Anda di halaman 1dari 11

Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

Volume 4, Nomor 2, Mei-Agustus 2016

Pengukuran Kinerja dengan 3 Perspektif Balanced Scorecard pada Dinas


Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Surabaya

Dilah Puspa Sari


Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

Abstract

The purpose of this research is to know the level of work performance by Dinas Komunikasi dan Informatika
Pemerintah Kota Surabaya with 3 perspectives of Balance Scorecard measurement method. This research use mix methods with
concurrent triangulation as the type of method. The researcher collecting data from 16 informants whose are the employee of
Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Surabaya and chosen by purposive and then continued with incidental
technique. The measurement of work performance is based on the financial perspective, the process of internal business
perspective, also learning and growth perspective. The data of this research obtained by interview guide and the results of score
interview. From the results of this research have been obtained scores, i.e : (1) the financial perspective is good with a total
score is 75.62; the perspective of internal business is good with a total score is 78.21; and the perspective of learning and growth
is good with a total score is 68.57. Based on the data analysis that has been obtained can be concluded that Dinas Komunikasi
dan Informatika Pemerintah Kota Surabaya has a good work performance with a total score is 74,13. Based on the conclusion,
H1 which say that the performance of Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Surabaya has a high performance is
accepted, and Ho which say that Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Surabaya has a low performance is
rejected.

Keywords: Performance measurement, Performance level, Balanced Scorecard

Pendahuluan
Informasi merupakan hal yang penting dan mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik.
sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Oleh karena itu, Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun
terdapat istilah bahwa orang yang dapat menguasai 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP)
dunia adalah orang-orang yang memiliki segudang merupakan peristiwa penting dalam mendorong
informasi. Informasi sangat dibutuhkan pada saat keterbukaan informasi di Indonesia. Bagi pemerintah
seseorang mengambil keputusan. Informasi dan Badan Publik Undang-Undang KIP merupakan
dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat pedoman hukum untuk memenuhi dan melindungi
karena informasi dapat mengurangi ketidakpastian hak masyarakat atas informasi. Sedangkan bagi
terhadap suatu keadaan. Seiring dengan masyarakat pemberlakuan Undang-Undang KIP
berkembangnya teknologi informasi, kesadaran merupakan suatu bentuk pengakuan dan perlindungan
masyarakat akan pentingnya informasi semakin negara terhadap hak masyarakat atas informasi.
meningkat. Masyarakat membutuhkan informasi agar Keseriusan pemerintah Kota Surabaya untuk
dapat menyesuaikan diri serta peka terhadap kondisi menciptakan pemerintahan yang transparan dan
yang sedang terjadi di lingkungan sekitarnya. akuntabel melalui keterbukaan informasi publik
Kebutuhan masyarakat terhadap informasi berbeda- ditunjukkan dengan dibuatnya Keputusan Walikota
beda tergantung pada kondisi sosial dan ekonomi Nomor: 188.45/4/436.1.2/2011 tentang Pejabat
masing-masing individu di dalam masyarakat. Di sisi Pengelola Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan
lain, masyarakat juga memiliki kebutuhan informasi Pemerintah Kota Surabaya dan Peraturan Walikota
yang sama. Informasi yang sama yang dibutuhkan Surabaya No. 61 Tahun 2013 tentang Jaringan
oleh masyarakat inilah yang kemudian disebut Dokumentasi dan Informasi Hukum
dengan Informasi Publik. (www.surabaya.go.id). Sesuai dengan peraturan yang
Setiap warga negara berhak untuk telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya,
memperoleh informasi publik. Oleh karena itu PPID Pemerintah Kota Surabaya dikepalai oleh
keterbukaan informasi publik merupakan salah satu Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
ciri penting dari negara yang demokratis yang Pemerintah Kota Surabaya. Oleh karena itu, Dinas
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam rangka Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota

