Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR/ BBL

LAPORAN KELOMPOK 3

Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners


Departemen Keperawatan Anak
Ruang NICU RS Lavalett

Disusun oleh:

SITI RAIKHANAH
AGUS TRIONO
YENNY AULI DIANA HARTOPO
KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2019
PROGRAM PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Jl. Veteran Malang – 65145, Jawa Timur

– Indonesia Telp. (62) (0341) 551611 –

Fax. (62) (0341) 564755

http://fk.ub.ac.id/

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kelompok SAP Perawatan Bayi Baru Lahir/ BBL ini dibuat dalam rangka Praktik
Departemen Keperawatan Anak mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Universitas Brawijaya
Malang di RS Lavalette Malang.

Malang, 11 Mei 2019


Mahasiswa

Kelompok 3
1750702091

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Preceptor Klinik

Ns.Nurona S.Kep.M Biomedik ………………………………………………


……………………………………………… …
… NIP.
NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR/ BBL

Pokok Bahasan : Perawatan BBL


Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian jenis perawatan BBL
2. Memandikan bayi pada BBL
3. Perawatan tali pusat pada BBL

Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang NICU RS Lavalette Malang


Hari / tanggal : Sabtu/ 11 Mei 2019
Jam : 10.00 WIB
Waktu : 20 menit
Tempat : Ruang NICU RS Lavalette Malang

I. Tujuan Umum
Pasien dan keluarga lebih memahami dan lebih mengerti mengenai Perawatan Bayi
Baru Lahir

II. Tujuan Khusus


1. Pasien dan keluarga dapat mengerti dan memahami pengertian jenis perawatan BBL
2. Pasien dan keluarga dapat mengerti dan memahami memandikan bayi pada BBL
3. Pasien dan keluarga dapat mengerti dan memahami perawatan tali pusat pada BBL
III. Materi
Terlampir
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
V. Media/Alat
1. Laeflet
2. LCD
3. Video
VI. Pengorganisasian
Moderator : Agus Triono
Penyaji : Siti Raikhanah
Notulen : Yenny Auli DH
Fasilitator : Yenny Auli DH

VII. Seting
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan penyaji

Keterangan:

: Penyaji : Notulen

: Moderator : Peserta

: Fasilitator

Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu
1. Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam 5 menit
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Mengingatkan kontrak - Memperhatikan dan
menjawab
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan dan
mencatat
- Memberikan leaflet - Mengucapkan terima
kasih dan tersenyum

2. Isi - Menjelaskan tentang - Memperhatikan, 15 menit


pengertian jenis bertanya, diskusi
perawatan BBL - Memperhatikan,
- Menjelaskan tentang bertanya, diskusi
memandikan bayi pada - Memperhatikan,
BBL bertanya, diskusi
- Menjelaskan tentang
perawatan tali pusat pada - Memperhatikan,
BBL bertanya, diskusi
- Memperhatikan,
bertanya, diskusi
3. Penutupan 5 menit
- Mengevaluasi perasaan - Mengungkapkan
peserta setelah perasaan
penyuluhan setalahpenyuluhan
- Mengajukan beberapa - Bertanya tentang
pertanyaan materi penyuluhan
yang belum paham

VIII. Evaluasi Hasil


1. Sebutkan jenis perawatan BBL?
2. Bagaimana cara memandikan BBL?
3. Bagaimana cara merawat tali pusat BBL?

IX. Daftar Pustaka


Dep. Kes. RI. 2005. Pedoman pelaksanan stimulasi, deteksi dan intervensi dini bayi baru
lahir.
Gant, Norman F & F. Gary Cunningham. (2011). Dasar-dasar Ginekologi & Obstetri. Jakarta:
EGC
Saifuddin, 2002. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Yulifah, Rita & Tri Johan Agus Yuswanto. (2009). Komunikasi & Konseling dalam
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

