Anda di halaman 1dari 34

Urutan materi presentasi mata kuliah

Perancangan Alat Proses – Sesi HEAT EXCHANGER


Disusun oleh:
- Andreas Exa Saputra 1606834522
- Jessica 64 1606883064

1. Jenis HE berdasarkan fungsinya


2. Kriteria pemilihan jenis HE yang populer (Shell and Tube, Plate & Frame)
3. Jenis, spesifikasi HE S&T dan P&F
4. Mekanisme proses perpindahan kalor dan cara kerja HE S&T dan P&F
5. Kriteria pemilihan penempatan aliran di S atau T dan di P atau F
6. Case study perhitungan S&T dengan cara manual
7. Case study perhitungan S&T dengan software
8. Case study perhitungan P&F dengan cara manual
9. Case study perhitungan P&F dengan software
10. Kriteria untuk pemilihan bahan untuk bagian S dan T (pada HE S&T)
11. Kriteria untuk pemilihan bahan untuk bagian P dan F (pada HE P&F)
12. Case study desain HE vs existing, HE S&T (termasuk bahan dan harga)
13. Case study desain HE vs existing, HE P&F (termasuk bahan dan harga)
14. Case study HE jenis tubular
15. Case study HE jenis spiral
16. Case study HE jenis rotary
17. Compiler resume untuk HE

Materi 1: Jenis HE berdasarkan fungsinya


Definisi HE:
➝ Media perpindahan kalor antara dua fluida
➝ Terjadi karena adanya perbedaan suhu antara fluida
➝ Umumnya perpindahan kalor terjadi antara fluida proses dengan fluida utilitas
Jenis HE berdasarkan fungsi:
➝ Cooler
Berfungsi mendinginkan fluida proses
Jenis: water cooled HE dan Air cooled HE
Aplikasi: AC, industri minyak, dan kimia
➝ Condenser
Berfungsi mengembunkan uap atau menyerap kalor laten penguapan.
Aplikasi: pembangkit listrik tenaga uap, pabrik pemrosesan kimia
Jenis: total dan partial
➝ Heater
Berfungsi memanaskan fluida proses.
Terdapat banyak jenis misal dengan coil, steam, burner
Aplikasi: memanaskan crude oil, hydrocarbon gas
➝ Chiller
Mendinginkan fluida proses
Siklus refrigerasi sebagai dasar
Aplikasi: industri plastik, makanan
➝ Reboiler
Untuk menguapkan fluida
Bisa menggunakan steam
Aplikasi: dehidrasi natural gas, distilasi
➝ Evaporator
Alat untuk melakukan evaporasi dari cair menjadi gas, dengan tujuan menjadikannya lebih pekat
Contoh media pemanas adalah steam
Aplikasi: industri makanan

Materi 2: Kriteria pemilihan jenis HE yang populer (Shell and Tube, Plate & Frame)
Kriteria Pemilihan HE:
▪ Aplikasi
▪ Suhu dan Tekanan Operasi
▪ Karakteristik fluida
▪ Utilitas yang tersedia
▪ Suhu driving force
▪ Material
▪ Harga
▪ Lingkungan

Parameter Operasi Shell and Tube Plate and Frame

Suhu -250oC hingga 900oC < 250 oC

Tekanan > 30 bar < 30 bar

Jenis Fluida Kompatibel dengan Kompatibel dengan hampir


hampir seluruh jenis fluida seluruh jenis fluida

Beda suhu minimum 5oC 1oC

Rasio luas/volume 50 – 120 m2/m3 Mencapai 1000 m2/m3

Luas permukaan > 200 ft2 (>18,6 m2) 0,03 – 3,5 m2 per plate (1500
m2 total)

Overall heat transfer Mencapai 1500 W/m2C 4000 - 7000 W/m2C


coefficient (U)
Materi 3: Jenis, spesifikasi HE S&T dan P&F
Inti spesifiikasi HE itu diambilnya dari grafik berikut guys! Gambar setelah ini hanya penjelasan
dari kesimpulan gambar ini. Gambar di bawah ini digunakan untuk HE – SHELL & TUBE.
FRONT HEAD TYPE

SHELL TYPE

REAR END HEAD TYPE


REAR END HEAD TYPE (cont’d)

Contoh memilih spesifikasi HE.....