53
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 2, Mei-Agustus 2016

Surabaya memiliki tugas tambahan sebagai pengelola telepon sebanyak 12,7%, dan juga email sebanyak
informasi dan dokumentasi di kalangan Pemerintah 16,7%. Selain itu, ada pula masyarakat yang
Kota Surabaya. menyampaikan keluhannya melalui media cetak yaitu
Selain memiliki kewajiban untuk mengelola sebanyak 0,5% dan juga sapa warga sebanyak 0,5%.
dan memberikan informasi publik kepada Meskipun Media Center telah meyiapkan berbagai
masyarakat, Dinas Komunikasi dan Informatika Kota media elektronik sebagai sarana untuk penyampaian
Surabaya juga memiliki tugas pokok yang salah keluan, namun masih ada masyarakan yang lebih
satunya adalah menyelenggarakan urusan pemerintah memilih datang langsung ke Dinas Komunikasi dan
dan pelayanan umum di bidang komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Surabaya. Pada Tahun
informatika. Sebagai bentuk dari perwudan tugas- 2014 sendiri terdapat 2,9% dari total keseluruhan
tugas dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah pengajuan keluhan yang disampaikan dengan datang
Kota Surabaya khususnya dalam hal pelayanan langsung ke Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
umum, maka dibentuklah Media Center yang Surabaya.
memiliki fungsi untuk menampung keluhan dan juga Dinas Komunikasi dan Informatika
permintan informasi yang diajukan oleh masyarakat. Pemerintah Kota Surabaya yang selalu berupaya
Adanya Media Center ini sangat membantu dalam untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan
penanganan keluhan yang diterima dari masyarakat. berbasis elektronik sejalan dengan tujuan Pemerintah
Selain itu, Media Center yang berbasis pada Kota Surabaya yang ingin membuat Kota Surabaya
penggunaan teknologi informasi membuat menjadi Cyber City. Untuk mencapai tujuan yang
masyarakat lebih mudah dalam menyampaikan diinginkan, maka dibutuhkan kinerja yang baik pula.
keluhannya karena tidak perlu datang langsung ke Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui lebih jauh
instansi terkait dan bisa melapor melalui media sosial mengenai kinerja pegawai Dinas Komunikasi dan
maupun melalui email yang telah disediakan. Informatika Kota Surabaya. Analisis terhadap kinerja
Kemudahan yang diberikan oleh Media organisasi pemerintah merupakan hal yang sangat
Center membuat Media Center yang digagas oleh penting. Dengan melakukan analisis kinerja, maka
Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota dapat diketahui informasi mengenai kinerja dan
Surabaya masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja. Agar
Publik Indonesia pada Tahun 2014. Dengan adanya analisis yang dilakukan bisa menghasilkan informasi
Media Center, pengaduan masyarakat semakin kinerja yang sebenarnya, maka diperlukan adanya
meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan data pengukuran kinerja yang obyektif dan komprehensif.
yang disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini. Maksud dari obyektif dan komprehensif yaitu kinerja
diukur dengan menggunakan aspek dari segi finansial
maupun non finansial serta dari segi internal maupun
eksternal organisasi.
Pada faktanya, yang terjadi saat ini adalah
masih banyak instansi pemerintah yang belum diukur
secara obyektif dan pengukuran hanya dilakukan dari
segi keuangan saja. Dengan kata lain, suatu instansi
dianggap baik kinerjanya apabila telah mampu
menyerap 100% anggaran meskipun program yang
dilaksanakan hasilnya masih di bawah standar. Oleh
karena itu instasi pemerintah perlu melakukan
Gambar I.1 Persentase penggunaan media pengukuran tidak hanya pada aspek finansial saja
komunikasi melalui Media Center Tahun 2014 tetapi juga non finansial. Hal ini dibutuhkan karena
(Sumber: LKJ Dinkominfo Pemerintah Kota hasil analisis kinerja instansi akan berpengaruh pada
Surabaya 2014) ketepatan penyusunan strategi peningkatan kinerja.
Pada Tahun 2014, pengaduan keluhan Salah satu metode pengukuran kinerja yang
masyarakat meningkat 2,9% dari Tahun 2013 yang mencakup aspek finansial dan non finansial adalah
berjumlah 4.176 menjadi 4.298 di Tahun 2014 (KLJ Balanced Scorecard. Metode ini merupakan konsep
Dinkominfo Pemerintah Kota Surabaya 2014). Sesuai kinerja modern yang mulai banyak diterapkan pada
dengan data yang telah disajikan di atas, diketahui organisasi sektor publik, termasuk organisasi
bahwa masayarakat Kota Surabaya cenderung pemerintahan. Metode Balanced Scorecard pertama
menyampaikan keluhannya melalui media elektronik, kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David
seperti website sebanyak 33,5%, facebook sebanyak P. Norton yang awalnya hanya diterapkan pada
19,3%, twitter sebanyak 5,4%, SMS sebanyak 8,2%, perusahaan-perusahaan bisnis komersial di Amerika.

54
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 2, Mei-Agustus 2016

Selanjutnya metode ini terus berkembang dan tidak Balanced Scorecard yaitu: (1) Perspektif keuangan;
hanya menjadi alat pengukuran kinerja saja, tetapi (2) Perspektif pelanggan; (3) Perspektif proses
juga sebagai sistem manajemen strategik. internal; Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced Scorecard memiliki keunggulan Dalam hal ini, Balanced Scorecard dinilai cocok
yang menjadikan sistem manajemen strategik modern untuk organisasi sektor publik karena metode ini
berbeda dengan sistem manajemen strategik dalam tidak hanya menekankan pada aspek kuantitatif-
manajemen tradisional. Perbedaan yang dimiliki oleh finansial, tetapi juga aspek kualitatif dan
kedua manajemen tersebut terletak pada karakteristik nonfinansial. Hal ini sesuai dengan sektor publik,
yang dimiliki. Manajemen strategik tradisional hanya khususnya Dinas Komunikasi dan Informatika
berfokus pada sasaran-sasaran yang bersifat Pemerintah Kota Surabaya yang tidak menempatkan
keuangan, sedangkan sistem manajemen strategik laba sebagai ukuran kinerja utama. Selain itu, untuk
modern berfokus pada perspektif yang luas, yaitu menindak lanjuti penelitian terdahulu yang telah
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan dilakukan oleh Solikin (2010); Pitriani (2014); dan
pembelajaran dan pertumbuhan. Di samping itu, Faizi (2015) yang menunjukkan bahwa perspektif
berbagai sasaran yang dirumuskan dalam manajemen pembelajaran dan pertumbuhan yang cenderung
tradisional tidak koheren antara satu dengan yang dinilai baik serta proses bisnis internal yang
lain, sedangkan strategi-strategi yang ada pada cenderung dinilai kurang baik, maka peneliti lebih
manajemen strategik modern dirumuskan secara berfokus pada perspektif yang berhubungan dengan
koheren. Tidak hanya itu, Balanced Scorecard juga internal organisasi, yaitu perspektif keuangan, proses
membuat manajemen strategik modern menjadi bisnis internal, dan juga pembelajaran dan
terukur dan seimbang. pertumbuhan . Dalam penelitan ini, metode yang
Selama ini Penelitian mengenai pengukuran digunakan berbeda dengan penelitian sebelumya
kinerja dengan menggunakan metode Balanced yang menggunakan metode kualitatif dengan tipe
Scorecard telah banyak dilakukan. Pengukuran deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode
kinerja dengan menggunakan Balanced Scorecard kombinasi, di mana peneliti melakukan pengukuran
yang telah diakukan tidak hanya mengukur kinerja kinerja dengan hasil berupa angka yang didukung
pada organisasi bisnis tetapi juga pada organisasi oleh data kualitatif untuk mencari makna dari setiap
publik yang bersifat nonprofit. Penelitian pada penilaian yang dilakukan oleh informan.
organisasi publik di antaranya adalah penelitian yang
dilakukan Bagus Rahmat Solikin (2010); Aprilla Metode Penelitian
Pitriani (2014); serta Idham Achmad Faizi (2015). Penelitian ini merupakan penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka deskriptif dengan metode kombinasi. Tipe
dapat diketahui bahwa metode Balanced Scorecard penelitiannya adalah konkuren triangilasi. Adapun
dapat diterapkan pada organisasi publik. lokasi penelitian ini yaitu Dinas Komunikasi dan
Tabel I.6 Informatika Pemerintah Kota Surabaya. Teknik
Hasil Pengukuran Kinerja dengan Balanced penentuan informan dilakukan secara purposive
Scorecard pada Organisasi Publik sampling dan dilanjutkan dengan teknik incidental.
Perpektif Solikin Pitriani Faizi Sementara teknik pengumpulan data yang dilakukan
Balanced terdiri atas kuesioner beserta wawancara mendalam
Scorecard
Keuangan Kurang Baik Cukup dan pemanfaatan dokumen tertulis. Teknik analisis
Baik baik data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis
Pelanggan Cukup Cukup Baik deskriptif kuantitatif berupa penghitungan nilai rata-
Baik Baik rata dan juga analisis kualitatif berupa reduksi data,
Proses bisnis Kurang Cukup Kurang
internal Baik baik Baik
penyajian data dan menarik kesimpulan. Sementara
Pembelajaran & Baik Baik Cukup teknik pemeriksanaan dan keabsahan data yang
pertumbuhan Baik digunakan adalah konkuren triangulasi.
Sumber: Data diolah oleh peneliti pada Tahun 2016
Berdasarkan pada fakta dari hasil penelitian Hasil dan Pembahasan
yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti memilih
metode Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja Pengukuran kinerja dengan metode
organisasi publik. Metode Balanced Scorecard Balanced Scorecard terdiridari 4 perspektif, yaitu
digunakan karena memiliki beberapa perspektif perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
dalam pengukurannya yang dianggap telah mencakup proses bisinis internal, serta perspektif pembelajaran
semua informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis dan pertumbuhan (2005:2). Dalam penelitian ini
suatu kinerja. Perspektif yang ada dalam pengukuran hanya menggunakan 3 perspektif, yaitu perspektif

