Lta Lengkap Acc SDH Print (Aisyah)
Lta Lengkap Acc SDH Print (Aisyah)
PROPOSAL
Oleh:
AISYAH
NIM: 16211822
SUNESNI,S.SiT.,M.Biomed.
NIDN.1016037501
Mengetahui/ Menyetujui
Ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
WIDYA LESTARI,Si.T,M.Keb
NIDN.1007098301
i
KATA PENGANTAR
ii
Penulis sudah menyusun Proposal ini sesuai dengan arahan dari
pembimbing dan dari buku sumber yang ada. Namun, tidak ada yang sempurna,
maka dari itu penulis menghrapkan kritik dan saran serta masukan yang dapat
memperbaiki Proposal ini. Harapan penulis, semoga Proposal ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN PERSETUJUAN........................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... .......vi
DAFTAR ISTLAH/SINGKATAN ..................................................................... vii
iv
2.3.6 Perencanaan.......................................................................................84
2.3.7 Pelaksanaan/Implementasi ................................................................86
2.3.8 Evaluasi .............................................................................................87
BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................88
3.1 Rancangan Pelaksanaan Asuhan ..........................................................88
3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ..........................................................88
3.3 Subjek...................................................................................................88
3.4 Jenis Data .............................................................................................89
3.5 Alat dan Metode Pengumpulan Data ...................................................89
3.6 Analisa Data .........................................................................................89
3.7 Etika Pelaksanaan.................................................................................90
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
vii
31. TP : Tafsiran Persalinan
32. LH : Luteinizing Hormone
33. DM : Diabetes Melitus
34. TBC : Tuberculosis
35. IMS : Infeksi Menular Seksual
36. HIV :Human Immunodeficency Virus
37. PMS : Penyakit Menular Seksual
38. ANC : Antenatal Care
39. INC : Intranatal Care
40. TFU : Tinggi Fundus Uteri
41. HB : Hemoglobin
42. SC : Secsio
43. POST SC : Setelah Secsio
44. KB : Keluarga Berencana
45. Continue Of Care: Asuhan yang Berkesinambungan
46. Skin to Skin : Sentuhan Kulit ke Kulit
47. KPD : Ketuban Pecah Dini
48. TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
5
6
a. Uterus
Uterus semula berukuran 30 gram menjadi 1000 gram,
pada saat terakhir kehamilan otot rahim mengalami
hyperplasia dan hipertropi otot polos rahim karena
pertumbuhan janin (Furwasyih, 2016).
b. Payudara
Pada saat kehamilan adanya rasa tekan pada payudara dan
payudara mengalami pembesaran secara bertahap karena
peningkatan pertumbuhan jaringan alveoli dan suplai
darah, puting susu menjadi menonjol dan keras (Sunarti,
2013).
c. Serviks uteri
Peningkatan hormon menyebabkan hipersekresi kelenjar
serviks sehingga serviks menjadi lunak. Pada akhir
kehamilan, serviks menjadi lunak sekali dan portio
menjadi pendek.
d. Vagina
Daya tegang vagina bertambah guna sebagai persiapan
untuk persalinan, vagina mengalami elastisitas dan PH-
nya antara 3,5-6,0. Hal ini karena oksigenasi dan nutrisi
pada alat genetalia meningkat (Furwasyih, 2016).
e. Sistem pernapasan
Sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak napas. Bentuk
rongga torak pernapasan berubah dan bernapas lebih
cepat, ini merupakan kompensasi desakan rahim dan
kebutuhn O2 yang meningkat. Umumnya pada kehamilan
sering terjadi bengkak seperti alergi membran mukosa
menyebabkan suara serak, hidung tersumbat, dispnea,
sakit tenggorokan, perdarahan hidung, hilangnya indra
perasa penciuman, untuk mengurangi gejala ini harus
berobat ke Nakes dan gejala ini akan hilang setelah
melahirkan (Sunarti, 2013).