Jadi, spesifikasi HE nya adalah tipe B-E-U ya guys...

Beberapa jenis/spesifikasi HE yang lain....


- Outside Packed Floating Head (Type P) (eg. BEP, AEP)
Tipe ini direkomendasikan untuk menangani fluida bertekanan rendah, temperature rendah, dan
tidak berbahaya.
Kelebihan: Batasan:
• Tube bundle dapat dilepas • Material yang berbahaya tidak boleh
• Pembersihan secara mekanis dapat digunakan karena dapat menyebabkan
dilakukan kebocoran
• Kegagalan pada packing dapat dilihat • Temperatur fluida pada shell harus
selama operasi dibawah 300oF dan tekanan di bawah
150 psi

- Pull-through Head (Type T)


Dapat digunakan untuk pemanas bertekanan rendah (LP Steam) pada shell. Digunakan pada
single dan double shell compressor intercooler pada refinery

Kelebihan: Batasan:
• Bundle dapat dilepas • Kebocoran sulit untuk dideteksi
• Pembersihan secara mekanis dapat • Mempunyai harga yang lebih mahal
dilakukan • Efisiensi thermal rendah. Tekanan :
• Pressure loss kecil 75-300 psi

- Floating Head with Backing Device (Type S)


Tipe ini direkomendasikan untuk menangani tekanan tinggi dan fluida yang tak berbahaya.
Sering digunakan pada refinery.
Kelebihan: Batasan:
• Memungkinkan adanya tekanan tinggi • Kegagalan pada gasket tidak dapat
• Memungkinkan adanya pembersihan dilihat dari luar, sehingga kebocoran
shell dan tube secara mekanis terkadang sulit untuk dideteksi
• Efisisensi lebih tinggi dibandingkan • Kedua ujung penukar panas harus
tipe T karena jumlah tube lebih dibongkar untuk pembersihan dan
banyak pada shell pemeliharaan.
• Tekanan : 75-600 psi
- Fixed Tubesheet Exchangers (eg. Type BEM, AEM, NEN)
Tubesheet dilas pada shell dan heads dipasang dengan baut di tubesheet

Keuntungan Kekurangan Aplikasi

Lebih murah dibandingkan Sisi shell hanya dapat


dengan heat exchanger yang dibersihkan dengan meng- • Pendingin Minyak
dapat dibongkar pasang gunakan bahan kimia • Kondensor uap
• Reboiler
Memberikan area pepindahan • Pendingin gas
panas yang maksimal pada • Secara umum fluida yang
Tube tidak bisa di lepas lebih viskos
ukuran shell dan tube yang
sama • Fluida korosif dialirkan
pada tube
Dapat menggunakan multi- Tidak dapat untuk tekanan
tube-pass tinggi
- U-Tube Exchangers (eg. Type BEU, AEU)
Keuntungan Kekurangan Aplikasi

Jenis tube ini dapat dibongkar


Dibutuhkan cairan kimia
pasang sehingga memudah-
untuk membersihkan sisi
kan proses pembersihan pada
pipa yang berbentuk U
bagian shell
U-tube heat exchanger • Pendinginan Minyak
HE jenis ini cocok untuk sebaiknya tidak digunakan • Pendinginan Gas
tekanan yang tinggi untuk tube dengan fluida • Sangat baik untuk aplikasi
yang kotor merubah uap menjadi cair

Tidak mudah bocor

Lebih murah dibandingkan


dengan floating head

- Externally Sealed Tubesheets Exchangers (eg. Type AEW, BEW)


Keuntungan Kekurangan Aplikasi

Memungkinkan terjadi
Tube dapat dilepas tanpa
kebocoran pada sisi tube dan
mengganggu pipa shell
shell

Pembersihan Tube dan Shell o


Suhu maksimum 375 F/
dapat dilakukan dengan cara o • Intercooler
mekanik 190 C • Jaket Air Pendingin
• Pendingin dengan air
Dapat menggunakan multi- didalam tube
Tekanan maksimum 300 psi
tube-pass

Dengan Floating tubesheet


Fluida pada shell dan tube
perbedaan suhu yang tinggi
harus tidak volatile dan
antara shell dan tube dapat
beracun
diatasi