55
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 2, Mei-Agustus 2016

keuangan, perspektif proses bisnis internal, serta


perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
b. Transparansi anggaran
1. Pengukuran Kinerja Dinas Komunikasi dan Selain penggunaan anggaran, terdapat juga
Informatika Pemerintah Kota Surabaya penilaian mengenai transparansi anggaran yang
dengan Perspektif Keuangan berasal dari pendapat para pegawai Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya.
Menurut Kaplan & Norton (2000:23) Balanced Berdasarkan penilaian yang dilakukan, transparansi
anggaran Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Scorecard menggunakan ukuran finansial karena
Surabaya dinilai B yang artinya baikdengan jumlah
ukuran finansial sangat penting dalam memberikan
skor 71,25. Secara umum tidak semua pegawai
ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang telah
memngetahui detail informasi anggaran. Selain itu,
diambil oleh organisasi. Pengukuran kinerja dengan
perspektif keuangan pada Dinas Komunikasi dan pegawai yang bekerja di bagian keuangan Dinas
Informatika Pemerintah Kota Surabaya menggunakan Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya terkesan
masih hati-hati dalam memberikan informasi
indikator efektifitas dan efisiensi anggaran, serta
anggaran kepada pihak luar. Sikap tersebut masih
transparansi anggaran.
bertolak belakang dengan yang diamanatkan oleh
Undang-Undang nomor 14 tahun 2008 tentang
a. Efektifitas & efisiensi anggaran
Diketahui bahwa efektifitas dan efisiensi Keterbukaan Informasi Publik yang menyebutkan
anggaran Dinas Komunikasi dan Informatika Kota bahwa “setiap Badan Publik maupun BUMN dan
BUMD yang dibiayai oleh APBN/D wajib
Surabaya yang dinilai berdasarkan hasil wawancara
melakukan transparansi anggaran. Di sisi lain,
para pegawai dinilai A yang artinya sangat tinggi.
sebenarnya beberapa informasi mengenai anggaran
Dinas Komunikasi dan informatika Kota Surabaya,
Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota
kinerja keuangan dinilai baik karena penyerapannya
sudah baik, meskipun tidak mencapai 100%. Sesuai Surabaya telah dipublikasikan melalui website
dengan pernyataan dari informan, belanja tidak Pemerintah Kota Surabaya. Pemerintah Kota
Surabaya telah berupaya untuk mewujudkan
langsung merupakan belanja yang tidak secara
transparansi anggaran. Hal ini dibuktikan dengan
langsung mempengaruhi aktifitas operasional
dipublikasikannya beberapa laporan dan informasi
organisasi. Salah satu yang termasuk dalam belanja
anggaran yang disa diakses oleh masyarakat melalui
tidak langsung adalah gaji pegawai. Semakin sedikit
jumlah pegawai maka semakin sedikit pula anggaran website www.surabaya.go.id Akan tetapi, tidak dapat
dipungkiri bahwa tidak semua pegawai mengetahui
yang terserap. Disamping itu, efektifitas dan efisiensi
tentang informasi anggaran instansinya. Meskipun
anggaran organisasi sektor publik bisa dilihat dari
telah dipublikasikan melalui website, masih ada
tingkat pencapaian kinerja. Setiap organisasi pasti
pegawai yang belum mengetahui informasi anggaran
memiliki target kinerja yang harus dicapai setiap
tahunnya. Dalam hal ini Dinas Komunikasi dan tersebut.
Informatika Kota Surabaya juga memiliki target
kinerja yang harus dicapai sesuai dengan visi misi 2. Pengukuran Kinerja Dinas Komunikasi dan
yang telah dimiliki. Informatika Pemerintah Kota Surabaya
Penggunaan anggaran sudah seharusnya dengan Perspektif Proses Bisnis Internal
sesuai dengan visi dan misi organisasi. Penggunaan
anggaran dianggap sudah efektif apabila program Perspektif proses bisnis internal merupakan
yang dibiayai telah mencapai tujuan dan target yang pengukuran yang dilakukan pada kegiatan internal
telah ditetapkan. Sedangkan dianggap efisien apabila organisasi. Menurut Kaplan & Norton (2000:24)
output yang dihasilkan sesuai dengan input yang dalam perspektif proses bisnis internal para eksekutif
digunakan. Sesuai dengan data yang telah disajikan mengidentifikasi berbagai proses internal penting
sebelumnya, semua target kinerja dari Dinas yang harus dikuasai dengan baik oleh organisasi.
Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya telah Pada dasarnya ukuran proses bisnis internal berfokus
mencapai target yang telah ditentukan, bahkan ada pada berbagai proses internal. Untuk mengukur
beberapa yang melebihi target hingga 400 persen. kinerja Dinas Komunikasi dan Informatika
Sesuai dengan data tersebut, maka telah diketahui Pemerintah Kota Surabaya, digunakan indikator
bahwa kinerja Dinas Komunikasi dan Informatika sarana & prasarana operasional, dukungan teknologi
Kota Surabaya dinilai baik dalam hal kinerja dan sistem informatika, pengembangan inovasi,
anggaran.