A. Memandikan Bayi
1. Pengertian
Memandikan bayi yang benar adalah cara membersihkan tubuh bayi dengan air
dengan cara menyiram, merendam diri dalam air ( Choirunisa, 2009).
2. Persiapan
 Mencuci tangan kemudian dikeringkan.
 Mempersiapkan alat-alat:
a. Termometer
b. Pakaian bayi lengkap (baju, popok, kain bedong, kaos kaki, sarung tangan dan
topi)
c. Handuk
d. Sabun bayi
e. Waslap 2 buah
f. Shampoo bayi (yang tidak pedih di mata)
g. Baby oil, baby lotion, baby cologne
h. Bedak
i. Minyak telon
j. Kassa
k. Kapas mata (dibasahi dengan air matang)
l. Sisir
m. Kom sedang 2
n. Cotton buds
o. Bak mandi
p. Air panas
3. Penatalaksanaan
a. Mengisi air dingin ke dalam bak mandi bayi kira-kira 10-15 cm dari dasar bak mandi,
kemudian tambahkan air panas hingga hangat-hangat kuku (cek dengan siku).
b. Mengalas tempat tidur/ meja dengan handuk atau meletakkan handuk pada dada
petugas.
c. Mengatur pakaian bayi yang bersih sesuai dengan urutan. (bedong, baju bayi, popok,
topi, kaos kaki, kaos tangan).
d. Mengukur suhu tubuh bayi, dengan meletakkan termometer di ketiak bayi. Apabila
bayi dengan suhu tubuh rendah, tunda untuk memandikan bayi sampai suhu tubuh
stabil.
e. Membuka pakaian bayi sambil memeriksa apakah bayi BAK/BAB, kemudian bayi
dibedong.
f. Membasahi rambut bayi kemudian diberi shampo yang tidak pedih di mata.
g. Bilas rambut bayi hingga bersih, lalu keringkan dengan handuk (membilas bisa
dilakukan dengan membawa bayi mendekati bak kemudian dibilas, atau dapat dibilas
saat bayi dimandikan).
h. Membersihkan mata bayi dengan kapas mata yang sudah dibasahi dengan air
matang dari arah luar ke dalam.
i. Membersihkan hidung dan telinga bayi dengan cotton buds.
j. Membersihkan mulut bayi dengan kassa yang diberi air hangat dengan gerakan
memutar.
k. Membersihkan muka dan telinga bayi dengan menggunakan waslap, keringkan
dengan handuk.
l. Membersihkan daerah kemaluan dan bokong dengan kapas yang diberi air hangat,
dengan arah dari depan ke belakang lalu kapas dibuang (jangan menggunakan
kapas bolak balik). Pada bayi laki-laki bagian ujungnya ditarik dan dibersihkan.
Bersihkan sampai bersih untuk menghindari ruam popok.
m. Membuka kain bedong, basahi tubuh bayi dengan waslap, kemudian menyabuni
tubuh bayi dengan urutan tubuh, paha, kaki, kedua lengan bagian depan dan
belakang, lalu miringkan bayi dan menyabuni tubuh bagian belakang.
n. Membersihkan tubuh bayi dari sabun dengan menggunakan waslap hingga bersih.
o. Gendong bayi ke dalam bak mandi dengan cara pegangi bayi sedemikian rupa
sehingga lengan kiri ibu berada di bawah tengkuknya dan jari-jari tangan kiri
mencengkeram disekitar ketiak.
p. Bersihkan tubuh dalam bak mandi daerah leher, tengkuk, telinga luar, tubuh bayi
serta lipatan-lipatan tubuh secara hati-hati.
q. Tengkurapkan bayi dengan hati-hati dan bersihkan anggota tubuh bagian belakang.
Setelah bersih terlentangkan kembali.
r. Mengangkat bayi dan selimuti dengan handuk, keringkan tubuh bayi secara
perlahan-lahan dengan cara menekan-nekan handuk pada tubuh bayi.
s. Rawat tubuh bayi dengan baby lotion pada kaki, tangan dan beri minyak telon sekitar
perut, dada dan punggung, serta beri baby lotion pada daerah lengan dan kaki. Bila
tali pusat belum lepas, bungkus tali pusat dengan kassa steril kering.
t. Setelah dikeringkan, bayi dapat diberi bedak. Cara membedaki yang benar adalah
dengan menggunakan baby cream dan dioleskan terutama pada lipatan daerah paha
saja dan bokong, karena jika bagian mulut genital diberi bedak maka dapat
menyebabkan infeksi bila bedak tersebut masuk kedalam urethra/vagina, selain itu
dapat menyumbat saluran kencing pada bayi laki-laki
u. Kenakan baju bayi dimulai popok, baju bayi, kaos kaki, kaos tangan, dan bungkus
bayi dengan bedong.
v. Sisiri bayi, beri bedak tipis-tipis dan jangan terkena mata atau hidung, lalu beri topi,
lalu tidurkan bayi pada tempat yang aman.
w. Rapikan/bereskan peralatan yang telah digunakan.
x. Cuci tangan lalu dikeringkan.

