Anda di halaman 1dari 3

Tujuan toyagama :

1. Mengetahui apa itu toyagama

2. Mengetahui sistem pengelolalaan air toya gama

A. Latar belakang

Toya Gama merupakan upaya penyediaan air minum mandiri bagi civitas akademika di
Universitas Gadjah Mada (UGM), baik dari aspek air baku, perencanaan maupun
pengelolaannya. Toya Gama memiliki manfaat diantaranya menjadi inisiator dalam menekan
laju ekspansi produk asing dalam penyediaan air minum berkualitas secara mandiri dan
mengurangi konsumsi mahasiswa dan civitas akademika UGM atas air minum produk asing.
Sumber air baku Toya Gama berasal dari sumur dangkal yang dibuat berdampingan dengan
sumur Umbul Pace milik UGM. Sumur tersebut berada di utara FoodPark UGM, tepatnya di
belakang gedung utama Toya Gama UGM. Untuk memenuhi baku mutu tertentu air baku harus
diproses terlebih dahulu melalui beberapa tahapan filtrasi yang kemudian akan didistribusikan di
titik-titik di kampus UGM dan perumahan dosen. Kurang sejarah dan struktur organisasi

B. Pembahasan

Sumber air baku Toya Gama berasal dari sumur dangkal dengan kedalaman 6 meter dan
diameter 3 meter, yang dibuat berdampingan dengan sumur Umbul Pace milik UGM. Sumur
tersebut berada di Utara FoodPark UGM, tepatnya di belakang gedung utama Toya Gama UGM.
Sumur dijaga dengan ketat oleh penjaga security dan keamanan berbasis cctv demi menjaga
kemurnian air dari tangan jahil masyarakat setempat.

Air baku dalam sumur dipompa dengan kecepatan daya pompa 5 liter/detik. Pompa yang
tersedia ada dua buah, namun yang digunakan hanya satu. Air yang telah dipompa akan
memasuki tahap pre-treatment berupa penyaringan melalui sand filter dan dilanjutkan dengan
carbon filter. Sand filter berfungsi untuk menyaring partikel-partikel kotoran yang terdapat di
dalam air. pengotor dalam bentuk koloid akan tertahan dalam bentuk lapisan gelatin. Sedangkan
ion-ion yang larut dalam air akan dinetralkan oleh ion-ion pasir kuarsa. Maka Air akan
mengalami netralisasi. Selain itu, lapisan zooglial pasir yang mengandung organisme hidup akan
memakan bahan organis dan membersihkan air. Dengan demikian cara kerja pasir kuarsa
penyaring dapat secara mekanis, elektrolisis dan bakterisidal. Sedangkan carbon filter berfungsi
untuk menyaring karbon dalam air serta mineral dan zat-zat yang tidak dibutuhkan. Keduanya
dipasang paralel sebelum kemudian air masuk ke dalam feed tank. Air ini disebut dengan feed
water dimana air yang dihasilkan berupa air bersih namun belum siap minum. Air kemudian
memasuki tahap back wash. Dalam tahap back wash air mengalami pencucian balik sebanyak
dua kali sebelum maupun sesudah. Air yang sudah melalui tahap back wash akan memasuki
tahap Ultrafiltrasi. Penyaringn Ultrafiltrasi ini merupakan penyaringan yang sangat kecil hingga
skala nano. Jika dianalogikan, kerja Ultrafiltrasi ini menyerupai dengan fungsi ginjal pada
manusia. Feed water yang masuk akan disaring pada Ultrafiltrasi untuk kemudian dipompa
menuju ke ultraviolet dengan maksud scanning melalui gelombang ultraviolet untuk membunuh
bakteri atau virus yang lolos dari Ultrafiltrasi. Setelah melalui Ultraviolet air disebut sebagai air
produk atau air minum dan ditampung pada drink tank, untuk selanjutnya akan didistribusikan ke
UGM.