56
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 2, Mei-Agustus 2016

rekrutmen dengan merit sistem, kuantitas pegawai, cepat, dan lebih mudah dengan bantuan teknologi.
kompetensi pegawai, dan juga kemudahan informasi. Selain itu, untuk mendukung cita-cita Kota Surabaya
menjadi Kota berbasis internet, maka Dinkominfo
a. Sarana & prasarana operasional selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang
Berdasarkan pada penilaian yang dilakukan, berbasis teknologi. Pelayanan yang dikembangkan di
secara umum sarana dan prasarana operasional dinilai antaranya adalah di bidang pendidikan dengan
baik dengan nilai 77,50 (B). Sarana dan prasarana aplikasi Digischool, pelayanan akses internet gratis
yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan kepada masyarakat, pemanfaatan media-media sosial
Informatika Kota Surabaya sudah cukup untuk untuk mendiseminasi informasi. Dengan pelayanan-
mendukung aktifitas pegawai dalam bekerja. Akan pelayanan berbasis teknologi yang ada, tugas
tetapi ada beberapa hal kecil yang dianggap masih Dinkominfo adalah mengawasi dan menjaga agar
mengganggu oleh para pegawai yaitu internet yang pelayanan-pelayanan tersebut bisa tetap berjalan.
kadang-kadang lambat dan juga area parkir yang Oleh karena itu, Dinkominfo pastinya telah memiliki
masih sempit. Hampir semua pegawai mengeluhkan teknologi yang canggih untuk menjalankan tugas dan
soal area parkir. Lahan parkir yang sempit membuat tanggung jawab yang telah dibebankan.
para pegawai kadang terpaksa harus mencari tempat
parkir berbayar yang ada di sekitar gedung kantor. c. Pengembangan inovasi
Lokasi kantor Dinkominfo yang berada satu atap Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan
dengan kantor Pemkot Surabaya membuat jumlah melalui wawancara pada para pegawai,
para pegawai pun menjadi tidak sedikit. Selain lahan pengembangan inovasi mendapat nilai A dengan
parkir, ada pegawai juga yang mengeluhkan tentang jumlah skor 86,25. Nilai tersebut menunjukkan
ruang kantor yang terbatas. Selain itu, internet yang bahwa pengembangan inovasi yang dilakukan oleh
kadang-kadang lambat membuat pekerjaan menjadi Dinkominfo Surabaya sangat baik. Telah dilakukan
terhambat. Hal ini dikarenakan server yang terbatas inovasi-inovasi dengan berbasis teknologi. Program-
dibandingkan dengan kebutuhan penggunaan internet program inovatif yang dilakukan berhubungan
yang sangat tinggi, mengingat Dinkominfo dengan pelayanan publik berbasis teknologi yang
merupakan instansi yang mengurusi soal informasi diantaranya adalah aplikasi e-surat, aplikasi
dan telematika sehingga hampir setiap pekerjaan pelayanan pengajuan permohonan rekomendasi
yang ada membutuhkan jaringan internet. Selain menara telekomunikasi secara online, dan aplikasi e-
jaringan internet yang ada, terkadang. Kendala lain wadul. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
yang dihadapi adalah lambatnya informasi yang Surabaya telah melakukan pembangunan dan juga
dikirim melalui pesan broadcast karena bergantung pengembangan di bidang komunikasi dan
pada jaringan operator yang digunakan oleh setiap Informatika. Pengembangan ini dilakukan untuk
pegawai. mempermudah pemberian pelayanan kepada
masyarakat sehingga tercipta pelayanan yang
b. Dukungan teknologi dan sistem berkualitas. Dinas Komunikasi juga bertugas
informatika membuat aplikasi-aplikasi pelayanan inovatif yang
Berdasarkan penilaian yang dilakukan dapat mempermudah pelayanan. Ide-ide kreatif
dengan mewawancarai pegawai Dinkominfo tersebut bisa datang dari mana saja, termasuk dari
Surabaya, dukungan teknologi dan sistem informasi Dinas bersangkutan yang memiliki inde inovatif dan
yang dimiliki tergolong sangat baik dengan nilai meminta Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
88,75 (A). Mengingat Dinkominfo merupakan Surabaya melalui bidang Aptel untuk membuat
instansi yang mengurusi informasi elektronik, aplikasi yang sesuai. Selain itu, banyak juga instansi
mengharuskan instansi ini memiliki teknologi pemerintah di Surabaya yang telah membuat aplikasi
mutakhir yang dapat mempercepat kinerja dan pelayanan sendiri. Oleh karena itu, tidak heran
mengikuti perkembangan jaman yang ada. Dinas apabila pada saat ini Instansi Pemerintah juga
Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota merekrut seorang programmer.
Surabaya telah menggunakan teknologi yang
mendukung untuk pembangunan dan juga d. Rekrutmen dengan merit sistem
perkembangan teknologi di Kota Surabaya. Sesuai dengan hasil wawancara dengan para
Perkembangan teknologi yang semakin pesat di pegawai Dinkominfo Kota Surabaya, diperoleh hasil
Indonesia membuat industri digital di Indonesiapun penilaian mengenai proses rekrutmen pegawai
ikut bertumbuh. Dalam hal ini Pemerintah Kota dengan merit sistem mendapat nilai A dengan jumlah
Surabaya yang dibantu oleh Dinkominfo berusaha skor 82,5. Nilai ini menunjukkan bahwa proses
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, lebih rekrutmen dengan merit sistem sudah dilakukan

