Berdasarkan Bahan pemadam api yang digunakan, APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dapat
digolongkan menjadi beberapa Jenis. Diantaranya terdapat 4 jenis APAR yang paling
umum digunakan, yaitu :
APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan oleh Air dengan tekanan tinggi.
APAR Jenis Air ini merupakan jenis APAR yang paling Ekonomis dan cocok untuk
memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas,
Kain, Karet, Plastik dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A). Tetapi akan sangat
berbahaya jika dipergunakan pada kebakaran yang dikarenakan Instalasi Listrik yang
bertegangan (Kebakaran Kelas C).
APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia yang dapat
membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang disembur keluar akan
menutupi bahan yang terbakar sehingga Oksigen tidak dapat masuk untuk proses
kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini efektif untuk memadamkan api yang ditimbulkan
oleh bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya
(Kebakaran Kelas A) serta kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah
terbakar seperti Minyak, Alkohol, Solvent dan lain sebagainya (Kebakaran Jenis B).
APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher terdiri dari serbuk
kering kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-amonium danammonium sulphate.
Serbuk kering Kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga
memisahkan Oksigen yang merupakan unsur penting terjadinya kebakaran. APAR Jenis Dry
Chemical Powder ini merupakan Alat pemadam api yang serbaguna karena efektif untuk
memadamkan kebakaran di hampir semua kelas kebakaran seperti Kelas A, B dan C.
APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk digunakan dalam Industri karena
akan mengotori dan merusak peralatan produksi di sekitarnya. APAR Dry Chemical Powder
umumnya digunakan pada mobil.
APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang menggunakan bahan Karbon
Dioksida (Carbon Dioxide / CO2) sebagai bahan pemadamnya. APAR Karbon Dioksida
sangat cocok untuk Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas C
(Instalasi Listrik yang bertegangan).
– Kebakaran Kelas A
Kebakaran Kelas A merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat
non-logam seperti Kertas, Plastik, Kain, Kayu, Karet dan lain sebagainya. Jenis APAR yang
cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas A adalahAPAR jenis Cairan (Water), APAR
jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
– Kebakaran Kelas B
Kebakaran Kelas B merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair
yang mudah terbakar seperti Minyak (Bensin, Solar, Oli), Alkohol, Cat, Solvent, Methanol
dan lain sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas B
adalah APAR jenis Karbon Diokside (CO2), APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung
Kimia (Dry Powder).
– Kebakaran Kelas C
Kebakaran Kelas C merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh Instalasi Listrik
yang bertegangan. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas C adalah
APAR jenis Karbon Diokside (CO2) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
– Kebakaran Kelas D
Kebakaran Kelas D merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan logam
yang mudah terbakar seperti sodium, magnesium, aluminium, lithium dan potassium.
Kebakaran Jenis ini perlu APAR khusus dalam memadamkannya.
Untuk mempermudah dalam mengingat proses ataupun cara penggunaan Alat Pemadam
Api, kita dapat menggunakan singkatan T.A.T.A. yaitu :
Berbagai macam alat tangan digunakan pada waktu melakukan perbaikan kendaraan . Tujuan utama adalah
agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan aman , tepat dan cepat. Untuk mencapai ini maka teknisi sedapat
mungkin harus bisa memilih alat yang paling tepat serta mengetahui bagaimana menggunakannya dengan
benar. Disisi lain peralatan harus dirawat agar masa pakai alat menjadi panjang.