Sebelum didistribusikan ke wilayah UGM, Hal-hal yang menjadi indicator penting pada
pengujian Toya Gama ini diantaranya yaitu total zat terlarut dalam air (TDS) yang maksimum
keberadaannya 500 mg/L, suhu yang maksimum nilainya jika dibandingkan dengan suhu udara
kurang lebih 3 oC, sisa khlor yang maksimum keberadaannya 5 mg/L, tingkat kekeruhan air yang
maksimum ukurannya 5 NTU. Selain itu indikator yang digunakan yaitu bau, warna, rasa dan pH
dimana nilai pH maksimum dalam air yaitu antara 6.5-8.5, namun berbrda untuk RO dimana pH
mencapai 5.5-7.

Setiap air siap minum dapat didistribusikan ke seluruh UGM di beberapa fakultas berupa
water dispenser dan beberapa dalam bentuk water fountain yang tersebar di lokasi atau tempat
umum di UGM, serta dapat dikonsumsi oleh dosen maupun pejabat tinggi UGM dalam bentuk
kemasan botol air mineral Toya Gama pada saat menjalankan tugas maupun kegiatan meeting.
Water fountain merupakan salah satu produk dari Toya Gama yang menyediakan air minum
sebagai fasilitas umum. Water fountain ini tersedia di 50 titik dan tersebar di seluruh lokasi di
Universitas Gadjah Mada. Fasilitas ini tersedia secara free dimana setiap akademisi maupun
setiap orang yang berada di lingkungan kampus dapat menggunakan water fountain untuk air
minum. Penggunaan water fountain ini sangat mudah, sediakan gelas atau botol untuk
menampung air yang akan diminum, kemudian pada water fountain terdapat kran yang ditekan
ke bawah untuk mengeluarkan air minum. Water fountain ini dipelihara secara berkala untuk
dijaga kebersihan dan kelayakan alat yang digunakan. Water fountain ini sangat bermanfaat
untuk dapat memperoleh air minum secara sehat, murah dan efisien juga tentunya ramah
lingkungan. Penggunaan water fountain dapat mereduksi konsumsi air minum kemasan yang
limbahnya saat ini sudah semakin menumpuk dan sulit untuk diurai. Oleh karena itu,
penggunaan alat ini dapat menjadi salah satu tindakan kita dalam menjaga kelestarian lingkungan
dari limbah kemasan air minum. Sama dengan water fountain, water dispenser juga merupakan
fasilitas umum penyedia air minum yang diproduksi oleh Toya Gama. Namun, perbedaan yang
terdapat pada water dispenser ini, air yang diproduksi dapat berupa air dingin (cold), air hangat
(warm) dan air panas (hot). Dengan adanya alat ini semakin mempermudah mahasiswa dalam
memperoleh air dingin hingga air hangat secara sehat dan gratis. Cara penggunaan water
dispenser ini sangat mudah, sediakan gelas atau botol kemudian arahkan pada kran dispenser,
untuk mengeluarkan air minum tertentu, tekan tombol yang terdapat pada dispenser yang berupa
tombol cold, warm dan hot. Alat ini kompatibel untuk pengguna dengan disabilitas. Pada tombol
yang ada, terdapat huruf braile sehingga pengguna dengan disabilitas dapat menggunakan
fasilitas ini juga.

Dalam melakukan kegiatan pembuatan air minum ada beberapa kendala yang menjadi
tugas Toya Gama. Salah satu kendala yang ada adalah Toya Gama belum mendapatkan
sertifikasi mengenai Standar Nasional Indonesia (SNI). untuk mendapatkannya, diperlukan
waktu dan proses yang cukup panjang. Selain itu, alat-alat yang ada di Toya Gama sudah di
desain sejak awal oleh Taiwan(?)apa Thailan ya(?) lupa coq. Sehingga apabila ada kerusakan
mesin, pihak Toya Gama harus menghubung pihak terkait.

Setiap bulan, Toya Gama mengirimkan sampel ke LPPT, yaitu Laboratorium Penelitian dan
Pengujian Terpadu untuk melakukan pengecekan kualitas air secara . Tidak hanya itu, alat alat
yang digunakan seperti filter juga harus diganti setahun sekali untuk menjaga kebersihan dan
kualitas air minum yang akan diproduksi.

- hubungankan dengan budidaya perikanan, hal apa saja yang dapat diterapkan

Kesimpulan

Dapus

Lampiran(acc data dan foto dokumentasi)

Deadline Rabu 21 Nov 2018 jam 13.00

Anda mungkin juga menyukai