KESIMPULAN: Pemilihan spesifikasi HE-SHELL & TUBE

Langkah Menentukan Spesifikasi HE – PLATE & FRAME


▣ Plate Heat Exchanger adalah suatu media pertukaran panas yang terdiri dari Pelat (plate) dan
Rangka (frame).
▣ Dalam Plate Heat Exchanger, pelat disusun dengan susunan tertentu, sehingga terbentuk dua jalur
yang disebut dengan Hot Side dan Cold Side. Hot Side dialiri dengan cairan dengan suhu relatif
lebih panas dan Cold Side dialiri dengan cairan dengan suhu relative lebih dingin.
▣ Zat cair yang digunakan sebagai medium bisa dari jenis yang sama atau lain, misalnya air-air, air-
minyak, dll.
▣ Aplikasi untuk mendinginkan minyak pelumas dari mesin, mendinginkan wastewater,
memanaskan air untuk industri minuman, pasteurisasi susu, dll.

1. Gasketed Plate Heat Exchanger


Gasketed plate heat exchanger (Plate & Frame) tersusun atas sejumlah pelat persegi panjang
tipis berjarak dekat yang tersegel pada sekeliling ujungnya dan disatukan oleh frame besi.
Terdapat saluran tempat mengalirnya masing-masing aliran panas dan dingin.
Thermal Plate
terbuat dari logam, baja logam, atau material grafit khusus. Stainless steel, titanium, nickel,
aluminum. Konfigurasi bentuk plate, yaitu...

▣ Susunan Plate dan Arah Aliran


□ Simple pass, dimana tidak ada perubahan arah aliran. Terdapat dua jenis aliran simple pass:
■ U arrangement
■ Z arrangement
□ Tipe Multi-pass arrangements juga dapat digunakan untuk meningkatkan laju perpindahan
panas. Biasa dibutuhkan pada kondisi terdapat perbedaan laju alir stream.

Gambar: a). U-arrangement; b). Z-arrangement; c). Multi-pass arrangement


Kelebihan Kekurangan

• Lebih mudah dirawat. • Kurang baik untuk menahan


• Lebih fleksibel, dapat dengan mudah tekanan (<30 bar)
menambah plat. • Pemilihan material gasket yang
• Untuk material dengan viskositas tinggi. sesuai sangat penting.
• Heat-transfer terjadi secara efisien. • Temperature maks terbatas hingga
• Lebih sedikit menggunakan tempat. 250°C. (Karena performa dari
• Fouling cenderung lebih kecil material gasket yang sesuai).
kemungkinan terjadi. • Pressure drop tinggi.
• Tidak mudah terjadi kebocoran.

2. Welded Plate Heat Exchanger


- Welded plate memiliki pinggiran plate tertutup dengan pengelasan yang dapat menahan
tekanan dan suhu yang lebih tinggi.
- Pengelasan ini juga dapat menjaga HE dari kebocoran.
- Namun HE jenis ini juga memiliki kekurangan, yaitu sulit untuk perawatan karena tidak
bisa dibongkar dengan mudah (efek pengelasan). Oleh karena itu tipe welded hanya untuk
fluida tertentu yang tidak menyebabkan fouling.
3. Spiral Plate Heat Exchanger
- Spiral Heat Exchanger dapat dianggap sebagai plate heat exchanger yang dimana platnya
dibentuk menjadi spiral.
- Fluida akan mengalir melalui saluran yang terbentuk diantara 2 plat. Turbulensi yang
terjadi di dalam HE ini besar karena bentuknya yang berkelok-kelok.
- Selain itu HE tipe ini mudah dibersihkan karena hanya 1 aliran. Sehingga HE ini cocok
untuk fluida yang kotor (limbah, slurry).