1. Perawatan peralatan yang tak menggunakan tenaga. Perawatan terhadap peralatan yang
telah selesai dipergunakan untuk bekerja, cukup dilakukan secara sederhana, yakni membersihkan
alat dari oli, minyak atau kotoran lain dengan menggunakan lap sehingga pada saat disimpan dalam
keadaan bersih dan kering. Selanjutnya kembalikan di tempat semula dan di tata sehingga
rapi.Peralatan itu antara lain:
1. Kunci shock, kunci ring, kunci pas atau kunci kombinasi, kunci heksagonal.
2. Berbagai jenis obeng + dan –
3. Tang kombinasi, tang potong, dan tang cucut
4. Palu karet, palu plastik , palu besi
5. Alat bantu lainnya
2. Perawatan peralatan yang menggunakan tenaga.
1. Kompresor : Secara berkala cek kondisi minyak untuk kompresor, jika volume minyak kurang perlu
ditambah, secaraberkala pula kuras air yang ada dalam kompresor agar tidak menimbulkan karat
dan campuran udara-air ketika kompresor dipergunakan.
2. Gerinda : Secara berkala periksa kondisi batu gerinda, jika telah melampaui diameter minimal
gantilah batu gerinda. Cek pula kondisi round-out batu gerinda
3. Bor Listrik : Baik bor listrik tangan maupun duduk perlu dilakukan pengecekan kesentrisan. Juga
perlu dilakukan pengecekan terhadap brush motor. Jika melampaui batas minimal maka brush harus
diganti.
3. Penerapan perlengkapan kerja Perlengkapan kerja yang harus dipenuhi sebagai teknisi
khususnya r4 adalah:
1. Pakaian kerja; Pakaian yang cocok akan membantu pekerjaan agar lebih mudah. Tidak hanya
menjamin tetapi juga menambah efisiensi kerja dan melindungi kendaraan dari kotor dan rusak.
2. Sepatu Kerja; Cidera kaki karena terluka dapat dihindari dengan menggunakan alas kaki/sepatu
yang memenuhi standar kerja bengkel otomotif, sehingga teknisi dapat terhindar dari cidera.
3. Sarung Tangan; Sangat membantu ketika mengangkat benda berat atau memindahkan pipa buang
yang panas dan sejenisnya, agar terhindar dari cidera. Namun ketika melakukan pekerjaan yang
menggunakan motor sebaiknya dilepas
4. Perawatan Alat Dan Perlengkapan Di Tempat Kerja
Berbagai macam alat tangan digunakan pada waktu melakukan perbaikan kendaraan . Tujuan utama
adalah agar pekerjaan yang dilaksanakan dengan aman , tepat dan cepat. Untuk mencapai ini
maka teknisi sedapat mungkin harus bisa memilih alat yang paling tepat serta mengetahui
bagaimana menggunakannya dengan benar. Disisi lain peralatan harus dirawat agar masa pakai alat
menjadi panjang.
Perawatan terhadap peralatan yang telah seslesai dipergunakan untuk bekerja, cukup dilakukan secara
sederhana, yakni member- sihkan alat dari oli, minyak atau kotoran lain dengan menggunakan lap sehingga
pada saat disimpan dalam keadaan bersih dan kering.
b. Lift
Dalam penggunaannya harus diperhatikan terhadap titik angkat yang setiap kendaraan sangat berbeda.
Kesalahan dalam menaruh titik angkat kendaraan akan menjadikan bodi kendaraan
9 Langkah Lengkap Mengganti Kampas Rem Depan
Motor
Mengganti kampas depan motor – Melakukan penggantian kampas rem, ternyata bisa anda
lakukan sendiri dirumah. Dengan bantuan tool set anda bisa melakukan reparasi sepeda motor
anda sendiri termasuk mengganti kampas rem.
Langkah pertama adalah melepas baut pengikat braket rem, baut ini bisa anda temukan
dengan mudah karena baut ini merupakan baut yang menghubungkan caliper rem dengan fork
arm suspensi. Jadi ada dua baut dengan model segi enam, anda harus mengendorkannya
dahulu menggunakan bantuan kunci L segi enam dan pemanjang.
Setelah baut kendor, maka putar dengan tangan hingga baut itu terlepas.
Kalau anda sedang melepas kampas rem motor dengan tahun produksi dibawah 2010 maka
banyak yang masih menggunakan konstruksi ini. Ada dua buah baut dengan kepala obeng (-),
yang terletak ditengah caliper rem (lebih jelas simak gambar).
