Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan Husada Gemilang ISSN 2615-3068, Vol : 1, No 1, Februari 2019

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN


POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS TENAYAN RAYA
PEKANBARU TAHUN 2018
Rosmeri Br Bukit
Dosen DIII Akademi Kebidanan Dharma Husada, Riau, Indonesia
rosmeribrbukit@gmail.com

ABSTRAK
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut disuatu wilayah
tertentu yang sudah disepakati. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan
pemerintah melalui program Puskesmas dan dalam penyelenggaraannya melibatkan peran
serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial. Tujuan peneliti untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan posyandu Lansia di Puskesmas
Tenayan Raya. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan rancangan analitik menggunakan
metode observasional dengan jenis desain cross sectional dengan pengambilan sampel
menggunakan Total Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang
bertempat tinggal diwilayah kerja Puskesmas Tenayan Raya dengan sampel 89 responden
yang dilakukan pada tanggal 19 November 2018. Analisis dilakukan secara univariat,
bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku melakukan
kunjungan ke posyandu mayoritas baik yaitu 65 orang (73%), responden sebagian besar
pengetahuan kurang sebanyak 49 orang (55,1%). Hasil analisis multivariat regresi logistik
ganda menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah variabel akses ke
posyandu dengan nilai POR 12,444. Simpulan dari penelitian ini adalah kunjungan baik tapi
akses ke posyandu masih sangat mempengaruhi lansia untuk mengikuti posyandu. Oleh
karenya, sebaiknya kader-kader posyandu lebih meningkatkan penyuluhan atau sosialisasi
tentang posyandu dan tempat posyandunya harus strategis dan transportasi lancar.

Kata Kunci : Lansia, prilaku, akses ke posyandu

ABSTRACT

Elderly Posyandu is an integrated service post for the elderly in certain decided areas. It is
the advancement of government policy thru the Health Center programs, and its
implementation asks for the elderly, the families, the community leaders, and the social
organizations participation. The aim of the research is to identify the factors that affect the
elderly posyandu attendance at Tenayan Raya Health Center. The research was analytical
descriptive with cross sectional observation and total sampling technique. The population
of the research were all elderly people live near by the Tenayan Raya Health Center with a
sample of 89 respondents which conducted on November 19, 2018. The data were analyzed
over the univariate, bivariate, and multivariate data analysis. The results confirm that the
visit behavior is good in majority (65 respondents or 73%), most of respondents have poor
knowledge (49 respondents or 55.1%). The analysis of multivariate multiple logistic
regression display the variable affects most is that of accessibility to posyandu (POR
12.444). The assumption of the research is that of attendance is at good category, but the
accessibility to posyandu affects most the elderly to attend. It is consequently expected that
the posyandu cadres boost advising or socializing about posyandu, and the place where it is
held must be strategic and transportation runs well.
Keywords : Elderly, behavior, accessibility to posyandu

