A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi
Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli (kandung
kemih). Karsinoma buli-buli merupakan tumor superficial. Tumor ini lama
kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina phopria, otot dan lemak
perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitar (Basuki B.
Purnomo, 2010).
Carsinoma sel skuamosa gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air
kencing warna merah secara terus menerus (ilmu keperawatan, 2012).
2. Etiologi
1. Pekerjaan : pekerja dipabrik kimia, laboratorium (senyawa amin
aromatik)
2. Perokok : rokok mengandung amin aromatik dan nitrosamin.
3. Infeksi saluran kemih : Escherichia Coli dan proteus yang menghasilkan
karsinogen.
4. Kopi : pemanis buatan dan obat-obatan, untuk pemakaian jangka panjang
dapat meningkatkan resiko karsinoma buli-buli.
4. Patofisiologi
Sel tumor transisional invasi ke dinding kandung kemih. Invasi ke lamina
propia dan merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal dan organ lain
lainnya. Penyebaran secara hematogen atau limfatogenous menunjukkan
metastasis tumor pada kelenjar limfe regional, paru, tulang dan hati.
Stadium (staging) tumor kandung kemih penting untuk menentukan
program pengobatan. Klasifikasiny adalah sebagai berikut :
Ta : tumor terbatas pada epithelium.
Tis : karsinoma in situ
T1 : tumor sampai dengan lapisan subepitelium.
T2 : tumor sampai dengan lapisan otot superficial.
T3a : tumor sampai dengan otot dalam
T3b : tumor sampai dengan lemak perivesika.
T4 : tumor sampai dengan jaringan di luar kandung kemih : prostate, uterus,
vagina, dinding pelvis dan dinding abdomen.
5. Manifestasi Klinis
1. Kencing campur darah yang intermitten
2. Merasa panas waktu kencing
3. Merasa ingin kencing
4. Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing
5. Nyeri suprapubik yang konstan
6. Panas badan dan merasa lemah
7. Nyeri pinggang karena tekenan saraf
8. Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
6. Komplikasi
1. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
2. Retensi urine bila tumor mengadakan invai ke bladder neck
3. Hydronephrosis oleh karena ureter mengalami oklusi
7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium Rutin
2. Ditemukan kelainan hematuria. Anemia dapat dijumpai sebagai tanda adanya
perdarahan kronis atau pendesakan sel metastasis kesumsum tulang. Uremia
dapat dijumpai bila tumor menyumbat kedua muara ureter baik karena
obstruksi tumornya sendiri atau limfadenopati.
a. Sitologi urine, yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama
urine.
b. Cell Survey antigen study, yaitu pemeriksaan lab. Untuk mencari sel antigen
terhadap kanker, bahan yang digunakan adalah darah vena.
c. Flow Cytometri, yaitu mendeteksi adanya kelainan kromosom sel-sel urtelium.
1. Pemeriksaan Radiologi
2. Dilakukan foto polos abdomen. Pielografi intravena dan foto toraks.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai keadaan traktur urinarius yaitu berupa
adanya gangguan fungsi ekresi ginjal,hidronefrosis,hidroureter dan filling
defect pada buli-buli dan melihat adanya regional adalah jauh.
3. Sitoskopi dan Biopsi
4. Pada persangkaan adanya tumor buli-buli maka pemeriksaan sistoskopi adalah
mutlak dilakukan,bila perlu dapat dilaukan CT-Scan.Pada pemeriksaan
sistoskopi dapat dilihat adanya tumor dan sekaligus dapat dilakukan biopsi atau
reaksi tumor yang juga merupakan tindakan pengobatan pada tumor tumor
superfisial.
8. Penatalaksanaan/Pengobatan
1. Penanganan tumor Kandung Kemih bergantung pada derajat
tumornya(didasarkan pada derajat diferensiasi sel), stadium pertumbuhan
tumor (derajat invasi local sertaada tidaknya metastase) dan multi
sentrisitas tumor (apaka tumor tersebut memiliki banyak pusat).