57
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 2, Mei-Agustus 2016

dengan sangat baik. Pegawai merupakan salah satu Tanggung jawab yang banyak pastinya
aspek penting dalam suatu organisasi termasuk membutuhkan tenaga yang banyak pula. Jumlah
organisasi publik. Pada organisasi publik, kualitas tenaga kerja yang meningkat membuat anggaran
yang dimiliki oleh pegawai dalam melaksanakan untuk gaji pegawai juga meningkat. Oleh karena itu,
pelayanan kepada masyarakat merupakan tolak ukur ada kemungkinan apabila suatu Dinas tidak mampu
keberhasilan suatu organisasi. mengelola beban tugas beserta pegawainya, maka
Dinkominfo merupakan Dinas yang Dinas terkait bisa mendirikan UPTD (Unit Pelayanan
mempunyai tugas melaksanakan kewenangan daerah Teknis Dinas) agar kegiatan yang ada lebih
di bidang pengelolaan teknologi informasi dan terorganisir dan tidak memberatkan Dinas intinya.
komunikasi serta melaksanakan tugas pembantuan
dimana dalam setiap kegiatannya berhubungan f. Kompetensi pegawai
dengan pembangunan dan pengembangan sistem Berdasarkan pada hasil penilaian, maka
informasi, pengembangan dan pemeliharaan jaringan kompetensi pegawai Dinas Komunikasi dan
komputer antar bidang, pengelolaan produksi Informatika Kota Surabaya mendapatkan nilai A
informasi dan publikasi, serta kegiatan lain yang dengan jumlah skor yaitu 85. Nilai ini menunjukkan
sejenis. Dengan tugas yang sangat spesifik tersebut, bahwa kompetensi yang dimiliki oleh pegawai Dinas
maka Dinkominfo tidak bisa sembarangan dalam Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya sudah
merekrut pegawai. Kebutuhan pegawai yang lebih sangat bagus. Kompetensi merupakan keterampilan
cenderung di bidang programming, desain grafis, yang diperlukan seseorang yang ditunjukkan oleh
analis networking, dan lain sebagainya membuat kemampuannya untuk dengan konsisten memberikan
Dinkominfo harus merekrut pegawai dengan tingkat kinerja yang memadai maupun tinggi
kompetensi yang sesuai dengan yang dibutuhkan. terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Kesesuaian
Rekrutmen pegawai dengan merit sistem membuat kompetensi pegawai terhadap pekerjaan yang
pegawai yang diterima memiliki kualitas kerja yang dimilikinya sangat berpengaruh terhadap kinerja yang
baik, sehingga bisa tercipta efektifitas dan efisiensi dihasilkan. Pada umumnya kompetensi yang dimiliki
sumber daya yang ada. oleh pegawai Dinas Komunikasi dan Informatika
Kota Surabaya sudah sesuai dengan pekerjaan yang
e. Kuantitas Pegawai dimiliki. Hal ini merupakan hasil dari dilakukannya
Berdasarkan pada hasil penilaian yang rekrutmen pegawai dengan merit sistem yang
dilakukan melalui wawancara kepada pegawai mengharuskan instansi merekrut pegawai
Dinkominfo Kota Surabaya, maka dapat diketahui berdasarkan prestasi dan kompetensi yang dimiliki
bahwa penilaian dari segi kuantitas pegawai oleh calon pegawai. Dengan proses rekrutmen
mendapatkan nilai C dengan jumlah skor 45. Jumlah melalui model merit sistem, maka suatu organisasi
pegawai yang kurang memadai akan mengakibatkan bisa mendapatkan pegawai dengan kompetensi yang
proses pelaksanaan tugas yang lamban karena diharapkan serta sesuai dengan pekerjaan yang akan
ketidakseimbangan antara pekerjaan dengan jumlah dilakukan.
pegawai. Apalagi, ada beberapa bidang yang harus
mengawasi dan mengurusi jaringan internet di g. Kemudahan informasi
seluruh SKPD dan Dinas yang masuk dalam Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan,
Pemerintahan Kota Surabaya. Selain mengurus diperoleh hasil bahwa dari segi kemudahan
jaringan, Dinkominfo melalui bidang Aplikasi dan memperoleh informasi, Dinkominfo Kota Surabaya
Telematika bertugas untuk membuat aplikasi yang mendapatkan nilai A dengan jumlah skor 83,75. Nilai
digunakan untuk mempermudah proses pelayanan di ini menunjukkan bahwa kemudahan untuk
Kota Surabaya. Aplikasi yang dibuat tidak hanya memperoleh informasi sangat tinggi. Semenjak Ibu
yang berkaitan dengan Dinkominfo saja, tetapi juga Risma menjabat sebagai walikota, setiap Instansi
Dinas lain yang berhubungan langsung dengan diwajibkan untuk melakukan koordinasi dalam
masyarakat seperti di bidang perijinan, melakukan pelayanan publik. Koordinasi tersebut
kependudukan, kesehatan, dan lain sebagainya. juga ditujukan agar informasi bisa terintegrasi dengan
Selain itu, pegawai Dinkominfo juga memiliki tugas baik serta pelayanan bisa dilaksanakan secara cepat
untuk mensosialisasikan program pemerintah yang dan mudah. Selain untuk memudahkan pegawai
ada di Surabaya dan terkadang harus berkeliling di dalam menyelesaikan tugasnya, integrasi sistem
setiap kecamatan untuk kegiatan sosialisasi tersebut. informasi ini juga memudahkan masyarakat dalam
Menurut informan, jumlah pegawai yang yang ideal mendapatkan pelayanan.
untuk Dinkominfo sesuai dengan beban tugasnya
yaitu sekitar 250 hingga 300 orang.