Kalau ternyata anda menemukannya, maka lepas dahulu dua baut tersebut. Anda bisa
menggunakan bantuan obeng atau kunci lain yang pas untuk membuka baut tersebut (setiap
motor tidak mesti sama kepala bautnya).
Namun kalau anda tidak dapat menemukan baut yang dimaksud, maka lanjut kelangkah
berikutnya karena motor anda menggunakan kosntruksi rem cakram terbaru.
Karena baut pengikat braket sudah terlepas, maka langkah berikutnya kita hanya tinggal
mendorong kaliper ke arah luar agar bisa terlepas dari dudukannya. Mungkin terdengar mudah,
tetapi anda bisa saja merasakan kesulitan karena kampas dan piringan masih dalam posisi
rapat (meski tidak menekan).
Triknya, dorong dari satu sisi dulu misal dari sisi atas. Kalau suda bergerak, anda bisa
mengungkitnya menggunakan obeng. Tapi yang diungkit jangan kalipernya, tapi braketnya (besi
lempengan yang terhubung antara kaliper dan fork arm suspensi).
Untuk tipe konstruksi lama, anda bisa langsung melepaskan kampas rem dari dalam caliper
tanpa bantuan alat lagi. Karena kampas rem terikat dengan baut pengikat yang sebelumnya
sudah kita lepas.
Sementara untuk tipe konstruksi terbaru, kita diharuskan melepas pin kampas rem dahulu. Pin
ini ada dua buah, tapi yang anda lepas cukup satu. Untuk melepas pin, pertama kita lepas
dahulu snap ring atau kawat pengunci dari pin tersebut.
Penggunaan kawat pengunci ini bisa dibilang efektif karena menggantikan tipe lama yang
menggunakan sistem baut (ulir). Melepasnya juga mudah, anda bisa menggunakan bantuan
tang kombinasi untuk melepas pengunci atau menggunakan obeng mini untuk mengungkitnya.
Biasanya ada dua buah pengunci pada satu pin, anda lepas dua-duanya.
Setelah urusan pengunci selesai, lalu tarik pin ke salah satu sisi menggunakan bantuan tang.
Karena sudah tidak ada lagi pengunci maka saat ditarik, pin akan terlepas dan kampas rem
bisa kita pisahkan dari caliper rem.
Sebelum lanjut, kita selesaikan dulu braket ini dengan membersihkan bagian core atau batang
yang masuk kedalam caliper. Pada batang ini, ada kotoran berupa debu yang mengganggu
pergerakan caliper sehingga kita perlu membersihkannya dengan lap.
Lalu sebelum nanti dipasang, batang ini juga harus di lumasi dengan pelumas (oli atau grease)
agar pergerakan piston bisa lancar.
Setelah semua sudah terlepas, kita harus melakukan penyesuaian dulu ke kampas dan caliper
sebelum dipasang. Pertama pada kampas rem, beberapa teknisi menyarankan agar kita
menumpulkan bagian sudut dari kampas rem.
Alasannya, nanti ketika kampas terpasang, bagian ini akan bergesekan dengan bagian dalam
piringan rem yang tidak pernah terkena tekanan. Bagian ini memiliki permukaan yang kurang
halus serta lebih tebal sepersekian mili. Akibatynya nanti kampas rem akan bunyi ketika motor
berjalan.
Kita bisa menggerus bagian sudut ini menggunakan lempengan seng atau cutter. Lakukan
langkah ini hanya untuk menumpukan bagian sudut, dan jangan berlebihan.
Kalau kita pasang kampas baru yang lebih tebal, maka kampas tidak akan bisa masuk. Oleh
karena itu kita harus menekan/memasukan piston didalam caliper agar permukaannya rata
dengan permukaan caliper.
Caranya bisa anda gunakan kunci ring besar untuk mengungkit bagian piston seperti yang
ditunjukan pada gambar.
Setelah proses penyesuaian telah dilakukan, langkah berikutnya adalah langkah pemasangan.