7
f. Ovarium
Saat kehamilan ovulasi berhenti namun masih terdapat
indung telur yang mengandung corpus luteum graviditas
sampai terbentuknya plasenta yang sempurna, yang akan
mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteon
(Furwasyih, 2016).
g. Sistem urinaria
Pada kehamilan penyaringan di glomelurusbertambah
sekitar 69-70 %, ureter membesar guna menampung
banyaknya air kencing, terutama pada ureter kanan. Pada
kehamilan dini dan lanjut akan sering buang air kecil
disebabkan peningkatan hormon dan desakan rahim
(Sunarti, 2013).
h. Sirkulasi darah
Volume darah ibu hamil bertambah secara fisiologis
dengan adanya pencairan darah yang disebut hichemia,
penanbahan volume plasma jauh lebih besar sehingga
konsentrasi HB dalam darah makin rendah. Batas-batas
fisiologis adalah (Hb 10 gr%, eritrosit 4-5 juta (u/l)
(Furwasyih, 2016).
Pada kehamilan sistem sirkulasi, volume darah semakin
meningkat dan terjadi hemodilusi, puncaknya terjadi
kehamilan 32 minggu. Curah jantung akan bertambah
sekitar 30%, bertambahnya hemodilusi darah mulai
tampak sekitar umur kehamilan 16 minggu, sehingga
wanita hamil dengan penyakit jantung harus berhati-hati
untuk hamil beberapa kali. Kehamilan memeberatkan
kerja jantung sehingga wanita hamil dengan penyakit
jantung dapat jatuh dalam decompensasi kordis (Sunarti,
2013).
8
4. Seksualitas
Senggama dapat dilakukan seperti biasa kecuali jika terjadi
pendarahan atau keluar cairan dari vagina, maka coitus
harus dihentikan/ditunda. Coitus dianjurkan untuk
dihentikan 3-4 minggu mejelang persalinan (Furwasyih,
2016).
5. Istirahat/tidur
Istirahat/tidur dapat membangun sel-sel yang baru. Pada
saat tidur hormon pertumbuhan di eksresikan dan hal ini
merupakan waktu yang optimal untuk pertumbuhan janin.
Wanita hamil memerlukan tambahan istirahat dan
mengurangi kerja berat (Indrayani, 2011).
6. Senam hamil
Pengaruh dari estrogen, progesteron dan elastin dalam
kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat dan
ketidakseimbangan persendian. Senamhamil dapat
menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga
kehamilan, membangun daya tahan tubuh dan memperbaiki
sirkulasi dan respirasi (Furwasyih, 2016).
7. Personal hygiene
Peningakatan vaskularisi di perifer mengakibatkan wanita
hamil sering berkeringat, uterus yang membesar menekan
kandung kemih, mengakibatkan keingnianuntuk sering
berkemih, mandi teratur mencegah iritasi vagina, teknik
pencucian perianal dari depan kebelakang (Rukiyah,
Yulianti, Maemunah, & Susilawati, 2013).
11
2.1.2 Persalinan
2.1.2.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang telah cukup bulan melalui jalan lahir dengan bantuan atau
tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan adalah proses membuka
dan menipisnya serviks dari janin turun ke dalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses janin dan ketuban didorong keluar melalui
jalan lahir (Sari & Rimandini, 2014).Persalinan normal adalah
persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature),
setelah 4 jam dan sebelum 24 jam(bukan partus presepitatus atau
partus lama) mempunyai janin, dengan presentasi vertex, dan oksiput
pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa perdarahan). (Runjati
& Umar, 2018).
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang
dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan
tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara
spontan ddalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37
hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu dan bayi dengan
keadaan sehat lahir (Sari & Rimandini, 2014).Persalinan dimulai
(inpartu) sejak uterus berkontraksi sehingga menyebabkan
perubahan pada serviks membuka dan menipis dan berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap (Furwasyih D. , 2016).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dikatakan normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan (inpartu) dimulai
sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap (JNPK-KR, 2015).