32
Jurnal Kesehatan Husada Gemilang ISSN 2615-3068, Vol : 1, No 1, Februari 2019

ini, pemerintah telah merencanakan posyandu lansia, mengingatkan lansia jika


pelayanan pada lansia melalui beberapa lupa jadwal posyandu lansia dan berusaha
jenjang. Pelayanan kesehatan ditingkat membantu mengatasi segala permasalahan
masyarakat adalah posyandu lansia, bersama lansia (Notoatmodjo, 2010).
pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar Untuk dapat melakukan semua usaha
adalah Puskesmas, dan pelayanan tersebut maka kader kesehatan di Posyandu
kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah lansia harus dapat meningkatkan
Sakit. Salah satu pelayanan kesehatan yang ketarampilan dalam berkomunikasi secara
berada dekat dengan masyarakat dan dapat verbal dengan lansia untuk dapat membina
dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat dan meningkatkan kesehatan masyarakat,
khususnya pada lansia yaitu posyandu intervensi atau upaya yang ditujukan
lansia (Erfandi, 2008). kepada faktor perilaku ini sangat strategis.
Jenis pelayanan kesehatan yang Peningkatan kemampuan pada kader
diberikan di posyandu lansia antara lain kesehatan diperlukan karena perilaku lansia
pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari, merupakan factor terbesar (Notoatmodjo,
pemeriksaan status gizi, pengukuran 2008).
tekanan darah pelayanan rujukan Sejalan dengan Hasil penelitian
kepuskesmas dan penyuluhan kesehatan. (Henniwati, 2008)bahwa pelayanan kader
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai dan petuga skesehatan yang baik terbukti
kebutuhan dan kondisi setempat dengan sebagai faktor yang mempengaruhi
memperhatikan aspek kesehatan dan gizi keaktifan kunjungan Lansia ke posyandu
lansia dan olah raga seperti senam lanjut Lansia. Pelayanan kesehatan yang bermutu
usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan ditinjau dari sudut pandang lansia dan
kebugaran (Grahacendikia, 2009). masyarakat berarti suatu empati, respek,
Kegiatan posyandu lansia yang berjalan dan tanggap akan kebutuhannya. Pada
dengan baik akan memberi kemudahan umumnya, masyarakat menginginkan
bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan pelayanan yang mengurangi gejala secara
kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup efektif dan mencegah penyakit sehingga
masyarakat di usia lanjut tetap terjaga mereka beserta keluarganya sehat dan dapat
dengan baik dan optimal (Grahacendikia, melaksanakan tugas mereka sehari-hari
2009). tanpa gangguan fisik.
Ada tiga faktor utama yang Dari studi pendahuluan yang
mempengaruhi minat lansia terhadap dilakukan peneliti, masih kurangnya minat
posyandu yaitu, Pertama, faktor lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu
predisposisi yang mencakup pengetahuan dan kegiatan lansia lainnya seperti senam
atau kognitif membentuk tindakan lansia yang diadakan setiap hari rabu dan
seseorang. Perilaku yang didasari oleh kamis, kemungkinan beberapa faktor
pengetahuan dan kesadaran, akan bersifat antara lain kurangnya pengetahun,
langgeng, sebaliknya apabila perilaku itu perilaku, dukungan keluarga, peran
tidak didasari oleh pengetahuan tidak akan petugas dan akses ke posyandu, Sehingga
berlangsung lama. Kedua, factor lansia kurang minat mengikuti posyandu.
pendukung yang mencakup yaitu akses ke Tujuan dari penelitian ini Mengetahui
posyandu dengan tempat tinggal lansia. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Ketiga, faktor penguat mencakup dukungan Kunjungan Posyandu Lansia di
keluarga dan peran petugas yang Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru
mempengaruhi minat lansia terhadap
posyandu oleh lansia. Keluarga dan petugas METODE PENELITIAN
bisa menjadi motivator kuat bagi lansia Penelitian ini bersifat kuantitatif
apabila selalu menyediakan diri untuk analitik menggunakan metode
mendampingi atau mengantar lansia ke observasional dengan jenis desain cross

34
Jurnal Kesehatan Husada Gemilang ISSN 2615-3068, Vol : 1, No 1, Februari 2019

Bivariat

Tabel 1 : Hubungan antara variabel Independen

Posyandu Lansia

Variabel Tidak
Posyandu Total P POR
Independen Posyandu value CI
N (%) N (%)
Pengetahuan
Tidak Baik 21 65,6 11 34,4 32 4,136
Baik 18 31,6 39 68,4 57 0,002 (1,65 -
Total 39 43,8 50 56,2 89 10,36)
Akses Ke
Posyandu
Tidak ada 30 73,2 11 26,8 41 3,818
Ada 9 18,8 39 81,3 48 0,000 (2,34 -
Total 39 43,8 50 56,2 89 6,16)
Dukungan
Keluarga
Tidak mendukung 30 55,6 24 44,4 54 3,611
Mendukung 9 25,7 26 74,3 35 0,006 (1,42-9.14)
Total 39 43,8 50 56,2 89
Peran Petugas
Tidak Aktif 16 57,1 12 42,9 28 2,203
Aktif 23 37,7 38 62,3 61 0,006 (0,88-5,47)
Total 39 43,8 50 56,2 89

