Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


DI
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN (KKP)

Judul

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti


Ujian Nasional (UN)
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Disusun Oleh:

Nama : Mita Carina Karnadi


NIS : 11249
Kelas : XI
Kompetensi Keahlian : Akuntansi & Keuangan Lembaga (AKL)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 19 JAKARTA


Jl. Danau Limboto No. 11 Bendungan Hilir Jakarta Pusat, 10210
Telp./Fax : (021) 5734929, E-mail : smk_19jkt@yahoo.com
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan pada Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP)
Tahun Pelajaran 2018/2019 ini telah disetujui dan disahkan pada:

Hari/ Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II
Guru SMK Negeri 19 Jakarta (unsur DU/DI)

…………............................. …………………………..
NIP NIP.

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 19 Jakarta Ka.Komp.Keahlian AKL

Drs. Suhendar Sumiati Sunarsih, S.Pd


NIP. 196101251987031002 NIP.197904252014122002
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan Rahmat dan Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan baik. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dilaksanakan di Kementerian Kelautan dan Perikanan proyek keuangan yang
beralamat di Jl. Batu No. 1, RT. 6/RW. 1, Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110
mulai tanggal 1 April 2019 sampai dengan tanggal 30 April 2019 Laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Nasional
SMK NEGERI 19 JAKARTA.

Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membimbing saya dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
ini, antara lain:

1. Bapak Drs. Suhendar, selaku Kepala SMK NEGERI 19 JAKARTA


2. Bapak/Ibu Pimpinan perusahaan
3. Ibu Endang Sukasih, S.Pd. selaku Waka Bidang DU/DI SMK NEGERI 19
JAKARTA
4. Bapak/Ibu Ketua Kompetensi Keahlian, Ibu Sumiati Sunarsih
5. Bapak/Ibu Guru Pembimbing
6. Bapak/Ibu Pembimbing di Perusahaan
7. …. dll

Tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak, laporan ini tidak dapat saya
selesaikan dengan baik. Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kekurangan, untuk itu saya memohon saran/kritik yang sifatnya membangun agar
dapat saya jadikan acuan untuk menyusun karya tulis berikutnya.

Jakarta, 2019

Penulis

Mita Carina Karnadi


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan
C. Manfaat Pelaksanaan PKL (Siswa, Sekolah, DU/DI)
D. Tujuan Pembuatan Laporan

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT PKL


A. Gambaran Umum Institusi Pasangan
B. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi Institusi Pasangan
C. Sejarah Institusi Pasangan
D. Jenis Bidang Usaha
E. Disiplin Kerja dan Keselamatan Kerja

BAB III PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI/ DU-DI


A. Waktu Pelaksanaan PKL
B. Tempat Pelaksanaan
C. Langkah-langkah Kerja / Proses kerja
D. Hasil yang diharapkan
E. Hambatan-hambatan yang dialami
F. Pemecahan Masalah

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Saran untuk pihak sekolah
2. Saran untuk pihak DU/DI
3. Saran untuk Peserta didik
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan adalah kegiatan pemagangan bagi pelajar di dunia kerja baik
di bidang industri maupun pemerintahan dan merupakan pembelajaran yang wajib
untuk ditempuh oleh seluruh murid di SMKN 19 JAKARTA. Kegiatan ini memiliki
maksud agar pelajar mendapatkan pengalaman sebelum mereka memasuki dunia
kerja yang sesungguhnya, sehingga pelajar akan mendapatkan bekal dari Praktek
Kerja Lapangan yang sudah dilaksanakan. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan,
pelajar akan mengetahui ketrampilan dan pengetahuan yang perlu dikembangkan dan
perlu dipertahankan.

B. Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Pada umum nya, Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu syarat untuk tugas
akhir atau kelulusan siswa. Kegiatan ini memang sengaja di lakukan untuk
mengembangkan ketrampilan dan pengetauan siswa sebelum meemasuki dunia kerja
sesungguhnya. Adapun tujuan penyelenggaran Praktik Kerja Lapangan ini adalah
sebagai berikut :
B. Tujuan Umum
Keahlian profesi adalah andalan utama untuk menentukan keunggulan keahlian
profesional tenaga kerja dan yang terlibat di dalamnya. Dalam proses produksi di
Indonesia memerlukan tenaga kerja yang ahli dan profesional untuk menghadapi
perkembangan ekonomi global di masa kini.
Maka dimulai dari tahun 1994 di Indonesia dilakukan sistem “Magang” yang
bertujuan untuk saling mengisi dan melengkapi antara pendidikan sekolah dengan
keahlian produktif yang didapat melalui kegiatan Praktik Kerja Industri, sehingga
kegiatan PKL menjadi salah satu modal pendidikan yang efektif
C. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan-pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas dan profesional.
2. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian proses pendidikan.

3. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dengan tingkat


pengetahuan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.

4. Memperkokoh link dan match antara dunia pendidikan dengan dunia kerja.

5. Memperluas pandangan dan wawasan siswa/siswi terhadap jenis-jenis pekerjaan


yang ada di bidang berkaitan dan di tempat praktik dengan segala persyaratan.

6. Untuk merealisasikan pengetahuan yang didapat dari sekolah dengan pekerjaan


yang sebenarnya di perusahaan.

7. Menyiapkan siswa/siswi agar mampu mengaplikasikan kemampuan,


berkompetensi tinggi, dan mengembangkan diri.

C. Manfaat Pelaksanaan PKL (Siswa, Sekolah , DU/DI )

Bagi siswa :

 Mengasah keterampilan yang di berikan sekolah menengah kejuruan ( SMK ).

 Menambah keterampilan, pengetahuan seputar dunia kerja.

 Membentuk pola pikir siswa -siswi agar terkonstruktif baik serta memberikan
pengalaman dalam dunia Industri maupun dunia kerja.

 Dapat membandingkan kemampuan yang di peroleh di sekolah dengan yang


dibutuhkan di dunia kerja.

 Dapat mengembangkan perlajaran yang di berikan di sekolah.


Bagi Sekolah :

 Menjalankan undang-undang

 Dapat meningkatkan citra sekolah

 Dapat menghasilkan anak didik yang berkualitas dalam dunia kerja

 Menjalin kerjasama antara perusahaan

Bagi DU/DI :

 Mendapatkan pekerja sementara

 Mendukung program pemerintah

 Menjalin kerjasama antara sekolah

 Meningkatkan citra perusahaan

D. Tujuan Pembuatan Laporan

 Sebagai bukti telah melaksanakan PKL

 Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UN

 Untuk melatih siswa membuat karya tulis

 Untuk memenuhi tugas yang diberikan pembimbing produktif

 Sebagai laporan dari hasil PKL yang telah dilaksanakan secara tertulis

 Untuk melatih dan meningkatkan keterampilan siswa untuk membuat karya tulis

 Agar para siswa mampu mempelajari, memahami, memantapkan dan


mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah diperolehnya dari sekolah
dandapat menerapkannya langsung di lapangan kerja