19
4) Gastrointestinal
Kemampuan peristaltic lambung dan penyerapan
makanan padat berkurang terjadi konstipasi lambung.
yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan, dianjurkan
untuk tidak terlalu banyak makan dan minum pada ibu
bersalin, makan dan minum seperlunya untuk
mempertahankan hidrasi dan energy.
5) Hematologi
Kadar hematologi akan meningkat 1,2g/100 ml saat
persalinan dan kembali saat persalinan sehari setelah
persalinan apabila tidak terjadi pendarahan, akan
meningkat secara progresif selama kala 1 persalinan
sebesar 5000-15.000 hingga pembukaaan lengkap.
b. Bentuk-bentuk perubahan psikologi pada ibu bersalin
adalah:
1) Ibu merasakan takut ketika hendak melahirkan dan ini
merupakan hal yang normal terutama pada ibu yang
pertama kali melahirkan.
2) Perasaan cemas pra-melahirkan. Perasaan cemas
menjelang persalinan dapat memicu rasa sakit saat
melahirkan.
3) Saat mau melahirkan rasasakit muncul, ibu merasa takut
dan tegang. Perasaan ini dapat membuat jalur lahir
mengeras dan menyempit. Pada saat kontraksi alamiah
mendorong kepala bayi untuk melewati jalur
lahir,terjadi resistensi yang kuat. Inilah penyebab ibu
merasakan sakit.
4) Depresi, pada saat persalinan ibu harus ditemani oleh
keluarga karena pada kondisi ini ibu rawan mengalami
depresi.
5) Perasaan sedih jika persalinan tidak berjalan sesuai
dengan yang diharapkan ibu dan keluarga.
21
1) Mengusap keringat
2) Menemani/membimbing jalan-jalan
3) Memberikan minum
4) Merubah posisi
5) Memijat atau menggosok pinggang
b. Sentuhan
Disesuaikan dengan keinginan ibu memberikan sentuhan
pada salah satu bagian tubuh yang bertujuan untuk
mengurangi rasa kesendirian selama proses persalinan.
c. Menjaga privasi ibu
Penolong menjaga privasi ibu dalam persalinan
mengunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang
lain tanpa sepengetahuan dan seizin atau ibu.
3. Pengurangan Rasa Nyeri
a. Pengaturan aktivitas
1) Ibu diperbolehkan melakukan aktivitas kesanggupannya
2) Posisi sesuai keinginan ibu.
Beberapa hal di bawah ini juga dapat mengurangi rasa nyeri
pada ibu
a) Anjurkan ibu mencoba posisi yang nyaman bagi
dirinya
b) Ibuberjalan, berdiri, duduk, ataupun jongkok, berbaring
miring atau merangkak
c) Jangan menepatkan ibu pada posisi terlentang
b. Relaksasi dan latihan pernapasan
Ada 3 relaksasi diantaranya adalah:
1) Relaksasi progresif yaitu cara mengeraskan satu
kelompok otot keseluruhan (lengan, tangan, kaki, muka)
2) Relaksasi terkontrol yaitu dengan cara bagian sisi
berlawanan
3) Mengambil dan mengeluarkan napas dalam pada saaat
his dengan meminta ibu untuk menarik napas panjang,
24
c. Kala III
Setelah bayi lahir kontraksi uterus sebentar uterus akan teraba
keras dengan fundus uteri setinggi pusat berisi plasenta yang
akan menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa kemudian
timbul his pelepasan plasenta terdorong kedalam vagina dan
akan lahir spontan dengan sedikit dorongan dari atas semfisis
atau fundus. Berlangsung 5-30 menit setelah bayi
lahir.Pengeluaran darah 100-200 cc.