58
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 2, Mei-Agustus 2016

3. Pengukuran Kinerja Dinas Komunikasi dan lumrah digunakan oleh setiap organisasi, termasuk
Informatika Pemerintah Kota Surabaya organisasi swasta. Pemberian hukuman dilakukan
dengan Perspektif Pembelajaran dan untuk memotivasi pegawai agar tidak bekerja di
Pertumbuhan bawah standar dan juga selalu mematuhi aturan yang
telah diterapkan.
Kaplan & Norton (2000:25) mengatakan
bahwa pada perspektif ini eksekutif mengidentifikasi c. Keterlibatan pegawai dalam proses
infrastruktur yang harus dibangun perusahaan dalam pengambilan keputusan
menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja Sesuai dengan hasil penilaian yang telah
jangka panjang. Untuk Mengukur kinerja Dinas dilakukan, Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota Surabaya mendapatkan nilai B dengan jumlah skor
Surabaya, digunakan beberapa indikator, yaitu 78,75 yang bisa dikatakan baik dalam hal keterlibatan
kesesuaian gaji dengan beban kerja, adanya sistem para pegawai dalam proses pengambilan keputusan.
reward dan punishment, keterlibatan pegawai dalam Keterlibatan pegawai dalam proses pengambilan
proses pengambilan keputusan, dukungan rekan keputusan organisasi membuat para pegawai merasa
kerja, pelatihan pegawai, turn over pegawai, serta dibutuhkan dan bertanggung jawab terhadap apa
adaptasi terhadap teknologi baru. yang telah diputuskan. Dengan begitu maka
komitmen pegawai terhadap pelaksanaan tugas yang
a. Kesesuaian gaji dengan beban kerja diberikan akan meningkat dan tugas yang diberikan
Berdasarkan pada penilaian yang dilakukan, bisa terselesaikan dengan baik. Selain itu, pegawai
diketahui bahwa poin kesesuaian gaji dengan beban merupakan orang yang paling paham terhadap hal-hal
kerja yang dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan yang berkaitan dengan tugasnya, sehingga dengan
Informatika Kota Surabaya mendapatkan nilai B melibatkan pegawai dalam proses pengambilan
dengan jumlah skor 72,50. Nilai yang didapat keputusan maka masalah-masalah yang biasa
menunjukkan bahwa secara umum pegawai sudah dihadapi dalam pelaksanaan tugas dapat terdeteksi
puas dengan gaji yang mereka terima selama ini. dan dicarikan alternatif penyelesaiannya.
Kepuasan pegawai atas besarnya gaji yang diterima
merupakan cerminan bahwa Dinas Komunikasi dan d. Dukungan rekan kerja
Informatika Kota Surabaya telah mampu mengelola Hasil penilaian yang telah dilakukan dengan
pegawainya dengan baik. Terlepas dari pegawai yang mewawancarai pegawai Dinas Komunikasi dan
berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), kemampuan Informatika Kota Surabaya menunjukkan bahwa
Dinkominfo dalam mengelola tenaga outsourcing dukungan rekan kerja yang ada di lingkungan kerja
adalah hal yang paling penting karena tenaga Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya
outsourcing sangat bergantung penuh pada sudah sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
Dinkominfo. penilaian pada poin dukungan rekan kerja yang
b. Adanya sistem reward dan punishment mendapatkan nilai A dengan jumlah poin mencapai
Sistem reward dan punishment biasanya 90. Semakin baik hubungan antara rekan kerja, maka
digunakan oleh organisasi untuk memotivasi para kemungkinan produktifitas organisasipun akan
pegawainya untuk bekerja lebih giat dan berusaha meningkat. Tidak heran apabila ada banyak
untuk meningkatkan kinerjanya agar tidak di bawah organisasi yang sering menyelenggarakan kegiatan
standar yang telah ditentukan. Pada penilaian yang outbond atau rekreasi bersama agar para pegawai
telah dilakukan dengan cara mewawancarai pegawai dapat saling memahami dan mengenal antara satu
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya, dengan yang lainnya. Selain itu, kegiatan outbond
nilai yang didapat untuk poin adanya reward dan dikenal cukup ampuh untuk menguji keeratan
punishment adalah B dengan jumlah skor 73,75. hubungan dan juga kerjasama seseorang. Terlepas
Dengan nilai yang didapat tersebut, menunjukkan dari hal itu, Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
bahwa Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya bisa dikatakan memiliki suasana kerja yang
Surabaya telah menerapkan sistem Reward dan menyenangkan karena dengan adanya dukungan dari
Punishment. Punishment sering dilakukan untuk rekan kerja yang sangat tinggi maka dapat diketahui
memberikan konsekuensi kepada para pegawai yang bahwa hubungan antar rekan kerja pun sudah
sering terlambat. Hukuman yang diberikan biasanya terjalin dengan sangat baik.
berupa pemotongan gaji yang dilakukan pada batas
keterlambatan tertentu yang diakumulasikan dalam e. Pelatihan pegawai
satu bulan. Pemberian hukuman dengan cara Berdasarkan pada penilaian yang telah
pemotongan gaji pegawai merupakan hal yang cukup dilakukan, poin pelatihan pegawai yang dimiliki oleh

