Anda di halaman 1dari 2

Penyakit Jantung Hipertensi Pada Wanita Dengan Kehamilan

Hipertensi kronik dinyatakan bila tekanan darah ≥ 140/90 mm Hg didapati sebelum kehamilan, sebelum
usia kehamilan 20 minggu atau menetap setelah 42 hari post partum.
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang berkembang pada bagian akhir kehamilan, tidak
berhubungan dengan proteinuria atau gambaran preeklamsi dan akan menghilang setelah 12 minggu
postpartum.
Preeklampsia : Serangan baru hipertensi yang terjadi ≥20 minggu kehamilan dengan peningkatan
proteinuria ≥0,3 g/24 jam, dimulai pada trimester 3 dan akan membaik dalam beberapa hari setelah
melahirkan, kembali normal setelah 12 minggu kelahiran.
• Hipertensi (vasokonstriksi) • Proteinuria ≥ 1+ pada tes dipstik (kerusakan glomelular) • Edema perifer
dan wajah (ekstravasasi cairan melalui kapiler yang bocor) • Hiperrefleks atau klonus (‘iritabilitas
serebral’) • Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atas • Bingung • Papila edema
Komplikasi : ibu Eklampsia (kejang: edema serebral) • Sindroma HELLP (hemolisis, peningkatan enzim
hati, trombosit rendah) • Hematoma hati subkapsular • Gangguan fungsi ginjal Edema paru • Koagulasi
intravaskular diseminata (DIC) • Ablasio retina (edema retina) • Kebutaan kortikal (edema serebral
oksipital) • Plasenta abrupsi
Komplikasi : janin • Keterlambatan pertumbuhan janin • Kelahiran mati • Kelahiran prematur iatrogenik
• Morbiditas dan mortalitas neonatal
Pengobatan pada preeclampsia : persalinan, Penatalaksanaan dilakukan hingga usia kehamilan 34
minggu jika memungkinkan, sampai paru-paru janin matang. Pematangan paru janin : betametason (2
dosis terpisah sebesar 12 mg /hari selang 12-24 jam) antara kehamilan 24 sampai 34 minggu.
Pada usia kehamilan berapapun, keselamatan ibu menjadi prioritas utama daripada janin. Mungkin
kehamilan harus dihentikan jika ditemukan preeklampsia berat pada awal-awal kehamilan

Pengobatan hipertensi berat yang akut  tekanan darah ≥160/100 mmHg


nifedipin reaksi cepat 10 mg (jangan diberikan dibawah lidah karena dapat menyebabkan hipotensi tiba-
tiba dan gawat janin), atau labetalol 200 mg
Obat intravena digunakan jika tekanan darah tidak dapat dikendalikan dengan pemberian obat oral,
atau pasien muntah atau tidak dapat minum obat melalui mulut: menggunakan labetalol dan hidralazin
Keseimbangan cairan perjam perlu dimonitor ketat untuk mencegah edema paru: jumlah cairan yang
dimasukkan 80 mL/jam. Pemasangan kateter urin. • Memeriksa tekanan vena sentral jika oliguria atau
edema paru. • Menilai keadaan janin dengan kardiotokografi (CTG). • Pemberian MgSO₄ jika terjadi
preeklampsia yang fulminan dan/atau direncanakan persalinan

Indikasi persalinan : • Hipertensi tidak terkontrol meskipun telah diberikan obat antihipertensi secara
maksimal • Gejala pada ibu (sakit kepala, gangguan penglihatan, dll) • Sindroma HELLP • Gangguan
fungsi ginjal • Edema paru • Eklampsia • Koagulopati • Gawat janin
Penanganan saat persalinan : pervaginam. Induksi persalinan seringkali diperlukan.
SC jika ada indikasi pada kandungan atau jika harus segera dilakukan persalinan karena alasan
keselamatan ibu dan janin
• Pemberian magnesium sulfat untuk profilaksis terhadap eklampsia jika terjadi preeklampsia yang
fulminant. MgSO4 dilanjutkan sampai 24 jam setelah melahirkan • Analgesia regional membantu
menurunkan tekanan darah
Setelah persalinan : Pertimbangkan pemberian tromboprofilaksis dengan heparin berat molekul rendah
(LMWH) • Mempertahankan tekanan darah ≤ 150/100 mmHg dengan obat antihipertensi
Pencegahan praeklampsia pada kehamilan berikutnya • Aspirin dosis rendah (1 x 75 mg) • Kalsium
(sedikitnya 1 g) diberikan pada ibu hamil dengan asupan kalsium rendah

Anda mungkin juga menyukai