Materi 4: Mekanisme proses perpindahan kalor dan cara kerja HE S&T dan P&F

Materi 5: Kriteria pemilihan penempatan aliran di S atau T dan di P atau F


Faktor yang dipertimbangkan:
• Fouling
- Cairan yang lebih mungkin menyebabkan fouling lebih baik dialirkan pada aliran tube.
- Hal ini karena tube lebih mudah untuk dibersihkan dibandingkan shell.
• Harga Material
- Fluida yang menyebabkan korosi dialirakan melalui tube.
- Hal ini karena jika fluida tersebut mengalir di shell, maka seluruh heat exchanger harus
menggunakan material yang tahan korosi.
- Sedangkan jika fluida tersebut mengalir di tube, maka hanya tube yang memerlukan material
yang tahan korosi.
• Pressure Drop
- Pressure drop pada sisi shell dapat diatur dengan desain dari baffle, spacing dan juga jenisnya.
- Maka, jika diinginkan pressure drop yang kecil, fluida dialirkan melalui shell dengan desain
untuk pressure drop rendah
• Vapor
- Jika salah satu fluidanya merupakan gas, maka gas dialirkan melalui shell.
- Hal ini karena biasanya gas memiliki koefisien transfer panas yang rendah pada tube.
- Selain itu, pressure drop gas pada shell juga lebih kecil.
• Viskositas
- Untuk fluida yang viskos, gunakan aliran pada shell.
- Hal ini karena aliran pada shell akan meningkatkan koefisien heat transfer.
- Jika fluida dialirkan pada tube, maka akan terbentuk aliran laminar yang heat transfernya buruk.
• Pengendapan
- Secara umum, jika ada padatan yang terlibat, heat exchanger shell and tube tidak digunakan.
- Namun, jika digunakan, maka fluida yang mungkin terjadi pengendapan dialirkan melalui tube.
- Hal ini karena tube mudah untuk dibersihkan atau diganti.

Materi 6: Case study perhitungan S&T dengan cara manual


Soal:
A heat exchanger is to be designed to heat raw water by the use of condensed water at 67 ℃ and
0.2 bar (Cp = 4179 J/kg.K), which will flow in the shell side with a mass flow rate of 50000 kg/hr.
The heat will be transferred to 30000 kg/hr of city water coming from supply at 17 ℃ (Cp = 4184
J/kg.K). A single shell and a single tube pass is preferable. A fouling resistance of 0.000176
m2.K/W is suggested and the surface over design should not be over 35%. A maximum tube length
of 5 m is required because of space limitations. The tube material is carbon steel (k = 60 W/m.K).
Raw water will flow inside of ¾ in.straight tubes (19 mm OD, with 16 mm ID). Tubes are laid out
on a square pitch with a pitch ratio of 1.25 and 3 m length. The baffle spacing is approximated by
0.6 of shell diameter and the baffle cut is set to 25%. The permissible maximum pressure drop on
the shell side is 5.0 psi. The water outlet temperature should not be less than 40 ℃ . We can assume
the shell side heat transfer coefficient and the tube side heat transfer coefficient as 5000 W/m2.K
and 4000 W/m2.K. Perform the preliminary analysis.
Diketahui:
Ditanya: Spesifikasi HE
Penyelesaian:
1. Menghitung Th2 (Suhu keluar aliran panas)

2. Menghitung overall heat transfer coefficient


3. Menghitung ∆TLMTD

Note: (For single tube pass, purely counter current HE, F = 1,00. For a preliminary design
sell with any even number of tube side passes, F = may be estimate as 0,9)
4. Menghitung luas permukaan kontak dan diameter shell

5. Menentukan CL dan CTP


Konstanta Layout Tube (CL):
- CL (45 dan 90) = 1
- CL (30 dan 60) = 0.89
Konstanta Perhitungan Tube (CTP):
2 tube pass = 0.93
2 tube pass = 0.90
3 tube pass = 0.85
6. Menghitung jumlah tube

7. RESUME HASIL DESIGN

Materi 7: Case study perhitungan S&T dengan software – UNISIM (Mengacu soal 6)
1. Buka UNISIM -> New Case
2. Isi kolom fluida

Misal air
3. Menamakan Aliran

4. Memasukkan komposisi
5. Memasukkan variabel yang diketahui soal

6. Memasukkan pressure drop (Rule of Thumb: Max 10 psi)

7. Memasukkan data-data dari UNISIM ke (CHECALC.COM)


Link: https://checalc.com/calc/ShortExch.html
Catatan: sesuaikan dengan satuan yang ada di website
• Panjang tube ditentukan oleh kesediaan tempat untuk Heat exchanger (ditentukan desainer)
• Diameter tube biasanya 0.75 inci

8. Cek hasil di CHECALC.COM


Materi 8: Case study perhitungan P&F dengan cara manual
Soal: Investigate the use of a gasketed plate and frame heat exchanger, cooling methanol using brackish
water as the coolant. Titanium plates are to be specified, to resist corrosion by the saline water.
Diketahui:
Mendinginkan 100,000 kg/h metanol dari 95°C ke 40°C, duty 4340 kW. Cooling water masuk pada
temperatur 25°C dan keluar pada temperature 40°C. Laju alir massa metanol 27.8 kg/s, air 68.9 kg/s. LMTD
sebesar 31°C.