.
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PKL
A. Gambaran Umum Institusi Pasangan
Kementerian Kelautan, dan Perikanan (disingkat KKP) adalah kementerian dalam
Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan kelautan dan perikanan. Kementerian
Kelautan, dan Perikanan dipimpin oleh seorang Menteri Kelautan dan Perikanan yang
pertama kali dijabat oleh Sarwono Kusumaatmadja dan sejak 27 Oktober 2014 dijabat
oleh Susi Pudjiastuti. Dibentuk 26 Oktober 1999; 19 tahun yang lalu dengan
nomenklatur sebelumnya Departemen Kelautan dan Perikanan.
VISI DAN MISI
B. VISI
Sebagai organisasi yang membantu Presiden untuk membidangi urusan kelautan dan
perikanan, maka visi KKP ditetapkan selaras dengan visi pembangunan nasional serta
bertujuan untuk mendukung terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Visi KKP adalah “Mewujudkan Sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia yang
Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasis Kepentingan Nasional”.
Mandiri dimaksudkan ke depan Indonesia dapat mengandalkan kemampuan dan
kekuatan sendiri dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan, sehingga
sejajar dan sederajat dengan bangsa lain. Maju dimaksudkan dapat mengelola sumber
daya kelautan dan perikanan
dengan kekuatan SDM kompeten dan iptek yang inovatif dan bernilai tambah, untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat yang tinggi dan merata.
Kuat diartikan memiliki kemampuan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari
pengelolaan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan dan menumbuhkan wawasan
dan budaya bahari. Berbasis kepentingan nasional dimaksudkan adalah
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan secara
berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.
C. MISI
Mengacu pada tugas, fungsi dan wewenang yang telah dimandatkan oleh peraturan
perundang undangan kepada KKP dan penjabaran dari misi pembangunan nasional,
maka terdapat 3 pilar yang menjadi misi KKP yakni:
1. Kedaulatan (Sovereignty), yakni mewujudkan pembangunan kelautan dan
perikanan yang berdaulat, guna menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumberdaya kelautan dan perikanan, dan mencerminkan kepribadian
Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Keberlanjutan (Sustainability), yakni mewujudkan pengelolaan sumberdaya
kelautan dan perikanan yang berkelanjutan.
3. Kesejahteraan (Prosperity), yakni mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan
yang sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam kebudayaan.
B. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi Institusi Pasangan
Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya :
C. Sejarah institusi pasangan

Sejak era reformasi bergulir di tengah percaturan politik Indonesia, sejak itu pula
perubahan kehidupan mendasar berkembang di hampir seluruh kehidupan berbangsa,
dan bernegara. Seperti merebaknya beragam krisis yang melanda Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Salah satunya adalah berkaitan dengan Orientasi Pembangunan.
Dimasa Orde Baru, orientasi pembangunan masih terkonsentrasi pada wilayah
daratan.

Sektor kelautan dapat dikatakan hampir tak tersentuh, meski kenyataannya sumber
daya kelautan, dan perikanan yang dimiliki oleh Indonesia sangat beragam, baik jenis,
dan potensinya. Potensi sumberdaya tersebut terdiri dari sumberdaya yang dapat
diperbaharui, seperti sumberdaya perikanan, baik perikanan tangkap maupun
budidaya laut, dan pantai, energi non konvensional, dan energi serta sumberdaya
yang tidak dapat diperbaharui seperti sumberdaya minyak, dan gas bumi, dan
berbagai jenis mineral. Selain dua jenis sumberdaya tersebut, juga terdapat berbagai
macam jasa lingkungan lautan yang dapat dikembangkan untuk pembangunan
kelautan, dan perikanan seperti pariwisata bahari, industri maritim, jasa angkutan, dan
sebagainya. Tentunya inilah yang mendasari Presiden Abdurrahman Wahid dengan
Keputusan Presiden No.355/M Tahun 1999 tanggal 26 Oktober 1999 dalam Kabinet
Periode 1999-2004 mengangkat Ir. Sarwono Kusumaatmadja sebagai Menteri
Eksplorasi Laut.

Selanjutnya pengangkatan tersebut diikuti dengan pembentukan Departemen


Eksplorasi Laut (DEL) beserta rincian tugas, dan fungsinya melalui Keputusan
Presiden Nomor 136 Tahun 1999 tanggal 10 November 1999 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen. Ternyata
penggunaan nomenklatur DEL tidak berlangsung lama karena berdasarkan usulan
DPR dan berbagai pihak, telah dilakukan perubahan penyebutan dari Menteri
Eksplorasi Laut menjadi Menteri Eksplorasi Laut, dan Perikanan berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 145 Tahun 1999 tanggal 1 Desember 1999. Perubahan ini
ditindaklanjuti dengan penggantian nomenklatur DEL menjadi Departemen
Eksplorasi Laut, dan Perikanan (DELP) melalui Keputusan Presiden Nomor 147
Tahun 1999 tanggal 1 Desember 1999.