Berdasarkan uji statistik, semua dibandingkan dengan lansia yang tidak


variabel faktor-faktor berhubungan dengan mempunyai akses ke posyandu dimana
Kunjungan Lansia ke Posyandu adalah nilai POR = 3,8, lansia yang tidak ada
lansia dengan pengetahuan yang baik dukungan keluarga mempunyai peluang 3,6
tentang kunjungan lansia akan mempunyai kali tidak melakukan kunjungan lansia
peluang 4,1 kali untuk melakukan dibandingkan dengan lansia yang
kunjungan lansia dibandingkan lansia mempunyai dukungan keluarga dimana
dengan pengetahuan yang tidak baik diperoleh nilai POR = 3,6 dan lansia yang
dimana diperoleh nilai POR = 4,1, lansia peran petugas aktif akan mempunyai
mempunyai akses ke posyandu akan peluang 2,2 kali melakukan kunjungan
mempunyai peluang 3,8 kali posyandu dibandingkan dengan lansia yang
melakukan melakukan kunjungan posyandu peran petugas tidak aktif dimana nilai POR
= 2,2.

36
Jurnal Kesehatan Husada Gemilang ISSN 2615-3068, Vol : 1, No 1, Februari 2019

mayoritas memiliki perilaku baik yang pengetahuannya kurang baik. Pengetahuan


melakukan sebanyak 65 orang (73%). merupakan faktor yang penting untuk
Lansia yang akses ke posyandu mudah 12 terbentuknya tindakan seseorang. Suatu
kali akan meelakukan kunjungan ke perilaku yang didasari oleh pengetahuan,
posyandu dibandingkan dengan lansia yang kesadaran ,dan sikap positif , maka perilaku
akses ke posyandu yang susah dimana tersebut akan bersipat langgeng (long
diperoleh nilai POR = 12,4. Akses lasting), sebaliknya bila perilaku tersebut
posyandu yang dekat akan membuat lansia tidak didasari oleh pengetahuan dan
mudah menjangkau posyandu tanpa harus kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat
mengalami kelelahan fisik karena sementara. Sebagian besar pengetahuan
penurunan daya tahan atau kekuatan fisik manusia diperoleh melalui proses
tubuh. Kemudahan dalam menjangkau pengalaman dan proses belajar dalam
lokasi posyandu juga membuat lansia pendidikan baik yang bersifat formal dan
merasa aman sehingga mendorong minat informal (Notoadmojo, 2007).
lansia untuk mengikuti posyandu. Sejalan Sejalan dengan Penelitian (Kurniasari,
dengan peneliti Sunartyasih (2011) dengan 2013) dengan judul faktor-faktor yang
judul hubungan akses ke posyandu mempengaruhi perilaku kunjungan
kelelahan fisik yang mengikuti kegiatan masyarakat terhadap pemanfaatan
posyandu lansia. menunjukkan hasil dari 47 pelayanan posyandu, dari 40 responden
responden mengatakan jarak tidak terdapat yang tidak memiliki pengetahuan
mempengaruhi lansia untuk mengikuti kurang baik sebanyak 25 orang (60,6%).
kegiatan posyandu sebanyak 39 orang Kemungkinan lansia memiliki pengetahuan
(83%) bahwa faktor akses lansia ke yang kurang karena tingkat pendidikan dan
posyandu berhubungan dengan kehadiran informasi yang diberikan petugas kesehatan
lansia dan kader-kader.
Didukung dengan peneliti sulistyorini Didukung dengan penelitian
(2010) dengan judul gambarang (Nurhayati, 2007) dengan judul faktor-
pengetahuan lansia tentnag posyandu lansia faktor yang mempengaruhi minat lansia
dengan jumlah responden sebanyakn 50 untuk mengikuti posyandu, dari 90
dan 30 responden dengan mudah responden terdapat yang memiliki
mengatakan akses ke posyandu (60%). pengetahuan kurang baik sebanyak 50
Bahwa jarak posyandu yang dekat akan orang (55,5%). kemungkinan ada pengaruh
membuat lansia mudah menjangkau lokasi pengetahuan terhadap minat lansia dalam
posyandu, tanpa mengalami kelelahan fisik, mengikuti posyandu lansia.
sehingga mendorong minat lansia untuk Peneliti berasumsi kurangnya
mengikuti posyandu. Penelitian berasumsi pendidikan dan informasi oleh lansia
bahwa akses yang mudah dijangkau membuat meraka tidak memahami
memudahkan lansia untuk menghadiri pentingnya posyandu untuk kesehatan.
kegiatan posyandu, sehingga derajat hendaknya petugas dan kader-kader selalu
kesahatan lansia meningkat. mengadakan promkes tetang kesehatan
lansia, dan bagaimana cara hidup sehat
Faktor Pengetahuan dengan segala keterbatasan atau masalah
Hasil Analisis hubungan faktor kesehatan yang melekat pada meraka.
pengetahuan diketahui bahwa dari 89 Dengan pengalaman ini, pengetahuan
responden mayoritas memiliki pengatahuan lansia akan menjadi meningkat, yang
kurang baik sebanyak 49 orang (55,1%), menjadi dasar pembentukan perilaku dan
lansia yang mempunyai pengetahuan baik dapat mendorong minat atau motivasi
akan mempunyai peluang 1 kali meraka untuk selalu mengikuti kegiatan
melakukan kunjungan ke posyandu posyandu lansia.
dibandingkan dengan lansia yang