Untuk urutan pemasangan, dimulai dari ;
Pemasangan braket, ini dilakukan hanya dengan memasukan braket kedalam lubang
pada caliper yang telah disiapkan. Pastikan juga gerakan caliper pada braket tidak
terhambat karena ini bisa mempengaruhi tekanan rem.
Pemasangan kampas rem, selanjutnya kampas rem yang sudah disiapkan dimasukan
kedalam caliper. Ada dua buah kampas rem dengan bentuk yang berbeda. Kampas rem
dengan bentuk lebih kecil, biasanya terletak dibagian dalam. Sementara kampas rem
dengan bentuk lebih besar diletakan diatasnya.
Pasang pin kampas rem, baik pada tipe duo piston maupun single piston maka pasang
pin kampas langsung agar posisi kampas tidak bergerak.
Untuk caliper tipe single piston, jangan lupa anda memasang kawat pengunci seperti
semula. Untuk memasangnya cukup mudah anda hanya perlu memasukannya
menggunakan tangan.
Setelah bagian caliper sudah dirangkai, pasangkan caliper tersebut ke fork arm
suspensi. Pasang bautnya serta kencangkan sesuai spesifikasi.
9. Finishing
Langkah terakhir, adalah dengan melakukan pengetesan. Untuk kampas rem yang baru diganti,
biasanya rem akan ngempos diawal. Ini dikarenakan celah antara kampas rem dan piringan
sangat lebar.
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada setiap elemen
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Pengetahuan dasar :
1.2 Prosedur pemeliharaan termasuk inspeksi visual, membuang udara, dan penyetelan.
2. Penilaian praktek:
KOMPETENSI KUNCI :
6. Memecahkan masalah 1
7. Menggunakan teknologi 1
1. SISTEM PENGEREMAN
Prinsip sistim pengereman adalah perubahan energi kinetik menjadi energi panas dalam bentuk gesekan
panas.
Kedua-duanya berputar bersama-sama roda, masing-masing dilambatkan oleh gesekan rem atau pad
yang menekannya.
Gambar 1 Tipe pengereman pada sepeda motor
Rem tromol terbagi menjadi dua jenis berdasarkan sepatu remnya yaitu Single ataupun dual leading
Shoe .
Tenaga pengereman dan pedal atau handle rem dialirkan ke bubungan rem melalui kabel atau batang
rem.Bubungan seperti pada gambar 4.2 (a) akan menggerakan sepatu (shoe) rem, yang selanjutnya
bergesekan dengan drum untuk memperlambat putaran drum yang berhubungan dengan roda. Sehingga
putaran roda akan diperlam bat.
(a) (b)
Perbedaan dengan “Single Leading Shoe” adalah pada tipe ini memakal dua buah “Bubungan rem” (lihat
Gambar 4.2 b). Dengan gaya yang sama dari pedal atau handel rem, tipe ini akan
memberikan gaya pengereman yang lebih besar. Karena sistim ini menghasilkan gesekan yang paling
penting pada komponen komponen rem maka diperlukan meterial yang dapat menyalurkan panas
dengan cepat. Aluminium alloy adalah material yang mempunyai konduktivitas panas yang tinggi. Dan
juga sirip-sirip pendinginan (Cooling fins) pada hub dipergunakan untuk mempercepat proses
pendinginan.
Pada rem cakram digunakan prinsip tekanan dimana tekanan dipakai melawan handel rem atau
pedal yang akan menggerakan piston di dalam master silinder unit. Tekanan Hydraulic fluida selanjutnya
dialirkan melalui saluran (pipa) untuk menekan piston caliper.Piston capiler akan kontak langsung dengan
sisi belakang kanvas rem. Anti sequeal shims (plat tipis) akan mengatur posisi normal antara piston dan
kanvas rem. Pada saat yang bersamaan,kanvas rem pada sisi yang berlawanan menekan cakram,
sehingga putaran roda diperlambat (lihat Gambar 4)
Gambar 3. Proses Kerja rem cakram
Kemudian pada waktu handel rem dilepas, tekanan hidraulic menurun dan pad tekanannya
berkurang pada disk (cakram). Minyak rem, piston master dan piston caliper kembali seperti semula oleh
tekanan pegas di piston master dan sil di piston caliper (Gambar 4.5 )
Pada “single push” caliper, kedua pads menekan disk melalui reaksi “sliding caliper yoke”. Caliper
tipe ini banyak dipakai pada honda. Model terbaru memakai single push dengan dua piston.