Dalam perkembangan selanjutnya, telah terjadi perombakan susunan kabinet setelah


Sidang Tahunan MPR tahun 2000, dan terjadi perubahan nomenklatur DELP menjadi
Departemen Kelautan, dan Perikanan (DKP) sesuai Keputusan Presiden Nomor 165
Tahun 2000 tanggal 23 November 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Wewenang, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen.

Kemudian berubah menjadi Kementerian Kelautan, dan Perikanan sesuai dengan


Peraturan Presiden No. 47 tahun 2009 tentang Pembentukan, dan Organisasi
Kementerian Negara, maka Nomenklatur Departemen Kelautan, dan Perikanan
menjadi Kementerian Kelautan, dan Perikanan.

D. Jenis Bidang Usaha

Pemerintahan Kementrian Kelautan dan Perikanan

E. Disiplin Kerja dan Keselamatan Kerja

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala


kegiatan untuk menjamin dan melindungi Tenaga Kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

2. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat, termasuk pegawai dan orang lain yang bekerja di
lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

3. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan.

4. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah Unit Pelaksana
Teknis di lingkungan Kementerian.
5. Kepala Kantor adalah orang yang menjadi penanggung jawab dalam penerapan
program K3 di unit kerjanya masing-masing, dalam hal ini Kepala Biro Umum
melaksanakan pembinaan di lingkup kantor pusat.

6. K3 Personel adalah K3 yang menjadi pedoman bagi seluruh Tenaga Kerja dan
orang lain yang berada di lingkungan Kementerian.

7. K3 Gedung adalah K3 yang menjadi pedoman bagi seluruh Tenaga Kerja dan
orang lain yang berada di lingkungan Kementerian.

8. K3 Tata Grha adalah K3 yang menjadi pedoman bagi seluruh Tenaga Kerja dan
orang lain yang berada di lingkungan Kementerian yang berkaitan dengan
kegiatan tata graha.

9. K3 Laboratorium dan Penelitian adalah K3 yang menjadi pedoman bagi seluruh


Tenaga Kerja dan orang lain yang berada di lingkungan Kementerian dalam
melaksanakan kegiatan di laboratorium dan penelitian.

10. K3 Pelabuhan Perikanan dan Perkapalan adalah K3 yang menjadi pedoman bagi
seluruh Tenaga Kerja dan orang lain yang berada di lingkungan Kementerian
dalam melaksanakan kegiatan di pelabuhan perikanan dan perkapalan.

11. K3 Tambak adalah K3 yang menjadi pedoman bagi seluruh Tenaga Kerja dan
orang lain yang berada di lingkungan Kementerian dalam melaksanakan kegiatan
di kawasan tambak.

12. K3 Sekolah Kedinasan adalah K3 yang menjadi pedoman bagi seluruh Tenaga
Kerja dan orang lain yang berada di lingkungan Kementerian dalam
melaksanakan kegiatan di kawasan sekolah kedinasan.

13. K3 Pengawasan adalah K3 yang menjadi pedoman bagi seluruh Tenaga Kerja
dan orang lain yang berada di lingkungan Kementerian dalam melaksanakan
kegiatan pengawasan.

14. K3 Pemeriksaan di Bandara dan Pelabuhan adalah K3 yang menjadi pedoman


bagi seluruh Tenaga Kerja dan orang lain yang berada di lingkungan
Kementerian dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan di bandara dan
pelabuhan.

15. K3 Karantina Ikan adalah K3 yang menjadi pedoman bagi seluruh Tenaga Kerja
dan orang lain yang berada di lingkungan Kementerian dalam melaksanakan
kegiatan di karantina ikan.

16. K3 Rumah Dinas adalah K3 yang menjadi pedoman bagi seluruh Tenaga Kerja
dan orang lain yang berada di lingkungan Kementerian dalam melaksanakan
kegiatan di rumah dinas.

17. K3 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah K3 yang menjadi
pedoman bagi seluruh Tenaga Kerja dan orang lain yang berada di lingkungan
Kementerian dalam melaksanakan pengelolaan limbah B3 di area kerja.

18. K3 Selam adalah K3 yang menjadi pedoman bagi seluruh Tenaga Kerja dan
orang lain yang berada di lingkungan Kementerian dalam melaksanakan kegiatan
selam.

19. K3 Kapal Latih adalah K3 yang menjadi pedoman bagi seluruh Tenaga Kerja dan
orang lain yang berada di lingkungan Kementerian dalam melaksanakan kegiatan
di kapal latih.

20. K3 Ruang Makan/Dapur adalah K3 yang menjadi pedoman bagi seluruh Tenaga
Kerja dan orang lain yang berada di lingkungan Kementerian dalam
melaksanakan kegiatan di ruang makan/dapur.

21. K3 Asrama adalah K3 yang menjadi pedoman bagi seluruh Tenaga Kerja dan
orang lain yang berada di lingkungan Kementerian dalam melaksanakan kegiatan
di asrama.

22. Alat Pelindung Diri yang selanjutnya disingkat APD adalah alat untuk
melindungi keselamatan dan kesehatan pegawai dari potensi bahaya yang
kemungkinan terjadi pada saat melakukan pekerjaan, setelah pengendalian teknik
dan adminstratif tidak mungkin lagi diterapkan.
23. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah sisa suatu
usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun
yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, dan/atau dapat mebahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
dan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

24. Panitia Pengawas Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang selanjutnya disingkat
P2K3 adalah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama
antara kementerian dan pegawai untuk mengembangkan kerja sama saling
pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan K3.

25. Gempa Bumi adalah gejala alam berupa goncangan atau getaran tanah yang
timbul akibat terjadinya patahan atau sesar karena aktivitas tektonik.

26. Tsunami adalah gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan
gangguan impulsif yang terjadi pada medium laut.

27. Kebakaran adalah proses perusakan suatu benda oleh api.

28. Banjir adalah bencana yang paling sering dan rutin melanda Indonesia yang
disebabkan curah hujan tinggi dan air laut yang pasang, serta permukaan tanah
yang lebih rendah dari laut atau letak wilayah berada pada cekungan yang
dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar yang sempit.

29. Longsor adalah proses perpindahan massa tanah/batuan pada lereng melalui
bidang gelincir lengkung atau lurus.

30. Letusan gunung api adalah bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan
istilah erupsi.

31. Puting Beliung adalah suatu pusaran angin kencang dengan kecepatan minimal
64,4 km/jam atau lebih di sekitar pusat pusaran, yang sering terjadi di wilayah
tropis.
Pasal 2

Kepala Kantor wajib melaksanakan K3 di Lingkungan Kementerian.

Pasal 3

K3 di Lingkungan Kementerian meliputi:

a. pembentukan struktur organisasi;

b. perencanaan program kerja K3;

c. manajemen kesiapsiagaan bencana;

d. pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan

Pasal 4

K3 di Lingkungan Kementerian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum


dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 5

1) Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh Sekretariat Jenderal melalui Biro


Umum.

2) Dalam hal pelaksanaan kegiatan K3 di lingkungan unit kerja masing-masing,


setiap Kepala Kantor dapat berkoordinasi dengan Unit Kerja Pengawasan
Ketenagakerjaan pada Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan setempat atau
Kementerian Ketenagakerjaan.

Pasal 6

Penganggaran atas program K3 dibebankan kepada masing- masing unit kerja.

