Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

POSYANDU

DOSEN PE

PENGAMPU :

Dr. Tri Wijayanti, S.Farm.,MPH.,Apt

DISUSUN OLEH :

AMALIA MIFTAJUL JANNAH. (23175315A)


I PUTU WIRATAMA (23175333A)
CINDY CLOUDIA LORENTIA (23175338A)
SESILIA PUTRI NANDITA (23175339A)
CYNTHIA MALIR (23175342A)

PROGAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program


pembangunan secara keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat,
pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan kegiatan swadaya
masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan pemerintah, maka
pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan usaha memperluas
jangkauan layanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan peran
aktif dari masyarakat sendiri. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam
bidang kesehatan sangat tergantung pada peran aktif masyarakat yang
bersangkutan.

Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka


pembangunan dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan
mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut
erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia
sebagai modal dasar pembangunan nasional. Pengembangan sumber daya
manusia merupakan suatu upaya yang besar, sehingga tidak hanya dilakukan
oleh pemerintah saja tanpa adanya keterlibatan masyarakat. Hal ini merupakan
suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya oleh
pemerintah melainkan perlu peran serta masyarakat. Untuk mempercepat angka
penurunan tersebut diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam
mengelola dan memanfaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik
masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan
umum. Posyandu tersebar di lebih dari 70.000 desa di Indonesia. Pada tahun
2010, diperkirakan sekitar 91,3% anak 6-11 bulan dan 74,5% balita dibawa ke
Posyandu sekurang-kurangnya satu kali selama enam bulan terakhir.

Tujuan didirikannya Posyandu adalah dalam upanya untuk menurunkan


angka kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga
kecil bahagia dan sejahtera, Pos pelayanan terpadu (Posyandu) ini merupakan
wadah titik temu antara pelayanan professional dari petugas kesehatan dan peran
serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama
dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran. Posyandu
merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang
kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat,
penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih di bidang
kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan
pemudi. Kader kesehatan merupakan perwujutan peran serta aktif masyarakat
dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat,
kegiatan diperioritaskan pada lima program dan mendapat bantuan dari petugas
kesehatan terutama pada kegiatan yang mereka tidak kompeten memberikannya.

Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan


terpilih yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas
mengenai pelayanan kesehatan dasar. Kader-kader ini diperoleh dari wilayah
sendiri yang terlatih dan terampil untuk melaksanakan kegiatan rutin di
Posyandu maupun di luar hari buka Posyandu. Untuk mewujudkan tujuan
posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan yang
berkualitas oleh kader Posyandu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan posyandu?
2. Apa saja manfaat posyandu?
3. Sebutkan tujuan posyandu?
4. Apa saja jenis-jenis posyandu?
5. Siapa pengelola dan sasaran posyandu?
6. Sebutkan apa saja kegiatan posyandu?
7. Siapa yang memberikan biaya posyandu?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan posyandu.
2. Mengetahui manfaat dari posyandu.
3. Mengetahui tujuan dari posyandu.
4. Mengetahui apa saja jenis jenis posyandu.
5. Mengetahui siapa pengelola dan apa saja sasaran posyandu.
6. Mengetahui apa saja kegiatan posyandu.
7. Mengetahui siapa yang memberikan biaya posyandu

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh


dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari. 2005).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemmudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar/social dasar untuk mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen Kesehatan RI. 2006 ).
Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program
dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan
dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 2009).

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan


kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat
dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari
petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai strategis untuk
pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai
strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam
peningkat mutu manusia di masa yang akan datang dan akibat dari proses
pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :

a. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk


menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai
usia balita.
b. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk
membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun
mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
c. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.

Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan


sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan pengembangan
Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk intervensi ini. Intervensi ke 3
perlu dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek Poleksosbud.
B. Manfaat Posyandu
1. Bagi Masyarakat :
a) Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga
sehingga:
- Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau
pertumbuhannya.
- Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali,
BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali.
- Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru
(100.000 SI)
- Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah
(200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)
b) Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
c) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
dasar.
d) Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
e) Mendukung pelayanan KB.
f) Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan.
g) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu.
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh Masyarakat
a) Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan.
b) Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Bagi Puskesmas
a) Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan
kesehatan S1.
b) Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan.
c) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian
pelayanan secara terpadu.
4. Bagi Sektor Lain
a) Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah.
b) Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-
masing.

C. Tujuan Posyandu
Tujuan didirikannya Posyandu Yaitu :
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu
Hamil, melahirkan dan nifas).
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

D. Jenis Posyandu
Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes RI 2006,
Posyandu secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu :
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang
ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta
jumlah kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak
terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader
yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang
dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat
serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan


kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak
5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah
yaitu < 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat
adalah meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat
sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
Posyandu.

3. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan


kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak
5 (lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu
menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

4. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan


kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima)
orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu
menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih
dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu Intervensi
yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana sehat,
sehingga terjamin kesinambungannya.

E. Pengelola dan Sasaran Posyandu

Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/ keluarga, utamanya


adalah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS.
1. Tingkat desa dan kelurahan

Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan


Pembinaan mutu Posyandu ditingkat desa dan kelurahan sebagai berikut
:

a) Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades/Lurah).


b) Penggungjawab operasional: Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)
c) Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua
Tim Penggerak PKK).
d) Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD
e) Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.
2. Pokjanal Posyandu

Pokjanal Posyandu yang dibentuk disemua tingkatan


pemerintahan terdiri dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara
langsung dalam pembinaan Posyandu yaitu :

a) Tingkat Propinsi : BKKBN, BKKBN tingkat provinsi terdiri dari PMD


(Pembinaan Masyarakat Desa), Bappeda, dan Tim Penggerak PKK.
b) Tingkat Kab/Kodya : Kantor Depkes/Kantor Dinkes, BKKBN, PMD,
Bappeda.
c) Tingkat Kecamatan : Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas,
Pembina petugas Lapangan, KB, Kaur Bang (Kepala Urusan
Pembangunan), dan KPD (Kader Pembangunan Desa)
Pokjanal Posyandu bertugas :
a) Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program.
b) Menyiapkan kader.
c) Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan masalah.
d) Menyusunan rencana.
e) Melakukan pemantauan dan bimbingan.
f) Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait.
g) Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.
F. Kegiatan Posyandu

Beberapa kegiatan di Posyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan


Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain:

1. Kesehatan Ibu dan Anak

a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta


bayi, anak balita dan anak prasekolah.
b) Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk
karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian makanan
tambahan vitamin dan mineral
c) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya
d) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA.
2. Keluarga Berencana

a) Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan


perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena
melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi
b) Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya

3. Immunisasi
Imunisasi Tetanus Toksoid 2 kali pada ibu hamil. Pada bayi umur 0-
11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali,
DPT 3 kali dan campak 1 kali. Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul
vitamin A warna biru (100.000 SI). Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul
vitamin A warna merah (200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari dan Agustus).

4. Peningkatan gizi

a) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.


b) Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori
cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada ibu yang
menyusui.
c) Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun.
5. Penanggulangan Diare
Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh
kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:

a. Kesehatan Ibu dan Anak


b. Keluarga Berencana
c. Immunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan Diare
f. Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air
limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman.
g. Penyediaan Obat essensial

Berdasarkan hal diatas adapun kegiatan pokok yang dilakukan


dalam pelaksanaan Posyandu yaitu :

a. KIA
b. KB
c. Imunisasi
d. Gizi.
e. Penanggulangan Diare

G. Pembiayaan Posyandu
Adapun beberapa pembiayaan yang didapatkan untuk melakukan
posyandu didapatkan dari:
1. Sumber Daya Masyarakat
a. Iuran Pengguna Posyandu
b. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
c. Sumbangan dari perorangan atau kelompok masyarakat
d. Dana social keagamaa, misalnya zakat, infak dsb
2. Swasta/ Dunia Usaha

Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat perusahaan


dan bantuannya dapat berupa dana, prasarana atau tenaga sukarelawan.
3. Hasil Usaha

Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha dimana


hasilnya dapat disumbangkab untuk pengelolaan Posyandu, contohnya
Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan Taman Obat Keluarga (TOGA).

4. Pemerintah

Bantuannya berupa dana stimulant atau dalam bentuk sarana dan


prasarana Posyandu.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Melihat efesiensi pelayanan serta manfaat dari Posyandu, tentunya


upaya-upaya yang sudah berjalan harus ditingkatkan agar anggota masyarakat
dapat menolong diri dan keluarganya dalam bidang kesehatan juga yang lebih
penting dengan mengikuti kegiatan Posyandu secara teratur bagi yang
mempunyai balita. Dapatlah tercapai apa yang kita harapkan yaitu sumber daya
manusia yang berkemampuan dalam menghadapi kehidupan dimasa yang akan
datang. Namun kita tidak boleh menutup mata untuk memperhatikan para kader
yang sangat banyak pengorbanannya dalam mangelola Posyandu, baginya tidak
lupa perhatian kita padanya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta: EGC.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Buku Panduan Kader Posyandu


Menuju Keluarga Sadar Gizi. Direktorat Bina Gizi.

Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta
Masyarakat dalam UPKM. Dalam http://www.library.usu.ac.id.
Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai