktur primer

w Tumpuan A mengalami
putaran sebesar 0.1 rad
A B C
searah putaran jarum jam.
w
Struktur primer dan gaya
A B C kelebihan yang dipilih.

X1 = RB X2 = RC
Perpindahan dalam arah masing-
masing gaya kelebihan akibat
1s = –0.1L perpindahan struktur primer.
2s = –0.2L
  01  1s 
0    
 02   2 s 
11 12   X 1  0   01  0.1L 
      
 21  22   X 2  0  02  0.2 L 

31
9/3/2013

Contoh 8

 Tentukan reaksi pada struktur balok seperti


tergambar apabila tumpuan B mengalami
perpindahan vertikal sebesar 1 satuan (ke arah atas).

B 1
A

 Struktur primer dan gaya kelebihan


X2

X1
 Koefisien fleksibilitas
L 1 1

1
1

L
+ 1 +

L  L  L 
L3 L  L 1 L2
11   ; 12  
3EI 3EI 2 EI 2 EI
L 11 L
 22  
EI EI

32
9/3/2013

 Persamaan kompatibilitas
L  2 L2 3L   X 1  1  0 
      
6 EI  3L 6   X 2  0  0 

 X 1  6 EI 1  6 3L  1  EI  12 
     
X2 L 3L  3L 2 L2  0  L3 6 L 
2 

 Reaksi lainnya
 RAy  0   1 0  EI  12 
       3 
 M A  0   L 1  L  6 L 
EI  12 
 3 
L  6L  6EI
6EI L2
1
L2
12EI
12EI L3
L3

Contoh 9

 Tentukan reaksi pada struktur seperti tergambar,


jika tumpuan A mengalami putaran sebesar 1 satuan
searah putaran jarum jam.

A
B
1

 Gunakan struktur primer dan matriks fleksibilitas


dari Contoh 8.

33
9/3/2013

 Perpindahan tumpuan struktur primer

L
1
 Persamaan kompatibilitas
L  2 L2 3 L   X 1  0  0  L 
      
6 EI  3L 6   X 2  0   0  1 
 X 1  6 EI 1  6 3L   L  EI  6 L 
     
X2 L 3 L  3 L 2 L2   1  L3 2 L2 
2 

 Reaksi lainnya
 RAy  0   1 0  EI  6 L  4EI
      3 2 L
 M A  0   L 1  L  2 L  A
EI  6 L  B
1 2EI
 3  2
L  4L  6EI 6EI L
L2 L2

34

Anda mungkin juga menyukai