38
Jurnal Kesehatan Husada Gemilang ISSN 2615-3068, Vol : 1, No 1, Februari 2019

kesehatan yang baik dan profesional akan SIMPULAN


membuat pasien merasa senang dan roporsi kunjungan posyandu lansia di
nyaman untuk memeriksa kesehatannya. Puskesmas Tenayan Raya tahun 2018
Bertolak belakang dengan peneliti mayoritas. Variabel yang berhubungan
Lestari (2011) dengan judul faktor-faktor dengan kunjungan posyandu lansia di
yang berhubungan dengan keikut sertaan Puskesmas Tenayan Raya tahun 2018
lansia dalam posyandu lansia. adalah variabel pengetahuan, Akses ke
Menunjukkan bahwa dari 64 responden posyandu, dukungan keluarga dan peran
yang mempengaruhi kunjungan lansia petugas. Terdapat variabel confounding
sebanyak 44 orang (68,7%) kunjungan pada kunjungan lansia yaitu variabel
pelayanan kader dan petugas kesehatan pengetahuan, dukungan keluarga dan peran
yang baik terbukti sebagai faktor yang petugas. Variabel yang paling dominan
mempengaruhi keaktifan kunjungan Lansia pada kunjungan posyandu lansia adalah
ke posyandu Lansia. Pelayanan kesehatan akses ke posyandu.
yang bermutu ditinjau dari sudut pandang
pasien dan masyarakat berarti suatu empati, SARAN
respek, dan tanggap akan kebutuhannya. Saran sebaiknya kader-kader
Pada umumnya, masyarakat menginginkan posyandu lebih meningkatkan penyuluhan
pelayanan yang mengurangi gejala secara atau sosialisasi tentang posyandu dengan
efektif dan mencegah penyakit sehingga leaflet, banner atau video lansia sehat saat
mereka beserta keluarganya sehat dan dapat rajin posyandu dan tempat posyandunya
melaksanakan tugas mereka sehari-hari harus strategis dan transportasi lancar.
tanpa gangguan fisik.
Diperkuat peneliti (Kresnawati and DAFTAR PUSTAKA
Kartinah, 2012) dengan peneliti Widjajono Artinawati (2014) Asuhan Keperawatan
(2009) yang berjudul gambaran faktor Gerontik. In Media.
tentang perilaku kunjungan posyandu Grahacendikia (2009) ‘Faktor - faktor Yang
lansia, menunjukkan bahawa jumlah Mempengaruhi Penurunan Minat
responden 55 orang dengan kunjugan Lansia Terhadap Posyandu Lansia’,
kurang baik sebanyak 30 (50,7%). Ini grahacendikia.wordpress.com.
menunjukkan hasil bahwa pelayanan Handayani, D. and Wahyuni (2012)
petugas berpengaruh secara signifikan dan ‘Hubungan Dukungan Keluarga
positif terhadap variabel partisipasi. dengan Kepatuhan Lansia dalam