B. Menjaga Suhu Tubuh Bayi


1. Klasifikasi Suhu Bayi
a. Suhu normal : 36,5 0C – 37,5 0C
b. Hipotermi ringan : 36 – < 36,5 0C
c. Hipotermi berat : < 32 0C
d. Hipertermi : > 37,5 0C
2. Mekanisme Hilangnya Panas Pada BBL
Bayi kehilangan panas melalui empat cara, yaitu:
a. Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin. Bayi yang diletakkan di atas meja, tempat tidur
atau timbangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas tubuh
akibat proses konduksi
b. Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar dengan
udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang ilahirkan atau ditempatkan dalam
ruangan yang dingin akan cepat mengalami panas. Kehilangan panas juga
dapat terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk ruangan.
Suhu udara di kamar tidak boleh kurang dari 20°C dan sebaiknya tidak berangin.
Tidak boleh ada pintu dan jendela yang terbuka. Kipas angin dan AC yang kuat
harus cukup jauh dari bayi.
c. Evaporasi
Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi.
Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan
tubuh setelah bayi lahir karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Hal yang
sama dapat terjadi setelah bayi dimandikan. Karena itu bayi harus dikeringkan
seluruhnya, termasuk kepala dan rambut, sesegera mungkin setelah dilahirkan.
Lebih baik lagi menggunakan handuk kering dan hangat untuk mencegah
kehilangan panas secara konduksi.
d. Radiasi
Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi yang ditempatkan dekat
benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh
bayi. Bayi akan mengalami kehilangan panas melalui cara ini meskipun benda
yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tubuh bayi.
3. Cara Mencegah Bayi Hipotermi
a. Segera mengganti popok/baju yang basah karena BAB/BAK bayi.
b. Menunda memandikan bayi apabila suhu tubuh rendah.
c. Mengenakan topi untuk mencegah penguapan panas tubuh bayi.
d. Bayi dirawat dalam suhu ruangan yang hangat, dan tidak dekat dengan
penghantar udara dingin seperti kipas angin, AC ataupun jendela.
e. Pada bayi BBLR, bayi dapat dirawat dengan metode kanguru

C. Perawatan Tali Pusat


1. Pengertian
Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan,
penyelenggaraan. Hal yang paling terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah
memastikan tali pusat dan area disekelilingnya selalu bersih dan kering, selalu mencuci
tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat.
Selama tali pusat belum puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke
dalam air. Cukup diusap saja dengan kain yang direndam air hangat. (Endang, 2010).
2. Tujuan Perawatan Tali Pusat
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus
pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus
kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat yang tidak steril, pemakaian obatobatan,
bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan
infeksi (Wiknjosastro, 2006).
Menyatakan bahwa tujuan merawat tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya
penyakit tetanus pada bayi baru lahir,sehingga tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak
masuk sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan
oleh Clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun), yang masuk melalui
luka tali pusat karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih (Saifuddin, 2002).
3. Cara Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat merupakan salah satu perawatan neonatus terutama pada dua
minggu pertama kehidupan. Ibu harus menjaga tali pusat tetap bersih dan kering sampai
akhirnya terlepas (Shelov, 2004).
Cara perawatan tali pusat:
1. Perawatan Tali Pusat Kering
a. Siapkan alat-alat
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat.
c. Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa. Pembersihan tali pusat bayi yang telah
dipotong yaitu : dari bagian tali pusat yang dipotong ke arah pusar dengan
gerakan satu arah. Indikasinya agar bagian yang dipotong tidak terkena kotoran
dari pusar.
d. Setelah bersih, tali pusat dibungkus dengan kain kasa steril kering.
e. Setelah tali pusat terlepas/puput, pusat tetap diberi kasa steril.
f. Cara perawatan tali pusat kering adalah membungkus tali pusat dengan kasa
dan mengkondisikan tali pusat tetap kering. Jika tali pusat berbau diberi gentian
violet (Marjono, 2007).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya lepasnya tali pusat


Lepasnya tali pusat menurut (Wawan, 2010) dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
adalah :
a) Cara perawatan tali pusat, penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang
dibersihkan dengan air, sabun dan di tutup dengan kassa steril cenderung lebih
cepat puput (lepas) dari pada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol.
b) Kelembaban tali pusat, tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun,
karena akan membuatnya menjadi lembab.
c) Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi.
d) Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus, Spora C. Tetani yang masuk
melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi
syarat kebersihan.
e) Timbulnya infeksi pada tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak
memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan
bambu/gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu,
tanah, minyak daun-daunan, kopi dan sebagainya.
5. Tanda infeksi pada tali pusat
a) Bernanah
Kondisi ini bisa muncul jika kurang benar dalam merawat tali pusat, seperti
menggunakan bahan tidak steril dan menggunakan ramuan yang dibubuhkan di tali
pusat sehingga kuman mudah tumbuh dan berkembangbiak.
b) Bau Tidak Sedap
Bau Tidak sedap muncul pada tali pusat menandakan bahwa tali pusat terinfeksi.
Lalu tali pusat akan bernanah dan berlendir. Selain itu juga ditandai dengan
kemerahan di sekitar pusar.
c) Tidak Banyak Menangis
Bayi yang terinfeksi umumnya tidak banyak menangis sebaliknya banyak tidur.
Gejala ini ditandai dengan bayi malas minum, demam dan yang paling parah
sampai terjadi kejang.

Anda mungkin juga menyukai