Pasal 7

Peraturan Menteri ini mulai berlaku 1 (satu) tahun setelah tanggal diundangkan.
BAB III

PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI/ DU-DI

A. Waktu Pelaksanaan PKL

Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang
berlandaskan pada sekitar awal semester genap yaitu semester ke-4 yang dimulai
pada tanggal 4 Februari 2019 sampai dengan tanggal 30 April 2019 dan berlangsung
kurang lebih tiga bulan siswa menjalankan PKL, dengan jadwal efektif lima hari
praktik dalam satu minggu. Dan waktu pelaksanaan PKL dari jam 07:00 sampai jam
15:00 kecuali di hari jumat pulang 30 menit lebih lama dari biasanya

B. Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan di Kementerian Kelautan dan


Perikanan, lebih tepatnya di Gedung Minabahari IV Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya lantai 8 bagian Keuangan dan Umum yang beralamat di Jl. Batu No. 1, RT.
6/RW. 1, Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110

C. Langkah-langkah kerja/proses kerja

Setelah di terima di instansi bersangkutan, Siswa di tempatkan di divisi yang telah di


tentukan. Selama proses PKL, Siswa di tempat kan di divisi bagian keuangan dan
umum.

Adapun beberapa kegiatan yang siswa lakukan selama kegiatan PKL berlangsung :

 Fotocopy dokumen

 Membuat SP2D

 Membuat daftar SPM

 Membuat SPM

 Membuat SPP
 Mengantarkan Surat

 Menscan Dokumen

 Mengarsipkan Dokumen

 Menginput Data

 Meminta Nomor Surat

D. Hasil Yang Diharapkan.

 Mendapatkan pengetahuan tentang dunia kerja

 Bisa berkomunikasi dengan baik

 Menjadi lebih disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan berbagai


tugas.

E. Hambatan-hambatan Yang Dialami

Dalam melakukan sesuatu pasti ada saja hambatan yang datang, begitu pula dengan
PKL yang baru saja di lakukan. Hambatan yang dialami ialah :

1. Kurangnya pengalaman

Kurangnya pengalaman tentang dunia kantor menghambat kita melakukan suatu


pekerjaan yang di berikan orang kantor kepada kita.

2. Kurangnya menguasai peralatan kantor

Ada beberapa peralatan kantor yang belum saya kuasai

3. Teori dan praktek yang tidak sesuai

Teori dan praktek di sekolah kadang tidak sama dengan pekerjaan yang
sesungguhnya, jadi kadang hasil yang dicapai tidak sama dengan yang
diharapkan
F. Pemecahan Masalah

Adapun cara kami memecahkan masalah yang kita hadapi saat PKL :

1. Bila saya di berikan suatu pekerjaan, maka saya akan menanyai terlebih dahulu
perkerjaan yang mungkin saya tidak mengerti

2. Bila saya tidak tahu cara menggunakan alat kantor, saya terlebih dahulu akan
menanyai bagaimana cara pemakaian alat tersebut

3. Lebih memberanikan diri untuk berkomunikasi dengan para pegawai


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan saya mendapatkan banyak manfaat baik
itu pengalaman, pengetahuan da semua yang terkait dengan dunia kerja. Dan juga
saya mendapatkan wawasan yang luas tentang dunia kerja. Jadi jika saya akan
memasuki dunia kerja yang sesungguh nya mungkin saya tidak akan ragu untuk
memulainya, karna saya punya pengalaman yang baik.

B. Saran

Saran untuk sekolah :

 Sebaiknya sekolah jika memberikan saran PKL, sekolah juga memikirkan


jurusan yang di berikan. Karna terkadang tempat PKL yang disaran kan sekolah
tidak sesuai dengan jurusan.

Saran untuk DU/DI :

 Suasana kerja yang nyaman dan kekeluargaan hendaknya dapat dipertahan kan.

 Memberikan tugas ke siswa yang PKL harap sesuai jurusan.

Saran untuk siswa :

 Lebih disiplin

 Menjunjung nilai kesopanan

 Memanfaatkan waktu PKL dengan sebaik-baiknya.

Anda mungkin juga menyukai