Sebelum membuka tutup reservoir, putar handle bar sampai minyak rem pada posisi mendatar.
Pisahkan/tempatkan di tempat yang aman barang-barang yang di cat, plastik, karet, agar ditutup kain,
pada saat melakukan service atau penggantian minyak rem.
- Buang kotoran akibat kontaminasi pada pad dan disk dengan cairan pembersih.
- Tekan handel rem selanjutnya buka katup 1/4 putaran dan tutup kembali.
- Pasang alat brake bleeder pada katup pembuangan seperti gambar disamping.
- Lakukan pemompaan 3 atau 4 kali kemudian kendorkan katup dengan kunci lalu kencangkan kembali.
- Lakukan beberapa kali sampai minyak rem terlihat keluar tanpa gelembung udara melalui pipa brake
bleeder (Gambar. 7)
Check isi minyak rem dan tambahkan apabila kurang untuk mencegah masuknya udara palsu.
TUGAS PRAKTEK
Waktu : 30 menit
Alat Bahan
3. Kain Lap
4. Brake bleeder
Standar Kriteria :
Penggunaan kompressor
Instruksi
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada setiap elemen
1.4 Data yang tepat dilengkapi sesuai dengan hasil perakitan dan
pemasangan sistem rem.
2. Penilaian praktek:
6. Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 2
Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk merakit, memasang, dan menguji sistem rem
beirkut komponen-komponennya termasuk sistem hidrolik dan mekanik untuk sepeda motor 2 langkah
dan 4 langkah hingga ukuran 250 cc
1. Brake Shoe
1. PROSES MEMBUKA
- Ganti sepatu rem sepasang.
- Jika sepatu rem akan dipakai lagi, pada waktu pelepasan tandai terlebih dahulu ujung sepatu rem supaya
dapat dipasang pada posisi semula.
- Lepaskan lengan rem, indicator keausan, sil debu dan bubungan rem.
Catatan:
Ada hal yang harus diperhatikan bahwa debu asbes dari kampas diketahui dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan pernafasan dan kanker. Jangan menggunakan tekanan angin atau sikat kering, saat
membersihkan debu rem.
2. PROSES PEMASANGAN
Lumasi bubungan rem dan pin jangkar dengan sedikit gemuk selanjutnya pasang kembali pada
panel rem.
Pasang sil debu, plate indicator keausan dengan menempaTkan gigi indicator yang lebar pada
bubungan rem.
Tepatkan tanda titik pada lengan rem dengan bubungan rem kemudian kencangkan baut
penjepit.
2. Brake Disc
1. PROSES MEMBUKA
a. Lepaskan kanvas rem
b. Lepaskan brake caliper
c. Lepaskanlah piston
d. Lepaskanlah dust seal
e. Lepaskanlah piston seal
f. Lepaskanlah pad spring
g. Kemudian terakhir lepaskanlah boot.
3. Brake Caliper
1. PROSES MEMBUKA
Catatan:
Untuk melindungi supaya piston tidak terlempar keluar, bagian sisi piston diberi penahan kain lap/plot
tipis.
2. PROSES PEMASANGAN
• Lapisi sil debu dan sil potong baru dengan minyak rem dan pasang ke alur caliper cylinder.
• Lapisi caliper piston dengan minyak rem baru dan pasang ke caliper.
• Lumasi pin slide dengan gemuk silikon Pasang kanvas rem kembali.