d.Kala IV
Mulai dari lahir plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan
perhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi
Diagnosis persalinan meliputi hal-hal sbb:
1) Diagnosis dan konfirmasi saat persalinan
2) Diagnosis tahap dan fase dalam persalinan
3) Penilaian masuk dan turunnya kepala di rongga panggul
4) Identifikasi presentasi dan posisi janin
2.Persalinan Abnormal
a. Seksio Sesarea
Seksio sesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi
dengan berat diatas 500 gram, melalui sayatan pada dinding
uterus yang masih utuh, melakukan seksio sesarea diambil
pertimbangan secara teliti indikasi dengan resiko yang
mungkin terjadi, perdarahan, cedera saluran kemih atau usus,
injeksi. Harus berdasarkan penilaian parabedah secara
lengkap mengacu pada sayatan-sayatan pembedahan,
pembiusan.Apabila menghadapi kasus kegawat daruratan
dimana kecepatan untuk melakukan tindakan mempengaruhui
keluar prosedur operatif.
28
b.Ekstraksi Vakum
Ekstraksi vakum adalah tindakan obstetric yang
bertujuanmempercepat kala pengeluaran dengan sinergis
tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Factor yang
sangat penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga
dorongan dengan tarikan arah yang sama. Silatik akan
memegang kulit kepala yang akibat tekanan vakum menjadi
caput artifisal.
Syarat khusus dalam melakukan ekstraksi vakum:
1) Pembukaan lengkap atau hampir lengkap
2) Presentasi kepala
3) Cukup bulan (tidak premature)
4) Tidak ada kesempitan panggul
5) Anak hidup dan gawat janin
6) Penurunan H III/III + H IV/dasar panggul
7) Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengedan
c. Embriotomi
Embriotomi merupakan suatu cara pembedahan dengan jalan
melukai atau merusak janin, memungkinkan janin dilahirkan
pervaginam. Umumnya dilakukan pada janin yang sudah
meninggal. (Furwasyih D. , 2016)
3.Jenis persalinan terbagi dalam dua kategori yaitu berdasarkan
bentuk terjadinya dan berdasarkan lama kehamilan dan abortus
(Sari & Rimandini , Asuhan Kebidanan Persalinan , 2014).
a. Jenis persalinan berdasarkan bentuk terjadinya
1) Persalinan spontan adalah persalinan berlangsung dengan
kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir. Persalinan
normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya
bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri,
tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi
yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
29
Masa nifas adalah masa keluarnya darah dari jalan lahir setelah
hasil konsepsi dilahirkan yaitu antara 40-60 hari. Masa Nifas adalah
masa yang dimulai dari beberapa jam setelah plasenta lahir dan selesai
kira kira sampai 6 minggu saat alat alat kandungan kandungan kembali
keadaan sebelum hamil(Indonesia, 2018). Masa nifas adalah masa
pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat reproduksi
kembali seperti pada masa prahamil. Masa nifas dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu atau 42 hari sesudah itu
(Furwasyih D. , Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan, 2016).
3. Periode Letting Go
Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba dirumah. Ibu mulai
secara penuh menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu
dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat
bertanggung pada dirinya(Saleha, 2009).
3. Seksual
Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua
jarinya ke dalam vagina tanpa terasa nyeri.Keputusan
bergantung kepada yang bersangkutan (Sulistyawati, 2009).
4. Latihan dan Senam Nifas
Setelah persalinan terjadi involusi pada hampir seluruh organ
tubuh wanita.Involusi ini sangat jelas terlihat pada alat alat
kandungan. Sebagai akibat kehamilan dinding perut menjadi
lembek dan lemas disertai adanya strie gravidarum yang
membuat keindahan tubuh akan sangat terganggu oleh karena
itu, cara untuk mengembalikan bentuk tubuh menjadi indah
dan lansing seperti semula adalah dengan melakukan
kegiatan dan senanm nifas (Saleha, 2009).
5. Eliminasi
Dalam 24 jam postpartum pasien sudah harus dapat buang air
kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih
dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan
seperti infeksi (Saleha, 2009).Sedangkan pasien juga sudah
harus buang air besar 3-4 hari pasca persalinan, bila masih
sulit buang air besar dan terjadi konstipasi dapat diberikan
obat langsung per oral atau per rektal (Fitri, Nifas,
Kontrasepsi Terkini & Keluarga Berencana, 2018).
6. Teknik Menyusui yang Benar
a. Cara menyusui bayi yang benar
1) Susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling
sedikit 8 kali sehari.
2) Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke
payudara sisi yang lain.
3) Bila bayi sudah kenyang, tapi payudara masih terasa
penuh/kencang, perlu dikosongkan dengan diperah
52
2.1.4.3Klasifikasi Neonatus
Klasifikasi neonatus menurut Marni (2015) :
1. Neonatus menurut masa gestasinya
a. Kurang bulan (preterm infan) :<259 hari ( 37 minggu)
b.Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
c. Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu)
55
2. Perubahan sirkulasi
Setelah lahir darah BBL melewati paru untuk menggambil O2
dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna menghantarkan
O2 kejaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna
mendukung kehidupan diluar Rahim, harus terjadi dua
perubahan besar sebagai berikut:
56
b.Kerugian
1) Metoda jangka pendek (hingga 6 bulan)
2) Membutuhkan proses menyusui yang mungkin tidak
nyaman bagi sebgian wanita
3) Tidak melindungi wanita dari penyakit menular seksual
atau HIV.
2. Pil Oral
Pil oral merupakan hormone esterogen dan progesterone
selama siklus haid yang normal, sehingga juga akan menekan
releasing faktor di otak dan akhirnya mencegah ovulasi. Efek
menguntungkan penggunaan pil memiliki efektivitas tinggi
terhadap konsepsi, stabiltas siklus haid dan resiko yang
berkurang terhadap konsepsi, stabiltas siklus haid dan resiko
yang berkurang terhadap kista, penyakit payudara jinak,
defisiensi Fe dan kelainan tiroid (Fitri, Nifas, Kontrasepsi
Terkini & Keluarga Berencana, 2018).
3. Kondom
a. Keuntungannya yaitu penggunaannya cukup efektif
apabila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan
seksual. Dan secara ilmiah angka kegagalan hanya sedikit
yaitu 2-12 kehamilan/100 perempuan/tahun.
b. Kerugiannya, pemakaian kondom tidak efektif jika tidak
dipakai secara konsisten.
4. Coitus interuptus
a. Keuntungan
1) Tidak memerlukan alat/murah
2) Tidak menggunakan zat-zat kimiawi
3) Selalu tersedia setiap saat
4) Tidak mempunyai efek samping terhadap produksi ASI
dan tumbuh kembang bayi
66
b. Kerugian
1) Angka kegagala cukup tinggi (16-23 kehamilan per 100
wanita per tahun)
2) Kenikmatan seksual bekurang bagi suami-istri.
5. Implant
Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon
polidymetri silicon dan disusukan dibawah kulit.Mekanisme
kerja yaitu dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga
tidak terjadi ovulasi dan mengentalkan lendir serviks dan
menghalangi migrasi spermatozoa.
Keuntungan menggunakan implant adalah daya guna tinggi,
perlindungan jangka panjang sampai lima tahun,
pengembalian kesuburan yang cepat paca pencabutan, bebas
dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu senggama, tidak
mengganggu ASI. Sedangkan, kerugian menggunakan
implant adalah insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh
tenaga terlatih, petugas medis memerlukan latihan dan
praktek untuk insersi dan pengangkatan implant, biaya lebih
mahal, sering timbul perubahan pola haid, dam akseptor tidak
dapat menghentikan implant sehendaknya sendiri.
6. AKDR
AKDR atau Intra Uterine Device (IUD) merupakan pilihan
kontrasepsi yang tepat digunakan pada masa pasca persalinan
tanpa mempengaruhi proses menyusui. Pemasangan IUD
dalam rahim dapat dilakukam 10 menit setelah plasenta lahir
(atau sebelum penjahitan uterus pada operasi caesar) dan
Pemasangan IUD juga dapat dilakukan setelah periode
palsenta lahir sampai 48 jam pasca perslalinan(Fitri, Nifas,
Kontrasepsi Terkini & Keluarga Berencana, 2018).
