2010-1-00029-Ar Lampiran PDF
2010-1-00029-Ar Lampiran PDF
b. Tinggi pagar
Tinggi pagar depan bangunan non rumah tangga maksimal 2m (im masif).
Tinggi pagar bangunan renggang, untuk pekarangan samping dan belakang 3m
(dibelakang GSB) bila sebagai pembatas pandang maksimal 7m.
c. Tinggi antara lantai ke lantai berikutnya 5m
untuk penggunaan yang bersifat umum, boleh >5m (pada lt. dasar/lt. teratas)
d. Tata ruang harus jelas (umum dan privat, pola sirkulasi orang, dsb.)
e. Pencahayaan dan penghawaan memenuhi kebutuhan
f. Keamanan, keselamatan dan keserasian
g. Sirkulasi kendaraan dalam site
h. Bidang tampak dengan kaca refleksi maksimal 24%
i. Pintu masuk kendaraan bermotor untuk persil sudut minimal 20m dari titik belok
tikungan
j. Salah satu sisi pekarangan harus berbatasan dengan jalan umum minimal 3m dan
pintu masuk utama harus berorientasi ke jalan umum
k. GSB-GSJ untuk penghijauan, parkir, sumur resapan, utilitas kota
l. Koridor minimal 1,2m, ketinggian bebas (bersih) 2,2m
3. Parkir
Tabel standar kebutuhan parkir (terlampir)
Standar parkir (terlampir)
4. Basement
Tidak untuk hunian
Tidak mengganggu jaringan sarana dan prasarana kota, dengan minima jarak 2m
dari GSJ
Penghawaan dan pencahayaan mencukupi
Keselamatan dan keamanan pemakai bangunan
Minimal 2 buah tangga yang menuju ke permukaan tanah, bila dipakai untuk umum
salah satu harus berhubungan dengan jalan, pekarangan atau lapangan terbuka
n = jumlah lapis
Y = jarak bebas (m)
Jarak Bebas Antar Massa Bangunan dalam Satu Daerah Perencanaan (DP)
1. Kedua dinding berjendela/transparan 1. Kedua dinding berjendela/transparan
Jarak bebas minimum= YA + YB Jarak bebas minimum= (YA + YB)0,5
5. Apabila denah dari lantai dasar suatu massa bangunan sampai dengan denah lantai
tertinggi membentuk bidang vertikal (yang lurus), maka jarak bebas minimum diberi
reduksi sebesar 10% dari ketentuan.
6. Apabila suatu massa bangunan denahnya membentuk huruf U atau H (dengan lekukan)
bila kedalaman lekukan melebihi Y, maka massa bangunan tersebut dianggap dua
massa bangunan dan antara kedua massa tersebut lebar minimum lekukan harus = Y
Jarak Bebas dan Overstek
(Perda 4/1975 dan Perda 7/1991 dan SK. Gub 678/1994)
1. Lebar overstek tidak lebih dari 2. Lebar overstek tidak lebih dari 1.50m dan
1.50m dan bidang mendatarnya tidak bidang mendatarnya digunakan sebagai
digunakan sebagai lantai bangunan, bangunan, maka jarak bebas diperhitungkan
maka jarak bebas diperhitungkan dari garis proyeksi bidang vertikal terluar
dari as kolom terluar blok bangunan overstek tersebut.
3. Lebar overstek lebih dari 1.50m 4. Lebar overstek bervariasi dan ada yang
dimana bidang mendatarnya tidak melebihi 1.50m dimana bidang mendatarnya
digunakan atau digunakan sebagai tidak digunakan sebagai lantai bangunan,
lantai bangunan, maka jarak bebas maka jarak bebas diperhitungkan dari
diperhitungkan dari proyeksi bidang proyeksi bidang vertikal terluar overstek
vertikal terluar overstek tersebut. dengan lebar overstek maksimum.
1. Pada penataan halaman parkir harus mengupayakan adanya pohon peneduh dan untuk
jumlah parkir >20 mobil harus disediakan ruang duduk supir dengan ukuran 2x3m
2. Perkerasan halaman parkir harus menggunakan material resapan air (instruksi gubernur
No.17/th.1992)
3. Pengaturan parkir pada ruang terbuka antara GSB-GSJ diatur dan sebagainya.
No. Lebar Rencana Jalan (m) Luas Maksimum Lahan Parkir
L < 30m Diperbolehkan s/d 100%
30m < L < 50m Diperbolehkan s/d 50%
L > 50m Mutlak harus dihijaukan
4. Pintu keluar/masuk ke daerah perencanaan minimal 20m dari tikungan dan yang tidak
memenuhi persyaratan tersebut, letak pintu diletakkan pada ujung sisi muka (frontage)
terjauh dari tikungan
Ketentuan Parkir
3. Apabila pada salah satu ujung jalan pada tempat parkir tersebut buntuk, maka harus
disediakan duang maneuver agar kendaraan padat parkir dan keluar dengan mudah
4. Apabila disediakan pendestrian pada posisi parkir tegak/menyudut, maka lebar
pendestrian ditentukan minimum 1.5m
STANDAR RUANG
Unit Apartemen
Retail Mal
Salon
Pelayanan Umum