59
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 2, Mei-Agustus 2016

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya g. Adaptasi terhadap teknologi baru
mendapat nilai B dengan jumlah skor 60. Nilai yang Berdasarkan pada hasil penilaian yang telah
didapatkan tersebut menunjukkan bahwa pelatihan dilakukan, Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
pegawai yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Surabaya mendapatkan nilai B dengan jumlah skor
Informatika Kota Surabaya sudah cukup baik. 62,50 dalam hal kemampuan adaptasi terhadap
Pelatihan sangat dibutuhkan oleh seseorang untuk teknologi baru. Sesuai dengan penilaian tersebut
meningkatkan kemampuan dan kualitas dirinya. Pada maka dapat diketahui bahwa kemampuan pegawai
suatu organisasi, pelatihan pegawai dilakukan untuk Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya
meningkatkan kemampuan pegawai dalam bekerja dalam beradaptasi dengan teknologi baru sudah
agar produktivitas yang dimiliki oleh organisasi cukup baik. Meskipun pasti masih ada beberapa
tersebut juga ikut meningkat. Menurut pendapat pegawai yang masih mengalami kesulitan. Diketahui
beberapa pegawai, pelatihan lebih banyak ditujukan bahwa beberapa pegawai masih membutuhkan
kepada pegawai dari SKPD lain sebagai tindak lanjut pelatihan agar mampu beradaptasi dengan perubahan
dari sosialisasi teknologi atau aplikasi pelayanan yang ada. Kemampuan pegawai dalam
yang baru. Beberapa pegawai lain merasa pelatihan mengoprasikan teknologi baru harus terus
yang diberikan sudah ada, namun masih belum cukup ditingkatkan dengan diselenggarakannya pelatihan-
untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh pelatihan yang berbasis informasi dan teknologi agar
para pegawai. Para pegawai berpendapat bahwa para pegawai semakin cakap dalam melakukan
seharusnya Dinkominfo tidak hanya memberikan pekerjaannya dan juga pelayanan berbasis teknologi
pelatihan dan sosialisasi untuk pera pegawai di SKPD bisa dilaksanakan dengan baik tanpa ada hambatan
lain dan juga masyarakat, tetapi juga memberikan yang berhubungan dengan kemampuan SDM.
pelatihan kepada pegawai Dinkominfo sendiri yang
sesuai dengan bidang pekerjaan agar kompetensi
yang dimiliki bisa terus ditingkatkan. Selain itu, Kesimpulan
pelatihan yang diberikan juga seharusnya Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi
berkelanjutan agar materi yang diberikan dapat data yang telah dilakukan tentang pengukuran kinerja
benar-benar dipahami dan dapat diimplementasikan dengan 3 perspektif Balanced Scorecard pada Dinas
oleh para pegawai. Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota
Surabaya , maka dapat disimpulkan:
f. Turn over pegawai
Berdasarkan pada penilaian yang telah 1. Perspektif keuangan dinilai baik dengan
dilakukan, para pegawai Dinkominfo Surabaya total skor wawancara adalah 75,62.
memberikan nilai C untuk turn over dan mutasai Penilaian ini didapat dari indikator penilaian
pegawai dengan jumlah skor yaitu 45. Sering terjadi yaitu efektifitas, efisiensi, dan juga
mutasi PNS yang dilakukan secara tiba-tiba. Mutasi transparansi anggaran. Nilai ini
ini dianggap sedikit merepotkan karena kepala menunjukkan bahwa kinerja Dinas
bidang yang pegawainya dimutasi harus mengatur Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya
ulang tugas dan juga tanggung jawab yang telah dinilai baik dari segi kinerja keuangannya.
ditinggalkan oleh pegawai yang dipindahkan ke 2. Perspektif proses bisnis internal dinilai
tempat lain. Dalam hal ini para pegawai Dinkominfo baik dengan total skor wawancara yaitu
tidak membahas mengenai berhentinya pegawai, 78,21. Penilaian ini didapat dari indikator
karena hal ini cukup jarang terjadi. Hal yang sering penilaian yaitu sarana dan prasarana,
mengganggu para pegawai tingkat mutasi PNS di dukungan teknologi dan informasi,
lingkungan Pemerintah Kota Surabaya bisa dikatakan pengembangan inovasi, proses rekrutmen
cukup tinggi. Permutasi yang terjadi di lingkungan pegawai dengan merit sistem, kuantitas
Pemerintah, termasuk Dinas Komunikasi dan pegawai atau jumlah pegawai, kompetensi
Informatika Kota Surabaya hanya terjadi pada PNS. pegawai, serta kemudahan informasi. Nilai
Hal ini terjadi karena PNS merupakan pegawai yang ini menunjukkan bahwa Kinerja Dinas
telah terdaftar dan dikelola oleh daerah. Berbeda Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya
dengan pegawai outsourcing atau yang biasa dinilai baik dari segi proses bisnis internal
dipanggil pegawai honorer atau pegawai kontrak organisasi. Dari beberapa indikator yang
yang nasibnya sepenuhnya berada di tangan instansi digunakan untuk menilai kinerja, terdapat
yang merekrut. beberapa indikator yang dinilai sangat baik
dan juga ada yang dinilai kurang baik.
Indikator yang dinilai sangat baik

60
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 2, Mei-Agustus 2016

diantaranya adalah dukungan teknologi dan pegawai yang bekerja di Dinas terkait agar dapat
informasi, pengembangan inovasi, proses meningkatkan kompetensi pegawai secara
rekrutmen, kompetensi pegawai, dan juga berkelanjutan dan para pegawai dapat dengan
kemudahan informasi. Sedangkan indikator mudah beradaptasi dengan adanya teknologi
yang dinilai kurang baik adalah kuantitas baru. Karena Dinas Komunikasi dan Informatika
atau jumlah pegawai karena jumlah pegawai Kota Surabaya bertugas untuk memelihara
yang ada di Dinas Komunikasi dan jaringan internet yang ada di lingkungan
Informatika Kota Surabaya dianggap masih pemerintah, maka dibutuhkan pelatihan teknisi
kurang memadai apabila dibandingkan jaringan computer sehingga pegawai yang telah
dengan beban kerja yang ada. berkompeten dapat ditugaskan sebagai
3. Perspektif pembelajaran dan pemelihara jaringan yang selama ini masih
pertumbuhan dinilai baik dengan total skor kurang pegawainya.
wawancara 68,57. Penilaian ini didapat dari 3. Sehubungan dengan penelitian ini yang hanya
indikator penilaian yaitu kesesuaian gaji menggunakan perspektif yang berkaitan dengan
dengan beban kerja, adanya sistem reward internal organisasi, maka pembaca yang akan
dan punishment, keterlibatan pegawai dalam melanjutkan penelitian ini disarankan untuk
proses pengambilan keputusan, dukungan menambahkan perspektif pelanggan dalam
dari rekan kerja, pelatihan pegawai, turn penelitiannya agar dapat mengukur kualitas
over dan mutasi pegawai, serta kemampuan pelayanan berdasarkan persepsi masyarakat yang
adaptasi pegawai terhadap penggunaan merupakan pengguna pelayanan publik.
teknologi baru. Nilai ini menunjukkan
bahwa kinerja Dinas Komunikasi dan DAFTAR PUSTAKA
Informatika Kota Surabaya dinilai baik dari
segi pembelajaran dan pertumbuhannya. Cortada, James W. 1996. Total Quality Management:
Secara umum, hampir semua indikator Terapan dalam Manajemen Sistem
memiliki nilai baik, kecuali indikator turn Informasi. Yogyakarta: Andi
over dan mutasi pegawai yang dinilai kurang
baik. Menurut para pegawai, intensitas Dwiyanto, Agus (ed.). 2006. Mewujudkan Good
mutasi pegawai yang berstatus PNS cukup Governance Melalui Pelayanan Publik.
tinggi, sedangkan turn over pegawai relatif Yogyakarta: Gadjah mada University Press.
rendah. Perintah mutasi pegawai ini berasal
dari Pemerintah Kota Surabaya, sehingga
Faizi, Idham Achmad. 2015. Analisis Kinerja PDAM
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Kabupaten Gresik Dengan Pendekatan
Surabaya tidak bisa melakukan tindakan
Balanced Scorecard. Skripsi Universitas
apapun.
Airlangga.
Sesuai dengan hasil pengukuran yang telah
dilakukan, maka diketahui bahwa Dinas Komunikasi
dan Informatika Pemerintah Kota Surabaya memiliki Harmono. 2009. Manajemen Keuangan: Berbasis
kinerja yang baik dengan total skor 74,13. Balanced Scorecard. Pendekatan Teori,
Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta: Bumi
Saran Aksara.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dan kesimpulan di atas, maka saran yang Kaplan, Robert S. & Norton, P. David. 2000.
bisa diberikan peneliti, yaitu : Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi
1. Meningkatkan sarana dan prasarana, terutama Menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga
yang berhubungan dengan jaringan internet
karena sebagian besar pekerjaan Dinas ______________________________. The Balanced
Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya Scorecard: Measures That Drive
berkaitan dengan teknologi yang sangat Performance. Harvard Business Review:
bergantung pada jaringan internet. Jaringan Juli-Agustus 2005 didapat dari
internet yang awalnya 11 MBps bisa ditambah scholar.google.co.id diakses pada 16 April
menjadi 20 MBps dan setiap PC disesuaikan 2016
kecepatan internetnya sesuai dengan kebutuhan.
2. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik
Surabaya sebaiknya melakukan pelatihan untuk (2 ed.). Yogyakarta: UPP STIM YKPN