Physical Properties Methanol Water

Density, 𝑘𝑔/𝑚3 750 995

Viscosity, 3.4 0.08

Prandlt Number 4.1 5.7

Perhitungan:
) NTU, dari perbedaan temperature maksimum:
95
= = 1.8
40 − 31
2) Dari grafik, didapatkan faktor koreksi (𝐹𝑡 ) sebesar 0.96

3) Overall coefficient didapatkan dari membaca tabel, sebesar 2000 𝑊/𝑚2 ℃


4) Dari data yang telah didapatkan, digunakan untuk menghitung luas area yang dibutuhkan
𝑄 4340 × 103
𝐴= = = 72.92𝑚2
𝑈 × 𝐹𝑡 × ∆𝑇𝑚 2000 × 0.96 × 31
...
Asumsi:
 Luas area efektif = 0.75 𝑚2
 Panjang efektif = 1.5 m
 Lebar efektif = 0.5 m
5) Jumlah plat =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 72.92
= = 97
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑑𝑎𝑟𝑖 1 𝑝𝑙𝑎𝑡 0.75
6) Jumlah channel per lewat
97 − 1
= 48
2
Asumsi  spasi tiap plat 3 mm, maka
7) Luas perpotongan channel
= 3 × 10−3 × 0.5 = 0.0015 𝑚2
8) Diameter rata-rata hidraulik
= 2 × 3 × 10−3 = 6 × 10−3 𝑚
Diketahui:
 Ketebalan Plat: 0,75 mm (Asumsi)
 Konduktivitas Thermal Titanium: 21 W/m2 0C
1 1 1 𝑡𝑝 1 1
= + + + +
𝑈 ℎ𝑓 𝑚𝑒𝑡ℎ𝑎𝑛𝑜𝑙 𝐹𝐹𝑚𝑒𝑡ℎ𝑎𝑛𝑜𝑙 𝑘𝑡𝑖𝑡𝑎𝑛𝑖𝑢𝑚 ℎ𝑓 𝐵𝑟𝑢𝑐𝑘𝑖𝑠ℎ 𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟 𝐹𝐹𝐵𝑟𝑢𝑐𝑘𝑖𝑠ℎ

1 1 1 0.75𝑥10−3 1 1
= + + + +
𝑈 4870 10,000 21 16,439 6000
𝑼 = 𝟏𝟕𝟓𝟗 𝑾/𝒎𝟐 ℃, too low
...
Asumsi:
 Jumlah Channel setiap pass: 60
 Maka, (2 x 60) + 1 = 121 plat
Kecepatan Methanol Channel :
𝑚
𝐶ℎ𝑎𝑛𝑛𝑒𝑙 𝑣𝑒𝑙𝑜𝑐𝑖𝑡𝑦 = (𝜌)(𝐴)(𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑐ℎ𝑎𝑛𝑛𝑒𝑙) = 0,51

48 𝑚
𝐶ℎ𝑎𝑛𝑛𝑒𝑙 𝑣𝑒𝑙𝑜𝑐𝑖𝑡𝑦 = 0.51 𝑥 (60) = 0.41 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑒 = 5400
𝑠

Kecepatan Cooling Water Channel :