2. Usia pasien dan status fisik, mental serta emosional harus dipertimbangkan
dalam menentu bentuk terapinya.
3. a. Reseksi transuretra atau fulgurasi(kauterisasi) dapat dilakukan pada
papiloma yang tunggal (tumor epitel benigna). Melenyapkan tumor lewat
insisi bedah dengan menggunakan instrument yang dimasukkan melalui
uretra.
b. Kemoterapi topical. Pemberian medikasi dengan konsentrasi yang
tinggi (thiotepa, doxorubisin, mitomisin, ethouglusid dan Bacillus
Calmette Guerin (BCG) untuk meningkatkan penghancuran jaringan
tumor.
c. Radiasi. Dilakukan sebelum pembedahan untuk mengurangi
mikroektensi
Neoplasma dan viabilitas sel-sel tumor
d. Sistektomi. Dilakukan pada kanker kandung kemih yang invasive atau
multifocal.
4. Sistektomi pada laki-laki : pengangkatan kandung kemih, prostat serta
vesikulus serminalis dan jaringan vesikel disekitarnya.
5. Sistektomi pada wanita :pengangkatan kandumg kemih,ureter bagin
bawa,uterus,tuba fallopi,ovarium,vagina anterior dan uretra.
a. Pada Tindakan Sistektomi dilakukan Diversi Urine:
b. Untuk mengalihkan aliran urin dari kandung kemih ketempat
keluarnya yang baru,biasanya air kemih dialirkan kesuatu lubang
didinding perut (stoma).Selanjutnya air kemih ikumpulkan dalam
suatu kantong.
6. Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung
kemihnya telah diangkat, digolongkan kedalam 2 kategori:
7. Orthotopic Neobladder
8. Penampung ini dihubungkan dengan uretra.Penderita diajarkan untuk
mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar
panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih
mengalir melalui uretra.
9. Continent Cutaneous Diversion.
10. Penampung ini dihubungkan dengan sebuah lubang di dinding perut.
Diperlukan kantong luar,karena air kemih tetap berada dalam penampung
sebelum dikosongkan oleh penderita dengan cara memasang selang
melalui lubang di dinding perut kedalam penampung. Penderita
melakukan pengosongan ini secara teratur.
9. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Aktivitas/Istirahat
Gejala: Keterbatasan aktivitas/imobilisasi sehubungan dengan kondisi
sebelumnya
Sirkulasi
Tanda : peningkatan tekanan darah/ nadi (nyeri, ansietas)
Eliminasi
Gejala: riwayat adanya tumor kandung kemih
Tanda : hematuria, disuria, Perubahan pola berkemih.
Makanan/Cairan
Gejala : penurunan berat badan
Nyeri/Keamanan
Gejala : nyeri saat berkemih
Penyuluhan
Gejala : riwayat keluarga tumor
No. DIAGNOSA
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC
Dx KEPERAWATAN
1 Gangguan eliminasi NOC: NIC:
urine berhubungan v Urinary Eleimination Urinary Retention Care
hematuria v Urinary Contiunence 1. Monitor intake dan output
2. Monitor penggunaan obat antikolinergik
Kriteria Hasil : 3. Monitor derajat distensi bladder
1. Kandung kemih 4. Instruksikan kepada pasien dan keluarga
kosong secara penuh untuk mencatat output urine
2. Tidak ada residu urine 5. Sediakan privasi untuk eliminasi
>100-200 cc 6. Stimulasi reflek bladder dengan kompres
3. Intake cairan dalam dingin pada abdomen
rentang normal 7. Kateterisasi jika perlu
4. Bebas dari ISK 8. Monitor tanda dan gejala ISK
5. Tidak ada spasme (panas,hematuria, perubahan bau dan kons
bladder
6. Balance cairan
seimbang