61
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 2, Mei-Agustus 2016

Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Sholekha, Nisrina. 2009. Kinerja Organisasi (Studi
Manajemen Kontemporer untuk Deskriptif tentang Kinerja Balai Besar
Pelipatganda Kinerja Laporan Keuangan Pengawas Obat dan Makanan Surabaya
Perusahaan (1 ed.). Jakarta: Salemba dalam Mengawasi Keamanan, Manfaat dan
Empat. Mutu Produk Obat di Surabaya). Skripsi
Universitas airlangga
Mulyadi & Setyawan, J. 2001. Sistem Perencanaan
dan Pengendalian Perusahaan (2 ed.). Siagian, Sondang. 1990. Filsafat Administrasi.
Jakarta: Salemba Empat. Jakarta: Haji Masagung

Nazir, Muhammad. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Silalahi, Ulber. 2006. Metode Penelitian Sosial.
Ghalia Indonesia Bandung: Unpar Press

Orpha, Jane. 1997. Metode Evaluasi Kinerja Saluran Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta:
Pemasaran Usahawan Indonesia. Jakarta Erlangga.

Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Solikin, Bagus Rahmat. 2010. Penggunaan Balanced
Bandung: Alfabeta Scorecard sebagai Dasar untuk
Mengevaluasi Pengukuran Kinerja
Pitriani, Aprilla. 2014. Analisis Kinerja Melalui
Organisasi Sektor Publik (Studi Kasus pada
Balanced Scorecard (Studi Pada Dinas
RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Skripsi
Pariwisata Kepulauan Riau). Didapat dari
Universitas Airlangga
http://jurnal.umrah.ac.id diakses pada 9
Januari 2016
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi
Poister, Theodore H. 2003. Measuring Performance (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta
in Public and Nonprofit Organizations. San
Francisco: Jossey-Bass Suwarno & Zaini, Rohmad. Pengaruh Kinerja
Pegawai dan Mutu Pelayanan Pegawai
Prawirosentono, Suyadi. 1999. Manajemen Sumber Terhadap Kepuasan Masyarakat dalam
Daya Manusia: Kebijakan Kinerja Memperoleh Kartu Tanda Penduduk dan
Karyawan, Kiat Menuju Organisasi Kartu Keluarga di Kantor Kecamatan Baki.
Kompetitif dalam Perdagangan Bebas Jurnal Manajemen Bisnis Syariah: No:
Dunia. Yogyakarta: BPFE 01/Th.VII/ Agustus 2012-Januari 2013

Ratminto & Winarsih, Atik Septi. 2005. Manajemen Suyanto, Bagong & Sutinah (ed.). 2005. Metode
Pelayanan (Pengembangan Model Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada
dan Standar Pelayanan Minimal). Media Group.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tjiptono, Fandi & Chandra, Gregorius. 2007. Service,
Robbins, P. Stephen. 1999. Teori organisasi Quality & Satisfaction (2 ed.). Yogyakarta:
(Struktur, Desain, Aplikasi). Jakarta: Archan Andi Offset

Sedarmayanti. 2004. Good Governance: Membangun Ulum, Ihyaul. 2009. Audit Sektor Publik Suatu
Sistem Kinerja Guna Meningkatkan Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara
Produktivitas Menuju Good Governance.
Bandung: Mandar Maju Wibisono, Dermawan. 2006. Manajemen Kinerja:
Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan
__________. 2007. Manajemen Sumber Daya Daya Saing Perusahaan. Jakarta: Erlangga.
Manusia: Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung:
Refika Aditama

62
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X
Volume 4, Nomor 2, Mei-Agustus 2016

Winardi. 2003. Teori Organisasi dan


Pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo
Persada

Yuwono, Sony, DKK. 2006. Petunjuk Praktis


Penyusunan Balanced Scorecard Menuju
Organisasi yang Berfokus pada Strategi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

https://www.surabaya.go.id diakses pada 6 Maret


2015

https://www.jatimprov.go.id diakses pada 6 Maret


2015

https://diskominfo.depok.go.id diakses pada 14 Maret


2015

https://opengovindonesia.org diakses pada 14 Maret


2015

https://upp.polkam.go.id Undang Undang Nomor 14


Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik, diakses pada 20 Maret 2015

https://www.kpk.go.id Undang Undang yang


Mendukung Upaya Memerangi Korupsi,
diakses pada 20 Maret 2015

https://www.komisiinformasi.go.id Peraturan Komisi


Informasi No. 1 Tahun 2010, diakses pada
20 Maret 2015

https://www.seknasfitra.org Indeks Keterbukaan


Badan Publik Menyediakan Informasi
Anggaran secara Berkala, diakses pada 16
Mei 2015

https://www.ti.or.id Measuring Corruption in


Indonesia: Indonesia Corruption Perception
Index 2008 and Bribery Index, diakses pada
tanggal 16 Mei 2015

https://papua.antaranews.com Kabupaten Jayapura


Tuan Rumah Raker PPID se-Papua diakses
pada 7 April 2016

https://www.papua.go.id daftar nama


Kabupaten/Kota di Papua diakses pada 7
April 2016

63

Anda mungkin juga menyukai