𝒎
𝑪𝒉𝒂𝒏𝒏𝒆𝒍 𝒗𝒆𝒍𝒐𝒄𝒊𝒕𝒚 = (𝝆)(𝑨)(𝒏𝒖𝒎𝒃𝒆𝒓 𝒐𝒇 𝒄𝒉𝒂𝒏𝒏𝒆𝒍) = 𝟎. 𝟗𝟔

𝟒𝟖 𝒎
𝑪𝒉𝒂𝒏𝒏𝒆𝒍 𝒗𝒆𝒍𝒐𝒄𝒊𝒕𝒚 = 𝟎. 𝟗𝟔 𝒙 (𝟔𝟎) = 𝟎. 𝟕𝟕 𝒅𝒂𝒏 𝑹𝒆 = 𝟓𝟕𝟒𝟔
𝒔

𝒉𝒑 = 𝟒𝟐𝟏𝟓 W/m2 0C for methanol and 𝒉𝒑 = 𝟏𝟒. 𝟐44 W/m2 0C for water

didapatkan Overall Coefficient 1640W/m2 0C


...
The Overall Coefficient Required:
𝟒𝟖
𝟐𝟎𝟎𝟎 𝒙 (𝟔𝟎) = 𝟏𝟔𝟎𝟎 W/m2 0C

𝒎𝒂𝒌𝒂, 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒍𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒑𝒂𝒔𝒔 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒊 𝒚𝒂𝒊𝒕𝒖 𝟔𝟎 𝒑𝒍𝒂𝒕


KESIMPULAN...
9. PERHITUNGAN PLATE AND FRAME [rangkuman]
a. Tahap menghitung jumlah plate
1. asumsikan U

2. asumsikan jumlah plate


3. jumlah channel
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒 − 1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐ℎ𝑎𝑛𝑛𝑒𝑙 =
2
4. luas channel [Achannel]= space antar plate x panjang effective
5. menghitung hf (koefisien perpindahan panas fluida)
Hot/cold fluid
a. Menghitung kecepatan fluida dalam
channel (Up)

b. Re

c. Nu

d. hf

*de =hydraulic mean diameter


= 2* plate space
6. mencari fouling factor coefficient

7.menghitung overall coefficient


1 1 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒
𝑈=∑ +∑ +
ℎ𝑓 𝑓𝑓 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑙
8. jika tidak sama dengan no 1 ulangi no 2-7 dengan asumsi berbeda
B. tahap menghitung pressure drop
1. mengasumsikan port diameter->mendapat luas port
2. menghitung faktor friksi
𝐼𝑓 = 0.6 𝑅𝑒 −0.3

3. menghitung path length


Path length (Lp) = plate length x number of pass
4. plate pressure drop

Lp 𝜌𝑈𝑝 2
∆𝑃𝑝 = 8 𝐼𝑓
0.006 2
5. port pressure drop

𝜌𝑈𝑝𝑡 2
∆𝑃𝑝𝑡 = 1.3 𝑁𝑝
2
Np=number of pass
𝑚
Upt =
𝜌𝐴𝑝

6. total pressure drop


1O. PEMILIHAN BAHAN SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER
Material yang umumnya terpilih
▰ Carbon steel
Sifat:
• Tidak tahan karat
• Lebih ekonomis dibanding stainless steel
▰ Mild steel/ Besi karbon
Carbon steel memiliki kandungan karbon tidak lebih dari 2%
Sifat:
• Kaku, kuat,
• tidak tahan terhadap serangan karat, kecuali sudah diberikan perlindungan sebelumnya.
• Stainless steel
logam paduan dari beberapa unsur logam, memiliki kandungan Chromium minimal 10,5%
Sifat:
Tahan karat
▰ Copper
Sifat:
• Tahan terhadap korosi
• Seringkali dicampur dengan stainless steel
▰ Titanium
Sifat:
• Titanium memiliki kemampuan sekitar 30 % lebih kuat dari Stainless steel
• lebih ringan dari stainless steel
• lebih mahal daripada stainless steel.

Pemilihan Bahan Tube


▰ Secara Umum bahan untuk tube & shell HE dibuat dari stainless steel, karena
- Tahan terhadap korosi pada cairan pendingin dan banyak bahan kimia
- Tidak teroksidasi dan berkerak pada suhu tinggi
- Kuat pada berbagai temperatur
- Sifat perpindahan panas baik
- Tidak fouling akibat korosif
- Produk tidak terkontaminasi akibat korosi
- Pembersihan mudah
- Fabrikasi mudah
- Tersedia dalam berbagai komposisi
- Investasi dan umur alat ekonomis
Pemilihan berdasar
a. Suhu

Air Panas Air Dingin

Material
Inlet Outlet Inlet Outlet
(°C) (°C) (°C) (°C)

