Studi Kelayakan Bisnis Klinik Bersalin
Studi Kelayakan Bisnis Klinik Bersalin
Studi Kelayakan Bisnis Klinik Bersalin
EKONOMI KESEHATAN
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Triyani Marwati, SE., AK. CA., M.Kes
Disusun Oleh:
MEISYA JASMINE AULIA
201410104087
Kasus:
Selepas berkuliah di STIKES ‘Aisyiyah, saya menginginkan untuk mendirikan
suatu klinik bersalin yang akan dinamai Medista Husada. Lokasi klinik ini berada
di Jalan GM. Saunan No. 78A Ketapang Kalimantan Barat. Ketapang merupakan
suatu kabupaten yang telah berkembang dan maju dalam bidan kesehatan di
Provinsi Kalimantan Barat. Ketapang telah memiliki satu RSUD, dua RSU tipe C
dan B, beberapa Puskesmas, dan sejumlah praktik dokter maupun praktik bidan
swasta.
Pertanyaan:
1. Apakah langkah pertama yang harus dilakukan?
2. Bagaimana mempersiapkan strategi pemasaran?
3. Bagaimana penyusunan anggaran yang diperlukan?
4. Bagaimana pengelolaan cash flow untuk pembuatan klinik bersalin tersebut?
Jawaban:
1. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam perencanaan pembuatan klinik
bersalin adalah membuat studi kelayakan bisnis (SKB). SKB merupakan
suatu kegiatan yang mempelajari saran mendalam tentang suatu kegiatan atau
usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu
bisnis dijalankan (Kasmir & Jakfar, 2012). SKB juga merupakan penelitian
tentang dapat atau tidaknya suatu proyek investasi dilaksanakan dengan
berhasil (Husnan & Muhammad).
Aspek-aspek yang terdapat dalam SKB adalah:
a. Pendahuluan
b. Aspek pasar dan pemasaran
c. Aspek teknik produksi dan teknologi
d. Aspek manajemen SDM
e. Aspek hukum dan legalitas
f. Aspek sosial dan lingkungan
g. Aspek keuangan dan ekonomi
h. Kesimpulan
Studi Kelayakan Bisnis Klinik Bersalin Medista Husada
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Ketapang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Kalimantan Barat yang memiliki luas wilayah 31.241 Km2 dengan jumlah
penduduk sebanyak 437.613 jiwa (Depkes RI, 2011). Kabupaten Ketapang
merupakan kabupaten dengan luas wilayah yang paling luas dibandingkan
dengan kabupaten lainnya yang terdapat di Provinsi Kalimantan Barat.
Kabupaten ini merupakan kota yang multi suku dan etnis. Suku dan etnis
yang terdapat di Kabupaten Ketapang adalah Suku Dayak, Melayu,
Tionghoa, Jawa, dan Madura.
Masih tingginya angka kematian ibu (AKI) yakni 566 per 100.000
kelahiran hidup serta angka kematian bayi (AKB) 38,41 per 1.000
kelahiran hidup di Provinsi Kalimantan Barat, membuat tenaga kesehatan
di Provinsi ini, khususnya di Kabupaten Ketapang untuk lebih bekerja
keras serta menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
bermutu tinggi. (Depkes RI, 2011).
Fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh Kabupaten Ketapang adalah
RSUD dr. Agoes Djam, RSU Fatima, RB Permata Hati, 12 Puskesmas
yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Ketapang, sejumlah
praktik dokter umum dan dokter spesialis, serta sejumlah bidan praktik
mandiri (BPM), dan balai kesehatan lainnya. Meskipun penyelenggara
pelayanan kesehatan di Kabupaten Ketapang sudah banyak dan memadai,
namun sangat diperlukan sebuah penyelenggara kesehatan dengan mutu
dan kualitas yang tinggi, agar diharapkan dapat menekan AKI dan AKB di
Provinsi Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Ketapang.
Demi menurunkan AKI dan AKB, serta mewujudkan visi kesehatan
Republik Indonesia tahun 2015, yakni Masyarakat Sehat Yang Mandiri
dan Berkeadilan, maka pendirian dan pembangunan Klinik Bersalin
Medista Husada ini sangat diperlukan dalam rangka membantu pemerintah
Indonesia untuk memberikan pelayanan dengan mutu dan kualitas yang
prima, demi terwujudnya Masyakarat Sehat Yang Mandiri dan
Berkeadilan, serta menurunnya AKI dan AKB di Provinsi Kalimantan
Barat.
B. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Memberikan gambaran mengenai pendirian Klinik Bersalin Medista
Husada, sehingga investor dapat mempertimbangkan untuk menanamkan
modal dalam usaha ini.
D. Pihak Terkait
a. Investor
b. Bank
c. Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang
d. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
2) Pengeluaran Lain-lain
Jenis Jumlah
Obat-obatan Rp. 3.000.000,-
Barang habis pakai Rp. 2.000.000,-
Diit pasien Rp. 5.000.000,-
Listrik Rp. 1.500.000,-
Telepon Rp. 200.000,-
Galon Rp. 250.000,-
Air Rp. 200.000,-
Internet Rp. 250.000,-
Jimpitan Sampah Rp. 25.000,-
Angsuran Utang Rp. 2.500.000,-
Tranport Rp. 400.000,-
Lain-lain Rp. 1.500.000,-
Total Rp. 16. 825.000,-
4. Cash Flow
Penghitungan Laba/Rugi
1) Pengeluaran Pertahun
Jenis Pengeluaran Jumlah Total
Tenaga Kerja 12 x Rp.21.900.000,- Rp. 262.800.000,-
Lain-lain 12 x Rp.16.825.000,- Rp. 201.900.000,-
Anggaran Rp. 1.102.000.000,- Rp. 1.102.000.000,-
Pengeluaran
Total Rp. 1.566.700.000,-
2) Pendapatan Perbulan
Jenis Pendapatan Jumlah Total
20 Pahelin 20 x Rp. 1.000.000 Rp. 20.000.000,-
20 Hypnobirthing 20 x Rp. 2.000.000,- Rp. 40.000.000,-
20 Water Birth 20 x Rp. 2.000.000,- Rp. 40.000.000,-
15 SC 15 x Rp. 10.000.00,- Rp. 150.000.000,
Total Rp. 250.000.000,-
3) Pendapatan Pertahun
Rp. 250.000.000,- x 12 = Rp. 3.000.000.000,-
4) Laba Rugi
Pendapatan per tahun Rp. 3.000.000.000,-
Pengeluaran per tahun Rp. 1.566.700.000,-
Laba Sebelum Pajak Rp. 1.433.300.000,-
Potongan pajak per tahun Rp. 143.330.000,-
(10%)
Laba Rp. 1.289.970.000,-
5) Perhitungan Kembalinya Modal
Modal dibagi laba = Rp. 1.900.000.000,- : Rp. 1.289.970.000,-
= 1,47
Jadi kembalinya modal setelah 1 tahun 4 bulan 7 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir & Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada Grup.
Husnan, Suad & Muhammad, Suwarsono. 2008. Studi Kelayakan Proyek. Edisi 4.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.