67
2.2.2 Persalinan
1. Berdasarkan PERMENKES R1 NO.97 2014terdapat pada pasal 14
berbunyi:
a. Ayat 1(satu) bahwa persalinan harus dilakukan di fasilitas
kesehatan.
b. Ayat 2 (dua) persalinan diberikan kepada ibu bersalin harus
dalam bentuk 5(lima) aspek dasar, yaitu:
1) Membuat keputusan klinik
2) Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
3) Pencegahan infeksi
4) Pencatatan (rekam medis) asuha persalinan
5) Rujukan pada kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir
c. Persalinan harus dilakukan sesuai dengan standar Asuhan
Persalinan Normal (APN)
2. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Repuplik Indonesia No
97 Tahun 2014 tentang Pemberdayaan Masyarakat terdapat pada
Pasal 47 ayat 3 berbunyi :
Kegiatan program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi berupa:
a. Pendataan dan pemetaan sasaran ibu hamil;
b. Penyiapan donor darah;
c. Penyiapan tabungan ibu bersalin (tabulin) dan dana sosial ibu
bersalin (dasolin);
d. Penyiapan ambulans (transportasi);
e. Pengenalan tanda bahaya kehamilan dan Persalinan; dan
f. Penandatanganan amanat Persalinan.
3. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Repuplik Indonesia No
97 Tahun 2014 tentang Pemberdayaan Masyarakat terdapat pada
Pasal 47 ayat 3 berbunyi :
a. Rumah tunggu kelahiran merupakan tempat atau mangan yang
berfungsi sebagai tempat tinggal sementara bagi ibu hamil dan
pendampingnya sebelum maupun sesudah masa persalinan .
71
2.2.3Masa Nifas
1. Standar Kunjungan Masa Nifas
Berdasarkan PERMENKES R1 NO.97 2014terdapat pada pasal
15 ayat 2 dan 3 bahwa ibu nifasharus mendapatkan pelayanan
kesehatan minimal 3 kali selama masa nifas dengan ketentuan
waktu sebagai berikut:
a. Satu (1) kali pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 3
(tiga) hari pasca persalinan
b. Satu (1) kali pada periode 4 (empat) hari sampai dengan 28
(dua puluh delapan) hari pasca persalinan
c. Satu (1) kali pada periode 29 (dua puluh sembilan) hari
sampai dengan 42 (empat puluh dua) hari pasca persalinan.
2. Standar Kegiatan Pelayanan Ibu Nifas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Repuplik Indonesia
No 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sesudah
Melahirkan terdapat pada Pasal 15 ayat 4 Kegiatan Pelayanan
kesehatan ibu meliputi:
a. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu;
b. Pemeriksaan tinggi fundus uteri;
c. Pemeriksaan lokhia clan perdarahan;
d. Pemeriksaan jalan lahir;
e. Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI Eksklusif;
pemberian kapsul vitamin A;
f. Pelayanan kontrasepsi pascapersalinan;
g. Konseling; dan
h. Penanganan risiko tinggi dan komplikasi pada nifas.
72
5) Pemeriksaan TBBJ
Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm - n) x 155 yang
bertujuan untuk mengetahui taksiran berat badan janin normal
atau tidak. n = posisi kepala berada dibawah panggul bagian
mana. Bila kepala diatas atau spina iskiadika maka n = 12. Bila
kepala sudah berada dibawah spina iskiadika maka n = 11.
6) Pemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul yang diukur adalah : Distansia spinarum :
jarak antara kedua spina illiaka kiri dan kanan : 24-25 cm.