Copper 33
90 41 21
(Cu)

Brass 90 42 21 33

Aluminium 33
90 43 21
Bronze

b. Laju alir
c. fluida kontak
1) Water chloride
▰ SS354  untuk air dengan kandungan klorida hingga 200 ppm
▰ SS316  untuk air dengan kandungan klorida hingga 1000 ppm
▰ SS dengan 4.5% Mo  untuk air dengan kandungan klorida 2000-3000 ppm
▰ SS dengan 4.5% Mo + duplex  untuk air laut dengan klorida 2000 ppm
▰ SS dengan 6% Mo / Titanium  untuk air laut
2) Oxygen and Sulfate
Oksigen terlarut  korosi pada bagian tube konverter. Penanggulangan  menambahkan sodium
sulfit atau zat pencegah korosi lainnya
 Copper (Cu) alloy & SS :
- Air mengandung oksigen terlarut <3 ppm.
 Copper alloy :
- Tidak untuk air kotor (banyak oksigen dan sulfat, serta impurities nya)
 SS (high quality) dan Titanium
- Sesuai untuk kondisi sulfat dan oksigen terlarut yang signifikan
3) Free chlorine
- Klorin ditambahkan ke air untuk menyeimbangkan gas klorin terlarut (mengurangi korosi)
- Cu-Ni & SS alloy  Untuk air yang mengandung klorin
4) Manganese
- SS304  tidak dapat digunakan apabila air mengandung Mn
- Copper alloy  tahan terhadap Mn.
5) pH
Apabila air memiliki pH <5, maka korosi akan lebih mudah terjadi.
 Copper alloy  pH air cukup rendah
 Cu-Ni & SS  pH basa
 SS bekerja dengan baik pada pH <5 dan pH >9
6) Nonkorosif
Pemilihan Bahan Shell

Expensive materials: Put a corrosive fluid on the tube side. That way, only the tubes, tubesheets, heads
and channels will need expensive corrosion-resistant alloys. In contrast, a corrosive fluid on the shell side
requires the entire exchanger to use the materials.”
Common Material Standard for
Shells (Standard Xchange’s code)
Corrosive:
• 304SS
• 316SS
• 304LSS
• 316LSS
Non-corrosive:
• Carbon Steel

11. PEMILIHAN BAHAN PLATE AND FRAME HEAT EXCHANGER

Sifat Fisika:
- Koefisien perpindahan panas besar
- Koefsien ekspansi termal harus sekecil mungkin
- Harus compatible terhadap material lain yang digunakan
Sifat Mekanik:
- Kuat tarik dan creep sesuai
- Tahan terhadap fatigue, korosi fatigue, dan juga sifat creep-fatigue
- Ketangguhan tinggi sehingga tidak mudah patah atau retak
Ketahanan Korosi:
- Laju korosi harus rendah
- Toleransi terhadap reaksi kimia yang mungkin terjadi ketika dialiri fluida dalam HE
Cost and Availability:
- Harga disesuaikan dengan rancangan
- Ketersediaan di pasar
Fabrikasi:
- Kemudahan fabrikasi yang dilakukan meliputi
- Rolling
- Welding

Material untuk pembuatan komponen


a. Gasket
Pilihan material berdasar suhu
KRITERIA MATERIAL GASKET:
 Good compressibility
 Limited relaxation
 Good recovery
 Chemical (fluid) resistance
 Strength
 Temperature resistance
 Longevity

b. Plate
Two Common
Material for
Plate

Stainless Steel Titanium

Pemilihan titanium
Highly anticorrosive, applicable for corrosive fluid:
• Saltwater  Marine Industry
• Chlorine Chemicals
• Hydrochloric Acid
• Phosphoric Acid
• Sulfuric Acid
• Nitric Acid
Less Dense than stainless steel  saving weight
Thermal conductivity higher  allowing case for higher range heat transfer
Allowing higher fluid velocity
Weakness  cost, max allowable temperature 1200 F

Pemilihan stainless steel


• Less Dense than stainless steel  saving weight
• Thermal conductivity higher  allowing case for higher range heat transfer
• Allowing higher fluid velocity
• Weakness  cost, max allowable temperature 1200 F

Anda mungkin juga menyukai