4. Master Cylinder
1. PROSES MEMBUKA
o Keluarkan minyak,
o Lepaskan snap ring dengan snap ring pliers.
o Cuci master silinder dan komponen lainnya dengan air bersih.(gambar 5).
• Lapisi piston cup dengan minyak rem yang baru dan pasang pada piston nya.
• Pasang pegas dengan ujung diameter yang lebih besar menghadap master cylinder.
• Pasang primary cup dengan sisinya yang cekung menuju sisi dalam master silinder.
TUGAS PRAKTIK
Waktu : 60 menit
Alat Bahan
1. Obeng set 1. Kain Lap
2. Tang kombinasi 2. Amplas
3. Tang Ragum 3. Kuas
4. Tang lancip 4. Minyak rem
5. Kunci Pas 5. Kanvas rem
6. Kunci Ring 6. Pegas pengembali
7. Kompressor
Standar Kriteria :
Penggunaan kompressor
Instruksi
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada setiap elemen
1. Pengetahuan dasar :
2. Penilaian praktek :
2.6 Menguji dan menyetel sistem rem dan komponen-komponennya untuk memenuhi
persyaratan teknik dan hukum.
Kompetensi Kunci :
6. Memecahkan masalah 1
7 Menggunakan teknologi 1
1. Sistim Pengereman
Prinsip sistim pengereman adalah perubahan energi kinetik menjadi energi panas dalam bentuk gesekan
panas.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan rem tromol ada dua yaitu pemeriksaan tromol rem
dan pemeriksaaan ketebalan brake lining.
TROMOL REM
Ukur diameter dalam tromol rem pada permukaan lining pada beberapa tempat dan dapatkan ukuran
terbesar.Contoh batas servis Pada Astrea,WIN,GLK: 111mm ; GL Pro, Tiger : 131mm.
Hal yang harus diperhatikan adalah Jika tromol rem didapatkan telah berkarat, maka
bersihkanlah dengan amplas #120.
Gambar 2. Pemeriksaaan pada Tromol Rem
• Ukur brake lining pada tiga titik (keduanya diujung dan ditengah-tengah).
Ganti sepatu rem sepasang jika ukurannya lebih kecil dan batas service yang diijinkan atau jika kena
grease (gemuk), batas standar ialah 2.0 mm.
Gambar 3. Pemeriksaan brake lining dengan menggunakan sigmat
• Ukur ketebalan cakram pada beberapa tempat don ganti jika hasil pengukuran terkecil lebih kecil dari
batas service yang diijinkan. (Gambar 4).
• Check keolengan cakram periksa bantalan roda dari keolengan bantalan roda normal dan cakram oleng,
maka ganti cakramnya. (Gambar 5 ).
Gambar 5. Pengujian keolengan pada rem cakram
2. Handle lambat atau terlalu keras untuk kembali pada posisi semula, kemungkinan penyebab:
- Terjadi keausan pada sepatu rem akibat bergesekan dengan nok (ton jolan).
• Caliper kotor.
3. Rem Menyangangkut
• Rodafidakterpasang dengantepat.
TUGAS PRAKTIK
Waktu : 45 menit
Alat Bahan
Standar Kriteria :
Penggunaan kompressor
1. bersihkan spiral shockbreaker, cek mungkin sudah aus atau daya redam yang
berkurang
2. bersihkan tabung shockbreaker, cuci dengan bensin untuk mengeluarkan
endapan kotoran didalamnya
3. cek seal tabung shockbreaker, ganti dengan yang baru. dikomponen ini yang
terjadi kebocoran
4. cek pipa crom shock, mungkin ada cacat gores atau crom mengelupas terutama
pada bagian yang menempel pada seal tabung shockbreaker. cek juga kelurusan
pipanya mungkin sudah bengkok
jika komponen suspensi telah selesai diperiksa, lakukan pemasangan kembali. setelah
semuanya terpasang pada bodi sepeda, tuangkan oli shockbreaker dengan hati hati. gunakan
takaran sedikit demi sedikit dan coba pantulan sampai mempunyai daya redam yang maksimal.