Distansia cristarum : jarak antara kedua crista illiaka kiri dan
kanan :28-30 cm. Conjuga eksterna : 18-20 cm. Lingkar
panggul : 80-90 cm. Pada ibu multipara ukuran panggul luar
dikatakan normal menurut persalinan yang lalu jika, ibu
melahirkan secara normal/pervaginam, anak dengan berat
≥3000 gr, usia kehamilan aterm, melahirkan anak hidup, dan
ibu tidak mengalami kesulitan dalam proses persalinan
terdahulunya.
7) Ekstremitas
Pada kondisi normal ibu postpartum tidak adanya oedema,
nyeri tekan dan panas betis atau adanya tanda homan.
8) Pemeriksaan penunjang
a) Darah
Menurut Manuaba (2007) tingkatkan kadar Hb normal pada
ibu hamil adalah :
(1) Hb ≥ 11 gr% : tidak anemia
(2) Hb 9-10 gr% : anemia ringan
(3) Hb 7-8 gr% : anemia sedang
(4) Hb ≤ 7 gr% : anemia berat
b) Urine
Untuk memeriksa protein urine dan glukosa urine. Untuk
klien dengan kehamilan dan persalinan normal, protein dan
glukosa urine diharapkan hasilnya negatif.
80
2.3.6 Perencanaan
Asuhan terfokus pada TM III adalah : anamnesa, pemeriksaan fisik
pada ibu hamil trimester III, kebutuhan fisik ibu hamil trimester III,
persiapan persalinan dan kelahiran bayi, tanda-tanda persalinan.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan ttapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut seperti apa yang dioerkirakan akan terjadi berikutnya, apakah
kebutuhan penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk klien bila ada
masalah-masalah yag berkaitan dengan sosal eekonomi, kultur atau
masalah psikologis.
85
2.3.7 Pelaksanaan/Implementasi
Merupakan tahap pelaksanaan dari semua bentuk rencana tindakan
sebelumnya. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan sesuai dengan
standar asuhan kebidanan. Rencana asuhan menyeluruh yang telah dibuat
harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Manajemen yang efisien
berhubungan dengan waktu, biaya serta peningkatan mutu asuhan. Kaji
ulang apakah semua rencna telah dilaksanakan. Lakukan evaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan, apakah memang benar sudah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi di dalam masalah dan
diagnosa.
87
2.3.8 Evaluasi
Melakukan evaluasi sesudah asuhan yang dilaksanakan untuk menilai
apakah asuhan yang diberikan efektif dan pengecekkan apakah asuhan
tersebut yang meliputi pemenuhan kebutuhan dasar telah terpenuhi,
rencana dianggap efektif jika memang efektif dalam pelaksanaannya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.3 Subjek
3.3.1 Ibu hamil trimester III, ibu bersalin, ibu nifas dan neonatus
3.3.2 Subjek yang digunakan pada Studi Kasus ini adalah Ibu hamil,
Bersalin, Nifas, Neonatus dan KB yang ditmui selama melakukan
asuhan di BPM Kabupaten Agam
1. Ny. ...G..P..A..H..UK..normal
2. Ny. ...G..P..A..H..UK..inpartu normal
3. Ny. ...P..A..H..UK..hari ke...postpartum`normal
88
89
Adriaansz, G., Gunardi, E. R., & Koesno, H. (2013). Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Asih, Y., & Risneni. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui. Jakarta: CV.Trans Info Media.
Bahiyatun. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: Kedoteran
EGC.
Fitri, I. (2018). Nifas, Kontrasepsi Terkini dan Keluarga Berencana.
Yogyakarta: Gosyen.
Furwasih, D. (2016). Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan. Padang:
Mitra Pemuda.
Handayani, S., & Mulyaningsih. (2019). Karakteristik Ibu bersalin Dengan
Preeklampsia di Sukohardjo. Indinesian Journal On Medical Science , 33-37.
Indonesia, B. d. (2018). Kebidanan Teori dan Asuhan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Indrayani. (2011). Asuhan Kehamilan. Jakarta: CV.Trans Info Media.
Walyani, E. S., & Purwoastuti, E. (2017). Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.