pada SLE aktif yaitu sebagai penanda manifestasi hematologi. Anemia merupakan temuan khas,
dapat disebabkan oleh hemolisis, dengan hasil tes Coombs positif, kadar haptoglobin rendah, dan
kadar laktat dehidrogenase tinggi, atau dengan mielosupresi. Mekanisme tidak langsung mencakup
penurunan sintesis eritropoietin dan mielosupresi uremikum pada pasien nefritis lupus.
. Leukositosis dapat disebabkan oleh glukokortikoid. Trombositopenia ringan (100000 sampai 150
000/ μl) dapat disebabkan oleh antibodi antifosfolipid. Trombositopenia autoimun berat (kurang
dari 50 000/ μl), disebabkan oleh antibodiantiplatelet, dapat mempersulit diagnosis SLE dan
awalnya mungkin didiagnosis sebagai purpura trombositopenik idiopatik. Pada kasus ini dijumpai
Bila dijumpai 4 atau lebih kriteria diatas, diagnosis SLE memiliki sensitifitas 85% dan
spesifisitas 95%. Sedangkan bila hanya 3 kriteria dan salah satunya ANA positif, maka sangat
mungkin SLE dan diagnosis bergantung pada pengamatan klinis. Bila hasil tes ANA negatif, maka
kemungkinan bukan SLE. Apabila hanya tes ANA positif dan manifestasi klinis lain tidak ada,
maka belum tentu SLE, dan observasi jangka panjang diperlukan. Pada pasien ini sudah didapatkan
ruam malar, artritis, kecurigaan kearah serositis serta gangguan pada hematologi.
ANA-test. Hasil pemeriksaan ANA-test pada pasien ini positif. Dengan ditemukannya 6 kriteria
pada pasien ini, maka pasien ini dapat didiagnosis dengan SLE. Untuk memberikan terapi pada
pasien ini, kita harus menentukan terlebih dahulu derajat ringan atau beratnya SLE pada pasien
ini. Berikut adalah algoritma untuk menentukan derajat beratnya SLE serta penatalaksanaan yang
diberikan sesuai dengan tingkat keparahan SLE. Pada pasien ini didapatkan manifestasi klinis,
artritis serta serositis mayor sehingga pasien dikategorikan sebagai SLE sedang.4