Pelayanan petugas Posyandu Lansia Mengikuti Posyandu Lansia di
diantaranya kader posyandu yang direkrut Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan
dari masyarakat yang mau bekerja secara Kecamatan Weru Kabupaten
suka rela tanpa imbalan materi dan petugas Sukoharjo Gaster, Februari’, 9(1).
puskesmas yang membantu pelaksanaan Henniwati (2008) ‘Faktor-faktor yang
posyandu yang diharapkan memberikan Mempengaruhi Pemanfaatan
pelayanan yang baik dalam kegiatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di
posyandu lansia. Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten
Peneliti berasumsi bahwa peran kader Aceh timur’, Universitas Sumatera
tidak mempengaruhi pemanfaatan Utara.
posyandu lansia, walaupun kader memiliki Kemenkes RI (2015) ‘Situasi dan analisis
peran penting dalam meningkatkan lanjut usia’, Kementerian Kesehatan
kunjungan lansia ke posyandu. Disebabkan RI.
masih rendah kesadaran lansia dalam Kresnawati, I. and Kartinah (2012)
pemanfaatan posyandu. ‘Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Keaktifan Lansia (Lanjut Usia)
dalam Mengikuti Kegiatan di

40
Jurnal Kesehatan Husada Gemilang ISSN 2615-3068, Vol : 1, No 1, Februari 2019

Posyandu Lansia Desa Gonilan Puskesmas Hevetia Medan.


Kecamatan Kartasura.’, Universitas Universitas Sumatra Utara.
Muhamadiyah Surakarta. Nurhayati, K. (2012) Faktor-faktor yang
Kurniasari, L. (2013) Hubungan antara mempengaruhi lansia dalam
Tingkat Pengetahuan, Tingkat pemanfaatan pos binaan terpadu
Pendidikan dan Status Pekerjaan (Posbindu). UR : Naskah Asli Tidak
dengan Motivasi Lansia Berkunjung ke Dipublikasikan.
Posyandu Lansia di Desa Dadirejo Dinkes Riau (2010) ‘Profil Kesehatan
Kecamatan Tirto Kabupaten Provinsi Riau’.
Pekalongan. Stikes Muhamaddiyah Sunartyasih, R. and Linda, B. (2011)
Pekalongan. ‘Hubungan kendala Pelaksana
Notoatmodjo, S. (2008) Ilmu Perilaku Posbindu Dengan Kehadiran Lansia di
Kesehatan,. Jakarta: Rineka Cipta. Posbindu RW.8 Kelurahan Palasari
Notoatmodjo, S. (2010) Promosi Kecamatan Cibiru Kota Bandung’,
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ISSN 2089-3582.
Nurhayati (2007) Pengaruh Karateristik
Individu Terhadap Pemanfaatan
Posyandu dan Hubungannya dengan
Kemandiriaan Usia Lanjut di

41

Anda mungkin juga menyukai